Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Teknik Perancangan Modifikasi Mesin Perontok Padi

Teknik perancangan adalah langkah dasar yang sangat penring dilakukan

dalam perancangan modifikasi mesin perontok padi ini. Tujuan dari teknik

perancangan ini adalah untuk mendapatkan data-data kontruksi yang

dibutuhkan dalam membangun mesin perontok padi.

4.2 Konsep Perancangan

1. Dimensi Silinder Perontok

Gaya perancangan dapat didefinisikan sebagai kekuatan eksternal

yang harus diterapkan oleh mata perontok dalam rangka untuk

mencapai hasil rontokan. Perancangan untuk mata perontok pada

mesin perontok padi ini menggunakan bahan yang ringan yaitu kayu

ukuran diameter 320 mm dan panjang 700 mm.

Dimana kecepatan linier dari silinder perontok adalah 10-20 m/detik

untuk alat perontok padi yang digerakkan dengan tenaga motor.

Kecepatan linier yang terlalu besar akan mengakibatkan presentase

keretakan gabah meningkat karena efek pemukulan terhadap butiran

gabah keras. Untuk menghindari hal tersebut, kecepatan linier pada

ujung silinder perontok diperkecil yaitu 5-8 m/detik, sedangkan

kecepatan putarannya 350 rpm untuk tipe pedal dan untuk pemutar

43
menggunakan motor adalah 550-600 rpm (Araulo et.al, 1976).

Besarnya diameter silinder 320 mm dengan panjang 700 mm. Untuk

menentukan gaya pada masing masing gigi perontok yaitu

gaya total dibagi jumlah gigi. Didapat gaya sebesar 12,6 N

Gambar 4.1 Dimensi Sisir Perontok

Keterangan :

l = panjang sisir perontok = 50 mm

FG = pengganti gaya merata pada gigi perontok = 12,6 N

Bahan yang di gunakan gigi perontok yaitu Besi St. 37 yang

memiliki Re = 240 N/mm2 maka diameter gigi perontok adalah

240 N/mm2 = 240 = Mpa

2 32. 𝐹𝐺 𝐼
𝑑 ≥ √
𝜋. 𝑅𝑒

32. 12,6 .50


𝑑 ≥ √
𝜋. 240

20160
𝑑 ≥ √
753,6

𝑑 ≥ √27

𝑑 ≥ 5 𝑚𝑚

44
Maka diambil diameter perontok yaitu 5 mm

2. Daya Penggerak

Daya penggerak merupakan daya minimum yang diperlukan mesin

agar sistem dapat bekerja menggunakan mesin diesel

Gambar 4.2 Silinder Perontok

Diketahui :

- FG = 12, 6 N

- r = 160 mm

- Nout = 600 rpm

Menentukan jumlah gigi yang bekerja pada batang 1 :

Lsilinder = 700 mm

Jarak antar gigi perontok (x) = 70 mm

Lsilinder
Maka : = X

45
700 mm
: = 10 buah
70 mm

Menentukan jumlah gigi yang bekerja pada batang 2 : :

Lsilinder = 700 mm

Jarak antar gigi perontok (x) = 70 mm

Lsilinder
Maka : = X

700 mm
: 63,5 mm = 11 buah

Jumlah Gigi yang bekerja adalah

= batang 1 + batang 2

10 buah + 11 buah = 21

. Jadi gaya perontoknya dikalikan 21

Momen Torsi Yang terjadi :

𝜏= 21 𝐹 𝑥 𝑟

𝜏 = 21 . 12,6 𝑥 160

42.336 N.mm = 4233,6 N.cm

Setelah torsi selanjutnya bisa di hitung daya motor ( P )

Daya yang di butuhkan :

𝑃 = 𝜏𝑥2𝜋𝑥𝑛

𝑃 = 4233,6 𝑁. 𝑐𝑚 𝑥 2, 3.14 𝑥 600 𝑟𝑝𝑚


𝑁.𝑐𝑚 𝑁.𝑐𝑚
𝑃 = 15952204,8 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,000166667 𝑁. 𝑚/𝑠
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑃 = 2658,7 𝑁. 𝑚/𝑠 1 kw = 1000 N..m/s

46
𝑃 = 2,6587 𝐾𝑊 1 kw = 1,341 HP

𝑃 = 3,56 𝐻𝑃 untuk di lapangan daya motor di ambil 5,5 HP

Jadi daya penggerak yang diperlukan adalah sebesar 3,56 HP

sehingga motor yang digunakan adalah motor diesel bensin

dengan putaran 3600 rpm dan daya 5,5 HP

3. Poros

Poros merupakan salah satu bagian sistem transmisi mesin perontok

padi. Putaran dari motor listrik diteruskan puli dan v-belt kemudian ke

poros. Poros ini berfungsi sebagai pemutar mata perontok. Poros ini

memiliki panjang 1200 mm. Selanjutnya dihitung perencanaan poros

mesin perontok padi.

