Anda di halaman 1dari 46

TRANSMISI RANTAI

Oleh :
Khoirul Firmansyah
Selamat Egik P
TRANSMISI RANTAI

Rantai transmisi daya digunakan


dimana jarak poros lebih besar
dari pada transmisi roda gigi tetapi
lebih pendek dari pada transmisi
sabuk
KEUNTUNGAN TRANSMISI RANTAI
1. Mampu meneruskan daya karena kekuatan besar
2. Tidak memerlukan teganngan awal
3. Keausan kecil
4. Pemasangan mudah
5. Variasi ukuran banyak
6. Tidak menimbulkan bahaya kebakaran
7. Tidak terpengaruh temperature tinggi
KELEMAHAN TRANSMISI RANTAI
1. Variasi kecepatan yang tidak dapat dihindari karena
lintasan busur pada sproket yang mengait mata
rantai.
2. Suara dan getaran karena tumbukan antara rantai
dan dasar kaki gigi sproket.
3. Perpanjangan rantai karena keausan pena dan
bushing yang diakibatkan oleh gesekan dengan
sproket
JENIS TRANSMISI RANTAI

Ada 2 jenis transmisi rantai yaitu :


1. Transmisi rantai roll
2. Transmisi rantai gigi
TRANSMISI RANTAI ROL

Ciri khusus yang utama pada


rantai ini adalah adanya
pena silinder sebagai
penghubung plat sisi dari
rantai yang masing-masing
terkunci. Secara umum
rantai pena silinder ini terdiri
dari pena, plat sisi, dan bus.
JENIS – JENIS RANTAI ROL

1.Rantai Pena ( Gall Chain )


Digunakan untuk putaran
rendah sampai sedang dengan
beban yang tidak terlalu berat.
Konstruksi rantai ini banyak
diterapkan pada rantai dengan
fungsi sebagai rantai penarik.
Rantai jenis ini merupakan
penyempurnaan dari rantai
pena dimana pada penanya
dilengkapi dengan dengan
bush terpasang pada kedua
plat sisi. Kemampuan rantai
jenis ini lebih awet dibanding
rantai pena, terutama untuk
beban sedang.
3. Rantai Roll ( Roller Chain)
Rantai roller sangat luas dipakai pada
konstruksi general mekanik, karena
punya kemampuan yang cukup baik
yaitu:

1.ukuran rantai yang kecil mampu


dioperasikan dalam 10.000FPm
2.Mampu menerima beban sampai
12.000 hp
3.Tersedia dalam ukuran standard yang
bervariasi.
Rantai rol distandarisasi dan diproduksi berdasarkan
pitch. Rantai ini tersedia dalam bermacam-macam deret
(baris), ada simplex chain, duplex chain, dan triplex chain.
UKURAN RANTAI
Diagram Kecepatan sprocket

Diagram Pemilihan
Rantai Rol
• Tiga Rangkaian
• Dua rangkaian
• satu rangkaian
FAKTOR KOREKSI PERENCANAAN
RANTAI ROLL FC
Perhitungan ..

dp = p/sin(180o/z1)
Dp = p/sin(180o/z2)
dk = (0,6+cos (180o/z1))p
C
Dk = (0,6+cos (180o/z2))p
Jika jarak bagi rantai dan jumlah gigi sprocket diketahui
diameter naf maksimum dapat dihitung dengan rumus
Diameter Naf
dBmax = p{cot (180o/zl) - 1} - 0,76
DBmax = p{cot (180°/z2) - 1} - 0,76

Dimana
dp = diameter jarak bagi sproket kecil
Dp = diameter jarak bagi sproket besar
dk = diameter luar sproket kecil
Dk = diameter luar sproket besar
dBmax = diameter naf maksimum sproket kecil
DBmax = diameter naf maksimum sproket besar
Setelah jumlah gigi sprocket diketahui dan jarak sumbu poros ditentukan panjang rantai yang
diperlukan dapat dihitung dengan rumus :
𝑧1 + 𝑧2 [(𝑧2 − 𝑧1 )/6,28]2
𝐿𝑝 = + 2𝐶𝑝 +
2 𝐶𝑝

dimana
Lp = Panjang rantai dinyatakan dalam
jumlah mata rantai
z1= jumlah gigi sprocket kecil
z2= jumlah gigi sprocket besar
C = Jarak sumbu poros
Bila Lp ternyata merupakan bilangan pecahan maka perlu dibulatkan ke atas. Jika
jumlah rantai ganjil maka perlu diperluka satu mata rantai kusus yang disebut
offset.Jika jumlah rantai dan kedua gigi sproket sudah diketahui maka sumbu
poros dapat dihitung dengan rumus dibawah ini

