Anda di halaman 1dari 28

BAHAN AJAR/MODUL

MENDIAGNOSIS KERUSAKAN SPOORING


KELAS XI / SEMESTER 2

Penyusun
Suparyani, S.Pd

Teknik Kendaraan Ringan


SMK Murni 1 Surakarta
Tahun 2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan modul pembelajaran pada mata pelajaran Pemelihaan Sasis
Kendaraan Ringan Otomotif ( TKRO ) pada materi ajar Mendiagnosa
kerusakan Spooring.
Dalam pelaksanaan penyusunan modul ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. Suwitadi,S.H., M.M., M.Si. selaku Kepala SMK Murni 1 Surakarta
2. Bapak Anang Prasetyo, S.Pd selaku Kepala Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan
3. Rekan – rekan guru produktif SMK Murni 1 Surakarta yang telah
membantu dalam penulisan modul ini.
Penulis sangat menyadari bahwa modul ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan laporan ini sangat saya harapkan dan saya
terima dengan senang hati. Akhirnya penulis berharap semoga modul
Pemeliharaan Sasis Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) dengan
materi ajar Mendiagnosis kerusakan Spooring ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Amin

Surakarta, 6 Desember 2017


Penulis

Suparyani, S.Pd

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| ii


DESKRIPSI MATA PELAJARAN

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


1. Kompetensi Inti

KI-3 (Pengetahuan): Memahami, menerapkan, menganalisis, dan


mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Teknisi Otoronik. Pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
KI-4 (Keterampilan): Melaksanakan tugas spesifik dengan
menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja Teknisi Otoronik. Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan
menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

2. Kompetensi Dasar
3.25. Mendiagnosis kerusakan Spooring.
4.25. Memperbaiki Spooring.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.25.1. Memperkirakan kerusakan roda.
3.25.2. Menentukan penyebab kerusakan Chamber, Caster, Toe in/
out, dan King pin inclination.
3.25.3. Menemukan cara perbaikan chamber, caster, toe in/out, dan king
pin inclination.

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| iii


4.25.1. Melakukan pengujian prasyarat sebelum spooring.
4.25.2. Melakukan pengoperasian alat spooring.
4.25.3. Melakukan perbaikan spooring.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi dan menggali informasi dari buku pedoman reparasi
diharapkan :
a. Siswa dapat memperkirakan kerusakan roda sesuai dengan manual
book.
b. Siswa dapat menentukan penyebab kerusakan chamber sesuai
dengan manual book.
c. Siswa dapat menentukan penyebab kerusakan caster sesuai dengan
manual book.
d. Siswa dapat menentukan penyebab kerusakan Toe In/ Out sesuai
dengan manual book.
e. Siswa dapat menentukan penyebab kerusakan King Pin inclination
sesuai dengan manual book.
f. Siswa dapat menemukan cara perbaikan chamber sesuai dengan
manual book.
g. Siswa dapat menemukan cara perbaikan kerusakan caster sesuai
dengan manual book.
h. Siswa dapat menemukan cara perbaikan kerusakan Toe In / Out
sesuai dengan manual book.
i. Siswa dapat menemukan cara perbaikan kerusakan king pin
inclination sesuai dengan manual book.

2. Disediakan unit mobi, peralata spooring dan buku pedoman reparasi


diharapkan :
a. Siswa dapat melakukan pengujian sebelum spooring kendaraan
sesuai dengan manual book.
b. Siswa dapat melakukan pengoperasian alat alat spooring sesuai
dengan manual book.
c. Siswa dapat melakukan perbaikan pada spooring sesuai dengan
manual book.

