BAB I
PEMERIKSAAN SISTEM PENERANGAN SEPEDA MOTOR
A. Uraian Materi
1. Pemeriksaan Sistem Penerangan Sepeda Motor
a. Peringatan Umum
1) Baterai mengeluarkan gas-gas yang gampang meledak, jauhkan dari api dan sediakan
ventilasi yang cukup ketika mengisi baterai.
2) Hindari kulit atau mata kontak dengan cairan elektrolit baterai karena dapat
menyebabkan luka bakar.
3) Selalu matikan kunci kontak sebelum memutuskan hubungan antar komponen listrik.
4) Baterai dapat rusak jika diisi kelebihan atau kurang, apalagi dibiarkan tidak diisi dalam
jangka waktu yang lama.
5) Isilah baterai setiap dua minggu sekali untuk mencegah pembentukan sulfat, karena
tegangan (voltage) baterai akan berkurang sendiri pada saat sepeda motor tidak
digukan
b. Sambungan (Konektor)
Bila memasang sambungan, tekanlah sampai terdengar bunyi “klik”. 2) Periksa
sambungan dari kerenggangan, keretakan, kerusakan pembungkusnya, karat, kotoran dan
uap air.
c. Sekering (Fuse)
1) Jangan pergunakan sekering dengan spesifikasi berbeda.
2) Jangan mengganti sekering dengan kawat atau sekering yang imitasi
(tiruan).
3) Jika sekering putus, jangan langsung menggantinya, tapi periksa dulu penyebabnya.
Sumber: electronicrepairguide.com
Gambar. Sekering (fuse)
d. Penggunaan Multi meter
1) Pastikan posisi skala pengukuran sesuai dengan komponen yang akan diukur. Gunakan
posisi skala pengukuran;
a)tahanan untuk mengukur tahanan, b)tegangan DC untuk mengukur tegangan DC
(arus searah), c) tegangan AC untuk mengukur tegangan AC (rus bolak-balik).
Mengkur dengan posisi skala pengukuran yang salah dapat merusak multi meter.
2
2) Pastikan kabel-kabel tester positif (+) dan negatif (-) tepat pada posisinya. Bila
penempatan salah dapat merusak multi meter.
Sumber: technikalworld.blogspot.com
Gambar. Multi meter digital
3) Bila tegangan dan besarnya arus belum diketahui, mulailah skala pengukuran dengan
skala tertinggi.
4) Jika melakukan pengukuran tahanan dengan multi meter analog (multi meter biasa
yang menggunakan jarum penunjuk bukan multi meter digital), lakukan kalibrasi
(penyetelan ke 0 Ω) sebelum melakukan pengukuran tahanan dan setelah mengganti
posisi skala pengukuran tahanan.
5) Posisikan saklar pemilih ke posisi OFF setelah selesai menggunakan multi meter.
e. Perletakan Kabel-Kabel
1) Kabel listrik atau kabel lain yang longgar dapat menjadi sumber kerusakan. Periksalah
kembali setelah melakukan pemasangan untuk memastikan kabel sudah terpasang
dengan baik.
2) Pasang kabel pada rangka dengan menggunakan gelang pemasangan pada tempat yang
ditentukan. Kencangkan gelang sedemikian rupa sehingga hanya bagian-bagian yang
berisolasi yang menyentuh kabel.
3) Tempatkan susunan kabel listrik sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh ujung
atau sudut-sudut yang tajam.
4) Jangan gunakan kabel listrik dengan isolasi yang rusak.Perbaiki terlebih dahulu
dengan membalutnya dengan pita isolasi atau ganti dengan yang baru.
5) Jauhkan susunan kabel-kabel listrik dari bagian yang panas, seperti knalpot.
6) Jepit (clamp) susunan kabel sedemikian rupa sehingga tidak terlalu terjepit atau
longgar.
3
7) Setelah pemasangan, periksa bahwa susunan kabel listrik tidak terpuntir atau tertekuk.
8) Jangan menekuk atau memuntir kabel pengontrol (misalnya kabel gas) karena dapat
menyebabkan kabel pengontrol tidak dapat bekerja dengan lancar dan mungkin macet
atau tersangkut.
9) Susunan kabel yang dipasang sepanjang stang kemudi tidak boleh ditarik kencang,
atau dipsang terlalu longgar, terjepit/tertekuk atau terganggu oleh bagianbagian
disekitarnya pada semua posisi kemudi.
