Anda di halaman 1dari 119

TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Bahan ajar teknologi dasar otomotif ini berisi materi tentang dasar-dasar
mesin,pembentukan logam dan mesin konversi energi. Semua yang dibahas tentang
informasi penting yang dikemas secara sistematis bagi siswa SMK program studi keahlian
Teknik Otomotif baik paket keahlian teknik kendaraan ringan, teknik sepeda motor
maupun teknik perbaikan bodi otomotif. Harapannya setelah mempelajari bahan ajar ini
siswa dapat memahami tentang ilmu gaya, momen,tegangan, macam-macam sambungan,
macam-macam penerus daya, teknik pengecoran logam, teknik pembentukan logam,
siklus motor bensin 2 langkah dan 4 langkah, siklus motor diesel, diagram PV motor,
efisiensi motor,konsep dasar generator dan motor listrik serta dasar dasar perhitungannya.
Di dalam bahan ajar ini, setiap selesai kegiatan belajar dilengkapi dengan tes
formatif, serta penugasan, dengan tujuan untuk mengukur tingkat kompetensi
yang dimiliki siswa.

B. PRASYARAT
Dari peta kedudukan modul dalam halaman depan modul ini dapat diketahui bahwa bahan
ajar ini diperuntukkan bagi kelas X, sehingga dalam pembelajaran ini tidak diperlukan
prasyarat.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. PENJELASAN BAGI SISWA
a. Sebelum memulai menggunakan modul ini, dengarlah penjelasan dari guru. Modul
ini harus digunakan sesuai dengan urutan yang sudah diatur halaman demi
halaman. Dalam mengerjakan soal yang ada, Anda tidak diperkenankan untuk
melihat kunci jawaban.
b. Pada setiap kali mengerjakan soal-soal, Anda hendaknya menilai sendiri dan
mencatat kemajuan yang anda lakukan. Setelah menyelesaikan modul ini Anda
harus melaporkannya kepada guru pembimbing.
c. Bila ada hal yang kurang jelas, tanyakan dan konsultasikan kepada guru
pembimbing.
2. PERAN GURU
a. Dalam penggunaan modul ini Guru membimbing siswa dan memantau pencapaian
proses belajar siswa.
b. Guru menetapkan waktu untuk pengujian setelah menyelesaikan modul ini.
c. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar, utamanya dalam
materi-materi yang relatif baru bagi peserta didik;
d. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar;

1 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

D. TUJUAN AKHIR
a. Siswa mampu menyebutkan gaya, momen, tegangan, sambungan, penerus daya, teknik
pengecoran logam, teknik pembentukan, siklus motor bensin 2 langkah dan 4 langkah,
siklus motor diesel, diagram PV motor, efisiensi motor,konsep dasar generator dan motor
listrik dengan baik.
b. Siswa mampu menghitung besaran gaya, momen, tegangan, sambungan, penerus daya,
usaha, daya, momen puntir pada motor.

2 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

E. SILABUS MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

(DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA)

Satuan Pendidikan : SMK / MAK

Kelas :X

Kompetensi Inti

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
1.1. Lingkungan
hidup dan
sumber daya
alam sebagai
anugrah
Tuhan yang
maha Esa
harus dijaga
keletarian
dan
kelangsungan
hidupnya.
1.2. Pengembanga
n dan
penggunaan
teknologi
dalam
kegiatan
belajar harus
selaras dan
tidak
merusak dan
mencemari
lingkungan,
alam dan
manusia.
2.1 Menunjukkan
sikap peduli
terhadap
lingkungan
melalui
kegiatan yang

3 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
berhubungan
dengan dasar
permesinan,
proses
pembentukan
logam dan
mesin
konversi
energy (emisi
gas buang,
oli, air
pendingin
dan limbah
padat)
2.2 Menunjukkan
sikap cermat
dan teliti
dalam
memahami
dan membaca
symbol-
simbol
kelistrikan,
hidrolik dan
pneumatik
internasional
2.3 Menunjukkan
sikap disiplin
dan tanggung
jawab dalam
melaksanaka
n langkah-
langkah kerja
sesuai
standar ISO
2.4 Menunjukkan
sikap peduli
terhadap
lingkungan
melalui
kegiatan yang
berhubungan
dengan
pemeriksaan,
perawatan
dan
perbaikan
bearing, seal
dan gasket.
2.5 Menunjukkan
sikap cermat
dan peduli

4 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
terhadap
keselamatan
kerja melalui
kegiatan yang
berhubungan
dengan
penggunaan
jacking,
blocking dan
lifting
2.6 Menunjukkan
sikap peduli
terhadap
lingkungan
melalui
kegiatan yang
berhubungan
dengan
pemeriksaan,
perawatan
dan
perbaikan
treaded,
fasterner,
sealant dan
adhesive
 Gaya, arah Mengamati Tugas  Beiser, A.
3.1. Memahami 42 JP
gaya 1999.
dasar-dasar Tayangan atau Menyelesaika Konsep
 Momen:
mesin penjelasan tentang n soal-soal Fisika
bengkok,
4.1 Menerapkan materi pokok materi pokok Modern.
puntir dan
secara Jakarta:
perhitungan tekan
Menanya Erlangga.
dasar-dasar  Tegangan mandiri
 G. Nieman
mesin tarik, Mengajukan dkk.
bengkok, pertanyaan terkait 1999.
tegangan Elemen
tayangan atau Portofolio
gabungan, Mesin
simulasi atau hal- Jilid I.
 Sambunga hal yang Hasil kerja
Jakarta :
n tetap berhubungan mandiri Erlangga.
dan tidak dengan dinilai  Krane, K.
tetap tayangan/penjelasa 1992.
 gigi,rantai n Fisika
dan belt Modern.
Tes Jakarta:
Mengeksplorasi
Universita
Essay/piliha s
Menyelesaikan
n ganda Indonesia
sosl-soal terkait
Press.
materi
 Sularso &
Suga
Mengasosiasi
Kiyokatsu.
1985.
Membuat
Dasar
kesimpulan
Perencana
hubungan antara
an dan
materi pokok

5 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
dengan kejadian Pemilihan
proses kerja mesin
Elemen
Mengkomunikasik Mesin.
an Jakarta:
Pradya
Mengaitkan Paramita.
perhitungan
dengan kejadian
pada teknik
otomotif

3.2. Memahami  Teknik Mengamati Tugas  Anni


42 JP
proses dasar Pengecora Faridah
pembentuka n logam Tayangan atau Menuliskan dkk.
n logam  Pembentu simulasi terkait prosedur 2008.
materi pokok macam- Teknik
kan
4.2 Menerapkan macam Pembentu
manual kan Pelat.
proses dasar Menanya pembentuka
 Pembentu Jakarta:
pembentuka n logam
kan roll Mengajukan Direktorat
n logam
dingin pertanyaan terkait Pembinaa
 Pembentu n SMK,
tayangan atau
kan roll  Ambiyar.
simulasi atau hal- Observasi 2008.
panas hal yang Teknik
 Pembentu berhubungan Menilai hasil
Pembentu
kan dengan kerja siswa
kan Pelat
dengan pembentukan berdasarkan
(Jilid 3).
press logam spesifikasi/
 Pembentu gambar Jakarta:
kan Mengeksplorasi Direktorat
dengan Pembinaa
bubut  Menuliskan
n Sekolah
atau
 Pembentu Menengah
menyebutkan
kan macam-macam Tes Kejuruan.
dengan teknik
Frais pembentukan Pilihan  Hadi
 Pembentu logam Ganda/Essay sujana.
kan  Menganalisis 2008.
macam-macam Teknik
dengan
teknik Pengecora
Mesin n jilid 2.
pembentukan
Skrap Jakarta:
logam sesuai
peruntukanny Direktorat
a Pembinaa
Mengasosiasi n SMK.

Membuat

6 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
kesimpulan tentang
suatu teknik
pembentukan
logam dan
peruntukannya

Mengkomunikasik
an

Menerapkan teknik
pembentukan
logam sehingga
menjadi sebuah
barang

3.3. Menjelaska  Siklus Mengamati Tugas  Sularso


42 JP
n proses Otto dan
mesin  Siklus Tayangan atau Menuliskan Tahara
konversi motor simulsi terkait proses kerja Harua.
materi pokok pada macam- 1996.
energi bensin 2
macam Pompa
langkah dan
4.3 Menganalisa Menanya proses mesin
 Diagram Kompreso
kejadian konversi
PV motor Mengajukan r.
pada mesin energi
bensin 2 pertanyaan terkait Jakarta:
konversi PT.
langkah tayangan atau
energi Portofolio Pradnya
 Siklus simulasi atau hal- Paramitha
motor hal yang  Membuat .
bensin 4 berhubungan laporan  Asyari
langkah dengan mesin hasil Darami
 Diagram konversi energi perhitunga Yunus.
PV motor n proses 2010.
Mengeksplorasi kerja pada Mesin
bensin 4
mesin Konversi
langkah konversi
Menuliskan atau Energi.
 Siklus energi
menyebutkan Jakarta:
motor Observasi Universita
Diesel 4 macam-macam
s Darma
Langkah mesin konversi Mengamati Persada.
 Diagram energi keaktifan  Wiranto
PV motor siswa dalam Arismuna
Menganalisis ndar ,
diesel 4 melakukan
karakteristik jenis- 2002.
langkah praktik
jenis mesin Pengantar
 Perhitung Turbin
konversi energi
an Usaha Gas dan
 Perhitung Mengasosiasi Motor
an Daya Propulsi.
 Perhitung Membuat Tes Bandung :
kesimpulan Erlangga
an
Momen perbedaan proses Pilihan
 Sukoco,
puntir antara satu jenis Ganda/Essay Zaenal
 Efisiensi mesin dengan Arifin.
mekanik; mesin yang lain. 2009.
volumetri Teknologi
Mengkomunikasik Motor
s;
Diesel .
7 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
Efisiensi an Bandung:
Thermis Alfabeta
 Prinsip Menganalisis
kerja kejadian pada
Motor masing-masing
listrik jenis mesin
 Karakter konversi energi
istik
Motor
listrik
 Prinsip
kerja
generato
r listrik
 Karakter
istik
generato
r listrik
3.4. Mengidentifi  Prinsip Mengamati Tugas  Friz
42 JP
kasi kerja Dietzel,
komponen pompa Tayangan atau  Mencatat Dakso
sistem fluida paparan disertai nama Sriyono.
gambar atau benda komponen 2009.
hidrolik dan  Jenis-
asli sebagai contoh, , fungsi Turbin
pneumatic jenis dan cara Pompa
pompa dari berbagai
4.4 Menerapkan kerja dan
 Karakteri komponen system system Kompreso
system hidrolik dan
stik hidrolik r.
hidrolik dan pneumatic dan Bandung:
pompa
pneumatic pneumati Erlangga
fluida
pada Menanya c
 Prinsip  Sularso,
program
kerja Mengajukan Tahara, H.,
teknik
Kompreso pertanyaan terkait Observasi 1983
otomotif
r tayangan atau Pompa
 Jenis- Mengamati dan
paparan.
jenis keaktifan Kompreso
kompreso Mengeksplorasi dan r,
r kemampuan Pemilihan,
 Karakteri Mengeksplorasi siswa dalam Pemakaia
stik fungsi masing- praktik n dan
kompreso masing komponen Pemelihar
r system hidrolik dan aan,
 Prinsip pneumatic Jakarta
kerja
Mengasosiasi :
mesin Tes
pendingin PTPradnya
Membuat ulasan
 Jenis- Pilihan Paramita.
tentang prinsip
jenis dan Ganda/Essay
kerja system
Karakteri hidrolik dan
stik pneumatic  Sisjono,
pesawat Iwan
pendingin Mengkomunikasik Koswara.
 Nama,fun an 2004.
Pemelihar
8 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
gsi dan Mempresentasikan aan dan
cara kerja system hidrolik dan Perbaikan
kompone pneumatic Sistem
Hidrolik,
n hidrolik
Jakarta:
 Gambar Direktorat
diagram Pendidika
hidrolik n
 Pembacaa Menengah
n diagram Kejuruan.
hidrolik

 Jenis dan Mengamati Tugas  Bambang


3.5. Menjelaskan 30 JP
spesifikas Hertomo.
fungsi Tayangan atau Menuliskan 2012.
i bearing,
berbagai paparan disertai cara Bearing
seal dan
bearing, seal gambar atau benda pemasangan and Seal,
gasket Gasket.
dan gasket asli sebagai contoh, bearing, seal
serta Malang :
serta dari berbagai dan gasket
fungsinya Politeknik
prosedur bearing, seal dan
perawatany  Teknik Negeri
gasket .
pelepasan Malang
a.
dan Observasi
Menanya
4.5 Menerapkan pemasang
pemeliharaa an Mengajukan Mengamati
n bearing, bearing, pertanyaan terkait keaktifan
seal dan sea dan tayangan atau dan
gasket gasket paparan. kemampuan
 Teknik siswa dalam
pemelihar Mengeksplorasi kegiatan
aan jenis praktik
Mengeksplorasi
bearing,
prosedur Tes
seal dan
pemasangan yang
gasket Pilihan
tepat
Ganda/Essay
Mengasosiasi

Membuat ulasan
tentang perawatan
bearing dan seal

Mengkomunikasik
an

Melakukan
pemasangan
bearing seal dan
gasket.

9 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
3.6. Mengidenti  Jenis dan Mengamati Tugas  NN. 1997.
16 JP
fikasi spesifikas Modul
berbagai i serta  Paparan materi Menuliskan Jacking
jenis pokok jacking, prosedur and
fungsi
blocking dan jacking, Blocking.
jacking, jacking,
blocking dan Sanggatta:
blocking blocking lifting
KPC
dan lifting dan lifting Menanya lifting.
sesuai  Teknik
Mengajukan .
dengan pengoper
pertanyaan terkait
operation asian Observasi
tayangan atau
manual jacking,
paparan jacking,
blocking Mengamati
4.6 Menerapkan blocking dan lifting
dan lifting keaktifan
teknik
Mengeksplorasi dan
pengoperasi
kemampuan
an jacking,
 Membuat siswa dalam
blocking
analisis tentang melakukan
dan liffting
pengoperasian jacking,
sesuai
jacking, blocking blocking dan
operation
dan lifting lifting
manual
Mengasosiasi

 Membuat ulasan
tentang jacking
dan lifting Tes
Mengkomunikasik
an Pilihan
Ganda/Essay
Mengaplikasikan
jacking, blocking
dan lifting pada
kendaraan.

3.7. Menjelaskan  Fungsi Mengamati Tugas  NN. 1986.


8 JP
cara OMM, Pedoman
penggunaan Service  Tayangan atau Membuat raparasi
OMM paparan disertai ringkasan Chassis
Manual
gambar prosedur dan Body.
(operation dan Part
penggunaan Jakarta:
maintenanc book penggunaan
PT. Toyota
e manual), dalam service manual service
Astra
Service pemelihar dan part book manual dan Motor
Manual dan aan Menanya part book  NN. 2004.
Part book kendaraa Suppleme
Mengajukan Observasi nt
sesuai n
pertanyaan terkait Pedoman
peruntukan  Pembacaa Mengamati
tayangan atau Reparasi
nya n dan keaktifan Toyota
paparan.
4.7 Menerapkan pengguna siswa dalam Avanza
an OMM Mengeksplorasi melakukan (Mesin
penggunaan
 Pembacaa praktik dan
OMM dan Chasis &
n dan  Membandingkan penggunaan
service Bodi).
pengguna prosedur pada service manal
manual Jakarta:
an service service manual dan part PT. Toyota
manual dan part book book - Astra
10 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
 Pembacaa Tes Motor
n dan
pengguna Mengasosiasi Pilihan
an part Ganda/Essay
Membuat ulasan
book
tentang perbedaan
secara mendasar
tentang perbedaan
penggunaan service
manual dan part
book

Mengkomunikasik
an

Menerapkan
penggunaan service
manual dan part
book

3.8. Memahami  Jenis, Mengamati Tugas  NN. 1997.


18 JP
fungsi spesifikas Modul
treaded, i dan cara  Tayangan atau Menuliskan Alat
fasterner, paparan tentang prosedur Pengikat
pengguna
treaded, penggunaan (Fastener).
sealant an bolt
treaded, Sanggatta:
dan dan nut fastener, sealand
KPC
adhesive  Pengguna dan adhesive fastener,
 NN. 1997.
an bolt Menanya sealand dan Modul
4.8 Mengaplikas adhesive
dan nut Perbaikan
ikan Mengajukan dan
treaded, (thread
pertanyaan terkait Observasi Reklamasi
fastener, imperial
tayangan atau .
sealand dan dan Mengamati Sanggatta:
paparan.
adhesive metric) keaktifan KPC
 Jenis dan Mengeksplorasi siswa dalam  NN. 997.
spesifikas melakukan Modul
i  Mengemukakan praktik Senyawa
Fasteners contoh-contoh Penahan
penggunaan
(Retaining
dan penggunaan treaded, Compoud)
Locking treaded, fastener, .
Applicatio fastener, sealand sealand dan Sanggatta:
n dan adhesive adhesive KPC
 Pengguna Mengasosiasi
an,pemili
han  Membuat ulasan
Fasteners pentingnya
dan penggunaan
Tes
Locking treaded,
Applicatio fastener, sealand Pilihan
n dan adhesive Ganda/Essay
 Jenis dan
spesifikas
i sealant

11 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Pembelajaran Penilaian
Dasar Pokok Waktu Belajar
dan Mengkomunikasik
adhesive an

Menerapkan
treaded, fastener,
sealand dan
adhesive

F. CEK KEMAMPUAN

12 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Berilah tanda [ V ] pada kolom “Ya” atau “Tidak” yang tersedia sesuai yang Anda
pahami!

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Pernahkah Anda mendengar istilah Gaya, momen atau
tegangan?
2. Pernahkah Anda mendengar istilah sambungan ?
3. Pernahkah Anda mendengar proses pengecoran logam?
4. Pernahkah Anda mendengar proses pembentukan
5. manual?
6. Dapatkah Anda menjelaskan mesin konversi energi?
Pernahkah anda membedakan motor listrik dan
generator?
Apabila Anda menjawab “ Tidak “ pada salah satu pertanyaan di atas pelajarilah materi
tersebut pada modul ini . Apabila Anda menjawab “ Ya “ pada semua pertanyaan, maka
lanjutkan dengan mengerjakan pelajaran dan test terakhir pembelajaran yang ada pada
modul ini.

BAB II
PEMBELAJARAN
13 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

A. RENCANA BELAJAR SISWA


Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti
belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.
Tempat Alasan Paraf
No Jenis Kegitan Tanggal Waktu
Belajar Perubahan Guru

B. KEGIATAN BELAJAR
Pembelajaran 1. BESARAN DAN SATUAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta didik dapat :

1. Memiliki pemahaman tentang pengertian besaran dan satuan .

2. Dapat membedakan besaran vektor dan skalar .

3. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang satuan Metrik , British dan SI

4. Dapat mengkonversikan satuan Metrik ke satuan British atau sebaliknya .

5. Dapat menerapkan konsep satuan dalam pengukuran teknik mesin .

B. Uraian materi

A. Besaran .
1. Pengertian Besaran .

Sesuatu yang mempunyai nilai dan dapat dinyatakan dengan angka dinamakan
besaran.

Contoh : besaran massa , besaran gaya , besaran panjang , besaran waktu dsb .
Mengukur besaran berarti membandingkan besaran yang diukur dengan besaran lain
yang digunakan sebagai acuan .

2. Besaran menurut arah


2.1 Besaran vektor

14 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Besaran yang mempunyai nilai dan arah disebut besaran vektor .


Contoh : Gaya , kecepatan , momen , gaya grafitasi dsb .
Vektor dapat digambarkan sebagai anak panah yang memiliki titik tangkap , besar &
arah .

A B
Gambar 1 : Vektor .
A = titik tangkap .
B = arah vektor .
Panjang AB = besar vektor ( nilai vektor ) .

