Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PERAWATAN MESIN

MAINTENANCE

OLEH

IMAM BALIQIN

15321013

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Tujuan Masalah ..................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah.................................................................... 2

1.4 Metode Penulisan .................................................................. 3

1.5 Sistematika Penulisan ........................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Maintenance ........................................................ 4

2.2 Macam-Macam Maintenance ................................................ 5

2.3 Jenis Perawatan ..................................................................... 7

2.4 Faktor-Faktor Pemeliharaan Strategi Perawatan ................... 8

2.5 Pengertian Umum Pelumasan ............................................... 8

2.6 Fungsi Pelumasan ................................................................. 9

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Perawatan Terhadap Komponen Motor ................................ 10

3.2 Pergantian Oli Pada Motor Star X 125 CC ........................... 14

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................... 15

4.2 Saran ...................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah

mesin. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat popular karena

harganya yang relatif murah, terjangkau untuk sebagian besar kalangan dan

penggunaan bahan bakarnya serta biaya operasionalnya cukup hemat. Sepeda

motor merupakan pengembangan dari sepeda konvensional yang lebih dahulu

ditemukan. Pada tahun 1868, Michaux Ex Cie, suatu perusahaan pertama di

dunia yang memproduksi sepeda dalam skala besar, mulai mengembangkan

mesin uap sebagai tenaga penggerak sepeda.

Namun usaha tersebut masih belum berhasil dan kemudian dilanjutkan

oleh Edward Butler, seorang penemu asal Inggris. Butler membuat kendaraan

roda tiga dengan suatu motor melalui pembakaran dalam. Sejak penemuan

tersebut, semakin banyak dilakukan percobaan untuk membuat motor dan

mobil. Salah satunya dilakukan oleh Gottlieb Daimler dan Wihelm Maybach

dari Jerman. Kedua penemu tersebut bertemu ketika bekerja bersama di

Deutz-AG-Gasmotorenfabrik, produsen mesin stasioner terbesar di tahun

1872. Pemilik Deutz-AG-Gasmotorenfabrik yang bernama Nikolaus Otto

berhasil membuat mesin empat langkah atau yang disebut mesin empat tak

dan penemuan tersebut dipatenkan pada tahun 1877. Walaupun mesin

tersebut masih terlalu sederhana dan kurang efisien, namun mesin tersebut

diharapkan dapat menggantikan mesin uap. Pada tahun 1885 Daimler dan

1
Maybach menciptakan karburator untuk mencampur bensin dan udara

sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin empat tak ciptaan Otto.

Setiap kendaraan terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai

jangka waktu kerusakan yang berbeda-beda. Di era digital saat ini kerusakan

kendaraan dapat kita lihat dari lampu indikator pada sebuah kendaraan.

Semua pabrik kendaraan saat ini sudah membuat sistem seperti itu supaya

dapat mempermudah para konsumennya untuk mengetahui kerusakan yang

terjadi. Karena pentingnya maintenance pada kendaraan, saat ini sudah

banyak jasa untuk melakukan perawatan pada suatu kendaraan.

1.2 Tujuan Masalah

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah maintenance di Jurusan Teknik Mesin.

Tujuan penulisan antara lain:

1. Mengetahui jenis-jenis maintenance.

2. Mengetahui pentingnya maintenance.

3. Mengetahui keuntungan dilakukan proses maintenance pada sepeda

motor.

1.3 Batasan Masalah

Penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Melakukan perawatan terhadap komponen motor.

2. Melakukan pergantian oli pada Motor Star X 125 CC.

2
1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan beberapa metode yang

digunakan, antara lain:

1. Metode Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap kendaraan yang

akan dilakukan perawatan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai

berikut:

1. Bab 1 Pendahuluan

Menjelaskan secara garis besar latar belakang, tujuan, batasan masalah

dan metode penulisan.