10) Tempatkan kabel-kabel pada jalurnya dengan tepat. Gambar-gambar berikut ini adalah
contoh penempatan kabel-kabel pada jalur kabel yang ada pada salah satu merek
sepeda motor.
1. Gunakan sarung tangan ketika akan membuka dan memasang bola lampu
halogen, jangan sampai bola lampu tersentuh oleh jari tangan, sehingga akan
mengakibatkan putusnya bola lampu, pada saat dinyalakan sebagai akibat adanya
reaksi dari bahan halogen terhisap bekas sentuhan jari tangan.
2. Apabila sudah terlampir tersentuh bersihkan dengan kain lap yang halus yang
dibasahi dengan alkohol, untuk menghindarkan terjadinya putus pada bola
lampu.
3. Jangan lupa memasang penutup debu (dari karet) setelah bola lampu terpasang.
4. Memeriksa hubungan (continuitas) dengan menggunakan AVO meter dapat
dilakukan dengan sakelar-sakelar terpasang pada sepeda motor.
5. Periksa terlebih dahulu kondisi aki, sebelum memeriksa bagian kelistrikan yang
menggunakan arus listrik dari aki.
6. Terdapat 2 sistim arus listrik yang mengaliri peralatan-peralatan listrik pada
sepadamotor, yaitu arus AC yang berasal dari generator (spull dan magnit) dan
arus DC, yangberasal dari aki.
Pada sistim arus listrik DC, lampu-lampu dapat menyala tanpa mesin hidup,
sedangkan pada sistim arus AC kebalikannya.
4
b. Sistem Penerangan
1. Lampu depan (Head Light)
Lampu depan di pasang pada bagian kepala sepeda motor, berfungsi untuk
penerangan dengan lampu saat sepeda motor berjalan di malam hari.
Lampu depan menggunakan dua filament (lampu), yaitu lampu jauh digunakan
untuk penerangan jalan dengan jarak pandang yang jauh (lurus), yang satu lagi
yaitu lampu dekat untuk penggunaan dalam kota dengan jarak pandang yang
pendek.
Syarat – syarat penggunaan lampu depan adalah :
a. Kekuatan lampu depan untuk penerangan dengan daya 25 watt.
b. Untuk lampu jauh jarak pandang tidak lebih dari 100 m dan dapat dengan
jelas melihat keadaan jalan di depan.
c. Untuk menghidupkan lampu dan memindah lampu jauh – dekat
menggunakan saklar lampu dan saklar dim.
Gambar
\ Contoh rangkaian kelistrikan pada Honda Astrea Grand
36 \
\
5
N PEMERIKSAAN GABAR
O
7
4 PENGGANTIAN BOLA
LAMPULepaskan tutup depan stang
kemudi Lepaskan tutup debu bola
lampu depan
b. Lampu belakang
N PEMERIKSAAN GABAR
O
8
TIPE HONDA
KETERANGAN:
OFF : Posisi sakelar mati
POSISI (P) : Posisi lampu kecil/kota
ON : Posisi lampu besar
REC : Kabel dari rectifier regulator
E : Massa
CL : Charging Light Kabel spull
HL : Head Light Kabel untuk ke lampu besar
TL : Tail Light Kabel untuk ke lampu belakang
P : Potition Lamp Kabel untuk ke lampu kota
10
C1 Lo Hi
OFF
POSISI(P)
WARNA
KUNING PUTIH BIRU
KABEL
KETERANGAN
Dekat : Posisi lampu depan dekat Lo : Kabel untuk lampu dekat
Jauh : Posisi lampu depan jauh Hi : Kabel untuk lampu jauh
(a) (b)
pedal rem diinjak, jarum ohm meter bergerak. Jika handle/ pedal dilepas
jarum ohm meter diam.
(a)
(b)
Gambar. Pemeriksaan saklar lampu rem tangan dan kaki
13
BAB II
DIAGNOSA KERUSAKAN SISTEM INSTRUMEN SEPEDA MOTOR
A Uraian Materi
1. Speedometer
Speedometer adalah alat untuk memberikan informasi kepada pengendara tentang
kecepatan kendaraan (sepeda motor). Speedometer pada sepeda motor ada yang
digerakkan secara mekanik, yaitu kawat baja (kabel speedometer) dan secara elektronik.