2.2 Besaran skalar .


Besaran yang mempunyai nilai , tidak mempunyai arah disebut besaran skalar .
Contoh : massa , waktu , jarak dsb .
Beberapa besaran vektor dan besaran skalar :

Besaran Vektor Besaran Skalar

1. Kecepatan 1. Jarak
2. Percapatan 2. Massa
3. Gaya 3. Waktu
4. Momentum 4. Suhu
5. Perpindahan 5. Volume

B. Satuan .
B.1 Pengertian satuan .

Standar yang digunakan untuk menyatakan suatu besaran disebut satuan

Tiga sistim satuan yang dipakai dalam pengukuran besaran :


1. Satuan British .
2. Satuan Metrik .
3. Sistim Satuan Internasional ( SI ) .
Dinamis besar
( m.k.s )
Satuan British
Dinamis
Dinamis kecil
( c.g.s )
Satuan
Satuan Metrik

Statis besar

Satuan SI Statis

Statis kecil

1. Satuan British .
Satuan British disebut juga satuan Inggris ( Britania ) , menggunakan satuan dasar :

Besaran Satuan lambang

15 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

1. Panjang feet ft
2. Gaya pound lb
3. Waktu second sec

2. Satuan Metrik .
Satuan metrik terdiri :
2.1 Satuan metrik dinamis .
Menggunakan satuan dasar :

Satuan metrik dinamis


Besaran Dinamis besar Dinamis kecil
( m.k.s ) ( c.g.s )

1. Panjang meter ( m ) centimeter ( cm )


2. Massa kilogram ( kg ) gram ( gr )
3. Waktu detik ( det ) detik ( det )

Dari satuan dasar di atas dapat diturunkan dan didefinisikan :


a. Satuan dinamis besar ( mks ) :
 Satuan besaran gaya dinyatakan dalam Newton .
Hukum kedua Newton : F = m x a
-2
F ( Newton ) = m ( kg ) x a ( m det )

Di dapat : 1N = 1 kg x 1 m det -2

Definisi : 1 newton ( 1N ) adalah besarnya gaya yang menyebabkan benda de


ngan massa 1 kg mendapat percepatan 1 m det -2.

 Satuan besaran usaha dinyatakan dalam Joule .


Rumus usaha : W = F x S
W ( joule ) = F ( N ) x S (m )

Di dapat : 1J= 1Nx1m

Definisi : 1 joule adalah besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya 1 N ke


titik tangkapnya sejauh 1 meter searah dengan garis kerja gaya .

 Satuan besara daya dinyatakn dalam watt :


Rumus Daya :
W
P=
t
W ( joule )
P ( watt ) =
t ( det ik )

1 Joule
1 watt =
1 detik

Defenisi : 1 watt adalah besarnya daya yang dilakukan oleh usaha 1 joule
tiap 1 detik .

b. Satuan dinamis kecil ( c g s ) .


 Satuan gaya dalam dyne .

16 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Hukum kedua Newton F = m x a


-2
F ( dyne ) = m ( gr ) x a ( cm det )

1 dyne = 1 gr x 1 cm det -2

Definisi : 1 dyne ( dn ) adalah besarnya gaya yang menyebabkan benda yang


massanya 1gr memperoleh percepatan 1 cm det -2 .
 Satuan usaha dalam Joule .
Usaha W = F x s
W ( erg ) = F ( dyne ) x s ( cm )

1 erg = 1 dyne x 1 cm

Definisi : 1 erg adalah besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya 1 dyne ke titik
tangkap sejauh 1 cm searah dengan garis kerja gaya .

c. Hubungan satuan gaya Newton dan dyne .


Hukum kedua Newton F = m x a
-2
1 N = 1 kg x 1 m det
= 10 3 gr x 10 2
cm det -2

5 -2
= 10 gr cm det
Maka di dapat :

1N = 10 5 dyne

d. Hubungan satuan usaha Joule dan erg :


Usaha W = F x s
5 2
1 Joule = 1 N x 1 m = 10 dyne x 10 cm

Ditetapkan :

1 Joule = 10 7 erg

Contoh .
Rubahlah nilai satuan berikut menjadi dinamis kecil ( c g s ) :
a. Gaya = 15 N b. Daya = 20 watt .
Solusi :
a. Gaya = 15 N
= 15. kg m det -2
= 15.103 gr . 102 cm det -2

= 15. 105 gr cm det -2


= 15 105 dyne .

b. Daya = 20 watt
= 20 J det -1
= 20.107 erg det -1
= 2.108 erg det -1

2.2. Satuan metrik statis .

17 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Menggunakan satuan dasar :


Satuan metrik statis
Besaran
Statis besar Statis kecil

1. Panjang meter ( m ) centimeter (cm)


2. Gaya kilogram (kg gaya ) gram ( gr gaya )
3. waktu detik ( det ) det ( det )

3. Sistim Satuan Internasional ( SI ) .


Sistim satuan internasional ( SI ) adalah suatu sistim satuan yang dikembangkan
oleh Komisi Teknik Organisasi Standar Internasional yang di kenal dengan nama
ISO ( International Organization for Standardization ) .

Sistim SI terdiri dari tiga macam satuan :


a. Satuan dasar .

Tujuh satuan dasar yang ditetapkan dalam SI :

Besaran Nama satuan Lambang satuan

1. Panjang meter m
2. Massa kilogram kg
3. Waktu sekon s
4. Arus listrik ampere A
5. Suhu kelvin K
6. Intensitas cahaya kandela Cd
7. Banyak za mole Mol

b. Satuan Tambahan .

Besaran Nama satuan Lambang satuan

1. Sudut datar Radian rad


2. Sudut rang Steradian sr

c. Satuan Turunan .
Satuan turunan adalah satuan yang ditetapkan dari perkalian atau pembagian besaran
pokok .
Contoh satuan turunan SI yang dinyatakan dari satuan dasar :
1. Luas , satuanya diturunkan dari satuan panjang [ m 2 ]
-1
2. Kecepatan , satuannya diturunkan dari satuan panjang dan waktu [ m dtk ]

Beberapa satuan turunan SI yang mempunyai nama dan lambang :

Besaran Satuan Lambang

18 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

1.Gaya newton N
2.Tekanan pascal Pa ( N m -2 )
3.Daya watt J s -1
4.Usaha joule J ( N.m )
5.Muatan listrik coulomb C
6.Tegangan listrik volt V
7.Kapasitas listrik farad F

B.2. Konversi Satuan .


1. Satuan Panjang .

1 km = 103 m
1 m = 102 cm = 103 mm
1 μm = 10-6 m
1km = 0,621 mile 1 mile = 1,609 km
1 meter = 39,37 inci 1 inci = 2,54 cm
= 3,281 feet 1 feet ( ft ) = 0,3048 m
1 feet ( ft ) = 12 inci .

2. Satuan Luas .

1 m2 = 104 cm2 = 106 mm2 . 1 ft2 = 0,0929 m2

3. Satuan Volume .

1 m3 = 106 cm3= 109 mm3


1 liter = 103 cm3 ( cc ). 1 galon = 3,786 liter
= 0.00353 ft3
1 barrel = 42 gallon . 1 ft = 1728 in3
3

4. Satuan Massa .

1 ton ( ton metrik ) = 103 kg 1 slug = 14,59 kg


1 kg = 103 gr = 2,205 lb 1 lb = 0,4536 kg

5. Satuan waktu .

1 Jam = 60 menit 1 hari = 24 Jam

= 3600 detik = 1,44.10 3 menit


6. Satuan gaya .

1 N = 0,2248 lb 1 kg force ( 1 kgf ) = 9,807 N .


1 lb = 4,448 N 1 kilo pound ( kp ) = 2,205 lb .

7. Satuan Daya .

1 Tk = 1 HP 1 watt = 0,738 ft.lb s -1

19 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
-1
= 550 ft.lb s
= 0,746 Kw

8. Satuan Usaha ( kerja ) .


1 joule = 0,78 ft.lb
1 kwh = 3,60.106 J

9. Satuan Tekanan .

1 bar = 105 N m-2 1 atm = 76 cmHg


= 14,50 lb m-2 = 1,013.105 N m-2
1 Pa = 1 N m-2 = 14,7 lb in -2

C. Lembar Kegiatan Siswa


Jawab pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Besaran adalah …………………….
2. Standar yang digunakan untuk menyatakan besaran dinamakan ……….
3. Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut …………..
4. Skalar adalah besaran ………………….
5. Ada berapa satuan yang digunakan dalam pengukuran .............
6. Sebutkan satuan dasar dari satuan Metrik , British dan SI .
7. Satuan dari besaran berikut adalah :
a. Gaya . b. Usaha . c. Daya .
8. Konversikan satuan berikut ke sistem dinamis kecil ( cgs ) :
a. 50 joule det -1
b. 25 kg m -3
9. Konversikan ke sistem mks satuan berikut :
a. 20 gr cm -3
b. 50 gr cm det -2
10. Konversikan ke satuan berikut :
a. 3000 feet = ………..m
b. 27,94 inci = ……….. cm
c. 1500 km = ……… mile
d. 150 m3 = ……… liter .
e. 20 m det -1 = …… km jam -1

D. Tes Formatif

A. Pilihan Ganda .

1. Besaran di bawah ini merupakan besaran vektor adalah ............


a. Massa benda c. Energi
b. Berat benda d. Temperatur .
2. Yang termasuk besaran skalar ...................
a. Kecapatan dan gaya .
b. Panjang dan massa .
c. Percepatan dan kuat arus .
d. Berat dan kuat arus .
3. Satuan dari berat benda dalam sistim m.k.s adalah :
a. kilogram c. kg.m det -1
-2
b. kg m det d. kg m det .
4. Energi dalam SI dinyatakan dalam Joule , satuan ini sesuai dengan satuan :
20 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
2 2
a. kg.m.det c. kg m det
b. kg.m2 det -2
d. kg m det
5. Satuan tekanan Nm-2 sesuai dengan satuan :
a. kg.m2 det –1 c. kg.m.det2
–1 -2
b. kg.m det d. kg.m2 det .
B. Konversikan satuan berikut :
a. Gaya 5,5 N = ………………………………… dyne
b. Usaha 450 Joule = ………………………………… erg
c. Volume 500 liter = …………………………………...... m3
d. Diameter pipa 15 in = …………………………………… m
e. Berat mesin 500 lb = …………………………………... N

Pembelajaran 2. HUKUM NEWTON

21 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

A. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat memahami pengertian hukum Newton tentang gerak
2. Dapat mendefinisikan hukum pertama Newton pada penger
tian dasar dan contoh .
3. Dapat mendefinisikan hukum kedua Newton ( F = m x a )
dan penggunaannya .
4. Dapat mendefinisikan hukum ketiga Newton ( persamaan
gaya aksi dan reaksi )
B. Uraian Materi

Hukum Newton
1. Hukum pertama Newton .

Definisi hukum pertama Newton :

Benda berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan


jika resultan gaya sama dengan nol .

Secara matematis ditulis :

∑F=0

Hukum pertama Newton mengungkapkan tentang sifat benda yang mempertahan


kan keadaannya selama tidak ada gaya yang bekerja . Sifat ini di sebut Kelembaman
atau inertia . Hukum pertama Newton disebut juga Hukum kelembaman .
Contoh :
 Seseorang yang sedang mengendarai mobil, bila mobil tersebut secara tiba-tiba di
rem maka tubuh orang tersebut akan terdorong kedepan .
 Seseorang berada dalam gerbong kereta api kemudian secara tiba-tiba kereta ber
gerak kedepan , maka orang tersebut akan terdorong ke belakang .

2. Hukum kedua Newton .


Hukum kedua Newton menjelaskan hubungan percepatan dan gaya penyebabnya .
2.1 Definisi hukum kedua Newton :

Percepatan ( a ) yang disebabkan oleh gaya ( F ) dari sebuah benda berbanding


lurus dengan gaya tersebut dan berbanding terbalik dengan massa ( m ) benda .

Secara matematis dinyatakan :

F=mxa [N] a
m F
F = gaya yang bekerja pada benda [ N ]
m= massa benda [ kg ]
a = percepatan benda [ m s-2 ]

2.2 Gaya F yang bekerja pada benda lebih dari satu maka :

∑F=mxa [N]

∑ F = jumlah gaya ( resultan gaya ) .

2.3. Bila gaya F ditambah , percepatan (a ) akan bertambah . Jika massa ( m ) bertambah
percepatan ( a) akan berkurang

2.4. Gaya terhadap bidang datar :

22 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

F
2
Fy F = Fx 2 + Fy 2

θ
Fx
Fx = F.cos θ ( gaya mendatar )
Fy = F.sin θ ( gaya vertikal )
Hukum kedua Newton dapat ditulis menjadi :

F.cos θ = m x a

2.5 Gaya gesek : Gaya yang mendapat perlawanan dari permukaan yang kasar .
N
F
Fges

w
F = Gaya pada benda [ N ]
Fges = Gaya gesekan [ N ]
N = Gaya normal ( gaya terhadap benda )
W = Berat benda = m. g [ N ]
Persamaan gaya gesek :

Fges = µ . N , µ = koefisien gesekan .

Ada dua jenis gaya gesek :


a. Gaya gesek kinetis ( Fk )
b. Gaya gesek statis ( Fs )

Fk = μk . N

Fges = µ . N

Fs = μs . N

μk = koefisien gesek kinetis


μs = koefisien gesek statis

Hukum kedua Newton dapat ditulis juga menjadi :

F – Fges = m x a

F = Fges , benda akan bergerak .


F < Fges , benda dalam posisi diam
F > Fges , benda bergerak .

3. Hukum ketiga Newton


Hukum ketiga Newton menjelaskan reaksi benda jika diberi gaya dari luar.
Definisi hukum ketiga :

Bila benda mengerjakan gaya pada benda lain , maka benda yang terakhir
juga melakukan gaya pada benda pertama yang besar dan garis kerjanya
sama tetepi berlawanan arah dengan gaya pertama .
Secara matematik ditulis :
Fr
23 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Faksi = - Freaksi atau Fa = - Fr

Fr = gaya reaksi [ N ] Fa
Fa = gaya aksi [ N ]

Hukum ketiga Newton disebut hukum aksi dan reaksi dan tidak hanya berlaku pada
sistem tekan menekan saja melainkan berlaku juga pada sistem tarik menarik .

Perhitungan :
1. Diketahui gaya pada mobil 6.103 N dipercepat dengan kecepatan 5 m s-2 hitung
massa mobil .
Solusi : F = 6.103 N , a = 5 m s-2
F = m.a
m = 1200 kg .

2. Diketahui massa mesin 300 kg ditarik dengan gaya 525 N di atas lantai datar de
ngan percepatan 0,25 m det – 2 . Hitung gesek mesin terhadap lantai .
-2
Solusi : m = 300 kg , F = 525 N , a = 0,25 m det
F – Fges = m x a
525 - Fges = 300 x ¼
Fges = 450 N .

3. Diketahui massa benda 10 kg didorong oleh gaya 20 N sehingga bergerak lurus


beraturan dengan kecepatan konstan . Hitung percepatan benda tsb .
Solusi : m = 10 kg , F = 10 N
kecepatannya konstan ∑ F = 0
∑F= m.a
0= 10 . a
a = 0 [ benda mungkin tetap diam atau bergerak lurus beraturan ]
Sesuai dengan hukum I Newton .

C. Lembar Kegiatan Siswa

A. Soal

1. Bila total gaya pada benda 25 N dan percepatan benda 5 m det-1 . Hitung be
sar massa benda.
2. Konstruksi benda sebagai berikut :
F Percepatan benda = 1,25 m det-1
Massa benda = 48 kg
Hitung besar gaya F
60 0

3. Hitung percepatan mobil . Jika mobil menghasilkan gaya 15 kN dengan ham


batan 2000 N dan massa mobil 1300 kg .
4. Tentukan massa benda yang memiliki gaya 200 N dengan percepatan 4 m
det -2 . Benda membentuk sudut 600 terhadap bidang datar.
5. Tentukan gerakan balok seperti gambar [ dipercepat atau diperlambat ] :

Massa balok 2 kg .
2.102 N 103 N Faktor gesekan diabaikan .

B. Tes Formatif

A. Pilihan Ganda .

24 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

1. Sebuah bus sedang bergerak dengan kecepatan tetap , kemudian direm dengan tiba-
tiba sehingga penumpang terdorong kedepan , hal ini disebabkan :
a. gaya dorong pada rem c. sifat inertia penumpang
b. gaya reaksi dari bus d. gaya normal penumpang .
2. Jumlah gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol , maka :
a. massa benda sama dengan nol
b. gaya normal benda nol
c. kecepatan benda konstan .
d. gaya aksi benda nol .
3. Percepatan pada suatu benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda dan
berbanding terbailik dengan massanya , merupakan pernyataan dari :
a. Hukum I Hooke c. Hukum II Newton
b. Hukum I Newton d. Hukum III Newton .
4. Konstruksi gantungan seperti gambar :
1 Yang merupakan pasangan aksi-reaksi dari gantungan adalah :

2 a. 1 dan 4 , 2 dan 3
b. 1 dan 2 , 4 dan W
3 c. 1 dan 2 , 3 dan 4
d. 3 dan 4 , 2 dan 3
4

W
5. Hukum III Newton berlaku pada :
a. Benda yang bergerak
b. Benda dalam keadaan diam
c. Benda yang mendapat gaya luar .
d. Benda yang bergerak dipercepat .

C. Essay .
6. Gaya yang dihasilkan mesin mobil 7800 N . Hambatan dan gesekan jalan 600 N .
Hitung massa mobil jika dipercepat 6 m det -2.

7. Sebuah gaya bekerja pada massa 5 kg menghasilkan percepatan 3 m det -2 .


Hitung percepatan yang dihasilkan gaya jika bekerja pada benda yangmassanya :
a. 10 kg
b. 25 kg
8. Massa sebuah mobil 1800 kg . Dalam waktu 3 menit mobil berubah kecepatan dari
20 m det -1 menjadi 40 m det -1 . Hitung besar gaya yang bekerja pada mobil .

Pembelajaran 3. GAYA

25 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta didik dapat :


1. Memliki pengetahuan tentang pengertian dan melukis gaya
2. Dapat menyusun dan menguraikan gaya secara grafis dan dan analitis .

B. Uraian Materi

1. Pengertian gaya .
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu benda. Untuk melakukan
suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga mempunyai arti yang tidaksama, namun
keduanya saling berhubungan. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat
dirasakan. Tarikan dan dorongan yang dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada yang
kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga
yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan
gaya dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat memengaruhi gerak dan bentuk benda.
Gerak adalah perpindahan posisi atau kedudukan suatu benda. Bentuk benda adalah
gambaran wujud suatu benda.

Sifat-sifat Gaya
Besar kecilnya ditentukan oleh besar kecilnya tarikan atau dorongan Gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda. Gaya dapat mengubah arah gerak arah atau gerak suatu
benda
Macam-macam Gaya
Gaya Listrik
Gaya magnet
Gaya pegas
Gaya gesek
Gaya otot
Gaya mesin
Gaya gravitasi (Gaya tarik bumi).

Pengaruh Gaya terhadap Benda


1. Pengaruh gaya terhadap benda yang diam
Benda yang diam dapat bergerak jika diberi gaya. Contoh kelereng yang tadinya diam
akan bergerak setelah dientil, lemari yang tadinya diam akan bergerak setelah diberi gaya
dengan dorongan. Dalam hal ini gaya dapat mempengaruhi gerak benda.
2. Pengaruh gaya terhadap benda yang bergerak
Benda yang bergerak, jika diberi gaya dapat mengakibatkan benda tersebut berubah
menjadi diam, berubah arah, atau juga bisa bergerak lebih cepat. Contoh, bola yang
bergerak akan diam apabila ditahan dengan kaki, bola yang yang dilempar ke arah
tembok akan berubah arah setelah menumbuk tembok.
3. Pengaruh gaya terhadap bentuk benda

26 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Suatu benda saat dikenai gaya yang cukup dapatmengakibatkan benda tersebut berubah
bentuk. Semakinbesar gaya yang dikenakan semakin besar pulaperubahan bentuk pada
benda tersebut. Contoh, kalengminuman yang kosong saat diinjak dengan keras
akanpenyok, batu besar jika dipukul dengan palu akanpecah menjadi batu-batu yang
berukuran lebih kecil.
Lain-lain
o Satuan ukuran gaya adalah newton
o Alat untuk pengukur gaya disebut Dinamometer
o Gaya adalah Suatu bentuk kerja mendorong dan menarik suatu benda

Sesuatu yang menyebabkan perubahan gerak pada benda dinamakan gaya

Gaya diberi simbol dengan huruf F yang artinya force ( gaya ) . Gaya adalah besa
ran vektor yaitu besaran yang mempunyai arah dan besar .

Tiga ketentuan menggambar gaya pada sebuah garis :

a. Titik tangkap gaya : adalah titik awal gaya mulai bekerja .

A F A = titik tangkap gaya .

b. Arah gaya : yaitu arah kerja gaya yang digambarkan dengan tanda panah .

 arah gaya kekanan : F


 arah gaya kekiri : F
 arah gaya kebawah :
F
c. Besar gaya : adalah panjang garis gaya yang disebut vektor .
A B AB = besar gaya
ℓ L = panjang garis gaya .
L ℓ = garis kerja gaya .

Garis kerja gaya : garis lurus tempat gaya yang dapat dipindah-pindahkan .

2. Melukis dan Memindahkan Gaya .


Gaya dapat digambar berupa garis lurus dengan menggunakan skala gaya atau
perbandingan antara gaya dalam newton dengan panjang garis dalam satuan
panjang . Gaya dapat dipindahkan sepanjang garis kerja gaya atau titik tangkap
gaya dapat dipindahkan sepanjang garis kerja gaya .

F' = gaya yang dipindahkan .


