Anda di halaman 1dari 89

BUKU INFORMASI

MEMELIHARA/SERVIS DAN
MEMPERBAIKI ENGINE MANAGEMENT
SYSTEM OTO.KR50.012.03

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA
MALANG
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
A. TUJUAN UMUM ............................................................................................... 3
B. TUJUAN KHUSUS ............................................................................................ 3
BAB II MEMELIHARA/SERVIS DAN MEMPERBAIKI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM ..... 4
A.Pengetahuan yang diperlukan dalam memelihara servis dan memperbaiki engine
management system .............................................................................................. 4
B.KETERAMPILAN ................................................................................................ 65
C.Sikap kerja yang diperlukan dalam memeliharaan/servis dan memperbaiki Engine
Management System berikut komponen -komponennya dilakukan tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap komponen atau system lainnya. .............................................. 86
BAB III SUMBER-SUMBER LAIN .............................................................................. 87
1. Sumber-Sumber Perpustakaan ....................................................................... 87
2. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ................................................................. 87

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 2 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memelihara
Memelihara/servis dan memperbaiki Engine Management System kendaraan.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memelihara/servis
dan Memperbaiki Engine Management System ini guna memfasilitasi peserta sehingga
pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memelihara/servis dan memperbaiki Engine Management System berikut komponen -
komponennya dilakukan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau
system lainnya.
2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
3. Menguji pada injeksi bahan bakar secara elektronik engine management system
dilakukan untuk menentukan kesalahan/kerusakan dengan dengan menggunakan
peralatan teknik yang sesuai
4. Pemeliharaan/servis perbaikan,penggantian komponen dan penyetalan dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan teknik dan metereal yang sesuai.
5. Seluruh kegiatan pemeliharaan sistem dan komponen dilakukan berdasarkan
berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3 (Keselamatan,
Kesehatan Kerja,), dan prosedur/kebijakan perusahaan.atau yang tepat dilengkapi
sesuai dengan hasil pemeliharaan.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 3 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

BAB II
MEMELIHARA/SERVIS DAN MEMPERBAIKI ENGINE MANAGEMENT
SYSTEM

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memelihara servis dan


memperbaiki engine management system
1.Garis Besar EFI
a. Sejarah Mesin-Mesin EFI
Pada tahun 1980, karburator telah digunakan sebagai standard sistem penyaluran
bahan bakar. Akan tetapi, dalam tahun 1971 salah satu merek kendaraan terkemuka
mulai mengembangkan sistem penyaluran bahan bakar dengan cara di injeksikan
dengan kontrol elektronik sama halnya seperti karburator. Pada tahun 1979 banyak
kendaraan sudah dilengkapi dengan sistem injeksi, banyak istilah yang digunakan
tergantung dari merek kendaraan yang mengeluarkannya seperti EFI (Electronic Fuel
Injection), ECI (Electronic Control Injection) dll.

b. Apa itu EFI


Kendaraan menggunakan salah satu diantara dua peralatan atau system untuk
mengalirkan campuran bahan bakar dan udara dalam perbandingan yang tepat dan
masuk kedalam silinder-silinder sesuai dengan semua tingkat RPM, alat-alat tersebut
adalah karburator atau EFI. Kedua alat ini mengatur volume udara yang masuk sesuai
dari membukannya sudut katup gasdan putaran mesin. Kedua alat ini menyalurkan
campuran bahan bakar dan udara yang tepat kedalam silinder-silinder sesuai dengan
volume udara yang masuk.
Kontruksi karburator adalah sederhana, dan telah digunakan hampir pada seluruh
mesin bensin pada masa yang lalu. Tapi pada akhir-akhir ini untuk memenuhi
permintaan exhaust emission dan penggunaan bahan bakar yang ekonomis, kemampuan
pengendaraan yang telah disempurnakan dan sebagainya. Jika permintaan tersebut

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 4 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

yang digunakan karburator, maka karburator tersebut sistemnya menjadi sangat


rumit atau komplek.
Untuk mengganti sistem karburator, kemudian digunakan system Electronik Fuel
management system. Dibagian terakhir akan dipaparkan tentang bagaimana melakukan
Pemeriksaan komponen pada engine management system dan pengukuran sensor-
sensor. Dengan disusunnya modul ”Memelihara / servis dan perbaikan engine
management system” ini diharapkan akan dapat membantu belajar Peserta pelatihan
tentang pengertian dan bagian bagian engine management system serta prosedur
pemeriksaan / service engine management system itu sendiri dan juga dapat membantu
pelatih/instruktur dalam menjelaskan kepada peserta pelatihan.

c. Tujuan
Modul “Memelihara / service engine management system” ini bertujuan agar
pengguna modul ini mampu untuk melakukan pengujian, pemeliharaan dan perbaikan
engine management system berikut kelengkapannya sesuai dengan SOP pada
kendaraan yang dikerjakan.

d.Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari modul “Memelihara / servis dan perbaikan engine
management system” ini adalah pekerjaan untuk memelihara dan perbaikan
komponen-koponen sistem engine managemen. Pemeliharaan ini terdiri dari
pengukuran atau pengujian sensor-sensor, mengidentifikasi letak sensor-sensor dan
pemeriksaan komponen- komponen dan penyetelan.

e.Pengertian-Pengertian
o EFI (Electronic Fuel Injection) adalah suatu sistem untuk
menyalurkan/mengalirkan ke dalam silnder di injeksikan dengan kontrol
kelistriokan
o THA (Themperature Air) atau air themperature sesnor adalah sensor yang
berfungsi untuk mendeteksi temperatur udara masuk

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 5 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

o THW (Themperature Water) atau Water Themperature sensor adalah


sensor yang berfungsi untuk mendeteksi air pendingin mesin
o TPS (Throttle Position Sensor) adalah sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi pembukaan sudut throttle sesuai penginjakan pedal gas
o AFM (Pengukur jumlah udara) adalah sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi volume udara masuk.
o .Oksigen Sensor adalah suatu ruang berada didalam baterai yang terdiri
dari plat-plat dan separator
o Catalytic Converter adalah . zat yang menimbulkan reaksi kimia yang zat ini
sendiri tidak berubah bentuk maupun beratnya
o SOP adalah standar operasi dan pelaksanaan yang antara lain berisi
petunjuk bagaimana cara operasional menurut standar yang berlaku

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 6 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

2.Penjelasan modul memelihara s ervis dan memperbaiki engine


management system
a. Pengetahuan
Pada tahun 1980, karburator telah digunakan sebagai standard sistem
penyaluran bahan bakar. Akan tetapi, dalam tahun 1971 salah satu merek kendaraan
terkemuka mulai mengembangkan sistem penyaluran bahan bakar dengan cara di
injeksikan dengan kontrol elektronik sama halnya seperti karburator. Pada tahun 1979
banyak kendaraan sudah dilengkapi dengan sistem injeksi, banyak istilah yang
digunakan tergantung dari merek kendaraan yang mengeluarkannya seperti EFI
(Electronic Fuel Injection), ECI (Electronic Control Injection) dll.
Kendaraan menggunakan salah satu diantara dua peralatan atau system untuk
mengalirkan campuran bahan bakar dan udara dalam perbandingan yang tepat dan
masuk kedalam silinder-silinder sesuai dengan semua tingkat RPM, alat-alat tersebut
adalah karburator atau EFI. Kedua alat ini mengatur volume udara yang masuk
sesuai dari membukannya sudut katup gasdan putaran mesin. Kedua alat ini
menyalurkan campuran bahan bakar dan udara yang tepat kedalam silinder-silinder
sesuai dengan volume udara yang masuk.
Kontruksi karburator adalah sederhana, dan telah digunakan hampir pada
seluruh mesin bensin pada masa yang lalu. Tapi pada akhir-akhir ini untuk memenuhi
permintaan exhaust emission dan penggunaan bahan bakar yang ekonomis,
kemampuan pengendaraan yang telah disempurnakan dan sebagainya. Jika permintaan
tersebut yang digunakan karburator, maka karburator tersebut sistemnya menjadi
sangat rumit atau complex.
Untuk mengganti sitem karburator, kemudian digunakan system Electronic Fuel
Injection (EFI), untuk menjamin perbandingan bahan bakar dan udara (air fuel ratio) ke
mesin dengan penginjeksian bahan bakar yang bekerja secara kelistrikan sesuai dengan
kondisi pengendaraan.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 7 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 1
System Electronic Fuel Injection (EFI)

b. Perbandingan EFI dan Karburator


Walau tujuan dari karburator dan EFI adalah sama. Tetapi metoda yang
digunakan yang berbeda untuk mendeteksi volume udara masuk dan pengaliran bahan
bakarnya.

c. Pembentukan campuran bahan bakar dan udara (Air Fuel Mixture)


1).Karburator

Pada putaran idling, volume udara yang masuk diukur sesuai dengan perubahan
tekanan (Vacuum) sekitar idle port dan slow port dekat dengan katup gasdan bahan
bakar yang sedikit mengalir melalaui lubang – lubang tersebut.
Pada tingkat operasional yang normal, volume udara yang masuk diukur sesuai
kevacuuman pada venture dan sebanding dengan jumlah bahan bakar yang
mengalir ke dalam nosel utama pada venture

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 8 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 2
Pembentukan campuran udara dan bahan bakar pada karburator

2).EFI (Electronic Fuel Injection)

