Modul Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan 1 (Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi
(Electronic Fuel Injection/EFI) ini digunakan sebagai pedoman kegiatan belajar siswa SMK
Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, untuk mencapai salah satu
subkompetensi yaitu memelihara/servis sistem pendingin dan komponen- komponennya.
Modul ini akan memberikan latihan untuk mempelajari Sistem Bahan Bakar Bensin
Injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI. Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar, Kegiatan
belajar 1 membahas Dasar Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI.
Kegiatan belajar 2 membahas Cara Kerja, Prosedur Troubleshooting dan Pemeriksaan Sistem
Bahan Bakar Bensin Injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI. Kegiatan belajar 3 membahas
Perawatan Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI. Semoga modul
ini dapat bermanfaat bagi para siswa SMK Program Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi
keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, yang sedang belajar tentang Sistem Bahan
Bakar Bensin Injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI.
Penulis telah berusaha maksimal dalam penyusunan modul ini, akan tetapi karena
keterbatasan penulis, maka kekurangan mungkin saja terjadi. Untuk itu, kritik dan saran yang
bersifat konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan karya selanjutnya. Semoga modul
ini banyak memberikan manfaat.
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemeliharaan
2 Sasis dan Kelistrikan
Mesin Kendaraan
Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan
Ringan 4
XII 4 4
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemeliharaan
1 Sasis dan Kelistrikan
Mesin Kendaraan
Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan
Ringan 3
3 3
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemeliharaan
2 Sasis dan Kelistrikan
Mesin Kendaraan
Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan
Ringan 2
XI 2 2
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemeliharaan
1 Sasis dan Kelistrikan
Mesin Kendaraan
Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan
Ringan 1
1 1
A. Deskripsi
B. Prasyarat
Peserta Didik diharapkan memiliki sikap mandiri dalam belajar, dapat berperan
aktif dan berinteraksi secara optimal dengan sumber belajar. Oleh karena itu langkah kerja
berikut perlu diperhatikan secara baik :
E. Tujuan Pembelajaran
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda mampu menjelaskan Pengertian sistem bahan bakar
bensin injeksi Electronic Fuel Injection/EFI?
Jika Anda menjawab Tidak pada pertanyaan tersebut diatas, maka pelajarilah dengan baik
modul ini. Namun jika anda menjawab Ya pada semua pertanyaan yang ada, maka
lanjutkanlah aktivitas Anda dengan mengerjakan evaluasi yang ada pada modul ini.
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
1. Uraian Umum
Electronic Fuel Injection (EFI) biasa disebut juga Electronic Petrol Injection (EPI).
Sistem pengontrolan penginjeksian bahan bakar dewasa ini berkembang dengan pesat
terutama pada mesin bensin, walaupun harus kita ingat bahwa tidak hanya kendaraan
dengan bahan bakar bensin yang menggunakan sistem control injeksi, tapi sistem control
injeksi sebenarnya sudah ada pada mesin diesel. Perbedaannya hanya terletak pada sistem
pengontrol penginjeksiannya; yaitu secara mekanik atau secara electronik. Walaupun
dewasa ini sistem injeksi pada diesel juga sudah banyak yang menggunakan pengontrol
elektronik.
Sistem EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal ( tepat ) disesuaiakan
dengan jumlah dan temperatur udara yang masuk , kecepatan mesin , temperatur air
pendingin, posisi katup throtle , pengembunan oxygen didalam exhaust pipe , dan kondisi
penting lainnya . Komputer EFI mengatur jumlah bahan bakar yang dikirim ke mesin
pada saat penginjeksian dengan perbadingan udara dan bahan bakar yang optimal
berdasarkan kepada karasteristik kerja mesin . Sistem EFI menjamin perbandingan udara
dan bahan bakar yang ideal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi pada setiap saat .
Secara prinsip perbedaan antara mesin yang masih memiliki karburator dengan
mobil yang sudah dilengkapi sistem EFI terletak pada cara atau metode pemasukan bahan
bakar/bensin ke ruang bakar mesin.Pada sistem karburator, bahan bakar masuk keruang
mesin karena terdapat hisapan dari mesin atau dapat dikatakan bensin masuk ketika mesin
memang membutuhkannya, sedangkan pada mobil EFI atau injeksi bahan bakar
dimasukkan ke mesin dengan cara disemprotkan oleh injektor, bahan bakar di tekan oleh
fuel pump dan saat penyemprotan serta volumenya di atur oleh ECU (Electric Control Unit)
mobil berdasarkan sensor-sensor yang ada.