Speedometer yang digerakkan oleh kabel biasanya dihubungkan ke gigi penggerak pada
roda depan, tetapi ada juga yang dihubungkan ke output shaft (poros output)
transmisi/persneling untuk mendapatkan putarannya.
Letak dari speedometer sendiri tergabung dalam satu paket dengan instrumen yang lain
yang berada di dashboard. Indikatornya bisa berupa jarum penunjuk kecepatan dengan
level berjenjang dari kecepatan rendah ke tinggi, juga bisa berupa level meter berupa
digital yang menunjukkan level kecepatan.
Bukalah kabel speedometer jika kabel putus saat ditarik berarti itu masalahnya
speedometer mati, solusinya dengan mengganti kabel speedometer yang baru.
d Soket Speedometer Putus
Soket speedometer kendor atau putus sehingga menyebabkan putaran dari kabel
ke speedometer tidak maksimal dan tidak terbaca, bahkan tidak mau bergerak,
solusinya coba cek kabel soket menggunakan multitester agar lebih akurat.
e Kerusakan Pada Panel Speedometer
Masalah ini jarang terjadi, biasanya motor yang usianya sudah tua, jadi kinerja
komponen tidak makasimal, misalnya kemasukan air atau kabel gulungannya
gosong, solusinnya dengan mengganti speedometer.
2. Gear Indicator
Pada tampilan pada panel instrument sepedamotor juga dilengkapi dengan lampu
indicator gigi persneling dari gigi nol (netral) sampai gigi tertinggi. Namum yang perlu
dicermati adalah Neutral Switch (Saklar Netral) yaitu saklar yang menunjukkan gigi
transmisi posisi sedang netral hal ini penting dimunculkan karena terkait dengan
keamanan pengendara ketika akan memulai (starter) menghidupkan mesin kendaraan.
Sehingga kendaran tidak meloncat saat mesin akan dihidupkan (baik menggunakan
motor listrik maupun menggunakan engkol kaki (kick starter) Umumnya posisi neutral
switch berada di rumah transmisi dan dihubungkan dengan (poros mekanisme pemindah
gigi yang disebut sift drum. Pada saat gigi transmisi netral, kontak pada saklar akan
terhubung dengan massa, sehingga mengakibatkan lampu netral menyala. Pada sepeda
motor yang dilengkapi sistem pengaman, neutral switch juga digunakan untuk
mencegah sistem starter tidak bisa dihidupkan jika posisi transmisi sedang masuk gigi.
Adapun kerusakan yang terjadi dan penyebab kerusakan pada gear indikator antara lain
sebagai berikut:
Lampu indicator gear pada dashboard tidak menyala
15
Kemungkinan Penyebab:
a Lampu indikator putus
Lampu pada indikator speedometer putus akibat hubungan singkat
b Switch connector 6P bermasalah
Connector 6P tertutup oleh kotoran.
c Spring pada shift drum lemah
Spring sudah lemah karena usia pakai atau rusak karena pemakaian
d Terjadi putus kabel
Kabel putus karena pemakaian.
3. Meter bahan bakar (Fuel level meter)
Salah satu kelengkapan system instrumentasi pada sepedamotor adalah pengukur
kapasitas bahan bakar dalam tangki, dimana system ini terdiri dari beberapa komponen
antara ain :
1. Variable resitor, yaitu tahanan yang mempunyai nilai berubah-ubah yang
berfungsi sebagai perubah arus listrik, yang mengalir pada unit fuel meter.
(diletakkan pada kemudi).
2. Pelampung, yaitu komponen yang berfungsi merubah nilai tahanan berdasarkan
ketinggian permukaan bahan bakar pada tangki bahan bakar. (diletakkan di dalam
tangki bahan bakar).
Prinsip Kerja :
1. Pada Saat Bensin Penuh
Pada saat bensin penuh tangkai pelambung akan berada pada posisi nilai tahanan
listrik yang kecil pada variabel resitor, sehingga arus listrik yang mengalir pada
kumparan 1 lebih besar daripada kumparan 2, yang akan menghasilkan garis gaya
medan magnet (flux magnetik), yang akan menghasilkan kutub magnit yang sejenis
dengan kutub magnit pada lempengan magnit jarum penunjuk, sehingga magnit
tersebut akan saling tolak menolak sehingga jarum berputar kearah
“FULL”/penuh, sesuai dengan perputaran dari lempengan magnit.