EFI mempunyai dua peralatan yang berbeda untuk mengukur volume udara yang
masuk dan bahan bakar yang diinjeksikan, volume udara yang masuk diukur oleh
sebuah sensor ( Pengukur jumlah udara ) dan signal yang diperoleh, dikirim ke
ECU (Electronic Control Unit). Selanjutnya ECU mengirim signal ke injector-injector
agar injector dapat menginjeksikan bahan bakar dengan tepat , yang telah bertekanan
oleh pompa bahan bakar ke dalam intake port pada setiap silinder,

Gambar 4
Pembentukan Campuran Bahan Bakar Dan Udara Pada Sistem EFI

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 9 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

3).Perbandingan udara-bahan bakar dan kondisi pengendaraan

a) Selama Starting

Bila mesin akan mulai hidup (starting), maka diperlukan campuran bahan bakar
udara yang kaya untuk menempurnakan kemampuan starting, khususnya bila
temperature rendah. Hal ini disebabkan :

 Udara padat sehingga kecepatan masuknya udara rendah


 Karena temperature masih rendah, serta bahan bakar sulit untuk menguap

b) Karburator
Bila tempertaur masih rendah, katup choke dalam keadaan tertutup rapat untuk
membantu memperkaya campuran, akan tetapi setelah mesin hidup, choke breaker
bekerja secara perlahan membuka katup choke, hal ini untuk mencegah campuran
bertambah kaya diperlukan ventury. Juga manifold dapat dibuat lebih besar
sehingga inersia udara masuk dapat digunakan memasukan campuran bahan bakar
dan udara lebih banyak

c) Tipe EFI
Sistem EFI dapat digolongkan kedalam dua tipe sesuai dengan metode yang
dipakai dalam penyensoran volume udara yang masuk :
 Type D-EFI ( Tipe Manifold Pressure Control )
Tipe ini mengukur kevacuuman didalam intake manifold dan volume yang disensor
berdasarkan kerapatan udara. D-EFI perkataan yang dibentuk dari bahasa jerman
“Druck” yang artinya tekanan.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 10 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 5
Sistem D-Jetronik

 Type L-EFI ( Tipe Pengukur jumlah udara )


Tipe ini menggunakan pengukur jumlah udara yang langsung mensensor jumlah
udara yang mengalir kedalam intake manifold. L-EFI d a r i bahasa jerman “Luft” yang
artinya udara

Gambar 6
Sistem L-Jetronik

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 11 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

 K-Jetronik System
Tipe K-jetronik mengontrol aliran udara seperti halnya tipe L, pengontrolan
campuran bahan bakar dan udara secara mechanical dan secara terus menerus bahan
bakar diinjeksikan

Gambar 7
Sistem Bahan Bakar Injeksi –K

d. Kontruksi Dasar EFI


EFI dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) system Sistem Kontrol Elektronik (Electronic
Control System), Sistem Bahan Bakar (Fuel System), Sistem Induksi Udara (Air Induction
System) seperti terlihat pada diagram dibawah. EFI dapat juga dibagi kedalam basic fuel
injection devices dan correction devices.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 12 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 8
Diagram Aliran Sistem EFI

1).Basic Injection Control ( Pengontrolan Injeksi Dasar )

Pengontrolan injeksi dasar ini mempertahankan perbandingan optimum ( disebut


perbandingan teoritis ) dari bahan bakar dan udara yang mengalir kedalam
masing-masing silinder.
Dengan demikian jika udara masuk bertambah volume bahan bakar yang
diinjeksikan bertambah sebanding dengan masuknya udara tersebut atau jika volume
udar masuk berkurang volume bahan bakar yang diinjeksikan juga berkurang
Perbandingan bahan bakar udara teoritis adalah perbandingan bahan bakar dalam
udara yang cukup oksigen agar bahan bakar dapat terbakar dengan lengkap, pada
octane yang murni perbandingan ini adalah 1 : 15 atau 1 bagian bahan bakar
dalam 15 bagian udara.
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 13 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Perbandingan udara teoritis adalah : perbandingan berat udara dalam campuran bahan
bakar dan udara terhadap berat bahan bakar.

Gambar 9
Pengontrolan Dasar Injeksi Bahan Bakar
2).Aliran Udara

Bila katup gas dibuka udara masuk dari saringan udara akan mengalir ke silinder
melalui pengukur jumlah udara, katup gas dan saluran masuk. Pada saat udara
mengalir ke pengukur jumlah udara, udara akan menekan atau membuka plat pengukur
jumlah udara, volume udara akan disensor sesuai dengan membukanya plat pengukur
jumlah udara.

Gambar 10
Aliran Udara

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 14 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

3). Aliran Bahan Bakar

Tekanan bahan bakar dibuat konstan oleh pressure regulator, volume injeksi
dikontrol dengan merubah lamanya injeksi, jadi bila udara masuk sedikit, lamnya injeksi
sebentar, dan bila volume udara besar lamanya injeksi akan lama.

Gambar 11
Pengaturan Volume Dasar Injeksi ( Basic Injection Volume Control)

4).Deteksi Volume Udara Masuk

Katup gasmengontrol volume udara yang dibutuhkan oleh mesin, pada saat
kecepatan udara yang mengalir sedikit dan measuring plate terbuka hanya sedikit, pada
kecepatan tinggi dan dibawah beban berat akan diperlukan aliran udara yang lebih
banyak dan besarnya pembukaan measuring plate akan disesuaikan
Pengaturan Volume Dasar Injeksi ( Basic Injection Volume Control)
Pengukur jumlah udara mendeteksi volume aliran udara dan merubahnya ke
dalam bentuk tegangan, juga signal ignition primary untuk rpm mesin dikirim ke
ECU dari ignition coil. ECU selanjutnya mengkalkulasi berapa banyak bahan bakar yang
diperlukan untuk sejumlah udara dan menginstruksikan ke masing-masing injector
dengan tujuan berapa lama injector harus bekerja

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 15 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 12
Pengaturan Volume Dasar Injeksi ( Basic Injection Volume Control)

Signal dari ignition coil menentukan rpm mesin hal ini mengakibatkan seluruh
injector menginjeksikan bahan bakar secara serentak pada setiap putaran poros engkol,
pada mesin 4 gerakan, setiap dua putaran poros engkol (satu siklus) terdiri dari 4
langkah kerja, lamanya setiap injeksi ( injection Duration ) untuk pembakaran dalam
satu siklus hanya diperlukan setengah dengan demikian diperlukan dua kali injeksi untuk
menghasilkan jumlah bahan bakar yang tepat.
Tipe injeksi dalam EFI system ada 3 macam adalah sebagai berikut :
1. tipe serentak (simultaneous injection)
2. tipe injeksi 2 grup
3. Tipe Independent.

Gambar 13
Injection Timing & Duration
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 16 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

5). Pengaturan Koreksi ( Enrichment Correction )

Untuk menambah volume injeksi bahan bakar dengan bantuan ECU didalam
berbagai macam informasi tentang kondisi kerja mesin ( misalnya suhu air pendingin,
suhu udara masuk dll) yang memberikan masukan ke ECU dari beberapa sensor-sensor
sebagai tambahan informasi tentang jumlah udara dari pengukur jumlah udara dan
putaran mesin dari ignition coil. ECU mempunya kemampuan untuk menambah bahan
bakar berdasarkan informasi ini dengan kata lain sekalipun jumlah udara yang masuk
tetap sama jumlah bahan bakar yang diinjeksi akan berkurang sesuai dengan kondisi
kerja mesin

6).Perlengkapan Tambahan ( Auxiliary Device )

Gambar 14
Perlengkapan Tambahan ( Auxiliary Device )

Terdapat dua peralatan tambahan untuk mengoreksi perbandingan bahan bakar


dan udara yang tidak dikontrol ECU adalah sebagai berikut

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 17 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 15
Katup Udara Tambahan

7). Air Valve

Bila temperature air pendingin masih rendah, air valve menaikan putaran idle
mesin menjadi fast idling, bila mesin masih dingin dan katup gastertutup mesin
menerima tambahan udara dari air valve. Volume udara yang melalui air valve akan
berubah sesuai dengan perubahan temperature air pendingin, bila temperature rendah,
air valve akan terbuka penuh menyebabkan volume udara yang melalui air valve akan
banyak.

Pada temperature naik ( temperature mesin pada kondisi normal ), air valve
secara perlahan akan tertutup rapat, hal ini akan mengakibatkan udara melalui air
valve akan di stop. Pada kejadian ini putaran mesin dari posisi fast idling menjadi
putaran idling. Membuka dan menutupnya air valve dikontrol oleh Thermo Wax yang
sesuai dengan tempertur air pendingin

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 18 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

e.Sistem Bahan Bakar


Bahan bakar mengalir dari tangki dengan adanya pompa bahan bakar disalurkan
dengan tekanan rendah ke injector-injektor dan cold start melaui saringan bahan bakar
Pressure regulator mengatur atau mengontrol tekanan aliran bahan bakar (bagian
tekanan tinggi) kelebihan bahan bakar kembali ke tangki melalui pipa pembalik.
Pulsation damper berfungsi menyerap atau meredam tekanan bahan bakar yang
sedikit berfluktuasi karena pengaruh injeksi.
Injektor-injektor menginjeksikan bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan
kalkulasi signal injeksi computer
Cold start injetor dilengkapi unutk memperbaiki starting dengan jalan meninjeksikan
bahan bakar ke dalam intake camber hanya bila temperatur air pendingin masih rendah.