F F' F = F ' dan L = L'
L L
Memindahkan gaya F
Contoh :
1. Diketahui Gaya 40 N .
Lukis gaya tersebut dengan arah ke kanan . Skala gaya 1 cm = 10 N
Solusi : Panjang garis gaya L = Besar gaya : skala gaya
L = 40 : 10 = 4 cm

L = 4 cm
27 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

2. Diketahui Gaya 150 N dengan sudut 450 terhadap bidang horizontal .


Lukis gaya tersebut dengan arah ke kanan ke bawah . Skala gaya 1 cm = 50 N
Solusi : Panjang garis gaya L = Besar gaya : skala gaya
L = 150 : 50 = 3 cm

45 0

3 cm 150 N

3. Menyusun Gaya .
Mengganti beberapa buah gaya menjadi sebuah gaya disebut menyusun gaya . Ga
ya yang menggantikan beberapa buah gaya tersebut dinamakan gaya hasil atau
resultan disingkat R .

Ada dua cara menyusun gaya :


1. Cara grafik ( melukis ) .
2. Cara analitik ( matematik )
1. Cara grafik .
Cara mengganti dua gaya atau lebih menjadi satu gaya dengan menggunakan
panjang garis gaya dinamakan cara grafik .

1.1 Gaya segaris ( satu garis kerja ) .


Contoh :
1. Dua gaya F1 = 60 N dan F2 = 30 N dengan arah yang sama . Skala gaya 1cm =
15N .
Tentukan besar resultan gaya dengan cara grafik .
Solusi : Panjang garis gaya F1 L1 = 60 : 15 = 4 cm
Panjang garis gaya F2 L2 = 30 : 15 = 2 cm
L1 L2
L
R
Besar R = L x skala gaya
= 6 x 15
= 90 N
2. Dua gaya F1 = 60 N dan F2 = 30 N dengan arah berlawanan . Skala gaya 1cm =
15 N .
Tentukan besar resultan gaya dengan cara grafik .
Solusi : Panjang garis gaya F1 L1 = 60 : 15 = 4 cm
Panjang garis gaya F2 L2 = 30 : 15 = 2 cm
L1
L2
L
R

Besar R = L x skala gaya


= 2 x 15
= 30 N [ arah R sama dengan gaya terbesar ]

28 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

1.2 Gaya sebidang .


a. Cara jajaran genjang .
Contoh :
Dua gaya seperti pada gambar . Skala gaya 1 cm = 20 N
F1 = 60 N

600 F2 = 100 N

Tentukan besar R dengan cara grafis jajaran genjang .


Solusi : Panjang garis gaya F1 L1 = 60 : 20 = 3 cm
Panjang garis gaya F2 L2 = 100 : 20 = 5 cm .
Cara jajaran genjang :
F1 R
3 cm

600 5 cm F2

Panjang garis R = 7 cm
Besar R = 7 x 20 = 140 N

b. Cara segitiga .
Memindahkan salah satu gaya ke ujung antara dua gaya dengan besar dan arah
yang tetap .
Contoh :
Dua gaya seperti pada gambar . Skala gaya 1 cm = 20 N
F1 = 60 N

600 F2 = 100 N

Solusi : Panjang garis gaya F1 L1 = 60 : 20 = 3 cm


Panjang garis gaya F2 L2 = 100 : 20 = 5 cm .

Cara segitiga :
R Panjang garis gaya R = 7 cm
F1
7 cm Besar R = 7 x 20 = 140 N
3 cm
5 cm 600

F2
c. Cara segi banyak ( Poligon ) .
Memindahkan gaya keujung gaya yang lain secara berurutan membentuk segiba
nyak dengan besar dan arah yang tetap .

Contoh :

Tiga gaya seperti gambar berikut . Tentukan R dengan cara grafik segibanyak

F1
F3
F2

Solusi : Tentukan dahulu panjang garis gaya F1 , F2 , F3 .

29 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

F3
R

F1

F2
R = Resultan F1 , F2 dan F3
Besar R = Panjang garis R x skala gaya .

2 Cara analitik .
Menyusun gaya cara analitik adalah cara mengganti dua gaya atau lebih dengan
bantuan matematika ( geometri segitiga ) .
 Dua gaya tegak lurus :
R
F1
β R = √ F 12 + F 22

F2
Arah R :

F1
tg β =
F2

 Dua gaya dengan sudut lebih kecil 90 0


:
R
F1
α
β

F2

Besar R :

R = √ F12 + F22 + 2 . F1 . F2 . cos α

Arah R :

F1. Sin α
sin β =
R

Contoh :

1. Dua buah gaya F1= 60 N dan F2 = 35 N berlawanan arah .


Ditanya : Besar dan arah R dengan cara analitis .
Solusi : R = F 1 – F2
= 60 – 35
R = 25 N
Arah R = arah F1 ( gaya terbesar ) .

2. Dua gaya seperti pada gambar berikut dengan cara analitis :

30 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

F1 = 60 N

600 F2 = 100 N

Ditanya : Resultan kedua gaya .


Solusi : R = √ F12 + F22 + 2 . F1 . F2 . cos α
= √ ( 60 ) 2 + ( 100 ) 2
+ 2 . ( 60 ) . ( 100 ) . 0,5

R = 140 N

4. Menguraikan Gaya .
Menguraikan gaya merupakan kebalikan dari menyusun gaya , dimana sebuah gaya
dapat diuraikan menjadi dua gaya pengganti yang disebut komponen gaya .

a. Uraian sebuah gaya dalam arah vertikal dan horizontal :

Fy
Fx

Fy dan Fx = Komponen gaya


Fx = F. cos α ( disebut gaya horizontal )
Fy = F. sin α ( disebut gaya vertikal )
b. Uraian sebuah gaya membentuk sudut lancip :

F2 F

F1
F1 dan F2 = komponen gaya

F1 = 
F . sin dan F2 = F . sin 
sin  sin 

α = Sudut yang di bentuk F1 dan F2 .

c. Uraian lebih dari dua gaya dalam arah vertikal dan horizontal :

F1

F2
β α

F3

Uraian gaya menggunakan sumbu x dan Y :


Rx = Jumlah komponen gaya pada sumbu x
= F1 . cos β + F2 . cos α
atau Rx = Σ Fx

31 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Ry = Jumlah komponen gaya pada sumbu y


= F1 sin β + F2 sin α + F3
atau Ry = Σ Fy

F1 sin β
F1 Ry R
F2 sin α
F2
x β α β
F1 cos β F2 cos α
Rx
y

Dengan menyusun Rx dan Ry pada sumbu x dan y didapat :


R = √ Rx2 + Ry2

Arah R :

tg β = Ry
Rx

Tabel 1 : Nilai perbandingan trigonometri sudut istimewah .

0 0 0 0
α Sin α Cos α Tan α
00 0 1 0
0
30 ½ ½√3 ½√3
45 0 ½√2 ½√2 1
0
60 ½√3 ½ √3
0
90 1 0 ±∞

Tabel 2 : Tanda perbandingan trigonometri .


Perbandingan Sudut di kuadran
Trigonometri I II III IV
Sin + + - -
Cos + - - +
Tan + - + -
y

kuadran II kuadran I
x

kuadran III kuadran IV

Contoh :
Tiga gaya satu titik tangkap seperti pada gambar :

F1 F1 = 20 N
F2 = 8 N
F2 F3 = 10 N
60 0
45 0

F3
32 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Tentukan besar dan arah R dengan cara analitis .


Solusi :
Cara I . Menggunakan sumbu x dan y di dapat persamaan :
Rx = F1 . cos 600 + F2 . cos 450
= 20 . cos 600 + 8 . cos 450 = - 4,343 N
= - 4,343 N

Ry = F1.sin 600 + F2.sin 450 + F3


= 20 . sin 600 + 8 . sin 450 – 10
= 12,98 N
Cara II .
Bentuk daftar :

Fn αn Sin α Cos α Fn . sin α Fn . cos α


F1 = 20 N 600 ½√3 0,5 10√ 3 -10
F2 = 8 N 450 ½√2 ½√2 4√2 4√2
0
F1 = 20 N 270 -1 0 -10 0
Jumlah Ry = 12,98 Rx = - 4,343

2 2
Besar R = Rx + Ry
2 2
= ( - 4,343 ) + ( 12,98 )
R = 13, 69 N

Arah R :

Ry
tg β =
Rx

12,98
=
- 4,343

= - 2,988
β = - 710 50′ ( kuadran II )

R = 13,69 N Ry = 12,98 N

II I

β
Rx = - 4,343 N x
III IV
Gambar : Letak resultan gaya ( R ) pada kuadran II

33 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

C. Lembar Kegiatan Siswa


1. Lukis gaya 300 N membuat sudut 450 pada bidang datar dengan arah ke atas ke
kanan skala gaya 1 cm = 60 N
2. Hitung dan lukis besar gaya yang panjang garis gaya 5,5 cm arah kekanan dengan
skala gaya 1 cm = 6 N .
3. Hitung besar R dengan cara grafis dan analitis dari gaya berikut :
a. 5N b. 5 N
30 0
25 N
10 N
10 N

D. Tes Formatif

A. Pilihan Ganda .
1. Perubahan gerak benda disebabkan oleh :
a. Gerak c. Pergeseran
b. Kecepatan d. Gaya .
2. Gaya adalah besaran :
a. Skalar c. Tensor
b. Turunan d. Vektor .
3. Segi tiga gaya digunakan untuk menentukan :
a. Besar dan arah resultan dua gaya sejajar .
b. Arah resultan dua gaya sejajar .
c. Resultan gaya sejajar .
d. Besar resultan dua gaya .
4. Resultan dua gaya F1 dan F2 yang berimpit dan searah adalah ...........
a. F1 – F2 c. F1 2 + F2 2
b. F1 : F2 d. F1 + F2
5. Resultan dua gaya F1 dan F2 yang membuat sudut 900 adalah ............
a. R = F1 + F2 c. R 2 = F1 + F2
b. R = F1 – F2 d. R 2 = F1 2 + F2 2
6. Resultan kedua gaya dari gambar berikut adalah .........
F1 a. R2 = F1 + F2 + F1. F2. cos β
b. R2 = F12 + F22 + F1. F2. cos β
β c. R2 = F1 + F2 + 2.F1. F2. cos β
F2 d. R2 = F12 + F22 + 2.F1. F2. cos β

7. Resultan ketiga gaya dari gambar berikut dihitung dengan persamaan :


F2 a. R 2 = R x + Ry
F1 b. R 2 = Rx – Ry
c. R 2 = Rx2 – Ry2
β φ d. R 2 = Rx2 + Ry2

8. Resultan dari kedua gaya berikut adalah ...........


40 N a. 70 N
b. 60 N
c. 80 N
d. 50 N

30 N

34 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

9. Resultan dua gaya 10 N dan 20 N yang brimpit dan berlawanan arah adalah :
a. 30 N b. 10 √ 2 c. 10 √ 5 d. 10 N
10. Skala gaya 1 cm= 5 N , besar resultan kedua gaya berikut adalah ..........
a. 30,75 N
R b. 35,40 N
7,35 cm c. 45,75 N
F2 d. 36,75 N

F1
B. Essay .
1. Hitung resultan dua gaya seperti gambar :
250 N
a. Cara grafis jajaran genjang . Skala gaya
1 cm = 100 N
450 b. Cara analitis .
350 N
2. Hitung dengan cara analitis ampat gaya seperti gambar berikut :
F3 F2 a. Resultan keempat gaya .
b. Arah R
300 450 F1
F1 = F3 = 25 N
F2 = 15 N
F4 F4 = 30 N

35 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Pembelajaran 4. MOMEN GAYA DAN KOPEL

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat :

1. Memliki pemahaman tentang pengertian momen gaya dan kopel .


2. Dapat menghitung momen gaya pada suatu konstruksi
3. Dapat menghitung kopel pada konstruksi .
B. Uraian Materi

Momen Gaya .
Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan. Besaran yang
dapat menyebabkan benda berotasi itulah yang dinamakan momen gaya atau torsi. Benda
dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat gaya
yang bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.
Momen gaya merupakan besaran yang dapat menyebabkan sebuah titik partikel berputar
(berotasi). Gambar dibawah menggambarkan seseorang sedang mengencangkan sebuah baut
pada tempatnya.

Contoh Momen Gaya


Agar orang tersebut dapat dengan mudah mengencangkan baut tersebut dapat melakukan dua
cara yaitu :
 memberi gaya yang besar
 memberi lengan gaya yang panjang. Atau dengan kata lain, orang tersebut harus memberi
momen gaya yang besar.

1. Pengertian momen gaya .

Momen gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak tegak lurus dari suatu titik ke ga ris kerja
gaya .

Momen gaya di titik A ( gambar 1 ) :


F
MA = F x s [ N.m ]
s

MA = Momen di titik A A
F = Gaya
s = Jarak titik A tegak lurus ke garis kerja gaya . Gambar 1 : Momen gaya

36 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

2. Arah putaran momen .


Untuk mengetahui besar momen perlu ditentukan tanda momen berdasarkan pada
arah putaran momen :
 Momen positip dengan arah putaran kekanan diberi tanda (+) .
 Momen negatif bila arah putaran momen ke kiri dengan tanda ( - ) .
F F

M+ M-
A A
Momen positif Momen negatif .

3. Ketetapan momen .

Jumlah aljabar momen beberapa gaya yang bekerja pada suatu bidang yang sama ,
sama dengan momen gaya resultan terhadap titik yang sama .

atau : Jumlah momen gaya-gaya = momen gaya resultan


∑ MF = M R
MR = M1 + M2 + …. Mn

3.1 Momen gaya satu garis kerja .


a. Dua gaya dengan arah yang sama :

F1 R F2

s
s = jarak .
A
R = F1 + F2
Momen resultan gaya :
MR = ∑ M F = M 1 + M 2 = F 1 . s + F 2 . s
MR = ( F 1 + F 2 ) . s
MR = R . s
b. Dua gaya dengan arah berlawanan :
F1 R F2

s s = jarak .

A
R = F 1 – F2
Momen resultan gaya :
- M R = ∑ M F = - M 1 + M 2 = - F 1. s + F 2 . s
- MR = - ( F 1 - F2 ) . s
- MR = - R. s

37 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

3.2 Momen gaya satu titik tangkap .


Tiga gaya satu titik tangkap :
F1

F3
F2
s1 R

s s2
A

s3
Momen resultan gaya di titik A :
MR = ∑ MF = F1.s1 + F2 . s2 + ( - F3 . s3 )
MR = R. s

3.3 Momen beberapa gaya sejajar pada suatu bidang .

s1 F1 F2

A s2

 Momen gaya di titik A :


Jumlah momen gaya ( ∑ MF ) = ( - M1 ) + ( - M2 )
= ( - F1.s1 ) + ( - F2.s2 )
 Resultan gaya R :
R = ( - F1 ) + ( - F 2 )
 Letak titik tangkap R ( s ) :
MR = ∑ M F = R . s

Contoh :
1. Diketahui berat besi 10 N
Tentukan a. Besar momen besi berjarak 150 cm dari titik A
b. Besar momen besi digantung 200 cm dari tumpuan A
Solusi : a. MA = 10 x 1,5 = 15 N.m
b. MA = 10 x 2 = 20 N.m

2. Diketahui susunan tiga gaya sejajar seperti gambar :

F2
30 mm 50 mm F 1 = 20 N
F2 = 30 N
A B F 3 = 50 N

F1

F3
Hitung : a. Besar dan arah R
b. Momen gaya terhadap titik A
c. Letak R

38 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Solusi : a. R = F1 + F2 + F3 = 20 + ( - 30 ) + 50 = 40 N

b. MA = F1 . 0 + ( - F2 . 30 ) + F3 . 80
= 0 + ( - 30.30 ) + 50.80
= 3100 N.mm
c. MA = MR
= R.s
3100 = 40 . s

s=
3100
40
s = 77,5 mm

Letak R = 77,5 mm dari titik A .

77,5 mm
A B

R = 40 N .
Gambar : Jarak titik tangkap resultan .
3. Diketahui konstruksi batang seperti gambar :

F = 40 N
1500 mm

600

B
Hitung : a. Momen gaya F terhadap titik B
b. Gaya horizontal yang menimbulkan momen terhadap titik B .

Solusi : a. MB = F x s1

A Fx ( gaya horisontal

F= 40 N
s2
600
B

s1

M B = F x s1 = 40 x 0,75 s1 = 1,5 .cos 600 [ ½ ]= 0,75 m


= 40 x ¾

= 30 N.m

39 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
0
b. MB = Fx . s2 s2 = 1,5 . sin 60 [ ½ V3 ] = 1,30 m .
Fx = MB : s2
= 30 : 1,30
= 23,07 N .

B. Kopel .
1. Definisi kopel .
Kopel adalah susunan dua gaya yang besarnya sama , sejajar dan berlawanan arah
dan satu sama lain bekerja pada jarak tertentu .

Contoh kopel :

F1 F1
F2
s s s
, , F1
F2 F2

F1 = F2 F 1 = F2 F 1 = F2
s = jarak antara gaya .
2. Momen kopel .
Momen dua gaya yang sama besar , sejajar dan berlawanan arah terhadap suatu titik
perputarannya disebut momen kopel .
F1

Momen F1 = F1 . s
s Momen F2 = F2 . s
Momen F1 = Momen F2
F2

Gambar 1 : Momen kopel

M kopel = F x s [ N m ] dimana F 1 = F2 = F

3. Kopel positip dan kopel negatip .


 Kopel positip : adalah kopel dengan arah putar ke kanan .
 Kopel negatip : kopel dengan arah putar ke kiri .
F1

-
s + F1 s F2 F1 = F2

F2
Kopel positip Kopel negatip
4. Sifat kopel .
a. Kopel dapat diganti dengan kopel lain bila momennya tidak berubah .
M1 = M 2
F1 . s1 = F2 . s2
10 . 2 = 5 . 4
20 N.m = 20 N.m ( momen tidak berubah )
b. Dua kopel atau lebih dapat disusun menjadi resultan kopel .

F1
F2 F3

40 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

s1
s2 s3
F1 F2
F3
Jumlah momen kopel :
∑ M = M1 + ( - M2 ) + M3
= F1 . s1 + ( - F 2 . s2 ) + ( F 3 . s3 )
= { F1 + ( - F 2 ) + F 3 } . s s = s 1 = s2 = s 3
= R.s
Momen resultan kopel MR = ∑ M
R2
MR = R . s
s

R = Resultan kopel R1
R = R1 = R2
s = jarak kopel . Gambar 2 : Momen resultan kopel

Contoh :
1. Diperlukan gaya 15 N untuk memutarkan tap kekanan. Panjang tangkai tap 20 cm .
Hitung besar momen kopel pada tangkai tap .
Solusi : F = 15 N dan s = 20 cm
MK = F x s
= 15 x 0,2 = 3 Nm

2. Diketahui gaya kopel 20 N dengan jarak 10 cm . Momen kopel tidak berubah .


Hitung gaya kopel pengganti bila jarak kopel 2 cm .

Solusi : MK = F x s
= 20 . 0,1
= 2 N.m
Gaya kopel pengganti F :
MK = F x s
2 = F x 0,02
F = 100 N .

3. Tiga gaya kopel sebagai berikut :


F1 = 20 N dengan jarak s1 = 10 cm memutar ke kanan
F2 = 5 N dengan jarak s2 = 15 cm memutar ke kiri
F3 = 10 N dengan jarak s3 = 2 cm memutar ke kanan
Hitung resultan ke tiga kopel dengan jarak s = 20 cm .
Solusi : ∑ M = M1 + ( - M2 ) + M3
= 20.0,1 + ( - 5 .0,15 ) + 10 .0,02
= 1,45 N.m
Resultan kopel R = ∑ M
= R.s
1,45 = R . 0,2
R = 7,25 N

7,25 N

0,2 m
41 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

7,25 N

Gambar 3 : Resultan kopel R

C. Lembar Kegiatan Siswa

1. Hitung momen terhadap tititk A dari konstruksi batang AB seperti gambar :


20 N
2m

A B

5m

2. Konstruksi batang AB seperti gambar : Hitung jumlah momen di titik A dan letak R .
F2 F1 = 10 N , F2 = 15 N
F1 F3 F4 F3 = 8 N , F4 = 9 N
10 15 15 Satuan jarak dalam cm
A A B
20

3. Konstruksi torak sebagai berikut :

F = 800 N
Hitung gaya :
a. Batang torak .
b. Dinding selinder .

