BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Bahan ajar teknologi dasar otomotif ini berisi materi tentang dasar-dasar
mesin,pembentukan logam dan mesin konversi energi. Semua yang dibahas tentang
informasi penting yang dikemas secara sistematis bagi siswa SMK program studi keahlian
Teknik Otomotif baik paket keahlian teknik kendaraan ringan, teknik sepeda motor
maupun teknik perbaikan bodi otomotif. Harapannya setelah mempelajari bahan ajar ini
siswa dapat memahami tentang ilmu gaya, momen,tegangan, macam-macam sambungan,
macam-macam penerus daya, teknik pengecoran logam, teknik pembentukan logam,
siklus motor bensin 2 langkah dan 4 langkah, siklus motor diesel, diagram PV motor,
efisiensi motor,konsep dasar generator dan motor listrik serta dasar dasar perhitungannya.
Di dalam bahan ajar ini, setiap selesai kegiatan belajar dilengkapi dengan tes
formatif, serta penugasan, dengan tujuan untuk mengukur tingkat kompetensi
yang dimiliki siswa.
B. PRASYARAT
Dari peta kedudukan modul dalam halaman depan modul ini dapat diketahui bahwa bahan
ajar ini diperuntukkan bagi kelas X, sehingga dalam pembelajaran ini tidak diperlukan
prasyarat.
D. TUJUAN AKHIR
a. Siswa mampu menyebutkan gaya, momen, tegangan, sambungan, penerus daya, teknik
pengecoran logam, teknik pembentukan, siklus motor bensin 2 langkah dan 4 langkah,
siklus motor diesel, diagram PV motor, efisiensi motor,konsep dasar generator dan motor
listrik dengan baik.
b. Siswa mampu menghitung besaran gaya, momen, tegangan, sambungan, penerus daya,
usaha, daya, momen puntir pada motor.
Kelas :X
Kompetensi Inti
Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
Membuat
Mengkomunikasik
an
Menerapkan teknik
pembentukan
logam sehingga
menjadi sebuah
barang
Membuat ulasan
tentang perawatan
bearing dan seal
Mengkomunikasik
an
Melakukan
pemasangan
bearing seal dan
gasket.
Membuat ulasan
tentang jacking
dan lifting Tes
Mengkomunikasik
an Pilihan
Ganda/Essay
Mengaplikasikan
jacking, blocking
dan lifting pada
kendaraan.
Mengkomunikasik
an
Menerapkan
penggunaan service
manual dan part
book
Menerapkan
treaded, fastener,
sealand dan
adhesive
F. CEK KEMAMPUAN
Berilah tanda [ V ] pada kolom “Ya” atau “Tidak” yang tersedia sesuai yang Anda
pahami!
BAB II
PEMBELAJARAN
13 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
B. KEGIATAN BELAJAR
Pembelajaran 1. BESARAN DAN SATUAN
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian materi
A. Besaran .
1. Pengertian Besaran .
Sesuatu yang mempunyai nilai dan dapat dinyatakan dengan angka dinamakan
besaran.
Contoh : besaran massa , besaran gaya , besaran panjang , besaran waktu dsb .
Mengukur besaran berarti membandingkan besaran yang diukur dengan besaran lain
yang digunakan sebagai acuan .
A B
Gambar 1 : Vektor .
A = titik tangkap .
B = arah vektor .
Panjang AB = besar vektor ( nilai vektor ) .
1. Kecepatan 1. Jarak
2. Percapatan 2. Massa
3. Gaya 3. Waktu
4. Momentum 4. Suhu
5. Perpindahan 5. Volume
B. Satuan .
B.1 Pengertian satuan .
Statis besar
Satuan SI Statis
Statis kecil
1. Satuan British .
Satuan British disebut juga satuan Inggris ( Britania ) , menggunakan satuan dasar :
1. Panjang feet ft
2. Gaya pound lb
3. Waktu second sec
2. Satuan Metrik .
Satuan metrik terdiri :
2.1 Satuan metrik dinamis .
Menggunakan satuan dasar :
Di dapat : 1N = 1 kg x 1 m det -2
1 Joule
1 watt =
1 detik
Defenisi : 1 watt adalah besarnya daya yang dilakukan oleh usaha 1 joule
tiap 1 detik .
1 dyne = 1 gr x 1 cm det -2
1 erg = 1 dyne x 1 cm
Definisi : 1 erg adalah besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya 1 dyne ke titik
tangkap sejauh 1 cm searah dengan garis kerja gaya .
5 -2
= 10 gr cm det
Maka di dapat :
1N = 10 5 dyne
Ditetapkan :
1 Joule = 10 7 erg
Contoh .
Rubahlah nilai satuan berikut menjadi dinamis kecil ( c g s ) :
a. Gaya = 15 N b. Daya = 20 watt .
Solusi :
a. Gaya = 15 N
= 15. kg m det -2
= 15.103 gr . 102 cm det -2
b. Daya = 20 watt
= 20 J det -1
= 20.107 erg det -1
= 2.108 erg det -1
1. Panjang meter m
2. Massa kilogram kg
3. Waktu sekon s
4. Arus listrik ampere A
5. Suhu kelvin K
6. Intensitas cahaya kandela Cd
7. Banyak za mole Mol
b. Satuan Tambahan .
c. Satuan Turunan .
Satuan turunan adalah satuan yang ditetapkan dari perkalian atau pembagian besaran
pokok .
Contoh satuan turunan SI yang dinyatakan dari satuan dasar :
1. Luas , satuanya diturunkan dari satuan panjang [ m 2 ]
-1
2. Kecepatan , satuannya diturunkan dari satuan panjang dan waktu [ m dtk ]
1.Gaya newton N
2.Tekanan pascal Pa ( N m -2 )
3.Daya watt J s -1
4.Usaha joule J ( N.m )
5.Muatan listrik coulomb C
6.Tegangan listrik volt V
7.Kapasitas listrik farad F
1 km = 103 m
1 m = 102 cm = 103 mm
1 μm = 10-6 m
1km = 0,621 mile 1 mile = 1,609 km
1 meter = 39,37 inci 1 inci = 2,54 cm
= 3,281 feet 1 feet ( ft ) = 0,3048 m
1 feet ( ft ) = 12 inci .
2. Satuan Luas .
3. Satuan Volume .
4. Satuan Massa .
5. Satuan waktu .
7. Satuan Daya .
9. Satuan Tekanan .
D. Tes Formatif
A. Pilihan Ganda .
A. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat memahami pengertian hukum Newton tentang gerak
2. Dapat mendefinisikan hukum pertama Newton pada penger
tian dasar dan contoh .
3. Dapat mendefinisikan hukum kedua Newton ( F = m x a )
dan penggunaannya .
4. Dapat mendefinisikan hukum ketiga Newton ( persamaan
gaya aksi dan reaksi )
B. Uraian Materi
Hukum Newton
1. Hukum pertama Newton .
∑F=0
F=mxa [N] a
m F
F = gaya yang bekerja pada benda [ N ]
m= massa benda [ kg ]
a = percepatan benda [ m s-2 ]
2.2 Gaya F yang bekerja pada benda lebih dari satu maka :
∑F=mxa [N]
2.3. Bila gaya F ditambah , percepatan (a ) akan bertambah . Jika massa ( m ) bertambah
percepatan ( a) akan berkurang
F
2
Fy F = Fx 2 + Fy 2
θ
Fx
Fx = F.cos θ ( gaya mendatar )
Fy = F.sin θ ( gaya vertikal )
Hukum kedua Newton dapat ditulis menjadi :
F.cos θ = m x a
2.5 Gaya gesek : Gaya yang mendapat perlawanan dari permukaan yang kasar .
N
F
Fges
w
F = Gaya pada benda [ N ]
Fges = Gaya gesekan [ N ]
N = Gaya normal ( gaya terhadap benda )
W = Berat benda = m. g [ N ]
Persamaan gaya gesek :
Fk = μk . N
Fges = µ . N
Fs = μs . N
F – Fges = m x a
Bila benda mengerjakan gaya pada benda lain , maka benda yang terakhir
juga melakukan gaya pada benda pertama yang besar dan garis kerjanya
sama tetepi berlawanan arah dengan gaya pertama .
Secara matematik ditulis :
Fr
23 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
Fr = gaya reaksi [ N ] Fa
Fa = gaya aksi [ N ]
Hukum ketiga Newton disebut hukum aksi dan reaksi dan tidak hanya berlaku pada
sistem tekan menekan saja melainkan berlaku juga pada sistem tarik menarik .
Perhitungan :
1. Diketahui gaya pada mobil 6.103 N dipercepat dengan kecepatan 5 m s-2 hitung
massa mobil .
Solusi : F = 6.103 N , a = 5 m s-2
F = m.a
m = 1200 kg .
2. Diketahui massa mesin 300 kg ditarik dengan gaya 525 N di atas lantai datar de
ngan percepatan 0,25 m det – 2 . Hitung gesek mesin terhadap lantai .
-2
Solusi : m = 300 kg , F = 525 N , a = 0,25 m det
F – Fges = m x a
525 - Fges = 300 x ¼
Fges = 450 N .
A. Soal
1. Bila total gaya pada benda 25 N dan percepatan benda 5 m det-1 . Hitung be
sar massa benda.
2. Konstruksi benda sebagai berikut :
F Percepatan benda = 1,25 m det-1
Massa benda = 48 kg
Hitung besar gaya F
60 0
Massa balok 2 kg .
2.102 N 103 N Faktor gesekan diabaikan .
B. Tes Formatif
A. Pilihan Ganda .
1. Sebuah bus sedang bergerak dengan kecepatan tetap , kemudian direm dengan tiba-
tiba sehingga penumpang terdorong kedepan , hal ini disebabkan :
a. gaya dorong pada rem c. sifat inertia penumpang
b. gaya reaksi dari bus d. gaya normal penumpang .
2. Jumlah gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol , maka :
a. massa benda sama dengan nol
b. gaya normal benda nol
c. kecepatan benda konstan .
d. gaya aksi benda nol .
3. Percepatan pada suatu benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda dan
berbanding terbailik dengan massanya , merupakan pernyataan dari :
a. Hukum I Hooke c. Hukum II Newton
b. Hukum I Newton d. Hukum III Newton .
4. Konstruksi gantungan seperti gambar :
1 Yang merupakan pasangan aksi-reaksi dari gantungan adalah :
2 a. 1 dan 4 , 2 dan 3
b. 1 dan 2 , 4 dan W
3 c. 1 dan 2 , 3 dan 4
d. 3 dan 4 , 2 dan 3
4
W
5. Hukum III Newton berlaku pada :
a. Benda yang bergerak
b. Benda dalam keadaan diam
c. Benda yang mendapat gaya luar .
d. Benda yang bergerak dipercepat .
C. Essay .
6. Gaya yang dihasilkan mesin mobil 7800 N . Hambatan dan gesekan jalan 600 N .
Hitung massa mobil jika dipercepat 6 m det -2.