1 𝑧1 + 𝑧2 𝑧1 + 𝑧2 2 2
𝐶𝑝 = { 𝐿 − + (𝐿 − ) − (𝑧2 − 𝑧1 )2 }
4 2 2 9,86
C = Cp.p

Kecepatan rantai v(m/s) dapat dihitung Dimana


dari p = Jarak bagi rantai
𝑝.𝑧1 .𝑛1 z1= Jumlah gigi sprocket kecil
𝑣 = 100.60 n1 = Putaran sprocket kecil
PELUMAS DAN CARA PELUMASAN
DIAGRAM ALIRAN PEMILIHAN RANTAI ROL
CONTOH SOAL

Sebuah mesin pertanian digerakkan oleh motor bensin dengan daya 6 PS pada
1800 rpm. Putaran tersebut direduksi dengan sabuk V menjadi 918 rpm pada
tingkat pertama, dan pada tingkat berikutnya menjadi 530 rpm dengan rantai
rol. Jarak sumbu sprocket adalah 200 mm dan panjang seluruh alat reduksi ini
400 mm. Rencanakan rantai dan sprocket yang cocok
PENYELESAIAN

1. P = 6 PS = 4,41 kW , n1 =918rpm , i= n1/n2=


918/530= 1,732, C= 200 mm
2. fc= 1,4
3. Pd=1,4 × 4,41=6,17 kW
4. T1= 9,74 × 105 × (6,17/918)= 6546 kg.mm,
T2= 9,74 × 105 × (6,17/530)= 11340 kg.mm
5. Bahan Poros S40C-D, 𝜎𝐵 = 65 kg/mm2, Sf1
= 6, Sf2 = 2 dengan alur pasak ,
𝜏𝑎 = 65/(6×2)= 5,41 kg/mm2,
Untuk tumbukan K1 = 2, untuk lenturan Cb=2
6. ds1={(5,1/5,41) ×2×2×6546}1/3 = 29,1
mm→ 31,5 mm,
ds2= {(5,1/5,41) ×2×2×6546}1/3= 35,9
mm→ 35,5 mm
7. dari diagram pemilihan, nomor rantai nomor rantai 50
dengan rangkaian tunggal untuk smentara diambil
p=15875 mm, FB= 3200 kg, Fu = 520 kg
Harga z1 = 15 yang sedikit lebih besar daripada
z1min = 13 dipilih
918
8. z2= 15× = 25,98→26,
530
dp = 15,875/sin (180o/15)=76,354 mm,
Dp= 15,875/sin (180o/26)=131,702 mm,
dk = {0,6+ cot(180o/15)} × 15,875= 84,210 mm,
Dk = {0,6+ cot(180o/26)} × 15,875= 140,267 mm,
dBmax=15,875{cot(180o/15)-1}-0,76= 57,71 mm,
DBmax=15,875{cot(180o/26)-1}-0,76= 114,11 mm,
Diameter naf, sprocket besar cukup untuk diameter poros
yang bersangkutan, Sedangkan untuk sprocket kecil,
(5/3)ds1+10=57,71
ds1=28,6 mm,
Jadi ds1 yang diambil adalah 28 mm lebih kecil dari
31,5 mm
9. Jika bahan poros diperbaiki menjadi SNCM-1, 𝜎𝐵 =85 kg/mm2
ds1={(5,1/7,08) ×2×2×6546}1/3= 26,6 mm → ds1 = 28 sesuai
untuk sprocket
15×15,875×918
10. 𝑣 = = 3,64 m/s
60×100
11. Daerah kecepatan rantai 4-10 m/s
12. 3,64 m/s <4-10 m/s baik
(84,2+140,3)
400 − = 287,7 >200 mm baik
2
(84,2+140,3)
300 − = 87,7 > 0 mm baik
2
102 ×6,17
13. F = = 173 kg
3,64
14. Sf= 3200/173=18,5
15. 6<18,5 baik
173 kg<520 kg, baik
16. Dipilih rrantai no 50 rangkaian tunggal
15+26 200 {(26−15)/6,28}2
17. Lp= 2 + 15,875 + 200 = 45,95→46
(15,875)
L= 46 No = 50
15+26 15+26 2 2
18. Cp=1/4{46 − )+ (46 − ) − 9,86 (26 − 15)2 } = 12,63
2 2
C= 12,63×15,875= 200,5 mm
SEHINGGA

Cara Pelumasan Tetes


Nomor rantai 50 rangkaian tunggal,
46 mata rantai jumlah gigi sprocket 15 dan 26
Diameter poros ∅28 dan ∅35,5 mm
Jarak sumbu poros 200,50 mm
Pelumasan tetes dengan SAE 20 dengan tambahan zat tekanan tinggi
Bahan poros SNCM-1 dan S40C-D
penggunaan jenis rantai ini
diutamakan untuk memenuhi
kebutuhan konstruksi berupa beban
besar, putaran tinggi dan juga tidak
berisik, sehingga jenis rantai ini sering
juga disebut “Silent Chain”.
Ada dua macam rantai gigi yaitu
Rantai reynold di mana plat mata rantai rangkap banyak
dengan profil khusus dihubungkan dengan pena
silinder dan bus yang terbelah.

