Anda di halaman 1dari 21

JOB SHEET PRAKTEK

ENGINE

SISTEM ELECTRONIC FUEL


INJECTION (EFI)
:
Nama Siswa
:
No. Absen
:
Kelas
Jurusan :
SISTEM EFI (Electric Fuel Injection)
URAIAN

Pada sistem injeksi bahan bakar, masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar karena adanya
tekanan (injeksi), sedang pada sistem bahan bakar mekanik (konvensional), masuknya bahan bakar
karena adanya hisapan (kevakuman). Masuknya bahan bakar ke ruang bakar pada sistem injeksi bahan
bakar dapat diatur secara mekanik (model lama) dan secara elektronik atau biasa disebut dengan EFI
yaitu kependekan dari Electronik Fuel Injection (Injeksi bahan bakar yang diatur secara elektronik).

1) Macam – macam Sistem EFI


a. Sistem D EFI (Manifold Pressure Control Type)
Sistem D EFI mengukur tekanan udara dalam intake manifold, kemudian melakukan
penghitungan jumlah udara yang masuk. Sistem ini sering pula disebut “D Jetronic” yaitu merk
dagang dari Bosch. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa Jerman) yang berarti tekanan, sedang
Jetronic berarti penginjeksian (injection). Pada sistem D EFI, dalam mendeteksi tekanan udara
dan jumlah udara dalam intake manifold kurang akurat apabila dibanding sistem L EFI.

Gambar.
Sistem EFI tipe D
b. Sistem L EFI (Air Flow Control Type)
Pada sistem L EFI, air flow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir melalui
intake manifold. Air flow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat, sehingga sistem
ini dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibanding sistem D EFI. Istilah L
diambil dari bahasa Jerman yaitu “Luft” yang berarti udara.

Gambar.
Sistem EFI tipe L
2) Sistem – sistem yang ada pada EFI
Secara garis besar terdapat 3 sistem yang ada pada EFI yaitu : sistem bahan bakar, sistem induksi
udara, dan sistem kontrol elektronik.
a) Sistem bahan bakar (Fuel System)
Sistem bahan bakar digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar
sampai ke ruang bakar. Sistem ini terdiri atas : tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, saringan
bahan bakar, pipa penyalur, pressure regulator, pulsation damper, injektor dan cold start
injektor.
b) Sistem induksi udara (Air Induction System)
Sistem induksi udara menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran. Sistem
ini terdiri atas : air cleaner, air flow meter, throttle body dan air valve.
c) Sistem kontrol elektronik (Electronic Control System)
Sistem kontrol elektronik terdiri atas beberapa sensor seperti : air flow meter, water
temperatur sensor, throttle position sensor, air temperatur sensor, dan oxygen sensor. Pada
sistem ini terdapat ECU (Electronic Control Unit) yang mengatur lamanya kerja injektor. Pada
sistem ini juga terdapat komponen lain seperti : main relay yang mensuplai tegangan ke ECU,
start injector time switch yang mengatur kerja cold start injector selama mesin dingin, circuit
opening relay yang mengatur kerja pompa bahan bakar dan resistor yang menstabilkan kerja
injektor.

3) Sistem Bahan Bakar


Bahan bakar dihisap dari tangki oleh pompa bahan bakar yang dikirim dengan tekanan ke
saringan. Bahan bakar yang telah tersaring tersebut selanjutnya dikirim ke injektor dan cold start
injektor. Tekanan dalam saluran bahan bakar (fuel line) dikontrol oleh pressure regulator. Kelebihan
bahan bakar dialirkan kembali ke tangki melalui return line.

