Anda di halaman 1dari 9

MATERI AJAR

MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEAHLIAN


TEKNIK KENDARAAN RINGAN

A. ELEMEN
Sistem sasis Kendaraan ringan

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan perawatan dan
overhaul (pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan dan pemasangan)
pada: sistem rem (Antilock Brake System dan Non ABS), sistem kemudi
(Manual Steering, Hidrolik Power Steering, Electronic Power Steering),
sistem suspensi. roda dan ban, spooring dan balancing roda. Setiap
pekerjaan dilakukan sesuai Prosedur Operasional Standar (POS).
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) atau peraturan keselamatan kerja
yang berlaku

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
mampu melakukan perawatan dan overhaul (pembongkaran,
pemeriksaan, perbaikan dan pemasangan) pada: sistem rem (Antilock
Brake System dan Non ABS)

D. URAIAN MATERI
1. Pengertian ABS
ABS adalah kepanjangan dari antilock brake system yang
artinya adalah system yang terkontrol secara otomatis untuk
mencegah rem terkunci sehingga mencegah roda tergelincir dan arah
mobil tidak terkendali. Hal ini bisa terjadi karena pengereman
dilakukan secara bertahap seperti ketukan dengan kecepatan tinggi
sehingga piringan tidak terlalu panas dan mengunci.
Gambar 1. Konstruksi rem ABS
Pada dasarnya sistem ABS bekerja berdasarkan sensor-sensor
yang mampu mengukur kecepatan putar roda dan setiap roda
dilengkapi piringan bergigi yang berputar melintasi sebuah sensor
yang dipasang secara permanen. Berdasarkan putaran piring bergigi
inilah sensor mengirimkan pulsa-pulsa yang frekuensinya sama
dengan putaran roda.
Pulsa ini kemudian diterima oleh unit pengelola data rem ABS
yang biasa disebut ECU (Electronic Control Unit). Dari data ini,
diproses pulsa aselerasi dan diselerasi, lalu diteruskan ke sistem
logika ECU, kemudian dikirimkan ke komando yang mengaktifkan
katup-katup selenoid yang akan mengatur tekanan hidrolik pada rem
itu supaya turun pada kondisi sekitar pengereman maksimum tanpa
slip. Setelah krisis itu terlewati, maka secara otomatis pula tekanan
hidrolik akan diatur supaya naik kembali kepada kondisi pengereman
maksimum.

Gambar 2. Perbandingan kondisi pengereman kendaraan dengan ABS


dan tanpa Abs
Tanpa ABS Dengan ABS
Gambar 3. Perbandingan kondisi pengereman kendaraan
dengan ABS dan tanpa ABS saat membelok
Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda2 yang
mengalami selip akan mudah terkunci dan mobil akan berputar putar .
namun dengan sistem ABS mobil akan tetap stabil sampai mobil
tersebut berhenti

Tanpa ABS Dengan ABS

Sistem ABS harus dapat memenuhi beberapa tuntutan seperti 
di bawah ini :
a. Pengontrolan rem harus dapat menjamin kestabilan dan
pengontrolan pengereman pada semua kondisi
jalan, baik pada kondisi normal maupun kondisi jalan basah.
b. ABS harus dapat mengoptimalkan kapasitas pengereman  roda
diatas permukaan jalan sehingga prioritas kastabilan
dan pengontrolan kendaraan tidak terganggu oleh usaha 
pengurangan jarak pengereman.
c. Pengontrolan pengereman harus dapat bekerja pada  semua
kondisi kecepatan kendaraan, termasuk diantaranya
adalah pada kecepatan rendah.
d. Sistem pengontrolan pengereman harus dapat dengan mudah
beradaptasi dengan kondisi jalan, khususnya pada pertimbangan
gaya adhesive yang dimiliki oleh jalan sebagai pengaruh
bentuk permukaan jalan.
2. Tujuan Penggunaan Sistem Rem ABS
a. Mobil tetap Stabil (Vehicle Stability)
b. Proses penghentiannya lebih cepat (jarak lebih dekat, kecuali jalan
bertanah atau bersalju)
c. Penguasaan control kendaraan menjadi maksimal (Steerability)
Jika roda depan terkunci mobil tidak mungkin bisa dikendalikan,
Jika roda belakang yang terkunci mobil akan tidak stabil dan dapat
tergelincir kesatu sisi.
3. Komponen Utama Sistem Rem ABS :
a. ABS Control Modul & Hydraulic Unit
b. Wheel Speed Sensor dan Rotor
c. Electronic Control Module

Gambar 4. Komponen Sistem Rem ABS

5. Fungsi komponen
a. ABS Control Modul & Hydraulic Unit
Berfungsi mengolah data dari sensor roda dan mengendalikan
tekanan minyak rem pada silinder roda melalui actuator, fungsi fail
safe mengembalikan system pengereman bila terjadi kegagalan pada
system ABS, fungsi self diagnostic mengdiagnosa kegagalan sistem.
Pengaturan ini diatur oleh pomoa motor yang berputar mengatur
besar-kecilnya tekanan fluida yang dibutuhkan.

