Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
1. Ferry angriawan
2. Khoirul Firmansyah
3. M. Yanuar Ramadhani
4. Setiyo Prayogi
SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )
Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik dari baterai ke koil
Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
IGNITION COIL / Koil Pengapian
Ignition Coil :
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi
( 20.000 – 30.000 Volt )
Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition
coil terdapat 2 kumparan
• Kumparan Primer .
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
• Kumparan Sekunder.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
IGNITION COIL WITH RESISTOR
FUNGSI RESISTOR :
1. External resistor
2. Internal resistor
IGNITION COIL WITH RESISTOR
EXTERNAL RESISTOR TYPE
IGNITION COIL WITH RESISTOR
INTEGRATED RESISTOR TYPE
RESISTOR
Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu
lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan
magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih
kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk
pembentukan medan magnet.
RESISTOR
Putaran mesin dan tegangan pada primary coil
OPENED MAGNETIC PATH COIL
Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter
( pointless ignition )
Coil jenis clossed magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat
meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah
gulungan kawat tebaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya
menjadi jauh lebih besar
Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi
CLOSED MAGNETIC PATH COIL PADA DAIHATSU
Pemeriksaan :
A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON )
B = Negatif koil ( ke platina )
C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.
DIODE
Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor
starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang
mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil
rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup.
Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang
mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga
arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi
DISTRIBUTOR
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )
Fungsi :
Untuk memutuskan
dan menghubungkan
arus yang mengalir ke
kumparan pimer, agar
terjadi tegangan
induksi pada kumparan
sekunder.
KONTAK PEMUTUS
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )
Sudut pengapian :
Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B )
sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )
SUDUT PENGAPIAN
SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )
Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai
menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C )
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi
CONDENSER
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya
loncatan bunga api listrik
pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi
KAPASITAS CONDENSER
Kapasitas dari kondenser dapat di
identifikasi dengan warna
kabelnya
Hijau 0,18 Micro Farad
Kuning 0,22 Micro Farad
Biru 0,25 Micro Farad
Putih 0,27 Micro Farad
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER
CARA KERJA :
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian sesuai
dengan besarnya beban mesin
Fungsi :
Untuk menurunkan kadar HC dalam gas buang pada saat mesin dalam keadaan
stasioner ( idling )
Catatan :
Pada saat kita memeriksa atau menyetel timing pengapian maka selang vacuum
secondary ( sub ) harus kita lepaskan.
BUSI / SPRAK PLUG
Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang
panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali
membuang panas
SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi,
Menghasilkan electromagnetis. Dan Center
Electrode
dapat menyebabkan gangguan pada Resistor
peralatan electronic. Sehingga peralatan
electronic tersebut menjadi tidak dapat
berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari
ceramic yang dapat mencegah terjadinya
penyebab gangguan. Center
Electrode
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada Ground
elektrode tengah dan massa Electrode
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama
& pengapiannya lebih baik
C. Busi Iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI
Kondisi Normal :
• Isolator berwarna kuning atau coklat muda
• Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau
abu – abu )
Kondisi Terbakar :
• Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada
partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
• Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
• Nilai oktan terlalu rendah
• Campuran terlalu kurus
• Knocking
• Saat pengapian terlalu awal
• Type busi terlalu panas
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI
Penyebab :
• Ring piston aus
• Bush penghantar katup / katup aus
• Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi
karter ( blow by gass )
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
• Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
• Type busi terlalu dingin
SAAT PENGAPIAN
Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian
sampai proses pembakaran
berakhir dibutuhkan waktu
tertentu ( +/- 2 milli detik )
GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN
1. Saat pengapian
2. Mulai pembakaran bahan bakar
3. Tekanan maksimum pembakaran
4. Akhir pembakaran
Rangkaian sistem pengapian
sistem konvensional bateray
Diagram sistem pengapian
konvensional
1 3
2 4
1 2 3 4
CARA KERJA
SISTEM PENGAPIAN
Tidak ada tegangan pada busi - Busi mati atau rusak - Mengganti busi
- Kabel pada terminal- - Sambung kabel pada terminal
erminal coil putus coil
- Kabel tegangan tinggi - Memperbaiki pemasangan
lepas kabel tegangan tinggi
- Kabel breaker point - Memperbaiki pemasangan agar
terhubung dengan tidak terhubung dengan masa
massa
Tegangan pada busi tidak stabil - Kabel tegangan tinggi pada busi - Melakukan pengisian pada baterai
kurang kencang mengganti bila perlu
- Salah satu busi rusak (setengah
mati)
Tegangan ang dihasilkan coil ke busi - Celah breaker point renggang - Melakukan penyetelan pada celah
kecil breaker point
Tegangan dari coil ke busi - Celah busi terlalu rapat - Membersihkan elektroda busi
kurang/kecil dan businya kotor serta menyel celahnya
- Celah breaker point - Menyetel kembali celah
terlalu renggang breaker point sesuai
- Membran vacum dan spesifikasi
selangnya bocor - Mengganti membran vacum
- Pegas pengembali pada dan selangnya
unit centrifugal advancer - Memasang dan perbaiki pegas
untuk masing-masing pengembali pada unit
putaran terlepas centrifugal advancer pada
dudukanya.
DIAGNOSA SISTEM
PENGAPIAN
Keluhan: motor dapat hidup tapi tersendat-sendat
Tegangan dari coil ke busi - Penyetelan celah breaker - Menyetel kembali celah breaker
kecil point yang tidak benar point sesuai spesifikasi
- Membran vacum rusak dan - Mengganti membran vacum dan
selangnya bocor ganti selang yang bocor
DIAGNOSA SISTEM
PENGAPIAN
Keluhan: akselerasi motor lambat atau berat
Tegangan pada busi tidak - Elektroda busi kotor - Membersihkan elektroda busi
stabil - Elektroda busi sudah aus - Menganti busi
Suplai tegangan dari coil ke - Penyetelan celah breaker - Menyetel kembali celah breaker
busi kurang/kecil point yang tidak benar point sesuai spesifikasi
- Pegas pengembali pada unit - Pasang kembali pegas
centrifugal advancer untuk pengembali pada unit centrifugal
putran rendah terlepas advancer yang terlepas pada
dudukanya.
SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada poros
distributor dan berputar sesuai dengan
putaran poros distributor, dan memiliki
tonjolan sesuai dengan jumlah silinder
mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil,
yang menghasilkan tegangan induksi karena
adanya perubahan flux magnet pada saat
signal rotor berputar
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITOR
4. PICK – UP COIL
5. MAGNET PERMANEN
Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah
positif ( + )
Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0
Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )
KESIMPULAN GERAKAN ROTOR
IGNITER
Coil
Konstruksi Distributor
Pengapian Elektronik
Mesin 3 SF-E
Electronic Spark Advancer (ESA)
Distributor Pengapian ESA
Skema Sistem Pengapian Elektronik
Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik
Distributorless Ignition (DLI)
Tujuan:
• Mengurangi kerugian tegangan pada distributor akibat listrik harus melalui celah antara
rotor dengan tutup distributor.
• Meningkatkan performa mesin
Konstruksi Koil
Diagram Blok Pengapian DLI
Individual Coil
Menyetel Saat Pengapian Elektronik
• Arahkan sinar timing tester ke puli, baca saat
pengapian (Std = 10 o seb. TMA)
• Cabut kabel penghubung E1-TE1, saat
pengapian 14-19o
• Stel saat pengapian bila tidak tepat dengan
mengendorkan baut pengikat distributor dan
menggeser sampai saat pengapian tepat
• Pasang tachometer
• Hubungkan E1 degan TE1 pada kotak
diagnosis
• Hidupkan mesin pad putaran
stasioner (700 rpm)
• Pasang timing tester pada kabel busi
1
Teknologi Sistem Pengapian
yang Diterapkan saat ini
THANKS YOU
Any Question?