Anda di halaman 1dari 63

Sistem Pengapian

konvensional dan elektronik

Oleh :
1. Ferry angriawan
2. Khoirul Firmansyah
3. M. Yanuar Ramadhani
4. Setiyo Prayogi
SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )

Pada motor bensin,


campuran udara dan bahan
bakar yang dikompresikan
didalam silinder harus
dibakar untuk menghasilkan
tenaga
Sistim pengapian berfungsi
untuk membakar campuran
udara dan bensin didalam
ruang bakar pada akhir
langkah kompresi.
Sistim pengapian yang
digunakan adalah pengapian
listrik, dimana untuk
mengahsilkan percikan api
digunakan tenaga listrik
sebagai pemercik api
KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN

Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik dari baterai ke koil

Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
IGNITION COIL / Koil Pengapian

Ignition Coil :
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi
( 20.000 – 30.000 Volt )
Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition
coil terdapat 2 kumparan

• Kumparan Primer .
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )

• Kumparan Sekunder.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
IGNITION COIL WITH RESISTOR
FUNGSI RESISTOR :

Untuk mengurangi penurunan tegangan pada


Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi
Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan
primer

ADA 2 TYPE RESISTOR :

1. External resistor
2. Internal resistor
IGNITION COIL WITH RESISTOR
EXTERNAL RESISTOR TYPE
IGNITION COIL WITH RESISTOR
INTEGRATED RESISTOR TYPE
RESISTOR

Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu
lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan
magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih
kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk
pembentukan medan magnet.
RESISTOR
Putaran mesin dan tegangan pada primary coil
OPENED MAGNETIC PATH COIL

Ada 2 cara untuk menaikkan


tegangan pada gulungan
sekunder

1. Dengan menambah jumlah


gulungan, akibatnya koil menjadi
lebih besar dan berat
2. Dengan menaikkan tegangan
maupun arus input akan
menyebabkan koil menjadi cepat
panas.
CLOSED MAGNETIC PATH COIL

Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter
( pointless ignition )
Coil jenis clossed magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat
meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah
gulungan kawat tebaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya
menjadi jauh lebih besar
Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi
CLOSED MAGNETIC PATH COIL PADA DAIHATSU

Pemeriksaan :
A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON )
B = Negatif koil ( ke platina )
C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.
DIODE

Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor
starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang
mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil
rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup.
Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang
mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga
arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi
DISTRIBUTOR
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )

Fungsi :
Untuk memutuskan
dan menghubungkan
arus yang mengalir ke
kumparan pimer, agar
terjadi tegangan
induksi pada kumparan
sekunder.

KONTAK PEMUTUS
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )

Sudut pengapian :
Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B )
sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )

SUDUT PENGAPIAN
SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )

Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai
menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C )

Pengaruh sudut dwell :


Sudut dwell besar
• Celah platina kecil
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
• Kemagnetan jenuh
• Platina panas

Sudut dwell kecil


• Celah platina lebar
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
• Kemagnetan tidak tercapai maksimum
• Tegangan induksi kumparan sekunder kurang
CONDENSER

FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi
CONDENSER
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya
loncatan bunga api listrik
pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi

KAPASITAS CONDENSER
Kapasitas dari kondenser dapat di
identifikasi dengan warna
kabelnya
Hijau 0,18 Micro Farad
Kuning 0,22 Micro Farad
Biru 0,25 Micro Farad
Putih 0,27 Micro Farad
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER

CARA KERJA :

Pada saat mesin berputar pada


putaran tinggi. Maka fly weight
akan mengembang berdasarkan
gaya centrifugal akibat dari
kecepatan berputarnya as
distributor.
Pada saat fly weight mengembang
akan mendorong cam plate untuk
bergeser beberapa derajat
mendahului as distributor.
Akibatnya Camlobe akan terbawa
bergeser dan menyebabkan
timing pembukaan platina
menjadi maju
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian
berdasarkan putaran mesin
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
VACUUM ADVANCER

Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian sesuai
dengan besarnya beban mesin

Cara kerja vacuum advancer :


Pada saat beban rendah atau menengah,
kecepatan pembakaran rendah karena
campuran udara dan bahan bakar kurus.
Akibatnya pembakaran campuran udara
dan bahan bakar menjadi lambat.
Agar tekanan pembakaran maksimum
didapat pada 10o sesudah TMA maka
timing pengapian harus dimajukan
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
VACUUM ADVANCER
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
DOUBLE VACUUM ADVANCER

Fungsi :
Untuk menurunkan kadar HC dalam gas buang pada saat mesin dalam keadaan
stasioner ( idling )
Catatan :
Pada saat kita memeriksa atau menyetel timing pengapian maka selang vacuum
secondary ( sub ) harus kita lepaskan.
BUSI / SPRAK PLUG