16
Bila kunci kontak dimatikan, maka tidak terjadi Flux magnetik pada kedua kumparan,
sehingga magnit kembali bergerak berputar pada posisi semula, hal ini disebabkan oleh
adanya kemagnitan pada lempengan yang memungkinkan lempengan selalu berada pada
posisi tertentu, (kutub magnit selalu menunjuk ke arah utara/seperti halnya kompas).
Adapun kerusakan yang terjadi dan penyebab kerusakan pada fuel level meter antara lain
sebagai berikut:
1. Baterai Soak Atau Rusak
Karena kondisi indikator bensinnya menggunakan arus DC (searah) dari aki ataupun
baterai, dan maka jika baterai soak atau rusak ataupun malah hilang maka tidak
terdpat arus listrik ke jarum penunjuk maka dari itu jarum tidak bergerak. Kecuali
jika jarum pada penunjuk bensin memanfaatkan arus listrik dari spul penerangan.
2. Pelampung Bahan Bakar Rusak
Untuk mengecek apakah pelampung rusak itu juga lumayan mudah, Lepaskan soket
kabel ke pelampung dan selanjutnya jumper soket atau hubungkan dengan kabel. Jika
jarum indikator penunjuk bergerak maka dapat dipastikan pelampung yang
17
bermasalah dan jika tetap tidak bergerak berarti pelampung belum tentu rusak, maka
lanjutkan pemeriksaan dengan AVO meter untuk mengecek rangkaiannya.
Jika memang pelampung yang bermasalah jangan langsung kita vonis pelampung
rusak. kita harus memeriksa terlebih dahulu dengan melepaskan pelampung dari
tangki kemudian cek keadaan visual serta cek dengan AVO meter untuk kedua
kabelnya kemudian gerakkan pelampung naik turun. Jika jarum indikator bergerak
maka pelampung masih baik dan juga sebaliknya.
3. Jalur Perkabelan Atau Skema Kelistrikan Putus
Jelas jika pada jalur atau skema indikator bensin telah putus pastinya tidak ada arus
ke jarum penunjuk dan alhasil jarum indikatornya tidak bisa bergerak lagi.
4. Kerusakan Pada Spedo Jarum Jarum Penunjuk
Nah untuk kali ini permasalahan yang sedikit merepotkan dikalau perangkat ini
mengalami kerusakan. kita diharuskan membongkar batok spedometer beserta
semuanya serta cek dengan AVO meter dikalau memungkinkan dan jika kerusakan
terlalu parah alangkah baiknya untuk mengganti speedometer yang baru.
Speedometer
Perbaikan pada spedometer biasanya dilakukan ketika fungsi dari jarum penunjuk atau level
meter speedo tidak menunjukkan kecepatan sepedda motor yang sedang melaju.
Kemungkinan penyebabnya sudah di bahas pada Bab I sehingga pada bab ini hanya
membahas cara perbaikan saja. Sebelum melakukan perbaikan speedometer, pastikan dulu
bahwa baterai, sekering (15A), sekering-tambahan (10A), konektor 16P speedometer berada
dalam keadaan baik dan tersambung dengan baik. Putar ignition switch ke posisi ON dan
periksa berikutnya:
a Meter indicator kembali.
b Meter display (penunjukan meter) hidup.
Jika sudah dalam keadaan baik maka dilanjutkan dengan memeriksa bagian-bagian yang
lain untuk memastikan kerusakan dan tindakan yang harus dilakukan.
Berikut ini diagram kerja pengecekan dan perbaikan komponen speedometer:
18
PEMBONGKARAN
a Lepaskan handlebar front and rear
cover (penutup stang stir depan dan
belakang).
b Lepaskan kedua sekrup dan speedometer
assembly (susunan speedometer).
Catatan:
Catat nomor part orisinil speedometer dan jenis
susunan connector pin.
PEMERIKSAAN
Catatan:
a Lihat daftar pada halaman 18-6 untuk
mencari jenis speedometer yang sesuai.
b Lepaskan handlebar front cover
c Lepaskan konektor 16P speedometer dan
periksa terhadap kontak longgar atau tidak
baik dari konektor.
19
SPEED SENSOR
(SENSOR KECEPATAN)
PEMERIKSAAN
a Lepaskan handlebar front cover
b Lepaskan konektor 16P speedometer.
