Anda di halaman 1dari 15

PEMELIHARAAN KELISTRIKAN

KENDARAAN RINGAN
KELAS XI
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
OTOMOTIF
SMK NEGERI 2 KEBUMEN

Disusun oleh
Tim guru pengampu PKKR kelas XI

NAMA : ………………………………………………….

KELAS : ………………………………………………….
KEGIATAN 1.
MENGIDENTIFIKASI SISTEM DAN KOMPONEN KELISTRIKAN BODI
Kelistrikan bodi adalah instalasi listrik yang terletak pada bodi kendaraan yang berfungsi
melengkapi fungsional dari sebuah kendaraan
A. Sistem pada kelistrikan bodi
1. Sistem penerangan eksterior
Merupakan komponen utama yang memberikan pencahayaan terhadap kondisi jalan.
Contoh : Lampu kepala, fog lamp, lampu kota
2. Sistem penerangan interior
Merupakan bagian dari kelistrikan bodi yang befungsi memberikan pada pencahayaan
kabin unit kendaraan
Contoh : lampu kabin, lampu indicator
3. Sistem peringatan
Merupakan bagian dari kelistrikan bodi yang berfungsi memberikan peringatan bagi
pengendara lain
Contoh : Klakson, Lampu Sen, lampu hazard, Lampu Stop, lampu mundur, lampu kota
4. Sistem tambahan
Sistem ini merupakan system kelistrikan tambahan yang berfungsi melengkapi
fungsional dari unit kendaraan
Contoh : Wiper & Washer, Power Window, Sun roof, Electric Spion, Central lock,
Audio
B. Komponen pada system kelistrikan bodi dan pemeriksaannya
1. Power Supply/ Sumber arus
Adalah komponen yang menyediakan sumber arus listrik pada sebuah skema kelistrikan
Komponennya adalah baterai/ ACCU
Pemeriksaan Baterai
a. Memeriksa tegangan baterai menggunakan AVO meter
- Lakukan kalibrasi AVO meter hingga jarum mengarah pada angka 0 pada skala
DC Volt
- Arahkan selector pada 50 DC Volt
- Hubungkan probe + AVO meter dengan terminal + baterai , dan probe – AVO
meter dengan terminal – baterai
- Baca skala DCV menunjukkan nilai tegangan sebesar : ……… DC Volt
- Spesifikasi standar tegangan baterai ……. Volt
- Kesimpulan kondisi baterai : ………………………..
b. Mengukur berat jenis elektrolit baterai
- Lepaskan terminal negatif baterai agar tidak terjadi hubungan singkat.
- Lepaskan tutup pengisian baterai pada semua sel.
- Masukkan ujung hydrometer ke dalam elektrolit baterai samapi cairan elektrolit
masuk ke dalam hydrometer dan pelampung terangkat.
- Baca berat jenis elektrolit baterai pada hydrometer dengan posisi yang sejajar.
Kemudian catat hasil pengukuran dan simpulkan kondisinya
Sel 1 : ………………../…………… Sel 4 : …………………/………….
Sel 2 : ………………../…………… Sel 5 : …………………./…………
Sel 3 : ………………../…………… Sel 6 : …………………../………..
- Spesifikasi standar berat jenis baterai : ………………..
c. Memeriksa level elektrolit baterai
- Jumlah elektrolit pada baterai harus sesuai isinya, jangan sampai berlebih dan
jangan sampai kurang. Cara untuk mengetahui jumlah elektrolit itu tepat adalah
tinggi permukaan elektrolit harus berada diantara tanda lower level dan upper
level (batas bawah dan batas atas).
- Jika tinggi permukaan elektrolit berada di atas tanda upper maka jumlah elektrolit
terlalu banyak sehingga harus dikurangi, namun bila tinggi elektrolit dibawah
tanda lower maka jumlah elektrolit di dalam baterai kurang. Jika kurang maka
perlu ditambahan, penambahan ini menggunakan air suling.
- Hasil pemeriksaan : ………………………….
d. Memeriksa kondisi kotak baterai
- Kotak baterai yang masih normal bentuknya masih rata dan lurus, tidak
menggelembung, tidak ada keretakan pada kotak baterai dan tidak terjadi
kebocoran pada kotak baterai. Sehingga bila ditemui baterai kondisi kotak baterai
yang tidak normal misalnya ada yang retak atau bocor atau tidak rata atau
menggelembung maka lakukan penggantian baterai.
- Hasil pemeriksaan : …………………………….
e. Memeriksa terminal baterai
- Terminal baterai dapat menjadi kotor karena debu yang menembel pada terminal
atau karena terjadinya reaksi kimia yang memungkinkan pada terminal terjadi
proses oksidasi. Jika terminal baterai kotor maka lakukan pebersihan terminal
karena terminal yang kotor akan menambah hambatan arus untuk mengalir.
- Hasil pemeriksaan : ……………………………….
f. Memeriksa tutup baterai dan lubang ventilasi
- Jika lubang ventilasi ini tersumbat maka dapat mengakibatkan gas hasil proses
kimia tersebut tidak dapat keluar dari kotak baterai yang nantinya dapat
menyebabkan kotak baterai melembung. Sehingga selalu pastikan bahwa lubang
ventilasi pada tutup baterai jangan sampai tersumbat.
- Hasil pemeriksaan : …………………………….

2. Pengaman
a. Fuse
Berfungsi sebagai pengaman komponen elektronik dengan cara memutus bagiannya
jika arus yang mengalir melebihi kapasita dari fuse itu sendiri
Fuse yang biasa digunakan di mobil adalah jenis blade dan tabung
Pemeriksaan Fuse
- Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
- Hubungkan Probe Multimeter pada masing-masing Terminal Fuse / Sekering.
Fuse atau Sekering tidak memiliki polaritas, jadi posisi Probe Merah dan Probe
Hitam tidak dipermasalahkan.
- Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm.
Kondisi tersebut menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik (Short).
- Jika Display Multimeter menunjukan “Tak Terhingga”, maka Fuse tersebut
dinyatakan telah putus.
Warna Kapasitas Hasil Pemeriksaan
Coklat kekuningan ………..A
Coklat tua ………..A
Merah ………..A
Biru ………..A
Kuning ………..A
Bening ………..A
Hijau ………..A

b. Relay
Komponen ini mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Relay berfungsi untuk mengamankan saklar dari arus yang besar.
- Relay berfungsi untuk memperpanjang umur saklar.
- Relay dapat memperkecil terjadinya penurunan tegangan atau voltage drop yang
menuju ke beban.
- Pengunaan relay dapat mempersingkat atau memperingkas rangkaian, arus dari
baterai dapat langsung ke beban tanpa melewati komponen elektronika lainnya.
Gambarkan skema/ symbol relay berikut : (Carilah referensi yang relevan)
Jenis Relay Skema/ Simbol

Relay kaki 3

Relay kaki 4

Relay kaki 5
Pemeriksaan Relay
1) Kondisi tidak diaktifkan
- Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
- Hubungkan salah satu Probe Multimeter pada Terminal 85 dan Probe
lainnya di Terminal 86, pastikan nilai yang ditunjukan pada Display
Multimeter adalah “0” Ohm. Kondisi tersebut menandakan antara Terminal
85 dan Terminal 86 terhubung dengan baik
- Pindahkan Probe Multimeter yang berada di Terminal 86 ke Terminal 87,
pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “Tak
terhingga”. Kondisi tersebut menandakan antara Terminal 86 dan Terminal
87 tidak memiliki hubungan atau dalam kondisi dengan baik.
2) Kondisi diaktifkan
- Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
- Hubungkan Probe Multimeter ke Terminal 30, dan probe yang lain ke
terminal 87, pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah
“Tak terhingga”. Kondisi tersebut menandakan antara Terminal 30 dan
Terminal 87 tidak memiliki hubungan atau dalam kondisi dengan baik.
- Kemudian hubungkan terminal 85 dengan arus positif dan terminal 86
dengan arus negative atau hubungkan sebaliknya. Yang terjadi adalah
kumparan pada relay menjadi magnet menyebabkan terminal 30 dan 87
terhubung.
- Lihatlah jarum multitester bergerak ke 0. Hal ini menunjukkan bahwa relay
dalam kondisi baik.
- Hasil pengetesan relay :
- Kaki : …………………./ Kondisi : ……………….
3. Kontrol
Kontrol berfungsi memutus dan menghubungkan arus listrik.
Contoh : Kunci kontak, saklar
Lakukan identifikasi terminal, cara kerja kunci kontak dan saklar sesuai instruksi yang
disampaikan instruktur atau guru pengampu anda!
4. Load/ Beban
Merupakan ujung tombak dari suatu rangkaian kelistrikan yang berfungsi untuk
melakukan perubahan energi dari listrik menjadi energi yang diinginkan.
Contoh : Lampu, klakson, motor listrik, pompa elektrik
Pemeriksaan Beban
a. Dengan AVO meter/ multitester
- Hubungkan kedua probe multitester pada masing-masing terminal beban utuk
mengetahui hubungan/ kontinuitas antar terminal beban tersebut
- Jika jarum menujukkan angka 0 ohm maka kondisi beban masih baik
b. Dengan arus listrik
- Hubungkan masing-masing terminal beban dengan arus (+) atau arus (-), jika
terjadi perubahan energy berupa cahaya, gerakan atau suara menunjukkan bahwa
beban tersebut dalam kondisi masih baik.
Hasil pemeriksaan lampu bohlam : ……………………
Hasil pemeriksaan klakson : ……………..
5. Wiring harness/ Pengkabelan
Berfungsi untuk mengalirkan listrik dari baterai menuju seluruh bagian elektrikal.
Bagiannya terdiri dari kabel, soket, slot atau capit buaya.
Pemeriksaan Wiring harness/ pengkabelan
a. Pemeriksaan kontinuitas dengan multitester
Lakukan pemeriksaan wiring harness/ pengkabelan dengan pemeriksaan hubungan
kontinuitas dengan cara menghubungkan ujung kabel dengan kedua probe multitester
ohm.
Hasil pemeriksaan kabel : ……………………..
b. Pemeriksaan dengan aliran arus listrik
Alirkan arus listrik + baterai pada salah satu ujung kabel dengan capit buaya yang
telah dihubungkan dengan terminal + baterai. Arahkan selector multitester pada 50
DC volt, kemudian hubungkan probe + mulitester pada ujung lain kabel tersebut.
Hubungkan probe – ke massa/ -. Baca skala DC volt multitester, maka akan terbaca
12 DC volt.
Hasil pemeriksaan kabel : ………………………
KEGIATAN 2.
MERAWAT BERKALA SISTEM PENERANGAN DAN PANEL INSTRUMEN

Pada kegiatan 2 ini merujuk pada Kompetensi dasar yaitu :


3.7 Menerapkan cara perawatan system penerangan dan panel instrument
4.7 Merawat berkala sistem penerangan dan panel instrument

A. Merawat berkala system penerangan lampu kepala


1. Penyetelan lampu kepala
a. Syarat penyetelan lampu kepala
1) Posisi kemudi lurus sehingga roda -roda depan juga lurus. Jika roda depan
berbelok, maka bagian depan mobil akan sedikit terangkat sehingga sinar lampu
mengarah ke atas.
2) Mobil harus ditempatkan di tempat yang rata.
3) Mobil harus tanpa beban, termasuk pengemudi, agar sinar tidak mengarah ke
atas.
4) Tekanan ban harus normal dan sama kiri - kanan. Tekanan ban yang tidak sama
mengakibatkan sinar lampu miring. Untuk itu periksa tekanan ban, tambah atau
kurangi bila perlu.
5) Pemasangan lampu harus tepat, tidak longgar dan keadaan reflektornya harus
bersih.
b. Proses penyetelan lampu kepala
1) Tempatkan mobil tegak lurus terhadap papan penyetel. Jarak penyetel tergantung
pada jenis lampu kepala, yang dapat ditentukan dengan memperhatikan garis-
garis pada kaca bias.
2) Ukurlah tinggi pusat lampu pada kendaraan (T), kemudian stel tali horosontal
pada papan 10 % kurang tinggi (t).
Contoh :
Tinggi lampu (T) = 70 cm
Tinggi tali (t) = T - 10 % = 70 - 7 = 63 cm

3) Tempatkan tanda-tanda vertikal pada papan penyetel segaris dengan sumbu


lampu-lampu kendaraan.

4) Kontrol, apakah papan penyetel disiapkan sesai dengan gambar di bawah.

A = Jarak antara pusat lampu-lampu, tanda-tanda harus pada sumbu lampu


kendaraan.
T = tinggi tali horisontal (sama dengan tinggi pusat lampu pada kendaraan, yang
dikurangi 10%)

5) Tutup salah satu lampu kepala dengan tutup fender, nyalakan lampu dekat dan
perhatikan proyeksi sinar lampu pada papan.
2. Pemeriksaan lampu kepala
a. Apabila sinar lampu kurang terang, periksa keadaan baterai.Mungkin arusnya lemah
atau hubungan dengan terminal - terminal baterai longgar.
b. Apabila sinar lampu kepala berkedip - kedi, periksa kabel - kabel, isolator kabel,
kedudukan lampu - lampu, dan sambungan - sambungan kabelnya. Kabel- kabel
yang hampir putus, isolator kabel yang sudah rusak, lampu - lampu tidakterpasang
dengan baik pada kedudukannya, dan sambungan - sambungan kabel yang longgar
dapat mengakibatkan lampu kepala berkedip - kedip.
b. Apabila lampu kepala tidak menyala, periksa keadaan lampu dan sekeringnya.Lampu
yang filamennya terbakar atau sekeringnya putus akan mengakibatkan lampu tidak
menyala.
c. Apabila sekeringnya putus maka gantilah dengan sekering yang mempunyai
kekuatan amper sama
d. Apabila sekering cepat putus, carilah sebab - sebabnya dengan cara sebagai berikut:
1) sekering putus pada saat pedal rem diinjak, mungkin kerusakan terletak pada
tombol dan terjadi hubungan singkat pada lampu.
2) Sekering putus pada saat lampu kepala dinyalakan kemungkinan besar karena
tombol rusak atau terjadi hubung singkat pada kabel - kabel lampu tersebut.
3) Sekering putus pada saat mobil berguncang, kemungkinan ada beberapa isolator
yang rusak sehingga apabila mobil berguncang pada bagian - bagian tersebut
terjadi hubung singkat.
4) Sekering putus pada saat transmisi dipindahkan ke posisi mundur, mungkin
kerusakan terjadi pada tombol lampu mundur.
3. Wiring Diagram lampu kepala
Carilah lokasi komponen pada kendaraan dan lakukan pemeriksaan masing-masing
komponen pada wiring diagram di atas berdasarkan instruksi guru pengampu dan
mengacu pada buku manual!
No Komponen Letak Kondisi
1 Baterai
2 Fusible link
3 Head relay
4 Soket ID1
5 Saklar kombinasi
6 Sekring 10 A H-LP LH
7 Sekring 10 A H-LP RH
8 Headlight LH
9 Headlight RH
10 High beam indicator
11 Massa EC

B. Merawat berkala panel instrument


Panel instrument merupakan bagian dari kelistrikan bodi yang menyuguhkan informasi
berupa lampu atau jarum yang menunjukkan bekerjanya sebuah system. Panel instrument
pada mobil terletak di dashboard atau sekitar speedometer.
Gambarkan symbol panel instrument sebuah system pada table di bawah ini!
No Panel Instrumen Simbol Keterangan
Menunjukkan …
1 Baterai/ pengisian

2 Hand rem

3 Oli

4 Temperatur

5 Check Engine

6 High Beam

7 Bahan bakar

8 Speedometer/ odo

9 Rpm

10 Lampu Sen
Perhatikan Wiring diagram panel instrument/ combination meter berikut ! (atau lihat pada
manual book)
KEGIATAN 3.
MERAWAT SECARA BERKALA SISTEM PENGAMAN KELISTRIKAN

Pada kegiatan 3 ini merujuk pada kompetensi dasar :


3.10 Menerapkan cara perawatan system pengaman
4.10 Merawat secara berkala system pengaman
A. Merawat berkala fuse pada system kelistrikan
Seperti yang telah disampaikan pada kegiatan 1, pada kegiatan 3 ini lebih menekankan
perawatan berkala yang lebih aplikatif yakni menggunakan unit kendaraan, wiring diagram
dan manual book.
1. Prosedur perawatan fuse pada system kelistrikan
a. Pasanglah cover pada unit kendaraan
b. Buka wiring diagram pada manual book sesuai system kelistrikannya
c. Identifikasilah fuse pada wiring diagram tersebut
d. Carilah letak fuse tersebut pada manual book
e. Carilah letak fuse pada kendaraan berdasarkan letak yang ditunjukkan pada manual
book
f. Lepaskan fuse dengan garpu/ penjepit fuse yang terletak pada fuse box
g. Tariklah fuse tersebut secara perlahan
h. Bersihkan fuse dari kotoran
i. Periksa fuse dengan multitester seperti yang telah dijelaskan pada kegiatan 1
j. Jika terjadi kerusakan, lakukan penggantian sesuai spesifikasi standar.
k. Lakukan pemeriksaan terlebih dahulu dan pastikan kondisinya baik sebelum fuse
dipasang
l. Pasanglah fuse sesuai slot/ dudukan
m. Lakukan pengujian system kelistrikan
2. Lakukan perawatan fuse berdasarkan prosedur di atas!

No Sistem Kelistrikan Kode Kapasitas Warna Kondisi


Fuse
1 Head lamp
2 Tail Lamp
3 Horn
4 Wiper Washer
5 Stop Lamp

B. Merawat Relay pada system kelistrikan


Seperti yang telah disampaikan pada kegiatan 1, pada kegiatan 3 ini lebih menekankan
perawatan berkala yang lebih aplikatif yakni menggunakan unit kendaraan, wiring diagram
dan manual book.
1. Prosedur perawatan relay pada system kelistrikan
a. Pasanglah cover pada unit kendaraan
b. Buka wiring diagram pada manual book sesuai system kelistrikannya
c. Identifikasilah relay pada wiring diagram tersebut
d. Carilah letak relay tersebut pada manual book
e. Carilah letak relay pada kendaraan berdasarkan letak yang ditunjukkan pada
manual book
f. Lepaskan relay yang terletak pada slotnya
g. Tariklah relay tersebut secara perlahan
h. Bersihkan relay dari kotoran
i. Periksa relay pada kondisi aktif seperti yang telah dijelaskan pada kegiatan 1
j. Jika terjadi kerusakan, lakukan penggantian sesuai spesifikasi standar.
k. Lakukan pemeriksaan terlebih dahulu dan pastikan kondisinya baik sebelum relay
dipasang
l. Pasanglah relay sesuai slot/ dudukan
m. Lakukan pengujian system kelistrikan
2. Lakukan perawatan relay sesuai prosedur di atas!

No Sistem Kelistrikan Kondisi


1 Head lamp
2 Tail Lamp
3 Horn
4 Wiper Washer
5 Stop Lamp

Anda mungkin juga menyukai