Gambar 16
Komponen Bahan Bakar Sistem Injeksi

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 19 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 17
Diagram blok sistem aliran Bahan Bakar Injeksi Bensin

1). Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump)

Ada dua tipe pompa bahna bakar yaitu pompa yang terpasang didalam tangki
(in- tank type) dan pompa yang terpasang diluar tangki (inline type)
Kedua tipe pompa bahan bakar ini biasa disebut wet typ, walaupun motor bersatu
dengan pompa dan bagian dalam pompa terisi dengan bahan bakar
 In-Tank Pump
Pompa diletakkan atau dipasang didalam tangki bahan bakar, menggunakan turbine
pump yang mempunyai keistimewaan getaran yang terjadi didalam pompa kecil.
Pompa tipe ini terdiri dari motor dan pompa itu sendiri dengan check valve, relief valve
dan filter yang juga bersatu menjadi satu unit.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 20 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 18
Konstruksi Pompa Bahan Bakara Injeksi Bensin

Turbine pump terdiri dari satu atau dua impeller diputar oleh motor, casing dan
pump cover tersusun menjadi satu unit (pump unit) yang berfungsi menghisap bahan
bakar dari inlet port (lubang masuk) ke outlet port (lubang keluar).

Gambar 18
Kerja Pompa Bensin Listrik

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 21 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Relief Valve akan terbuka bila tekanan bahan bakar yang keluar mencapai 3,5 –
6,0 kg/cm2 ( 49,8 – 85,3 Psi atau 345,3 – 588,4 kpa ), tekanan bahan bakar yang
tinggi langsung dikembalikan ke fuel tank (tangki bahan bakar) jadi fungsi relief valve ini
mencegah naiknya tekanan dari batas yang telah ditentukan.
Check valve akan tertutup bila pompa bahan bakar berhenti, check valve dan
pressure regulator keduanya mempertahankan sisa tekanan di dalam sistem
saluran bahan bakar bila mesin berhenti sehingga mempermudah menghidupkan mesin
kembali
 Tipe Segaris ( In Line Type )
Tipe pompa ini dipasang dibagian luar tangki bahan bakar, terdiri dari motor dan
unit pompa, check valve, relief valve, filter dan silencer.
Bahan bakar mengalir melalui unit motor, menekan check valve dan
mengalir melalui silencer, setelah bahna bakar keluar dari pompa, silencer menyerap
tekanan bahan bakar yang dibentuk oleh pompa dan mengurangi suara bising

2). Kontrol Pompa Bahan Bakar


Pompa bahan bakar pada kendaraan EFI, pompa akan bekerja bila mesin hidup,
jika kunci kontak posisi ON dan mesin tidak hidup pompa bahan bakar tidak akan
bekerja, ini bertujuan sebagai pengaman (safety)
 Cara Kerja Fuel Pump Control untuk L-EFI
Bila mesin distart (posisi IG s/w pada ST) arus listrik akan mengalir dari terminal
ST kunci kontak ke kumparan (coil) L2 pada circuit opening relay selanjutnya mengalir
ke masa. Sebagai akibat kontak point pada circuit opening relay akan tertutup (ON)
sehingga arus akan mengalir ke pompa bahan bakar, pada saat yang bersamaan
measuring plate pada pengukur jumlah udara akan terbuka karena tekanan udara yang
masuk dan fuel pump switch yang ada didalam pengukur jumlah udara akan
tertutup (ON), sebagai akibatnya arus mengalir ke kumparan (coil) L1, circuit opening
relay akan tetap ON selama mesin masih hidup.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 22 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 19
Rangkaian Fuel Pump Control untuk L-EFI
Resistor R dan capasitor C pada circuit opening relay bertujuan untuk mencegah
kontak
 Cara Kerja Fuel Pump Control untuk D-EFI
Perbedaan antara tipe D-EFI dengan tipe L-EFI hanya pada metode pe-masa-an
(grounding) circuit opening relay, bila ECU menerima signal “Ne” dari distributor
transistor didalam ECU akan ON sebagai akibatnya arus mengalir ke coil L1 circuit
opening relay akan dipertahankan ON selama mesin masih hidup.

Gambar 20
Rangkaian Fuel Pump Control untuk D-EFI

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 23 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

3). Fuel Pump Speed Control

Berfungsi untuk mengurangi kecepatan pompa dalam hal mengurangi pemakaina


pompa dan juga mengurangi jumlah pemakaian daya listrik pada saat tidak diperlukan
jumlah bahan bakar yang banyak, seperti pada putaran mesin idling. Bila arus mengalir
diantara fuel pump control relay dan fuel pump melalui resistor, putaran fuel pump pada
kecepatan lambat.
Bila mesin pada kecepatan tinggi atau dibawah beban berat, ECU akan
memutuskan aliran ke masa menyebabkan fuel pump control relay berpindah ke kontak
A mengaibatkan fuel pump berputar pada kecepatan tinggi

Gambar 21
Rangkaian Fuel Pump Speed Control

4). Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter)

Saringan bahan bakar menyaring kotoran dan partikel-partikel asing lainnya dari
bahan bakar, saringan bahan bakar dipasang pada bagian saluran tekannan tinggi dari
pompa bahan bakar.
Bila sarinan bahan bakar buntu, tekanan yang dikeluarkan akan berkurang,
akibatnya mesin sukar hidup, tenaga mesin menurun dan lain-lain.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 24 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 22
Saringan Bahan Bakar

5). Pusation Damper

Tekanan bahan bakar dipertahankan pada 2,55 s/d 2,9 kg/cm2 (36,3 s/d 41,2
psi atau 250,1 s/d 284 kpa) sesuai kevacuuman intake manifold dan pressure regulator,
oleh karena itu terdapat sedikit variasi pada saluran tekanan dikarenakan injeksi
pulsation damper menyerap variasi ini oleh diaphragm

Gambar 23
Pusation Damper
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 25 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

6) Pressure Regulator
Pressure regulator mengatur tekanan bahan bakar ke injector-injektor, jumlah
injeksi bahan bakar dikontrol sesuai lamanya signal yang diberikan ke injector, jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan sedikit berubah sekalipun signal injeksi dan tekanan
bahan bakar tetap, oleh karena itu agar jumlah injeksinya tepat maka tekanan bahan
bakar A dan vacuum intake manifold B harus dipertahankan pada 2,55 s/d 2,9

kg/cm2 (36,3 s/d 41,2 psi atau 250,1 s/d 284 kpa)

Gambar 24
Regulator Tekanan Bahan Bakar dan cara kerjanya

Tekanan bahan bakar dari delivery pipe menekan diaphragm, membuka valve,
sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui pipa pembalik, jumlah bahan bakar
yang kembali ditentukan oleh tingkat ketegangan pegas diaphragm, variasi tekanan
bahan bakar sesuai dengan volume bahan bakar yang kembali
Tekanan Bahan Bakar Rendah Tinggi
Intake Manifold Vacuum Tinggi (tekanan rendah) Rendah (tekanan tinggi) Injection
Volume sama-sama
Bila pompa berhenti pegas (spring) akan menutup katup sebagai akibatnya check
valve dalam pompa bahan bakar dan katup didalam pressure regulator mempertahankan
sisa tekanan didalam saluran bahan bakar

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 26 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Pressure regulator tidak berfungsi dikarenakan ada benda asing yang


menempel di valve, akan menyebabkan menurunnya tekanan, akibtnya mesin susah
hidup, idling kasar dan tenaga mesin tidak ada, pressure regulator tidak dapat distel bila
rusak, harus diganti satu unit

7). Injector
Injektor adalah nosel electromagnet yang akan menginjeksi bahan bakar sesuai
dengan signal dari ECU, injector dipasang melalui insulator ke intake manifold atau
cylinder head dekat lubang pemasukan (intake port) dan dijamin oleh delivery pipe

Gambar 25
Injektor Bahan Bakar

Cara kerja injector adalah bila signal dari ECU diterima oleh coil solenoid, plunger
tertarik melawan pegas, karena needle valve dan plunger merupakan satu unit, valve
juga tertarik dari dudukan dan bahan bakar akan diinjeksikan seperti tanda panah
gambar diatas.
Pengaturan volume bahan bakar yang diinjeksi sesuai dengan lamanya signal,
dikarenakan langkah needle valve tetap, berlangsungnya injeksi selama needle valve
terbuka.

8). Cold Start Injector


Cold start injector dipasang dibagian tengah air intake chamber, yang berfungsi
untuk memperbaiki kemampuan mesin pada waktu mesin masih hidup.
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 27 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Cold start injector akan bekerja selama mesin start dan temperature air pendingin
masih rendah, lamanya injeksi maximum dibatasi oleh start injection time switch,
untuk mencegah penggenangan bahan bakar (busi menjadi basah) bila kunci
kontak diputar ke posisi ST, arus mengalir ke selonoid coil dan plunger akan
tertarik melawan tekanan pegas (spring), kemudian katup akan terbuka dan bahan
bakar akan mengalir melalui ujung injector

Gambar 26
Konstruksi Bahan Bakar
9). Cold Start Injector Time Switch
Fungsinya adalah untuk mengatur lamanya injeksi maximum dari cold start
injector
Sirkuit kelistrikan Cold Start Injector
Bila temperature air masih dingin, kontak akan tertutup, bila kunci kontak pada posisi
ST, arus akan mengalir seperti dibawah dan bahn bakar akan diinjeksikan

Gambar 27
Injektor Start Dingin

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 28 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Bila kunci kontak pada posisi ON setelah mesin di-starter, injeksi dari cold start
injector akan berakhir, jika starter motor berputar pada periode lama memungkinkan
penggenangan bahan bakar (busi menjadi basah), oleh karena itu, pada saat arus
mengalir melalui heat coil (1) dan (2) elemen bimetal menjadi panas dan kontak akan
terbuka dengan demikian tidak ada arus mengalir ke cold start injector, dengan
demikian bila mesin susah dihidupkan penggenangan bahan bakar dapat di cegah.
Jadi untuk mencegah penggenangan bahna bakar element bimetal yang dipanaskan
oleh heat coil (2) akan mempertahankan agar kontak tidak tertutup lagi