a. Keuntungan Efi
o Konsumsi bahan bakar lebih hemat(irit), karena takaran bahan bakar yang
diproduksi EFI sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan yang ideal bagi mesin
pada semua kondisi.Efisiensi bahan bakar = Irit
o Mesin lebih bertenaga dan memiliki akselerasi yang responsif, sehingga selalu
dalam kinerja yang optimal.
o Pada motor dengan sistem EFI dilengkapi dengan fault code indicator.Jika ada
masalah/kerusakan pada sistem EFI, lampu peringatan akan menyala sehingga
segera diketahui untuk diperbaiki.
o Emisi gas buang yang lebih rendah,sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk mengontrol
penginjeksian bahan bakar yang sesuai . Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan
Sistem D-EFI mengukur tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan
perhitungan jumlah udara yang masuk . tetapi karena tekanan udara dan jumlah udara intake
manifold tidak dalam konvensi yang tepat , sistem D-EFI tidak begitu akurat dibandingkan dengan
sistem L – EFI .
REFERENSI
Dalam sistem L –EFI , air flow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir
melalui intake manifold . Air Flow meter mengukur jumlah udara yang masuk secara akurat ,
sistem L – EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibandingkan dengan
sistem D – EFI .
Pada indirect injection system bahan bakar disemprotkan pada saluran masuk
(intake manifold). Seperti yang digunakan pada system penginjeksian mesin bensin, bensin
disemprotkan tidak langsung ke dalam ruang bakar.
Single Point Injection System biasa disebut juga Throttle Body Injection (TBI). Sebuah
injektor terletak di throttle body pada intake manifold, bensin disemprotkan ditengah-tengah intake
manifold untuk menyuplai kebutuhan semua silinder
Multi Point Injection System mempunyai injektor pada setiap saluran masuk untuk
menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan ke masing-masing injektor
pada intake port sebelum intake valve. Oleh karena itulah digunakan istilah Multi Point (lebih dari
satu lokasi/titik) Fuel Injection.
Pada direct injection system bahan bakar disemprotkan langsung ke dalam ruang bakar.
Penyemprotan secara SIMULTAN adalah model ritme penyemprotan secara serentak pada
semua silinder setiap 1 putaran poros engkol.
POMPA
BENSIN SARINGAN
INJEKTOR
SEKRUP
PENYETEL CO
SARINGAN
UDARA
UDARA
3) Injeksi elektronis
Sistem EFI terdiri dari sistem injeksi bahan bakar ( fuel Injection system ) dan sistem
koreksi injeksi ( injection corrective system ). Dibawah ini diperlihatkan susunan dasar fuel
injection dan injection corrective unit
Bahan bakar dihisap dari tangki oleh pompa bahan bakar yang dikirim dengan tekanan ke
saringan . bahan bakar yang telah disaring dikirim ke injektor dan colt start injektor .
Tekanan dalam saluran bahan bakar ( fuel line ) dikontrol oleh presure regulator .
Kelebihan bahan bakar dialirkan kembali ketangki melalui return line . Getaran pada bahan bakar
yang disebabkan oleh adanya penginjeksian diredam oleh Pulsation Damper .
Bahan bakar diinjeksi oleh injector kedalam intake manifold sesuai dengan injection signal
dari EFI komputer . Cold start injector menginjeksikan bahan bakar langsung ke air intake
chamber saat cuaca dingin sehingga mesin dapat dihidupkan dengan mudah .
Terdapat dua tipe pompa bahan bakar, yaitu pompa bahan bakar yang dipasang
di dalam tangki dan pompa yang terpasang di luar tangki (in ine type). Kedua pompa
tersebut sering disebut wet type karena motor bersatu dengan pompa dan bagian dalam
pompa terisi dengan bahan bakar.
a) In tank type
Pompa turbin terdiri atas satu atau dua impeller yang diputar oleh motor.
Casing dan pump cover tersusun menjadi satu unit, sehingga apabila motor berputar
maka impeller akan ikut berputar. Blade pada bagian luar lingkaran impeller mengisap
bahan bakar dari inlet port dan keluar melalui outlet port. Bahan bakar yang keluar
melalui sekitar motor dan dialirkan melalui valve.
Check valve tertutup pada saat pompa bahan bakar berhenti sehingga di dalam
saluran bahan bakar terdapat sisa tekanan apabila mesin mati, sehingga mempermudah
pada saat menghidupkan mesin.
b) In line type
Pompa bahan bakar tipe segaris dipasang di bagian luar tangki bahan bakar.