DAFTAR ISI

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| iv


Cover Modul I
Prakata ii
Deskripsi Mata Pelajaran iii
Daftar Isi v
BAB I FUNGSI SPOORING 1
A. Deskripsi Singkat 1
B. Tujuan Pembelajaran 1
C. Materi 1
1. Fungsi Spooring 1
2. Uji prasyarat Spooring 3
D. Rangkuman 3
E. Latihan Soal 3
F. Daftar Pustaka 4
BAB II PROSEDUR DIAGNOSA SPOORING 5
A. Deskripsi Singkat 5
B. Tujuan Pembelajaran 5
C. Materi 5
1. Prosedur diagnosa spooring 5
B. Rangkuman 15
C. Latihan Soal 15
D. Daftar Pustaka 16
BAB III PROSEDUR PERBAIKAN SPOORING 17
A. Deskripsi Singkat 17
B. Tujuan Pembelajaran 17
C. Materi 17
1. Gejala pada mobil 17
2. Pemeriksaan, pengukuran, dan penyetelan 20
wheel alignmennt.
E. Rangkuman 28
F. Latihan Soal 28
G. Daftar Pustaka 28

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| v


BAB I
FUNGSI WHEEL ALIGNMENT (SPOORING)

A. Deskripsi Singkat
Materi ini berisi tentang penjelasan mengenai fungsi spooring dan hal-hal
yang harus dilakukan sebelum melakukan spooring.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami materi tentang fungsi wheel alignment (spooring)
diharapkan :
1. Peserta didik dapat memahami fungsi spooring sesuai dengan buku
pedoman.
2. Peserta disik dapat melakukan pengecekan prasyarat sebelum
melakukan spooring dengan benar.

C. Uraian Materi
1. Fungsi spooring pada kendaraan.
Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang
harus dimiliki sebuah kendaraaan.Karena berhubungan dengan keamanan
atau safety untuk pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri ataupun
terhadap kendaraan lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas
yang baik. Salah satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi
steering/kemudi kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai pengatur arah
kendaraan yang dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi
mempengaruhi driver dalam rangka mengontrol laju kendaraan itu
sendiri.Kondisi kemudi yang kurang baik akan mengakibatkan
ketidaknyamanan bagi driver,sehingga cepat lelah dan lebih besar lagi
berdampak pada terjadinya kecelakaan.
Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung pada
kondisi dari penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun roda belakang
(wheel alignment). Spooring adalah teknik penyetelan posisi roda
diantaranya menyetel : chamber, caster, toe in/ out, dan king pin
inclination. Tujuan spooring adalah untuk menyelaraskan antara roda
kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada mobil ini sangat bermanfaat
apalagi pada saat mobil sedang melajupada kecepatan tinggi. Pemakaian
kendaran dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan perubahan

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 1


kondisi dari komponen roda depan, sehingga memerlukan perawatan
secara rutin agar kondisi ban dan komponen steering lebih tahan lama
serta pengendara lebih nyaman. Untuk jangka waktu pemeliharaan
spooring adalah sekitar setiap 15000 km atau 4 bulan.

Gb. 1 . Penyetelan Roda


Spooring merupakan pekerjaan penyetelan Front Wheel Alignment
(penyetelan roda depan) yang meliputi:chamber, caster, toe angle (toe-
in/toe-out), dan turning radius. Fungsi spooring sendiri adalah untuk
menjagastabilitas kendaraan meliputi: kemudi yang ringan,menghasilkan
gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri
setelah dilepas. Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi
keausanpada komponen-komponen ball-joint dan ban/roda.
Untuk syarat kedaraan dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus
keadaan kaki-kaki kendaraan dalam kondisi yang normal.
Wheel alignment atau pengaturan posisi roda depan sangat berkaitan
dengan pengendalian steering system. Hal ini dimaksudkan supaya :
1. Steering wheel dapat kembali lurus setelah berbelok.
2. Steering cenderung lurus kedepan meskipun steering wheel dilepas.
3. Tenaga yang digunakan memutar steering wheel lebih ringan.
4. Keausan ban dapat merata.
2. Pengecekan prasyarat sebelum melakukan spooring.
Sebelum melakukanspooring pada kendaraan, ada hala- hal yang harus
dicek terlebih dahulu seperti :

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 2


a. Mobil tanpa beban ( kosong)
b. Tekanan angin sudah sesuai dengan spesifikasi mobil.
c. Bantalan (bearing) roda depan tidak aus/ kocak.
d. Suspensi tidak lemah pada salah satu sisi.
e. Frame kendaraan tidak bengkok.
f. Permukaan lantai bengkel harus level.