Getaran pada bahan bakar yang disebabkan adanya penginjeksian diredam oleh pulsation damper.
Bahan bakar diinjeksikan oleh injektor ke dalam intake manifold sesuai dengan injection signal dari
EFI computer. Cold start injector menginjeksikan bahan bakar langsung ke air intake chamber saat
mesin dingin sehingga mesin dapat dihidupkan dengan mudah.

a) Pompa Bahan Bakar


Terdapat 2 tipe pompa bahan bakar, yaitu pompa bahan bakar yang dipasang di dalam tangki
dan pompa yang dipasang di luar tangki (in line type). Kedua pompa tersebut sering disebut wet
type karena motor bersatu dengan pompa dan bagian dalam pompa terisi dengan bahan bakar.
(1) In Tank Type
Pompa diletakkan atau dipasang di dalam tangki bahan bakar, menggunakan turbine pump
yang mempunyai keistimewaan getaran yang terjadi di dalam pompa kecil. Pompa ini terdiri
atas : motor, check valve dan filter.
Pompa turbin terdiri atas satu atau dua impeller yang diputar oleh motor. Casing dan
pump cover tersusun menjadi satu unit, sehingga apabila motor berputar maka impeller akan
ikut berputar. Blade pada bagian luar lingkaran impeller mengisap bahan bakar dari inlet
port dan keluar melalui outlet port. Bahan bakar yang keluar melalui sekitar motor dan
dialirkan melalui valve.

Relief valve terbuka apabila tekanan bahan bakar mencapai 3,5 – 6 kg/cm2. Tekanan
bahan bakar yang tinggi langsung dikembalikan ke tangki bahan bakar. Jadi relief valve
mencegah naiknya tekanan bahan bakar dari batas yang ditentukan. Check valve tertutup
pada saat pompa bahan bakar berhenti sehingga di dalam saluran bahan bakar terdapat sisa
tekanan apabila mesin mati, sehingga mempermudah pada saat menghidupkan mesin.

(2) In Line Type

Pompa bahan bakar tipe segaris dipasang di bagian luar tangki bahan bakar. Pompa ini
terdiri atas motor dan unit pompa, check valve, relief valve, filter dan silencer. Pompa terdiri
atas : rotor yang diputar oleh motor, pump spacer yang berfungsi sebagai flange luar dan
roller – roller sebagai seal antara rotor dan pump spacer.

Apabila motor berputar, maka rotor juga ikut berputar, sehingga roller – roller akan
terlempar ke luar karena adanya gaya sentrifugal. Bahan bakar akan mengalir melalui unit
motor, menekan check valve dan mengalir melalui silencer, setelah bahan bakar keluar dari
pompa. Silencer menyerap tekanan bahan bakar yang dihasilkan oleh pompa dan
mengurangi suara bising.

b) Pulsation Damper

Tekanan bahan bakar dipertahankan pada 2,55 atau 2,9


kg/cm2 sesuai kevakuman intake manifold dan pressure
regulator. Oleh karena itu terdapat sedikit variasi tekanan pada
saluran bahan bakar. Pulsation damper menyerap variasi
tekanan tersebut, karena di dalamnya terdapat diaphragma yang
dapat menetralisir variasi tekanan.
c) Pressure Regulator (Pengatur Tekanan)
Perubahan tekanan bahan bakar akibat injeksi bahan bakar dan variasi perubahan vakum
manifold mengakibatkan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sedikit berubah. Pressure
regulator mengatur tekanan bahan bakar yang mengalir ke injektor. Jumlah injeksi bahan bakar
dikontrol sesuai lamanya signal yang diberikan ke injektor, sehingga tekanan konstan pada
injektor harus dipertahankan.

Tekanan bahan bakar dari delivery pipe menekan diaphragma, membuka katup, sebagian
bahan bakar kembali ke tangki melalui pipa pembalik. Jumlah bahan bakar yang kembali
ditentukan oleh tingkat ketegangan pegas diaphragma, variasi tekanan bahan bakar sesuai
dengan volume bahan bakar yang kembali.

Vakum intake manifold yang dihubungkan pada


bagian sisi diaphragma spring melemahkan tegangan
pegas diaphragma, sehingga menambah volume
kembalinya bahan bakar dan menurunkan tekanan
bahan bakar. Dengan demikian apabila vakum intake
manifold naik (tekanan mengecil), tekanan bahan
bakar turun hanya pada tingkat bahan bakar A dan
vakum intake manifold B dipertahankan tetap.