Nilai panas Busi :


Suatu index ( harga ) yang menunjukkan
jumlah panas yang dapat Dipindahkan
oleh busi

Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang
panas yang diterima

Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali
membuang panas
SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi,
Menghasilkan electromagnetis. Dan Center
Electrode
dapat menyebabkan gangguan pada Resistor
peralatan electronic. Sehingga peralatan
electronic tersebut menjadi tidak dapat
berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari
ceramic yang dapat mencegah terjadinya
penyebab gangguan. Center
Electrode
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada Ground
elektrode tengah dan massa Electrode
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama
& pengapiannya lebih baik
C. Busi Iridium

Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI

Kondisi Normal :
• Isolator berwarna kuning atau coklat muda
• Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau
abu – abu )

Kondisi Terbakar :
• Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada
partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
• Isolator berwarna putih atau kuning

Penyebab :
• Nilai oktan terlalu rendah
• Campuran terlalu kurus
• Knocking
• Saat pengapian terlalu awal
• Type busi terlalu panas
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI

Berkerak karena oli :


Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat
oli mesin

Penyebab :
• Ring piston aus
• Bush penghantar katup / katup aus
• Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi
karter ( blow by gass )

Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga

Penyebab :
• Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
• Type busi terlalu dingin
SAAT PENGAPIAN

Saat pengapian adalah saat


busi mengeluarkan bunga
api untuk memulai
pembakaran, diukur dalam
derajat poros engkol.

Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian
sampai proses pembakaran
berakhir dibutuhkan waktu
tertentu ( +/- 2 milli detik )
GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN

1. Saat pengapian
2. Mulai pembakaran bahan bakar
3. Tekanan maksimum pembakaran
4. Akhir pembakaran
Rangkaian sistem pengapian
sistem konvensional bateray
Diagram sistem pengapian
konvensional

1 3

2 4

1 2 3 4
CARA KERJA
SISTEM PENGAPIAN

A. Saat breaker point


tertutup
DIAGNOSA SISTEM
PENGAPIAN
Keluhan: motor idak dapat hidup
problem rouble solution
Suplai tegangan dari baterai - Tegangan baterai kecil - Melakukan pengisian pada
ke koil kecil baterai mengganti bila perlu

Tidak ada tegangan pada busi - Busi mati atau rusak - Mengganti busi
- Kabel pada terminal- - Sambung kabel pada terminal
erminal coil putus coil
- Kabel tegangan tinggi - Memperbaiki pemasangan
lepas kabel tegangan tinggi
- Kabel breaker point - Memperbaiki pemasangan agar
terhubung dengan tidak terhubung dengan masa
massa

Tegangan ang dihasilkan coil - Kondensator sudah Mengganti kondensator


kecil tidak berfungsi Mengganti coil
- Coil rusak
DIAGNOSA SISTEM PENGAPIAN

Keluhan: motor dapat hidup tapi sulit start

problem Trouble solution

Tegangan pada busi tidak stabil - Kabel tegangan tinggi pada busi - Melakukan pengisian pada baterai
kurang kencang mengganti bila perlu
- Salah satu busi rusak (setengah
mati)

Tegangan ang dihasilkan coil ke busi - Celah breaker point renggang - Melakukan penyetelan pada celah
kecil breaker point

Pengapian terlambat - Membran vacum advancer - Mengganti membran vacum advancer


bocor atau selangnya terlepas dan emasangkan kembali selang yang
terlepas
DIAGNOSA SISTEM
PENGAPIAN

Keluhan: motor dapat hidup tapi tenaganya kurang

problem Trouble solution

Tegangan dari coil ke busi - Celah busi terlalu rapat - Membersihkan elektroda busi
kurang/kecil dan businya kotor serta menyel celahnya
- Celah breaker point - Menyetel kembali celah
terlalu renggang breaker point sesuai
- Membran vacum dan spesifikasi
selangnya bocor - Mengganti membran vacum
- Pegas pengembali pada dan selangnya
unit centrifugal advancer - Memasang dan perbaiki pegas
untuk masing-masing pengembali pada unit
putaran terlepas centrifugal advancer pada
dudukanya.
DIAGNOSA SISTEM
PENGAPIAN
Keluhan: motor dapat hidup tapi tersendat-sendat

problem Trouble solution

Loncatan tegangan listrik - Businya setengah mati - Mengganti busi


yang dihasilkan busi kecil - Elektroda busi kotor - Membersihkan elektroda busi

Tegangan dari coil ke busi - Penyetelan celah breaker - Menyetel kembali celah breaker
kecil point yang tidak benar point sesuai spesifikasi
- Membran vacum rusak dan - Mengganti membran vacum dan
selangnya bocor ganti selang yang bocor
DIAGNOSA SISTEM
PENGAPIAN
Keluhan: akselerasi motor lambat atau berat

problem Trouble solution

Tegangan pada busi tidak - Elektroda busi kotor - Membersihkan elektroda busi
stabil - Elektroda busi sudah aus - Menganti busi