D. Rangkuman
Spooring adalah cara untuk untuk menyelaraskan antara roda kanan dan
kiri. Kestabilan antara ban pada mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada
saat mobil sedang melajupada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran
dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari
komponen roda depan, sehingga memerlukan perawatan secara rutin agar
kondisi ban dan komponen steering lebih tahan lama serta pengendara
lebih nyaman. Sebelum melakukanspooring pada kendaraan, ada hala- hal
yang harus dicek terlebih dahulu seperti : Mobil tanpa beban ( kosong),
Tekanan angin sudah sesuai dengan spesifikasi mobil, Bantalan (bearing)
roda depan tidak aus/ kocak, Suspensi tidak lemah pada salah satu sisi,
Frame kendaraan tidak bengkok, Permukaan lantai bengkel harus level.

E. Latihan Soal
1. Apa yang dimaksud dengan spooring …….
2. Berapa jangka waktu pemeliharaan kendaraan agar kestabilan roda-roda
nya tetap terjaga ……….
3. Jelaskan 3 fungsi spooring ……….
4. Jelaskan apa yang harus dilakukan seorang montir apabila ingin
melakukan spooring ……….
5. Mengapa sebelum spooring harus dicek terlebih suspensi kendaraan
tersebut…………….

F. Daftar Pustaka
Daryanto, 2005. Memahami dan Merawat Casis Mobil, Bandung: CV. RAMA
WIDYA

Nugroho, Amien, 2005. Ensiklopedi Otomotif, Jakarta: Gramedia Pustaka

Boentarto, 2007. Cara Perawatan dan Penyetelan Casis Mobil, Jogjakarta:


Penerbit Andi Offset
http://www.carbibles.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Caster_angle
http://en.wikipedia.org/wiki/Toe_(automotive)

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 3


BAB II
PROSEDUR DIAGNOSA WHEEL ALIGNMENT

A. Deskripsi Singkat
Materi ini berisi tentang penjelasan mengenai komponen/ faktor Front wheel
alignment (spooring) beserta permasalahan yang terjadi pada komponen
wheel alignment.

B. Tujuan Pembelajaran

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 4


Setelah memahami materi tentang prosedur diagnosa wheel alignment
(spooring) diharapkan Peserta didik mengetahui prosedur diagnosa unsur
unsur wheel alignment.

C. Uraian Materi
Masalah roda, rem dan driveline sering disalahkan untuk problem
alignment oleh pemilik mobil, maka customer seharusnya berkonsultasi
mengenai perlu atau tidak diluruskan.
Selanjutnya, Tentukan problemnya dengan test drive dan
pemeriksaan lengkap pada roda dan pola yang terlihat, untuk
mengindikasikan problem kemudi atau suspensi. Jika customer
memerlukan roda baru, uji roda yang lama untuk keausan yang
tidak biasanya sebelum mereka melepaskannya dari mobil. Jelaskan
ke customer bagaimana roda baru akan mengalami penggunaan yang
sama dengan roda yang lama, kecuali adanya perbaikan pada
problemnya.
Jika kemudi atau suku cadang suspensi ditemukan kendur,
tunjukan ke customer masalah sebenarnya. Jika memungkinkan,
demonstrasikan fungsi dari suku cadang itu dengan benar pada mobil
yang serupa di showroom sebagai pembanding. Karena padatnya jadwal
pada hampir semua toko, langkah ini kadang terlewatkan meskipun orang
orang banyak belajar dari demostrasi tersebut.