Apabila pompa berhenti, pegas akan menekan


katup sehingga katup menutup. Akibatnya check valve
dalam pompa bahan bakar dan katup di dalam pressure
regulator mempertahankan sisa tekanan dalam saluran
bahan bakar. Pressure regulator tidak berfungsi
dikarenakan ada benda asing yang menempel di valve
akan mengakibatkan menurunnya tekanan. Akibatnya
mesin susah hidup, idling kasar dan tenaga mesin
turun. Pressure regulator tidak dapat distel apabila
rusak dan harus diganti satu unit.

d) Injektor
Injektor adalah nosel elektromagnet yang akan menginjeksi bahan bakar sesuai dengan
signal dari ECU. Injektor – injektor dipasang melalui insulator ke intake manifold atau kepala
silinder dekat lubang pemasukan (intake manifold) dan dijamin oleh delivery pipe.

Apabila signal dari ECU diterima oleh coil


selenoid, plunger tertarik melawan tegangan pegas.
Needle valve dan plunger merupakan satu unit, maka
valve juga tertarik dari dudukan dan bahan bakar akan
diinjeksikan melalui ujung injektor. Pengaturan volum
bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan lamanya
signal, sedangkan langkah needle valve tetap.

e) Cold Start Injektor


Cold start injector dipasang di bagian tengah air intake chamber, berfungsi untuk
memperbaiki kemampuan mesin pada waktu masih dingin.
Cold start injector bekerja selama mesin distart dan temperatur air pendingin masih rendah.
Lamanya injeksi maksimum dibatasi oleh start injection time switch untuk mencegah
penggenangan bahan bakar. Apabila kunci kontak diputar ke posisi ST, arus mengalir ke
selenoid coil dan plunger akan tertarik melawan tekanan pegas, sehingga katup akan terbuka
dan bahan bakar mengalir melalui ujung injektor.
Apabila ada benda asing yang menempel
pada cold start injektor akan mengakibatkan
kebocoran bahan bakar, akibatnya idling kasar.
Setelah mesin dimatikan, sisa tekanan bahan
bakar akan mengalir ke intake manifold
chamber sehingga campuran bahan bakar dan
udara terlalu gemuk.

f) Cold Start Injector Time Switch

Berfungsi untuk mengatur lamanya injeksi maksimum


dari cold start injector.

Cara kerja cold start injektor saat mesin


dingin :

Pada saat temperatur air pendingin masih


rendah, kontak akan tertutup. Apabila kunci
kontak diputar ke posisi ST, arus akan
mengalir seperti pada gambar disamping dan
bahan bakar akan diinjeksikan.

Cara kerja cold start injektor saat mesin


panas :

Setelah mesin distarter dan kunci kontak


pada posisi ON, injeksi dari cold start
injector akan berakhir. Apabila starter motor
berputar pada periode yang lama,
memungkinkan penggenangan bahan bakar.
Oleh karena itu pada saat arus mengalir
melalui heat coil (1) dan (2) elemen bimetal
menjadi panas dan kontak akan terbuka.
Dengan demikian tidak ada arus yang
mengalir ke cold start injektor, sehingga
injeksi bahan bakar berhenti.
4) Sistem Induksi Udara

Sistem induksi udara tipe D EFI Sistem induksi udara tipe L EFI

Udara dari air cleaner masuk melalui air flow meter dan membuka measuring plate sebelum
mengalir ke air intake chamber. Volume udara yang mengalir ke air intake chamber ditentukan oleh
pembukaan katup throttle. Selanjutnya udara dari intake chamber didistribusikan ke setiap manifold
dan mengalir ke dalam ruang bakar. Apabila mesin masih dingin, air valve akan terbuka dan udara
mengalir melalui air intake chamber. Sekalipun throttle valve dalam keadaan menutup, udara akan
mengalir ke air intake chamber untuk menambah putaran idle (disebut “fast idle”).

a) Throttle Body
Throttle body terdiri atas : throttle valve, yang mengatur volume udara masuk selama mesin
bekerja normal dan saluran bypass yang mengalirkan udara selama mesin berputar idle. Throttle
position sensor juga dipasang pada poros throttle valve untuk mendeteksi sudut pembukaan
katup throttle. Beberapa throttle dilengkapi dengan air valve tipe wax atau dashpot yang
memungkinkan throttle valve kembali secara bertahap bila throttle valve tertutup. Air pendingin
mengalir melalui throttle body untuk mencegah lapisan es pada musim dingin.