Pembelajaran 3. GAYA
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
1. Pengertian gaya .
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu benda. Untuk melakukan
suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga mempunyai arti yang tidaksama, namun
keduanya saling berhubungan. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat
dirasakan. Tarikan dan dorongan yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada yang
kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga
yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan
gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat memengaruhi gerak dan bentuk benda.
Gerak adalah perpindahan posisi atau kedudukan suatu benda. Bentuk benda adalah
gambaran wujud suatu benda.
Sifat-sifat Gaya
Besar kecilnya ditentukan oleh besar kecilnya tarikan atau dorongan Gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda. Gaya dapat mengubah arah gerak arah atau gerak suatu
benda
Macam-macam Gaya
Gaya Listrik
Gaya magnet
Gaya pegas
Gaya gesek
Gaya otot
Gaya mesin
Gaya gravitasi (Gaya tarik bumi).
Suatu benda saat dikenai gaya yang cukup dapatmengakibatkan benda tersebut berubah
bentuk. Semakinbesar gaya yang dikenakan semakin besar pulaperubahan bentuk pada
benda tersebut. Contoh, kalengminuman yang kosong saat diinjak dengan keras
akanpenyok, batu besar jika dipukul dengan palu akanpecah menjadi batu-batu yang
berukuran lebih kecil.
Lain-lain
o Satuan ukuran gaya adalah newton
o Alat untuk pengukur gaya disebut Dinamometer
o Gaya adalah Suatu bentuk kerja mendorong dan menarik suatu benda
Gaya diberi simbol dengan huruf F yang artinya force ( gaya ) . Gaya adalah besa
ran vektor yaitu besaran yang mempunyai arah dan besar .
b. Arah gaya : yaitu arah kerja gaya yang digambarkan dengan tanda panah .
Garis kerja gaya : garis lurus tempat gaya yang dapat dipindah-pindahkan .
L = 4 cm
27 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
45 0
3 cm 150 N
3. Menyusun Gaya .
Mengganti beberapa buah gaya menjadi sebuah gaya disebut menyusun gaya . Ga
ya yang menggantikan beberapa buah gaya tersebut dinamakan gaya hasil atau
resultan disingkat R .
600 F2 = 100 N
600 5 cm F2
Panjang garis R = 7 cm
Besar R = 7 x 20 = 140 N
b. Cara segitiga .
Memindahkan salah satu gaya ke ujung antara dua gaya dengan besar dan arah
yang tetap .
Contoh :
Dua gaya seperti pada gambar . Skala gaya 1 cm = 20 N
F1 = 60 N
600 F2 = 100 N
Cara segitiga :
R Panjang garis gaya R = 7 cm
F1
7 cm Besar R = 7 x 20 = 140 N
3 cm
5 cm 600
F2
c. Cara segi banyak ( Poligon ) .
Memindahkan gaya keujung gaya yang lain secara berurutan membentuk segiba
nyak dengan besar dan arah yang tetap .
Contoh :
Tiga gaya seperti gambar berikut . Tentukan R dengan cara grafik segibanyak
F1
F3
F2
F3
R
F1
F2
R = Resultan F1 , F2 dan F3
Besar R = Panjang garis R x skala gaya .
2 Cara analitik .
Menyusun gaya cara analitik adalah cara mengganti dua gaya atau lebih dengan
bantuan matematika ( geometri segitiga ) .
Dua gaya tegak lurus :
R
F1
β R = √ F 12 + F 22
F2
Arah R :
F1
tg β =
F2
F2
Besar R :
Arah R :
F1. Sin α
sin β =
R
Contoh :
F1 = 60 N
600 F2 = 100 N
R = 140 N
4. Menguraikan Gaya .
Menguraikan gaya merupakan kebalikan dari menyusun gaya , dimana sebuah gaya
dapat diuraikan menjadi dua gaya pengganti yang disebut komponen gaya .
Fy
Fx
F2 F
F1
F1 dan F2 = komponen gaya
F1 =
F . sin dan F2 = F . sin
sin sin
c. Uraian lebih dari dua gaya dalam arah vertikal dan horizontal :
F1
F2
β α
F3
F1 sin β
F1 Ry R
F2 sin α
F2
x β α β
F1 cos β F2 cos α
Rx
y
Arah R :
tg β = Ry
Rx
0 0 0 0
α Sin α Cos α Tan α
00 0 1 0
0
30 ½ ½√3 ½√3
45 0 ½√2 ½√2 1
0
60 ½√3 ½ √3
0
90 1 0 ±∞
kuadran II kuadran I
x
Contoh :
Tiga gaya satu titik tangkap seperti pada gambar :
F1 F1 = 20 N
F2 = 8 N
F2 F3 = 10 N
60 0
45 0
F3
32 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
2 2
Besar R = Rx + Ry
2 2
= ( - 4,343 ) + ( 12,98 )
R = 13, 69 N
Arah R :
Ry
tg β =
Rx
12,98
=
- 4,343
= - 2,988
β = - 710 50′ ( kuadran II )
R = 13,69 N Ry = 12,98 N
II I
β
Rx = - 4,343 N x
III IV
Gambar : Letak resultan gaya ( R ) pada kuadran II
D. Tes Formatif
A. Pilihan Ganda .
1. Perubahan gerak benda disebabkan oleh :
a. Gerak c. Pergeseran
b. Kecepatan d. Gaya .
2. Gaya adalah besaran :
a. Skalar c. Tensor
b. Turunan d. Vektor .
3. Segi tiga gaya digunakan untuk menentukan :
a. Besar dan arah resultan dua gaya sejajar .
b. Arah resultan dua gaya sejajar .
c. Resultan gaya sejajar .
d. Besar resultan dua gaya .
4. Resultan dua gaya F1 dan F2 yang berimpit dan searah adalah ...........
a. F1 – F2 c. F1 2 + F2 2
b. F1 : F2 d. F1 + F2
5. Resultan dua gaya F1 dan F2 yang membuat sudut 900 adalah ............
a. R = F1 + F2 c. R 2 = F1 + F2
b. R = F1 – F2 d. R 2 = F1 2 + F2 2
6. Resultan kedua gaya dari gambar berikut adalah .........
F1 a. R2 = F1 + F2 + F1. F2. cos β
b. R2 = F12 + F22 + F1. F2. cos β
β c. R2 = F1 + F2 + 2.F1. F2. cos β
F2 d. R2 = F12 + F22 + 2.F1. F2. cos β
30 N
9. Resultan dua gaya 10 N dan 20 N yang brimpit dan berlawanan arah adalah :
a. 30 N b. 10 √ 2 c. 10 √ 5 d. 10 N
10. Skala gaya 1 cm= 5 N , besar resultan kedua gaya berikut adalah ..........
a. 30,75 N
R b. 35,40 N
7,35 cm c. 45,75 N
F2 d. 36,75 N
F1
B. Essay .
1. Hitung resultan dua gaya seperti gambar :
250 N
a. Cara grafis jajaran genjang . Skala gaya
1 cm = 100 N
450 b. Cara analitis .
350 N
2. Hitung dengan cara analitis ampat gaya seperti gambar berikut :
F3 F2 a. Resultan keempat gaya .
b. Arah R
300 450 F1
F1 = F3 = 25 N
F2 = 15 N
F4 F4 = 30 N
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat :
Momen Gaya .
Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan. Besaran yang
dapat menyebabkan benda berotasi itulah yang dinamakan momen gaya atau torsi. Benda
dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat gaya
yang bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.
Momen gaya merupakan besaran yang dapat menyebabkan sebuah titik partikel berputar
(berotasi). Gambar dibawah menggambarkan seseorang sedang mengencangkan sebuah baut
pada tempatnya.
Momen gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak tegak lurus dari suatu titik ke ga ris kerja
gaya .
MA = Momen di titik A A
F = Gaya
s = Jarak titik A tegak lurus ke garis kerja gaya . Gambar 1 : Momen gaya
M+ M-
A A
Momen positif Momen negatif .
3. Ketetapan momen .
Jumlah aljabar momen beberapa gaya yang bekerja pada suatu bidang yang sama ,
sama dengan momen gaya resultan terhadap titik yang sama .
F1 R F2
s
s = jarak .
A
R = F1 + F2
Momen resultan gaya :
MR = ∑ M F = M 1 + M 2 = F 1 . s + F 2 . s
MR = ( F 1 + F 2 ) . s
MR = R . s
b. Dua gaya dengan arah berlawanan :
F1 R F2
s s = jarak .
A
R = F 1 – F2
Momen resultan gaya :
- M R = ∑ M F = - M 1 + M 2 = - F 1. s + F 2 . s
- MR = - ( F 1 - F2 ) . s
- MR = - R. s
F3
F2
s1 R
s s2
A
s3
Momen resultan gaya di titik A :
MR = ∑ MF = F1.s1 + F2 . s2 + ( - F3 . s3 )
MR = R. s
s1 F1 F2
A s2
Contoh :
1. Diketahui berat besi 10 N
Tentukan a. Besar momen besi berjarak 150 cm dari titik A
b. Besar momen besi digantung 200 cm dari tumpuan A
Solusi : a. MA = 10 x 1,5 = 15 N.m
b. MA = 10 x 2 = 20 N.m
F2
30 mm 50 mm F 1 = 20 N
F2 = 30 N
A B F 3 = 50 N
F1
F3
Hitung : a. Besar dan arah R
b. Momen gaya terhadap titik A
c. Letak R
Solusi : a. R = F1 + F2 + F3 = 20 + ( - 30 ) + 50 = 40 N
b. MA = F1 . 0 + ( - F2 . 30 ) + F3 . 80
= 0 + ( - 30.30 ) + 50.80
= 3100 N.mm
c. MA = MR
= R.s
3100 = 40 . s
s=
3100
40
s = 77,5 mm
77,5 mm
A B
R = 40 N .
Gambar : Jarak titik tangkap resultan .
3. Diketahui konstruksi batang seperti gambar :
F = 40 N
1500 mm
600
B
Hitung : a. Momen gaya F terhadap titik B
b. Gaya horizontal yang menimbulkan momen terhadap titik B .
Solusi : a. MB = F x s1
A Fx ( gaya horisontal
F= 40 N
s2
600
B
s1
= 30 N.m
B. Kopel .
1. Definisi kopel .
Kopel adalah susunan dua gaya yang besarnya sama , sejajar dan berlawanan arah
dan satu sama lain bekerja pada jarak tertentu .
Contoh kopel :
F1 F1
F2
s s s
, , F1
F2 F2
F1 = F2 F 1 = F2 F 1 = F2
s = jarak antara gaya .
2. Momen kopel .
Momen dua gaya yang sama besar , sejajar dan berlawanan arah terhadap suatu titik
perputarannya disebut momen kopel .
F1
Momen F1 = F1 . s
s Momen F2 = F2 . s
Momen F1 = Momen F2
F2
M kopel = F x s [ N m ] dimana F 1 = F2 = F
-
s + F1 s F2 F1 = F2
F2
Kopel positip Kopel negatip
4. Sifat kopel .
a. Kopel dapat diganti dengan kopel lain bila momennya tidak berubah .
