Anda di halaman 1dari 4

Script Renungan malam

Part 1
Adik-adik
Kita duduk disini bukan tanpa tujuan,
Kita duduk di alam terbuka, ditengah malam yang gelap
adalah untuk merenungi siapa diri kita, dari mana kita berasal, apa harapan kita dalam hidup,
dan jalan apakah yang harus kita tempuh untuk mewujudkan harapan kita,
sekaligus kita perlu tahu kemana kita akan kembali.

Marilah dengan perlahan-lahan, kita tundukan kepala,


Kemudian pejamkanlah mata, rasakanlah ketenangan,
Rasakanlah ketenangan itu lebih dalam lagi..
Bayangkan seakan-akan kita sedang berjalan di suatu jalan yang lurus, lurus sekali...
Dan di ujung jalan itu ada sebuah rumah...
di sudut ruang dalam rumah itu, ada sebuah kursi,
di atas kursi itu duduk seorang wanita,
kita pandangi wajah wanita itu, ternyata dia adalah ibumu, ibumu yang tercinta.
Dialah seorang wanita yang telah mengandungmu di dalam rahimnnya selama 9 bulan.
Dan ketika melahirkanmu ia berjuang antara hidup dan mati,
menahan sakit, dan bersimbah darah ketika menghadirkanmu ke dunia.
Pandangilah lagi wajah ibumu, yang kini telah nampak semakin tua.

Di samping ibumu, duduk seorang laki-laki, yang telah lanjut usia,


itulah ayahandamu tercinta.
Seorang laki-laki yang telah berjalan jauh,
bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.
Dan sewaktu engkau masih kecil, dia juga sering mengendongmu, meninabobokanmu.
Sehingga engkau sering tertidur di pundaknya yang bidang.
Tetapi laki-laki itu kini sudah semakin tua,
tinggal gurat – gurat diwajahnya yang keletihan,
namun dia adalah seorang laki –laki yang bertanggung jawab dan berjasa kepada keluarganya

Adik – adik ……..


di tengah malam yang gelap gulita ini hanya bertemankan lilin yang menerangi,
cobalah adik adik merenung kembali perjalanan hidup ini dari sejak adik – adik lahir hingga saat ini,
apa saja yang telah adik adik perbuat untuk membalas jasa dan pengorbanan kedua orang tua kita,
yang telah bersusah payah membesarkan kita?
Membanting tulang dengan tidak peduli siang atau malam, hujan dan panas,
walau harus pakaian basah kering di badan,
terkadang harus mencucurkan air mata menahan kepedihan menghadapi penderitaan hidup ini,
meskipun harus tertawa ditengah kesedihan saat kita berada ditengah mereka,
padahal mereka sakit tapi tak pernah di hiraukan kesakitannya,
asalkan mereka dapat membesarkan dan membuat anak – anaknya bahagia,
walupun harus jiwa yang menjadi taruhannya,

pernahkan adik – adik rasakan dan terfikirkan hal ini?


cobalah renungkan …! dan cobalah bayangkan...!
Saat adik-adik mempersiapkan untuk kegiatan Persami ini,
tentunya tidak lepas dari orang tua kalian.
Adik – adik bisa berkumpul disini karena restu dari orang tua.
Apapun kalian masih tergantung pada orang tua.

Mereka di rumah memendam rasa rindu kepada kalian.


Tapi, apa kalian rindu dengan mereka?
Di setiap waktu mereka selalu berdoa agar kalian diberikan keselamatan.
Apa itu juga kalian lakukan?
Apa kalian mendoakan mereka?
Kita sebagai seorang anak, wajib untuk menghormati kedua orang tua kita.
Terutama pada ibu kita. Ingat dik !
Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu..
Part 2
Marilah kita memejamkan mata kita dan membuka mata hati kita untuk sejenak mengenang orang
yang paling berjasa dalam hidup kita yaitu orangtua kita.
Bayangkan wajah ibu kalian , ayah kalian. Kenanglah Ibu, ibu kita.
Ibu yang menyayangi kalian
Ibu yang selalu meneteskan airmata ketika kita pergi
Ibu yang rela tidur tanpa selimut demi melihat kita tidur nyenyak dengan dua selimut.
Ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita terbaring sakit.
Ibu yang selalu ingin melihat kita tersenyum walaupun ia harus bekerja keras.

Coba renungkan!!!
ketika ibu kita melahirkan kita
Beliau rela mengorbankan nyawa demi kita
Beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua kita,
Betapa bahagia mereka menantikan kelahiran kita
Dan mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang sholeh, yang berbakti dan selalu sayang
kepada mereka.

Saat Ibu melahirkan kita, ibu kita merasakan sakit yang amat sangat,
menangis kesakitan, antara hidup dan mati.
Bahkan mungkin jika diberi pilihan oleh tuhan
antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya,
Pastilah ia akan memilih menyelamatkan bayinya dari pada nyawanya sendiri,

Tapi apa????
Apa yg kita lakukan saat ini?
Kita hanya melihat beliau (Ibu dan Ayah kita dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya,
mengacuhkannya)
Apakah kita pernah berfikir ingin memeluk mereka??
Apakah terfikir dibenak kita untuk membuat mereka tersenyum??
Pernah???

Bahkan tadi saat adek-adek di antar oleh orang tua untuk mengikuti kegiatan ini,
masih ada yg berkata kasar dan merasa malu ketika mereka berada disisi kita.

RENUNGKANLAH!!!
Mungkin, saat ini beliau masih ada, masih sehat.
Tapi perhatikanlah...
Rambut mereka satu persatu makin memutih,
Kulit mereka makin berkerut
Sinar wajahnya makin meredup

Masihkah kalian belum sadar???


Kata kata kasar yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka sakit hati
hingga terbangun di tengah malam hanya untuk menangis
Namun mengapa kita tak pernah menyadari???
Mengapa kita tak mau minta maaf???

Ingatlah…
Tidak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada
Tetap ada mendampingi kita saat nanti kita sukses
bahkan setelah pulang dari kegiatan ini.
Adakah yang bisa menjamin ibu kita masih tetap ada?

Mungkin tadi sebelum kita pulang kita masih bisa menemui orang tua kita,
Masih bisa tertawa dan bercanda, meskipun mereka telah tua, keriput, beruban,

Sekarang kita bayangkan pada saat kita duduk disini,


Ada salah satu kerabat dekat kalian datang
Dan memberi kabar agar kalian bergegas segera pulang kerumah,
Setelah sampai di rumah, di depan pintu,
Script Renungan malam

tentu kita ingin bertemu dan melihat orang tua kita


Sosok yang selalu menjaga kita, membiayai sekolah kita
Sosok yang rela membanting tulang untuk kita
Bayangkan setelah kalian sampai dirumah kalian masuk kesebuah ruangan,
Ruangan tempat orang tua kita beristirahat,
Namun setelah kalian masuk,
Kalian melihat sesosok lelaki sedang berbaring, terbujur kaku,.
Ya... Itu sesosok laki-laki yang biasa kalian panggil Ayah, Bapak.
Ayah yang kalian sia-siakan,
Ayah yang rela menghabiskan tenaganya untuk membiayai kalian namun sering kalian lupakan,
Bahkan sesekali beliau menyuruh, kalian tolak,
Kalian enggan membantu lelaki itu.
Sekarang lelaki itu telah wafat menjadi mayat.
Kita tidak bisa melihat senyumnya lagi ,
Kita tak bias mendengar suara nya lagi,.
Tiada canda tawa dari sesosok lelaki yg semasa hidupnya kalian sia-siakan.

Kini masihkah kita ingin menyakiti hati mereka,


membuat mereka menangis karena tingkah laku kita.
Mungkin saat ini kita sedang bahagia, bergembira bersama teman”?
Tapi pernahkah kita berpikir,
Apakah orang tua kita juga disana bahagia?
Mungkin saat ini kita makan enak, dan tidur nyenyak..
Tapi tahukah kalian??
Mungkin disana beliau sedang menahan lapar karena belum makan
demi membiayai kalian sekolah dan mengikuti kegiatan ini.
Ya Allah, janganlah Engkau memanggil mereka sebelum aku meminta maaf.
Aku orang yang sangat berdosa, anak yang sangat berdosa.
Ayah, ibu, maafkan aku. Maafkan Anakmu yang tak tahu diri.