Selama putaran idle, throttle valve tertutup


penuh. Udara yang masuk ke air intake chamber
melalui saluran bypass. Putaran idel mesin dapat
diatur dengan mengatur volume udara yang masuk
melalui saluran bypass. Dengan memutar idel
adjusting screw searah putaran jarum jam akan
mengurangi volume udara yang masuk melalui
saluran bypass dan putaran mesin akan turun.
Sebaliknya apabila idle adjusting screw diputar ke
kiri, putaran mesin akan naik.
Mesin yang dilengkapi dengan Idle Speed
Control (ISC), volume udara mengalir melalui
saluran bypass terpisah diatur oleh ISC. Oleh karena
itu idle speed adjusting screw diset pada posisi
tertutup penuh oleh pabrik.

b) Katup Udara (Air Valve)


Katup udara berfungsi untuk mengatur putaran idel pada saat mesin dingin. Pada umumnya
katup udara yang digunakan pada sistem EFI terdapat 2 tipe yaitu : tipe bi-metal dan tipe wax.
(1) Tipe Bi – Metal
Katup udara yang digunakan untuk putaran fast idle berfungsi untuk menambah putaran
mesin sewaktu mesin masih dingin. Apabila mesin dihidupkan dalam keadaan dingin, gate
valve terbuka, akibatnya udara dari intake air connector pipe mengalir ke saluran bypass
throttle valve, kemudian mengalir ke intake air chamber.

Dengan demikian meskipun throttle valve


tertutup, volume udara masuk bertambah dan
putaran idle lebih tinggi daripada putaran normal.
Setelah mesin hidup beberapa saat, arus mulai
mengalir ke heat coil, akibatnya bi-metal menjadi
panas, gate valve secara perlahan akan tertutup dan
putaran mesin akan turun. Seperti terlihat pada
grafik, volume udara yang mengalir melalui air
valve akan bertambah sesuai dengan turunnya
temperatur udara atmosfir.
Air valve dipasang pada permukaan kepala
silinder. Apabila mesin dihidupkan kembali pada
waktu mesin panas, bi-metal dipanasi oleh panas
mesin dan gate valve tertutup. Oleh karena itu udara
tidak dapat mengalir melalui air valve dan
mekanisme fast idle tidak berfungsi.

(2) Tipe Wax

Katup udara tipe wax terpasang pada throttle


body, terdiri atas : thermo valve, gate valve,
pegas A dan pegas B. Thermo valve diisi dengan
thermo wax yang akan mengembang dan
mengkerut sesuai dengan perubahan temperatur
air pendingin.

Cara kerja katup udara saat mesin dingin :


Apabila temperatur rendah, thermo valve akan
mengkerut dan gate valve akan terbuka oleh pegas
A. Pada keadaan ini udara mengalir melalui air
valve tanpa melewati throttle valve masuk ke air
intake chamber. Apabila temperatur air pendingin
naik, thermo valve akan mengembang
mengakibatkan pegas B menutup gate valve. Pegas
B lebih kuat dari pegas A, gate valve tertutup
sehingga putaran mesin turun.

Cara kerja katup udara saat mesin panas :


Apabila temperatur air pendingin sekitar 80oC,
gate valve tertutup dan mesin pada putaran idle
yang normal. Apabila temperatur air naik lebih
tinggi, valve akan mengembang lebih jauh. Pada
kondisi ini gaya pegas B bertambah dan
mempertahankan gate valve tertutup.
c) Air Intake Chamber dan Intake Manifold

Udara yang mengalir ke dalam intake manifold


terputus – putus sehingga terjadi getaran pada udara
yang masuk. Getaran tersebut akan mengakibatkan
measuring plate yang ada di dalam air flow meter
menjadi vibrasi, memungkinkan pengukuran volume
udara kurang akurat. Oleh karena itu diperlukan air
intake chamber yang mempunyai kapasitas yang
besar untuk meredam getaran udara.