M1 = M 2
F1 . s1 = F2 . s2
10 . 2 = 5 . 4
20 N.m = 20 N.m ( momen tidak berubah )
b. Dua kopel atau lebih dapat disusun menjadi resultan kopel .
F1
F2 F3
s1
s2 s3
F1 F2
F3
Jumlah momen kopel :
∑ M = M1 + ( - M2 ) + M3
= F1 . s1 + ( - F 2 . s2 ) + ( F 3 . s3 )
= { F1 + ( - F 2 ) + F 3 } . s s = s 1 = s2 = s 3
= R.s
Momen resultan kopel MR = ∑ M
R2
MR = R . s
s
R = Resultan kopel R1
R = R1 = R2
s = jarak kopel . Gambar 2 : Momen resultan kopel
Contoh :
1. Diperlukan gaya 15 N untuk memutarkan tap kekanan. Panjang tangkai tap 20 cm .
Hitung besar momen kopel pada tangkai tap .
Solusi : F = 15 N dan s = 20 cm
MK = F x s
= 15 x 0,2 = 3 Nm
Solusi : MK = F x s
= 20 . 0,1
= 2 N.m
Gaya kopel pengganti F :
MK = F x s
2 = F x 0,02
F = 100 N .
7,25 N
0,2 m
41 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
7,25 N
A B
5m
2. Konstruksi batang AB seperti gambar : Hitung jumlah momen di titik A dan letak R .
F2 F1 = 10 N , F2 = 15 N
F1 F3 F4 F3 = 8 N , F4 = 9 N
10 15 15 Satuan jarak dalam cm
A A B
20
F = 800 N
Hitung gaya :
a. Batang torak .
b. Dinding selinder .
D. Tes Formatif
A. Essay
1. Hitung : a. Jumlah momen gaya di titik A
b. Letak titik tangkap R
dari susunan gaya seperti pada gambar :
F2 F1 = 10 N , F2 = 15 N
F3 F3 = 8 N , F4 = 9 N
10 15 15 Satuan jarak dalam cm
A A B
20
F1 F4
2. Hitung jumlah momen di titik B dari konstruksi batang berikut :
C F = 50 N
100 cm
W = 100 N
42
B
300 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
W 30 cm
O
a. MO = 37,5 N.m c. MO = - 37,5 N.m
b. MO = 37,5 N m -1
d. MO = - 37,5 N m-1
7. Konstruksi batang seperti pada gambar :
F1= 5 kN
1,5 m
F2 = 2,5 kN
A
3m
a. M2 = - 7,5,103 N.m2
b. M2 = 7,5.103 N.m
c. M2 = - 7,5.103 N.m
d. M2 = -7,5.103 N m-1
8. Diketahui kopel F = 150 N dengan jarak 10 cm . Jika momen kopel tidak berubah
maka kopel pengganti dengan jarak 5 cm adalah ………….
a. 150 N c. 300 N
b. 200 N d. 250 N
9. Tiga gaya kopel dengan momen 450 Nm , - 200 Nm dan 50 Nm . Jumlah momen
ketiga kopel adalah ....................
a. 700 Nm c. 300 Nm
b. 200 Nm d. 250 Nm
10. Jika pada soal No.9 jarak resultan kopel 500 mm , maka gaya resultan kopel adalah
a. 500 N c. 600 N
b. 450 N d. 550 N
C. Hitunglah
1. Hitung jumlah momen terhadap titik A dari konstruksi gaya seperti pada gambar :
50 N 40 N
600
A
4m
6m
A. KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda :
1. c 6. c
44 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
2. c 7. c
3. c 8. c
4. c 9. c
5. c 10. c
Essay :
1. MA = 307,85 cm .
2. a. MA = 7.10-1 Nm
b. x = 17,5 cm
D. Tugas
1. Jelaskan pengertian Momen gaya ?
2. Jelaskan Arah putaran momen ?
3. Sebutkan Jenis Momen ?
4. Jelaskan Definisih Momen Kopel?
5. Diperlukan gaya 15 N untuk memutarkan tap kekanan. Panjang tangkai tap 20 cm.
Hitung besar momen kopel pada tangkai tap?
A. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat membuat diagram benda bebas dari berbagai konstruksi ( free-body diagram )
2. Memiliki pengetahuan tentang prinsip kesetimbangan .
3. Dapat menghitung gaya reaksi dari suatu konstruksi tumpuan .
B. Uraian Materi
A. Diagram Benda Bebas .
Menggambarkan dan memperlihatkan gaya-gaya yang bekerja pada suatu konstruksi
secara terpisah disebut diagram benda bebas .
Contoh :
1. Gambar diagram benda bebas dari suatu balok :
a. Balok mendapat gesekan .
F
w
Ada tiga gaya yang bekerja pada balok :
- Vektor w [ gaya tarik bumi = berat balok ] .
- Vektor N [ gaya tekan lantai terdadap balok = gaya normal ]
- Vektor f [ gaya gesekan ] .
b. Balok tanpa gesekan.
G1
G2
w1 w2
Balok G1 Balok G 2
300 450
1 2
F1 F2
300 450
450
G = Berat beban .
G
600
F2
F1
450 600
B. Kesetimbangan .
1. Pengertian Kesetimbangan .
Kesetimbangan merupakan konsep penting dalam teknik. Banyak konstruksi - kons
truksi teknik yang dijelaskan dengan memakai konsep kesetimbangan .
Setimbang artinya tidak bergerak atau bergerak lurus beraturan atau dapat juga diar
Tikan “ keadaan tanpa ada gaya ( resultan gaya yang bekerja sama dengan nol )“
sesuai dengan hukum pertama Newton .
a. Kesetimbangan vertikal .
Benda yang tergantung dalam keadaan setimbang vertikal jika jumlah gaya vertikal
sama dengan nol [ ∑ FV = 0 ] atau T = w [ T dan w sama besar dan berlawanan
arah ] .
b. Kesetimbangan mendatar .
Benda dalam keadaan setimbang mendatar jika jumlah gaya mendatar sama dengan
nol [ ∑ FH = 0 ] atau F1 = F2
c. Kesetimbangan Momen .
Benda dalam keadaan kesetimbangan momen jika jumlah momen sama dengan nol
[ ∑ M = 0 ] atau M1 = M2 .
s1 s2
F1 F2
2. Syarat Kesetimbangan .
Benda dalam keadaan setimbang bila jumlah aljabar gaya-gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol .
Dalam bentuk persamaan ditulis :
∑F= 0
atau dijabarkan :
a. Jumlah aljabar gaya-gaya mendatar sama dengan nol .
b. Jumlah aljabar gaya-gaya vertikal sama dengan nol
c. Jumlah aljabat momen gaya terhadap suatu titik sama dengan nol .
Secara matematis ditulis :
∑ Fx ( ∑ FH ) = 0
∑ Fy ( ∑FV ) = 0
a. ∑ M = 0
b.
3. Penggunaan Kesetimbangan .
3.1 Gaya reaksi pada tumpuan .
Pada tumpuan suatu konstruksi terjadi gaya reaksi akibat dari beban yang terdapat
pada konstruksi. Gaya reaksi di tumpuan harus seimbang dengan beban konstruksi
dan dapat dicari secara analitis dengan momen dan syarat kesetimbangan .
F
½L ½L F = Gaya aksi
A dan B = Titik tumpuan .
A B R A dan RB = Gaya reaksi di titik A dan B
L oo
RA RB
RA = ½ . F
F F = Gaya aksi
R = Gaya reaksi .
F=R
R
b. Permukaan tajam [ Titik engsel tetap ] :
F
R
c. Permukaan selinderis :
F
R
Contoh :
1. Diketahui konstruksi roda putar seperti gambar hiutng gaya putar roda ( F ) .
D = 30 cm dan s = 300 mm
F
s
D
100 N
Solusi :
1). Membuat diagram benda bebas :
F
49 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
100 N
2). Syarat kesetimbangan [ ∑ M di titik A = 0 ]
F . s – 100 . ½ D = 0
F = 50 N [ Gaya yang diperlukan memutar roda putar ]
A B
F2
RA RB
B C
300 450
G = 200 kgf
A
Solusi :
a. Gaya pada tali AB .
1). Membuat diagram benda bebas :
F2
F1
Misalkan :
300 450
- Gaya pada tali AB = F1
- Gaya pada tali AC = F2
F1 . cos 300
F2 = ……………… [ 1 ]
Cos 450
Kesetimbangan vertikal :
∑ Fy = 0
F1 . sin 300 + F2 . sin 450 + ( - 200 ) = 0
F1 . sin 300 + F 2. sin 450 = 200 ……………..( 2 )
2. Hitung besar tegangan pada batang dan tali dar gambar no .1 a dan b jika W = 100 kgf .
3. :
4. Hitung gaya reaksi di titik A dan B seperti gambar berat batang diabaikan :
D. Tes Formatif
F1 F2 F4
1m 1,5m 1m 1m
A B F1 = 102 kgf
F2 = 2,5.102 kgf
F3 F3 = 2.102 kgf
6,5 m
F4 = 3.102 kgf
450
400 N
100
mm
Pembelajaran 6. TEGANGAN
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
Tegangan
Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan, bengkokan, dan reaksi. Pada pembebanan
tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan tekan, begitu pula pada
pembebanan yang lain.
Pada suatu bahan yang menerima beban tarik akan timbbul gaya tarik dan adanya
tegangan tarik ini akan mengakibatkan bahan bertambah panjang. Demikian juga pada
pembebanan tekan, pada bahan yang bersangkutan akan terjadi perpendekan. Selain itu juga
terjadi perubahan pada penampang lintangnya, pada beban tarik penampang akan menjadi
lebih kecil dan pada beban tekan penampang akan menjadi lebih besar.
1. Pengertian Tegangan .
Tegangan pada bahan disebabkan adanya beban yang bekerja tiap luas bidang ba
han . Tegangan dinyatakan dengan huruf yunani σ ( sigma ) atau τ ( thau ) .
Definisi tegangan :
Gaya yang bekerja pada satu satuan luas bidang dinamakan tegangan
σ = F [ N m-2 ]
A
σ = Tegangan
F = Gaya yang bekerja [ N ]
A = Luas penampang [ m 2 ] .
Contoh :
1. Diketahui batang pejal seperti pada gambar, hitung besar tegangan tarik pada ba
tang .
2 cm
2.104 2.10 4 N
2 cm
σt = 2.104
4.10-4
σt = 5.107 Nm-2
2. Diketahui pipa baja garis tengah 114 mm dan tebal 8 mm dibebani beban tarik.Te
gangan tarik yang di ijinkan pada bahan 80 N mm-2 . Hitung beban maksimum yg
diperbolehkan pada pipa .
Solusi : D = 114 mm , σt = 80 Nmm-2
F F F
d = 114 – 16
= 98 mm .
2 2
A= .( D –d )
4
F = A x σt
= [ . (114 2
– 98 2
) ] x 80
4
= 213018 N .
Beban maksimum yang diperbolehkan pada pipa < 213018 N
σd = F
A
= 4 .F
.D 2 -2
= 30,47 N mm
Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang normal
dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini
tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling,
maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah
Tegangan yang terjadi akibat gaya geser pada penampang batang disebut tegangan
geser . Tegangan geser dinyatakan dengan simbol τg ( thau geser ) .