Pompa ini terdiri atas motor dan unit pompa, check valve, relief valve, filter, dan
silencer. Pompa terdiri atas : rotor yang diputar oleh motor, pump spacer yang berfungsi
sebagai flange luar dan roller-roller sebagai seal antara rotor dan pump spacer.
Apabila motor berputar, maka rotor juga ikut berputar, sehingga roller-roller
akan terlempar ke luar karena adanya gaya centrifugal. Bahan bakar akan mengalir
melalui unit motor, menekan check valve dan mengalir melalui silencer, setelah bahan
bakar keluar dari pompa. Silencer menyerap tekanan bahan bakar yang yang dihasilkan
oleh pompa dan mengurangi suara bising.
2) Pulsation damper
Tekanan bahan bakar dipertahankan pada 2,55 atau 2,9 kg/cm2 sesuai kevakuman
intake manifold dan pressure regulator. Oleh karena itu terdapat sedikit variasi tekanan
pada saluran bahan bakar. Pulsation damper menyerap variasi tekanan tersebut, karena
didalamnya terdapat diafragma yang dapat menetralisir variasi tekanan.
3) Pressure Regulator
Perubahan tekanan bahan bakar akibat injeksi bahan bakar dan variasi perubahan
vakum manifold mengakibatkan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sedikit berubah.
Pressure regulator mengatur tekanan bahan bakar yang mengalir ke injector. Jumlah
injeksi bahan bakar dikontrol sesuai lamanya signal yang diberikan ke injector, sehingga
tekanan konstan pada injector harus dipertahankan.
Tekanan bahan bakar dari delivery pipe menekan diafragma, membuka katup,
sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui pipa pembalik. Jumlah bahan bakar
Vakum intake manifold yang dihubungkan pada bagian sisi diafragma spring
melemahkan tegangan pegas diafragma, sehingga menambah volume kembalinya bahan
bakar dan menurunkan tekanan bahan bakar. Dengan demikian apabila vakum intake
manifold naik (tekanan mengecil), tekanan bahan bakar turun hanya pada tingkat bahan
bakar A dan vakum intake manifold B dipertahankan tetap.
Apabila pompa berhenti, pegas akan menekan katup sehingga katup menutup.
Akibatnya check valve dalam pompa bahan bakar dan katup di dalam pressure regulator
mempertahankan sisa tekanan dalam saluran bahan bakar.
4) Injektor
Injektor adalah nosel electromagnet yang akan menginjeksi bahan bakar sesuai
dengan signal dari ECU. Injektor-injektor dipasang melalui insulator ke intake
manifold atau cylinder head dekat lubang pemasukan (intake manifold) dan dijamin
oleh delivery pipe.
Apabila signal dari ECU diterima oleh coil solenoid, plunger tertarik melawan
tegangan pegas. Needle valve dan plunger merupakan satu unit, maka valve juga tertarik
dari dudukan dan bahan bakar akan diinjeksikan melalui ujung injector. Pengaturan
volume bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan lamanya signal, sedangkan langkah
needle valve tetap.
Cold start injector dipasang di bagian tengah air intake chamber, berfungsi
untuk memperbaiki kemampuan mesin pada waktu masih dingin.
Cold start injector bekerja selama mesin distart dan temperatur air pendingin masih
rendah. Lamanya injeksi maksimum dibatasi oleh start injection time switch untuk
mencegah penggenangan bahan bakar. Apabila kunci kontak diputar ke posisi ST, arus
Apabila ada benda asing yang menempel pada cold start injector akan
mengakibatkan kebocoran bahan bakar, akibatnya idling kasar. Setelah mesin dimatikan,
sisa tekanan bahan bakar akan mengalir ke intake manifold chamber sehingga campuran
bahan bakar dan udara terlalu gemuk.
Fungsi cold start injector time switch adalah untuk mengatur lamanya injeksi
maksimum dari cold start injector.
Gambar 28. Cara kerja cold start injector saat mesin dingin
Setelah mesin distarter dan kunci kontak pada posisi ON, injeksi dari cold start
injector akan berakhir. Apabila starter motor berputar pada periode yang lama,
memungkinkan penggenangan bahan bakar. Oleh karena itu pada saat arus mengalir
melalui heat coil (1) dan (2) elemen bimetal menjadi panas dan kontak akan terbuka.
Dengan demikian tidak ada arus yang mengalir ke cold start injector, sehingga lnjeksi
bahan bakar terhenti.
Gambar 29. Cara kerja cold start injector saat mesin panas
Udara bersih dari saringan udara ( air cleaner ) masuk ke Airflow meter dengan
membuka measuring plate , besarnya pembukaan ini tergantung pada kecepatan aliran
udara yang masuk ke intake chamber ditentukan oleh lebarnya katup throtle terbuka .