Gambar 28
Rangkaian Injektor Start Dingin

10). Sistem Udara Masuk (Air Induction System)


Udara dari air cleaner lewat melalui pengukur jumlah udara dan membuka
measuring plate sebelum mengalir ke air intake chamber. Volume udara yang mengalir
ke air intake chamber ditentukan oleh tingkat membukanya katup gas dari intake
chamber udara didistribusikan ke setiap manifold dan mengalir ke dalam ruang bakar.
Bila keadaan mesin masih dingin , air valve akan terbuka dan udara mengalir melalui air
intake chamber, sekalipun katup gas keadaan tertutup, udara akan mengalir ke air
intake chamber untuk menambah putaran idle (disebut fast idle)

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 29 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 29
Letak Air Induction Sistem

Gambar 30
Skema Aliran air Induction

11) Throttle Body


a). Kontruksi
Throttle body terdiri dari katup gasyang mengatur udara masuk selama mesin
bekerja normal dan saluran bypass mengalirkan volume udara selama mesin
berputar idling. Throttle Position Valve dipasang pada poros Katup gasuntuk mendeteksi

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 30 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

sudut pembukaan throttle valve, beberapa Throttle body dilengkapi dengan air valve tipe
wax atau dash pot yang memungkinkan katup gas kembali secara bertahap bila valve
tertutup

Gambar 31
Throttle Position Sensor

b).Idle Speed Adjusting Screw


Selama putaran idling, katup gastertutup penuh, udara yang masuk ke air intake
chamber melalui saluran bypass.
Putaran idling mesin dapat diatur dengan mengatur volume udara yang
masuk melalui saluran bypass. Dengan memutar idle adjusting screw searah jarum
jam akan mengurangi volume udara yang masuk melalui saluran bypass dan putaran
mesin akan turun dengan mengendorkan (memutar kebalikan jarum jam) idle adjusting
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 31 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

screw volume udara yang masuk melalui saluran bypass akan bertambah dan putaran
mesin akan naik

Gambar 32
idle adjusting screw

f.Katup Udara (Air Valve)


Ada dua tipe air valve yang digunakan untuk mengatur putaran idle pada saat
mesin masih dingin, yaitu tipe bi-metal yang bekerja berdasarkan heat coil dan tipe Wax
bekerja berdasarkan perubahan temperature air pendingin

1). Katup Udara tipe Bi-Metal (Air Valve Bi-Metal Type)


a) Kontruksi
Air valve digunakan untuk putaran fast idle yang bekerja oleh bi metal dan heat
coil untuk menambah putaran mesin sewaktu mesin masih dingin

Gambar 33
Katup Udara Tambahan

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 32 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

b) Cara Kerja
Bila mesin dihidupkan dalam keadaan masih dingin, gate valve terbuka, akibatnya
udara dari intake air connector pipe mengalir kesaluran bypass katup gasdan kemudian
mengalir ke air intake chamber, jadi sekalipun throttle tertutup, volume udara masuk
bertambah dan putaran idle akan lebih tinggi dari putaran normal (fast idle)

Gambar 34
Katup Udara Tambahan Mesin Dingin

Setelah mesin hidup arus mulai mengalir ke heat coil, akibatnya bi metal menjadi
panas, gate valve secara perlahan akan tertutup dan putaran mesin akan turun.

Gambar 35
Katup Udara Tambahan Mesin Panas
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 33 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

c) Sirkut Kelistrikan

Gambar 36
Rangkayan Katup Udara Tambahan

g. Katup udara tipe Wax (Air Valve Wax Type)


1).Konstruksi
Air valve tipe wax terpasang pada throttle body, seperti gambar di bawah ini :

Gambar 37
Air valve tipe wax

2).Cara Kerja
Air valve tipe wax terdiri dari thermo valve, gate valve, pegas A dan pegas
B. Thermo valve diisi dengan thermo wax, yang akan mengembangkan dan mengerut
sesuai dengan perubahan temperatur air pendingin.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 34 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Bila temperature rendah, thermo valve akan mengerut dan gate valve akan
terbuka oleh pegas A, pada keadaan ini udara mengalir melalui air valve tanpa melewati
throttle valve, masuk ke air intake chamber

Gambar 38
Cara Kerja Air valve tipe wax

Bila temperatur air pendingin naik, thermo valve akan mengembang


menyebabkan pegas B menutup gate valve, dikarenakan pegas B lebih kuat dari pegas
A, gate valve menutup, pada saat ini putaran mesin akan turun

Bila temperatur air pendingin sekitar 80oC (176oF), gate valve tertutup dan
mesin pada putaran idle yang normal.
Jika temperature air naik lebih tinggi, terus valve akan mengembang lebih
jauh, pada kondisi ini gaya pegas B bertambah dan mempertahnkan gate valve tertutup

3) Air Intake Chamber dan Intake Manifold


Dikarenakan udara yang mengalir ke dalam intake manifold terputus-putus,
getaran akan terjadi pada udara yang masuk.
Getaran ini akan menaibatkan measuring plate yang ada didalam pengukur
jumlah udara menjadi vibrasi, memungkinkan pengukuran volume udara kurang akurat,
karena itu air chamber mempunyai kapasitas yang besar untuk meredam getaran
(pulsation) udara.
Ada dua tipe hubungan antara air intake chamber dan intake manifold
yaitu
Integrated type dan Separate type.
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 35 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 39
Intake Chamber dan Intake Manifold

h.Sistem Kontrol Elektronik


Sistem control elektronika terdiri dari beberapa sensor yang mendeteksi beberapa
kondisi mesin , ECU mengkalkulasikan volume injeksi (lama injeksi) sesuai dengan
signal-signal (data) dari sensor-sensor, dan actuator-actuator yang mengontrol injeksi
bahan bakar berdasarkan signal-signal dari ECU.
Sensor mendeteksi volume udara masuk, beban mesin, temperatur udara dan air
pendingin, akselerasi/penurunan kecepatan (deceleration) dan mengirimkan signal-
signal ke ECU. Kemudian ECU menentukan lamanya injeksi yang tepat dan mengirimkan
signal ke injektor-injektor. Injektor menginjeksikan bahan bakar ke intake manifold
sesuai dengan lamanya signal dari ECU.

Gambar 40
Letak Sistem Kontrol Elektronik
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 36 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Tabel 1
Sensor Dan Fungsinya
SENSOR FUNGSI

Pengukur jumlah udara Menggunakan Potentiometer mendeteksi volume udara


masuk sebagai voltage ratio

Throttle Position Sensor Sesuai pembukaan katup gas mendeteksi beban berat
dan kondisi putaran idle

Water Temperatur Sensor Mendeteksi temperatur air pendingin

udara masuk Mendeteksi temperature Sensor

Intake Air Temperatur Dengan menggunakan signal primary ignition

Ignition Primary Signal mendeteksi waktu injeksi dan rpm mesin

Starter Signal Mendeteksi mesin sedang di start

Oxigen Sensor Mendeteksi jumlah sisa oksigen didalam gas buang

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 37 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Tabel 2
Simbol Dan Nama Terminal

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 38 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

i.Pengukur jumlah udara


1) Fungsi dan Kontruksi
Untuk menentukan volume dasar injeksi pengukur jumlah udara mendeteksi volume
udara yang masuk dan mengirimkan signal ke ECU

Gambar 41
Pengukur Jumlah Udara

2) Bagaimana Volume Udara Dideteksi


Volume udara masuk kedalam silinder ditentukan oleh membukanya katup
gasdan putaran mesin. Udar masuk yang mengalir melaui pengukur jumlah udara
membuka measuring plate yang ditahan oleh return spring. Measuring dan
potentiometer bergerak pada sumbu yang sama sehingga sudut membukanya
measuring plate dirubah menjadi perbandingan tegangan (voltage ratio) oleh
potentiometer. Voltage ratio ini akan diterima oleh ECU dalam bentuk voltage signal.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 39 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 42
Cara Mendeteksi Yang Dihisap Oleh silinder Motor

Bila resistan P1 samapai P5 (yang mempunyai nilai resistan yang sama).


Dirangkai secara seri dan bila tegangan 12 V dialirkan pada sirkuit, tegangan pada P5
adalah 12 V, P4 : 9V, P3 : 6 V, P2 : 3 V,P1 : 0 V. Gerakan measuring plate mendeteksi
tingkat tegangan dan mengirimkannya ke ECU berupa signal tegangan (Vs).