D. Tes Formatif

A. Essay
1. Hitung : a. Jumlah momen gaya di titik A
b. Letak titik tangkap R
dari susunan gaya seperti pada gambar :

F2 F1 = 10 N , F2 = 15 N
F3 F3 = 8 N , F4 = 9 N
10 15 15 Satuan jarak dalam cm
A A B
20
F1 F4
2. Hitung jumlah momen di titik B dari konstruksi batang berikut :

C F = 50 N
100 cm
W = 100 N

42
B
300 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

W 30 cm

B. Latihan Pilihan Ganda .


1. Momen gaya F terhadap titik A adalah :
F
a. MA = F x s ( N.m2 )
s b. MA = F x s ( N )
A c. MA = F x s ( N.m )
d. MA = F x s ( N m-1 )
2. Ketetapan momen digunakan untuk menentukan :
a. Momen sebuah gaya .
b. Jumlah momen gaya-gaya .
c. Momen beberapa gaya tidak sejajar .
c. Letak titik tangkap gaya sejajar .
3. Kopel adalah :
a. Dua gaya yang sama besar .
b. Dua gaya sama besar dan sejajar .
c. Dua gaya sama besar , sejajar dan berlawanan arah .
d. Dua gaya sejajar dan searah .
4. Momen kopel sama dengan :
a. Jumlah gaya kali jarak kopel
b. Hasil kali kedua gaya
c. Salah satu gaya kali jarak kopel
d. Hasil kali kedua gaya dibagi jarak kopel .
5. Sebuah kopel dapat diganti dengan sembarang kopel yang lain bila :
a. Besarnya tetap .
b. Arahnya tetap
c. Besar dan arahnya tetap
d. Besar dan arahnya tidak tetap .
6. Momen gaya 15 N terhadap titik O dari gambar berikut adalah :
15 N
2,5 m

O
a. MO = 37,5 N.m c. MO = - 37,5 N.m
b. MO = 37,5 N m -1
d. MO = - 37,5 N m-1
7. Konstruksi batang seperti pada gambar :

F1= 5 kN
1,5 m

F2 = 2,5 kN
A

43 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

3m
a. M2 = - 7,5,103 N.m2
b. M2 = 7,5.103 N.m
c. M2 = - 7,5.103 N.m
d. M2 = -7,5.103 N m-1
8. Diketahui kopel F = 150 N dengan jarak 10 cm . Jika momen kopel tidak berubah
maka kopel pengganti dengan jarak 5 cm adalah ………….
a. 150 N c. 300 N
b. 200 N d. 250 N
9. Tiga gaya kopel dengan momen 450 Nm , - 200 Nm dan 50 Nm . Jumlah momen
ketiga kopel adalah ....................
a. 700 Nm c. 300 Nm
b. 200 Nm d. 250 Nm
10. Jika pada soal No.9 jarak resultan kopel 500 mm , maka gaya resultan kopel adalah
a. 500 N c. 600 N
b. 450 N d. 550 N

C. Hitunglah
1. Hitung jumlah momen terhadap titik A dari konstruksi gaya seperti pada gambar :
50 N 40 N

600
A

4m
6m

2. Hitung : a. Jumlah momen gaya di titik A


b. Letak titik tangkap R
dari susunan gaya seperti pada gambar :
F1 = 10 N , F2 = 15 N
F2 F3 F3 = 8 N , F4 = 9 N
10 15 15 Satuan jarak dalam cm
A A B
F3
20
F1 F4

A. KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda :
1. c 6. c
44 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

2. c 7. c
3. c 8. c
4. c 9. c
5. c 10. c

Essay :
1. MA = 307,85 cm .
2. a. MA = 7.10-1 Nm
b. x = 17,5 cm

D. Tugas
1. Jelaskan pengertian Momen gaya ?
2. Jelaskan Arah putaran momen ?
3. Sebutkan Jenis Momen ?
4. Jelaskan Definisih Momen Kopel?
5. Diperlukan gaya 15 N untuk memutarkan tap kekanan. Panjang tangkai tap 20 cm.
Hitung besar momen kopel pada tangkai tap?

Pelajaran 5. Diagram Benda Bebas dan Kesetimbangan

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat :

45 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

1. Dapat membuat diagram benda bebas dari berbagai konstruksi ( free-body diagram )
2. Memiliki pengetahuan tentang prinsip kesetimbangan .
3. Dapat menghitung gaya reaksi dari suatu konstruksi tumpuan .

B. Uraian Materi
A. Diagram Benda Bebas .
Menggambarkan dan memperlihatkan gaya-gaya yang bekerja pada suatu konstruksi
secara terpisah disebut diagram benda bebas .
Contoh :
1. Gambar diagram benda bebas dari suatu balok :
a. Balok mendapat gesekan .
F

Diagram benda bebas balok :


N
f F

w
Ada tiga gaya yang bekerja pada balok :
- Vektor w [ gaya tarik bumi = berat balok ] .
- Vektor N [ gaya tekan lantai terdadap balok = gaya normal ]
- Vektor f [ gaya gesekan ] .
b. Balok tanpa gesekan.

G1

G2

Diagram benda bebas balok :


N1
F2
F1

w1 w2
Balok G1 Balok G 2

Balok G1 bekerja tiga gaya :


- Vektor w1 [ Gaya tarik bumi pada balok = berat balok ]
- Vektor N1 [ Gaya tekan lantai pada balok ]
- Vektor F1 [ gaya tarik tali pada balok G1 ]

Balok G2 bekerja dua gaya :


- Vektor W2 [ gaya tarik bumi pada balok ] .
- Vektor F2 [ gaya tarik tali pada balok G2 ] .
2. Gambar diagram benda bebas dari konstruksi gantungan :

46 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

300 450

1 2

Diagram benda bebas :

F1 F2

300 450

F1 dan F2 = gaya pada tali 1 dan 2


G = Berat beban .
3. Gambar diagram benda bebas dari konstruksi batang :

450

G = Berat beban .
G
600

Diagram benda bebas :


F1 = Gaya pada tali 1
F2 = Gaya pada batang .

F2
F1
450 600

B. Kesetimbangan .
1. Pengertian Kesetimbangan .
Kesetimbangan merupakan konsep penting dalam teknik. Banyak konstruksi - kons
truksi teknik yang dijelaskan dengan memakai konsep kesetimbangan .
Setimbang artinya tidak bergerak atau bergerak lurus beraturan atau dapat juga diar
Tikan “ keadaan tanpa ada gaya ( resultan gaya yang bekerja sama dengan nol )“
sesuai dengan hukum pertama Newton .
a. Kesetimbangan vertikal .
Benda yang tergantung dalam keadaan setimbang vertikal jika jumlah gaya vertikal
sama dengan nol [ ∑ FV = 0 ] atau T = w [ T dan w sama besar dan berlawanan
arah ] .

47 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

T = Tegangan pada tali .


T w = Berat beban .

b. Kesetimbangan mendatar .
Benda dalam keadaan setimbang mendatar jika jumlah gaya mendatar sama dengan
nol [ ∑ FH = 0 ] atau F1 = F2

F1 F2 Jika F1 ≠ F2 benda tidak setimbang

c. Kesetimbangan Momen .
Benda dalam keadaan kesetimbangan momen jika jumlah momen sama dengan nol
[ ∑ M = 0 ] atau M1 = M2 .

s1 s2
F1 F2

2. Syarat Kesetimbangan .
Benda dalam keadaan setimbang bila jumlah aljabar gaya-gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol .
Dalam bentuk persamaan ditulis :

∑F= 0

atau dijabarkan :
a. Jumlah aljabar gaya-gaya mendatar sama dengan nol .
b. Jumlah aljabar gaya-gaya vertikal sama dengan nol
c. Jumlah aljabat momen gaya terhadap suatu titik sama dengan nol .
Secara matematis ditulis :
∑ Fx ( ∑ FH ) = 0
∑ Fy ( ∑FV ) = 0
a. ∑ M = 0
b.
3. Penggunaan Kesetimbangan .
3.1 Gaya reaksi pada tumpuan .
Pada tumpuan suatu konstruksi terjadi gaya reaksi akibat dari beban yang terdapat
pada konstruksi. Gaya reaksi di tumpuan harus seimbang dengan beban konstruksi
dan dapat dicari secara analitis dengan momen dan syarat kesetimbangan .

F
½L ½L F = Gaya aksi
A dan B = Titik tumpuan .
A B R A dan RB = Gaya reaksi di titik A dan B

L oo
RA RB

 Gaya reaksi di tumpuan A [ RA ] .

Ketetapan momen terhadap titik B :


Syarat kesetimbangan mendatar ∑ MB = 0
RA . L - F .½.L - RB. 0 = 0
RA . L = F .½.L

48 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

RA = ½ . F

 Gaya reaksi di tumpuan B [ RB ] .


Ketetapan momen terhadap titik A :
Cara pertama :
Syarat kesetimbangan mendatar ∑ MA = 0
RB . L + F . ½ . L - RA . 0 = 0
RB . L = - F . ½ .L
RB = ½ F
Cara kedua :
Syarat kesetimbangan vertikal ∑ FV = 0
RA + RB - F = 0
RA + RB = F .
RB = F - RA
RB = ½ F .

3.2 Gaya reaksi pada beberapa tumpuan .


a. Permukaan datar :

F F = Gaya aksi
R = Gaya reaksi .
F=R
R
b. Permukaan tajam [ Titik engsel tetap ] :
F

R
c. Permukaan selinderis :
F

d. Pada titik engsel yang menggunakan roll :


F
F = Gaya aksi .
R = Gaya reaksi .

R
Contoh :
1. Diketahui konstruksi roda putar seperti gambar hiutng gaya putar roda ( F ) .
D = 30 cm dan s = 300 mm
F

s
D

100 N
Solusi :
1). Membuat diagram benda bebas :
F
49 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

100 N
2). Syarat kesetimbangan [ ∑ M di titik A = 0 ]
F . s – 100 . ½ D = 0
F = 50 N [ Gaya yang diperlukan memutar roda putar ]

2. Diketahui konstruksi batang AB seperti gambar :


F3 F1 = 30 N
F1 F2 = 20 N
2m 1m 1m 2m F 3 = 60 N

A B Hitung besar gaya reaksi di tumpuan A


dan B .
F2
Solusi :
F3
F1
2m 1m 1m 2m

A B
F2
RA RB

 Gaya reaksi di tumpuan B [ RB ] .


Ketetapan momen terhadap titik A :
∑ MA = 0 [ Kesetimbangan mendatar ]
RA. 0 + F1. 2 - F2. 3 + F3. 4 - RB. 6 = 0
RB. 6 = 30. 2 – 20. 3 + 60. 4
RB = 40 N
 Gaya reaksi di tumpuan A [ RA ] .
Cara pertama :
Ketetapan momen terhadap titik B .
∑ MB = 0
RA. 6 – F1. 4 + F2. 3 – F3. 2 + RB. 0 = 0
RA. 6 = 30. 4 – 20. 3 + 60. 2
RA = 30 N
Cara kedua :
∑ FV = 0
RA – F1 + F2 – F 3 + RB = 0
RA = F1 - F2 + F 3 - RB
RA = 30 N
3. Diketahui konstruksi gantungan seperti gambar :

B C
300 450

G = 200 kgf
A

Hitung besar : a. Gaya pada tali AB


b. Gaya pada tali AC

50 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Solusi :
a. Gaya pada tali AB .
1). Membuat diagram benda bebas :
F2
F1
Misalkan :
300 450
- Gaya pada tali AB = F1
- Gaya pada tali AC = F2

2). Menguraikan gaya pada sumbu x dan y :


Pada sumbu x :
Rx [ ∑ Fx ] = F2. Cos 450 + ( - F1 .cos 300 ) .
Pada sumbu y :
Ry [ ∑ Fy ] = F1 . sin 300 + F2 . sin 450 + ( - 200 )
3). Syarat kesetimbangan :
 Kesetimbangan mendatar [ horizontal ] :
∑ Fx = 0
F2 . Cos 450 + ( - F1 .cos 300 ) = 0

F1 . cos 300
F2 = ……………… [ 1 ]
Cos 450
 Kesetimbangan vertikal :
∑ Fy = 0
F1 . sin 300 + F2 . sin 450 + ( - 200 ) = 0
F1 . sin 300 + F 2. sin 450 = 200 ……………..( 2 )

Subsitusikan persamaan ( 1 ) ke persamaan ( 2 ) :

F1. Cos 300


0
F1 . sin 30 + x sin 450 = 200
0
Cos 45
F1. 1,366 = 200
F1 = 146 ,41 kgf dibulatkan 150 kgf .

b. Gaya pada tali AC :

F1. Cos 300


F2 =
Cos 450

= 179,30 kgf dibulatkan 180 kgf .

C. Lembar Kegiatan Siswa

1. Gambarkan diagram benda bebas dari konstruksi batang berikut :

51 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

2. Hitung besar tegangan pada batang dan tali dar gambar no .1 a dan b jika W = 100 kgf .

3. :

4. Hitung gaya reaksi di titik A dan B seperti gambar berat batang diabaikan :

D. Tes Formatif

1. Gambarkan diagram benda bebas dari balok berikut :

2. Hitung gaya reaksi di tumpuan A dan B dari konstruksi gambar berikut :

F1 F2 F4
1m 1,5m 1m 1m

52 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

A B F1 = 102 kgf

F2 = 2,5.102 kgf
F3 F3 = 2.102 kgf
6,5 m
F4 = 3.102 kgf

3. Hitung gaya tekan F dari konstruksi pedal kopling seperti gambar :


F

450

400 N
100
mm

Pembelajaran 6. TEGANGAN

A. Tujuan Pembelajaran

53 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat :


1. Memilik pengetahuan tentang pengertian tegangan , macam tegangan , tegangan patah ,
tegangan yang diijinkan dan faktor keamanan .
2. Memiliki pengetahuan tentang menghitung besaran dari ber bagai jenis tegangan ,
regangan dan kekenyalan suatu bahan

B. Uraian Materi

Tegangan

Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan, bengkokan, dan reaksi. Pada pembebanan
tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan tekan, begitu pula pada
pembebanan yang lain.

Pada suatu bahan yang menerima beban tarik akan timbbul gaya tarik dan adanya
tegangan tarik ini akan mengakibatkan bahan bertambah panjang. Demikian juga pada
pembebanan tekan, pada bahan yang bersangkutan akan terjadi perpendekan. Selain itu juga
terjadi perubahan pada penampang lintangnya, pada beban tarik penampang akan menjadi
lebih kecil dan pada beban tekan penampang akan menjadi lebih besar.

Hukum eksperimental Hook menyatakan “Dalam batas-batas tertentu, perpanjangan atau


pemendekan suatu bahan adalah berbanding langsung dengan bebannya terhadap panjang
mula-mula, namun berbanding terbalik terhadap penampang bahannya.”

1. Pengertian Tegangan .
Tegangan pada bahan disebabkan adanya beban yang bekerja tiap luas bidang ba
han . Tegangan dinyatakan dengan huruf yunani σ ( sigma ) atau τ ( thau ) .
Definisi tegangan :

Gaya yang bekerja pada satu satuan luas bidang dinamakan tegangan

Secara matematis ditulis :

Gaya yang bekerja


Tegangan =
Luas bidang
atau : bbidangbidaaaaa

σ = F [ N m-2 ]
A

σ = Tegangan
F = Gaya yang bekerja [ N ]
A = Luas penampang [ m 2 ] .

2. Macam – macam Tegangan .


Tegangan menurut arah pembebanan :
2.1 Tegangan tarik .
Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan lain-lain. Rantai
yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung pada
beratnya.

54 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Gambar Tegangan Tarik pada batang penampang Luas A


Tegangan yang disebabkan oleh pembebanan tarik dinamakan tegangan tarik (σt ) .
A
F
σt = [ Nm-2 ] F F
A
Gambar : Pembebanan tarik
σt = Tegangan tarik pada bahan .
F = Beban tarik pada bahan . [ N ]
A = Luas penampang normal bahan . [ m2 ]
Tegangan tarik bahan tidak boleh melebihi tegangan tarik yang diijinkan ( σ t < σt ).
σt = Tegangan tarik yang di ijinkan bahan.

Contoh :
1. Diketahui batang pejal seperti pada gambar, hitung besar tegangan tarik pada ba
tang .
2 cm

2.104 2.10 4 N
2 cm

Solusi : F = 2.104 N , A = 4.10-4 m2

σt = 2.104

4.10-4
σt = 5.107 Nm-2

2. Diketahui pipa baja garis tengah 114 mm dan tebal 8 mm dibebani beban tarik.Te
gangan tarik yang di ijinkan pada bahan 80 N mm-2 . Hitung beban maksimum yg
diperbolehkan pada pipa .
Solusi : D = 114 mm , σt = 80 Nmm-2

F F F

d = 114 – 16
= 98 mm .
 2 2
A= .( D –d )
4

55 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

F = A x σt

= [ . (114 2
– 98 2
) ] x 80
4

= 213018 N .
Beban maksimum yang diperbolehkan pada pipa < 213018 N

2.2 Tegangan Tekan .


Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan dan terletak
dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami
tekukan, porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:

Gambar Tegangan Tekan


Tegangan tekan terjadi akibat adanya tekanan gaya luar di tiap penampang normal
batang . Tegangan tekan diberi simbol σd .

Persamaan tegangan tekan :


σd = Tegangan tekan
σd =
F [Nm -2
] F = Gaya tekan [ N ]
A = Luas penampang normal [ m2 ]
A
Contoh :
Diketahui tiang selinder dengan ukuran 112 mm, mendapat beban tekan 300 kN .
Hitung tegangan tekan pada tiang tersebut .
Solusi : D = 112 mm dan F = 3.102 N

σd = F
A
= 4 .F
 .D 2 -2
= 30,47 N mm

56 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

2.3 Tegangan Geser .


Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah,
tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi
momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling,
gunting, dan sambungan baut.

Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang normal
dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini
tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling,
maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah

Tegangan yang terjadi akibat gaya geser pada penampang batang disebut tegangan
geser . Tegangan geser dinyatakan dengan simbol τg ( thau geser ) .
Tegangan geser banyak terdapat pada konstruksi sambungan paku keling dan sam
bungan baut .
Persamaan tegangan geser :

F
τg = [ Nm-2 ]
A F
F
F = Gaya geser . τg
τg = Tegangan geser Gambar : Pembebanan geser
A = Penampang geser

Contoh :
Dua buah pelat disambungan dengan paku keling seperti gambar , diameter paku
20 mm dan F = 15 kN . Hitung besar tegangan geser pada paku .

F
F
τg = ?

Solusi : d = 20 mm dan F = 15.10 3 N

A = x d 2
4
= x ( 20 ) 2
4
2
= 314 mm
F
τg =
A
15.103
=
314
= 47,77 N mm-2

2.4 Tegangan Puntir .


Tegangan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang torsi pada mobil,
juga saat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial.

57 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Gambar Tegangan Puntir


Bila poros dibebani seperti pada gambar sehingga tiap penampang bekerja gaya ko
pel maka batang mengalami tegangan puntir ( σp ) .
F
Mp F = Gaya puntir
Mp = Momen puntir

F
Gambar : Pembebanan puntir

Persamaan Tegangan Puntir :

Mp σp = Tegangan puntir
σp = [ N m-2 ] Wp = Momen tahanan puntir [ m3 ] .
Wp Mp = Momen pintir [ N m ]

σp = [ 0,6 – 0,7 ] . σt
Hubungan Momen Puntir ( Mp ) dan Daya pada poros ( N ) :

Mp F Mp = Momen puntir
F = Gaya puntir ( gaya tangensial poros )
D = Diameter poros
R R = Jari-jari poros .

D
Gambar : Penampang poros

a). Momen puntir pada poros :

Mp = F x R

b). Daya pada poros ( N ) :

N= F.  . D . n[ tk ]
60 . 100 . 75

Secara matematis di dapat hubungan :


Mp = 71656 . N, karena kehilangan usaha untuk mengatasi gesekan maka momen
n

puntir ditetapkan :
N = Daya pada poros .
Mp = 71620 . N [ kgf m ] n = puataran poros per menit [ rpm ]
n

Contoh :
Diketahui poros berdiameter 10 cm dipuntir oleh momen 75 Nm . Hitung besar tega
ngan puntir pada poros .

58 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Solusi : D = 10 cm , MP = 75 N.m
= 10-1 m

Mp
σp =
Wp

= 75

0,2. D3

75
=
0,2. ( 10-1)3

5 -2
= 3,75.10 Nm

Tabel 1 : Momen tahanan puntir beberapa penampang .

Penampang Wp [ m3 ]

Wp =  x D3
16
D3
= 0,2 x D3 =
D
5

x D – d
4 4
Wp =
16
D
d = 0,2 x D4 – d4
D
D
Wp = 0,208 x a3
a
atau :
2x a3
a Wp =
9
2 2
Wp = x b x h
9
h atau :
b
b Wp = 0,208 x b2 x h

2.5 Tegangan Lengkung .


Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi,
merupakan tegangan tangensial. Gambar 20. Tegangan lengkung pada batang rocker arm.

59 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Gambar Tegangan lengkung pada btang rocker arm

Bila batang salah satu ujungnya dijepit dan ujung lain bekerja gaya F seperti gam
bar, batang dikatakan mendapat pembebanan lengkung .
Karena ada pembebanan lengkung pada batang , akibatnya penampang batang
men dapat tegangan lengkung ( σL ) .
F
L
F = Gaya lengkung .
L = Jarak F ke jepitan .