Selanjutnya dihitung perencanaan poros mesin pemotong singkong.

1) P = 5,5 HP = 4,1 kw

2) Pd = fc x 4,1 kw

Pd = 1,5 x 4,1 kw

Pd = 6,15 kw

𝑝𝑑
3) 𝑇 = 9,74 𝑥 105 𝑛1

6,15
= 9,74 𝑥 105 3600

= 1664 kg.mm

a. Daya yang di Transmisikan

P = 5,5 HP = 4,1 kw

47
b. Perhitungan poros

Bahan poros pada mesin pemotong ini menggunakan ST 50 dengan

kekuatan tarik (𝜎b ) = 50 kg/mm2. Dalam perencanaan sebuah

poros harus diperhatikan tentang pengaruh-pengaruh yang akan

dihadapi oleh poros tersebut, sehingga diperoleh tegangan geser

yang diijinkan.

Ada 2 faktor koreksi yang diperhitungkan yaitu Sf1 dan Sf2 .

ditinjau dari batasan kelelahan puntir diambil Sf1 = 6, Sf2 = 2.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka poros pemotong

singkong menggunakan : Sf2 = 2

c. Tegangan geser yang diijinkan

Tegangan geser yang diijinkan 𝜎g (kg/mm2) adalah :

𝜎g = 𝜎b / ( Sf1 x Sf2 )

= 50 / ( 6 x 2 )

= 2,78 kg/mm2

d. Faktor koreksi puntiran dan lenturan

Faktor koreksi yang ditijau dari keadaan momen puntir dinyatakan

dengan K t dengan harga 1,5 – 3,0. Faktor tersebut ditinjau

apakah poros berputar dengan pembebanan momen lentur yang

tetap, mengalami tumbukan ringan, atau mengalami tumbukan

berat.

Maka poros pemotong singkong menggunakan :

Kt = 3,0 karena dikenai kejutan besar

48
Km = 3,0 karena mengalami tumbukan berat

e. Diameter Poros
1
5,1 3
𝑑𝑠 ≥ [( ) √ 𝐾𝑚 . 𝑀) 2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)2 ]
𝜏𝑔
1
5,1 3
𝑑𝑠 ≥ [( ) √ 3.295,5) 2 + (3 . 1216,526)2 ]
𝜏𝑔

𝑑𝑠 ≥ 22,96 𝑚𝑚

Kebutuhan diameter minimal poros ≥ 22,96 𝑚𝑚 aman digunakan

Maka diambil diameter poros 25 mm.

4. Transmisi Pully

a. Transmisi 1

.d1 = 60 mm

.d2 = ? mm

Dengan

Putaran n1 = 3600 rpm

Putaran n2 = 600 rpm ( standar putaran 550- 600 rpm )

Ditentukan :

𝑑1 . 𝑛1 = 𝑑2 . 𝑛2

60 𝑚𝑚 .3600 𝑟𝑝𝑚 = 𝑑2 . 600 𝑟𝑝𝑚

216 000 𝑚𝑚. 𝑟𝑝𝑚 = 𝑑2 600 𝑟𝑝𝑚

49
216 000 𝑚𝑚. 𝑟𝑝𝑚
𝑑2 =
600 𝑟𝑝𝑚

𝑑2 = 360 𝑚𝑚

Jadi diameter pulley 2 (𝑑2 ) adalah sebesar 360 mm

b.Transmisi 2

d1 = 60 mm

d3 = ? mm

Dengan

Putaran n1 = 3600 rpm

Putaran n3 = 1000 rpm

Ditentukan :