Gambar 43
Kode Terminal Pengukur Jumlah Udara

3) Idle Mixture Adjusting Screw


Pengukur jumlah udara mempunyai dua saluran udara Yaitu saluran utama, udara
masuk melewati measuring plate dan saluran bypass, volume udara yang melalui bypass
dapat diatur dengan idle adjusting screw
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 40 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 44
Idle Mixture Adjusting Screw

4).Damping Chamber dan Compensation


Damping chamber dan compensating plate untuk menstabilkan gerakan
measuring plate, bila measuring plate bergerak karena perubahan volume udara di
dalam damping chamber, yang akan beraksi sebagai peredam kejut (shock absorber)

Gambar 45
Pengukur udara masuk
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 41 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

j. Fuel Pump Switch


Fuel pump switch terdapat didalam pengukur jumlah udara (di dalam
potentiometer) dan akan tertutup (ON) bila mesin sedang hidup dan udara mengalir.
Fuel pump switch akan terbuka (OFF) bila mesin mati, fuel pump tidak akan bekerja bila
mesin tidak hidup sekalipun kunci kontak posisi ON

Gambar 46
Fuel pump switch off

k Sirkuit Kelistrikan Pengukur jumlah udara


ECU dan pengukur jumlah udara dihubungkan seperti pada diagram di bawah,
signal (Vs) sesuai dengan sudut membukanya measuring plate dan signal ini dikirim ke
ECU, bila Tegangan Vc tetap, output voltage Vs bertambah sesuai dengan sudut buka
measuring plate
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 42 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 47
Sirkuit Kelistrikan Pengukur jumlah udara

ECU membandingkan tegangan baterai (VB) dengan perbedaan Vc dan Vs


(VS) untuk menentukan volume udara yang masuk. Rumus perhitungannya
sebagai berikut :
Volume udara masuk = VB / VS = VB / (Vc – Vs

Gambar 48
Skema Volume udara masuk

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 43 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

(1) Jika terminal Vc terlepas, ECU akan menentukan jumlah maximum bahan bakar
tanpa memperhatikan perubahan signal Vs. Ini berarti bila mesin berputar idling, bahan
bakar yang diinjeksikan banyak dan mesin akan mati.
(2) Jika terminal Vs terlepas, perbedaan tegangan antara Vc pada tingkat Maximum,
jadi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan minimum

l. Throttle Position Sensor


Throttle position sensor dipasangkan jadi satu dengan throttle body. Sensor ini
merubah sudut membukanya throttle menjadi tegangan dan mengirimkannya ke ECU
sebagai signal sudut terbuka throttle. Signal yang dikeluarkan oleh throttle position
sensor ada dua, signal IDL dan signal PSW. Signal IDL digunakan untuk fuel cut off
control (menyetop bahan bahakr) dan signal PSW digunakan untuk menambah injeksi
bahan bakar dan menaikkan output mesin

Gambar 49
Konstruksi throttle position sensor

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 44 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

1) Cara Kerja
a) Pada saat idle point

Bila throttle posisi tertutup (kurang dari 1,5o dari posisi tertutup penuh),
moving point (TL) dan idling digunakan untuk fuel cut off
selama pengurangan kecepatan (deselerasi).

Gambar 50
Kostruksi Trottle Position Sensor
b) Pada saat Power Point
Bila throttle terbuka sekitar 50° atau 60° dari posisi tertutup, moving point (TL)
dan power point (PSW) berhubungan (tertutup) dan kondisi full-load yang diditeksi

Gambar 51
Trottle Position Sensor pada Saat Idle

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 45 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Bila pada katup gas sensor terdapat air, kotoran dan lain-lain, akan
menyebabkan idle point melekat dengan TL (macet) sehingga akan
menyebabkan terjadinya fuel cut-off dan “hunting” saat kendaraan berjalan Hunting
adalah terjadinya fuel cut-off dan mulai injeksi (injection restart) saat mesin hidup,
kejadian ini juga tergantung dari suhu air pendingin, sebagai contoh terjadinya fuel
cut off pada putaran 2500 rpm dan injeksi mulaia lagi pada putaran 2000 rpm, mesin
akan mati pada saat terjadinya fuel cut-off bila kecepatan mesin diatas 2500 rpm dan
mulai injeksi lagi pada putaran dibawah 200 rpm, proses ini terjadi berulang-ulang,
yang menyebabkan terjadinya hunting.

c) Pada saat tidak berhubungan


Pada posisi netral point tidak berhubungan

Gambar 52
Trottle Position Sensor posisi Netral

d) Sirkuit kelistrikan throttle position sensor


Tegangan bateray dialirkan melalui resistor didalam ECU diteruskan ke terminal
TL (TPS), pada saat idle, tegangan dialirkan ke terminal IDL ECU melalui kontak point

(TL) dan IDL, bila katup gasterbuka lebih dari 50o atau 60o dari posisi tertutup,
tegangan digunakan ke terminal PSW ECU melalui titik kontak (TL) dan terminal PSW

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 46 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 53
Rangkaian Trottle Position Sensor

h. Sensor temperatur air (THW)


Sensor ini mendeteksi suhu air pendingin dengan thermistor yang ada
didalamnya, bila suhu air pendingin panas/tinggi, signal tegangan yang dihasilkan THW
akan rendah, selanjutnya signal ini dikirim ke ECU sehingga ECU akan mengurangi
bahan bakar yang diinjeksikan, begitu juga pada kondisi air pendingin rendah ECU
akan menambah penginjeksian bahan bakar

Gambar 54
Sensor temperature air pendingin

Resistor R pada ECU dirangkai serie dengan thermistor yang ada didalam THW,
signal tegangan THW berubah sesuai dengan perubahan nilai resistan pada thermistor

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 47 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 55
Rangkaian Sensor Temperatur Air Pendingin
Jika konektor water temperature sensor lepas, ECU I menetapkan suhu air
pendingin.Sangat rendah dan menambah volume injeksi bahan bakar sekitar dua kali
diatas volume injeksi bila suhu air pendingin 80°C, jika mesin putaran idling, campuran
akan gemuk dan mesin akan mati

j Sensor temperatur udara masuk (THA)


Sensor ini mendeteksi suhu udara yang masuk, volume dan kepadatan
(density) udara berubah sesuai dengan berubahnya temperature udara, injeksi bahan
bakar akan berubah-ubah sesuai dengan berubahnya temperatur diatas 20°C dan
bertambah bila temperatur dibawah 20°C, dalam hal ini perbandingan udara dan bahan
bakar dijamin ketepatnnya walaupun bagaimanapun keadaan temperaturnya

Gambar 56
Sensor temperature udara masuk
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 48 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 57

Rangkaian dan letak sensortemperatur udara masuk

k. Sinyal pengapian mesin (IG)


Sinyal ini sangat penting untuk ECU didalam menentukan waktu pengapian
(ignition timing) dan rpm mesin, sinyal ini untuk mengkalkulasi penentuan awal
volume bahan bakar yang diinjeksikan dan penghentian bahn bakar (fuel cut off).
Bila tegangan pada terminal negative ignition coil mencapai atau melebihi 150
Volt, ECU akan mendeteksi signal primary ini

Gambar 58
Rangkaian sinyal pengapian mesin (IG)

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 49 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Jika kabel terbuka atau hubungan salah satu terminal tidak baik, menyebabkan input
signal ke ECU tidak ada, mesin akan mati

l..Starter Signal (STA)


Sinyal STA ini digunakan jika poros engkol mesin diputar oleh startermotor,
selama poros engkol berputar (mesin berputar), aliran udara lambat dan suhu udara
rendah sehingga penguapan bahan bakar tidak baik (campuran akan kurus). Untuk
meningkatkan kemampuan start mesin (agar mesin mudah hidup) diperlukan campuran
yang kaya. Sinyal STA akan digunakan untuk menambah volume injeksi selama mesin
distarter (poros engkol

Gambar 59
Rangkaian Starter Signal (STA)

m. Efi Main Relay


Relay ini digunakan sebagai sumber tegangan untuk ECU dan circuit opening
relay, relay ini berfungsi untuk mencegah penurunan tegangan di dalam sirkuit ECU. Bila
ignition switch ON arus akan mengalir ke relay coil. Titik kontak akan berhubungan
dan arus akan mengalir dari bateray melalui kedua fusible link ke ECU dan circuit
opening relay selanjutnya ke pompa bahan bakar

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 50 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 60
Efi Main Relay

Main relay tidak berfungsi akan mengakibatkan titik kontak akan terbuka, memutuskan
daya listrik ke ECU dan circuit opening relay dan mengakibatkan mesin mati

n.Fungsi-Fungsi ECU
ECU mempunyai dua fungsi utama : mengatur waktu penginjeksian (injection
timing control) dan mengatur volume injeksi (injection volume control).Pengaturan
waktu injeksi ditetapkan bila setiap injektorakan menginjeksikan bahan bakar ke dalam
silinder, penetapan ini berdasarkan signal primer ignition (IG) injektor volume control
menetapkan beberapa banyak bahan bakar yang akan diinjeksikan ke dalam silinder,
penetapan ini berdasarkan dari 1) Basic injection, signal ditentukan oleh signal rpm
mesin dan signal udara masuk dan 2) injection volume correction signal juga
terdapat sirkuit penguat yang mengoperasikan injektor

1). Kontrol waktu penginjeksian (injection timing control)


Pada EFI, bahan bakar yang diinjeksikan kedalam setiap silinder terjadi 2 kali
setiap siklus mesin. Jadi setiap 1 putaran poros engkol terjadi satu kali injeksi.
Terjadinya injeksi berdasarkan waktu pengapian, pada mesin 4 silinder, terjadi satu kali
injeksi setiap dua kali pengapian, dan pada mesin 6 silinder terjadi satu kali injeksi

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 51 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

setiap tiga kali pengapian. Signal ignition primary (IG) juga digunakan sdebagai signal
ignition timing. ECU mendeteksi signal ignition primary (IG) dan merubahnya ke dalam
bentuk pulsa. Pada mesin 4 silinder satu signal injeksi untuk setiap dua signal ignition.
Pada mesin 6 silinder satu silinder injeksi untuk setiap tiga kali signal ignition

Gambar 61
Kontrol Waktu Penginjeksian (Injection Timing Control)

2). Kontrol volume penginjeksian (injection volume control)

Gambar 62
Kontrol volume penginjeksian (injection volume control)

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 52 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

3).Volume dasar injeksi (basic injection volume)

Gambar 63
Pengontrolan volume dasar injeksi (basic injection volume)

4).Koreksi Penginjeksian ( Injection Correction) (1) Start and After Start Enrichment

Gambar 64
Koreksi Penginjeksian ( Injection Correction) (1) Start and After Start Enrichment

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 53 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

5). Warm up enrichment

Gambar 65
Grafik warm up enricment

Gambar 66
Warm up enrichment

6). Koreksi temperatur udara masuk ( intake air themperature


correction)

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 54 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 67
Koreksi temperatur udara masuk (intake air themperature correction)

7). Akselerasi enrichment selama pemanasan (warm up acceleration


enrichment)

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 55 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 68
Akselerasi Enrichment Selama Pemanasan (Warm Up

a) Power enrichment

Gambar 69
Power enrichment

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 56 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

b) Penghentian bahan bakar (fuel cut off)

Gambar 70
Penghentian Bahan Bakar (Fuel Cut Off)

c) Koreksi tegangan ( voltage rorrection)

Gambar 71
Koreksi tegangan ( voltage rorrection)

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 57 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

d) Acceration enrichment

Gambar 72
Acceration enrichment

e) Contoh koreksi injeksi


Contoh 1.

