Anda di halaman 1dari 3

Anak-anakku sekalian.

Ambilah selembar kertas, dan alat tulis masing – masing.


Tuliskan nama Anda dengan lengkap, bukan nama panggilan. Perhatikanlah nama itu
dengan baik, tataplah... Kelak nama ini akan tertulis pada batu nisanmu.
Di bawahnya tulislah nama ibumu, ibundamu yang kau cintai. Yang telah mengandungmu
di dalam rahimnya, melahirkanmu, dan mengasuhmu hingga engkau dewasa.
Selanjutnya tulislah nama ayahmu, seorang laki – laki yang telah berjalan jauh,
membanting tulang mencari sesuap nasi, untuk menghidupi keluarganya.

Anak-anakku….
Marilah dengan perlahan – lahan, kita tundukan kepala, kemudian pejamkanlah mata,
rasakanlah ketenangan... rasakanlah ketenangan itu lebih dalam lagi. Bayangkan seakan
– akan kita sedang berjalan di suatu jalan yang lurus, lurus sekali... Dan di ujung jalan itu
ada sebuah rumah... di sudut ruang dalam rumah itu, ada sebuah kursi, di atas kursi itu
duduk seorang wanita, kita pandangi wajah wanita itu, ternyata dia adalah ibumu, ibumu
yang tercinta. Dialah seorang wanita yang telah mengandungmu di dalam rahimnnya
selama 9 bulan 10 hari. Dan ketika melahirkanmu ia berjuang antara hidup dan mati,
menahan sakit, dan bersimbah darah ketika menghadirkanmu ke dunia. Pandangilah lagi
wajah ibumu, yang kini telah nampak semakin tua.
Di samping ibumu, duduk seorang lki – laki, yang telah lanjut usia, itulah ayahandamu
tercinta. Seorang laki – laki yang telah berjalan jauh, bekerja keras mencari nafkah untuk
menghidupi keluarga. Dan sewaktu engkau masih kecil, dia juga sering mengendongmu,
meninabobokanmu. Sehingga engkau sering tertidur di pundaknya yang bidang. Tetapi
laki – laki itu kini sudah semakin tua, tinggal gurat – gurat diwajahnya yang keletihan,
namun dia adalah seorang laki –laki yang bertanggung jawab dan berjasa kepada
keluarganya.
Apa yang telah engkau lakukan kepada orang tuamu. Engkau kini mungkin sering
melupakannya. Bahkan mungkin kini, kedua orang tuamu telah tiada. Berdoa untuk
keduanya, engkau pun mungkin sering melupakannya. Ya Allah yang Maha Besar,
ampunilah dosa – dosaku, ampunilah dosa –dosaku, ampunilah segala kelalaianku.
Mereka adalah orang – orang yang paling berjasa dalam hidupku, mengapa ya Allah, aku
menjadi orang yang sering melupakannya.
"Relakah kita orang tua kita disiksa, karena lalainya kita sebagai anak (gemar
bermaksiat), sudah cukup susah payah lah beliau di dunia, tapi yang kita berikan
belumlah terbayar di dunia, masih kita berikanlah pemberat dosa untuk beliau dengan
bermaksiat kepada Allah...

Astagfirullah al`adzim. Ampunilah ya Allah kedua orang tuaku, tempatkanlah keduanya


ya Allah di tempat yang terbaik disisi-Mu. Allahumagfir li,wa liwaalidaya
warhamhumaa kamaa robayani shoghiiroo. Ya Allah ampunilah aku, dan ampunilah
kedua orang tuaku, sayangilah mereka ya Allah, sebagaimana mereka menyayangiku
sewaktu kecil...

Perlu ananda renungi juga, selain sosok ibu yang berarti dalam hidup kita adalah Guru.
Perjuangan seorang guru tidak dapat dinilai dengan apapun. Guru merupakan seseorang
yang sangat berjasa dalam menuntut ilmu. Gurulah yang membimbing, mengajar hingga
kita bisa membaca dan menulis. Senyum indah selalu menghiasi wajahnya. Dia mengisi
dengan kesabarannya. Hilang dahagaku yang haus akan ilmu. Jika disaat dia mengajar
di depan kelas, namun murid-muridnya tak memperhatikannya, tapi dia tetap sabar.
Meskipun ia mengerutkan wajahnya, itu pun tetap dirangkai dengan senyumnya.
Tahukah ananda, betapa susahnya, betapa beratnya, dan begitu besarnya perjuangan
seorang guru? Jangan pernah ananda coba untuk sakiti hati seorang guru, apalagi
membuat ia kecewa dan marah pada ananda!!! Dia yang mengajari banyak hal tentang
ilmu pengetahuan maupun ilmu pekerti. Memberi semangat pada kita itulah dia. Dia
sangat berjasa dan sangat berpengaruh pada hidup kita. Tanpa guru dunia ini akan
hampa. Ada sebuah cerita tentang seorang guru. Mereka mendengar kabar bahwa sang
guru dirawat di rumah sakit. Setelah mendengar kabar itu, mereka pun terdiam seribu
bahasa. Mereka merenungkan sesuatu hal. Yang mereka pikirkan, apa ini ada
hubungannya dengan apa yang telah mereka perbuat tanpa sengaja pada tempo hari?
Hanya karena canda yang tak tepat, membuatnya marah pada mereka. Saat dia
memberikan tugas, namun mereka menolaknya. Hal ini membuatnya marah, namun itu
semua hanya ia pendam. Sehingga membuatnya masuk ke rumah sakit. Apakah ananda
pernah terpikirkan akan hal ini? Apakah ananda pernah memperdulikan perasaan guru
ananda? Perasaan seorang guru itu begitu peka. Jadi jangan pernah sakiti guru ananda
sampai kapanpun. Patuhilah apa yang ia perintahkan!!! Guru bekerja dengan penuh
ketulusan jiwa dan memberinya dengan penuh kasih sayang..

Seorang teman adalah tempat dimana kita mencurahkan hati. Namun, sering kita salah
menggunakannya. Kita sering membohongi mereka, kita sering menyakiti mereka,
bahkan kita sering membuatnya marah. Padahal kita yang salah, tapi apakah pernah
ananda yang memulai untuk minta maaf? Mereka yang menemani kita, hari demi hari kita
lewati bersama. Atas semua kebaikan-kebaikan mereka dan sebagai tempat curhat
terbaik, janganlah pernah kita sakiti mereka. Sahabat sejati akan selalu bersama. Walau
raga jauh, tapi hati selalu dekat. Jangan pernah ananda sakiti orang yang ananda
sayangi, jika ananda tak ingin kehilangan mereka !!!

Anda mungkin juga menyukai