Tegangan geser banyak terdapat pada konstruksi sambungan paku keling dan sam
bungan baut .
Persamaan tegangan geser :
F
τg = [ Nm-2 ]
A F
F
F = Gaya geser . τg
τg = Tegangan geser Gambar : Pembebanan geser
A = Penampang geser
Contoh :
Dua buah pelat disambungan dengan paku keling seperti gambar , diameter paku
20 mm dan F = 15 kN . Hitung besar tegangan geser pada paku .
F
F
τg = ?
A = x d 2
4
= x ( 20 ) 2
4
2
= 314 mm
F
τg =
A
15.103
=
314
= 47,77 N mm-2
F
Gambar : Pembebanan puntir
Mp σp = Tegangan puntir
σp = [ N m-2 ] Wp = Momen tahanan puntir [ m3 ] .
Wp Mp = Momen pintir [ N m ]
σp = [ 0,6 – 0,7 ] . σt
Hubungan Momen Puntir ( Mp ) dan Daya pada poros ( N ) :
Mp F Mp = Momen puntir
F = Gaya puntir ( gaya tangensial poros )
D = Diameter poros
R R = Jari-jari poros .
D
Gambar : Penampang poros
Mp = F x R
N= F. . D . n[ tk ]
60 . 100 . 75
puntir ditetapkan :
N = Daya pada poros .
Mp = 71620 . N [ kgf m ] n = puataran poros per menit [ rpm ]
n
Contoh :
Diketahui poros berdiameter 10 cm dipuntir oleh momen 75 Nm . Hitung besar tega
ngan puntir pada poros .
Solusi : D = 10 cm , MP = 75 N.m
= 10-1 m
Mp
σp =
Wp
= 75
0,2. D3
75
=
0,2. ( 10-1)3
5 -2
= 3,75.10 Nm
Penampang Wp [ m3 ]
Wp = x D3
16
D3
= 0,2 x D3 =
D
5
x D – d
4 4
Wp =
16
D
d = 0,2 x D4 – d4
D
D
Wp = 0,208 x a3
a
atau :
2x a3
a Wp =
9
2 2
Wp = x b x h
9
h atau :
b
b Wp = 0,208 x b2 x h
Bila batang salah satu ujungnya dijepit dan ujung lain bekerja gaya F seperti gam
bar, batang dikatakan mendapat pembebanan lengkung .
Karena ada pembebanan lengkung pada batang , akibatnya penampang batang
men dapat tegangan lengkung ( σL ) .
F
L
F = Gaya lengkung .
L = Jarak F ke jepitan .
Besar kecil lengkungan batang tergantung pada besar momen lengkung ,gaya F dan
jarak gaya F terhadap jepitan .
Persamaan tegangan lengkung :
σL =
ML [ N m-2 ]
WL
σL = Tegangan lengkung
WL = Momen tahanan lengkung [ m3 ]
ML = Momen lengkung [ Nm ] = F . L
Jika pada batang bekerja beberapa momen seperti gambar :
F2 F1
L2
L1
Momen lengkung ML = M1 + M2
= F 1 . L 1 + F 2 . L2
Contoh :
1. Diketahui konstruksi batang seperti gambar , hitung momen dan tegangan leng
kung pada batang .
F b F = 6.103 N
L = 700 mm
h b = 25 mm
h = 40 mm
L
Solusi :
Momen Lengkung [ ML ] = F x L
= 6.103 x 7.10-1
= 43.102 Nm
σL = 43.102
66,67.10-7
= 63,0.107 Nm– 2
ML = F x L
L
F
½L ½L
ML = FxL
L
4
F=q/m
FxL
M L=
8
L
q x L2
M L=
8
Tabel 3 : Momen tahanan lengkung beberapa penampang .
h
WL =
1. h3
h 6
h WL =
1
. b . h2
6
b
WL = . D3 = 0,1 . D3
32
D
4 4
WL = . Dd
32 D
4 4
d WL = 0,1. Dd
D D
Tegangan tarik :
1. Hitung tegangan tarik pada batang pejal dengan garis tengah 20 mm mendapat
beban tarik 30 kN .
2. Hitung tegangan tarik dari konstruksi batang baja seperti pada gambar :
Berat jenis batang baja 7,8 kg dm-3.
F = 6.102 N .
120 mm Diameter batang 25 mm .
F
Tegangan tekan :
1. Tentukan diameter tiang besi yang dibebani gaya 800 kN . Tegangan tekan yang di
ijinkan 200 N mm-2 dan tidak ada tekukan . Diameter dalam 0,8 D .
2. Hitung tegangan tekan pada konstruksi tiang pipa seperti gambar :
500 kN Tebal tiang pipa 8 mm .
368 mm
Tegangan geser .
1. Hitung besar beban F pada sambungan pen seperti gambar :
pen
Tegangan Puntir .
1. Hitung tegangan puntir pada poros berdiameter 30 mm. Poros diputar oleh gaya kopel
dengan momen 2.103 kgf cm.
2. Tentukan diameter poros yang dipuntir oleh momen 103 kgf cm dengan tegangan yg
di perbolehkan 2.102 kgf cm-2.
Tegangan Lentur .
1. Hitung tegangan lentur pada batang berikut :
D. Tes Formatif
1. Hitung garis tengah batang yang mendapat beban tarik 20 kN. Tegangan tarik yang
diperbolehkan 50 N / mm2 .
2. Sebuah tiang terdiri dari besi siku 120 x 10 mm dengan luas penampang 2318 mm² .
Tegangan tekan 90 N/mm² . Hitung beban tekan maksimum .
3. Hitung diameter batang baut seperti pada gambar :
Bahan baut St 34 .
d τg = 0,6. σt
Faktor keamanan bahan 5 .
F F F = 15.10 2 kgf .
4. Poros dengan diameter 60 mm . Tegangan puntir pada poros 600 kgf/cm² . Hitung :
a. Momen tahanan puntir .
b. Momen puntir .
5. Batang dijepit seperti gambar : Tegangan yang terjadi 600 kgf/cm² . Tentukan ukuran t
½t
1m
100 kgf
240 mm
7. Hitung gaya perlawanan paku terhadap kayu dari pencabut seperti gambar :
10 kgf L = 50 mm
mm
400
b. F1 = 2 N , F2 = 6 N dan F3 = 4 N .
F1 F2 F3
1m 1,5 m 1,5 m
A B
6m
F1 F2 F4
1m 1,5m 1m 1m
F1 = 102 kgf
A B F2 = 2,5.102 kgf
F3 F3 = 2.102 kgf
25.10 2
=
7.10 6
= 3,57.10-4 m2
A=bxh
=[½h]xh
3,57 . 10-4 = ½ . h2
Ukuran penampang tiang : h = 0, 0267 m
b = ½ h = 0, 0134 m .
E. Kuis
Kuis ini sebagai ganti catatan siswa agar siswa tidak bosan dan pengganti catatan ini dibuat
simpel tapi berbobot (mencakup seluruh kajian). Lalu berilah poin plus bagi siswa-siswa
yang bisa menjawab masing-masing pertanyaan dalam kuis ini agar lebih interaktif
JAWABAN :
1. B
2. D
3. E
4. A
5. F
6. G
7. C
F. Tes Tertulis
G. Tugas
1. Apakah yang dimaksud dengan Gaya?
2. Jelaskan jenis-jenis dari gaya?
3. Tentukan arah gaya resultan jika gaya A 10N ke kanan dan gaya B sebesar 5N ke kiri ?
4. Tentukan gaya resultan jika gaya A 10N dan gaya B sebesar 5N?
5. Hitunglah besar gaya jika masa benda 10 kg dan gravitasi 9,8 m/s2?
Pembelajaran 7. SAMBUNGAN
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian sambungan dengan baik.
2. Menjelaskan jenis-jenis sambungan dengan baik.
3. Menjelaskan fungsi sambungan dengan baik.
4. Menerapkan perhitungan sambungan pada bidang automotif dengan baik.
B. Uraian Materi
1. Pengertian sambungan
Suatu mesin merupakan atau penggabungan dari banyak elemen dimana satu elemen
dihubungkan dengan elemen lainnya dengan cara menggunakan sambungan -sambungan yang
digunakan dengan elemen lainnya dengan cara menggunakan sambungan.
2. Jenis-jenis sambungan.
a.Sambungan tetap
1) Sambungan dimana bagian - bagian yang disambung tidak dapat dibuka kecuali dengan
dirusak dinamakan sambungan tetap .
2) Sambungan tetap seperti sambungan paku keling , sambungan las , sambungan solder ,
sambungan susut dan sambungan dengan bahan perekat .
3) Sambungan tetap dibuat untuk bagian-bagian yang tidak perlu dibuka pasang .
b.Sambungan tidak tetap .
1)Sambungan dimana bagian - bagian yang disambung dapat dibuka ( dilepas ) disebut
sambungan tidak tetap .
2)Sambungan tidak tetap seperti sambungan ulir dan sambungan pasak atau sambungan
pen .
3)Sambungan tidak tetap dibuat untuk memudahkan penggantian bagian – bagian yang rusak
dan kepentingan perakitan ( asembling ) .
3. Fungsi sambungan.
a. Membentuk konstruksi sesuai dengan yang dikehendaki terutama bila sulit atau
kurang ekonomis bila dibentuk dari satu macam bahan .
F F F = Beban
F F
F F
F
F
Plat robek .
F F
( t- d )
t
F ≤ ( t – d ). s . σt [ kgf ; N ] …………………. ( 1 )
σt dari bahan plat .
s = tebal plat
t = jarak antara paku .
d = diameter paku .
Kekuatan paku menahan geseran :
( tegangan geser ) g
F F
F
4
F ≤ n . . d 2. g [ kgf ; N ] ……………………… ( 2 )
F
d F
F ≤ n. d. s . σo
[ kgf ; N ] …………………….. ( 3 )
σo = Tekanan bidang plat yang diijinkan .
d
F F
F ≤ ( b – n.d ) . s . σt [ kg ; N ] ........................ ( 4 )
n = jumlah paku sejajar .
σt dari bahan plat .
b = lebar plat .
Dari persamaan 2 dan 3 jika σo plat g= 1,6 di dapat nilai :
g
2
4 . d = s . σo
d = 2.s
( t – d ) . s . σt
φ plat = t . s . σt x 100 %
(t -d)
φ plat = t x 100 %
Efisiensi paku ( φ paku ) .
Efisiensi paku didefinisikan sebagai :
n. .d 2 .g
φ paku = 4 x 100 %
70
t.s.t SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
Perhitungan :
Diketahui sambungan kampuh berimpit dikeling tunggal :
-
sambungan dipasang dengan empat buah paku .
-
bahan plat dari bahan St 35 .
-
bahan paku dari bahan St 34 .
-
tebal kampuh ( plat ) 16 mm .
-
faktor keamanan sambungan ditetapkan 5
-
diamter paku 20 mm .