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 5


Berikut adalah faktor yang mempengaruhi wheel alignment :
1. Camber
Camber adalah sudut yang dibentuk antara kemiringan roda dan garis
vertikal dilihat dari depan kendaraan.
Bila miringnya ke arah luar disebut camber positif, dan bila miringnya ke
arah dalam disebut camber negatif.
 Camber positif berfungsi untuk memungkinkan terbentuknya camber nol
saat kendaraan diberi beban, dan mengurangi beban pada steering.
 Tujuan camber negatif adalah untuk mengutamakan kendaraan dapat
lurus dan stabil. Camber negatif mengurangiground camber (kemiringan
kendaraan saat membelok) dan menyempurnakan kemampuan belok.

Gambar 2.1. ilustrasi chamber dan posisi kendaraan pada saat kondisi lurus.

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 11


2. Steering Axis (King Pin) Inclination
Steering axis adalah sumbu tempat roda berputar saat berbelok.
King pin inclination adalah sudut yang dibentuk oleh steering axis
dengan garis vertikal dilihat dari depan kendaraan.Offset adalah
jarak dari titik potong garis tengah ban dengan jalan ke titik potong
steering axis dengan jalan. Offset yang lebih kecil akan menyebabkan
kemudi menjadi lebih ringan dan daya balik kemudi baik.

Gambar 2.2. stering axis ( king pin )


3. Caster
Caster adalah sudut yang dibentuk oleh steering axis dengan garis
vertikal dilihat dari samping kendaraan.
Caster positif berfungsi untuk kestabilan pengemudian dan daya
balik kemudi setelah membelok. Jarak dari titik potong sumbu
steering axis dengan jalan, ke titik pusat singgung ban dengan jalan
disebut trail.
Caster yang terlalu positif akan menyebabkan trail semakin panjang
dan daya balik kemudi makin baik, tetapi kemudi menjadi lebih
berat.
Caster negatif membuat kemudi ringan, tetapi kestabilan kendaraan
saat berjalan lurus menjadi berkurang.

Gambar 2.3. caster

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 12


4. Toe Angle (Toe In dan Toe Out)
Kendaraan dapat disebut memiliki toe in apabila jarak bagian depan
roda depan (A) lebih kecil dari pada bagian belakang roda depan (B).
dan dinyatakan dalam satuan mm (B–A).
Toe in berfungsi untuk mengimbangi camber roll (menggelindingnya
roda ke arah luar) yang disebabkan oleh camber positif.

Gambar 2.4. toe angle

Gambar 2.5. side slip

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 13


Akibat yang timbul jika komponen wheel alignment tidak tepat :
1. Chamber tidak tepat
a. Terlalu besar
 Permukaan ban sebelah luar aut tidak normal.
 Perlu tenaga besar waktu belok.
 Menimbulkaan shimmy.
b. Terlalu kecil
 Permukaan ban sebelah dalam aus tidak normal.
 Perlu tenaga besar waktu belok.
c. Tidak sama besar
 Kendaraan tidak dapat berjalan lurus ( kearah chamber
yang lebih besar)
2. Caster tidak tepat
a. Terlalu besar
 Waktu belok roda depan sukar digerakkan.
 Menimbulkan shimmy waktu belok tajam.
b. Terlalu kecil
 Sesudah belok roda depan sulit kembali lurus.
 Kendaraan berjalan seolah olah melayang.
c. Tidak sama besar
 Kendaraan berjalan kea rah satu sisi (kearah caster
yang <) saat mobil direm.
3. King ping inclination
a. Terlalu besar
 Keausan ban pada permukaan sebelah luar tidak rata.
 Menimbulkan shimmy.
b. Terlalu kecil
 Permukaan ban sebelah dalam terdapat keausan yang
tajam.