Rantai HY-VO dari morse, di mana dua buah pena,


disebut pena sambungan kunci yang mempunyai
permukaan cembung dan cekung, di pasang
sebagai pengganti pena silinder.
UKURAN UTAMA DAN KEKUATAN RANTAI GIGI
(RANTAI HY-VO)
KAPASITAS DAYA YANG DITRANSMISIKAN PO PADA
RANTAI GIGI (KW SETIAP 25,4 MM LEBAR RANTAI)
URUTAN DALAM MEMILIH RANTAI GIGI

1. Daya yang akan ditransmisikan P (kw) Putaran poros


n1 (rpm). Perbandingan reduksi putaran i . jarak
sumbu poros C (mm).
2. Faktor koreksi fc
3. Daya rencana Pd (kw)
4. Momen rencana T1 ,T2 (kg mm)
5. Bahan poros dan perlakuan panas
6. Perhitungan diameter poros ds1 ds2 (mm)
7. Pemeilihan sementara jarak bagi rantai p (mm).
Kekuatan batas per 25,4 (mm) FBo. Tinggi mata
rantai dari jarak bagi H1 (mm). Jumlah gigi
sproket kecil z1
8. Jumlah gigi sproket besar z2. Jarak bagi sproket kecil dp apa bila tahap ini
(mm). Diameter jarak bagi sproket besar Dp. tidak sesuai
Diameter luar sproket kecil dk (mm). Diameter kembali ke
luar sproket besar Dk (mm). Diameter naf perhitungan NO.
sproket kecil dB (mm). Diameter naf sproket 6
besar DB (mm) . diameter luar dalam keadaan
rantai terbelit dA DA (mm).
9. Pemeriksaan diameter naf, diameter poros, dan bahan
poros.
10. Kecepatan rantai v (m/s)
11. Daerah kecepatan rantai. Ukuran luar
maksimum Lmax (mm) 12. 𝜏: 10 − 35 𝑚/𝑠
𝑑𝐴 + 𝐷𝐴
𝐶 ∶ 𝐿𝑚𝑎𝑥 −
2

𝑑𝑘 + 𝐷𝑘
∶𝐶
2
apa bila tahap ini
tidak sesuai
kembali ke
13. Kapasitas transmisi daya per 25,4 (mm) Po perhitungan NO.
(kw) 12
14. Faktor lebar rantai fw lebar rantai Wb (mm)
15. Kekuatan batas rata – rata FB (kg)
16. Beban rencana Fd (kg)
17. Faktor keamanaan Sfc
18. 13: Sfc
Fd : 1,055 pWb
19. Panjang rantai dalam jarak bagi LP maka rantai L
20. Jarak sumbu poros dalam jarak bagi Cp. Jarak
sumbu poros C (mm)
21. Cara pelumasan. Pelumas
22. Nomer rantai, jarak bagi p (mm). Lebar rantai Wb.
Panjang rantai L (mata rantai). Jumlah gigi
sproket z1 z2. Diameter poros ds1 , ds2 (mm).
Jarak sumbu poros C (mm). Cara pelumasan,
pelumas
23. Stop
24. End
FAKTOR KOREKSI
CONTOH SOAL
Sebuah motor bensin dengan daya 50 (PS) dan putaran 8500
(rpm) yang dipasang pada sebuah sepedah motor, harus
diturunkan putarannya menjadi 7300 rpm dengan rantai gigi,
sebelum dihubunkan dengan persneleng. Jarak sumbu poros,
ukuran luar keseluruhan transmisi rantai, dan lebar rantai
berturut – turut tidak lebih besar dari 120 mm, 210 mm, dan 50
mm. Rencanakanlah rantai tersebut beserta sproketnya.
PENYELESAIAN