Gambar : Pembebanan lengkung .

Besar kecil lengkungan batang tergantung pada besar momen lengkung ,gaya F dan
jarak gaya F terhadap jepitan .
Persamaan tegangan lengkung :

σL =
ML [ N m-2 ]

WL

σL = Tegangan lengkung
WL = Momen tahanan lengkung [ m3 ]
ML = Momen lengkung [ Nm ] = F . L
Jika pada batang bekerja beberapa momen seperti gambar :
F2 F1
L2

L1

Momen lengkung ML = M1 + M2
= F 1 . L 1 + F 2 . L2
Contoh :
1. Diketahui konstruksi batang seperti gambar , hitung momen dan tegangan leng
kung pada batang .
F b F = 6.103 N
L = 700 mm
h b = 25 mm
h = 40 mm
L

Solusi :

60 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

 Momen Lengkung [ ML ] = F x L
= 6.103 x 7.10-1
= 43.102 Nm

 Tegangan Lengkung [σL] = ML

WL = .1b . h2 [ lihat tabel 3 ]WL


6
=
1
. ( 25.10-3 m ) . ( 4.10-2 m)2
6
= 66,67.10-7 m3

σL = 43.102

66,67.10-7
= 63,0.107 Nm– 2

Tabel 2 : Momen Lengkung ( ML ) beberapa konstruksi batang .

Konstruksi Batang Momen Lengkung ( ML)

ML = F x L
L

F
½L ½L

ML = FxL
L
4

F=q/m
FxL
M L=

8
L
q x L2
M L=

8
Tabel 3 : Momen tahanan lengkung beberapa penampang .

Momen tahanan lengkung


Bentuk Penampang
( WL ) [ m 3 ]

h
WL =
1. h3
h 6

61 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

h WL =
1
. b . h2
6
b

WL = . D3 = 0,1 . D3
32
D

4 4
WL = . Dd
32 D
4 4

d WL = 0,1. Dd
D D

C. Lembar Kegiatan Siswa

Tegangan tarik :
1. Hitung tegangan tarik pada batang pejal dengan garis tengah 20 mm mendapat
beban tarik 30 kN .
2. Hitung tegangan tarik dari konstruksi batang baja seperti pada gambar :
Berat jenis batang baja 7,8 kg dm-3.
F = 6.102 N .
120 mm Diameter batang 25 mm .

F
Tegangan tekan :
1. Tentukan diameter tiang besi yang dibebani gaya 800 kN . Tegangan tekan yang di
ijinkan 200 N mm-2 dan tidak ada tekukan . Diameter dalam 0,8 D .
2. Hitung tegangan tekan pada konstruksi tiang pipa seperti gambar :
500 kN Tebal tiang pipa 8 mm .

368 mm

Tegangan geser .
1. Hitung besar beban F pada sambungan pen seperti gambar :

pen

F τg = 600 kgf cm-2


d = 20 mm

62 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Tegangan Puntir .
1. Hitung tegangan puntir pada poros berdiameter 30 mm. Poros diputar oleh gaya kopel
dengan momen 2.103 kgf cm.
2. Tentukan diameter poros yang dipuntir oleh momen 103 kgf cm dengan tegangan yg
di perbolehkan 2.102 kgf cm-2.

Tegangan Lentur .
1. Hitung tegangan lentur pada batang berikut :

2. Tentukan ukuran penampang dari balok bujur sangkar berikut :

D. Tes Formatif

1. Hitung garis tengah batang yang mendapat beban tarik 20 kN. Tegangan tarik yang
diperbolehkan 50 N / mm2 .
2. Sebuah tiang terdiri dari besi siku 120 x 10 mm dengan luas penampang 2318 mm² .
Tegangan tekan 90 N/mm² . Hitung beban tekan maksimum .
3. Hitung diameter batang baut seperti pada gambar :
Bahan baut St 34 .
d τg = 0,6. σt
Faktor keamanan bahan 5 .
F F F = 15.10 2 kgf .

4. Poros dengan diameter 60 mm . Tegangan puntir pada poros 600 kgf/cm² . Hitung :
a. Momen tahanan puntir .
b. Momen puntir .
5. Batang dijepit seperti gambar : Tegangan yang terjadi 600 kgf/cm² . Tentukan ukuran t
½t

1m

100 kgf

6. Hitung gaya F dari konstruksi pedal rem seperti pada gambar .

F Momen terhadap titik B 130 Nm


α
A

240 mm

63 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
100mm

7. Hitung gaya perlawanan paku terhadap kayu dari pencabut seperti gambar :

10 kgf L = 50 mm

mm
400

b. F1 = 2 N , F2 = 6 N dan F3 = 4 N .

F1 F2 F3
1m 1,5 m 1,5 m
A B

6m

8. Hitung gaya reaksi di tumpuan A dan B dari konstruksi gambar berikut :

F1 F2 F4
1m 1,5m 1m 1m
F1 = 102 kgf

A B F2 = 2,5.102 kgf
F3 F3 = 2.102 kgf

6,5 m F4 = 3.102 kgf

9. Diketahui : Penampang empat buah tiang seperti gambar :


Beban tekan pada tiang 104 kgf .
Tegangan tekan yang terjadi 7.106 kgf m-2
h

Ditanya : Ukuran penampang tiang bila b = ½ h


Solusi : Jumlah tiang [ n ] = 4 buah
F total tiang = 104 kgf
σd = 7.106 kgf m-2 .
F total tiang
Gaya tiap tiang [ Ft ] =
4
= 25.102 kgf .
Ft
A=
σd

25.10 2
=
7.10 6
= 3,57.10-4 m2

64 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

A=bxh
=[½h]xh
3,57 . 10-4 = ½ . h2
Ukuran penampang tiang : h = 0, 0267 m
b = ½ h = 0, 0134 m .

E. Kuis

Kuis ini sebagai ganti catatan siswa agar siswa tidak bosan dan pengganti catatan ini dibuat
simpel tapi berbobot (mencakup seluruh kajian). Lalu berilah poin plus bagi siswa-siswa
yang bisa menjawab masing-masing pertanyaan dalam kuis ini agar lebih interaktif

JAWABAN :
1. B
2. D
3. E
4. A

65 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

5. F
6. G
7. C

SKOR NILAI QUIZ = ( JUMLAH BENAR : 7) X 100

F. Tes Tertulis

Skor Tes tertulis


NO. 1 = 15, 2 = 15, 3 = 15, 4 = 20, 5 = 15 dan 6 = 20
NILAI TES TERTULIS :
Nilai = Jumlah dari skor nilai, Nilai masksimum = 100.

G. Tugas
1. Apakah yang dimaksud dengan Gaya?
2. Jelaskan jenis-jenis dari gaya?
3. Tentukan arah gaya resultan jika gaya A 10N ke kanan dan gaya B sebesar 5N ke kiri ?
4. Tentukan gaya resultan jika gaya A 10N dan gaya B sebesar 5N?
5. Hitunglah besar gaya jika masa benda 10 kg dan gravitasi 9,8 m/s2?

66 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Pembelajaran 7. SAMBUNGAN
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian sambungan dengan baik.
2. Menjelaskan jenis-jenis sambungan dengan baik.
3. Menjelaskan fungsi sambungan dengan baik.
4. Menerapkan perhitungan sambungan pada bidang automotif dengan baik.

B. Uraian Materi
1. Pengertian sambungan
Suatu mesin merupakan atau penggabungan dari banyak elemen dimana satu elemen
dihubungkan dengan elemen lainnya dengan cara menggunakan sambungan -sambungan yang
digunakan dengan elemen lainnya dengan cara menggunakan sambungan.
2. Jenis-jenis sambungan.
a.Sambungan tetap
1) Sambungan dimana bagian - bagian yang disambung tidak dapat dibuka kecuali dengan
dirusak dinamakan sambungan tetap .
2) Sambungan tetap seperti sambungan paku keling , sambungan las , sambungan solder ,
sambungan susut dan sambungan dengan bahan perekat .
3) Sambungan tetap dibuat untuk bagian-bagian yang tidak perlu dibuka pasang .
b.Sambungan tidak tetap .
1)Sambungan dimana bagian - bagian yang disambung dapat dibuka ( dilepas ) disebut
sambungan tidak tetap .
2)Sambungan tidak tetap seperti sambungan ulir dan sambungan pasak atau sambungan
pen .
3)Sambungan tidak tetap dibuat untuk memudahkan penggantian bagian – bagian yang rusak
dan kepentingan perakitan ( asembling ) .
3. Fungsi sambungan.
a. Membentuk konstruksi sesuai dengan yang dikehendaki terutama bila sulit atau
kurang ekonomis bila dibentuk dari satu macam bahan .

67 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

b. Memudahkan dalam pemasangan , pemeliharaan dan penggantian bagian-bagian


yang rusak .
c. Memungkinkan membentuk konstruksi dari bermacam bahan , ukuran dengan harga
yang lebih murah .
d. Memudahkan bagian-bagian yang bergerak atau diam untuk dapat dibuka .
4. Perhitungan sambungan.
Perhitungan kekuatan sambungan paku keling :
a. Kekuatan pada plat .
b. Kekuatan paku terhadap geseran .
c. Tekanan bidang pada lubang paku .
d. Kekuatan plat menahan geseran
e. Prosen kekuatan sambungan ( Efisiensi ) .

Kekuatan Sambungan Paku Keling .


Kerusakan pada sambungan paku keling karena adanya beban yang bekerja pada sam
bungan dan menyebabkan :
a. Plat melengkung :

F F F = Beban

b. Robeknya plat diantara paku-paku karena tarikan :


plat robek

F F

c. Paku keling putus oleh tegangan geser :


paku bergeser ( putus )
F
F
d. Kerusakan lubang paku karena tekanan bidang paku :
kerusakan lubang paku

F F

e. Robeknya plat bagian pinggir karena plat melengkung :

F
F
Plat robek .

68 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kekuatan sambungan paku keling .


Kekuatan sambungan paku keling perlu diperhitungkan untuk mencegah / menahan ke
kerusakan yang terjadi pada sambungan .
a). Kampuh berimpit .
a.1) . Kampuh berimpit dikeling tunggal :
 Kekuatan plat yang berlubang :

F F
( t- d )
t

F ≤ ( t – d ). s . σt [ kgf ; N ] …………………. ( 1 )
σt dari bahan plat .
s = tebal plat
t = jarak antara paku .
d = diameter paku .
 Kekuatan paku menahan geseran :
( tegangan geser ) g

F F
F


4
F ≤ n . . d 2. g [ kgf ; N ] ……………………… ( 2 )

g dari bahan paku = ( 0,6 – 0,8 ) . σt


n = jumlah paku yang menerima geseran .
d = diameter paku .
Tegangan geser ( g) tergantung pada jarak antara sumbu paku dengan pinggir
plat : e = 1,5 d g = 0,8 . σ t
 Kekuatan plat menahan takanan bidang paku :
σo

F
d F

F ≤ n. d. s . σo

[ kgf ; N ] …………………….. ( 3 )
σo = Tekanan bidang plat yang diijinkan .

69 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Tekanan bidang tergantung :


 e = 1,5 d σo = 1,6 σt
 e=2d σo = 2 σ t

 Kekuatan plat terhadap beban tarik :

d
F F

F ≤ ( b – n.d ) . s . σt [ kg ; N ] ........................ ( 4 )
n = jumlah paku sejajar .
σt dari bahan plat .
b = lebar plat .
 Dari persamaan 2 dan 3 jika σo plat g= 1,6 di dapat nilai :

g
2
4 . d = s . σo

d = 2.s

d = diameter paku keling .

 Dari persamaan 1 dan 2 jika g= σt dan d = 2 s , didapat nilai :



g d .
2
.
4 = ( t - d ) . s . σt
t = 2,6 . d

t = jarak antara paku keling .

 Prosen Kekuatan ( Efisiensi ) .


1). Efisiensi plat ( φ plat ) .
Plat yang disambung dengan paku keling tidak sekuat plat yang utuh . Hasil bagi
kekuatan plat yang dilubangi dengan plat utuh ( tidak dilubangi ) dinamakan efi
siensi plat ( prosen kekuatan plat ) .
Secara matematis ditulis :

Kekuatan plat berlubang


φ plat = x 100 %
Kekuatan plat utuh

( t – d ) . s . σt
φ plat = t . s . σt x 100 %

(t -d)
φ plat = t x 100 %
Efisiensi paku ( φ paku ) .
Efisiensi paku didefinisikan sebagai :

kekuatan paku pada geseran


φ paku = kekuatan plat utuh x 100 %


n. .d 2 .g
φ paku = 4 x 100 %
70
t.s.t SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Perhitungan :
Diketahui sambungan kampuh berimpit dikeling tunggal :
-
sambungan dipasang dengan empat buah paku .
-
bahan plat dari bahan St 35 .
-
bahan paku dari bahan St 34 .
-
tebal kampuh ( plat ) 16 mm .
-
faktor keamanan sambungan ditetapkan 5
-
diamter paku 20 mm .
Rencanakan :
a. Jarak antara paku
b. Efisiensi plat .
c. Besar gaya F pada tiap paku yang mengalami geseran , =t g0,7paku .
d. Gambarkan konstruksi sambungannya .
Solusi :

St 35 3500
t plat 5
= 5 = = 700 kgf cm -2

St 34 3400
g = 0,7. 5 = 0,7 . 5 = 476 kgf cm -2

a. t = 2,6 . d = 2,6 . 20 = 52 mm .
b. Efisiensi plat :

(t  d )
φ plat = x 100%
t
(52  20)
= 20 x 100 % = 61,5 %
c. Kekuatan paku terhadap geseran :

 3,14
F ≤ n . . d 2. g ≤ 4. . ( 2 ) 2 . 476
4 4
F ≤ 5978, 56 kgf .
Gaya tiap paku yang menerima geseran ( Fo ) :

F 5978 ,56
Fo = = = 1494,64 kgf .
n 4

d. Konstruksi sambungan :

71 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


F F

TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

e . Kampuh berimpit dikeling ganda .

F
F
t

(t–d)

0,6 t

Perhitungan kekuatan sambungan berimpit dikeling ganda sama dengan sambungan


berimpit dikeling tunggal .
Perhiutngan :
Diketahui konstruksi sambungan seperti gambar :
mm
70

-
Diameter paku keling 13 mm paku
g 500 kgf cm-2
-
Tebal plat 7 mm
- -2
σo plat 600 kgf cm
-
tplat 750 kgf cm -2

Ditanya : Gaya maksimum yang diijinkan pada sambungan .


Solusi :
- Kekuatan plat terhadap beban tarik :

72 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

F ≤ ( b – n.d ) . s . σt
F ≤ ( 7 – 4.1,3 ) .0,7 . 750 ≤ 945 kgf .
- Kekuatan paku menahan geseran :

4

F ≤ n. . dg 2.
3,14
F ≤ 4. 4 . (1,3)2 . 500 ≤ 2653.3 kgf .
- Kekuatan plat menahan takanan bidang paku :
F ≤ n. d. s . σo
F ≤ 4 . ( 1,3 ) . ( 0,7 ) . 600 ≤ 2184 kgf .
Dari pemeriksaan diatas bagian yang terlemah pada kekuatan plat terhadap beban tarik
dengan gaya maksimum 945 kgf .
Gaya maksimum yang diijinkan pada sambungan 945 kgf .
b). Kampuh Bilah .
b.1). Kampuh bilah tunggal .

s’ s’ = tebal bilah
s s = tebal plat .

Bilah tunggal dikeling tunggal


 Kekuatan bilah yang berlubang :
bilah

F t F
(t–d)

Plat

F ≤ ( t – d ) . s ’ . σt [ kgf ; N ] , σt dari bahan bilah .


 Kekuatan paku terhadap geseran :

4

F ≤ n . d 2. g [ kgf ; N ] , n = jumlah paku .


 Tekanan bidang pada lubang bilah :
F ≤ n . d. s’ . σo [ kgf ; N ] , σo bahan plat .
Perhitungan :
Konstruksi sambungan seperti gambar :

F F
t

I
-
Beban tiap paku F = 4800 kgf .

73 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
-
Bahan plat dan bilah St 34
-
Bahan paku keling St 35
-
Faktor keamanan sambungan ( v ) = 6
-
Tegangan geser paku ( ) g = t
0,7
-
Tebal plat ( s ) = 12 mm
-
Tebal bilah ( s’ ) = 0,8 . s .
Ditanya kekuatan pada penampang I – I :
a. Diameter paku ( d )
b. Jarak antara paku ( t )
c. Gambarkan penampang konstruksi sambungan tersebut .

Solusi :

St35 3500
t paku v= =6 = 583 kgf cm-2
g paku = 0,7. 583 = 408 kgf cm-2
t plat St
= 34 = 567 kgf cm-2 ; plat
t =  t
bilah
6

a. Diameter paku ( d ) :


3 F0 ≤ n 4
. d 2
. gpaku
3,14
2400 ≤ 3 . 4 . d 2 . 408
d ≥ 1,58 dibulatkan 16 mm .
maka diameter paku ( d ) ditetapkan ≥ 16 mm .
b. Jarak antara paku ( t ) :
Jarak t pada penampang I - I :
2. F0 ≤ ( t – d ) . s’ . tbilah
1600 ≤ ( t – 1,6 ) . 0,8. 1,2 . 567
t ≥ 2,96 + 1,6
t ≥ 4,56 cm dibulatkan 48 mm .
nilai t ditetapkan ≥ 48 mm .
e. Konstruksi penampang sambungan bilah tunggal dikeling ganda :

b.2 ). Kampuh bilah ganda .

s’ s’ = tebal bilah
s s = tebal plat .
s’
 Kekuatan plat :

74 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

F ≤ ( t
– td ) . s . t[ kgf ; N ] , bahan plat .
 Kekuatan paku terhadap geseran :


. d 2.
F≤n.2.4 gpaku [ kgf ; N ]

 Kekuatan lubang plat terhadap tekanan bidang :


F ≤ n . d . s . σo [ kgf ; N ] ,

σo bahan plat ( paku ) atau dari bahan terlemah .


Perhitungan :
Konstruksi sambungan seperti gambar :

-
Beban pada sambungan ( F ) = 14 ton .
-
Tegangan tarik ijin bahan ( )t = 1400 kgf cm-2
-
Tegangan geser paku ( g) = 0,8. t
-
Tekanan bidang pada lubang ( σo ) 2t .
=
-
Sambungan menggunakan enam paku . ( n = 6 )
-
Tebal bilah ( s’ ) = 0,5 s
Rencanakan :
a. Besar diameter paku keling .
b. Tebal plat dan tebal bilah .
c. Lebar plat ( bilah ) .
Solusi :
a. Diameter paku ( d ) :


F≤ n.2.4 . d 2. gpaku

3,14
14.10 ≤ 6 . 2 . 4
3
. d 2 . 0,8 . 1400

4.14.10 3
6.2.3,14.0,8.1400
d≥
≥ 1,15 cm dibulatkan 12 mm .
Ditetapkan d ≥ 12 mm .

b. - Tebal plat ( s ) :
F ≤ n . d . s . σo
F 14.10 3
s ≥ n.d . 0 ≥ 6.(1,2).2.1400

s ≥ 0,69 cm dibulatkan 0,7 cm ( 7 mm )

75 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

- Tebal bilah ( s’ ) :
s’ = 0,5. 0,7 = 0,35 cm .
Tebal bilah ditetapkan s’ ≥ 4 mm .

c. Lebar plat ( b ) :
F ≤ ( b – 3.d ) .s .t

F
b ≥ s.t + 3.d

14.10 3
b ≥ 0,7.1400 + 3. ( 1,2 )
≥ 17,89 cm dibulatkan 18 cm .
Lebar plat ditetapkan ( b ) = 180 mm .

C. Lembar Kegiatan Siswa


A. SOAL
1. Jelaskan keuntungan dan kerugian sambungan ulir?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sambungan ulir?
3. Baut dengan diameter 10mm ditekan dengan gaya 2.000 N.
Hitung berapa tegangannya?
Kunci jawaban
1. Keuntungan Sambungan Ulir Mempunyai reliabilitas (kehandalan) tinggi dalam
operasi, sesuai untuk perakitan dan pelepasan komponen, suatu lingkup yang luas
dari sambungan baut diperlukan untuk beberapa kondisi operasi.lebih murah
untuk diproduksi dan lebih efisien. Sedangkan Kerugian Sambungan Ulir yaitu
Konsentrasi tegangan pada bagian ulir yg tidak mampu menahan berbagai kondisi
beban
2. Sambungan ulir adalah jenis sambungan yang sifatnya sementara karena bisa
dilepas dan dipasang kembali sehingga tidak merusakkan mesin alat.
3. F = 2.000 N, D = 10 mm, r = 5mm
 = F/A = 2.000/ 3,14.52 = 2.000/ 78,5 = 25,48 Nmm-2

B. Tugas
1. Jelaskan definisi sambungan?
2. Jelaskan jenis sabungan?
3. Jelaskan definisi sambungan tetap?
4. Jelaskan definisih sambungan tidak tetap?
5. Jelaskan jenis sambungan tetap?