Rencanakan :
a. Jarak antara paku
b. Efisiensi plat .
c. Besar gaya F pada tiap paku yang mengalami geseran , =t g0,7paku .
d. Gambarkan konstruksi sambungannya .
Solusi :
St 35 3500
t plat 5
= 5 = = 700 kgf cm -2
St 34 3400
g = 0,7. 5 = 0,7 . 5 = 476 kgf cm -2
a. t = 2,6 . d = 2,6 . 20 = 52 mm .
b. Efisiensi plat :
(t d )
φ plat = x 100%
t
(52 20)
= 20 x 100 % = 61,5 %
c. Kekuatan paku terhadap geseran :
3,14
F ≤ n . . d 2. g ≤ 4. . ( 2 ) 2 . 476
4 4
F ≤ 5978, 56 kgf .
Gaya tiap paku yang menerima geseran ( Fo ) :
F 5978 ,56
Fo = = = 1494,64 kgf .
n 4
d. Konstruksi sambungan :
F
F
t
(t–d)
0,6 t
-
Diameter paku keling 13 mm paku
g 500 kgf cm-2
-
Tebal plat 7 mm
- -2
σo plat 600 kgf cm
-
tplat 750 kgf cm -2
F ≤ ( b – n.d ) . s . σt
F ≤ ( 7 – 4.1,3 ) .0,7 . 750 ≤ 945 kgf .
- Kekuatan paku menahan geseran :
4
F ≤ n. . dg 2.
3,14
F ≤ 4. 4 . (1,3)2 . 500 ≤ 2653.3 kgf .
- Kekuatan plat menahan takanan bidang paku :
F ≤ n. d. s . σo
F ≤ 4 . ( 1,3 ) . ( 0,7 ) . 600 ≤ 2184 kgf .
Dari pemeriksaan diatas bagian yang terlemah pada kekuatan plat terhadap beban tarik
dengan gaya maksimum 945 kgf .
Gaya maksimum yang diijinkan pada sambungan 945 kgf .
b). Kampuh Bilah .
b.1). Kampuh bilah tunggal .
s’ s’ = tebal bilah
s s = tebal plat .
F t F
(t–d)
Plat
F F
t
I
-
Beban tiap paku F = 4800 kgf .
Solusi :
St35 3500
t paku v= =6 = 583 kgf cm-2
g paku = 0,7. 583 = 408 kgf cm-2
t plat St
= 34 = 567 kgf cm-2 ; plat
t = t
bilah
6
a. Diameter paku ( d ) :
3 F0 ≤ n 4
. d 2
. gpaku
3,14
2400 ≤ 3 . 4 . d 2 . 408
d ≥ 1,58 dibulatkan 16 mm .
maka diameter paku ( d ) ditetapkan ≥ 16 mm .
b. Jarak antara paku ( t ) :
Jarak t pada penampang I - I :
2. F0 ≤ ( t – d ) . s’ . tbilah
1600 ≤ ( t – 1,6 ) . 0,8. 1,2 . 567
t ≥ 2,96 + 1,6
t ≥ 4,56 cm dibulatkan 48 mm .
nilai t ditetapkan ≥ 48 mm .
e. Konstruksi penampang sambungan bilah tunggal dikeling ganda :
s’ s’ = tebal bilah
s s = tebal plat .
s’
Kekuatan plat :
F ≤ ( t
– td ) . s . t[ kgf ; N ] , bahan plat .
Kekuatan paku terhadap geseran :
. d 2.
F≤n.2.4 gpaku [ kgf ; N ]
-
Beban pada sambungan ( F ) = 14 ton .
-
Tegangan tarik ijin bahan ( )t = 1400 kgf cm-2
-
Tegangan geser paku ( g) = 0,8. t
-
Tekanan bidang pada lubang ( σo ) 2t .
=
-
Sambungan menggunakan enam paku . ( n = 6 )
-
Tebal bilah ( s’ ) = 0,5 s
Rencanakan :
a. Besar diameter paku keling .
b. Tebal plat dan tebal bilah .
c. Lebar plat ( bilah ) .
Solusi :
a. Diameter paku ( d ) :
F≤ n.2.4 . d 2. gpaku
3,14
14.10 ≤ 6 . 2 . 4
3
. d 2 . 0,8 . 1400
4.14.10 3
6.2.3,14.0,8.1400
d≥
≥ 1,15 cm dibulatkan 12 mm .
Ditetapkan d ≥ 12 mm .
b. - Tebal plat ( s ) :
F ≤ n . d . s . σo
F 14.10 3
s ≥ n.d . 0 ≥ 6.(1,2).2.1400
- Tebal bilah ( s’ ) :
s’ = 0,5. 0,7 = 0,35 cm .
Tebal bilah ditetapkan s’ ≥ 4 mm .
c. Lebar plat ( b ) :
F ≤ ( b – 3.d ) .s .t
F
b ≥ s.t + 3.d
14.10 3
b ≥ 0,7.1400 + 3. ( 1,2 )
≥ 17,89 cm dibulatkan 18 cm .
Lebar plat ditetapkan ( b ) = 180 mm .
B. Tugas
1. Jelaskan definisi sambungan?
2. Jelaskan jenis sabungan?
3. Jelaskan definisi sambungan tetap?
4. Jelaskan definisih sambungan tidak tetap?
5. Jelaskan jenis sambungan tetap?
B. Uraian Materi
Teori Dasar Roda gigi
1. Kegunaan Roda Gigi
Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi
memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang
saling berkait. Rodagigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih
bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang lainnya,
2. Kelebihan roda gigi :
Roda gigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu
:
Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.
Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara dua poros. Di samping
itu terdapat pula roda gigi yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula roda
gigi dengan putaran yang terputus-putus.
Dalam teori, rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami
perubahan bentuk dalam jangka waktu lama.
3. Jenis-jenis Roda gigi
Roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Menurut Letak Poros
Rodagigi miring (gambar 2.5) kriterianya hampir sama dengan rodagigi lurus, tetapi dalam
pengoperasiannya rodagigi miring lebih lembut dan tingkat kebisingannya rendah dengan
perkontakan antara gigi lebih dari 1.
Rodagigi kerucut (gambar 2.10) digunakan untuk mentransmisikan 2 buah poros yang saling
berpotongan.
3) Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran dari roda cacing ke
cacing (mengunci sendiri).
4) Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150.
5) Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena kontak beberapa gigi (biasanya 2 sampai 4).
6) Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya kecil.
Batasan pemakaian rodagigi cacing adalah:
1) Kecepatan rodagigi cacing maksimum 40.000 rpm
2) Kecepatan keliling rodagigi cacing maksimum 69 m/s
3) Torsi rodagigi maksimum 70.000 m kgf
4) Gaya keliling rodagigi maksimum 80.000 kgf
5) Diameter rodagigi maksimum 2 m
6) Daya maksimum1.400 Hp
Peningkatan pemakaian rodagigi cacing seperti gambar 2.15, dibatasi pada nilai i antara 1
sampai dengan 5, karena dengan ini bisa digunakan untuk mentransmisikan daya yang besar
dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan salah satu tingkat rodagigi
lurus sebelum atau sesudahnya untuk dapat mendapat reduksi yang lebih besar dengan efisiensi
yang lebih baik.
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk trapezoidal, menunjukkan
dua kerucut.
d. H-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung.
Tipe-tipe dari penggerak rodagigi cacing antara lain :
a. Cylindrical worm gear dengan pasangan gigi globoid
Gambar 2.20 Rodagigi cacing kerucut dipasangkan dengan rodagigi kerucut globoid
5. Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi
Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1 (rpm) pada poros penggerak dan n
2 (rpm) pada poros yang di gerakkan, diameter lingkaran jarak bagi d 1 (mm) dan d 2 (mm)
n1 d m . z1 z 1
u 1 1
n2 d 2 m . z 2 z2 i
z1
i
z2
Harga i adalah perbandingan antara jumlah gigi pada rodagigi dan pinion, dikenal juga sebagai
perbandingan transmisi atau perbandingan rodagigi. Perbandingan ini dapat sebesar 4 sampai 5
dalam hal rodagigi lurus standar, dan dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada
rodagigi miring ganda dapat sampai 10.
Jarak sumbu poros aluminium (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d 1 dan d 2 (mm) dapat
dinyatakan sebagai berikut :
( d 1 d 2 ) m ( z1 z 2 )
a
2 2
2a
d1
i 1
2 a .i
d2
i 1
6. Nama-nama Bagian Rodagigi
Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan rodagigi yang perlu
diketahui yaitu :
1. Lingkaran pitch (pitch circle)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini merupakan dasar
untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak antara gigi dan lain-lain.
2. Pinion
Rodagigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.
3. Diameter lingkaran pitch (pitch circle diameter)
Merupakan diameter dari lingkaran pitch.
4. Diametral Pitch
Jumlah gigi persatuan pitch diameter
5. Jarak bagi lingkar (circular pitch)
Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan atau keliling lingkaran
pitch dibagi dengan jumlah gigi, secara formula dapat ditulis :
d b1
t=
z
6. Modul (module)
Perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.
d b1
m=
z
7. Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch diukur dalam
arah radial.
8. Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial.
9. Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi dengan
jarak poros.
10. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi yang berpasangan.
11. Pitch point
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang juga
merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.
12. Operating pitch circle
lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang rodagigi yang berkontak dan jarak porosnya
menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.
13. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
14. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
15. Width of space
Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
16. Sudut tekan (pressure angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.
17. Kedalaman total (total depth)
Jumlah dari adendum dan dedendum.
18. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
19. Lebar ruang (tooth space)
Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran pitch
20. Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.
21. Sisi kepala (face of tooth)
Permukaan gigi diatas lingkaran pitch
22. Sisi kaki (flank of tooth)
Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.
Dengan data – data yang di dapat dari pengukuran di lapangan maka dapat dilakukan
perhitungan terhadap roda gigi :
Jumlah gigi yang direncanakan untuk roda gigi besar ( roda gigi yang digerakkan ) untuk
menggerakkan poros:
Dalam perencanaannya jumlah gigi pada roda gigi besar (z2) adalah 50 gigi .
Modul gigi , m
Perbandingan putaran, U
Perbandingan putaran dengan perbandingan roda gigi di dapatkan U < 1 dan i > 1; sehingga
dapat dikatakan bahwa roda gigi tersebut di gunakan untuk reduksi (U < 1 dan i > 1) .
Kecepatan keliling ( tanpa pembebanan )
F1b = σa . M . Y . Fv
= 19 x 4 x 0,408 x 0,49
= 15,19 kg/mm
# Faktor tegangan kontak pada bahan roda gigi yang diambil menurut kekerasan (HB) bahan roda
gigi dapat di lihat pada tabel 4.4 yaitu:
KH = 0,039 kg/mm2
# Faktor tegangan kontak yang di izinkan adalah:
K = 2 . Fv . Kh
= 2 x 0,49 x 0,039
KUNCI JAWABAN
1. Trasmisi pada bagian-bagian mesin dapat digolongkan atas transmisi sabuk, transmisi
rantai, dan transmisi kabel atau tali. Selain itu juga terdapat transmisi roda gigi.