𝑑1 . 𝑛1 = 𝑑3 . 𝑛3

60 𝑚𝑚 .3600 𝑟𝑝𝑚 = 𝑑3 . 1000 𝑟𝑝𝑚

216 000 𝑚𝑚. 𝑟𝑝𝑚


𝑑3 =
1000 𝑟𝑝𝑚

𝑑3 = 216 𝑚𝑚

Jadi diameter pulley 3 (𝑑3 ) adalah sebesar 216 mm

5. Transmisi sabuk V

a. Sabuk V belt 1

Digunakan untuk mereduksi putaran dari n1 = 3600 rpm menjadi

n2 = 600 rpm . mesin perontok padi mempunyai variasi beban

besar dan di perkirakan mesin bekerja selama 3- 6 jam setiap hari

sehingga waktu koreksi yaitu 1,5 . proses perencanaan dan

perhitungan sabuk V dapat diamati melalui gambar

50
Menghitung dan menentukan jenis V-belt yang dipakai Transmisi

, maka perancangan V-belt :

a. Penampang v-belt yang digunakan : Tipe A

b. Pd = 5,5 HP = 4,1 kw

c. Diameter pulley

dp = 60 mm

Dp = 360 mm

d. Kecepatan V-belt

𝜋. 𝐷𝑝. 𝑛1
𝑉=
60 𝑥 1000

3,14 . 360 𝑚𝑚. 3600 𝑟𝑝𝑚


𝑉=
60 𝑠 𝑥 1000
4 069 440 𝑚𝑚 . 𝑟𝑝𝑚
𝑉=
60 𝑠 𝑥 1000

𝑉 = 67,82 𝑚/𝑠

e. Jarak sumbu poros ( C ) dapat dinyatakan sebagai berikut :

1) Rumus :

𝑏 = 2 𝐿 − 𝜋 (𝐷𝑝 + 𝑑𝑝)

Keterangan :

dp : diameter puli penggerak

Dp : diameter puli yang digerakan

𝑏 = 2 1422 𝑚𝑚 − 𝜋 (360𝑚𝑚 + 60𝑚𝑚)

𝑏 = 1525,2 𝑚𝑚

2) Rumus :

51
𝑏 + √𝑏 2 − 8 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
𝐶=
8

1525,2 𝑚𝑚 + √1525,22 𝑚𝑚 − 8 (360 𝑚𝑚 − 60 𝑚𝑚 )2


𝐶 =
8

𝐶 = 349,07 𝑚𝑚

f. Panjang keliling L

𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 )2
2 4𝐶

𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + (60 + 360 ) + (60 + 360 )2
2 4𝐶

1
𝐿 = 2 𝑥 349,07 + 659,4 + 𝑥 176400
4.349,07

𝐿 = 1483,87 𝑚𝑚 ≤ 1499 mm

a. Dari tabel didapat nomor nominal sabuk V yaitu no. 59 = 1499

mm

b. Sudut kontak ( 𝜃 )

57 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )
𝜃 = 180° −
𝐶

57 (360 𝑚𝑚 − 60 𝑚𝑚)
𝜃 = 180° −
349,07 𝑚𝑚

𝜃 = 131,02 ° ≤ 133 °

Faktor koreksi (𝐾𝜃 ) = 0,87

c. Jadi V belt untuk transmisi mesin perontok padi adalah V-belt

Tipe A, No. 59 dengan jarak poros 349,07 mm

52
b. Sabuk V belt 2

Digunakan untuk mereduksi putaran dari n1 = 3600 rpm menjadi

n3 = 1000 rpm . mesin perontok padi mempunyai variasi beban

besar dan di perkirakan mesin bekerja selama 3- 6 jam setiap hari

sehingga waktu koreksi yaitu 1,5 . proses perencanaan dan

perhitungan sabuk V dapat diamati melalui gambar

a. Penampang v-belt yang digunakan : Tipe A

b. Pd = 5,5 HP = 4,1 kw

c. Diameter pulley

dp = 60 mm

Dp = 216 mm

d. Kecepatan V-belt

𝜋. 𝐷𝑝. 𝑛1
𝑉=
60 𝑥 1000
3,14 . 216 𝑚𝑚. 3600 𝑟𝑝𝑚
𝑉=
60 𝑠 𝑥 1000

2441664 𝑚𝑚 . 𝑟𝑝𝑚
𝑉=
60 𝑠 𝑥 1000

𝑉 = 40,69 𝑚/𝑠

e. Jarak sumbu poros ( C ) dapat dinyatakan sebagai berikut :

3) Rumus :

𝑏 = 2 𝐿 − 𝜋 (𝐷𝑝 + 𝑑𝑝)