5. Sistem Kontrol Elektronik

Sistem kontrol elektronik terdiri atas beberapa sensor yang mendeteksi berbagai kondisi mesin.
Sensor – sensor tersebut mendeteksi volume udara masuk, beban mesin, temperatur udara dan air
pendingin, akselerasi dan deselerasi. Selanjutnya sensor – sensor mengirimkan signal-signal ke
ECU, kemudian ECU menentukan lamanya injeksi yang tepat dan mengirimkan signal-signal ke
injektor untuk menginjeksikan bahan bakar. Volume injeksi tergantung lamanya signal dari ECU.

a) Air Flow Meter

Air flow meter terdiri atas : measuring plate,


return spring dan potensiometer. Udara yang
masuk melalui air flow meter membuka
measuring plate yang ditahan oleh return spring.
Akibatnya measuring plate dan potensiometer
bergerak pada sumbu yang sama sehingga sudut
membukanya measuring plate dirubah menjadi
perbandingan tegangan oleh potensiometer.
Selanjutnya perbandingan tegangan tersebut
diterima oleh ECU dalam bentuk signal
tegangan.
b) Manifold Pressure Sensor

Manifold pressure sensor (vacuum sensor)


bekerja berdasarkan tekanan dalam intake manifold.
Tekanan yang sebenarnya tersebut sebanding dengan
udara yang dialirkan ke dalam intake manifold
dalam satu siklus. Volume udara yang masuk dapat
ditentukan dengan mengukur tekanan intake
manifold. Selanjutnya tekanan intake manifold
disensor oleh silicon chip. Fungsi silicon chip adalah
merubah tekanan ke dalam bentuk nilai tahanan,
kemudian dideteksi secara electrical oleh IC yang
ada di dalam sensor.

c) Sensor Posisi Throttle

Sensor posisi throttle dipasang jadi satu


dengan throttle body. Sensor ini merubah sudut
membukanya throttle menjadi tegangan dan
mengirimkan ke ECU. Signal yang dikeluarkan
oleh throttle position sensor ada 2, yaitu signal
IDL dan signal PSW. Signal IDL digunakan
untuk menghentikan aliran bahan bakar dan
signal PSW untuk menambah injeksi bahan
bakar.

d) Sensor Temperatur Air

Pada sensor temperatur air terdapat


thermistor yang berfungsi untuk mendeteksi
suhu air pendingin. Apabila temperatur mesin
masih rendah penguapan bensin juga rendah
sehingga diperlukan campuran yang gemuk.

Tahanan thermister besar pada saat suhu air


pendingin masih rendah sehingga signal tegangan
yang dihasilkan THW akan tinggi. Selanjutnya signal
tersebut dikirim ke ECU untuk menambah volume
bahan bakar yang diinjeksikan. Sebaliknya apabila
suhu air pendingin tinggi, signal tegangan yang
dihasilkan THW akan rendah, selanjutnya signal ini
dikirim ke ECU untuk mengurangi jumlah bahan
bakar yang diinjeksikan.

Grafik hubungan temperatur dengan tahanan


e) Sensor Temperatur Udara Masuk

Sensor temperatur udara masuk mendeteksi suhu


udara yang masuk. Sensor tersebut dilengkapi
dengan thermister dan diletakkan di dalam air flow
meter.

Pada sistem EFI tipe D, sensor temperatur udara


diletakkan pada kotak saringan udara (air cleaner
case) atau pada intake air chamber.
Volume dan kepadatan udara berubah sesuai
dengan berubahnya temperatur udara. Oleh karena
itu meskipun volume udara yang diukur air flow
meter kemungkinan sama, tetapi jumlah injeksi
bahan bakar akan berubah – ubah sesuai dengan
berubahnya temperatur. Pada temperatur di bawah
Sensor temperatur udara masuk pada D EFI 20oC bahan bakar yang diinjeksikan bertambah, dan
di atas 20oC berkurang. Dengan demikian
perbandingan udara dan bahan bakar dijamin
ketepatannya meskipun temperaturnya berubah.