Suplai tegangan dari coil ke - Penyetelan celah breaker - Menyetel kembali celah breaker
busi kurang/kecil point yang tidak benar point sesuai spesifikasi
- Pegas pengembali pada unit - Pasang kembali pegas
centrifugal advancer untuk pengembali pada unit centrifugal
putran rendah terlepas advancer yang terlepas pada
dudukanya.
SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK

Kekurangan pada sistim


pengapian konvensional
dibandingkan pengapian
elektronik :
• Berkurangnya tegangan
tinggi ignition coil pada
saat putaran tinggi,
• Memerlukan perawatan
secara periodik karena
platina akan menjadi habis
karena terbakar oleh
adanya loncatan bunga
api
SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK

Sistim pengapian elektronik :


Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis
Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
DIDALAM DISTRIBUTOR
Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor
terdapat :

1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada poros
distributor dan berputar sesuai dengan
putaran poros distributor, dan memiliki
tonjolan sesuai dengan jumlah silinder
mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil,
yang menghasilkan tegangan induksi karena
adanya perubahan flux magnet pada saat
signal rotor berputar
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITOR

Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk


meutus dan menghubungkan arus lisktrik
pada primary koil

4. PICK – UP COIL

Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan


untuk mengaktifkan ignitor.

5. MAGNET PERMANEN

Sebagai sumber induksi


CARA KERJA SIGNAL GENERATOR

Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah
positif ( + )
Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0
Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )
KESIMPULAN GERAKAN ROTOR
IGNITER

Igniter terdiri dari 3 bagian utama :


• Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil
• Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer
• Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan
PRINSIP KERJA RANGKAIAN

KUNCI KONTAK ON MESIN MATI :


Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan menggunakan R1 & R2
sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir
PRIPSIP KERJA RANGKAIAN

MESIN HIDUP ( ½ PERIODE POSITIF ) :


Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up coil
dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan
tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan
pada titik “Q” menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi
“ON” arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor.
PRINSIP KERJA RANGKAIAN

MESIN HIDUP ( ½ PERIODE NEGATIF ) :


Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan
pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” turun drastis
dibawah dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus dari primari
koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.
Keunggulan Pengapian Elektronik
Tegangan yang dihasilkan koil lebih
tinggi yaitu 30.000-50.000 V
Sehingga kekuatan api busi lebih
besar:
•Pembakaran lebih sempurna sehingga
•Bahan bakar lebih
hemat
•Tenaga mesin lebih
besar
•Emisi gas buang
lebih rendah
Komponen mekanis dieleminir, sehingga:
•Keausan/ kerusakan komponen lebih kecil
•Perubahan kualitas api karena pemakaian dapat dieleminir
•Waktu perawatan lebih lama
Sistem Pengapian Elektronik
Dengan Advancer Mekanis

Coil
Konstruksi Distributor
Pengapian Elektronik
Mesin 3 SF-E
Electronic Spark Advancer (ESA)
Distributor Pengapian ESA
Skema Sistem Pengapian Elektronik
Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik
Distributorless Ignition (DLI)
Tujuan:
• Mengurangi kerugian tegangan pada distributor akibat listrik harus melalui celah antara
rotor dengan tutup distributor.
• Meningkatkan performa mesin

DLI Tipe 1 Coil untuk 2 busi


Konstruksi Koil DLI Satu Koil untuk 2 Busi
DLI Tipe Individual Coil
Tujuan :
Mengatasi kebocoran arus pada kabel tegangan tinggi dan meningkatkan performa mesin

Konstruksi Koil
Diagram Blok Pengapian DLI
Individual Coil
Menyetel Saat Pengapian Elektronik
• Arahkan sinar timing tester ke puli, baca saat
pengapian (Std = 10 o seb. TMA)
• Cabut kabel penghubung E1-TE1, saat
pengapian 14-19o
• Stel saat pengapian bila tidak tepat dengan
mengendorkan baut pengikat distributor dan
menggeser sampai saat pengapian tepat

• Pasang tachometer
• Hubungkan E1 degan TE1 pada kotak
diagnosis
• Hidupkan mesin pad putaran
stasioner (700 rpm)
• Pasang timing tester pada kabel busi
1
Teknologi Sistem Pengapian
yang Diterapkan saat ini
THANKS YOU 
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai