Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1. PETUNJUK PENGGUNAAN
a. Bacalah modul secara seksama pada setiap kegiatan belajar, bila ada uraian yang kurang
jelas silakan bertanya pada guru/ instruktur.
b. Kerjakan setiap test formatif pada setiap kegiatan belajar, untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman saudara terhadap materi yang disampaikan, klarifikasi hasil jawaban
saudara pada kumpulan lembar jawaban yang ada.
c. Lakukan latihan dengan cermat, teliti dan hati-hati. Jangan melakukan pekerjaan yang
belum anda pahami dengan benar.
d. Bila saudara siap mintalah guru untuk menguji kompetensi saudara.
2. TUJUAN AKHIR
Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:
a. Mengidentifikasi konstruksi sensor
b. Melepas dan memasang sensor dengan prosedur yang benar..
c. Memeriksa dan kondisi sensor dengan metode yang benar.
d. Membaca dan mengukur sinyal sensor
e. Menguji sensor dan mengolah sensor dengan prosedur yang benar.

BAB II
ISI
I. Tujuan:
Setelah mempelajari modul pada materi pertama ini, siswa harus dapat:
1) Menjelaskan fungsi dan konstruksi sensor
2) Mengidentifikasi bagian dari sensor
3) Menjelaskan macam-macam sensor
4) Mengidentifikasi tipe dan tahanan sensor
5) Mengukur tahanan dan mengolah sinyal sensor
II. Uraian Materi
A. KONSTRUKSI SENSOR

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Dalam system control otomotif “Sensor” memegang peranan yang penting, yang mana
tugasnya memberikan informasi ke Kontrol Unit sebagai masukan yang selanjutnya diproses
menjadi suatu kondisi yang harus dilakukan oleh Aktor (Aktuator). Apapun yang diinformasikan
oleh sensor sangat menentukan bagi proses control. yg mana funsinya memberikan input dan
masukan ke ECU untuk selanjutnya di eksekusi oleh aktuator.
dalam modul ini akan mengulas nama beberapa sensor yg terpasang pada mesin injeksi

AKTOR
AKTOR
( Unit Aktuator) )
( Unit Aktuator

Sensor mengkonversikan suatu kuantitas masukan berupa phisik atau bahan kimia (pada
umumnya non-elektrik) ke dalam suatu kuantitas keluaran elektrik.

Fisik/Kimia
Keluaran
Kwantitas  Sensor Sinyal Elektrik
(non electric)

Gangguan-gangguan
(temperature, tegangan
tidak stabil,……)

Gangguan-gangguan yang dialami oleh sensor perlu diperhitungkan supaya tidak


mempengaruhi sinyal keluaran dari sensor. Oleh sebab itu perlu adanya pengolahan sinyal
(pengkondisian sinyal) sebelum sinyal tersebut digunakan oleh kontrol unit.

Sensor-sensor pada kendaraan (automotive)


Malfunction
No Sensor Fungsi
Code
Intake Temperature Untuk mengetahui temperatur udara yang
1 10
Sensor masuk ke intake manifold
2 Water Temperature Untuk mengetahui temperatur air 09

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Sensor pendingin
MAP Sensor Untuk mengetahui kevakuman / tekanan
3 13
udara di intake manifold
Throtle Position Untuk mengetahui terbuka / tetutupnya
4 12
Sensor Throtle Valve.
Idle Switch (include Untuk mengetahui posisi idle pada
5 12
in TPS) Throtle Valve
CO Potensiometer Untuk mengetahui campuran bahan bakar
6 32
(idle mixture)
Power Steering Untuk mengetahui beban kerja Power
7
Switch Steering.
Air Conditioner Untuk mengetahui beban kerja AC
8
Switch
Ignition Switch Untuk mengetahui saat mesin cranking /
9
start dan pada saat mesin on
10 Speed Sensor Untuk mengetahui kecepatan kendaraan
TDC Sensor Untuk mengetahui posisi Top pada cyl
11 03
No.1 & 4 (G – Signal)
Crank Angel Sensor Untuk mengetahui Ne – Signal tiap-tiap
12 02
cyl

Jenis dan Karakteristik Kurva Sensor


 Continuous linear: Aplikasi control dengan cakupan yang luas, pengolahan
sinyalnya tidak rumit.

 Continuous non-linear : Dalam closed-loop control untuk variable yang diukur di


dalam batas ukur yang sempit.

 Discontinuous multi-stage : monitoring suatu aplikasi di mana suatu isyarat tepat


pada waktunya diperlukan ketika suatu batas nilai dicapai.

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
 Discontinuous Dual-stage : Monitoring koreksi ambang untuk penyesuaian berikutnya
atau sesegera mungkin.

Type Output Sinyal

Output sinyal analog : Discrete output signal :


 Arus/tegangan, amplitudo  Dual step (binary coded)
 Frekuensi/periode  Multi step (analog kode)
 Durasi pulsa/pulsa duty factor  Multi step (digital kode)

Contoh Keluaran sinyal :

Keterangan :
a.
U = Sinyal output
f = Frekuensi
t = waktu

b.
U = Sinyal output
TP = Pulsa duration
t = waktu

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Tingkatan sensor :

Keterangan :
SE : Sensor
SA : Sinyal conditioning (analog)
A/D : Analog to Digital Converter
SG : ECU
MC : Microcomputer

Sensor dari pengolahannya dapat kita bedakan jadi 4 tingkat :


1. Conventional : tingkat paling rendah, dia hanya berupa sensor.
2. 1st Integration level : level pertama sudah dilengkapi pengolah sinyal (sinyal analog).
3. 2nd Integration level : level kedua sinyal yang keluar sudah bentuk digital.
4. 3rd Integration level : level paling tinggi tergolong „ Intelegent Sensor“.

Keuntungan „Intelegent Sensor“ :


1. Mengurangi beban pada ECU
2. Flexsibel, memungkinkan komunikasi jaringan BUS (komunikasi serial).
3. Dapat digunakan banyak ECU (pengiritan sensor)
4. Mengurangi error pengiriman sinyal.

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
B. MACAM – MACAM SENSOR PADA AUTOMOBIL
 Sensor Temperatur
Sensor temperature mengunakan bahan Thermistor, merupakan bahan Solid-state
variable resistor terbuat dari semiconductor. NTC (Negative Temperature Coefficient)
adalah Thermistor yang nilai tahananya berkurang bila temperatur naik (Nilai tahanan
berbanding terbalik terhadap Temperatur).

Gambar NTC Resistor (Thermistor)

Pada 0ºC mempunyai tahanan  5 KΩ, dan pada temperatur 80ºC tahanan  250 Ω. Bila
kita grafikkan akan terlihat seperti grafik dibawah.

Gambar Grafik hubungan temperatur dengan tahanan

1. Engine Coolant Temperature (ECT)/Water temperature sensor/THW

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
- Bahan : Thermistor NTC.
- Fungsi : Mendeteksi suhu air pendingin (engine) untuk :
1. Mengatur campuran bahan bakar
2. System start dingin
3. Mengatur saat (derajat) pengapian
4. Mengatur putaran idel dingin
- Posisi pada kendaraan : Pada mesin (air pendingin), setiap kendaraan beda.
- Temperatur kerja : – 40C s/d +130C

Gambar Sensor Temperatur engine

Circuit ECT
Cara kerja :
ECT dihubungkan seri dengan
tahanan dan diberi tegangan 5 V.
Bila tahanan pada ECT berubah
(karena temperatur) maka tegangan
yang ke ECU juga berubah.
Tegangan kerja 4,5 s/d 0,2 Volt. Dari
dingin ke panas.

Kesimpulan :
- Temperatur dingin = tahanan besar = tegangan besar
- Klasifikasi sensor = Sensor Conventional

2. Intake Air Temperature (IAT) Sensor


- Bahan : Thermistor NTC.
- Fungsi : Mendeteksi suhu udara masuk (intake).

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
- Posisi pada kendaraan : - Pada saluran udara masuk (intake manifold).(D-EFI)
- Pada Sensor Udara Masuk (Air Flow Sensor) (L-EFI)
- Temperatur kerja : – 40C s/d +120C

Gambar Intake Air Temperature (IAT) Sensor

Circuit IAT
Cara kerja :
IAT dihubungkan seri dengan
tahanan dan diberi tegangan 5 V.
Bila tahanan pada IAT berubah
(karena temperatur), tegangan sinyal
akan mengalami perubahan.
Perubahan tegangan identik dengan
perubahan temperatur.

3. Throttle Position Sensor (TPS)


- Bahan : Tahanan Geser (Karbon Arang).
- Fungsi : Mengetahui posisi (derajat) pembukaan katup gas guna:

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
1. Air Fuel Ratio Corection
2. Decelerasi (Fuel cut off)
3. Beban maksimum (Full load)
- Posisi pada kendaraan : Pada ujung lain dari Katup Gas.
- Range kerja : Dalam % pembukaan katup gas.
(0 % = 0,5 Volt ______ 100 % 4,7 Volt)

Gambar Lokasi sensor TPS


Type 4 pin potensio

Keterangan : Keterangan :

1. Throttle valve shaft 1. Katup gas

2. Karbon tahanan geser 1 2. Katup gas sensor

3. Karbon tahanan geser 2 UA : Tegangan ukur

4. Plat geser UV : Tegangan Sumber

5. Konektor R1,R2 : Resistor track 1 dan 2

R3,R4 : Resistor kalibrasi

R5,R6 : Resistor proteksi


Type Mono Jetronik

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Circuit TPS

Cara Kerja :
Tegangan 5 volt dari ECU sebagai sumber, bila katup gas dibuka akan membuat
perbandingan tegangan yang berasal dari perbandingan tahanan, sehingga
mengeluarkan sinyal tegangan 0,5 s/d 4,7 Volt.

Kesimpulan :
-Sinyal berupa tegangan.
-Tegangan sinyal berbanding lurus dengan bukaan katup gas
-Klasifikasi sensor = conventional
 Air Flow Sensor (Sensor Udara Masuk)
1. Sensor Flap (impact pressure) Air Flow Sensor LMM.
- Bahan : Tahanan Geser (Karbon Arang).
- Fungsi : Mengetahui Banyaknya (flow) udara masuk.
- Posisi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (setelah filter udara).

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Gambar Lokasi sensor pada kendaraan

Keterangan :
1. Penyetel CO
2. Plat Sensor
3. Stoper
4. Plat Kompensasi
5. Ruang Kompensasi
6. IAT Sensor

Gambar Nama bagian sensor


Cara Kerja :
Pedal ditekan untuk membuka
katup gas. Udara diisap oleh motor
jumlah udara yang mengalir diukur
oleh pengukur jumlah udara.

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Pengukur aliran udara memberikan
informasi utama secara elektris ke
unit pengontrol elektronika.

Volume bensin yang diinjeksikan


diatur oleh unit pengontrol
elektronika.

Sirkuit Air Flow Meter

Grafik hubungan tegangan dengan bukaan plat sensor

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Model Lama tegangan naik bila
Model Baru dimana tegangan menurun bila
plat sensor terangkat (Udara
plat sensor terangkat (Udara masuk)
masuk)

2. Sensor Massa Udara (Kawat dan Film Panas).


- Bahan : Kawat Panas (Platinum), Thermister, Metallic Film.
- Fungsi: Mengetahui massa udara yang masuk untuk :
1. Campuran bahan bakar
. Saat pengapian
- Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (antara katup gas dan
filter udara).
 Sensor Massa Udara (Kawat Panas) Tipe A

Rangkaian Pengolah Sinyal

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Keterangan :
QM = Mass Flow
UM = Tegangan Sinyal
RH = Tahanan Kawat Panas (Platinum)
RK = Resistor Kompensasi (IAT)
RM = Tahanan Ukur
R1,R2 = Tahanan Pelengkap

 Sensor Massa Udara (Kawat Panas) Tipe B

Keterangan :
1. Bypass Udara masuk
2. IAT Sensor (Thermister)
3. Massa Udara
4. Kawat panas (Platinum)
5. Pengolah sinyal

Rangkaian Pengolah Sinyal

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Prinsip Kerja :

Kawat panas dijaga pada temperatur tetap dirangkai dengan termistor seperti
gambar. Suatu aliran udara akan menyebabkan kawat panas menjadi dingin, rangkaian
elektronik akan mempertahankan temperatur pada kawat panas tetap. Pada waktu yang
bersamaan rangkaian elektronik mengukur arus yang mengalir ke kawat panas dan
mengeluarkan sinyal tegangan sebanding dengan aliran arus. Grafik tegangan dapat dilihat
pada gambar diatas.

Untuk menjaga performa dan kesetabilan sensor, maka sensor akan melakukan
pembersihan diri dari deposit akibat pembakaran dengan cara memanaskan sensor
(temperatur  1000 C) beberapa saat setiap posisi ”OFF”.

 Sensor Massa Udara (Film Panas)

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Keterangan :

1. Pendingin

2. Pengatur Jarak

3. Driver stage

4. Rangkaian Pengolah sinyal

5. Elemen Sensor (Metallic Film)

Rangkaian Sensor Film Panas


Keterangan :
QM = Mass Flow
UM = Tegangan Sinyal
IH = Arus Pemanasan
RH = Tahanan Kawat Panas (Platinum)
RK = Resistor Kompensasi (IAT)
RS = Sensor Resistor
R1,R2,R3 = Tahanan pemhubung

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Keterangan :
A = Tampak Depan
B = Tampak Belakang
1 = Keramik
2 = Potongan keramik
RH = Tahanan Kawat Panas (Platinum)
RK = Resistor Kompensasi (IAT)
RS = Sensor Resistor
R1 = Tahanan penghubung

3. Karman Vortex.
- Bahan : Photo Coupler (LED dan Photo Transistor).

- Fungsi : Mengetahui Volume Udara masuk:


1. Campuran bahan bakar
2. Saat pengapian
- Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (antara katup gas dan filter
udara).

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Kisi-kisi

Udara masuk Udara yang sudah diukur

Pusaran udara

Udara masuk By Pass

Ke komputer

Konstruksi dan nama bagian


1. Pembentuk pusaran udara 4. Penerima gelombang
2. Plat penstabil pusaran udara 5. Pengolah Sinyal
3. Bagian pemancar gelombang 6. Saluran By Pass
Bagian 1 & 2 berfungsi untuk membuat pusaran udara yang akan diukur melalui pemancar &
penerima gelombang frekuensi tinggi. Dengan sebuah pengolah sinyal, gelombang frekuensi tinggi
pada bagian penerima diubah bentuknya menjadi impul tegangan yang diterima oleh komputer.
Rangkaian Karman Vortex

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Gambar Sinyal Karman Vortex

4. Manifold Absolute Pressure (MAP)


- Bahan : Piezo Resistive.

- Fungsi : Mengetahui Tekanan Udara masuk Untuk :

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
1. Campuran bahan bakar
2. Saat pengapian
- Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (setelah katup gas).

Gambar : Lokasi Sensor

Nama Bagian Sensor

Keterangan :
1,3 = Konektor 6 = Rumah Vacum
2 = Vacum referensi 7 = Input Vacum (Intake Manifold)
4 = Silicon Chip Ukur 8 = Silicon Chip
5 = Gelas Isolator 9 = Sirkuit rangkaian

Rangkaian Pengolah Sinyal

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Keterangan :
A = Unit MAP Sensor Uo = Tegangan sumber
B = Op-Amp UM = Tegangan sensor
C = Rangkaian Kompensasi Temperatur UA = Tegangan sinyal

Cara Kerja MAP

Piezo Resistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari perubahan bentuk.
Piezo resistive dibuat diafragma (Silicon chip) berfungsi sebagai membran antara ruangan
vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan ruangan yang berhubung dengan intake manifold.
Perbedaan tekanan antara ruang vacum dengan intake manifold berakibat perubahan
lengkungan pada membran silicon chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal. MAP
sensor mengeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manipold adalah paling tinggi
(kunci kontak ”ON” mesin ”MATI”, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi). Begitu pula
sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlambatan).

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
D. Sensor Putaran.
1. Sensor Induktif pada Distributor
- Bahan : Kumparan dan Magnet.
- Fungsi : 1. Sensor Putaran mesin
2. Sebagai tanda silinder 1 Posisi TOP.
3. Sebagai tanda saat pengapian
4. Sebagai tanda saat injeksi
- Posisi pada kendaraan : Pada Distributor pengapian.

Keterangan :
1

1 = Rotor
2 = Stator
2 3 = Kumparan Induktif
4 = Plat Dudukan
5 = Busing Rotor
6 = Badan Stator
3
7 = Celah Udara
8 = Magnet Permanan
9 = Celah Dalam
10 = Plat Dudukan Tetap

Induksi terjadi karena :

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
 Perubahan medan magnet yang terjadi pada inti
 Perubahan medan karena berputarnya rotor
Bentuk osilogram sinyal induktif dari sensor

 Sensor CKP dan CMP pada distributor

Untuk system yang pengajuan pengapiannya dengan mikrokontrol maka sinyal putaran
(CKP) harus dilengkapi dengan sensor posisi silinder (CMP). Sinyal ada yang di distributor dan di
poros engkol.

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Gambar : Sinyal CKP dan CMP
2. Sensor Induktif pada Poros Engkol
 Satu Sensor Induktif

Keterangan :
1. Magnet Permanen
2. Rumah sensor
3. Inti Besi lunak
4. Kumparan
5. Roda gigi dengan refesensi

Gambar : Bentuk Sinyal Sensor Induktif

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Keuntungan :
o Cukup satu sensor induktif
o Satu sensor keluar 2 sinyal (Data RPM dan Posisi TOP)

Kerugian :
o Pengolahan Sinyal lebih rumit

 Dua Sensor Induktif (CKP dan CMP).


Keterangan :
1. Sensor CKP
2. Sensor CMP
3. Magnet Permanen
4. Inti Besi Lunak
5. Kumparan
6. Rumah Poros Engkol
7. Tonjolan segmen
8. Roda Gaya

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Gambar : Bentuk Sinyal CKP dan CMP

3. Sensor Hall pada distributor

Effek Hall :
Bila lempeng hall (5) dialiri
elektron (terminal 1,2), dan
dijatuhkan medan magnet
(tanda panah), maka pada sisi
(3) dan (4) akan ada beda
potensial disebut dengan effek
Hall (Sinyal hall).
Gambar : Effek Hall

Sensor Hall pada distributor Prinsip Kerja Sensor IC-Hall

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Keterangan :
1. = Sudu logam
2. = Soft magnetik konduktor
3. = IC-hall
4 = Celah sensor
b = lebar sudu
US = Tegangan sumber
Grafik tegangan sinyal UO = Tagangan Sinyal

4. Sensor Photodioda
- Bahan : Photo Coupler (LED dan Photodiode)

- Fungsi : 1. Sensor Putaran mesin


2. Sebagai tanda silinder 1 Posisi TOP.
3. Sebagai tanda saat pengapian
4. Sebagai tanda saat injeksi

- Posisi pada kendaraan : Pada Distributor, pada poros cam.


Prinsip Kerja :
Terdapat LED sebagai pemancar dan
Photodiode sebagi penerima, diantara sensor
tersebut terdapat disc yang didesain sedemikian
rupa. 4 celah sebagai sensor CKP, dan 1 celah
sebagai sensor CMP.

Tegangan Sinyal Photodiode

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Jenis ini mempunyai 360 lubang sebagai sensor
CKP dan 4 lubang untuk CMP, ada satu lubang
khusus tanda silinder 1.

Dalam 1 putaran sensor :


- CKP mengirimkan = 360 X sinyal 1
dan 0
- CMP mengirim = 4 X sinyal 1 dan 0

Dalam 1 Putaran poros engkol :


- CKP mengirim = 180 X sinyal
- CMP mengirim = 2 X sinyal
E. Sensor Knoking.
- Bahan : Piezoceramic.
- Fungsi : 1. Mengetahui terjadi knoking.
2. Sistem closed-loop pengapian.
3. Mendeteksi Octane bahan-bakar.
- Posisi pada kendaraan : Pada Blok silinder.
Keterangan :

1 = Piezoceramic element
2 = Seismic mass
3 = Rumah sensor
4 = Baut pengencang
5 = Permukaan kontak
6 = Konektor
7 = Blok Silinder
V = Getaran

Prinsip Kerja :
Bila terjadi knoking (pinking), akan
terjadi getaran pada sensor knoking

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
berupa nois seperti terlihat pada
gambar. ECU akan memundur-kan
saat pengapian 2 kali sampai tidak
terjadi detonasi lagi.
Untuk 4 silinder perlu 1 sensor, 5
atau 6 perlu 2 sensor, 8 lebih bisa 2
atau lebih sensor.

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
F. Sensor Gas Buang.
- Bahan : Zirconium Dioxide (ZrO2), Platina (elektroda)
- Fungsi : 1. Sistem Closed-loop A/F Rasio.
2. Mengetahui kerusakan Katalitik konverter.
- Posisi pada kendaraan : Pada Saluran Gas buang.

Keterangan :
1. Lambda Sensor
2. Ceramic monolic
3. Wire screen
4. Heat resistant double
shell

Keterangan :

1. Lapisan proteksi keramic


2. ZrO2 (Zirconium Dioxide)
3. Electroda
4. Saluran Buang

Prinsip kerja :
Bila ada perbedaan jumlah O2 gas buang
dengan O2 udara luar, akan terjadi beda
potensial antara kedua elektroda. Tegangan
max 1 volt. Temperatur kerja min 400 C.

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Karakteristik Sensor 
Keterangan :
a. Campuran kaya
b. Campuran kurus

 = 1 Berbandingan 14,7 : 1
( Tegangang sinyal = 0,45 V)
 < 1 Campuran kaya
( Tegangang sinyal = 0,6 – 1,0 V)
 > 1 Campuran miskin
( Tegangang sinyal = 0,4 – 0,1 V)

Model Closed-Loop Control dan sinyal yang dihasilkan

Salah satu rangkaian pengolah sinyal

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
C. Pengolahan Sinyal (Sinyal conditioning).
Sinyal yang keluar dari sensor perlu atau harus dikondisikan (diolah) terlebih dahulu
sebelum dapat diproses (Data Processing). Sejauh diperlukan, pengolahan sinyal tersebut
didalamnya mempunyai fungsi-fungsi antara lain :
 Peningkatan/pembesaran sinyal (AC, DC)
 Perbaikan sinyal (phasenya, sinkronisasi)
 Konversi ke tegangan atau frekuensi
 Pemfilteran frekuensi dari nois
 Konversi ADC dan DAC
 Linierisasi
 Kalibrasi kompensasi temperature (Analog, Digital).
 Kalibrasi nol otomatis
 Monitor diri sendiri (On-Board Diagnostic)
 Penstabil tegangan (regulasi tegangan)
 Pengaman hubung singkat
 Penghubung dengan jaringan (CAN)
 dll.

1. Konversi ke Tegangan
 Metode pembagi tegangan.
Metode ini dapat langsung kita terapkan bila bentuk sinyal linier.

VCC
Contoh penerapan :
- Sensor temperature
- Sensor Katup Gas

R
Maka VOUT dapat kita hitung dengan rumus :

VOUT =
VOUT
RNTC V

 Metoda Jembatan Wheatstone (Wheatstone Bridges)

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Untuk memonitor perubahan resistasi, kita bias gunakan jembatan wheatstone. Prinsip
kerjanya sama dengan pembagi tegangan dengan 2 jalur : Kalau nilai resistansi dari 4 resistance
sama maka tegangan Outputnya = 0 Volt.

+ Out

VOut
RS R2

E  Out

R1 R3

Jadi kita dapat mencari VOut dengan mengunakan rumus ? ?

 F to V konversi
Mengkonversi suatu sinyal frekuensi menjadi sinyal tegangan, sudah banyak rangkaian jadi
di pasaran.
Salah satu contoh rangkaian F to V.

Komponen utamanya berupa IC yang didalamnya terdiri dari beberapa op-amp dan komponen
pendukung lainnya.

2. Op–Amp.

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Op-Amp adalah Operasional Amplifier atau Penguat Operasional, mempunyai fungsi banyak
sekali diantaranya :
- Sebagai penguat sinyal
- Sebagai komparator
- Perubah bentuk sinyal
- Filter tegangan
- Dll.
Op - Amp membutuhkan tegangan sumber positip dan negatip. Tegangan sumber Op - Amp
tersebut antara  5V sampai dengan  18V.
Disamping hubungan untuk tegangan sumber, Op - Amp mempunyai pula hubungan tegangan
sebagai masukan pembalik - ( Inverting input ) dan sebagai masukan bukan pembalik + ( Non
Inverting Input ) demikian juga halnya sama dengan keluarannya.

+ 12V

Masukan
M a s u k apembalik
n p e m ilik
( I n v e n t aInput)
(Inverting r is In p u t)
O P - AM P
K e lu a r a n

M a s u k a n b u k a n p e m b a lik
( n o n I n v e r tin g In p u t ) -1 2 V

Gambar : Simbol Penguat Operasi (OP-Amp)

Petunjuk kaki IC 741

O FFSET N 1 1 8 N c

IN - 2 7 + Vcc

IN + 3 O U T
6

V cc - 4 5 O FFSET N 2

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
 Penguat Operasi
Penguatan tegangan V dari Op - Amp umumnya besar sekali, lebih dari 100.000 kali. Misalnya
pada masukan diberi tegangan U1 sebesar 1 mV, maka tegangan keluaran U2 sebesar :

U2 = V .U1

U2 = 100.00 (1MV) = 100 V

Karena menurut suatu ketentuan Op - Amp hanya mempunyai tegangan catu sebesar  15V, maka
untuk tegangan keluaran U2 sebesar 100V tersebut tidak dapat dicapai. Tegangan keluaran Op -
Amp sangat ditentukan oleh besarnya tegangan catu dari Op - Amp itu sendiri. (sehingga praktis
tegangan keluarannya 15V)

+ 12V

+ 12V
P1 = 10K
R =10K 2
- 7
U 1 6

U 2
3
+ 4
-1 2 V
-1 2 V

Gambar : Penguatan Operasional

 Penguatan Operasi Non-Inverting.


Sebuah penguat operasi bukan pembalik dengan penguatan tertentu sebesar V dibangun
pada gambar seperti dibawah ini.

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
+ 12V

2
+ 7
6
U 1 U2
3 - 4

-1 2 V

R 1
R2

Gamabar : Rangkaian Non-inverting (Penguat sinyal)

Perhitungan penguatan dapat kita rumuskan seperti berikut:

R2  R1 R1
U2 = U1 = ( 1 + ) U1
R2
R2

Prinsip komparator

Komparator dapat dibangun dengan menggunakan penguat operasi (Op-amp) tanpa umpan
balik.

+ 12V

U 1 _

U 3
+
U 2

-1 2 V

Gambar : Komperator

Sinyal keluaran U3 adalah merupakan sinyal digit dengan perkataan lain sinyal tersebut
adalah berlogika “1” atau “0” ( + 12 V atau GND )

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Pada saat U1 > U2 , U3 berlogika “ 0 “
U1 < U2 , U3 berlogika “ 1 “
Rangkaian ini dapat digunakan untuk mendeteksi besaran - besaran level atau amplitudo sinyal.

 Rangkaian Deferensiator (Bembentuk Pulsa)

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Rangkaian Integrator (Bembentuk Pulsa)

PPG DALJAB UNY 2017


PUJO_RC201702709
Halaman:

39

Anda mungkin juga menyukai