Komposisi dasar ABSCM


Apabila ABS mengalami kegagalan, ABSCM akan mematikan kerja
sistem untuk memastikan keselamatannya. Karena apabila kerja
dari solenoid valve tidak normal, dapat mempengaruhi tekanan rem
terhadap roda. Karena alasan inilah ABSCM dapat menganalisa
dan mengantisipasi semua kemungkinan kegagalan pada sistem.

Gambar.5 HCU Modulator


Untuk memasang ABSCM secara langsung pada HCU (Hydraulic
Control Unit), semiconductor yang ada di dalam ABSCM harus
tahan pada suhu antara - 40 s/d 125 derajat celsius. Berkat
pengembangan teknologi semiconductor dan ukurannya yang
kecill, sekarang ini yang popular banyak dipakai adalah tipe
(ABSCM + HCU). Misalnya Bosch ABS versi 5.0 atau yang lebih
tinggi, versi MK-20i atau yang lebih tinggi keluaran TEVES dan
EBC 325 Kelsey Hayes mewakili integrated ABS.
b. Wheel Speed Sensor dan Rotor
Berfungsi mendeteksi kecepatan putaran masing-masing roda
melalui sensor dan roda gigi (rotor) yang terpasang ada roda atau
diferential sebagai sumber input sistem. Sehingga didapat masukan
putaran masing-masing roda jika terdapat slip atau perbedaan
putaran antara masing-masing roda, dari inputan ini ECU akan
memberikan sinyal masukan untuk control modul hidrolik yang
selanjutnya akan dikirimkan tekanan fluida (tinggi-rendahnya
tekanan) pada masing-masing jalur sistem pengereman untuk
mencegah terjadinya slip.

Wheel speed sensor

Gambar.6 wheel speed sensor

Ket Gambar:
1. Electronic Cable
2. Permanent Magnet
3. Housing
4. Winding
5. Pole Pin
6. Tone Wheel

Gambar.7 Konstruksi wheel speed sensor


Disaat Tone Wheel berputar, magnetic field merubah dan membiaskan arus
di dalam winding.
- Permanent magnetic = menghasilkan tegangan
- Kecepatan tinggi = menghasilkan frequency yang lebih tinggi
- Kecepatan rendah = menghasilkan frequency yang lebih rendah
Diferential speed sensor

Gambar.8 Diferential Speed sensor


c. Electronic Control Modul (ECM)
Fungsi ECM pada sistem ABS antara lain:
a. Mendapat informasi daris sensor putaran roda
b. Menghitung tekanan ideal untuk setiap roda
c. Mengirimkan perintah pengatur ke unit kontrol tekanan rem
d. Komputer selalu memeriksa fungsi diri secara automatis
e. Bila fungsinya salah, komputer memberi aliran dengan lampu
kontrol kepada sopir

Gambar.9 komponen ECM pada sistem ABS


6. Prinsip Kerja dan cara kerja Sistem Rem ABS
Ketika pedal rem diinjak kecepatan roda akan berkurang,
selanjutnya roda cenderung terkunci. Pada titik ini ABS control unit
akan menghitung perbedaan dan perbandingan kecepatan roda dengan
kecepatan kendaraan. Jika angka perbandingan tersebut besar, ABS
control unit segera memerintahkan untuk mengurangi tekanan minyak
rem pada kaliper. Ketika tekanan hidraulik turun kecepatan roda akan
naik dan control unit akan segera memantau kecepatan roda tersebut.
Setelah kecepatan roda bertambah, control unit akan menyimpulkan
bahwa roda sudah terlalu lama tidak terkunci dan selanjutnya
memerintahkan untuk menambah tekanan minyak rem. Oleh karena
itu, roda akan segera terkunci kembali. Dengan demikian kecepatan
dan pengereman mobil akan terkontrol kembali. Sewaktu pedal rem
diinjak, sistem ABS akan memberikan perlambatan kecepatan
kendaraan secara berangsur-angsur  sampai kendaraan benar-benar
berhenti. Keadaan ini terjadi karena adanya penambahan dan
pengurangan tekanan minyak rem secara periodik sampai mobil benar-
benar berhenti dalam interval waktu yang sangat singkat.
Kesimpulannya, prinsip utama dari sistem ABS adalah mengontrol
kecepatan putaran roda dengan cara mengontrol tekanan pada jalur
sistem pengereman. Dengan demikian dicapai kondisi dimana roda
sedang tepat sebelum terkunci, yang mana akan menghasilkan
pengereman yang paling efektif.

E. Soal Formatif
Terlampir
F. Daftar Pustaka
Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual . Jakarta: PT. Toyota–Astra
Motor.
Anonim. (1995). Teknik-Teknik Servis Dasar. Jakarta: PT. Toyota–Astra
Motor.
Toyota Astra Motor “New Step 1 Training Manual ” jakarta PT. TAM
Training Center, 1995.
http://www.astracreditcompanies.com/news/read/187/
mengenal_cara_kerja_rem_abs_anti_lock_braking_systems#.Uson
sVK0nsw

Anda mungkin juga menyukai