53
Keterangan :

dp : diameter puli penggerak

Dp : diameter puli yang digerakan

𝑏 = 2 1118 𝑚𝑚 − 𝜋 (216 𝑚𝑚 + 60𝑚𝑚)

𝑏 = 1369,36 𝑚𝑚

4) Rumus :

𝑏 + √𝑏 2 − 8 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
𝐶=
8

1369,36 𝑚𝑚 + √1369,362 𝑚𝑚 − 8(216𝑚𝑚 − 60 𝑚𝑚 )2


𝐶=
8

𝐶 = 342,28𝑚𝑚

f. Panjang keliling L

𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 )2
2 4𝐶

𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + (60 + 216 ) + (60 + 216 )2
2 4𝐶

1
𝐿 = 2 𝑥 342,28 + 433,32 + 𝑥 76176
4.342,28

𝐿 = 1173,51 𝑚𝑚 ≤ 1194 mm

g. Dari tabel didapat nomor nominal sabuk V yaitu no. 47 = 1194

mm

h. Sudut kontak ( 𝜃 )

57 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )
𝜃 = 180° −
𝐶

54
57 (216 𝑚𝑚 − 60 𝑚𝑚)
𝜃 = 180° −
342,28 𝑚𝑚

𝜃 = 108,9° ≤ 113°

Faktor koreksi (𝐾𝜃 ) = 0,80

i. Jadi V belt untuk transmisi mesin perontok padi adalah V-belt

Tipe A, No. 47 dengan jarak poros 342, 28mm

6. Pemilihan Ayakan Yang Digunakan

Ayakan yang digunakan yaitu Grizzlies Screen karena merupakan

jenis ayakan statis, dimana material yang akan diayak mengikuti aliran

pada posisi kemiringan tertentu. Permukaannya sangat keras dan

terbuat dari batangan baja yang dirangkai sejajar dipasang miring

disesuaikan dengan angle of repose material (sudut barang) agar

material yang kecil lolos dan yang besar menggelinding. untuk

material yang sangat kasar. Terdiri dari serangkaian heavy bar paralel

yang terpasang pada sebuah frame, ada yang menggunakan rantai

sebagai pengganti bar . Dan ada yang digoyang atau digetarkan secara

mekanik untuk sizing atau membantu dalampenghilangan oversize

ore.

55
Gambar 4.3 Grizzlies Screen

6.1 .Design dan ukuran untuk pengayakan

Gambar 4.4 Design dan ukuran

56
a. Ayakan Yang Direncanakan Adalah :

Panjang ayakan = 890 mm = 0,80m

Lebar ayakan = 620 mm = 0,50m

Tinggi ayakan = 112 mm = 0,09m

b. Ada 2 lapisan untuk sistem pengayakan ini yaitu :

Lapisan 1 = ukuran 1 inch

Lapisan 2 = ukuran ½ inch

4.3 Analisis Kekuatan Rangka dengan Software Solidworks

Hasil dari analisis software adalah sebagai berikut:

a. Tegangan yang terjadi pada rangka

Gambar 4.5 hasil analisa hasil tegangan pada rangka

Pada kontruksi seperti di atas terjadi tegangan maksimal pada rangka

untuk dudukan mata perontok. Dimana batas tegangan harus lebih kecil

dari material rangka (bahan kayu ). Maka berdasarkan hasil analisis

57
Menggunakan Software Solidworks. kontruksi rangka terhadap tegangan

yang terjadi adalah ± Aman.

4.4 Metode Pembuatan (Manufacture )

1. Poros

a. Persiapan alat

- mesin bubut dan kelengkapanya

- jangka sorong

- pahat rata

- mata bor

b. Bahan

Baja pejal dengan spesifikasi (∅) 25 𝑚𝑚 dan panjang 1200 mm

c. Tindak keamanan dan keselamatan

- Jangan merubah kecepatan mesin saat mesin hidup/berjalan

- Meletakkan semua alat ukur pada tempat yang aman, terpisah

dengan alat yang kasar .

- Memakai alat pelindung selama proses pembubutan

- Dilarang membersihkan bram (sisa potongan bahan) selama

mesin masih hidup

- Menggunakan cairan pendingin pada waktu pembubutan

- Pemasangan benda kerja pada pencekam harus benar-benar

terkunci

-pasang pahat harus sesuai

58
-gunakan pakaian kerja

2. Rangka mesin

a. Persiapan alat

- Mesin gergaji

- Jangka sorong

- Meteran

b. Bahan

Kayu berbahan ringan dengan ukuran 4 cm x 4 cm dengan dimensi

rangka mesin 100 x 75 x 80 cm

c. tindakan keamanan

- Meletakkan semua alat ukur pada tempat aman, terpisah

dengan alat ukur yang kasar.