Apabila mesin dihidupkan dengan temperature air pendingin 0 oC (32oF)

dan temperature udara masuk 0oC (32oF) (tetap).

Gambar 73
Contoh Koreksi Injeksi I
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 58 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Contoh 2 Koreksi Injeksi II

Bila mesin dihidupkan dengan temperature air pendingin 40 oC(104oF) dan tempertur

udara masuk 20oC (68oF) (tetap)

o.Diagnosis dan trouble shooting


Sistem diagnosis sendiri (self diagnosis) adalah system yang menginformasikan
ke ECU EFI bila terjadi signal-signal mesin yang tidak normal.
Bila terjadi gangguan pada salah satu bagian, lampu tanda CHECK ENGINE akan
menyala untuk memberitahukan pada pengendara terjadi sesuatu yang tidak normal

Gambar 74
Chek Engine,Check Conector
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 59 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Dengan menghubungkan terminal TE1 – E1 (Normal mode) atau TE2 – E1


setelah dihidupkan dihubungkan dengan TE1 (Test mode) pada terminal check
connector gangguan dapat ditentukan kemudian check engine lamp akan berkedip dan
jumlah kedipan lampu menentukan jumlah kode diagnotis untuk gangguan yang tidak
normal dengan melihat tabel kode diagnostic. ( lihat dibuku kerja)
Isi gangguan disimpan didalam memory setelah kunci kontak diposisikan ke OFF.
Oleh karena itu isi memory dapat dihapus dengan melepas terminal baterai atau
melepas fuse ECU-B atau EFI selama 10 detik.
Langkah menentukan gangguan pada mesin EFI tidak banyak berbeda dengan
mesin yang dilengkapi system karburator.

Gambar 75
Menentukan letak gangguan

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 60 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Gambar 76
Prosedur Traubleshooting
Tabel 3
Troubleshooting

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 61 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 62 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 63 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 64 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

B.KETERAMPILAN
1.Hal – hal yang diperhatikan saat melakukan pemeriksaan / pekerjaan :
Pakailah suku cadang dan pelumas atau yang direkomendasikan. Suku cadang
yang tidak memenuhi spesifikasi dapat mengakibatkan kerusakan.
Pakailah kunci khusus yang telah dirancang untuk produk ini untuk menghindari
kerusakan dan kesalahan pada pemasangan.
Pergunakan perkakas dengan ketentuan yang diperkenankan pabrik sepeda
motor.
Pengencangan baut atau mur, mulailah dengan baut dengan diameter yang lebih
besar atau baut di sebelah dalam dulu. Kemudian kencangkan dengan
torsi pengencangan yang telah ditentukan secara bersilang dalam langkahlangkah
peningkatan kecuali bila telah ditentukan urutan tertentu.
Setelah perakitan kembali, periksalah semua bagian terhadap pemasangan dan
pengoperasian yang benar.
Tempatkan semua kabel listrik seperti diperlihatkan pada buku pedoman reparasi.
Jika mesin harus dalam keadaan hidup untuk melakukan sesuatu pekerjaan, pastikan
bahwa tempat kerja berventilasi baik. Jangan sekali-kali menjalankan mesin di tempat
tertutup. Gas pembuangan mengandung gas karbonmonoksida beracun yang dapat
menghilangkan kesadaran dan dapat menyebabkan kematian. Jalankan mesin di tempat
terbuka atau di tempattertutup dengan sistem pembuangan gas.

a. Penempatan Kendaraan Pada Area Kerja


Tempatkan Kendaraan yang akan dikerjakan pada tempat kerja yang aman

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 65 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

b. Persiapan Peralatan dan Bahan Kerja


- Persiapkan alat dan Bahan yang digunakan untuk Memelihara/Servis

c. Petunjuk Pemeriksaan Pendahuluan


1).Sistem Bahan Bakar
Dikarenakan hampir sebagian bahan bakar saluran bahan bakar digunakan
untuk menyalurkan bahan bakar bertekanan tinggi, oleh karena itu sangatlah penting
apabila telah selesai mengerkajan penyambungan selang selang dan pipa-pipa
periksalah selalu dari kebocoran –kebocoran.
Petunjuk bila melepas dan megganti pressure hose clip
Berhati-hatilah bila melepas dan mengganti clip. Kesalahan pekerjaan dapat
mengakibatkan kebocoran dikarenakan perubahan bentuk selang atau clip kendor
Melepas
Gunakan tang, jepit clip dengan gigi pertama dari tang. Sebaiknya lebar tang sama
dengan clip
Catatan
Selang tidak terkena oli, grease dan lain – lain
Tempatkan kembali clip pada posisi yang asli
Usahakan jangan bengkok atau clip tidak berubah bentuk
Selang yang ujungnya telah robek jangan digunakan lagi.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 66 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Posisi clip dan kedalaman masuknya selang


2) Petunjuk untuk melepas dan menghubungkan kembali selang/pipa
tekanan tinggi
MELEPAS
Bila melepas sambungan saluran bahan bakar
tekanan tinggi, sejumlah besar bensin akan
keluar, oleh karena itu perhatikan berikut
ini :
(1) Tempatkan baki dibawah sambungan
(2) Untuk mencegah bensin menyembur gunakan kain
lap disekeliling union.
(3) Secara perlahan kendorkan sambungan
(4) Lepaskan sambungan
(5) Tutup sambungan dengan tutup karet
Menghubungkan kembali.
Bila menghubungkan mur pada union pipa tekanan
tinggi, perhatikan berikut ini :

(1) Gunakan selalu gasket yang baru


(2) Bersihkan oli atau grease dari sekeliling
union dan mur (flare nut)
(3) Gunakan oli mesin pada union dan flare nut
(4) Luruskan dudukan flare union dan dauble pipa.
Keraskan sampai terhubung dengan baik
(5) Tahan bagian flare union dengan kunci pas
dan keraskan flare nut sampai torque yang diijinkan

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 67 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

3) Petunjuk bila akan memasang Injektor –


Injektor
(1) Jangan menggunakan lagi O-ring yang lama
(2) Saat pemasangan O-ring yang baru ke injector
berhati-hatilah agar tidak rusak
(3) Sebelum memasang, lumasi O- ring dean ng
spindle oli atau bensin. Jangan sekali-kali
menggunakan oli mesin, gear oli atau minyak rem
(4) Luruskan injector dan pipa delivery
dan masukan injector ke dalam, usahakan jangan
sampai miring
4) Petunjuk bila melepas dan menghubungkan
kelistrikan konektor
(1) Sebelum melepaskan kelistrikan konektor
pastikan kunci kontak Off atau kabel (-) baterai
telah dilepas

(2) Sebelum menarik konektor bebaskan dulu


penguncinya, tarik konektornya, buka kabel-
kabelnya, bila menghubungkan kembali, dengarlah
suara klik yang menunjukan konektor telah terkunci.
5).Sistem Induksi Udara
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, volume
bahan bakar yang di injeksikan tergantung dari
pengukuran jumlah udara masuk, oleh karena itu,
jika ada udara yang masuk dari tempat lain,
campuran bahan bakar dan udara akan sebanding.
Akibatnya kerja mesin kasar. Oleh sebab itu, seperti
pada system bahan bakar diperlukan agar supaya
seluruh komponen terpasang dengan sempurna.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 68 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Untuk memastikan tidak ada kerusakan atau


udara masuk dan komponen- komponen
terpasang dengan sempurna, periksalah
komponen-komponen berikut ini :
(1) Sistem PCV
Pengukur oli mesin, tutup pengisian oli, tutup
rocker arm, selang PCV dan lain-lain.
(2) Komponen-komponen setelah pengukur
jumlah udara selang udara masuk dan pipa,
selang bagian depan dan belakang pada pipa air
valve dan intake manifold
(3) Gasket-gasket pada setiap komponen mesin
6) Sistem Kontrol Elektronik
Pemeriksaan system control elektronik dimulai
dengan memeriksa tegangan
(voltage) pada ECU
(1) Periksa sirkuit-sirkuit signal pada sensor-sensor dan konektor- konektor rangkaian
kabel
(2) Waktu yang diperlukan untuk mencari dan menentukan gangguan lebih sdikit
(3) Beberapa konektor perlu dilepaskan, dengan demikian kesalahan kerja dapat
dicegah.
PETUNJUK
Pada umumnya gangguan EFI berasal dari rangkaian elektrikal. Karena itu, dalam
penanganan rangkaian elektrikal diperlukan pekerjaan yang teliti.
(1) Hati-hati jangan sampai jatuh atau membentur komponen-komponen seperti
transistor-transistor dan ICS, karena mudah rusak.
(2) Memasang kabel baterai jangan terbalik karena dapat merusak transistor-transistor
dan ICs.
(3) Lepaskan terminal baterai sebelu melepas konektor atau termina terminal terlebih
dahulu
kunci konta Off kan atau kabel baterai dilepas.
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 69 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