2. Jenis-jenis transmisi sabuk: Transmisi sabuk datar (flat belt),digunakan di industri dengan
daya yang cukup besar, jarak antar puli biasanya sampai 10 m, transmisi sabuk V (V-belt),
sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Digunakan pada mesin-
mesin industri dimana jarak antar puli dekat, transmisi sabuk bundar (circular belt), paling
jarang digunakan, biasanya dipakai untuk mentransmisikan daya yang kecil, dan jarak antar
puli sampai 5 meter.
Selain itu terdapat pula jenis sabuk gilir.
3. Susunan Belt dalam Sistem Puli : Sistem terbuka yaitu susunan puli dimana putaran puli yang
satu dengan yang lain berputar dengan arah yang sama, Sistem tertutup atau sabuk silang
yaitu susunan puli dimana putaran puli yang satu dengan yang lain berlawanan arah.
4. Keuntungan penggunaan rantai dibanding sabuk adalah...
a). Selama beroperasi tidak terjadi slip sehingga diperoleh rasio kecepatan yang sempurna,
b). Karena rantai terbuat dari logam, maka ruang yang dibutuhkan lebih kecil dari pada sabuk,
dan dapat menghasilkan transmisi yang besar,
c). Memberikan efisiensi transmisi tinggi (sampai 98 persen), dapat dioperasikan pada suhu
cukup tinggi maupun pada kondisi atmosfer.
5. Jenis-jenis rantai yang sering dipakai adalah rantai rol dan rantai gigi, rantai rol sangat luas
pemakaianya karena harganya yang relative murah dan perawatan serta pemasanganya mudah
sedang rantai gigi mempunyai keunggulan pada tingkat kecepatan dan kapasitas daya yang
ditransmisikan lebih besar, serta tingkat kebisingan lebih kecil, akan tetapi harganya lebih
mahal.
6. Macam-macam roda rantai, terdapat tiga macam roda rantai, yaitu:roda rantai tunggal, roda
rantai ganda, dan roda rantai jajar
7. Roda gigi merupakan elemen mesin yang digunakan untuk memindahkan daya dan putaran
dari satu poros ke poros lain tanpa terjadi slip, keuntungannya Meneruskan rasio kecepatan
yang sama dan tepat, tidak 155 terjadi slip,dapat digunakan untuk meneruskan daya yang
besar, dapat digunakan untuk meneruskan putaran yang tinggi, Perbandingan transmisi roda
gigi dapat didesain dari sesuai kebutuhan.dapat digunakan untuk jarak sumbu poros yang
dekat.
Memiliki, dapat digunakan untuk meneruskan putaran dari poros sejajar, bersilangan dan
poros dengan sudut tertentu.
Pembelajaran 9. RANTAI
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan jenis- jenis rantai
2. Menjelaskan bagian-bagian utama rantai
3. Menjelaskan penerapan rantai di bidang otomotif
4. Menjelaskan cara-cara pelumasan rantai
B. Uraian Materi
1. Pengertian Rantai
Rantai adalah untai material yang fleksibel, biasanya terbuat dari baja, saling dikunci atau
dihubungkan satu sama lain tetapi bebas untuk bergerak pada satu atau banyak bidang.
2. Fungsi Rantai
Sebagai penarik beban
Meneruskan daya dan putaran
3. Keuntungan Rantai
Transmisi tanpa slip >>> perbandingan putaran tetap
Dapat menahan beban yang relatif besar dibanding dengan tali baja.
Dalam penyambungan dengan peralatan lain lebih mudah Sebab sudah ada
lobang/kaitan
4. Kerugian Rantai
Kurang fleksibel dibanding dengan tali baja
Menimbulkan suara waktu bergerak
Karena ukuran relatif besar, membutuhkan ruangan yang cukup banyak.
Tidak dapat dipakai utk kecepatan tinggi (max. 600 m/min)
5. Macam-macam Rantai
Rantai mata
Rantai rol
A. Rantai mata
Perhitungan Rantai Mata
- Terjadi tarikan
- Terjadi geseran
B. Rantai Roll
Dipakai, jika diperlukan transmisi posistif (tanpa slip) dengan kecepatan 600m/min, tanpa pembatas bunyi
dan harga yang murah. Terdiri dari pena, rol dan plat mata rantai.
2)
A.
KUNCI JAWABAN
1. Rantai bumbung, rantai rol, rantai putar, rantai morse
2. Karena didalam pemakaiannya rantai morse menghasilkan suara yang halus
3. Keping rantai(mata rantai), pena, rol
4. Pelumasan pada rantai dimaksudkan untuk mengurangi keausan sehingga umur rantai
menjadi lebih lama
5. Jenis-jenisnya :
a. Pelumasan sikat dan tetes untuk kecepatan rendah
91 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
B. Uraian Materi
1. Fungsi Transmisi Sabuk
Belt yang berpenampang trapesium, terbuat dari tenunan dan serat-serat yang dibenamkan
pada karet kemudian dibungkus dengan anyaman dan karet; digunakan untuk
mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui puli yang berputar
dengan kecepatan sama atau berbeda.
1. Terpal
2. Bagian Penarik
3. Karet pembungkus
4. Bantal Karet
Sabuk dengan gigi (timing belt) yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai 2
meter, dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1:1 sampai 6:1.
5. Kelebihan Transmisi V-Belt
V-belt lebih kompak
Slip kecil dibanding flat belt
Operasi lebih tenang
Mampu meredam kejutan saat start
Putaran poros dapat dalam 2 arah & posisi kedua poros dapat sembarang
6. Kelemahan Transmisi V-Belt
Tidak dapat digunakan untuk jarak poros yang panjang
Umur lebih pendek
Konstruksi puli lebih kompleks dibanding puli untuk flat belt
7. Langkah Pemilihan Transmisi V-Belt
Menghitung efisiensi transmisi V-belt 90-98%
Menghitung daya nominal dan putaran
Memilih puli penggerak dan yang digerakkan berdasarkan perbandingan kecepatan &
diameter minimum.
Menghitung jarak antara sumbu poros
Menghitung torsi pada puli kecil berdasarkan daya desain & putaran.
Tarikan belt maks ≤ Tarikan maks yang diijinkan belt
Jika tidak terpenuhi, maka:
Pilih penampang belt yang lebih besar & gunakan lebih dari satu belt
8. Aplikasi Transmisi V-Belt
Penerus daya pada mesin-mesin kecepatan tinggi, seperti kompresor, dll.
Kipas radiator mobil
Mesin-mesin pertanian
Mesin-mesin industri
Mesin perkakas
Mesin kertas, mesin tekstil, dsb.
9. Contoh-contoh Transmisi V-Belt
wedge v-belt
classical v-belt raw edge cogged wedge v-belt raw edge
wrapped type type cogged type
B. KUNCI JAWABAN
1. Belt digunakan untuk memindahkan daya atau meneruskan putaran pada posisi
poros-poros yang sejajar
2. Sabuk Rata, Sabuk V (V-belt), sabuk bergigi
3. Kulit, kanvas(terpal), karet
4. Kelebihannya :
a. Gaya gesek lebih besar
b. Perbandingan transmisi bisa lebih besar
c. Beban bantalan lebih kecil
d. Jarak antara poros bisa lebih pendek
5. Keuntungannya :
a. Perbandingan transmisi tetap
b. Beban bantalan kecil, karena tegangan pendahuluannya kecil
c. Perawatan mudah
d. Tahan terhadap lingkungan yang berlemak
e. Dapat meredam kejutan
6. Contoh pemakaian :
a. Sabuk bergigi banyak digunakan sebagai timing belt yang meneruskan putaran
dari poros engkol ke poros kem
B. Uraian Materi
Mengenal Proses Pengecoran Logam
Pengecoran adalah membuat komponen dengan cara menuangkan bahan yang dicairkan ke
dalam cetakan. Bahan disini dapat berupa metal maupun non-metal. Untuk mencairkan bahan
diperlukan
furnace (dapur kupola). Furnace adalah sebuah dapur atau tempat yang dilengkapi dengan
heater (pemanas). Bahan padat dicairkan sampai suhu titik cair dan dapat ditambahkan
campuran bahan seperti chrom, silikon, titanium, aluminium dan lain-lain supaya bahan menjadi
lebih baik. Bahan yang sudah cair dapat dituangkan ke dalam cetakan.
Cetakan untuk pengecoran dapat dibuat dengan pasir ataupun logam. Untuk komponen yang
rumit dan tidak banyak jumlahnya biasanya memakai cetakan pasir, sedangkan komponen yang
bentuk sederhana dan diproduksi masal dapat menggunaan cetakan logam.
Dalam membuat cetakan yang perlu diperhatikan adalah porositas dan toleransi untuk
sringkage (penyusutan) setelah penuangan. Porositas Ada 4 faktor yang berpengaruh atau
merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu:
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali
pakai (expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold).
Cetakan pasir termasuk dalam expendable mold. Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali
pengecoran saja, setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. Dalam
pembuatan cetakan, jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir
hijau. Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat digunakan, bentonit, resin, furan atau air
gelas.
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu: Besi cor, besi
cor putih, besi cor kelabu, besi cor maliable, besi cor nodular, baja cor dan lainlain. Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang terdiri dari
logam. unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku.
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan” logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair),. Cleaning fluxes, drossing
fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes. Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan
dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel,
dan tungku kupola.
Perlakuan panas
Hasil/ produk coran
JAWABAN
1. Pengecoran logam merupakan proses pembentukan logam dengan cara menuangkan
logam cair ke dalam cetakan, kemudian logam cair tersebut dibiarkan membeku
2. Kayu, resin epoksi, resin polistirene dan logam
3. Tahapannya :
a. Letakkan pola bagian bawah diatas papan alas yang rata
b. Pasang rangka cetak bawah diatas papan tersebut
c. Taburkan pasir muka ke dalam rangka cetak
d. Padatkan pasir muka dengan penumbuk
e. Masukan pasir cetak dan padatkan
f. Balikkan rangka cetak, lalu pasang pola lainnya
g. Pasang oula pola saluran naik, saluran turun dan saluran penambah
h. Pisahkan rangka cetak baah dengan atas
i. Keluarkan pola-pola dari cetakan pasir
j. Pasang kembali rangka cetakan atas pada cetakan bawah
4. Tanah lempung, bentonit, semen, minyak nabati, dekstrin, resin
5. Langkahnya :
a. Menyiapkan bahan baku
b. Membuat pola (inti)
c. Mengolah pasir cetak
d. Membuat cetakan pasir pada rangka cetak
e. Melebur bahan baku pada tungku
f. Menuangkan logam cair ke dalam cetakan
g. Membiarkan logam caair tersebut membeku
h. Membongkar cetakan
i. Membersihkan logam coran
j. Memeriksa produk coran
6. Blok silinder ,tutup silinder, karburator, karter (bak engkol), caliper
B. TUGAS
1. Jelaskan definisi pengecoran?
2. Terangkan mesin-mesin pengolah pasir cetak?
3. Simpulkan penggunaan pengecoran dengan pasir?
4. Jelaskan perbandingan antara pencetakan gips dengan tanah liat asli dalam produksi
pahatan perunggu atau sebagai pisau pahat pada proses pemahatan batu?