- Memakai alat pelindung selama proses pemotongan

- Gunakan alat dengan baik dan benar

- Pemasangan benda kerja pada mesin gergaji harus benar-

benar terkunci pada saat pemotongan kayu

- Kenakan pakaian praktek

d. Langkah sistematika kerja

- Siapkan alat dan bahan

- Ukur bahan menggunakan roll meter

- Tandai ukuran penggores

59
- Potong kayu sesuai yg dibutuhkan

- Lakukan pengeboran untuk dudukan motor dan juga

dudukan bantalan

- membentuk rangka yang diinginkan

- Ukur kembali kesikuan, kedataran dan kerataan rangka.

3. Pembuatan Mata Perontok

a. Persiapan alat

- Mesin gergaji

- Jangka sorong

- Palu

- Meteran

b. Bahan

- Bahan kayu ukuran 2,5 x 2,5 cm

- Besi tajam ukuran 2,99 mm

c. Tindakan keamanan dan keselamatan

- Meletakan alat ukur pada tempat yang aman, terpisah

dengan alat yang kasar.

- Memakai alat pelindung diri

- Menggunakan alat dengan baik dan benar

- Kenakan pakaian praktek

d. Langkah dan sistematika kerja

- Siapkan alat dan bahan

60
- Lakukan pengukuran dengan meteran dan penggores

- Potong kayu sesuai ukuran

- Bentuk kayu dan satukan dengan paku dan di palu

- Pasang besi tajam dengan ukuran masing masing berjarak

12 cm

4. Pembuatan Ayakan

a. Persiapan alat

- Mesin gergaji

- Jangka sorong

- Palu

- Meteran

b. Bahan

- Bahan besi pejal berdiameter 3 mm

- Streamin ukuran 1 inch dan ½ inch

c. Tindakan keamanan dan keselamatan

- Meletakan alat ukur pada tempat yang aman, terpisah

dengan alat yang kasar.

- Memakai alat pelindung diri

- Menggunakan alat dengan baik dan benar

- Kenakan pakaian praktek

d. Langkah dan sistematika kerja

- Siapkan alat dan bahan

61
- Lakukan pengukuran dengan meteran dan penggores

- Potong besi sesuai ukuran

- Bentuk besi satukan dengan di las masing masing sudut dan

di bikin 2 tingkat

- Pasang streamin di masing masing tingkat, tingkat 1 untuk

ukuran 1 inch dan tingkat 2 untuk ukuran ½ inch di jadikan

1 menggunakan kawat besi agar kuat.

4.5 Metode Perakitan Mesin (Assembly )

- Perisapkan alat dan komponen-komponen mesin pemotong

- Masukkan mata perontok pada poros

- Setelah itu pasang kedua bantalan pada poros lalu

pasangkan pada rangka

- sesuai dengan posisi lubang (pembaut) yang telah dibuat

untuk memegang kedua bantalan tersebut

- Pasang pulinya lalu masukkan baut pada bantalan dan

kencangkan supaya posisi tidak bergeser

- Pasang ayakan yang sudah di buat

- Pasang kipas yang sudah di buat

- Pasang motor dan sabuk puli

62
4.6 Analisa Hasil Modifikasi Mesin Perontok Padi

Setelah dilakukan uji coba dilapangan maka di dapat hasil analisa

terhadap aspek aspek untuk Meningkatkan Hasil Produktivitas Dan

Kualitas Kebersihan Gabah (Bulir Padi) yang menjadi dasar proses

perancangan Modifikasi Alat Perontok Padi (Combine Harvester ). Hasil

proses secara visual dapat dilihat dari Tabel 4.1

Tabel 4.1 perbedaan Mesin Perontok Padi Sebelum Dan Sesudah

Dimodifikasi

Sebelum Sesudah
No Bagian
Dimodifikasi Dimodifikasi

1 Tenaga penggerak Motor torak Motor torak 5pk

2 Panjang mesin 800 1200

3 Model pisau perontok Besi lengkung Paku beton

4 Penyortir hasil 1 tingkat 2 tingkat

5 Bantalan Bearing Bearing duduk

6 Sistem Transmisi 1 belt 2 belt

63

Anda mungkin juga menyukai