20
PELEPASAN/PEMASANGAN
a Lepaskan body cover
b Lepaskan konektor 3P speed sensor.
c Lepaskan baut dan speed sensor.
d Oleskan oli mesin bersih pada O-ring baru.
e Pemasangan adalah dalam urutan terbalik
dari pelepasan.
Indicator gear
Indicator gear digunakan untuk mengetahui posisi gigi percepatan pada saat berjalan.
Lampu indikator berada pada dashboard. Deteksi kerusakan yang terjadi sudah dibahas di
Bab I dan berikut ini langkah pemeriksaan dan penggantian part pada indikator gear.
PEMERIKSAAN SISTEM
a Putar ignition switch (kunci kontak) ke
posisi “ON”, dan oper gigi transmisi.
b Periksa lampu gear position indicator pada
masing-masing gigi transmisi.
c Jika gear position indicator tidak menyala,
periksa sebagai berikut:
d Lepaskan body cover.
21
PELEPASAN
a Lepaskan left crankcase rear cover
b Lepaskan konektor 6P gear position switch
(sakelar posisi gigi transmisi).
c Lepaskan baut-baut dan gear position
switch assembly.
d Lepaskan contact switch cap (topi
sakelar kontak) dan spring (pegas) dari
shift drum (teromol pemindah gigi).
Catatan:
1. Hati-hatilah agar contact switch cap tidak
terjatuh.
2. Pastikan untuk melepaskan O-ring.
PEMASANGAN
a Periksa gear position switch (sakelar posisi
roda transmisi) terhadap keausan atau
kerusakan.
b Jika perlu, ganti baru
22
Perhatian:
Hati-hati untuk tidak merusak float arm (lengan
pelampung).
23
PEMASANGAN
a Periksa apakah base packing (packing dasar)
berada dalam keadaan yang baik, ganti bila
perlu.
b Pasang holder plate (plat penahan) fuel unit
pada fuel unitnya.
c Pasang holder plate (plat penahan) dengan
tanda “panah” nya menghadap ke depan.
d Pasang kabel fuel unit dan sambungkan
konektor 2P.
e Pasang body cover.
24
BAB III
MENGANALISIS GANGGUAN SISTEM SINYAL PADA SEPEDA MOTOR
A. MATERI
SISTEM SINYAL
Sistem tanda ada dua jenis yaitu berupa tanda suara dan tanda berupa cahaya. Sistem
tanda berupa cahaya terdiri dari : Lampu tanda belok dan Lampu Rem. Dan yang berupa suara
yaitu klakson.
Langkah pemeriksaan :
25
4) Ganti bola lampu dengan yang baru dengan daya yang sama.
5) Pasang kembali Lensa dan kencangkan baut pengikat lensa secara sempurna
1.8. Pelepasan lampu tanda belok depan
a. Putar soket lampu tanda belok berlawanan arah putaran jarum jam
d. Gantilah bola lampu dengan yang baru yang sesuai daya bola lampu yang lama.
e. Pasang kembali soket bola lampu pada rumah lampu tanda tanda belok dengan memutar soket
searah putaran jarum jam.
a. Keselamatan terhadap peserta didik: gunakan pakaian kerja, penampilan yang rapi,
rambut tidak boleh panjang bersepatu yang lengkap dan anti slip.
3) Transmisi pada sepeda motor terbagi menjadi; a) transmisi manual, dan b) transmisi
otomatis.
4) Transmisi manual yang sering digunakan pada sepeda motor adalah jenis constant mesh
type dan sekarang dikembangkan transmisi otomatis khusus dirancang pada kendaraan type
matic, type ini sering juga disebut V-belt automatic tanpa shift mechanism/Continously
Variable Transmision(CVT).
5) Komponen utama transmisi type constant mesh adalah :
a. Main shaft (poros utama)
Pada poros utama terdapat roda gigi mati, roda gigi bebas dan roda gigi geser. Poros
utama selalu berhubungan dengan poros engkol melalui gigi kopling.
b. Counter shaft (poros lawan)
Pada counter shaft juga terdapat roda gigi yang sama dengan poros utama.
c. Shift fork sebegai penggerak gigi geser
d. Shift drum sebagai penggerak shift fork.
6) Mekanisme Pemindah Gigi
a. Type Rotari
Type rotary dioperasikan dengan satu arah sampai ke posisi awal kembali
b. Type Balik (Return Type)
Type ini bekerja satu arah dan hanya berhenti pada posisi tertentu dan untuk
kembali harus mengikuti cara kebalikannya
29
BAB IV
MOTOR STARTER DAN KELENGKAPANNYA
A. MATERI
1. Fungsi dan Jenis Sistem Stater
System stater berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja.