Aliran udara masuk ke intake manifold kemudian ke ruang bakar ( combustion chamber )
Bila mesin dalam keadaan dingin , air valve akan mengalirkan udara langsung ke
intake chamber dengan memby-pass throtle . Air valve mengrimkan udara secukupnya
ke intake chamber untuk menambah putaran sampai fast idle , tanpa memperlihatkan
apakah throtle dalam keadaan membuka atau tertutup . Jumlah udara yang masuk
dideteksi oleh air flow meter ( L – EFI ) atau dengan menifold presure sensor ( D – EFI
).
1) Throttle body
Throttle body terdiri atas : throttle valve, yang mengatur volume udara masuk
selama mesin bekerja normal dan saluran bypass yang mengalirkan udara selama mesin
berputar idel. Throttle position sensor juga dipasang pada poros throttle valve untuk
mendeteksi sudut pembukaan katup throttle. Beberapa throttle dilengkapi dengan air
valve tipe wax atau dash pot yang memungkinkan throttle valve kembali secara bertahap
bila throttle valve tertutup. Air pendingin mengalir melalui throttle body untuk
mencegah lapisan es pada musim dingin.
Mesin yang dilengkapi dengan idel speed control (ISC), volume udara mengalir
melalui saluran bypass terpisah diatur oleh ISC. Oleh karena itu idel speed adjusting
screw diset pada posisi tertutup penuh oleh pabrik.
2) Katup udara
Katup udara berfungsi untuk mengatur putaran idel pada saat mesin masih dingin.
Pada umumnya katup udara yang digunakan pada sistem EFI terdapat dua tipe yaitu : tipe
bi-metal dan tipe wax.
a) Tipe bi-metal
Katup udara yang digunakan untuk putaran fast idel berfungsi untuk menambah
putaran mesin sewaktu mesin masih dingin. Apabila mesin dihidupkan dalam keadaan
dingin, gate valve terbuka, akibatnya udara dari intake air connector pipe mengalir ke
saluran bypass throttle valve, kemudian mengalir ke intake air chamber.
Air valve dipasang pada permukaan cylinder head. Apabila mesin dihidupkan
kembali pada waktu mesin panas, bi-metal dipanasi oleh panas mesin dan gate valve
tertutup. Oleh karena i t u udara tidak dapat mengalir melalui air valve dan mekanisme
fast idel tidak berfungsi.
b) Tipe wax
Katup udara tipe wax terpasang p a d a throttle body, terdiri atas thermo valve,
gate valve, pegas A dan pegas B. Thermo valve diisi dengan thermo wax yang akan
mengembang dan mengkerut sesuai dengan perubahan temperatur air pendingin.
Apabila temperatur rendah, thermo valve akan mengkerut dan gate valve akan
terbuka oleh pegas A. Pada keadaan ini udara mengalir melalui air valve tanpa melewati
throttle valve masuk ke air intake chamber. Apabila temperature air pendingin naik,
thermo valve akan mengembang mengakibatkan pegas B menutup gate valve. Pegas B
lebih kuat dari pada pegas A, gate valve tertutup sehingga putaran mesin turun.
Apabila temperatur air pendingin sekitar 80 C, gate valve tertutup dan mesin
pada putaran idel yang normal. Apabila temperatur air naik lebih tinggi, valve akan
mengembang lebih jauh. Pada kondisi ini gaya pegas B bertambah dan mempertahankan
gate valve tertutup.
Sistem kontrol elektronik pada sistem EFI terdiri atas sensor-sensor, sebuah Engine
Control Unit (ECU) atau Engine Control Modul (ECM), aktuator-aktuator, penyuplai
tegangan (baterai), wire harness dan konektor-konektor untuk menghubungkan wire
harness dengan semua komponen kontrol elektronik. ECU/ECM akan menghitung secara
akurat berapa banyak bahan bakar yang dibutuhkan mesin yang akan diberikan oleh
injektor dengan memonitor sensor-sensor yang terdapat pada mesin. ECU/ECM akan
mengontrol kerja injektor berdasarkan lebar/lama pulsa penginjeksian atau durasi
penginjeksian untuk memberikan campuran yang sesuai dengan kondisi kerja mesin.
Pada sistem kontrol elektronik ini, sebuah ECU/ECM yang berfungsi sebagai pusat
pengontrolan system, mendapat input dari 2 sensor utama yaitu, sensor jumlah udara masuk
dan sensor putaran mesin yang akan digunakan untuk menentukan basic injection volume.