D. Rangkuman
Komponen atau faktor Wheel Alignment ada beberapa yaitu : chamber,
caster, toe – angle, king pin, dan side slip. Chamber adalah sudut yang
dibentuk antara kemirinngan roda dan garis vertical dilihat dari depan
kendaraan. Caster adalah sudut yang dibentuk oleh steering axis dengan
garis vertical dilihat dari samping kendaraan. Toe angle berfungsi untuk
mengimbangi camber roll yang disebabkan oleh chamber positif. King pin
adalah sudut yang dibentuk oleh steering axis dengan garis vertical

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 14


dilihat dari depan kendaraan. Side slip adalah jumlah slipnya roda depan
(kiri-kanan) kea rah samping saat kendaraan berjalan lurus.

E. Latihan Soal
1. Berikut ini manakah yang tidak termasuk dalam komponen/ faktor
FWA...
a. Caster
b. Camber
c. Turning table
d. Toe in
e. King pin
2. Di sebut dengan apakah perbedaan jarak anatara roda depan bagian
depan dengan roda depan bagian belakang ?
a. Caster
b. Camber
c. Turning table
d. Toe Angle
e. King pin
3. Di sebut dengan apakah kemiringan poros putar roda (steering axis)
dilihat dari samping ?
a. Camber
b. King pin
c. Toe in
d. Toe Out
e. Steering Axis
4. Di sebut dengan kemiringan roda bila dilihat dari depan ?
a. Caster
b. Camber
c. Toe Angle
d. Turning Radius
e. King pin

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 15


5. Setiap berapa kilometerkah kita di sarankan untuk melakukan rotasi
ban....
a. 2000 Km
b. 4000 Km
c. 5000 Km
d. 8000 Km
e. 10.000 Km

F. Daftar Pustaka

Daryanto, 2005. Memahami dan Merawat Casis Mobil, Bandung: CV.


RAMA WIDYA

Nugroho, Amien, 2005. Ensiklopedi Otomotif, Jakarta: Gramedia


Pustaka

Boentarto, 2007. Cara Perawatan dan Penyetelan Casis Mobil,


Jogjakarta: Penerbit Andi Offset
http://www.carbibles.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Caster_angle
http://en.wikipedia.org/wiki/Toe_(automotive)

BAB III
PROSEDUR PERBAIKAN WHEEL ALIGNMENT

A. Deskripsi Singkat
Materi ini berisi tentang penjelasan mengenai gejala pada mobil yang
memerlukan spooring, pemeriksaan, pengukuran dan penyetelan wheel
alignment.

B. Tujuan Pembelajaran

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 16


Setelah memahami materi tentang prosedur perbaikan wheel alignment
(spooring) diharapkan :
1. Peserta didik mampu mendeteksi gejala mobil yang memelukan
spooring dengan benar.
2. Peserta disik mampu melakukan pemeriksaan, pengukuran dan
penyetelan wheel alignment (spooring)

C. Uraian Materi
1. Gejala mobil perlu spooring
Gejala gangguan pada system setir ini beraneka ragam dan
biasanya disebabkan oleh beberapa sebab berikut:
1. Kemudi terasa berat akibat kendornya tali kipas dan juga
mungkin oli kurangnya power steering.
2. Getaran kuat pada kemudi akibat lemahnya system suspensi
depan. Getaran ini jug adisebabkan oleh longgarnya batang
penyambung (long tie road) pada system kemudi.
3. Penggunaan ban berjenis radial yang terlalu lebar dan tekanan
angin yang berbeda untuk tiap ban akan mengganggu kinerja
setir
Penyetelan sector shaft yang tidak tepat atau penyetel rack pada
model rack and opinion terlalu kendur bisa membuat gerak
bebas setir berlebihan.Gangguan pada setir akan sangat kita
rasakan pada saat mobil berada pada kecepatan tinggi,makanya
pengetesan spooring dan balancing perlu dilaksanakan pada saat
mobil melaju padak ecepatan diatas 100 km/j, dimana gejala
limbung itu bisa dirasakan.