2. Bab 2 Landasan Teori

Berisi tentang landasan teori yang menerangkan tentang pengertian,

macam-macam maintenance, jenis perawatan, faktor-faktor pemeliharaan

strategi perawatan,pengertian umum dan fungsi pelumasan.

3. Bab 3 Metode Laporan

Berisi tentang komponen-komponen yang harus dimaintenance dan

langkah pergantian oli pada Star X 125 CC

4. Bab 4 Kesimpulan dan Saran

Berisikan tentang kesimpulan dan saran.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Maintenance

Maintenance adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja

terhadap suatu kendaraan/fasilitas agar dapat bekerja dengan lancar, efektif,

efisien dan aman. Setiap kendaraan yang mendapatkan proses maintenance

biasanya umur pakainya jauh lebih lama dibandingkan dengan kendaraan

yang tidak mendapatkan proses maintenance. Dari segi biaya, kendaraan

yang mengalami maintenance tergolong lebih mahal akibat perlunya

perlakuan khusus yang diberikan. Maintenance pada kendaraan bemotor

dapat dilakukan pada pemiliknya sendiri apabila mempunyai keterampilan

tersebut. Karena memerlukan biaya untuk proses maintenance biasanya para

konsumen kendaraan malas untuk melakukan perawatan pada kendaraannya

sendiri. Hal itu yang banyak menyebabkan kendaraan tidak berfungsi secara

optimal.

Dari segi biaya, konsumen sebenarnya akan mengalami kerugian jika tidak

pernah melakukan perawatan pada kendraannya, itu disebabkan karena

proses maintenance akan beralih ke pergantian sparepart. Satu contoh, untuk

melakukan maintenance pada rantai dapat dilakukan pelumasan dan

penyetelan jika tidak dilakukan proses ini maka dalam jangka waktu yang

tidak lama rantai akan rusak/putus. Biaya untuk maintenance akan lebih

murah jika dibandingkan dengan pergantian sparepart.

4
2.2 Macam-Macam Maintenance

Macam-macam maintenance terbagi menjadi empat, yaitu :

A. Reactive Maintenance

Disini tidak menekankan pada pemeliharaan pada kendraan, tetapi

melakukan pergantian apabila kendaraan tersebut sudah mengalami

kerusakan. Selama kendaraan masih dapat beroperasi tidak akan

dilakukan perawatan untuk jenis ini. Salah satu contoh apabila seling gas

pada motor putus baru dilakukan pergantian agar motor dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.

Kekurangan : biaya pemeliharaan rendah dan tidak memerlukan staff.

Kelebihan : Meningkatkan biaya pemeliharaan karena alat tidak bekerja

tanpa direncanakan dan ada kemungkinan kerusakan berikutnya.

B. Preventive Maintenance

Jenis perawatan yang dilakukan pada saat yang telah ditentukan atau

berkala. Biasanya mempunyai jadwal yang jelas untuk melakukan suatu

perawatan. Perawatan dilakukan sebelum terjadi kerusakan.

Kelebihan :

1. Meningkatkan siklus hidup peralatan/mesin.

2. Mengurangi kerusakan atau kegagalan peralatan/mesin.

3. Sangat efektif biaya untuk proses yang capital intensif.

4. Penghematan energi.

5
Kekurangan :

1. Kerusakan masih dapat terjadi.

2. Memerlukan banyak staff perawatan.

3. Masih melaksanakan perawatan yang tidak perlu.

C. Predictive Maintenance

Usaha perawatan dengan cara mengevaluasi kondisi dengan memonitor

peralatan/mesin secara periodik.

Kelebihan :

1. Meningkatkan umur peralatan.

2. Bisa melakukan tindakan pencegahan.

3. Mengurangi waktu downtime.

Kekurangan :

1. Membutuhkan biaya investasi untuk peralatan monitoring.

2. Biaya training staff pemeliharaan tinggi.

3. Hasil tidak dapat dilihat dengan cepat.

6
2.3 Jenis Perawatan

Secara umum ditinjau dari pelaksanaan pekerjaan perawatan, dibagi menjadi

dua yaitu :

1. Perawatan yang direncanakan (planned maintenance)

Jenis perawatan ini termasuk yang paling efisien pada setiap

peralatan/mesin untuk menjamin performanya. Perawatan dilakukan

secara berkala dan korektif untuk menjamin suatu peralatan/mesin.