f) Signal Pengapian Mesin

Dalam menentukan saat pengapian dan


putaran mesin, ECU memerlukan masukan dari
signal pengapian mesin. Signal tersebut untuk
mengkalkulasi penentuan awal volume bahan
bakar yang diinjeksikan dan penghentian bahan
bakar. Apabila tegangan pada terminal negatif
ignition coil mencapai atau melebihi 150 volt,
ECU akan mendeteksi signal tersebut.

g) Signal Starter

Signal starter digunakan apabila


poros engkol mesin diputar oleh motor
starter. Selama poros engkol berputar,
aliran udara lambat dan suhu udara
rendah sehingga penguapan bahan bakar
tidak baik (campuran kurus). Untuk
meningkatkan kemampuan start mesin
diperlukan campuran yang kaya. Signal
starter berfungsi untuk menambah
volume injeksi selama mesin distarter.
Tegangan signal starter sama dengan
tegangan yang digunakan pada motor
starter.
h) Relay Utama EFI

Relay utama digunakan sebagai sumber tegangan untuk ECU dan circuit opening relay.
Relay tersebut berfungsi untuk mencegah penurunan tegangan dalam sirkuit ECU. Apabila
kunci kontak ON, arus akan mengalir ke relay, titik kontak akan berhubungan dan arus akan
mengalir dari baterai melalui kedua fusible link ke ECU dan circuit opening relay selanjutnya ke
pompa bahan bakar.

i) Sensor Oksigen

Sensor oksigen mensensor apakah campuran udara dan


bahan bakar gemuk atau kurus terhadap campuran udara dan
bahan bakar teoritis. Sensor tersebut ditempatkan di dalam
exhaust manifold yang terdiri atas elemen yang terbuat dari
zirconium dioksida (ZrO2 / semacam material keramik).
Elemen tersebut dilapisi dengan lapisan tipis platina pada
bagian dalam dan luarnya. Udara sekitar yang dimasukkan ke
bagian dalam sensor dan luar sensor terkena gas buang.
PEMERIKSAAN dan PEMELIHARAAN
SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR

1) Pemeriksaan Kerja Pompa Bahan Bakar.

a. Hubungkan terminal +Banyak dengan FP pada


check connector.
b. Putar kunci kontak pada posisi ON.
c. Memeriksa adanya tekanan di dalam selang balik
dengan cara memijit selang tersebut pada pengatur
tekanan. Apabila terasa ada tekanan yang kuat
pada selang tersebut, berarti pompa bekerja. Pada
saat ini juga dapat didengar adanya suara aliran
balik bahan bakar.

d. Lepas diagnosis check wire.


e. Putar kunci kontak ke posisi OFF.
Catatan : Apabila tidak ada tekanan, periksa apakah ada tegangan pada konektor pompa bahan
bakar:
Apabila tegangan baterai 12 V, periksa pompa bahan bakarnya dan sirkuit massa.
Tahanan antara kabel positif dan negatif pompa bahan bakar sekitar 0,5 – 3 Ω.
Apabila tegangannya 0 V, periksa sirkuit opening relay dan sirkuit pompa
bahan bakar.

2) Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar.

a. Memeriksa tegangan baterai : lebih dari 12 V.


-Hasil pengukuran : …. Volt.
b. Melepas kabel terminal negatif baterai.
c. Melepas konektor cold start injektor.
d. Meletakkan penampung / kain lap di bawah cold
start injektor.
e. Melepas pipa cold start injektor.
f. Mengeluarkan bahan bakar yang ada di dalam
delivery pipe.
g. Memasang pressure gauge pada pipa delivery
dengan dua gasket dan baut union.

h. Membersihkan bensin yang terpancar.