1. P = 50 (PS) = 36,75 (kw), n1 = 8500 (rpm), i =


8500/7300 = 1,164, ≦ 120 (mm)
2. fc = 1,6 (dipilih)
3. Pd = 1,6 × 36,75 = 58,8 kw
4. T1 = 9,74 × 102× (58,8 /8500) = 6738 kg.mm ,
T2 = 9,74 × 102 × (58,8/7300) = 7845 kg.mm
𝑘𝑔
5. Bahan poros S50C-D, 𝜎𝐵 = 72 𝑚𝑚2 , Sf1 = 6, Sf2
= 2 (dengan alur pasak), 𝜏𝑎 = 72/(6 × 2) =
6 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
Untuk tumbukan Kt = 3, untuk lenturan Cb = 2
1
5,1 3
6. 𝑑𝑠1 = × 3 × 2 × 6738 = 32,5 𝑚𝑚 →
6
33 𝑚𝑚
1/3
𝑑𝑠2 = 5,1/6 × 3 × 2 × 7845 =
34,2 𝑚𝑚 → 34 𝑚𝑚
7.
Hanya ranta dengan jarak bagi sebesar 9,525 mm dapat meneruskan
daya dengan putaran lebih dari 8000 rpm.
Tinggi mata rantai dari garis jarak bagi H1 = 4,29 mm
Diantara jumlah gigi sproket sebanyak 21 dan 23, di mana keduanya
mempunyai kapasitas transmisi yang besar, dipilih yang 23.
Sproket ini memenuhi persyaratan di mana jumlah giginya lebih dari 21
buah.

8. 8500
𝑧2 = 23 × = 26,78 → 27
7300
𝑜
𝑑𝑝 = 9,525/ sin 180 ൗ23 = 69,95 𝑚𝑚
𝑜
𝐷𝑝 = 9,525/ sin 180 ൗ27 = 82,05 𝑚𝑚
Dari tabel 5.23 : 𝑑𝑘 = 66,6 𝑚𝑚, 𝐷𝑘 = 79,0 𝑚𝑚
𝑑𝐵 = 54 𝑚𝑚, 𝐷𝐵 = 67,0 𝑚𝑚
𝑑𝐴 = 69,95 + 2 × 4,29 = 78,53 𝑚𝑚
𝐷𝐴 = 82,05 + 2 × 4,29 = 90,63 𝑚𝑚
9 𝑑𝐵 = 54 𝑚𝑚, 𝑑𝑠 = 16 − 34 𝑚𝑚, 𝑑𝑠1
= 34 𝑚𝑚 (35 𝑚𝑚 𝑑𝑖𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎)
𝐷𝐵 = 67 𝑚𝑚, 𝑑𝑠 = 16 − 44 𝑚𝑚, 𝑑𝑠1 = 35,5 𝑚𝑚

23 × 9,525 × 8500
𝑣= = 31,0 𝑚/𝑠
1000 × 60
10
Daerah kecepatan yang diizinkan = 10 – 35, Lmax =210 mm.
11

𝑣 = 31,0 < 35𝑚/𝑠, 𝑏𝑎𝑖𝑘


12 1
210 − 78,53 + 90,63 = 125,42 > 120 𝑚𝑚, 𝑏𝑎𝑖𝑘
2
1
115 − 66,6 + 79,0 = 72,8 > 0 , 𝑏𝑎𝑖𝑘
2
500
13. 𝑃𝑜 = 41,1 − 41,1 − 38,8 × 600 = 39,2 𝑘𝑤

14. Dari 58,8/39,2 = 1,5, Wb = 1,5 ×25,4 = 38,1 mm


Panjang pena penyambung : 45,34 mm ˂ 50 mm, baik

15. Batas kekuatan rantai = 5100 kg


102 × 58,8
𝐹𝑑 = = 193,5 𝑘𝑔
31,0
16 𝑆𝑓𝑐 = 5100/193,5 = 26,4
13 ˂ 26,4, baik
17
193,5 𝑘𝑔 < 1,055 × 9,525 × 38,1 = 383 𝑘𝑔, 𝑏𝑎𝑖𝑘
Jika Sfc dikurangi menjadi 13, rantai dengan batas kekuatan 2550 kg dan lebar
18
3/4"= 19,1 mm dapat dipergunakan. Tetapi rantai ini tidak diambil.
23 + 27 115 (27 − 23)/6,28 2
19 𝐿𝑝 = +2× + = 49,18 → 𝐿 = 50
2 9,525 (115/9,525)

20
23+27 2
21𝐶 = 1 50 −
23+27
+ 50 − −
2
(27 − 23)2 = 12,48 < 60
4 2 2 9,86
𝐿 − 𝑧1 50 − 23
= = 6,75, 𝐾 = 1
𝑧2 − 𝑧1 27 − 23
12,48 × 9,525
𝐶= = 118,87 𝑚𝑚
1,0
Dari 𝑉 = 60 × 31 = 1860 𝑚/𝑚𝑖𝑛 > 600𝑚/𝑚𝑖𝑛, diperlukan cara pelumasan pompa dengan
minyak SAE 10(43 cSt), yang mengandung pencegah oksidasi.

Rantai : HV 306, p = 9,525 mm, Wb =38,1 mm, L = 50


Sproket : jumlah gigi 23:27
22Diameter poros : 34 mm : 35,5 mm
Jarak sumbu poros : 118,87 mm
Pelumasan : pelumasan pompa dengan minyak SAE 10 (43 cSt) yang mengandung pencegah
oksidasi.

Anda mungkin juga menyukai