Selain 2 sensor tersebut ada sensor – sensor lain yang berfungsi sebagai input ECM untuk
mengoreksi jumlah bensin yang disemprotkan injector. Pada beberapa kendaraan yang
mutakhir, selain berfungsi untuk mengontrol penginjeksian bahan bakar, ECU/ECM juga
berfungsi untuk mengontrol sistem pengapian, emisi bahan bakar dan sistem keamanan
kendaraan.
Sistem kontrol elektronik terdiri atas beberapa sensor yang mendeteksi berbagai
kondisi mesin. Sensor-sensor tersebut mendeteksi volume udara masuk, beban mesin,
temperatur udara dan air pendingin, akselerasi, dan deselerasi. Selanjutnya sensor-sensor
Power Supply
Air flow meter terdir atas : measuring plate, return spring dan potensiometer.
Udara yang masuk melalui air flow meter membuka measuring plate yang ditahan oleh
return spring.
Akibatnya measuring plate dan potensiometer bergerak pada sumbu yang sama
sehingga sudut membukanya measuring plate dirubah menjadi perbandingan tegangan
oleh potensiometer. Selanjutnya perbandingan tegangan tersebut diterima oleh ECU
dalam bentuk singnal tegangan.
Sensor posisi throttle dipasang jadi satu dengan throttle body. Sensor ini
merubah sudut membukanya throttle menjadi tegangan dan mengirimkan ke ECU. Signal
yang dikeluarkan oleh throttle position sensor ada dua, yaitu signal IDL dan signal
PSW. Signal IDL digunakan untuk menghentikan aliran bahan bakar dan signal PSW
untuk menambah injeksi bahan bakar.
Tahanan thermister besar pada saat suhu air pendingin masih rendah sehingga
signal tegangan yang dihasilkan THW akan tinggi.
Sensor temperatur udara masuk mendeteksi suhu udara yang masuk. Sensor
tersebut dilengkapi dengan thermister dan diletakkan di dalam air flow meter.
Pada sistem EFI tipe D, sensor temperatur udara diletakkan pada kotak saringan
udara (air cleaner case) atau pada intake air chamber.
Dalam nenentukan saat pengapian dan putaran mesin, ECU memerlukan masukan
dari signal pengapian mesin. Signal tersebut untuk mengkalkulasi penentuan awal
volume bahan bakar yang diinjeksikan dan penghentian bahan bakar. Apabila tegangan
Signal starter digunakan apabila poros engkol mesin diputar oleh motor starter.
Selama poros engkol berputar, aliran udara lambat dan suhu udara rendah sehingga
penguapan bahan bakar tidak baik (campuran kurus). Untuk meningkatkan kemampuan
start mesin diperlukan campuran yang kaya. Signal starter berfungsi untuk menambah
volume injeksi selama mesin distarter. Tegangan signal starter sama dengan tegangan
yang digunakan pada motor starter.
Relay utama digunakan sebagai sumber tegangan untuk ECU dan circuit
opening relay. Relay tersebut berfungsi untuk mencegah penurunan tegangan dalam
sirkuit ECU. Apabila kunci kontak ON, arus akan mengalir ke relay, titik kontak akan
Sensor oxygen mensensor apakah campuran udara dan bahan bakar gemuk atau
kurus terhadap campuran udara dan bahan bakar teoritis. Sensor tersebut ditempatkan di
dalam exhaust manifold yang terdiri atas elemen yang terbuat dari zirconium dioxide
(ZrO2, semacam material keramik). Elemen tersebut dilapisi dengan lapisan tipis platina
pada bagian dalam dan luarnya. Udara sekitar yang dimasukkan ke bagian dalam sensor
dan luar sensor terkena gas buang.
C. Tugas 1
1. Amatilah sistem bahan bakar, sistem pemasukan udara, dan sistem kontrol
elektronik pada engine stand atau pada mobil yang menggunakan sistem bahan
bakar EFI.
2. Identifikasi komponen system EFI pada training obyek tersebut apabila tidak ada
pada modul ini.
D. Tes Formatif 1
1. Jelaskan dengan singkat perbedaan antara D EFI dengan L EFI.
3. Apa fungsi pressure regulator pada system EFI dan bagaimana cara kerjanya.
4. Bagaimana cara kerja katup udara tipe wax ? Jelaskan dengan disertai gambar.
F. Lembar Kerja 1
1) Alat dan Bahan
a. 1 Unit engine stand (live) dengan sistem bahan bakar EFI b). Peralatan
tangan, kunci pas/ring atau tang.
b. Multimeter.
c. Kain lap/majun
2) Keselamatan Kerja
a. Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada
lembar kerja.
c. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada lembar kerja.
d. Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang menjadi training
object.
3) Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c. Lakukan diskusi cara kerja sistem injeksi bahan bakar!
d. Buatlah catatan-catatan pentingkegiatan praktikum secara ringkas.
4) Tugas
a. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan belajar 1.
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
1. Sistem Diagnosis
a. Euro-OBD (Eropa)
Sebagai tambahan, aplikasi Diagnostic Trouble Codes (DTC) yang disyaratkan oleh
ISO 14230-4 terekam dalam ECM memory. Bila malfungsi tidak terjadi lagi pada 3 trip
(perjalanan) secara berurutan, MIL secara otomatis akan padam tetapi DTC tetap direkam
dalam memory ECM. Untuk periksa DTC, hubungkan intelligent tester ke Data Link
Connector 3 (DLC3) pada kendaraan.
Display tester DTC, freeze frame data dan variasi pada data mesin.
DTC dan freeze frame data bisa dihapus dengan tester.
Sebagai tambahan, DTC yang dapat digunakan direkam di dalam ECM memory.
Bila malfungsi tidak terjadi lagi pada 3 trip (perjalanan) secara berurutan, MIL secara
otomatis akan padam tetapi DTC tetap direkam dalam memory ECM.
d. Periksa DLC3
Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, DLC3 mungkin malfungsi. Perbaiki atau
ganti harness dan konektor.
f. Periksa MIL
Sebelum menghapus DTC, selalu periksa dan pastikan mencatat DTC dan freeze
frame data.
PETUNJUK:
Pada saat memeriksa DTC, DTC P1520/51 akan selalu ditampilkan jika:
1) Pedal akselerator ditekan
2) Switch air conditioner dihidupkan
3) Shift lever dalam posisi kecuali N dan P (hanya untuk kendaraan A/T)
Oleh karena itu, lakukan prosedur pemeriksaan hanya setelah memastikan bahwa
pedal akselerator tidak ditekan dan switch air conditioner telah diputar ke OFF (shift
lever dalam posisi P atau N).
PETUNJUK:
Untuk informasi seputar penggunaan intelligent tester, lihat petunjuk penggunaan.
Baca DTC dengan mengamati MIL. Jika terdapat DTC yang tidak terdeteksi, MIL
berkedip seperti ditunjukkan dalam gambar.
3. Contoh
PETUNJUK:
PETUNJUK:
Untuk lebih detailnya lihatlah petunjuk penggunaan intelligent tester.
PETUNJUK:
Untuk informasi seputar penggunaan intelligent tester, lihat petunjuk penggunaan.
Gambar 58. Hapus DTC dan Freeze Frame Data (tanpa intelligent tester)
1. Lepas fuse EFI dari kotak relay ruang mesin selama lebih dari 60 detik, atau
lepaskan kabel negatif baterai selama lebih dari 60 detik.
PETUNJUK:
3. Bagan Fail-Safe
Bila ada kode berikut ini yang terekam, ECM akan masuk ke fail-safe mode agar kendaraan
bisa dikendarai sementara.
a. Data List
PETUNJUK:
Dengan membaca Data List yang ditampilkan pada intelligent tester, nilainya dapat
diperiksa, termasuk beberapa switch, sensor, dan actuator, tanpa melepas part apapun.
Membaca Data List sebagai langkah pertama dalam troubleshooting adalah salah satu
metoda untuk memperpendek waktu diagnosa.
PERHATIAN:
Dalam tabel di bawah ini, daftar nilai dalam Kondisi Normal hanya merupakan referensi
saja. Jangan semata-mata tergantung pada nilai-nilai ini ketika menentukan rusak tidaknya
part.
1. Panaskan mesin.
2. Putar switch pengapian ke OFF.
3. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
4. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester ke-ON.
5. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List.
6. Periksa hasilnya dengan referensi ke tabel di bawah ini.
b. ACTIVE TEST
Bila ada kode berikut ini yang terekam, ECM akan masuk ke fail-safe mode agar
kendaraan bisa dikendarai sementara.
• Daftar parameter dalam bagan di bawah ini mungkin tidak sama persis seperti yang Anda
baca karena beberapa faktor seperti tipe instrumen.
Jika DTC (Diagnostic Trouble Codes) ditampilkan selama pemeriksaan DTC, periksa
sirkuit untuk DTC yang terdaftar dalam tabel di bawah ini. Untuk perincian setiap DTC,
silakan melihat pada halaman yang ditunjukkan.