i. Menghubungkan kembali kabel negatif baterai.
j. Menghubungkan terminal +Banyak dan FP yang terdapat pada service connector dengan
diagnosis check wire
k. Memutar kunci kontak pada posisi ON.
l. Mengukur tekanan bahan bakar. Spesifikasi tekanan bahan bakar : 2,7 – 3,1 kg/cm2.
- Hasil pengukuran : ……… kg/cm2.
- Kesimpulan : ……………………………………………………………………………………
m. Melepas diagnosis check wire dari service connector.
n. Hidupkan mesin dan pertahankan pada putaran idel.
o. Melepas selang vakum sensing pada pressure regulator dan memasang sumbat pada ujung selang.
p. Mengukur tekanan bahan bakar pada putaran idel.
- Spesifikasi tekanan bahan bakar : 2,7 – 3,1 kg/cm2.
- Hasil pengukuran :.............kg/cm2.
- Kesimpulan : ……………………………………………………………………………
q. Menghubungkan kembali selang sensor vakum ke pressure regulator.
r. Mengukur kembali tekanan bahan bakar pada putaran idel.
- Spesifikasi tekanan bahan bakar : 2,3 – 2,6 kg/cm2.
- Hasil pengukuran :.............kg/cm2.
- Kesimpulan : ……………………………………………………………………………
3) Pemeriksaan Kerja Injektor

a.Pada saat mesin hidup, gunakan sound scope untuk


memeriksa adanya suara operasi yang normal sesuai
dengan putaran mesin.
b.Apabila tidak tersedia sound scope, pemeriksaan dapat
dilakukan dengan merasakan rambatan kerja injektor
dengan jari.
Catatan : Apabila tidak ada suara atau ada suara tetapi
tidak normal, periksa konektor rangkaian
kabel, injektor atau signal injeksi dari ECU.

4) Pemeriksaan Volume Penginjeksian Injektor

a.Memasang injektor seperti pada gambar.


b.Menempatkan injektor ke dalam gelas ukur.
c.Putar kunci kontak pada posisi ON.
d.Menggunakan diagnosis check wire, hubungkan terminal
+B dan FP pada check connector.
e.Menghubungkan terminal injektor dengan baterai selama
15 detik, dan ukur volume injeksi dengan gelas ukur.
-Spesifikasi : 39 – 49 cc tiap 15 detik.
-Hasil pengukuran :
Injektor 1 : ………. cc. Injektor 3.................cc.
Injektor 2 : ………. cc. Injektor 4.................cc.
-Kesimpulan : ……………………………………………

5) Pemeriksaan Cold Start Injector

a.Melepas konektor cold start injektor.


b.Mengukur tahanan antara terminal dengan Multitester.
-Spesifikasi tahanan : 2 – 4 Ω.
-Hasil Pengukuran : ……. Ω.
-Kesimpulan : ……………………………………………

6) Pemeriksaan Throttle Position Sensor

a.Melepas konektor sensor.


b.Menempatkan feeler gauge diantara sekrup pembatas
throttle dan tuas pembatas.
c.Menggunakan Ohmmeter, ukur tahanan diantara setiap
terminal.
Celah antara tuas Kontinuitas antara terminal
dan sekrup
pembatas IDL - TL PSW - TL IDL - PSW
0,44 mm Ada Tidak ada Tidak ada
0,66 mm Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Throttle valve
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
terbuka penuh

Hasil pengukuran :
Celah antara tuas Kontinuitas antara terminal
dan sekrup
pembatas IDL - TL PSW - TL IDL - PSW
0,44 mm ………….. ………….. …………..
0,66 mm ………….. ………….. …………..
Throttle valve
………….. ………….. …………..
terbuka penuh
Kesimpulan : ……………………………………………………………………………………….

7) Penyetelan Throttle Position Sensor.

a.Mengendorkan 2 baut pengikat throttle position sensor.

b.Masukkan feeler gauge ukuran 0,55 mm antara baut


pembatas dan tuas pembatas throttle.
c.Menghubungkan probe test ohmmeter ke terminal IDL
dan TL.

d.Perlahan – lahan putar posisi TIPIS berlawanan jarum


jam, jarum ohmmeter mulai bergerak, kemudian
kencangkan kedua baut pengikatnya.
e.Memeriksa kembali kontinuitas antara terminal IDL dan
TL.

Hasil Pengukuran :
Celah antara tuas dan Kontinuitas
baut pembatas Terminal IDL - TL
0,44 mm Ada
0.66 mm Tidak ada
Celah antara tuas dan Kontinuitas
baut pembatas Terminal IDL - TL
0,44 mm ……………
0.66 mm ……………
Kesimpulan : ………………………………………………………………………………………..
8) Pemeriksaan Katup Udara.

a.Memeriksa kerja katup udara.