Cara yang termudah dan termurah untuk mengetahui kapan


waktunya mobil harus dilakukan spooring dan balancing:
a. Apakah terjadi getaran pada setir yang menggangu kenyamanan
Anda saat menyetir. Roda depan yang punya hubungan langsung
dengan setir dan bertugas lebih ekstra memungkinkankeausan
ban lebih cepat disbanding roda belakang.
Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 17
b. Pada saat mobil Anda melaju lurus kedepan, apakah Anda
merasakan suatu belokan dengan sendirinya walaupun tanpa
adanya perubahan kendali setir. Jika mobil cenderung
membelok ke satu arah tertentu merupakan tanda adanya
masalah spooring.
c. Cobalah periksa keasusan ban mobil Anda, apakah terjadi
keausan yang tidak wajar pada keempat roda mobil Anda,
meliputi sisi, tapak dan bulu band. Apabila terjadi terjadi
benjolan pada ban, berarti adanya system suspensi yang
bermasalah pada ban tersebut.
d. Kondisi setir yang yang tak nyaman bahkan lebih berat dari
bisannya, atau saat pengendaliansetir saat dibelokkan tidak mau
kembali berputar pada posisi semula saat dilepaskan.
e. Pada saat Anda membelokkan mobil, apakah Anda merasa
adanya goncangan padahal kondisan jalan yang bagus.
f. Apabila Anda merasa mobil yang Anda kendarai berjalan miring,
ini tandanya mobil Anda sudah cukup parah dengan
keseimbangan.
g. Bila komponen system kemudi dan suspensi telah bergerak,
sementara roda mobil Andahanya bergerak lurus.

Tindakan preventif agar mobil Anda terhindah dari gejala limbung:


1. Lakukan spooring dan balancing secara berkala. Karena tiap
produk mobil memiliki systemdan tehnologi yang berbeda-beda
di bagian suspensinnya, maka disarankan untuk mengikiti buku
panduan yang tersedia.
2. Bila ingin merotasi ban, Rotasi ban harus dilakukan secara
benar dan teratur akanmemberikan keausan yang merata untuk
semua ban di mobil Anda. Untuk mobil penggerak empat roda,
dianjurkan melakukan rotasi ban setiap 5,000 kilometer
(sumber: Goodyear).

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 18


3. Pasanglah roda dengan mengikuti petunjuk arah putar yang
tertera pada kulit ban dan berikantekanan angin yang sesuai
dengan buku petunjuk dari pabrik.
4. Sebelum dimulai perbaikan spooring dan balancing lakukan
pengecekan semua kondisi bandan pelek, pengecekan bagian
suspensi, hubungan pada setiap sambungan kaki-kaki,
kondisichasis serta bodi kendaraan.
5. Untuk mendapatkan hasil spooring dan balancing yang
maksimal, yakinkan bahwa bengkelyang Anda kunjungi memeliki
peralatan standard dan sesuai dengan karakter mobil Anda.
6. Hindari mengganti ban dengan mengunakan ban bekas,
walaupun harganya murah resikotinggi terhadap keselamatan.
7. Apabila mengalami ban bocor/pecah dijalan, gunakan ban serep
yang punya ukuran yangsama dengan ban aslinya. Kalau ban
serep yang tersedia berbeda atau lebih kecil, pergunakan ban
serep ini hanya untuk keperluan darurat sampai ban aslinya
bisa diperbaiki.informasi diambil dari suara terbanyak

2. Peralatan untuk melakukan penyetelan wheel alignment


a. Unit mobil
b. Chamber caster king-pin Gauge (CCKG)
c. Wheel aligner
d. Carlift
e. Turning table
f. Ganjal roda belakang
g. Toolbox
h. Majun
i. Nampan
j. WD 40

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 19


2. Pemeriksaan, pengukuran dan penyetelan wheel alignment
 Pemeriksaan Sebelum Pengukuran
a. memeriksa ban terhadap keausan, ukuran dan tekanan ban yang
tidak tepat.
b. memeriksa kelonggaran bearing roda.
c. memeriksa run out roda.
d. memeriksa suspensi.
e. memeriksa kerusakan steering linkage.
f. memeriksa bahwa shock absorber berfungsi dengan baik dengan
melakukan standard bounce test.