Part 3
Mari lah kita sekarang bersama-sama bermunajat kepada Allah Agar Orang tua kita dalam lindungan,
karunia dan kasih sayangnya,
Ya Allah yang Maha Besar, ampunilah dosa – dosaku, Ampunilah segala kelalaianku.

Mereka adalah orang – orang yang paling berjasa dalam hidupku, Betapa seringnya aku meminta
uang atau kasih sayang kepada mereka, tetapi betapa jarangnya aku mengingat mereka?
Ya Allah , mengapa aku menjadi orang yang sering melupakannya? betapa sulitnya aku mencintai
kedua orang tua ku?

Astagfirullah al`adzim (3X)


Asyhadu anLa Ilaaha illallah
Wa Asyhadu anna Muhammadurrasuulullah
Allahummaghfirlii wa liwaa idhayya warham humaa kamaa rabbaya nii shokiroon

Ya Allah,, Ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, kasihanilah mereka sebagai mana
mereka menyayangi kami diwaktu kami masih kecil.
Ya Allah.. ampunilah kedua orang tua kami, tempatkanlah keduanya di tempat yang terbaik disisi-Mu.
Aamiin

Part healing
Adik – adikku…
Kini, hapuslah air matamu, segarkan hatimu,
kibarkan semangat baru dalam dirimu
Tautkan jiwa-jiwa gagah berani
Jiwa yang suka menolong sesama manusia

Adikku…percayalah,
Kemewahan hidup adalah kegembiraan,sekalipun di hari terburuk
Kenyataan bahwa kita saat ini hidup sehingga bisa membuat keputusan,
bisa melaksanakannya dan mampu membuat perbedaan
tentu jauh lebih berharga dari pada sagala kesulitan dan kekecewaan yang mungkin menghadang.

Adik-adikku…
Resapilah…saat dunia gelap gulita,
Hidup adalah alasan mengapa kita harus menjadi cahaya terang,
Selalu ingat,
Bahwa kualitas hidup kita tidak tergantung pada apapun yang kita temui,
tapi pada seperti apa kita setelah menghadapi segala rintangan.
Semuanya kembali lagi pada diri kita masing”

Yakinlah adikku,,, hari ini adalah istimewa,


karena kita diberikan kesempatan untuk bisa menjalani hari esok
Ada kesempatan untuk tumbuh dan menggapai cita-cita.

Hidup adalah indah bila kita menerimanya sebagai kesempatan.


dimanapun kita, apapun yang kita hadapi,
ambil keputusan untuk menikmati keindahan itu setiap hari,
dan saat kita mengambil pilihan ini,
dunia disekeliling kitapun akan menjadi lebih baik.

Yang terakhir dan paling utama,


tersenyumlah untuk awal yang lebih baik
sebagai persembahan kepada orang tua tercinta
meraih masa depan dengan sejuta asa.

Saya berharap, jika nanti adik-adik pulang ke rumah agar meminta maaf, berterima kasih dan peluk
ibu dan ayah kalian.
Selagi kita masih memiliki mereka, selagi mereka masih berada ditengah-tengah kita.
Bagaimana jika diantara keduanya atau kedua orang tua kita telah meninggalkan kita, meninggalkan
alam dunia ini. Sehingga tidak bisa lagi memberikan kasih sayang, pelukan dan kehangatan bagi kita,
tidak lagi bisa melihat kita. Maka tentu kesempatan kita untuk meminta maaf dan berterima kasih
kepada mereka tidak akan berguna.

Ucapkan istighfar syahadat dan sholawat (dibaca masing-masing 3 kali), kemudian membacakan do’a
untuk kedua orang tua.

Anda mungkin juga menyukai