Pada temperatur rendah (di bawah 60oC) : apabila selang
dipijit putaran mesin harus turun.
-Hasil pemeriksaan : …………………………………….
Setelah pemanasan : apabila selang dipijit, putaran mesin
turun tidak lebih dari 50 rpm.
-Hasil pemeriksaan : …………………………………….
-Kesimpulan : ……………………………………………

b.Memeriksa tahanan katup udara.


Lepas kabel konektor dari katup udara.
Mengukur tahanan koil pemanas katup udara dengan
ohmmeter.
-Spesifikasi tahanan : 40 – 60 Ω.
-Hasil pengukuran..............Ω.
-Kesimpulan : ……………………………………………

c.Memeriksa kondisi pembukaan katup udara.


Katup terbuka 2 – 5 mm apabila temperatur udara luar
sekitar 20o C.
Apabila putaran idel lebih cepat setelah mesin panas dan
putaran tidak dapat dikoreksi dengan sekrup penyetel
throttle, maka menutupnya katup udara perlu diperiksa.
Setelah mesin panas, apabila katup udara tidak tertutup
dan putaran idel lebih cepat, periksa tegangan antara
terminal Fp pada konektor katup udara dengan bodi pada
saat mesin berputar. Apabila tidak 12 volt, periksa sirkuit
power pada katup udara.

d.Memeriksa putaran mesin.


Pada temperatur rendah (di bawah 80oC) : bila sekrup penyetel
putaran diputar masuk, putaran mesin harus turun.
Setelah pemanasan : apabila sekrup penyetel putaran idel diputar
masuk, putaran mesin harus turun di bawah putaran idel atau mesin
harus mati.

9) Pemeriksaan Cold Start Injektor Time Switch.


a.Mengukur antara setiap terminal dengan ohmmeter.
Tahanan : STA – STJ : 25 – 45 Ω di bawah 15oC.
65 – 85 Ω di atas 30oC.
STA – massa : 25 – 85 Ω.
-Hasil pengukuran :
-Tahanan : STA – STJ : …… Ω di bawah 15oC.
…… Ω di atas 30oC.
STA – massa : …… Ω.
-Kesimpulan : ……………………………………………

b.Apabila tahanan tidak sesuai spesifikasi, maka switch


perlu diganti.
10) Pemeriksaan Water Temperatur Sensor.

a.Mengukur tahanan water temperatur sensor dengan


ohmmeter ( lihat gambar ).

b.Apabila nilai tahanan tidak sesuai spesifikasi (lihat grafik),


maka sensor perlu diganti.

SOAL – SOAL SISTEM EFI

1. Jelaskan dengan singkat perbedaan antara D EFI dengan L EFI ?


………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..
2. Jelaskan sistem – sistem yang ada pada sistem bahan bakar EFI ?
………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..

3. Apa fungsi pressure regulator pada sistem EFI dan bagaimana cara kerjanya ?
………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..

4. Bagaimana cara kerja katup udara tipe wax ? Jelaskan dengan disertai gambar.

………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………

5. Jelaskan bagaimana cara anda menentukan kondisi dari sebuah pompa bahan bakar ?
………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..

6. Bagaimana cara menentukan kondisi water temperatur sensor ?


………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..
7. Bagaimana cara menyetel posisi throttle position sensor ?
………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..

8. Bagaimana cara memeriksa kondisi Injektor ? Jelaskan dengan disertai gambar.

………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………

9. Identifikasi komponen dibawah ini !

4
6 7

Bagian – bagian :
1……………………………… 6………………………………
2……………………………… 7………………………………
3……………………………… 8………………………………
4……………………………… 9………………………………
5………………………………
10. Beri nama komponen – komponen pada gambar berikut.

4 258 1

3 9

Bagian – bagian :
1……………………………… 6………………………………
2……………………………… 7………………………………
3……………………………… 8………………………………
4……………………………… 9………………………………
5………………………………

Anda mungkin juga menyukai