Ada beberapa jenis stater, diantarannya :
a. Stater mekanik
Adalah stater yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick stater (stater
kaki), slenger (stater untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)
b. Stater elektrik
Adalah stater yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Stater jenis ini banyak
digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
c. Stater Pneumatik
Adalah stater yang sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai
pada mesin-mesin kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan
stater jenis ini.
2. Komponen Utama Sistem Stater Elektrik dan Fungsinya
Secara umum system stater elektrik memiliki beberapa komponen sebagai berikut :
a. Saklar stater :berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay stater
Arah arus yang masuk kebalikan dengan arah yang keluar sehingga gaya dorong
yang dihasilkan juga saling berlawanan. Oleh karena itu penghantar akan berputar saat
arus tersebut mengalir. Untuk membuat penghantar tetap berputar maka digunakan
komutator dan sikat (brush). Komponen utama motor stater terdiri dari : armature coil,
(kumparan jangkar), komutator, field coil (kumparan medan), dan sikat (brushes).
Berdasarkan kaidah tangan kiri Fleming diatas, prinsip kerja dari komponen –
komponen utama motor stater adalah sebagai berikut : Armature dan field coil
dihubungkan dengan batteray secara serie melalui sikat – sikat dan komutatoe. Urutan
aliran arusnya yaitu dari bateray, relay stater, fiel coil, sikat positif, komutator, armature,
sikat negative, dan selanjutnya ke masa.
Pada saat arus listrik mengalir, pole
core bersama sama field coil akan
terbangkit medan magnet. Armature
yang juga dialiri arus listrik akan
timbul garis gaya magnet sesuai
tanda putaran pada gambar di
samping. Sesuai dengan kaidah
tangan kiri fleming, armature coil
sebelah kiri akan terdorong ke atas
dan yang sebelah kanannya akan terdorong ke bawah. Dalam hal ini armature coil
berfungsi sebagai kopel atau gaya punter, sehingga armature akan berputar. Jumlah
kumparan di dalam armature coil banyak, sehingga gaya putar yang ditimbulkan armature
coil bekerja saling susul menyusul. Akibatnya putaran armature akan menjadi teratur.
4. Komponen Motor Stater
a. Tutup Motor
Berfungsi sebagai rumah armature dan sebagai tempat magnet tetap (sebagai ganti
kumparan medan, pada type motor stater sekarang kumparan mean digantikan
dengan magnet permanent)
b. Armature
Berfungsi sebagai penghasil momen putar. Pada armature terdapat komutator yang
berfungsi sebagai terminal kumparan armature.
31
c. Sikat
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke kumparan armature melalui
komutator. Pada motor dibawah 125 cc biasannya sikatnya hanya ada 2, yaitu sikat
positif dan sikat negative. Tetapi motor dengan cc lebih besar, biasannya memiliki 2
buah sikat posotif dan 2 buah sikat negative, contohnya pada sepeda motor Thunder
125.
d. Pemegang sikat
Berfungsi sebagai rumah sikat. Didalam pemegang sikat terdapat pegas. Berfungsi
menekan sikat agar menempel dengan komutator.
e. Tutup Depan dan Belakang
Berfungsi sebagai rumah roda gigi reduksi.
f. Gasket
Sebagai perapat antara tutup bagian depan dan belakang
g. Roda Gigi Reduksi
Membuat perbandingan putaran antara output motor stater dan roda gigi pinion
yang memutar poros engkol. Tujuannya agar didapatkan momen punter yang lebih
besar.
5. Rangkaian dan Cara Kerja Sistem Stater
Gambar dia atas adalah rangkaian system stater sepeda motor Supra
Cara kerjannya adalah :
Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :
BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY STATER –
SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan
relay stater, maka relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan
menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor stater,
sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR STATER –
MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan
mesin.
32
a. Pemeriksaan sikat
Sikat ditekan terhadap commutator oleh gaya pegas. Bila panjang sikat melebihi
batas keausan spesifikasi, gaya tahan pegas akan berkurang, maka kontak dengan
commutator tidak menjadi efisien. Karena mencegah lancarnya aliran arus listrik,
maka putaran starter dapat menjadi lumpuh.
PETUNJUK:
1.