gambar 3.1 pemeriksaan sebelum pengukuran


 menempatkan Kendaraan pada Turning Radius
a. Setel turning radius pada 0° dan pasang penguncinya.
b. Gerakkan kendaraan dan posisikan roda depan di atas turning
radius sehingga garis pusat ban dan garis pusat spindle lurus di
tengah gauge.
c. Pasangkan stand yang tinggi sama dengan tinggi turning radius
pada roda belakang.
d. Tekan pedal rem dengan brake pedal pusher. Jangan menekan
pedal dengan kaki anda, karena berat anda akan mempengaruhi
hasil pengukuran.

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 20


Gambar 3.2. menenempatkan kendaraan
 Ukur Tinggi Kendaraan
a. Ukur tinggi kendaraan dari titik tengah lampu besar ke tanah.
b. Apabila tidak standar setel pada baut penyetel torsion bar.

Gambar 3.3. mengukur tinggi kendaraan


 Pasang Camber Caster Kingpin Gauge (CCKG)
a. Lepaskan wheel bearing cap dan cotter pin (pin belah).
b. Luruskan center rod dari CCKG dengan spindle.

 Mengukur Camber
a. Tepatkan gelembung udara pada level di titik “0”.
b. Baca skala gelembung udara dari camber gauge.
0’ = 20’ =

5’ = 25’ =

10’ = 30’ =

15’ =
c. Apabila tidak standar setel dengan menambah atau mengurangi shim
penyetel pada poros upper arm.
 Mengukur Caster dan King Pin Inclination
a. Putar roda depan keluar 20°.

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 21


b. Putar adjusting knob pada bagian belakang gauge sampai gelembung
udara untuk caster dan king pin inclination berada pada “0”.
c. Putar roda ke dalam 20°.
d. Baca angka yang ditunjukkan gelembung udara pada caster dan king
pin inclination gauge.

Gambar 3.4 . ilustrasi pengukuran chamber pada kendaraan.

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 22


Gambar 3.5. langkah pengukuran caster

 Toe Angle
a. mengayunkan kendaraan agar suspensi stabil.
b. memberikan tanda pada bagian belakang kedua roda depan, di tengah
thread dan ukur jarak kedua tanda.
c. Majukan kendaraan sampai tanda pada bagian belakang ban berada
setinggi gauge pada bagian depan ban
d. Ukur jarak kedua tanda.
e. Apabila tidak standar setel tie rod.

Gambar 3.6. langkah mengukur toe angle

Modul mendiagnosis kerusakan spooring| 23


Pemeriksaan Menggunakan Wheel Aligner
1. Kalibrasi Car Lift
Sebelum melakukan pengukuran kalibrasi dulu car lift sehingga
nantinya akan di dapatkan hasil yang akurat
2. Pasang Turning Table pada Car Lift
Posisikan turning tabel pada car lift, jangan sampai salah menaruh
arah pemasangan tanda sudut pada turning table. Supaya kita bisa
melihat sudut belok roda.
3. Posisikan mobil pada car lift
Posisikan mobil pada car lift dengan roda depan berada di posisi
tengah turning table
4. Pemeriksaan sebelum pengukuran
Ada beberapa pemeriksaan yang harus di lakukan sebelum
melakukan pengukuran pada Front Whell Aligner, tapi terlebih
dahulu naikkan Car Lift terlebih dahulu untuk memudahkan dalam
pemeriksaan. Adapun pemeriksaan yang di lakukan adalah sebagai
berikut :
a. Periksa ban terhadap keausan, ukuran dan tekanan ban yang tidak
tepat.
b. Periksa kelonggaran bearing roda.
c. Periksa run out roda.
d. Periksa suspensi.
e. Periksa kerusakan steering linkage.
f. Periksa bahwa shock absorber berfungsi dengan baik dengan melakukan
standard bounce test.