Dalam jenis perawatan ini jarang terjadi kerusakan suatu peralatan/mesin

diluar dugaan karena semua peralatan/mesin mendapatkan maintenance

baik itu per hari maupun per bulan dan seterusnya.

Berikut keuntungan dari perawatan yang terencana :

1. Kesiapan fasilitas industri lebih besar.

2. Pelayanan yang sederhana dan teratur.

3. Pengelolaan dan pelayanan dapat menjaga kesinambungan hasil

industri.

4. Pemanfaatan tenaga kerja lebih besar dan aktif.

5. Adanya perhatian yang penuh untuk mengelola semua sarana

dalam melayani semua program perawatan.

2. Perawatan tak terencana (unplanned maintenance)

Jenis perawatan ini termasuk kedalam keadaan darurat. Perawatan

dilakukan pada saat peralatan/mesin menglami kerusakan. Jadi biaya

dalam suatu perawatan yang dilakukan terkadang cukup besar jika

dibandingkan dengan perawatan yang terencana.

7
2.4 Faktor-Faktor Pemeliharaan Strategi Perawatan

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi pemeliharaan strategi perawatan

yaitu :

1. Umur peralatan mesin.

2. Tingkat kapasitas pemakaian mesin.

3. Kesiapan suku cadang.

4. Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat.

5. Situasi pasar.

6. Kesiapan dana.

2.5 Pengertian Umum Pelumasan

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua

mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh kendaraan tergantung

pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar

pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di

sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat

leadakan dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap

peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan

kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah:

1. Menyerap dan memindahkan panas.

2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak

bocor dari ruang pembakaran.

3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang

bergerak.

8
2.6 Fungsi Pelumasan

Adapun fungsi pelumasan pada kendaraan adalah :

A. Mengurangi Gesekan

Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen

yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang

lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga,

menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna

mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli

pelumas (oil film).

B. Sebagai Peredam

Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin yang

menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan

yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan

menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara

bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin

lebih halus.

C. Sebagai Anti Karat

Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga

mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun

air dan terbentuknya karat dapat dihindari.

Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumas adalah

1. Dinding silinder dan torak.

2. Bantalan poros engkol dan batang penggerak.

3. Bantalan poros.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perawatan Terhadap Komponen Motor

Pada prinsipnya semua komponen motor sudah memiliki batas pemakaian

yang sudah ditetapkan, tetapi dalam aktualnya, komponen tersebut harus

mendapatkan perawatan agar dapat tetap beroperasi dengan baik. Berikut

sebagian komponen yang harus dilakukan perawatan :

A. Busi

Pada komponen ini berfungsi memercikkan api ke dalam ruang

pembakaran, jadi apabila kondisi busi tidak bekerja dengan baik performa

kendaraan menjadi tidak optimal. Jarak elektroda mempengaruhi

percikkan api yang keluar, sebaiknya atur jarak elektroda yang standar

menjadi 80mm.

Gambar 3.2 Busi

10
Lakukan pergantian setiap 16.000 km. Berikut kondisi busi yang sering

kita temui :

1. Busi normal

Ciri-cirinya adalah bagian bawah elektroda atas terlihat datar, dan

bagian bawah terlihat bersih. Elektroda berwarna keabu-abuan karena

pengaruh pembakaran.

2. Busi penuh sisa pembakaran oli

Kondisi ini mengindikasikan bahwa ring piston tidak dapat menutup

ruang silinder secara sempurna sehingga oli masih bisa masuk ke

ruang bakar. Ciri-cirinya adalah elektroda berwarna hitam dan basah.