76 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Pembelajaran 8. RODA GIGI


A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian roda gigi dengan benar.
2. Menjelaskan kegunaan roda gigi dengan benar.
3. Menjelaskan kelebihan roda gigi dengan benar.
4. Mengklasifikasikan roda gigi dengan benar.
5. Menjelaskan perbandingan putaran dan roda gigi dengan benar.
6. Menjelaskan nama-nama bagian roda gigi dengan benar.

B. Uraian Materi
Teori Dasar Roda gigi
1. Kegunaan Roda Gigi
Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi
memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang
saling berkait. Rodagigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih
bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang lainnya,
2. Kelebihan roda gigi :
Roda gigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu
:
 Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
 Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
 Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
 Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.
 Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara dua poros. Di samping
itu terdapat pula roda gigi yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula roda
gigi dengan putaran yang terputus-putus.
Dalam teori, rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami
perubahan bentuk dalam jangka waktu lama.
3. Jenis-jenis Roda gigi
Roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Menurut Letak Poros

77 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Menurut letak poros maka rodagigi diklasifikasikan seperti tabel berikut :


Letak Poros Rodagigi Keterangan

Rodagigi lurus Klasifikasi atas dasar bentuk alur


gigi
Rodagigi Rodagigi miring
dengan poros Rodagigi miring ganda
sejajarv vcfgE Rodagigi luar Arah putaran berlawanan
Rodagigi dalam dan pinion Arah putaran sama
Batang gigi dan pinion Gerakan lurus dan berputar
Rodagigi kerucut lurus Klasifikasi atas dasar bentuk
Rodagigi kerucut spiral jalur gigi
Rodagigi Rodagigi kerucut zerol Rodagigi dengan poros
dengan poros Rodagigi kerucut miring berpotongan berbentuk istimewa
berpotongan Rodagigi kerucut miring ganda
Rodagigi permukaan dengan
poros berpotongan
Rodagigi miring silang Kontak gigi
Batang gigi miring silang Gerak lurus dan berputar
Rodagigi Rodagigi cacing silindris
dengan poros Rodagigi cacing selubung ganda
silang Rodagigi cacing samping
Rodagigi hiperboloid
Rodagigi hipoid
Rodagigi permukaan silang

b. Menurut arah putaran


Menurut arah putarannya, rodagigi dapat dibedakan atas :
 Rodagigi luar ; arah putarannya berlawanan.
 Rodagigi dalam dan pinion ; arah putarannya sama
c. Menurut bentuk jalur gigi
Berdasarkan bentuk jalur giginya, rodagigi dapat dibedakan atas :
1). Roda gigi Lurus
Roda gigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Dibandingkan dengan jenis
rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses pengerjaannya (machining)
sehingga harganya lebih murah. Roda gigi lurus ini cocok digunakan pada sistim transmisi yang
gaya kelilingnya besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial.

Gambar 2.1 Roda gigi Lurus


Ciri-ciri roda gigi lurus adalah :

78 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

1. Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp


2. Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm
3. Kecepatan keliling < 200 m/s
4. Rasio kecepatan yang digunakan
 Untuk 1 tingkat ( i ) < 8
 Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
 Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
( i ) = Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan yang digerakkan
5. Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing tingkat 96% - 99% tergantung disain dan
ukuran.

Jenis-jenis roda gigi lurus antara lain :


a. Rodagigi lurus (external gearing)
Rodagigi lurus (external gearing) ditunjukkan seperti gambar 2.2. Pasangan rodagigi lurus ini
digunakan untuk menaikkan atau menurunkan putaran dalam arah yang berlawanan.

Gambar 2.2 Rodagigi Lurus Luar


b. Rodagigi dalam (internal gearing)
Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran kecil dengan
perbandingan reduksi besar.
c. Rodagigi Rack dan Pinion
Rodagigi Rack dan Pinion (gambar 2.3) berupa pasangan antara batang gigi dan pinion rodagigi
jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya.

Gambar 2.3 Rodagigi Rack dan Pinion


d. Rodagigi permukaan
Rodagigi lurus permukaan (gambar 2.4) memiliki dua sumbu saling berpotongan dengan sudut
sebesar 90.

Gambar 2.4 Rodagigi Permukaan


2). Roda gigi Miring

79 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Rodagigi miring (gambar 2.5) kriterianya hampir sama dengan rodagigi lurus, tetapi dalam
pengoperasiannya rodagigi miring lebih lembut dan tingkat kebisingannya rendah dengan
perkontakan antara gigi lebih dari 1.

Gambar 2.5 Rodagigi Miring

Ciri-ciri rodagigi miring adalah :


1. Arah gigi membentuk sudut terhadap sumbu poros.
2. Distribusi beban sepanjang garis kontak tidak uniform.
3. Kemampuan pembebanan lebih besar dari pada rodagigi lurus.
4. Gaya aksial lebih besar sehingga memerlukan bantalan aksial dan rodagigi yang kokoh.
Jenis-jenis rodagigi miring antara lain :
a. Rodagigi miring biasa

Gambar 2.6 Rodagigi Miring Biasa


b. Rodagigi miring silang

Gambar 2.7 Rodagigi Miring Silang


c. Rodagigi miring ganda

Gambar 2.8 Rodagigi Miring Ganda


d. Rodagigi ganda bersambung

Gambar 2.9 Rodagigi Ganda Bersambung


3). Rodagigi Kerucut

80 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Rodagigi kerucut (gambar 2.10) digunakan untuk mentransmisikan 2 buah poros yang saling
berpotongan.

Gambar 2.10 Rodagigi Kerucut

Jenis-jenis rodagigi kerucut antara lain :


a. Rodagigi kerucut lurus

Gambar 2.11 Rodagigi Kerucut Lurus


b. Rodagigi kerucut miring

Gambar 2.12 Rodagigi Kerucut Miring


c. Rodagigi kerucut spiral

Gambar 2.13 Rodagigi Kerucut Spiral


d. Rodagigi kerucut hypoid

Gambar 2.14 Rodagigi Kerucut Hypoid

d). Rodagigi Cacing


Ciri-ciri rodagigi cacing adalah:
1) Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut yang dibentuk kedua
sumbu sebesar 90.
2) Kerjanya halus dan hampir tanpa bunyi.

81 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

3) Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran dari roda cacing ke
cacing (mengunci sendiri).
4) Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150.
5) Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena kontak beberapa gigi (biasanya 2 sampai 4).
6) Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya kecil.
Batasan pemakaian rodagigi cacing adalah:
1) Kecepatan rodagigi cacing maksimum 40.000 rpm
2) Kecepatan keliling rodagigi cacing maksimum 69 m/s
3) Torsi rodagigi maksimum 70.000 m kgf
4) Gaya keliling rodagigi maksimum 80.000 kgf
5) Diameter rodagigi maksimum 2 m
6) Daya maksimum1.400 Hp
Peningkatan pemakaian rodagigi cacing seperti gambar 2.15, dibatasi pada nilai i antara 1
sampai dengan 5, karena dengan ini bisa digunakan untuk mentransmisikan daya yang besar
dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan salah satu tingkat rodagigi
lurus sebelum atau sesudahnya untuk dapat mendapat reduksi yang lebih besar dengan efisiensi
yang lebih baik.

Gambar 2.15 Rodagigi Cacing


Pemakaian dari rodagigi cacing meliputi: gigi reduksi untuk semua tipe transmisi sampai
daya 1.400 Hp, diantaranya pada lift, motor derek, untuk mesin tekstil, rangkaian kemudi kapal,
mesin bor vertikal, mesin freis dan juga untuk berbagai sistim kemudi kendaraan.
Adapun bentuk profil dari rodagigi cacing ditunjukkan seperti pada gambar 2.16 :
N-worm E-worm K-worm H-worm
i ii iii iv

Gambar 2.16 Profil Rodagigi Cacing

a. N-worm atau A-worm


Gigi cacing yang punya profil trapozoidal dalam bagian normal dan bagian aksial,
diproduksi dengan menggunakan mesin bubut dengan pahat yang berbentuk trapesium, serta
tanpa proses penggerindaan.
b. E-worm
Gigi cacing yang menunjukkan involut pada gigi miring dengan  antara 87sampai dengan
45o .
c. K-worm

82 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk trapezoidal, menunjukkan
dua kerucut.
d. H-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung.
Tipe-tipe dari penggerak rodagigi cacing antara lain :
a. Cylindrical worm gear dengan pasangan gigi globoid

Gambar 2.17 Cylindrical Worm Gear Dengan Pasangan Gigi Globoid


b. Globoid worm gear dipasangkan dengan rodagigi lurus

Gambar 2.18 Globoid Worm Gear Dipasangkan Dengan Rodagigi Lurus


c. Globoid worm drive dipasangkan dengan rodagigi globoid

Gambar 2.19 Globoid worm drive dipasangankan dengan rodagigi globoid


d. Roda gigi cacing kerucut dipasangkan dengan rodagigi kerucut globoid yang dinamai dengan
rodagigi spiroid (gambar 2.20)

Gambar 2.20 Rodagigi cacing kerucut dipasangkan dengan rodagigi kerucut globoid
5. Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi
Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1 (rpm) pada poros penggerak dan n

2 (rpm) pada poros yang di gerakkan, diameter lingkaran jarak bagi d 1 (mm) dan d 2 (mm)

dan jumlah gigi z1 dan z2 , maka perbandingan putaran u adalah :

n1 d m . z1 z 1
u  1   1 
n2 d 2 m . z 2 z2 i

83 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

z1
i
z2
Harga i adalah perbandingan antara jumlah gigi pada rodagigi dan pinion, dikenal juga sebagai
perbandingan transmisi atau perbandingan rodagigi. Perbandingan ini dapat sebesar 4 sampai 5
dalam hal rodagigi lurus standar, dan dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada
rodagigi miring ganda dapat sampai 10.
Jarak sumbu poros aluminium (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d 1 dan d 2 (mm) dapat
dinyatakan sebagai berikut :

( d 1  d 2 ) m ( z1  z 2 )
a 
2 2
2a
d1 
i 1

2 a .i
d2 
i 1
6. Nama-nama Bagian Rodagigi
Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan rodagigi yang perlu
diketahui yaitu :
1. Lingkaran pitch (pitch circle)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini merupakan dasar
untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak antara gigi dan lain-lain.
2. Pinion
Rodagigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.
3. Diameter lingkaran pitch (pitch circle diameter)
Merupakan diameter dari lingkaran pitch.
4. Diametral Pitch
Jumlah gigi persatuan pitch diameter
5. Jarak bagi lingkar (circular pitch)
Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan atau keliling lingkaran
pitch dibagi dengan jumlah gigi, secara formula dapat ditulis :
d b1
t=
z
6. Modul (module)
Perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.
d b1
m=
z
7. Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch diukur dalam
arah radial.
8. Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial.
9. Working Depth

84 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi dengan
jarak poros.
10. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi yang berpasangan.
11. Pitch point
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang juga
merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.
12. Operating pitch circle
lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang rodagigi yang berkontak dan jarak porosnya
menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.
13. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
14. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
15. Width of space
Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
16. Sudut tekan (pressure angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.
17. Kedalaman total (total depth)
Jumlah dari adendum dan dedendum.
18. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
19. Lebar ruang (tooth space)
Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran pitch
20. Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.
21. Sisi kepala (face of tooth)
Permukaan gigi diatas lingkaran pitch
22. Sisi kaki (flank of tooth)
Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.

23. Puncak kepala (top land)


Permukaan di puncak gigi
24. Lebar gigi (face width)
Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.
Contoh Soal
Hasil pengukuran atau pengamatan dilapangan, antara lain:
 Putaran roda gigi penggerak (Roda gigi 1 direncanakan) n1 = 1450 rpm
 Putaran roda gigi yang digerakkan n2 = 300 rpm
 Dia. roda gigi 1 (digerakan) d1 = 40 mm
 Jumlah gigi pada roda gigi 1 z1 = 10

85 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Dengan data – data yang di dapat dari pengukuran di lapangan maka dapat dilakukan
perhitungan terhadap roda gigi :
 Jumlah gigi yang direncanakan untuk roda gigi besar ( roda gigi yang digerakkan ) untuk
menggerakkan poros:

Dalam perencanaannya jumlah gigi pada roda gigi besar (z2) adalah 50 gigi .

 Modul gigi , m

 Diameter roda gigi yang direncanakan, d2


d2 = z2 x m
= 50 x 4
= 200 mm
 Perbandingan roda gigi pada poros penggerak dengan roda gigi yang digerakkan, i

 Perbandingan putaran, U

Perbandingan putaran dengan perbandingan roda gigi di dapatkan U < 1 dan i > 1; sehingga
dapat dikatakan bahwa roda gigi tersebut di gunakan untuk reduksi (U < 1 dan i > 1) .
 Kecepatan keliling ( tanpa pembebanan )

 Bahan roda gigi besar: SC 46


• Kekuatan tarik σB1 = 46 kg/mm2
• Tegangan lentur σa1 = 19 kg/mm2
• Kekerasan permukaan H1 = 160
 Faktor - faktor untuk menentukan beban lentur yang di izinkan persatuan lebar sisi F 1b
( kg/mm ), adalah:
# Besarnya beban lentur yang dizinkan F1b (kg/mm):

F1b = σa . M . Y . Fv

86 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

= 19 x 4 x 0,408 x 0,49
= 15,19 kg/mm
# Faktor tegangan kontak pada bahan roda gigi yang diambil menurut kekerasan (HB) bahan roda
gigi dapat di lihat pada tabel 4.4 yaitu:
KH = 0,039 kg/mm2
# Faktor tegangan kontak yang di izinkan adalah:
K = 2 . Fv . Kh
= 2 x 0,49 x 0,039

C. Lembar Kegiatan Siswa

1. Sebutkan macam macam transmisi(penerus daya) pada bagian bagian mesin!


2. Jelaskan jenis-jenis sabuk penerus daya(transmisi)! Berikan contoh penggunaan pada bidang
otomotif?
3. Jelaskan susunan puli pada penerus daya(transmisi) sabuk!
4. Jelaskan keuntungan transmisi rantai dibandingkan dengan sabuk!
5. Jelaskan jenis-jenis rantai yang sering dipakai untuk penerus daya!
6. Sebutkan macam-macam roda rantai!
7. Jelaskan transmisi daya dengan menggunakan roda gigi! Apa keuntungannya!
8. Jelaskan klasifikasi atau penggolongan roda gigi!
9. sebuah rangkaian roda gigi seperti gambar dibawah, hitung jumlah putaran n2 dan momen
putar M2?

KUNCI JAWABAN
1. Trasmisi pada bagian-bagian mesin dapat digolongkan atas transmisi sabuk, transmisi
rantai, dan transmisi kabel atau tali. Selain itu juga terdapat transmisi roda gigi.
2. Jenis-jenis transmisi sabuk: Transmisi sabuk datar (flat belt),digunakan di industri dengan
daya yang cukup besar, jarak antar puli biasanya sampai 10 m, transmisi sabuk V (V-belt),
sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Digunakan pada mesin-
mesin industri dimana jarak antar puli dekat, transmisi sabuk bundar (circular belt), paling
jarang digunakan, biasanya dipakai untuk mentransmisikan daya yang kecil, dan jarak antar
puli sampai 5 meter.
Selain itu terdapat pula jenis sabuk gilir.
3. Susunan Belt dalam Sistem Puli : Sistem terbuka yaitu susunan puli dimana putaran puli yang
satu dengan yang lain berputar dengan arah yang sama, Sistem tertutup atau sabuk silang
yaitu susunan puli dimana putaran puli yang satu dengan yang lain berlawanan arah.
4. Keuntungan penggunaan rantai dibanding sabuk adalah...
a). Selama beroperasi tidak terjadi slip sehingga diperoleh rasio kecepatan yang sempurna,
b). Karena rantai terbuat dari logam, maka ruang yang dibutuhkan lebih kecil dari pada sabuk,
dan dapat menghasilkan transmisi yang besar,
c). Memberikan efisiensi transmisi tinggi (sampai 98 persen), dapat dioperasikan pada suhu
cukup tinggi maupun pada kondisi atmosfer.

87 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

5. Jenis-jenis rantai yang sering dipakai adalah rantai rol dan rantai gigi, rantai rol sangat luas
pemakaianya karena harganya yang relative murah dan perawatan serta pemasanganya mudah
sedang rantai gigi mempunyai keunggulan pada tingkat kecepatan dan kapasitas daya yang
ditransmisikan lebih besar, serta tingkat kebisingan lebih kecil, akan tetapi harganya lebih
mahal.
6. Macam-macam roda rantai, terdapat tiga macam roda rantai, yaitu:roda rantai tunggal, roda
rantai ganda, dan roda rantai jajar
7. Roda gigi merupakan elemen mesin yang digunakan untuk memindahkan daya dan putaran
dari satu poros ke poros lain tanpa terjadi slip, keuntungannya Meneruskan rasio kecepatan
yang sama dan tepat, tidak 155 terjadi slip,dapat digunakan untuk meneruskan daya yang
besar, dapat digunakan untuk meneruskan putaran yang tinggi, Perbandingan transmisi roda
gigi dapat didesain dari sesuai kebutuhan.dapat digunakan untuk jarak sumbu poros yang
dekat.
Memiliki, dapat digunakan untuk meneruskan putaran dari poros sejajar, bersilangan dan
poros dengan sudut tertentu.

8. Klasifikasi dan penggolongan roda gigi adalah:


Berdasarkan bentuk gigi dan sistem kerjanya adalah roda gigi lurus, roda gigi miring, roda gigi
kerucut, roda gigi cacing, roda gigi planiter. Berdasarkan posisi sumbu dari poros. poros parallel,
seperti pada roda gigi lurus dan miring, poros bersilangan, seperti pada roda gigi cacing, poros
membentuk sudut tertentu, seperti pada roda gigi kerucut. Berdasarkan jenis atau bentuk
hubungan pasangan gigi. external gear = roda gigi luar, internal gear = roda gigi dalam.
B. TUGAS
1. Jelaskan definisi transmisi?
2. Jelaskan fungsi transmisi?
3. Terangkan definisih transmisi roda gigi?
4. Terangkan definisih transmisi rantai?
5. Terangkan definisih transmisi sabuk?

88 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Pembelajaran 9. RANTAI
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan jenis- jenis rantai
2. Menjelaskan bagian-bagian utama rantai
3. Menjelaskan penerapan rantai di bidang otomotif
4. Menjelaskan cara-cara pelumasan rantai

B. Uraian Materi
1. Pengertian Rantai
Rantai adalah untai material yang fleksibel, biasanya terbuat dari baja, saling dikunci atau
dihubungkan satu sama lain tetapi bebas untuk bergerak pada satu atau banyak bidang.
2. Fungsi Rantai
 Sebagai penarik beban
 Meneruskan daya dan putaran
3. Keuntungan Rantai
 Transmisi tanpa slip >>> perbandingan putaran tetap
 Dapat menahan beban yang relatif besar dibanding dengan tali baja.
 Dalam penyambungan dengan peralatan lain lebih mudah Sebab sudah ada
lobang/kaitan
4. Kerugian Rantai
 Kurang fleksibel dibanding dengan tali baja
 Menimbulkan suara waktu bergerak
 Karena ukuran relatif besar, membutuhkan ruangan yang cukup banyak.
 Tidak dapat dipakai utk kecepatan tinggi (max. 600 m/min)
5. Macam-macam Rantai
 Rantai mata
 Rantai rol
A. Rantai mata

89 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

 Bagian Rantai Mata

 Pembebanan Pada Rantai Mata


 Perhitungan Rantai Mata

- Terjadi tarikan

- Terjadi geseran

 Cara penyambungan Rantai Mata

B. Rantai Roll
Dipakai, jika diperlukan transmisi posistif (tanpa slip) dengan kecepatan 600m/min, tanpa pembatas bunyi
dan harga yang murah. Terdiri dari pena, rol dan plat mata rantai.

90 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

2)
A.