(4) Hati-hati jangan sampai salah


menghubungkan circuit tester probe.
Khususnya,
jangan menghubungkan terminal IG ke terminal
lainnya
pada saat mesin hidup. Hal ini akan disuplai
tegangan 200-500 volt, yang mana akan merusak
ECU.
(5) Bila memeriksa konektor dengan sirkuit tester, masukan tester proble dari arah
rangkaian kabel. Jangan dimasukan dari depan konektor hal ini akan berubah bentuk
ujung terminal dan mengurangi kontak
(6) Penanganan konektor-konektor. Bebaskan pengunci dan tarik konektor dengan
menarik bagian konektor, dan buka pada bagian kabel. Bila menghubungkan kembali
dengan suara “klik” dari pengunci.
(7) Pemeriksaan konektor tahan air sebagai berikut :
(a) Keluarkan kabel pelindung air dengan hati-hati
(b) Masukan tester probe kedalam konektor dari sisi rangkaian kabel,bila memeriksa
kontinuitas, resistan, atau tegangan.
(c) Jangan memberikan paksaan pada terminal
(d) Setelah melakukan pemeriksaan,
pasanglah karet pelindung air pada konektor
dengan sempurna

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 70 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

(8) Bila menggunakan voltmeter untuk memeriksa hubungan ECU gunakan nilai
resistan yang tinggi, besar arus yang mengalir dalam
sirkuit eletronik seperti pada ECU sangat kecil.
Karena itu jika menggunakan voltmeter dengan nilai
resistan yang rendah, tidak akan mungkin mengukur
tegangan dengan tepat. Karena hubungan voltmeter
akan mengakibatkan tegangan turun. Dengan alasan
ini, gunakan selalu voltmeter dengan nilai resistan
yang tinggi sekurang- kurangnya 10KΩ/V atau
oscilloscope dengan nilai resistan tinggi.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 71 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

7) Pemeriksaan putaran idle dan campuran idle

1) Kondisi Mula
(a) Saringan udara terpasang
(b) Temperatur kerja mesin normal
(c) Semua pipa dan selang system induksi udara
tersambung
(d) Semua accessories dimatikan
(e) Konektor rangkaian kabel system
EFI terpasang dengan sempurna
(f) Waktu pengapian di setel dengan benar
(g) Transmisi pada posisi “N”

(h) CO meter bekerjadengan normal


2)Menyambung Tachometer Hubungkan
tachometer pada terminal negative (-) coil.
Petunjuk Signal RPM dapat juga diambil dari terminal
IG (-) pada check conektor
3) Periksa Putaran Idle
Putaran idle 800 rpm (lihat buku repair
manual)
Bila putarann idle tidak sesuai spesifikasi
8) Menggunakan CO Meter
1 Periksa Putaran Idle
Putaran idle : 800 rpm (lihat buku repair
manual)
Bila putaran idle tidak sesuai spesifikasi
2) Periksa dan stel Konsentrasi Co Idle
(a) Lepas sumbat karet dari throttle body

(b) Naikkan putaran mesin kira-kira 2500 rpm selama kira kira 120 detik, sebelum
mengukur konsentrasi
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 72 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

(c) Tunggu 1-3 menit etelah putaran mesin dinaikan agar konsentrasi menjadi stabil
(d) Masukan test probe sekurang kurangnya 40 cm kedala knalpot dan ukurlah
konsentra dalam
tempo singkat

Consentrasi CO : 0,8±0,5 (sesuai buku


repair manual)
Bila konsentrasi CO tidak sesuai dengan
spesifikasi,
lepaslah sumbat karet dan stel campuran idle
dengan
memutar idle mixture adjusting screw pada
air
flow meter
9) Memeriksa Kerja pompa bahan bakar
1) Putar kunci kontak ke posisi “ON”
Catatan : Jangan start mesin
2)Gunakan diagnosis check wire, hubungkan
ke terminal konektor +B dengan FP pada check
konector
3)Memeriksa adanya tekanan di dalam selang balik
pijit selang balik pada pengatur tekanan, jika
terasa tekanan yang kuat pada selang, ini
menandakan pompa bekerja pada saat ini
anda dapat mendengar suara aliran balik bensin
4) Lepaskan diagnosis check wire
5) Putar kunci kontak ke posisi Off
Bila tidak ada tekanan, periksa apakah ada tegangan
baterai pada konektor pompa bahan bakar.
Bila 12 volt : Periksa pompa bahan bakarnya dan

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 73 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

sirkuit masa. Resistan antara kabel positif dan negatif pompa bahan bakar sekitar 0,5-3
Ohm

Bila 0 volt : Periksa circuit opening relay dan


sircuit pompa bahan bakar
10) Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar
1) Periksa tegangan baterai lebih dari
12 Volt
2)Lepaskan kabel dari terminal negatif baterai.
3)Lepaskan selang bahan bakar dari pulsation
damper, kemudian pasang SST
4) Bersihkan tumpahan bensin.
5) Pasang pressure gauge
6)Ukur tekanan bahan bakar. Tekanan bahan bakar:

319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46


sampai 48 psi)
(Sesuai buku repair manual)
Bila tekanan bahan bakar lebih besar melebihi nilai
standar, ganti pompa bahan bakar.
Bila tekanan bahan bakar adalah kurang dari nilai
standar, periksa selang-selang, hubungan selang-
selang bahan bakar, pompa bahan bakar, filter
bahan bakar dan regulator tekanan bahan bakar.
11) Pemeriksaan Injektor
1) Periksa tahanan.
Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminal-
terminalnya.
Tahanan standar: (sesuai buku repair manual)
Hubungan 1 - 2

Tester 20°C (68°F)


Kondisi Tahanan 11,6 sampai 12,4 Ω
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 74 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Bila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti injektor assembly


2) Periksa cara kerja. PERINGATAN:
Lakukan pemeriksaan pada tempat
dengan ventilasi yang baik. Jangan melakukan
pemeriksaan berdekatan dengan nyala api apapun.
a) Hubungkan SST (konektor saluran bahan
bakar)
ke SST (selang), kemudian hubungkan ke
pipa
bahan bakar (sisi kendaraan).
b) Pasang O-ring pada injektor bahan bakar assembly.
c) Hubungkan SST (adapter dan selang) ke injector
assembly, dan
tahan injektor assembly dan union
dengan SST (klem).
d) Atur injektor assembly sesuai urutan slindernya
PERINGATAN:
Pasang pipa vinyl yang sesuai ke injektor assembly
untuk mencegah menyemburnya bensin.
e) Operasikan pompa bahan bakar
f) Hubungkan SST (kabel) ke injektor assembly dan baterai selama 15 detik, dan ukur
volume injeksi masing-masing silinder. Periksa setiap
injektor 2 sampai 3 kali.
Volume injeksi:

47 sampai 58 cm3 (2,9 sampai 3,5 cu in.) per 15


Detik (sesuai buku repair manual)
Perbedaan antara tiap-tiap injektor:

11 cm3 (0,6 cu in.) atau kurang


PERHATIAN:
Selalu gunakan switching pada baterai

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 75 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Bila volume injeksi tidak sesuai dengan spesifikasi,


ganti injektor assembly.

3) Periksa dari kebocoran


Pada kondisi di atas, lepas hubungan test probe SST
(kabel) dari baterai dan periksa kebocoran bahan
bakar
dari injektor.
Tetesan bahan bakar:
1 tetes atau lebih kecil per 12 menit
12) Pemeriksaan Cold-Start Injector
1) Periksa Injeksi cold start injector Perhatian !
Dikarenakan bensin mudah terbakar hindari
adanya bunga api selama pemeriksaan .
Bunga api akan terjadi pada saat menghubungkan k
abel pengetes ke baterai, oleh karena itu hindari
injector sejauh mungkin dari baterai
a) Pasang SST pada injector dan pipa delivery, dengan gasket baru dan baut union
b) Hubungkan SST (selang) pada union
c) Hubungkan SST (kabel) pada injector
d) Letakan pelampung dibawah injector
e) Hubungkan kabel negatif baterai
f) Putar Ignition switch ke posisi
“ON”

Catatan : Jangan start mesin


g)Dengan menggunakan check wire hubungkan
terminak- terminal +B dan FP dari check konektor
h) Hubungkan SST pemeriksa (kabel) ke batrai dan
periksa bahwa bensin disemprotkan

Penting!