• Nama part/komponen dalam Area Trouble dan Item Deteksi adakalanya berbeda.
Kode
Item deteksi Area Gangguan
DTC
Sirkuit Temperatur - Open atau short circuit dalam sensor temperatur cairan
P0115/42
Cairan Pendingin Mesin pendingin mesin
Malfungsi Sirkuit - Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
P0120/41 Sensor Posisi Pedal - Sensor posisi throttle
Throttle / Switch "A" - ECM
Malfungsi pada Sirkuit - Open atau short pada sirkuit vacuum switching valve
Purge Control Valve (EVAP).
P0443/76
Sistem Evaporative - Vacuum switching valve (EVAP)
Emission Control - ECM
Sensor VVT / Range - Sistem mekanikal (rantai timing loncat gigi, rantai telah
Sirkuit sensor Posisi memanjang)
P1346/75
Camshaft / Problem - Timing katup
Performance (Bank 1) - ECM
Sirkuit Switch A/C - Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
P1520/51 - Sensor posisi throttle
Malfungsi
- Short dalam sirkuit switch kontrol cooler (dengan heater)
Modul Sistem Bahan Bakar EFI
60 | P a g e
Kode
Item deteksi Area Gangguan
DTC
Sistem Sinyal Sensor - Open atau short dalam sirkuit thermistor cooler No. 1
P1530/44 Temperatur Evaporator - Thermistor cooler No.1
Air Conditioner - ECM
PETUNJUK:
• *1:"Menyala" berarti bahwa MIL (Malfunction Indicator Lamp) menyala saat terjadi
trouble. "-" berarti bahwa MIL tidak menyala saat terjadi trouble. Pada saat memastikan
penyimpanan DTC, MIL berkedip-kedip.
• *2: Dengan sensor oksigen belakang (sensor 2)
• *3: Dengan sistem engine immobiliser
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan cara perawatan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel
Injection/EFI)
2. Merawat berkala sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI)
B. Uraian Materi
b) Apabila tidak tersedia sound scope, pemeriksan dapat dilakukan dengan merasakan
rambatan kerja injektor dengan jari.
Catatan : Apabila tidak ada suara atau ada suara tetapi tidak normal, periksa konektor
rangkaian kabel, injektor atau signal injeksi dari ECU.
b) Memasukkan feeler gage ukuran 0,55 mm antara baut pembatas dan tuas pembatas
throttle.
c) Menghubungkan probe test ohmmeter ke terminal IDL dan TL
d) Perlahan-lahan putar posisi TPS berlawanan jarum jam, jarum ohmmeter mulai
bergerak, kemudian kencangkan kedua baut pengikatnya.
e) Memeriksa kembali kontinuitas antara terminal IDL dan TL
Modul Sistem Bahan Bakar EFI
66 | P a g e
Gambar 68. Pengukuran tahanan throttle position sensor
✓ Pada temperatur rendah (di bawah 60° C) : apabila selang dipijit putaran
mesin harus turun.
✓ Setelah pemanasan : apabila selang dipijit, putaran mesin turun tidak lebih
dari 50 rpm.
✓ Apabila putaran idel lebih cepat setelah mesin panas dan putaran tidak
dapat dikoreksi dengan sekrup penyetel throttle, maka menutupnya
katup udara perlu diperiksa.
✓ Setelah mesin panas, apabila katup udara tidak tertutup dan putaran idel
lebih cepat, periksa tegangan antara terminal Fp pada konektor katup udara
dengan bodi pada saat mesin berputar. Apabila tidak 12 Volt, periksa sirkuit
power pada katup udara.
STA – STJ :
b) Apabila nilai tahanan tidak sesuai spesifikasi (lihat grafik pada gambar 107 ), maka
sensor perlu diganti.
C. Tugas 3
1. Bacalah dan pelajari buku manual dari sebuah mesin yang menggunakan system
bahan bakar injeksi elektronik (EFI).
2. Identifikasi hal-hal yang tidak ada pada modul ini, komponen atau sensor-sensor
apa saja yang perlu diperiksa dan bagaimana cara pemeriksaannya.
D. Tes Formatif 3
1. Jelaskan bagaimana cara anda menentukan kondisi dari sebuah pompa bahan bakar ?
2. Bagaimana cara menentukan kondisi water temperatur sensor ?
3. Bagaimana cara menyetel posisi throttle positioner sensor ?
i.
b) Memasukkan feeler gage ukuran 0,55 mm antara baut pembatas dan tuas
pembatas throttle.
3. Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c. Lakukan pemeriksaan pada sistem injeksi bahan bakar!
d. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
seperti keadaan semula.
4. Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi
pada kegiatan belajar 3.
2. Gambar dibawah ini merupakan rangkaian sederhana dari komponen resistor, transistor dan
condensor/ capacitor. Apa yang terjadi jika Switch dari posisi ON dipindah ke posisi OFF
?
a. Lampu tetap hidup terus menerus
Switch
b. Lampu hidup sesaat kemudian mati
c. Lampu langsung mati C :100
R=1K uF
d. Nyala lampu menjadi redup
12 V
Lampu X
3. Perbedaan yang mendasar antara motor bensin yang menggunakan karburator dengan
sistem Injeksi (EFI) pada sistem suplai bahan bakarnya terletak pada cara :
a. Mencampur udara dan bahan bakarnya
b. Pengaturan bahan bakarnya
c. Penempatan komponennya
d. Kerja dan fungsinya
4. Pada mesin bensin dengan sistem EFI, yang mengatur putaran stasioner (idle) ádalah:
a. Manifold absolut pressure sensor
b. Idle actuator control
c. Intake air temperatura sensor
d. Speed sensor
6. Pernyataan di bawah ini tentang Air flow sensor pada sistem EFI
a. Berfungsi sebagai penyaring udara sebelum masuk manipol
b. Mengkalkulasi jumlah udara yang masuk kedalam intake manifold
Modul Sistem Bahan Bakar EFI
74 | P a g e
c. Memberi input data pada vacuum sensor
d. Digunakan sebagai pengatur bahan bakar saat putaran tinggi
7. Jika sistem EFI sudah dilengkapi dengan Vacuum sensor maka componen dibawah ini tidak
diperlukan lagi
a. Throttle Position Sensor
b. Knock Sensor
c. Variable Resistor
d. Air Flow Meter
9. Input utama ECU dalam menentukan jumlah semprotan bensin (Basic injection) pada
injektor adalah:
a. Throttle Position Sensor dan vacuum sensor
b. Temperatur sensor dengan Engine speed (Rpm) sensor
c. Intake air temperatur sensor dan Air flow sensor
d. Air flow sensor dan Engine speed sensor
13. Sistem EFI yang dilengkapi dengan Electronic Spark Advance menentukan bahwa igniton
timing dikontrol oleh :
a. ECU
b. Crank angle sensor
Modul Sistem Bahan Bakar EFI
75 | P a g e
c. Ignition coil
d. Igniter
14. Bila terjadi gangguan sensor (rusak) , agar tidak terjadi problema maka pada ECU
dilengkapi dengan :
a. Memori
b. Fail – Safe
c. Check engine
d. Main Relay
15. Bila Check Engine menyala saat mesin hidup menunjukkan bahwa :
a. Terjadi gangguan pada salah satu sensor
b. Terjadi gangguan pada sistem bahan bakar
c. Terjadi gangguan pada main relay
d. Terjadi gangguan pada sumber arus yang menuju ke sistem EFI
16. Perhatikan gambar dan pilih pernyataan yang benar dibawah ini
17. Masih pada gambar soal no. 36, pilih pernyataan yang benar :
a. Main Relay bekerja hanya pada saat Ignition Switch posisi Start (ST)
b. Check Conector digunakan untuk tempat fuse EFI
c. Air flow meter berfungsi mendeteksi jumlah aliran udara yang masuk kedalam intake
manifold.
19. Banyak sedikitnya Volume penyemprotan bensin oleh injektor kedalam intake manifold
akan diatur oleh ECU dengan cara :
a. Mengatur lamanya aliran listrik yang mengalir pada injektor
b. Menambah tegangan listrik pada injektor
c. Mengalirkan aliran listrik secara terus menerus ke injektor
d. Tergantung pada nilai oktan bensin yang digunakan
20. Sebelum melakukan pemeriksaan pada sistem EFI, sebaiknya melakukan pemeriksaan
tegangan batere dan idealnya tegangan batere saat mesin mati adalah :
a. 9 – 13 Volt
b. 10 – 12 Volt
c. 11 – 14 Volt
d. 10 – 13 Volt
Anonim. (t.th.). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta : PT Toyota Astra Motor.
Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT Toyota – Astra
Motor.
Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT Toyota – Astra Motor.
Anonim. (2013). Repair Manual Avanza 2013. Jakarta : PT Toyota – Astra Motor.
Wardan Suyanto. (1986). Teori Motor Bensin. Jakarta : Depdikbud : Dirjen Dikti, Proyek
Pengembangan LPTK.