C. Lembar Kegiatan Siswa


A. SOAL
1. Sebutkan jenis-jenis rantai yang banyak digunakan sebagai pemindah daya fleksibel !
2. Mengapa rantai morse sering disebut sebagai silent chain?
3. Apa sajakah bagian-bagian utama dari suatu rantai !
4. Jelaskan tujuan pelumasan pada rantai !
5. Jelaskan jenis-jenis pelumasan pada rantai!
6. Berikan contoh pemakaian rantai pada bidang otomotif

KUNCI JAWABAN
1. Rantai bumbung, rantai rol, rantai putar, rantai morse
2. Karena didalam pemakaiannya rantai morse menghasilkan suara yang halus
3. Keping rantai(mata rantai), pena, rol
4. Pelumasan pada rantai dimaksudkan untuk mengurangi keausan sehingga umur rantai
menjadi lebih lama
5. Jenis-jenisnya :
a. Pelumasan sikat dan tetes untuk kecepatan rendah
91 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

b. Pelumasan rendam untuk kecepatan sedang


c. Pelumasan pompa untuk kecepatan tinggi
6. Contohnya ;
a. Sebagai timing chain yang meneruskan putaran dari poros engkol ke poros kem (cam
shaft) pada kendaraan
b. Sebagai pemindah daya dari poros engkol ke roda belakang pada sepeda motor

Pembelajaran 10. BELT/ SABUK


A. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan jenis- jenis belt
2. Menjelaskan bahan untuk berbagai jenis belt
3. Menjelaskan penerapan belt di bidang otomotif

B. Uraian Materi
1. Fungsi Transmisi Sabuk
Belt yang berpenampang trapesium, terbuat dari tenunan dan serat-serat yang dibenamkan
pada karet kemudian dibungkus dengan anyaman dan karet; digunakan untuk
mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui puli yang berputar
dengan kecepatan sama atau berbeda.

2. Bahan Transmisi Sabuk


 Kulit
 Ayaman benang
 Karet

3. Bagian-bagian Transmisi Sabuk V-Belt

1. Terpal
2. Bagian Penarik
3. Karet pembungkus
4. Bantal Karet

4. Jenis-jenis Transmisi Sabuk


 Sabuk rata (flat belt) dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara dua poros
yang jaraknya dapat mencapai 10 meter dengan perbandingan putaran antara 1:1 sampai
dengan 6:1.
 Sabuk dengan penampang trapesium (v-belt) dipasang pada puli dengan alur dan
meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 5 meter dengan
perbandingan putaran antara 1:1 sampai dengan 7:1.
92 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

 Sabuk dengan gigi (timing belt) yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai 2
meter, dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1:1 sampai 6:1.
5. Kelebihan Transmisi V-Belt
 V-belt lebih kompak
 Slip kecil dibanding flat belt
 Operasi lebih tenang
 Mampu meredam kejutan saat start
 Putaran poros dapat dalam 2 arah & posisi kedua poros dapat sembarang
6. Kelemahan Transmisi V-Belt
 Tidak dapat digunakan untuk jarak poros yang panjang
 Umur lebih pendek
 Konstruksi puli lebih kompleks dibanding puli untuk flat belt
7. Langkah Pemilihan Transmisi V-Belt
 Menghitung efisiensi transmisi V-belt 90-98%
 Menghitung daya nominal dan putaran
 Memilih puli penggerak dan yang digerakkan berdasarkan perbandingan kecepatan &
diameter minimum.
 Menghitung jarak antara sumbu poros
 Menghitung torsi pada puli kecil berdasarkan daya desain & putaran.
 Tarikan belt maks ≤ Tarikan maks yang diijinkan belt
 Jika tidak terpenuhi, maka:
Pilih penampang belt yang lebih besar & gunakan lebih dari satu belt
8. Aplikasi Transmisi V-Belt
 Penerus daya pada mesin-mesin kecepatan tinggi, seperti kompresor, dll.
 Kipas radiator mobil
 Mesin-mesin pertanian
 Mesin-mesin industri
 Mesin perkakas
 Mesin kertas, mesin tekstil, dsb.
9. Contoh-contoh Transmisi V-Belt

93 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

wedge v-belt
classical v-belt raw edge cogged wedge v-belt raw edge
wrapped type type cogged type

classical v-belt classical double v-belt variable speed v-belt


wrapped type

C. Lembar Kegiatan Siswa


A. SOAL
1. Digunakan untuk apakah Belt(sabuk) itu ?
2. Sebutkan jenis-jenis Belt!
3. Dari bahan apakah biasanya sabuk dibuat ?
4. Apakah kelebihan sabuk V(V-belt) dibanding sabuk rata?
5. Jelaskan keuntungan-keuntungan sabuk bergigi!
6. Berikan contoh pemakaian sabuk dibidang otomotif !

B. KUNCI JAWABAN
1. Belt digunakan untuk memindahkan daya atau meneruskan putaran pada posisi
poros-poros yang sejajar
2. Sabuk Rata, Sabuk V (V-belt), sabuk bergigi
3. Kulit, kanvas(terpal), karet
4. Kelebihannya :
a. Gaya gesek lebih besar
b. Perbandingan transmisi bisa lebih besar
c. Beban bantalan lebih kecil
d. Jarak antara poros bisa lebih pendek

5. Keuntungannya :
a. Perbandingan transmisi tetap
b. Beban bantalan kecil, karena tegangan pendahuluannya kecil
c. Perawatan mudah
d. Tahan terhadap lingkungan yang berlemak
e. Dapat meredam kejutan
6. Contoh pemakaian :
a. Sabuk bergigi banyak digunakan sebagai timing belt yang meneruskan putaran
dari poros engkol ke poros kem

94 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

b. Sabuk V digunakan sebagai fan belt untuk menggerakan kipas pendingin,


generator, pompa air pendingin pada mobil
c. Logged V-belt digunakan sebagai pemindah daya dari poros engkol ke roda
belakang pada sepedah motor matic

Pembelajaran 11. PROSES PENGECORAN


A. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan bahan-bahan untuk membuat pola
2. Menjelaskan cara membuat cetakan pasir
3. Menjelaskan langkah-langkah pengecoran logam
4. Menjelaskan penerapan pengecoran logam

B. Uraian Materi
Mengenal Proses Pengecoran Logam
Pengecoran adalah membuat komponen dengan cara menuangkan bahan yang dicairkan ke
dalam cetakan. Bahan disini dapat berupa metal maupun non-metal. Untuk mencairkan bahan
diperlukan
furnace (dapur kupola). Furnace adalah sebuah dapur atau tempat yang dilengkapi dengan
heater (pemanas). Bahan padat dicairkan sampai suhu titik cair dan dapat ditambahkan
campuran bahan seperti chrom, silikon, titanium, aluminium dan lain-lain supaya bahan menjadi
lebih baik. Bahan yang sudah cair dapat dituangkan ke dalam cetakan.
Cetakan untuk pengecoran dapat dibuat dengan pasir ataupun logam. Untuk komponen yang
rumit dan tidak banyak jumlahnya biasanya memakai cetakan pasir, sedangkan komponen yang
bentuk sederhana dan diproduksi masal dapat menggunaan cetakan logam.
Dalam membuat cetakan yang perlu diperhatikan adalah porositas dan toleransi untuk
sringkage (penyusutan) setelah penuangan. Porositas Ada 4 faktor yang berpengaruh atau
merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu:
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair

Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali
pakai (expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold).
Cetakan pasir termasuk dalam expendable mold. Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali
pengecoran saja, setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. Dalam

95 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

pembuatan cetakan, jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir
hijau. Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat digunakan, bentonit, resin, furan atau air
gelas.

Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut :


o Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan. Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor. Rongga cetakan dibuat
dengan menggunakan pola.
o Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan.
o Gating sistem (sistem saluran masuk), merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran
turun.
o Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal. Saluran ini
juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan.
o Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue.
Kecepatan aliran logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-
kotoran logam cair yang berasal dari tungku kerongga cetakan.
o Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi.

Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu: Besi cor, besi
cor putih, besi cor kelabu, besi cor maliable, besi cor nodular, baja cor dan lainlain. Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang terdiri dari
logam. unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku.
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan” logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair),. Cleaning fluxes, drossing
fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes. Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan
dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel,
dan tungku kupola.

MATERI PEMBENTUKAN MANUAL


1. PENGECORAN LOGAM
Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik
yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan
tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin
Metode Pengecoran :

96 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Fungsi Cetakan Pasir :


untuk membuat produk coran sesuai dengan bentuk pola yang telah digunakan saat
membuat cetakan
 Cetakan pasir dapat dibuat secara :
A. Manual yaitu menggunakan keterampilan tangan
B. Menggunakan mesin cetak
 Syarat – syarat pasir cetak :
A. Mampu untuk dibentuk
B. Tahan terhadap temperatur tinggi
C. Mempunyai komposisi butir-butir yang cocok dan merata
D. Tidak mengandung bahan-bahan yang menyebabkan timbulnya gas yang dapat
larut di logam cair
E. Kuat dan dapat digunakan berulang-ulang
Langkah-langkah Pengecoran
 Persiapan
 Pengadaan bahan
 Membuat cetakan dan inti
 Peleburan
 Penuangan
 Pembongkaran
 Membersihkan cetakan
 Pemeriksaan

97 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

 Perlakuan panas
 Hasil/ produk coran

C. Lembar Kegiatan Siswa


A. SOAL
1. Jelaskan Pengertian Pengecoran logam
2. Sebutkan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat pola
3. Jelaskan cara membuat cetakan pasir secara manual
4. Sebutkan jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat cetakan
pasir!
5. Jelaskan langkah-langkah Pengecoran logam
6. Berikan contoh produk hasil Pengecoran logam

JAWABAN
1. Pengecoran logam merupakan proses pembentukan logam dengan cara menuangkan
logam cair ke dalam cetakan, kemudian logam cair tersebut dibiarkan membeku
2. Kayu, resin epoksi, resin polistirene dan logam
3. Tahapannya :
a. Letakkan pola bagian bawah diatas papan alas yang rata
b. Pasang rangka cetak bawah diatas papan tersebut
c. Taburkan pasir muka ke dalam rangka cetak
d. Padatkan pasir muka dengan penumbuk
e. Masukan pasir cetak dan padatkan
f. Balikkan rangka cetak, lalu pasang pola lainnya
g. Pasang oula pola saluran naik, saluran turun dan saluran penambah
h. Pisahkan rangka cetak baah dengan atas
i. Keluarkan pola-pola dari cetakan pasir
j. Pasang kembali rangka cetakan atas pada cetakan bawah
4. Tanah lempung, bentonit, semen, minyak nabati, dekstrin, resin
5. Langkahnya :
a. Menyiapkan bahan baku
b. Membuat pola (inti)
c. Mengolah pasir cetak
d. Membuat cetakan pasir pada rangka cetak
e. Melebur bahan baku pada tungku
f. Menuangkan logam cair ke dalam cetakan
g. Membiarkan logam caair tersebut membeku
h. Membongkar cetakan
i. Membersihkan logam coran
j. Memeriksa produk coran
6. Blok silinder ,tutup silinder, karburator, karter (bak engkol), caliper

98 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

B. TUGAS
1. Jelaskan definisi pengecoran?
2. Terangkan mesin-mesin pengolah pasir cetak?
3. Simpulkan penggunaan pengecoran dengan pasir?
4. Jelaskan perbandingan antara pencetakan gips dengan tanah liat asli dalam produksi
pahatan perunggu atau sebagai pisau pahat pada proses pemahatan batu?
5. Terangkan definisih dies casting?

99 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Pembelajaran 12. PROSES PEMBENTUKAN DINGIN DAN PANAS


A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik ini diharapkan siswa mampu :
1. Mengetahui prinsip dasar pembentukan logam
2. Menjelaskan Pembentukan secara manual
3. Menjelaskan Pembentukan roll
4. Menjelaskan Pembentukan roll panas
5. Menjelaskan pembentukan dengan tempa
6. Menjelaskan Pembentukan dengan press

B. Uraian Materi
Proses pembentukan logam, dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu :
1. berdasarkan daerah temperature pengerjaan
2. berdasarkan jenis gaya pembentukan
3. berdasarkan bentuk benda kerja
4. berdasarkan tahapan produk
Klasifikasi berdasarkan temperature pengerjaan :
1. Proses pengerjaan panas : proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperature
rekristalisasi logam yang diproses. Akibat konkretnya ialah logam bersifat lunak pada temperature
tinggi. Keuntungannya : bahwa deformasi yang diberikan kepada benda kerja dapat relative besar,
hal ini dikarenakan sifat lunak dan sifat ulet pada benda kerja, sehingga gaya pembentukan yang
dibutuhkan relative kecil, serta benda kerja mampu menerima perubahan bentuk yang besar
tanpa retak.
2. Proses pengerjaan dingin : proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperature
dibawah temperature rekristalisasi, pada umumnya pengerjaan dingin dilakukan pada suhu
temperature kamar, atau tanpa pemanasan. Pada kondisi ini, logam yang dideformasi terjadi
peristiwa pengerasan regangan. Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat, tetapi makin
getas bila mengalami deformasi, bila dipaksakan adanya suatu perubahan bentuk yang besar,
maka benda kerja akan retak akibat sifat getasnya. Keunggulan : kondisi permukaan benda kerja
yang lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas, hal ini dikarenakan tidak
adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak pada permukaan. Contoh, proses
penarikan kawat, dan pembentukan pelat.
Klasifikasi berdasarkan gaya pembentukan :
1. pembentukan dengan tekanan, contoh tempa, pengerolan, ekstrusi, pukul putar.
2. pembentukan dengan tekanan dan tarikan, contoh : penarikan kawat, pipa, penarikan dalam,
dan penipisan dinding tabung.
3. pembentukan dengan tarikan, contoh : tarik regang, ekspansi. 206
4. pembentukan dengan tekukan, contoh : proses tekuk, proses rol tekuk.
5. pembentukan dengan geseran.
Klasifikasi berdasarkan bentuk benda kerja :
1. pembentukan benda kerja masif atau pejal, ciri : terjadinya perubahan tebal pada benda kerja
secara maksimal, atau mencolok selama diproses.

100 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

2. pembentukan benda kerja pelat, ciri : tebal dianggap tetap, karena perubahan tebal sangat
kecil, tetapi perubahan bentuk tertentu saat dideformasi.
Klasifikasi berdasarkan tahapan produk :
1. proses pembentukan primer, proses ini menghasilkan produk setengah jadi. Contoh : pelat dan
profil dari bahan baku berupa ingot, slab dan billet.
2. proses pembentukan sekunder, proses lebih lanjut yang dihasilkan oleh proses primer, atau
proses final. Contoh, penarikan kawat, penarikan dalam, dan pembuatan pipa dan plat.
Berdasar penjelasan sebelumnya bahwa berdasarkan temperatur pengerjaannya, proses
pembentukan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu: pengerjaan panas (hot
working) dan pengerjaan dingin (cold working). Pada bahan ajar ini dijelaskan mengenai sebagian
pengerjaan dingin yaitu pembentukan manual, tekuk/lipat, dan pengerolan, serta sebagian
pengerjaan panas yaitu tempa
Proses pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan plastis logam di
bawah suhu rekristalisasi pada umumnya dilakukan disuhu kamar. Suhu rekristalisasi yang
dimaksud adalah suhu pada saat bahan logam akan mengalami perobahan struktur mikro.
Perobahan struktur mikro ini akan mengakibatkan perobahan karakteristik bahan logam tersebut.
Cold working sangat baik untuk produksi massal, mengingat diperlukannnya mesin-mesin yang
kuat dan perkakas yang mahal. Produk-produk yang dibuat biasanya harganya sangat rendah.
Selain itu material yang menjadi sampah relatif lebih kecil daripada proses pemesinan.
Pada kondisi ini logam yang dideformasi mengalami peristiwa pengerasanregangan (strain-
hardening). Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami
deformasi. Hal ini menyebabkan relatif kecilnya deformasi yang dapat diberikan pada proses
pengerjaan dingin. Bila dipaksakan suatu perubahan bentuk yang besar, maka benda kerja akan
retak akibat sifat getasnya.
Proses pengerjaan dingin tetap menempati kedudukan yang khusus, dalam rangkaian
proses pengerjaan. Langkah deformasi yang awal biasanya adalah pada temperatur tinggi.
Misalnya proses pengerolan panas. Balok ingot, billet ataupun slab di rol panas menjadi bentuk
yang lebih tipis, misalnya pelat. Pada tahapan tersebut deformasi yang dapat diberikan relatif
besar. Namun proses pengerolan panas ini tidak dapat dilanjutkan pada pelat yang relatif tipis.
Memang mungkin saja suatu gulungan pelat dipanaskan terlebih dahulu pada tungku sampai
temperaturnya melewati temperatur rekristalisasi. Akan tetapi bila pelat tersebut di rol, maka
temperaturnya akan cepat turun sampai di bawah temperatur rekristalisasi. Hal ini disebabkan
oleh besarnya panas yang berpindah dari pelat ke sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat
mengalami penurunan temperatur dari pada pelat yang tebal.
Proses deformasi yang dilakukan pada benda kerja yang luas permukaan spesifikasinya
besar (luas spesifik adalah luas permukaan dibagi dengan volume) hanyalah proses pengerjaan
dingin. Beberapa contohnya adalah proses pembuatan pelat tipis (sheet) dengan pengerolan
dingin, proses pembuatan kawat dengan proses penarikan kawat (wire drawing) serta seluruh
proses pembentukan terhadap pelat (sheet metal forming).
Keunggulan proses pengerjaan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja yang lebih
baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya
proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak pada permukaan. Keunggulan lainnya adalah

101 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

naiknya kekerasan dan kekuatan logam sebagai akibat pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti
oleh suatu kerugian, yaitu makin getasnya logam yang dideformasi dingin.

C. Lembar Kegiatan Siswa

A. Soal
1. Apa yang dimaksud dengan proses pembentukan logam?
2. Apa yang dimaksud dengan proses pengerjaan panas?
3. Jelaskan proses pembentukan rol?
4. Jelaskan proses pembentukan manual?
5. Apa fungsi dapur pemanas pada proses penempaan?
6. apa yang dimaksud pengerjaan dingin?
7. Sebutkan peralatan yang digunakan pada proses tempa?

Kunci Jawaban tes


1. Pembentukan logam adalah melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara
memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis.
2. Proses pengerjaan panas merupakan proses pembentukan yang dilakukan pada daerah di atas
temperatur rekristalisasi (temperatur tinggi) logam yang diproses.
3. Pengerolan merupakan proses pembentukan yang dilakukan dengan menjepit pelat diantara
dua rol. Rol tekan dan rol utama berputar berlawanan arah sehingga dapat menggerakan
pelat. Pelat bergerak linear melewati rol pembentuk. Posisi rol pembentuk berada di bawah
garis gerakkan pelat, sehingga pelat tertekan dan mengalami pembengkokan. Akibat
penekanan dari rol pembentuk dengan putaran rol penjepit ini maka terjadilah proses
pengerolan.
4. Pembentukan pelat secara manual adalah proses pembentukan yang dilakukan menggunakan
landasan-landasan pembentuk dengan menggunakan berbagai macam bentuk palu
5. Dapur pemanas atau dikenal juga dengan istilah dapur tempa berfungsi untuk memanaskan
benda kerja sampai temperatur tertentu sesuai dengan jenis benda kerja yang akan ditempa.
6. Proses pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan plastis logam di bawah
suhu rekristalisasi, pada umumnya dilakukan disuhu kamar jadi tanpa pemanasan benda
kerja. Suhu rekristalisasi yang dimaksud adalah suhu pada saat bahan logam akan mengalami
perobahan struktur mikro.
7. Peralatan yang digunakan pada proses penempaan adalah dapur tempa, landasan, tang smeed,
palu(untuk tempa tradisional), mesin tempa(sebagai pengganti palu), bak pendingin dan ragum.

B. TUGAS
1. Jelaskan keuntungan dari proses pengerjaan panas?
2. Terangkan apa yang terjadi pada proses pengerolan?
3. Jelaskan definisi pembentukan logam?
4. Jelaskan pengertian sifat mekanis?
5. Simpulkan perbedaan pembentukan panas dengan pembentukan dingin?

102 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Pembelajaran 13. PROSES PEMESINAN


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami cara pembentukan logam dengan proses bubur, frais dan sekrap
2. Menjelaskan proses pembubutan
3. Menjelaskan proses pengefraisan

103 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

4. Menjelaskan proses penyekrapan

B. URAIAN MATERI

PROSES MESIN BUBUT,FRAIS DAN SEKRAP


Logam merupakan bahan baku yang digunakan secara luas untuk membuat mesin-mesin
hingga kebutuhan rumah tangga sehingga perkembangan dalam pengolahannya terjadi secara
kontiniu. perkembangan industri pengolahan logam menjadi perhatian yang perlu disikapi secara
positif dalam kegiatan akademis. Sehingga setiap ahli Teknik Industri perlu membekali diri dengan
pengetahuan pada proses pembentukan logam, pengoperasian mesin dan perangkat lunak sehigga
para praktikan memiliki pengetahuan dengan dasar-dasar manufaktur logam.
Proses pemesinan merupakan proses lanjutan dalam pembentukan benda kerja atau
mungkin juga merupakan proses akhir setelah pembentukan logam menjadi bahan baku berupa
besi tempa atau baja paduan atau dibentuk melalui proses pengecoran yang dipersiapkan dengan
bentuk yang mendekati kepada bentuk benda yang sebenarnya.