B. Karburator

1) Menyetel Pelampung
Tujuannya untuk mengatur tinggi rendahnya bensin di ruang
pelampung.
Caranya:
 Robahlah posisi plat pada lidah pelampung.
2) Penyetelan Udara.
Tujuanya untuk mencari percampuran udara dengan bahan bakar.
Caranya:
 Hidupkan motor pada putaran stationer ( 800rpm)
 Putar kekanan atau kekiri baut setelan udara untuk mencari
putaran tertinggi.
 Kembalikan putaran baut bila mesin akan mati.
3) Menyetel Hidup Stationer
Tujuannya untuk mencari pposisi sewakyu motor pada putaran
indling tidak mati, dan motornya dapat hidup dengan rata/langsam.
Caranya:

11
 Hidupkan motor diam di tempat dan kendorkan stelan gas kekiri
sampai motor dapat hidup pada putaran yang rendah tetapi tidak
pincang dan tidak mudah mati (700/800 rpm)

C. Rem Cakram
Rem cakram merupakan rem yang menggunakan plat dengan kampas re
mini sangat efektif bekerjanya yaitu dengan sedikit system hidrolik
dengan pelumas oli untuk menekan.
a) Bersihkan piringan cakram jangan sampai ada benda asing
yang masuk ke sela-sela antara kampas dengan piringan.
b) Periksa selalu pelumas dan jangan sampai habis.
c) Lepaskan Arm cakram jika terjadi kemacetan bonkar dan
bersihkan system hidroliknya sampai keluar masuknya
seperti biasa.

D. Rem Tromol.
Rem tromol ini biasanya terdapat pada bagian belakang yang berguna
untuk memperhentikan roda pada laju kecepatan, fungsinya sama dengan
rem cakram.
a) Periksa selalu kampas rem dengan membuka tromol bagian
belakang dengan melepas roda bagian belakang.
b) Jika kampas sudah tipis gantilah dengan yang baru.
c) Berikan oli pada tuas yang menarik kampas yang teradat pada
bagian bawah pada lanjutan pijakan agar tidak terjadi lengket.
3.2 Pergantian Oli Pada Motor Star X 125 CC

Oli mesin pada kendaraan harus sering kita perhatikan kekentalan dan

volumenya. Sebaiknya pergantian oli dilakukan setiap 3.000 km. Karena

salah satu pengaruh kendaraan dapat berfungsi dengan baik adalah dengan

kualitas oli yang ada pada kendaraan tersebut. Berikut cara pergantian oli :

12
1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata.

2. Pastikan mesin kendaraan pada keadaan mati.

3. Buka penutup oli atas yang sekaligus berfungsi sebagai alat pengukur

level oli.

4. Cek viskositas (kekentalan oli) dan volumenya melalui penutup oli

tersebut.

5. Letakkan wadah penampung oli di bawah mesin.

6. Bukalah baut oli bawah menggunakan kunci

7. Setelah oli benar-benar terkuras, bersihkan dan pasang baut oli tersebut.

8. Tuangkan oli yang baru ke lubang pemasukan di atas menggunakan

corong plastik.

9. Masukkan oli sesuai kapasitas kendaraan.

10. Tutup kembali penutup oli atas.

13
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kendaraan yang rutin mengganti oli dan melakukan perawatan yang lainnya

akan berdampak baik pada kualitas mesin tersebut. Keuntungan melakukan

perawatan adalah memperpanjang umur pakai suatu komponen.

Berikut hasil dari kesimpulan :

1. Pergantian busi dilakukan setiap 16.000 km.

2. Pembersihan karburator dilakukan 10.000 km

3. Pergantian oli sebaiknya dilakukan setiap 3.000 km.

3.2 Saran

Dari hasil praktik pergantian oli dan perawatan komponen tersebut, penulis

member saran agar pemilihan oli harus tepat dalam kekentalanya dan setiap

komponen mesin jangan sampai melewati batas waktu yang sudah di

tentukan supaya selalu nyaman saat di pakai.

14

Anda mungkin juga menyukai