Ukur panjang sikat di tengah sikat,
karena bagian itulah yang sering
mengalami keausan.
2. Ukur panjang sikat dengan ujung
jangka sorong karena keausan
melingkar.
b. Penyekatan starter armature dan pemeriksaan kontinuitas
3. Ganti sikat bila pengukuran di atas
Keterangan :
berada di bawah nilai spesifikasi
1. Commutator
2. Armature core
3. Armature coil
4. Armature shaft
5. Tidak ada kontinuitas
PETUNJUK:
Kondisi antara armature core dan armature coil adalah berada dalam kondisi
penyekatan, dan commutator dihubungkan ke armature coil. Bila part-part normal,
kondisi antara commutator dan armature core adalah dalam penyekatan.
33
Keterangan :
1. Commutator
2. Armature core
3. Armature coil
4. Armature shaft
5. Ada kontinuitas
PETUNJUK:
Armature coil dan commutator
mengalami kontak dengan sikat
dengan cara berputar sendiri dan
membangkitkan arus listrik. Oleh
karena itulah, maka commutator
starter ini biasanya kotor dan hangus.
Kekotoran dan kehangusan
mengganggu arus listrik dan
mencegah starter bekerja dengan
baik.
pemeriksaan relay stater. Pada saat kabel kumparan relay stater diberikan arus
positif dan negative dari batteray, maka relay staterberbunyik “klik” dan kedua
terminal besar relay stater berhubungan jika di test dengan menggunakan multi
tester.
Tabel 2.1. Diagnosis dan Perbaikan Motor Starter
Gejala Kemungkinan penyebab Tindakan
atau kendur
sambungannya
4. Kerusakan pada kunci kontak
4. Periksa kunci kontak, ganti
5. Kerusakan pada solenoid,
jika diperlukan
relay, saklar netral atau saklar
5. Periksa bagian-bagiannya,
kopling
ganti bila perlu
6. Kerusakan mekanis pada
6. Periksa mesin
mesin
BAB V
Memeriksa Kerusakan pada Sistem Pengisian
A. Materi
1. Sistem pengisian
Sistem pengisian yang dimaksudkan adalah sistem pengisian arus pada baterai.
Pada sepedamotor ketika digunakan akan terjadi pengurangan isi dari baterai, penggunaan arus
tersebut diantaranya untuk keperluan sistem pengapian,Lampu Rem dan tanda belok. Agar
baterai tetap dalam kondisi penuh maka pada saat mesin hidup generator sistem pengisian serta
pengatur tengangan harus berfungsi normal sehingga baterai selalu dalam kondisi penuh isian.
kumparan pembangkit yang terikat mati pada rumah alternator.Pada bagian tersebut terdapat inti
besi lunak berjumlah 2batang atau 12 bagian yang dililit kumparan ,ada yang ujung kumparannya
berjumlah 2 ada juga 3, masing ujung disebut massa ( - ) Lampu dan kumparan pengisian.
Tugas Alternator Motor besar dan Perbedaannya dengan Alternator Sepeda Motor
Tugas Alternator: Saat mesin hidup, sebagai
1. Sumber energi untuk seluruh kebutuhan energi listrik pada sepeda motor
Pada gambar nampak pada saat medan magnet tidak memotong kawat maka pada saat itu tidak
terjadi pembangkitan tegangan (pada grafik berada pada posisi 0o).Ketika posisi medan magnet
memotong penuh pada kumparan (pada grafik berada pada posisi 90o) terjadi pembangkitan
maksimum positif pada salah satu ujung kawat. Pada posisi 180 o tidak terjadi pemotongan
kumparan oleh medan magnet dan tidak terjadi pembangkitan tegangan. Pada posisi 270 o terjadi
tegangan maksimum negative pada ujung yang lain dari kawat tersebut. Demikian terjadi
berulang ulang ketika magnet diputar terus menerus, dan saat itu juga terjadi perubahan arah
medan maget pada kawat, inilah yang disebut pembangkit arus bolak balik (AC) 1 Phasa.
Generator dengan inti besi dan kumparan didalam roda magnet
maksimum negatif, pada grafik ditunjukkan tegangan maksimum dengan puncak dibawah garis
0.
Penghambatan : Bila katoda diberi polaritas positif dan anoda diberi polaritas negative maka arus
terhambat- arus tidak dapat mengalir.