Berbagai jenis operasi mesin bubut

(a). Pembubutan muka (facing); perkakas dihantarkan secara radial ke bendakerja yang berputar
untuk mendapatkan permukaan yang datar.
(b). Pembubutan tirus (taper turning); perkakas dihantarkan dengan membentuk sudut tertentu
terhadap sumbu putar sehingga diperoleh bentuk konis.
(c). Pembubutan kontour (contour turning); perkakas dihantarkan dengan mengikuti garis bentuk
tertentu sehingga diperoleh benda dengan kontour yang sesuai dengan garis bentuk tersebut.
(d). Pembubutan bentuk (form turning); menggunakan perkakas yang memiliki bentuk tertentu
dan dihantarkan dengan cara menekankan perkakas tersebut secara radial ke bendakerja.
(e). Pembubutan tepi (chamfering); tepi perkakas potong digunakan untuk memotong tepi ujung
silinder dengan sudut potong tetentu.
(f). Pemotongan (cutoff); perkakas dihantarkan secara radial ke bendakerja yang berputar pada
suatu lokasi tertentu sehingga memotong bendakerja tersebut.
(g). Penguliran (threading); perkakas yang runcing dihantarkan secara linear memotong
permukaan luar bendakerja yang berputar dalam arah yang sejajar dengan sumbu putar
dengan kecepatan hantaran tertentu sehingga terbentuk ulir pada silinder.
(h). Pengeboran (boring); perkakas mata tunggal dihantarkan secara linear, sejajar dengan sumbu
putar, pada diameter dalam suatu lubang bendakerja yang telah dibuat sebelumnya.

104 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin


berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Prinsip dasarnya dapat
didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata :
1. Dengan benda kerja yang berputar
2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)
3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan
membuang permukaan luar benda kerja.

Pembentukan benda kerja dengan mesin frais

Frais adalah operasi pemesinan dimana bendakerja dihantarkan ke perkakas berbentuk


silinder yang berputar. Perkakas frais memiliki tepi potong jamak, tetapi pada keadaan khusus
kadang-kadang digunakan perkakas dengan satu tepi potong (disebut fly-cutter). Perbedaan gurdi
dengan frais terletak pada arah hantarannya. Arah hantaran pada mesin frais tegak lurus dengan
sumbu putarnya, sedang pada gurdi hantaran searah dengan sumbu putar perkakas.
Jadi proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan
alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang
banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan
yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga
berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk.
Terjadinya pemotongan/penyayatan dengan kedalaman yang disesuaikan karena alat
potong yang berputar dan gigi potong yang menyentuh permukaan benda kerja yang dijepit pada
ragum meja mesin milling menghasilkan benda produksi sesuai dengan gambar kerja yang
dikehendaki. Adapun prinsip-prinsip pemotongan pada proses frais dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar Prinsip pemotongan pada mesin frais

105 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Proses penyekrapan
Mesin skrap adalah mesin dengan pahat pemotong ulak-alik, dari jenis pahat mesin bubut,
yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan menggerakan benda kerja menyilang
jejak dari pahat ini, maka ditimbulkan permukaan yang rata, bagaimanapun juga bentuk
pahatnya.
Kesempurnaan tidak tergantung pada ketelitian dari pahat. Dengan pahat khusus,
perlengkapan dan alat untuk memegang benda kerja, sebuah mesin skrap dapat juga memotong
alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi, tanggem, celah-T dan berbagai bentuk lain.
Mesin sekrap (shap machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk
mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dll dalam kedudukan mendatar,
tegak ataupun miring. Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus
bolak-balik secara vertikal maupun horisontal.
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong dalam
keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak balik atau maju mundur
melakukan penyayatan (gerak translasi).
Berdasarkan gerakan pahat dan benda kerja, proses sekrap dapat dilakukan secara horisontal dan
vertikal.
1. Proses sekrap horisontal
a. langkah maju
b. langkah mundur
c. gerak pemakanan mendatar
d. kedalaman pemakanan
2. Proses sekrap vertikal
a. langkah maju
b. langkah mundur
c. gerak pemakanan vertikal
d. lebar pemakanan

106 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Mesin Sekrap
Komponen Mesin Sekrap
a. Badan mesin
b. Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur .
c. Meja mesin
d. Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja. Meja mesin
didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretan lintang dapat diatur
otomatis. Lengan Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan
engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan diatas badan dan dijepit pelindung
lengan agar gerakannya lurus.
e. Eretan Pahat
f. Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda pemutar maka
pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan dapat
dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca
pada pengukur sudut eretan.
g. Pengatur kecepatan
h. Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit. Untuk
pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin berhenti.
i. Tuas panjang langkah
j. Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda yang
disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri.
k. Tuas posisi pahat.
l. Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat terhadap
benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan pengikat lengan
m.Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang
n. Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol yang
mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi.

C. Lembar Kegiatan Siswa

A. Soal
1. Apakah yang dimaksud proses pembubutan dan apa fungsi utama dari mesin bubut ?
2. Jelaskan empat metode pemegangan benda kerja dalam pembubutan!
3. Jelaskan parameter utama dalam proses membubut benda kerja ?
4. Apa yang dimaksud dengan kedalaman potong ?

107 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

5. Sebutkan Jenis jenis pisau frais yang kamu ketahui!


6. Apakah fungsi utama mesin skrap
7. Jelaskan proses gerakan pahat pada mesin skrap!

Kunci Jawaban
1. Pembubutan adalah proses pemesinan yang menggunakan perkakas mata tunggal memotong
bagian dari benda kerja bentuk silinder yang berputar.Fungsi utama dari mesin bubut ini
adalah membentuk benda bulat, membentuk bidang datar, mengebor, mengulir, membentuk
tirus, memotong mengartel, serta membentuk benda-benda bersegi.
2. Empat metode pemegangan benda kerja pada mesin bubut adalah pemegangan benda kerja
diantara pusat, pencekam(chuck), leher(collet), dan pelat muka(face plate)
3. Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak
makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut).
4. Kedalaman potong (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda
kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong.
5. Jenis-jenis pisau frais adalah pisau frais mantel, alur, gigi, radius, radius cembung, alur T,
sudut, jari, muka, pengasaran dan gergaji.
6. Fungsi utama mesin sekrap adalah digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata,
cembung, cekung, beralur, dll dalam kedudukan mendatar, tegak ataupun miring.
7. Proses gerakan pahat pada mesin sekrap adalah lurus bolak-balik secara vertikal maupun
horisontal.

B. TUGAS
1. Komponen yang berfungsi untuk menjepit benda kerja pada saat proses pembubutan adalah...
2. Terangkan cara membubut tirus?
3. Simpulkan apa yang dapat dilakukan oleh mesin bubut?
4. Terangkan bentuk apa saja yang dapat dilakukan dengan mesin frais?
5. Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong
adalah...

Pembelajaran 14. SIKLUS OTTO

108 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

B. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan konsep siklus otto
2. Menjelaskan pembagian jenis mesin bensin
3. Menjelaskan siklus mesin 2 tak dan 4 tak
4. Menjelaskan kelebihan mesin 2 tak dan 4 tak
5. Menjelaskan kekurangan mesin 2 tak dan 4 tak

C. Uraian Materi
Siklus motor bensin 2 langkah
Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin dimana untuk melakukan suatu kerja
diperlukan 2 langkah gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol.

Siklus motor bensin 4 langkah


Motor bensin empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah torak/torak
(dua putaran engkol) menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja). Berikut ini
disajikan cara kerja dari motor bensin 4 langkah:

1. Langkah isap
Pada saat langkah isap, katup masuk terbuka dan katup buang tertutup. Torak
bergerak dari TMA (titik mati atas) dan berakhir di TMB (titik mati bawah). Gerakan
torak mengakibatkan pembesaran volume silinder, maka menyebabkan kevakuman
yang terjadi didalam silinder dan akan mengakibatkan masuknya campuran bahan
bakar dan udara ke dalam silinder.

109 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi. Kedua katup tertutup dan campuran di dalam silinder
dikompresikan sehingga tekanan dan temperatur naik. Sesaat sebelum akhir langkah
kompresi, busi meletikkan bunga api untuk membakar gas akibatnya tekanan gas
dalam silinder naik dengan cepat.

3. Langkah usaha/kerja
Pada langkah usaha atau kerja, torak bergerak dari titik mati atas menuju titik mati
bawah. Kedua katup dalam posisi tertutup. Gas bertekanan tinggi hasil dari terjadinya
proses pembakaran menekan torak bergerak turun dan memaksa engkol berputar.
Oleh karena itu maka langkah ini disebut langkah usaha atau langkah kerja.

110 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

4. Langkah buang
Langkah terakhir dari siklus 4 langkah adalah langkah pembuangan, terjadi ketika torak
bergerak dari TMB ke TMA, katup buang terbuka dan katup masuk tertutup. Gas sisa
pembakaran akan terdorong torak bergerak keluar. Bila torak mencapai titik mati atas,
maka mulailah siklus baru lagi yang dimulai dengan langkah pemasukan atau pengisapan.

C. Lembar Kegiatan Siswa


A. Soal
1. Apa yang dimaksud dengan motor bakar?
2. Jelaskan apa yang dimaksud motor 2 langkah dan 4 langkah!

Kunci Jawaban
1. Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai
dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik.
2. Motor 2 langkah adalah motor bensin dimana untuk melakukan suatu kerja
diperlukan 2 langkah gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol, sedang motor
empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah torak/torak (dua putaran
engkol) menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).

B. Tugas
1. Tuliskan langkah-langkah siklus motor bensin 2 langkah dn 4 langkah?
2. Simpulkan kekurangan dan kelebihan motor bakar 2 langkah?

111 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Pembelajaran 15. MOTOR LISTRIK DAN GENERATOR LISTRIK

A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan konsep generator listrik
2. Menjelaskan konsep motor listrik

B. Uraian Materi

Generator Listrik

Pengertian Generator Listrik


Generator listrik  adalah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber mekanik dengan
menggunakan induksi elektromagnetik.
Konsep generator pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday yang berkebangsaan Inggris,
seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Hukum Faraday

Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara dan kutub
selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut menunjukkan adanya gaya
listrik yang dihasilkan.
Berikut di bawah ini animasi Faraday Law:
Dari gambar di atas dapat diamati bahwa:
 Jarum Galvanometer akan bergerak, bila konduktor/magnet yang bergerak
 Arah gerak jarum sama dengan arah gerakan konduktor arah kutub-kutubnya
 Besarnya penyimpangan jarum akan sebanding dengan kecepatan potong.
 Jarum tidak akan bergerak bila gerakan dihentikan.

Teori Pembangkit Kelistrikan


1. Induksi Elektromagnetik
Generator ini menggunakan prinsip hukum Faraday yaitu “bila sebuah konduktor digerakkan di
dalam medan magnet, maka akan timbul arus induksi pada konduktor tersebut”.
2. Arah Gaya Listrik
Arah dari gaya gerak listrik yang dibangkitkan pada sebuah konduktor dalam medan magnet akan
berubah dengan bertukarnya arah dari magnetic flux dan arah gerakan konduktor.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan kaidah tangan kananFleming yaitu;

112 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

“Apabila sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya magnet, maka gaya gerak listrik
akan bergerak ke kiri”.

Kaidah tangan kanan Fleming

Prinsip Kerja Generator


 Bila hanya sebuah konduktor saja yang diputar dalam sebuah medan magnet, maka gaya
listrik yang dihasilkan juga sedikit (kecil).
 Bila konduktor yang digunakan semakin banyak maka akan dihasilkan gaya listrik semakin
besar. Demikian pula bila konduktor diputar semakin cepat di dalam medan magnet, maka
bertambah besar pula gaya listriknya.
 Konduktor yang berbentuk coil (kumparan), jumlah gaya listrik yang terjadi akan semakin
besar.
Perhatikan gambar di bawah ini!

Jenis Generator Listrik


Ada 2 cara untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, yaitu dengan:
1. Generator arus searah (DC Generator)
2. Generator arus bolak balik (AC Generator)

A. Generator arus searah (DC Generator) adalah:


alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik searah (DC).

Generator DC

113 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Berikut animasi untuk generator DC:


Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam/tidak bergerak,
dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor,
belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri
dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Prinsip kerja generator DC sama dengan generator AC. Namun, pada generator DC arah arus
induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada generator DC
berupa cincin belah (komutator).
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arangyang akan
memendek dan harus diganti secara periodik/berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran
sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan
amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

B. Generator arus bolak balik (AC Generator) adalah:


alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik bolak balik (AC).
Generator AC
Bagian utama generator AC terdiri atas: magnet permanen (tetap), kumparan (solenoida). cincin
geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan cara memutar
kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser,
perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu, arus induksi yang
ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar yang
disusun seri dengan kedua sikat.
Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah dinamo
sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi
besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi pada
kumparan.
Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel yang menghubungkan kedua ujung
kumparan. lampu tersebut akan dilalui arus induksi AC. Akibatnya, lampu tersebut menyala.
Nyala lampu akan makin terang jika perputaran magnet tetap makin cepat (laju sepeda makin
kencang).

Generator AC
Berikut di bawah ini animasi generator AC

114 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Sistem Pengisian

Sistem Pengisian adalah sistem yang berfungsi menyediakan atau menghasilkan arus listrik yang
dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan dan sekaligus mengisi ulang arus pada
baterai.
Pada sistem pengisian terdiri dari 3 komponen penting, yaitu: baterai, regulator, dan alternator.
Baterai

Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik dan juga sebagai sumber arus listrik pada saat
mesin kendaraan belum hidup.
Baterai pada kendaraan merupakan sumber listrik arus searah. Sifat muatannya adalah akan
habis jika dipakai terus secara kontinu. Padahal keperluan arus listrik bagi perlengkapan
kendaraan adalah setiap saat,utamanya akan banyak dihabiskan oleh sistem starter. Muatan
listrik baterai akan berkurang bahkan habis apabila komponen kelistrikan kendaraan dihidupkan
saat mesin mati.Dengan demikian agar baterai selalu siap pakai dalam arti muatannya selalu
penuh, maka harus ada suatu sistem yang dapat mengisi ulang muatan. Nah sistem pengisian
inilah yang mempunyai fungsi tersebut.Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan
berputar. Selama mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua
komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada
kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu
penuh muatan listriknya. Arus yang dihasilkan oleh sistem pengisian adalah arus bolak balik.
Padahal semua sistem dan komponen kelistrikan kendaraan memakai arus searah. Diodalah yang
berfungsi menyearahkan arus bolak balik.

115 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Regulator

Regulator berfungsi sebagai pengontrol arus dan pembatas tegangan pengisian.


Terdiri dari :
Voltage regulator untuk mengatur tegangan
Voltage relay untuk mematikan lampu CHG ( charging )
Alternator

Alternator sebagai pembangkit arus dan bersama sama dengan baterai untuk menghasilkan
listrik ketika mesin dihidupkan.
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC, kemudian dikonversi/diubah
menjadi tegangan DC.
Adapun bagian-bagian dari alternator sebagai berikut:
a. Kipas, sebagi pendingin
b. Pully, sebagai tempat v-belt
c. Stator, merupakan lilitan yang diam
d. Rotor, merupakan lilitan yang bergerak
e. Sikat, sebagai penghantar arus

Prinsip kerja:
Alternator digerakkan oleh mesin melalui v-belt. Jika arus dari baterai mengalir ke rotor melalui
regulator, maka akan terjadi kemagnetan pada lilitan rotor. Selanjutnya jika mesin berputar, rotor
juga berputar. Hal ini menyebabkan terjadinya induksi tegangan dari rotor ke kumparan stator.
Pada kumparan stator akan dibangkitkan tegangan arus bolak balik yang selanjutnya disearahkan
oleh dioda. Arus yang sudah disearahkan akan disalurkan ke baterai. Adapun pengaturan besar
kecilnya tegangan pengisian diatur oleh regulator.

Prinsip Kerja Motor Listrik Arus Searah


Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus
searah menjadi daya mekanik (tenaga gerak) berupa tenaga putar. Dalam teknik kendaraan motor

116 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

listrik arus searah bersumber pada baterai / alternator. Motor listrik digunakan secara luas dalam
kendaraan antara lain motor starter, motor wiper, blower Air Conditioning (AC), pompa air
pembasuh kaca, power window, pompa bahan bakar, motor untuk otomatisasi gerakan
antena/perubahan posisi tempat duduk/kaca spion, dan lain sebagainya.
Motor listrik arus searah mempunyai prinsip kerja berdasarkan percobaan Lorents yang
menyatakan.―Jika sebatang penghantar listrik yang berarus berada di dalam medan magnet maka
pada kawat penghantar tersebut akan terbentuk suatu gaya‖. Gaya yang terbentuk sering
dinamakan gaya Lorents. Untuk menentukan arah gaya dapat digunakan kaidah tangan kiri
Flemming atau kaidah telapak tangan kiri. Jika ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk disusun
seperti gambar 1, garis gaya magnet sesuai dengan arah jari telunjuk, arus yang mengalir pada
penghantar searah dengan jari tengah maka, gaya yang terbentuk pada kawat penghantar akan
searah dengan arah ibu jari. Jika digunakan kaidah telapak tangan kiri, maka didalam
menentukan arah gaya dapat dikerjakan sebagai berikut ―Telapak tangan kiri direntangkan
sedemikian rupa sehingga ibu jari dengan keempat jari yang lain saling tegak lurus. Jika garis
gaya magnet menembus tegak lurus telapak tangan, arah arus sesuai dengan arah keempat jari
tangan, maka ibu jari akan menunjukkan arah gaya yang terbentuk pada kawat penghantar.

C. Lembar Kegiatan Siswa

A. Soal
1. Jelaskan prinsip kerja generator!
2. Jelaskan prinsip kerja motor listrik arus searah !
3. Jelaskan aplikasi motor listrik arus searah pada bidang otomotif!

Kunci jawaban
1. Prinsip kerja generator adalah berdasarkan induksi elektromagnetis yaitu bila penghantar
dilewatkan melalui garis gaya magnet, maka dalam penghantar akan terbangkit gaya gerak
listrik.
2. Motor listrik arus searah mempunyai prinsip kerja berdasarkan percobaan Lorents yang
menyatakan Jika sebatang penghantar listrik yang berarus berada di dalam medan magnet
maka pada kawat penghantar tersebut akan terbentuk suatu gaya, yang dinamakan gaya
lorenz, sedang arah gayanya berdasar kaidah tangan kiri Flemming
3. Aplikasi motor listrik arus searah pada otomotif antara lain adalah lain motor starter, motor
wiper, blower Air Conditioning (AC), pompa air pembasuh kaca, power window, pompa bahan
bakar, motor untuk otomatisasi gerakan antena/perubahan posisi tempat duduk/kaca spion.

B. TUGAS
1. Apa yang dimaksud generatorlistrik?
2. Berikan contoh penerapan generator listrik dalam bidang otomotif!
3. Untuk apa sajakah energi listrik yang digunakan?

117 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Wiranto, 2002, Motor bakar torak, Bandung, Penerbit ITB.

Bagyo, Sucahyo, 1996, Mekanika Teknik jilid 1 dan 2, Solo, Tiga Serangkai.

BPM arends dan H . berenschot alih bahasa oleh umar sukrisno, 1980, Motor Bensin,Jakarta.
Erlangga.

Deutsche Gesellschaft fur Technicshe zusammenarbeit (GTZ), GmbH, 1985, Technical Mathematics
for the Automotive Trade,Eschborn, Federal Republic of Germany.

G. Niemann, 1981, Elemen Mesin Jilid 1, Jakarta, Erlangga.

Gere, James & Timoshenko Stephen P, 1997, Mekanika Bahan Jilid 1, Jakarta. Erlangga.

Gunadi, 2008, Teknik Bodi Otomotif Jilid 2, Jakarta, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen
Pendidikan Nasional.

Hasan,yaziz , 1998, Mekanika Teknik, Jakarta, Prenhallindo.

Arif Hidayatullah, S.Pd, 2011, Sistem Bahan Bakar Motor Diesel, Yogyakarta,Insania

Drs. Daryanto, 2011, Prinsip Dasar Mesin Otomotif, Bandung, Alfabeta

M. Yusron Rahman, 2011, Sistem Engine dan Komponenkomponen Pada Kendaraan Ringan,
Yogyakarta, Mentari Pustaka

Sumarsono, 2012, Sistem Kelistrikan Engine, Bandung, Yrama Widya


Much.Abdullah Nurhidayat, 2012, DasarDasar Listrik, Elektronika, dan Pemeliharaan Baterai,
Bandung,Yrama Widya

Hariyanto, 2013,Teknik Dasar Otomotif , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia

Marsudi, M.T. , 2013, Teknisi Otodidak Sepeda Motor Bebek, Yogyakarta, ANDI OFFSET

118 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017


TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

119 SMKN 8 BANDUNG 2016-2017

Anda mungkin juga menyukai