Gambar 3.7. Pemeriksaan Bearing Gambar 3.8. Pemeriksaan Tekanan


Ban

24 | M e n d i a g n o s i s k e r u s a k a n s p o o r i n g
Gambar 3.9. Pemeriksaan Tinggi Kendaraan & Suspensi

5. Pasang Sensor Wheel Aligner pada masing – masing roda


Untuk pemasangan Whell Aligner sudah ada tanda pada setiap
bagiannya, jangan sampai salah pemasangan karena tidak akan
terkoneksi dengan baik

Gambar 3.10. Pemasangan Sensor

6. Hidupkan komputer Wheel Aligner


7. Lakukan pemeriksaan dengan langkah – langkah sebagai berikut
a. Pilih menu Wheel Aligner

Gambar 3.11. Menu Awal Wheel Aligner

25 | M e n d i a g n o s i s k e r u s a k a n s p o o r i n g
b. Pilih menu F1 untuk masuk ke menu penggunaan Wheel aligner

Gambar 3.12. Masuk menu Wheel Aligner


c. Pilih model kendaraan yang akan diperiksa

Gambar 3.13. Memilih jenis/ merek mobil


d. Isi semua data yang di butuhkan

Gambar 3.14. Mengisi data


e. Akan keluar menu caster, camber, toe dll....

Gambar 3.15. Data Kendaraan

26 | M e n d i a g n o s i s k e r u s a k a n s p o o r i n g
Warna merah menunjukkan ketidak sesuaian antara kondisi nyata
pada kendaraan dengan spesifikasi dari pabrikan. Maka kita harus
melakukan penyetelan supaya data itu bisa kembali ke data
standart
f. Lakukan penyetelan

Gambar 4.15. Penyetelan Toe Angle


8. Selesai

Gambar 4.16. Setelah Penyetelan


Setelah semua data berwarna hijau menandakan kalau data
kendaraan sudah sama dengan data yang dikeluarkan oleh
pabrikan. Ini menandakan kalau proses spooring telah berhasil
9. Turunkan mobil
10. Kembalikan semua peralatan pada tempatnya

D. Rangkuman

27 | M e n d i a g n o s i s k e r u s a k a n s p o o r i n g
Gejala pada mobil yang memerlukan spooring diantaranya yaitu : setir
terasa berat, kondisi ban aus tidak merata atau hanya pada satu sisi
saja, setir cenderung berbelok ke satu sisi ketika berada dijalan lurus ,
setir tidak bisa lurus setelah berbelok. Perbaikan wheel alignment dapat
dilakukan dengan du acara yaitu dengan CCKG (Chamber Caster
Kingpin Gauge) dan melalui computer dengan alat wheel aligner.

E. Latihan Soal
1. Jelaskan 5 gejala mobil yang memerlukan spooring………..
2. Jelaskan tindakan preventif yang harus dilakukan pengemudi ketika
terjadi gangguan pada mobilnya agar tidak limbung ……….
3. Sebutkan peralatan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan
wheel alignment ………
4. Jelaskan prosedur melakukan wheel alignment menggunakan Alat
CCKG ……
5. Jelaskan prosedur melakukan wheel alignment dengan computer
menggunakan alat wheel aligner ……..

F. Daftar Pustaka
Daryanto, 2005. Memahami dan Merawat Casis Mobil, Bandung: CV.
RAMA WIDYA

Nugroho, Amien, 2005. Ensiklopedi Otomotif, Jakarta: Gramedia


Pustaka

Boentarto, 2007. Cara Perawatan dan Penyetelan Casis Mobil,


Jogjakarta: Penerbit Andi Offset
http://www.carbibles.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Caster_angle
http://en.wikipedia.org/wiki/Toe_(automotive)

28 | M e n d i a g n o s i s k e r u s a k a n s p o o r i n g

Anda mungkin juga menyukai