5. Terangkan definisih dies casting?
B. Uraian Materi
Proses pembentukan logam, dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu :
1. berdasarkan daerah temperature pengerjaan
2. berdasarkan jenis gaya pembentukan
3. berdasarkan bentuk benda kerja
4. berdasarkan tahapan produk
Klasifikasi berdasarkan temperature pengerjaan :
1. Proses pengerjaan panas : proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperature
rekristalisasi logam yang diproses. Akibat konkretnya ialah logam bersifat lunak pada temperature
tinggi. Keuntungannya : bahwa deformasi yang diberikan kepada benda kerja dapat relative besar,
hal ini dikarenakan sifat lunak dan sifat ulet pada benda kerja, sehingga gaya pembentukan yang
dibutuhkan relative kecil, serta benda kerja mampu menerima perubahan bentuk yang besar
tanpa retak.
2. Proses pengerjaan dingin : proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperature
dibawah temperature rekristalisasi, pada umumnya pengerjaan dingin dilakukan pada suhu
temperature kamar, atau tanpa pemanasan. Pada kondisi ini, logam yang dideformasi terjadi
peristiwa pengerasan regangan. Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat, tetapi makin
getas bila mengalami deformasi, bila dipaksakan adanya suatu perubahan bentuk yang besar,
maka benda kerja akan retak akibat sifat getasnya. Keunggulan : kondisi permukaan benda kerja
yang lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas, hal ini dikarenakan tidak
adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak pada permukaan. Contoh, proses
penarikan kawat, dan pembentukan pelat.
Klasifikasi berdasarkan gaya pembentukan :
1. pembentukan dengan tekanan, contoh tempa, pengerolan, ekstrusi, pukul putar.
2. pembentukan dengan tekanan dan tarikan, contoh : penarikan kawat, pipa, penarikan dalam,
dan penipisan dinding tabung.
3. pembentukan dengan tarikan, contoh : tarik regang, ekspansi. 206
4. pembentukan dengan tekukan, contoh : proses tekuk, proses rol tekuk.
5. pembentukan dengan geseran.
Klasifikasi berdasarkan bentuk benda kerja :
1. pembentukan benda kerja masif atau pejal, ciri : terjadinya perubahan tebal pada benda kerja
secara maksimal, atau mencolok selama diproses.
2. pembentukan benda kerja pelat, ciri : tebal dianggap tetap, karena perubahan tebal sangat
kecil, tetapi perubahan bentuk tertentu saat dideformasi.
Klasifikasi berdasarkan tahapan produk :
1. proses pembentukan primer, proses ini menghasilkan produk setengah jadi. Contoh : pelat dan
profil dari bahan baku berupa ingot, slab dan billet.
2. proses pembentukan sekunder, proses lebih lanjut yang dihasilkan oleh proses primer, atau
proses final. Contoh, penarikan kawat, penarikan dalam, dan pembuatan pipa dan plat.
Berdasar penjelasan sebelumnya bahwa berdasarkan temperatur pengerjaannya, proses
pembentukan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu: pengerjaan panas (hot
working) dan pengerjaan dingin (cold working). Pada bahan ajar ini dijelaskan mengenai sebagian
pengerjaan dingin yaitu pembentukan manual, tekuk/lipat, dan pengerolan, serta sebagian
pengerjaan panas yaitu tempa
Proses pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan plastis logam di
bawah suhu rekristalisasi pada umumnya dilakukan disuhu kamar. Suhu rekristalisasi yang
dimaksud adalah suhu pada saat bahan logam akan mengalami perobahan struktur mikro.
Perobahan struktur mikro ini akan mengakibatkan perobahan karakteristik bahan logam tersebut.
Cold working sangat baik untuk produksi massal, mengingat diperlukannnya mesin-mesin yang
kuat dan perkakas yang mahal. Produk-produk yang dibuat biasanya harganya sangat rendah.
Selain itu material yang menjadi sampah relatif lebih kecil daripada proses pemesinan.
Pada kondisi ini logam yang dideformasi mengalami peristiwa pengerasanregangan (strain-
hardening). Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami
deformasi. Hal ini menyebabkan relatif kecilnya deformasi yang dapat diberikan pada proses
pengerjaan dingin. Bila dipaksakan suatu perubahan bentuk yang besar, maka benda kerja akan
retak akibat sifat getasnya.
Proses pengerjaan dingin tetap menempati kedudukan yang khusus, dalam rangkaian
proses pengerjaan. Langkah deformasi yang awal biasanya adalah pada temperatur tinggi.
Misalnya proses pengerolan panas. Balok ingot, billet ataupun slab di rol panas menjadi bentuk
yang lebih tipis, misalnya pelat. Pada tahapan tersebut deformasi yang dapat diberikan relatif
besar. Namun proses pengerolan panas ini tidak dapat dilanjutkan pada pelat yang relatif tipis.
Memang mungkin saja suatu gulungan pelat dipanaskan terlebih dahulu pada tungku sampai
temperaturnya melewati temperatur rekristalisasi. Akan tetapi bila pelat tersebut di rol, maka
temperaturnya akan cepat turun sampai di bawah temperatur rekristalisasi. Hal ini disebabkan
oleh besarnya panas yang berpindah dari pelat ke sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat
mengalami penurunan temperatur dari pada pelat yang tebal.
Proses deformasi yang dilakukan pada benda kerja yang luas permukaan spesifikasinya
besar (luas spesifik adalah luas permukaan dibagi dengan volume) hanyalah proses pengerjaan
dingin. Beberapa contohnya adalah proses pembuatan pelat tipis (sheet) dengan pengerolan
dingin, proses pembuatan kawat dengan proses penarikan kawat (wire drawing) serta seluruh
proses pembentukan terhadap pelat (sheet metal forming).
Keunggulan proses pengerjaan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja yang lebih
baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya
proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak pada permukaan. Keunggulan lainnya adalah
naiknya kekerasan dan kekuatan logam sebagai akibat pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti
oleh suatu kerugian, yaitu makin getasnya logam yang dideformasi dingin.
A. Soal
1. Apa yang dimaksud dengan proses pembentukan logam?
2. Apa yang dimaksud dengan proses pengerjaan panas?
3. Jelaskan proses pembentukan rol?
4. Jelaskan proses pembentukan manual?
5. Apa fungsi dapur pemanas pada proses penempaan?
6. apa yang dimaksud pengerjaan dingin?
7. Sebutkan peralatan yang digunakan pada proses tempa?
B. TUGAS
1. Jelaskan keuntungan dari proses pengerjaan panas?
2. Terangkan apa yang terjadi pada proses pengerolan?
3. Jelaskan definisi pembentukan logam?
4. Jelaskan pengertian sifat mekanis?
5. Simpulkan perbedaan pembentukan panas dengan pembentukan dingin?
B. URAIAN MATERI
(a). Pembubutan muka (facing); perkakas dihantarkan secara radial ke bendakerja yang berputar
untuk mendapatkan permukaan yang datar.
(b). Pembubutan tirus (taper turning); perkakas dihantarkan dengan membentuk sudut tertentu
terhadap sumbu putar sehingga diperoleh bentuk konis.
(c). Pembubutan kontour (contour turning); perkakas dihantarkan dengan mengikuti garis bentuk
tertentu sehingga diperoleh benda dengan kontour yang sesuai dengan garis bentuk tersebut.
(d). Pembubutan bentuk (form turning); menggunakan perkakas yang memiliki bentuk tertentu
dan dihantarkan dengan cara menekankan perkakas tersebut secara radial ke bendakerja.
(e). Pembubutan tepi (chamfering); tepi perkakas potong digunakan untuk memotong tepi ujung
silinder dengan sudut potong tetentu.
(f). Pemotongan (cutoff); perkakas dihantarkan secara radial ke bendakerja yang berputar pada
suatu lokasi tertentu sehingga memotong bendakerja tersebut.
(g). Penguliran (threading); perkakas yang runcing dihantarkan secara linear memotong
permukaan luar bendakerja yang berputar dalam arah yang sejajar dengan sumbu putar
dengan kecepatan hantaran tertentu sehingga terbentuk ulir pada silinder.
(h). Pengeboran (boring); perkakas mata tunggal dihantarkan secara linear, sejajar dengan sumbu
putar, pada diameter dalam suatu lubang bendakerja yang telah dibuat sebelumnya.
Proses penyekrapan
Mesin skrap adalah mesin dengan pahat pemotong ulak-alik, dari jenis pahat mesin bubut,
yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan menggerakan benda kerja menyilang
jejak dari pahat ini, maka ditimbulkan permukaan yang rata, bagaimanapun juga bentuk
pahatnya.
Kesempurnaan tidak tergantung pada ketelitian dari pahat. Dengan pahat khusus,
perlengkapan dan alat untuk memegang benda kerja, sebuah mesin skrap dapat juga memotong
alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi, tanggem, celah-T dan berbagai bentuk lain.
Mesin sekrap (shap machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk
mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dll dalam kedudukan mendatar,
tegak ataupun miring. Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus
bolak-balik secara vertikal maupun horisontal.
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong dalam
keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak balik atau maju mundur
melakukan penyayatan (gerak translasi).
Berdasarkan gerakan pahat dan benda kerja, proses sekrap dapat dilakukan secara horisontal dan
vertikal.
1. Proses sekrap horisontal
a. langkah maju
b. langkah mundur
c. gerak pemakanan mendatar
d. kedalaman pemakanan
2. Proses sekrap vertikal
a. langkah maju
b. langkah mundur
c. gerak pemakanan vertikal
d. lebar pemakanan
Mesin Sekrap
Komponen Mesin Sekrap
a. Badan mesin
b. Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur .
c. Meja mesin
d. Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja. Meja mesin
didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretan lintang dapat diatur
otomatis. Lengan Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan
engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan diatas badan dan dijepit pelindung
lengan agar gerakannya lurus.
e. Eretan Pahat
f. Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda pemutar maka
pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan dapat
dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca
pada pengukur sudut eretan.
g. Pengatur kecepatan
h. Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit. Untuk
pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin berhenti.
i. Tuas panjang langkah
j. Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda yang
disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri.
k. Tuas posisi pahat.
l. Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat terhadap
benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan pengikat lengan
m.Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang
n. Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol yang
mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi.
A. Soal
1. Apakah yang dimaksud proses pembubutan dan apa fungsi utama dari mesin bubut ?
2. Jelaskan empat metode pemegangan benda kerja dalam pembubutan!
3. Jelaskan parameter utama dalam proses membubut benda kerja ?
4. Apa yang dimaksud dengan kedalaman potong ?
Kunci Jawaban
1. Pembubutan adalah proses pemesinan yang menggunakan perkakas mata tunggal memotong
bagian dari benda kerja bentuk silinder yang berputar.Fungsi utama dari mesin bubut ini
adalah membentuk benda bulat, membentuk bidang datar, mengebor, mengulir, membentuk
tirus, memotong mengartel, serta membentuk benda-benda bersegi.
2. Empat metode pemegangan benda kerja pada mesin bubut adalah pemegangan benda kerja
diantara pusat, pencekam(chuck), leher(collet), dan pelat muka(face plate)
3. Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak
makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut).
4. Kedalaman potong (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda
kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong.
5. Jenis-jenis pisau frais adalah pisau frais mantel, alur, gigi, radius, radius cembung, alur T,
sudut, jari, muka, pengasaran dan gergaji.
6. Fungsi utama mesin sekrap adalah digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata,
cembung, cekung, beralur, dll dalam kedudukan mendatar, tegak ataupun miring.
7. Proses gerakan pahat pada mesin sekrap adalah lurus bolak-balik secara vertikal maupun
horisontal.
B. TUGAS
1. Komponen yang berfungsi untuk menjepit benda kerja pada saat proses pembubutan adalah...
2. Terangkan cara membubut tirus?
3. Simpulkan apa yang dapat dilakukan oleh mesin bubut?
4. Terangkan bentuk apa saja yang dapat dilakukan dengan mesin frais?
5. Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong
adalah...
B. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan konsep siklus otto
2. Menjelaskan pembagian jenis mesin bensin
3. Menjelaskan siklus mesin 2 tak dan 4 tak
4. Menjelaskan kelebihan mesin 2 tak dan 4 tak
5. Menjelaskan kekurangan mesin 2 tak dan 4 tak
C. Uraian Materi
Siklus motor bensin 2 langkah
Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin dimana untuk melakukan suatu kerja
diperlukan 2 langkah gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol.
1. Langkah isap
Pada saat langkah isap, katup masuk terbuka dan katup buang tertutup. Torak
bergerak dari TMA (titik mati atas) dan berakhir di TMB (titik mati bawah). Gerakan
torak mengakibatkan pembesaran volume silinder, maka menyebabkan kevakuman
yang terjadi didalam silinder dan akan mengakibatkan masuknya campuran bahan
bakar dan udara ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi. Kedua katup tertutup dan campuran di dalam silinder
dikompresikan sehingga tekanan dan temperatur naik. Sesaat sebelum akhir langkah
kompresi, busi meletikkan bunga api untuk membakar gas akibatnya tekanan gas
dalam silinder naik dengan cepat.
3. Langkah usaha/kerja
Pada langkah usaha atau kerja, torak bergerak dari titik mati atas menuju titik mati
bawah. Kedua katup dalam posisi tertutup. Gas bertekanan tinggi hasil dari terjadinya
proses pembakaran menekan torak bergerak turun dan memaksa engkol berputar.
Oleh karena itu maka langkah ini disebut langkah usaha atau langkah kerja.
4. Langkah buang
Langkah terakhir dari siklus 4 langkah adalah langkah pembuangan, terjadi ketika torak
bergerak dari TMB ke TMA, katup buang terbuka dan katup masuk tertutup. Gas sisa
pembakaran akan terdorong torak bergerak keluar. Bila torak mencapai titik mati atas,
maka mulailah siklus baru lagi yang dimulai dengan langkah pemasukan atau pengisapan.
Kunci Jawaban
1. Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai
dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik.
2. Motor 2 langkah adalah motor bensin dimana untuk melakukan suatu kerja
diperlukan 2 langkah gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol, sedang motor
empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah torak/torak (dua putaran
engkol) menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).
B. Tugas
1. Tuliskan langkah-langkah siklus motor bensin 2 langkah dn 4 langkah?
2. Simpulkan kekurangan dan kelebihan motor bakar 2 langkah?
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan konsep generator listrik
2. Menjelaskan konsep motor listrik
B. Uraian Materi
Generator Listrik
Hukum Faraday
Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara dan kutub
selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut menunjukkan adanya gaya
listrik yang dihasilkan.
Berikut di bawah ini animasi Faraday Law:
Dari gambar di atas dapat diamati bahwa:
Jarum Galvanometer akan bergerak, bila konduktor/magnet yang bergerak
Arah gerak jarum sama dengan arah gerakan konduktor arah kutub-kutubnya
Besarnya penyimpangan jarum akan sebanding dengan kecepatan potong.
Jarum tidak akan bergerak bila gerakan dihentikan.
“Apabila sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya magnet, maka gaya gerak listrik
akan bergerak ke kiri”.
Generator DC
Generator AC
Berikut di bawah ini animasi generator AC
Sistem Pengisian
Sistem Pengisian adalah sistem yang berfungsi menyediakan atau menghasilkan arus listrik yang
dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan dan sekaligus mengisi ulang arus pada
baterai.
Pada sistem pengisian terdiri dari 3 komponen penting, yaitu: baterai, regulator, dan alternator.
Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik dan juga sebagai sumber arus listrik pada saat
mesin kendaraan belum hidup.
Baterai pada kendaraan merupakan sumber listrik arus searah. Sifat muatannya adalah akan
habis jika dipakai terus secara kontinu. Padahal keperluan arus listrik bagi perlengkapan
kendaraan adalah setiap saat,utamanya akan banyak dihabiskan oleh sistem starter. Muatan
listrik baterai akan berkurang bahkan habis apabila komponen kelistrikan kendaraan dihidupkan
saat mesin mati.Dengan demikian agar baterai selalu siap pakai dalam arti muatannya selalu
penuh, maka harus ada suatu sistem yang dapat mengisi ulang muatan. Nah sistem pengisian
inilah yang mempunyai fungsi tersebut.Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan
berputar. Selama mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua
komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada
kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu
penuh muatan listriknya. Arus yang dihasilkan oleh sistem pengisian adalah arus bolak balik.
Padahal semua sistem dan komponen kelistrikan kendaraan memakai arus searah. Diodalah yang
berfungsi menyearahkan arus bolak balik.
Regulator
Alternator sebagai pembangkit arus dan bersama sama dengan baterai untuk menghasilkan
listrik ketika mesin dihidupkan.
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC, kemudian dikonversi/diubah
menjadi tegangan DC.
Adapun bagian-bagian dari alternator sebagai berikut:
a. Kipas, sebagi pendingin
b. Pully, sebagai tempat v-belt
c. Stator, merupakan lilitan yang diam
d. Rotor, merupakan lilitan yang bergerak
e. Sikat, sebagai penghantar arus
Prinsip kerja:
Alternator digerakkan oleh mesin melalui v-belt. Jika arus dari baterai mengalir ke rotor melalui
regulator, maka akan terjadi kemagnetan pada lilitan rotor. Selanjutnya jika mesin berputar, rotor
juga berputar. Hal ini menyebabkan terjadinya induksi tegangan dari rotor ke kumparan stator.
Pada kumparan stator akan dibangkitkan tegangan arus bolak balik yang selanjutnya disearahkan
oleh dioda. Arus yang sudah disearahkan akan disalurkan ke baterai. Adapun pengaturan besar
kecilnya tegangan pengisian diatur oleh regulator.
listrik arus searah bersumber pada baterai / alternator. Motor listrik digunakan secara luas dalam
kendaraan antara lain motor starter, motor wiper, blower Air Conditioning (AC), pompa air
pembasuh kaca, power window, pompa bahan bakar, motor untuk otomatisasi gerakan
antena/perubahan posisi tempat duduk/kaca spion, dan lain sebagainya.
Motor listrik arus searah mempunyai prinsip kerja berdasarkan percobaan Lorents yang
menyatakan.―Jika sebatang penghantar listrik yang berarus berada di dalam medan magnet maka
pada kawat penghantar tersebut akan terbentuk suatu gaya‖. Gaya yang terbentuk sering
dinamakan gaya Lorents. Untuk menentukan arah gaya dapat digunakan kaidah tangan kiri
Flemming atau kaidah telapak tangan kiri. Jika ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk disusun
seperti gambar 1, garis gaya magnet sesuai dengan arah jari telunjuk, arus yang mengalir pada
penghantar searah dengan jari tengah maka, gaya yang terbentuk pada kawat penghantar akan
searah dengan arah ibu jari. Jika digunakan kaidah telapak tangan kiri, maka didalam
menentukan arah gaya dapat dikerjakan sebagai berikut ―Telapak tangan kiri direntangkan
sedemikian rupa sehingga ibu jari dengan keempat jari yang lain saling tegak lurus. Jika garis
gaya magnet menembus tegak lurus telapak tangan, arah arus sesuai dengan arah keempat jari
tangan, maka ibu jari akan menunjukkan arah gaya yang terbentuk pada kawat penghantar.
A. Soal
1. Jelaskan prinsip kerja generator!
2. Jelaskan prinsip kerja motor listrik arus searah !
3. Jelaskan aplikasi motor listrik arus searah pada bidang otomotif!
Kunci jawaban
1. Prinsip kerja generator adalah berdasarkan induksi elektromagnetis yaitu bila penghantar
dilewatkan melalui garis gaya magnet, maka dalam penghantar akan terbangkit gaya gerak
listrik.
2. Motor listrik arus searah mempunyai prinsip kerja berdasarkan percobaan Lorents yang
menyatakan Jika sebatang penghantar listrik yang berarus berada di dalam medan magnet
maka pada kawat penghantar tersebut akan terbentuk suatu gaya, yang dinamakan gaya
lorenz, sedang arah gayanya berdasar kaidah tangan kiri Flemming
3. Aplikasi motor listrik arus searah pada otomotif antara lain adalah lain motor starter, motor
wiper, blower Air Conditioning (AC), pompa air pembasuh kaca, power window, pompa bahan
bakar, motor untuk otomatisasi gerakan antena/perubahan posisi tempat duduk/kaca spion.
B. TUGAS
1. Apa yang dimaksud generatorlistrik?
2. Berikan contoh penerapan generator listrik dalam bidang otomotif!
3. Untuk apa sajakah energi listrik yang digunakan?
DAFTAR PUSTAKA
Bagyo, Sucahyo, 1996, Mekanika Teknik jilid 1 dan 2, Solo, Tiga Serangkai.
BPM arends dan H . berenschot alih bahasa oleh umar sukrisno, 1980, Motor Bensin,Jakarta.
Erlangga.
Deutsche Gesellschaft fur Technicshe zusammenarbeit (GTZ), GmbH, 1985, Technical Mathematics
for the Automotive Trade,Eschborn, Federal Republic of Germany.
Gere, James & Timoshenko Stephen P, 1997, Mekanika Bahan Jilid 1, Jakarta. Erlangga.
Gunadi, 2008, Teknik Bodi Otomotif Jilid 2, Jakarta, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen
Pendidikan Nasional.
Arif Hidayatullah, S.Pd, 2011, Sistem Bahan Bakar Motor Diesel, Yogyakarta,Insania
M. Yusron Rahman, 2011, Sistem Engine dan Komponenkomponen Pada Kendaraan Ringan,
Yogyakarta, Mentari Pustaka
Marsudi, M.T. , 2013, Teknisi Otodidak Sepeda Motor Bebek, Yogyakarta, ANDI OFFSET