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 76 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Lakukan test ini dalam tempo sesingkat mungkin


2) Pemeriksaan kebocoran
a) Dalam kondisi diatas, lepas SST pemeriksa
(kabel)
dari baterai dan periksa kebocoran bensin dari
injector
Kebocoran bensin satu tetes atau kurang
per menit
b) Lepas kabel terminal negatif baterai
c) Lepas SST dan service wire

13) Pemeriksaan Cold Start Injektor Time


Switch
Mengukur resistan Cold Start Injektor
Time Switch
Mengunakan ohmmeter, ukur resistan antara
setiap
terminal
Resistan :
STA – STJ : 25 – 45 Ω dibawah 14ºC (59ºF)
65- 85 Ω di atas 30ºC (86ºF) STA – Massa : 25
– 85 Ω
Bila resistan tidak sesuai spesifikasi, ganti
switch
14).Pemeriksaan Pengukur jumlah udara (Jika menggunakan)
1) Mengukur Resistan Pengukur jumlah udara (di kendaraan)
a) Lepas konektor pengukur jumlah udara
a) Gunakan ohm meter, ukur resistan diantara
setiap terminal
Terminal Tahanan (Ω) Temperatur

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 77 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

°C (°F)

E2-VS 20-400 20 (-4)

E2-VC 100-300

E2-VB 200-400
E2-THA 10.000-20.000 20 (-4)
0 (32)
20 (68)
40 (104)
60 (140)

E1-FC Tak terhingga


Jika resistan tidak sesuai standard, ganti pengukur jumlah udara
c) Pasang kembali konektor air flow meter

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 78 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

15). Pemeriksaan Throttle Body (tipe tiga


Kontak)
Pemeriksaan pada kendaraan

1) Periksa Throttle Body

a) Periksa bahwa link throttle dapat bergerak dengan

lembut

b) Periksa kevakuman pada lobang advance

Start Mesin

Periksa kevakuman dengan jari

2)Periksa Throttle Posiition Sensor a) Lepas

konektor sensor

b) Masukan pengukur celah diantara scrup

pembatas throttle

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 79 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

dan tuas pembatas


c) Gunakan ohm meter, ukur resistan diantara
setiap
terminal
Spesifikasi lihat buku repair manual
d) Pasang kembali konektor sensor
3) Bersihkan Throttle Body
a) Dengan sikat halus dan karburator cleaner,
bersihkan komponen – komponen
b) Menggunakan tekanan angin, bersihkan semua
saluran dan celah

Penting !
Untuk menghidari kerusakan jangan bersihkan
Throttle position sensor
4) Periksa Throttle Body Valve
Periksa tida ada celah diantara sekrup pembatas
throttle dan tuas throttle, pada saat throttle valve
tertutup penuh
5) Periksa Throttle Position Sensor a) Buatlah
pengukur
sudut
b) Set sudut buka katup throttle pada 51º atau 61º
dari
posisi vertical (termasuk 6º sudut tutup penuh throttle
valve)

c) Gunakan ohm meter, periksa hubungan antar terminal


6) Stel Throttle Position Sensor

a) Kendorkan kedua sekrup pengikat sensor

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 80 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

b) Masukan pengukur celah (filler gauge) 0,55


mm

antara sekrup pembatas throttle dengan tuas


pembatas

c)Hubungkan probe test ohmmeter ke terminal


sensor

IDL – TL

d) Secara perlahan-lahan putar sensor berlawanan


dengan arah jarum jam, ohm meter mulai bergerak,
dan kencangkan kedua sekrup pengikat

e) Periksa kembali kontinuitas antara terminal IDL - TL

16). Pemeriksaan Circuit Opening Relay

1) Pemeriksaan kontinuitas Relay

a) Gunakan ohmmeter, periksa adanya


kontinuitas/hubungan anatara terminal STA
dan E1
b) Periksa adanya hubungan antara terminal B
dan
FC
c) Periksa adanya hubungan antara terminal B dan FP
Bila kondisi hubungan tidak sesuai spesfikasi maka gantilah

Relay

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 81 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

2) Periksa Kerja Relay


a) Berikan tegangan baterai di antara terminal STA dan E1
b) Gunakan ohmmeter, periksa adanya hubungan antara terminal B dan FP
c) Berikan tegangan baterai antara terminal B dan FC
d) Periksa adanya hubungan antara terminal B dan FP
Bila kondisi kerja tidak sesuai, ganti relay

17) Pemeriksaan EFI Main Relay


7) Pemeriksaan kontinuitas Relay
a) Gunakan ohmmeter, periksa adanya
kontinuitas
antara terminal 1 dan 3
b) Periksa tidak ada kontinuitas antara terminal
2 dan 4
Bila kontnuitas tidak sesuai spesifikasi, ganti
relay
8) Periksa kerja relay
a) Hubungkan voltase batterai pada terminal 1 dan 3
b) Gunakan ohm meter, periksa kontinuitas
diantara terminal 2 dan 4

Bila kontnuitas tidak sesuai spesifikasi, ganti


relay

PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan
pendingin mesin dalam air, jaga agar terminal
tetap kering. Setelah pemeriksaan, keringkan
sensor.
Bila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi,
ganti sensor temperatur cairan pendingin mesin.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 82 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

18) Pemeriksaan water temperature sensor

1)Lepaskan konektor sensor temperatur

airan pendingin mesin.

2) Gunakan SST, lepas sensor cairan pendingin mesin

3) Periksa tahanan.

Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminal-


terminalnya.

Tahanan standar:

Hubunga Kondisi

Kondisi
n Tester Spesifikasi

20°C 2.32 k sampai


1-2

(68°F) 2.59 kΩ

80°C 0.310 k sampai


1-2
(176°F) 0.326 kΩ

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 83 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

4)Pasang sementara sensor temperatur


cairan
pendingin mesin dengan menggunakan
gaske
yang baru.
5)Gunakan SST, kencangkan sensor
temperature
cairan pendingin mesin

6)Hubungkan konektor sensor temperatur cairan


pendingin mesin.

19) Pemeriksaan air temperatur sensor


1)kabel dari terminal negatif baterai.
2) Lepaskan konektor.
3) Lepas sensor temperatur udara masuk.
4) Periksa sensor temperatur udara masuk.
Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminal-terminalnya.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 84 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Bila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti sensor temperatur cairan pendingin
mesin.

5) Pasang sensor temperatur udara masuk.

6) Pasang konektor.

7) Hubungkan kabel dari terminal negatif baterai

20). Pengembalian Peralatan Kerja

Kembalikan Semua perlatan sesuai ketentuan yang berlaku ditempat kerja

Sebelum alat dikembalikan harus dibersihkan terlebih dahulu.

 Pembersihan Area Kerja

Bersihkan area kerja setelah melakukan pekerjaan

 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Untuk melakukan Memelihara / Servis Sistem Kontrol Emisi harus sesuai dengan
standar Operasional prosedur yang ditetapkan oleh pabrik pembuat Kendaraan.
Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS
Halaman : Halaman: 85 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

C..Sikap kerja yang diperlukan dalam memeliharaan/servis dan


memperbaiki Engine Management System berikut komponen -
komponennya dilakukan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap
komponen atau system lainnya.

Periksalah secara cermat komponen-komponen atau tanda-tanda yang


ditunjukkan untuk mengumpulkan informasi, dan selanjutnya catat seluruh informasi
dari pemeriksaan kedalam format. Lakukan pengujian sesuai petunjuk, terhadap
rangkaian/instalasi dan pengukuran/pengujian sensor dan aktuator
Jika pengamatan secara visual tidak cukup atau meragukan, lakukan pengukuran
dengan teliti dan catat hasil pengukuran untuk dibandingkan dengan spesifikasi.
Taat azas berarti semua prosedur harus dilakukan dengan mengikuti SOP yang
ada pada buku manual yang diterbitkan oleh pabrik.

1.Sikap Kerja
Memelihara Engine Management System memerlukan beberapa langkah
penanganan / tindakan pencegahan yang diperhatikan. Bersikap hati-hati, cermat,
teliti dan mematuhi peraturan yang ada merupakan tindakan pencegahan untuk
meyakinkan bahwa tidak ada masalah pada saat melakukan pemeliharaan. Engine
Management System perlu diperiksa secara rutin sehingga system injeksi dapat bekerja
secara optimal.
Jangan melakukan pemeriksaan Engine Management System apabila penempatan
kendaraan membahayakan saat dilakukan pemeriksaan. Tempatkan kendaraan pada
tempat yang rata. Dengan penempatan kendaraan yang tepat akan mempermudah
melakukan pekerjaan dan tidak membahayakan diri maupun benda yang sedang
dikerjakan.
Bila melakukan pemeriksaan selalu gunakan buku petunjuk atau manual book
yang sesuai dengan kendaraan yang sedang dikerjakan. Ikuti semua petunjuk sesuai
dengan ketentuan pabrik. Gunakan alat kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang
sedang dilakukan. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku akan
mendapatkan kinerja kemudi yang optimal

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 86 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

BAB III
SUMBER-SUMBER LAIN

1. Sumber-Sumber Perpustakaan
1. Daftar Pustaka
- Training Centre Departement PT. Toyota Astra Motor 1996
- Training manual Electronic Fuel Injection
- Buku pedoman Reparasi Mitsubishi
- Buku Pedoman reparasi Toyota
- Buku pedoman reparasi Suzuki
2. Buku Referensi
Manual book sesuai dengan kendaraan ringan yang dikerjakan

2. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan


a. Daftar Peralatan/Mesin

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 87 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

b. Daftar Bahan

TIM PENYUSUN

NO Nama Institusi Keterangan

1. Rinson Sitanggang,ST.,MT PPPPTK BOE Malang Asesor

Widyaiswara

2.

3.

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 88 dari 89
Buku Informasi
Modul Upskilling dan Reskilling Kode Modul
Guru SMK Berstandar Industri OTO.TKR05.012.01

Judul Modul: Memelihara/Servis dan Memperbaiki EMS


Halaman : Halaman: 89 dari 89
Buku Informasi

Anda mungkin juga menyukai