Pengaliran : Bila katoda diberi polarotas (+) dan anoda diberi polaritas (-), maka arus mengalir -
Arus mengalir
5.2 Tegangan alir diode.
Tegangan alir diode adalah tegangan minimal yang diperlukan oleh diode untuk mulai
mengalirkan arus. Untuk diode Silisium diperlukan tegangan minimal 0,7 volt dan diode
Germanium adalah 0,4 volt
Ini dapat dilakukan percobaan dengan cara merangkai seperti gambar dibawah ini.
Rangkaian penyearah dengan 1 diode
42
transistor sehingga SCR membuka dan memotong gelombang pembangkitan ketika polaritas
ground menjadi positif, maka terjadilah penurunan tegangan baik yang keluar dari kumparan
pengisian maupun kumparan penerangan.Bila tegangan pengisian sedikit turun kurang dari 14,5
V maka SCR akan menutup lagi dan tidak dapat mengalirkan lagi,sehingga tegangan pengisian
naik lagi, dan begitulah kejadiannya berulang ulang sehingga tegangan pengisian dan tegangan
pada sistem penerangan menjadi konstan pada tegangan 14,5 Volt.
Sepeda motor yang mengaplikasi generator kumparan tunggal mempunyai ciri khusus yaitu kabel
yang keluar dari generator hanya ada 2 kabel. Kabel tersebut salah satunya dihubungkan
langsung ke Regulator untuk mengisi baterai dan dihubungkan parallel menuju sistem
penerangan(L).
2. Bila putaran lebih tinggi ( 5000-8000 rpm) tegangan pengisian tidak dapat naik lagi melebihi
14,5 volt.
3. Tegangan yang dibangkitkan untuk sistem penerangan tidak akan melebihi 14,5 volt
Akibatnya:
1. Baterai menjadi awet
3. Bila kumparan pengisian tidak dipasang regulator - tegangan regulasi tidak ada
10. Regulator Rectifier Sistem pengisian generator 3 phase dengan magnet permanen
Pada sepeda motor tertentu yang menggunakan sistem penerangan sistem DC (baterai) maka
sistem pengisiannya harus lebih sempurna dan dapat mencukupi keperluan arus DC, sepedamotor
yang demikian biasanya menggunakan sistem pengisian 3 Phase. Misal Honda tiger 2000 ,
Suzuki Thunder dan Yamaha Vixion
47
Gambar 25 Arah alirah arus pengisian pada saat tegangan kurang dari 14,5 V
Pada saat tegangan dari baterai masih rendah maka terjadi pengaliran arus seperti ditujukkan
pada gambar 83 arus berwarna merah /garis tebal. seluruh arus mengalir menuju baterai.
Gambar 26 Arah aliran arus pada saat tegangan pengisian melebihi 14,5 V
Bila tegangan pengisian sudah mencapai 14,5 Volt maka SCR 1, SCR 2, SCR 3, akan terbuka
dan membuang arus ke massa ditunjukkan pada gambar 84 dengan warna oranye, sehingga
48
tegangan yang dibangkitkan generator turun, bila tegangan generator turun kurang dari 14,5 Volt
maka SCR akan Off sehingga semua arus dialirkan seluruhnya menuju baterai seperti gambar( 26
) akibatnya tegangan baterai akan naik lagi sampai pada tegangan 14,5 Volt kejadian yang sama
terulang kembali yaitu SCR menghubungsingkatkan arus dari generator.Sehingga tegangan yang
dihasilkan tidak akan melebihi 14,5 Volt.
11. Diode Zener
Perbedaan dengan diode biasa :
Transistor NPN maupun PNP pada regulator digunakan sebagai pengendali dari Thyristor / SCR
dengan frekuensi yang cukup tinggi antara on dan off sehingga didapatkan pengaturan tegangan
yang lebih akurat.
2. Sebagai pengendali SCR untuk memutus dan menghubungkan aliran arus yang dihasilkan
pembangkit dengan magnet permanen (lihat gambar 84).
Gambar 28. Rangkaian sistem Pengisian Motor Besar (dengan magnet remanen)
50
Gambar 32. Arah aliran arus pada saat tegangan baterai masih rendah
51
Pada saat tegangan baterai masih rendah (kurang dari 14,5 Volt) maka aruss yang dibangkitkan
generator disearahkan oleh rectifier dan mengalir untuk mengisi baterai.
Gambar 33. Arah aliran arus pada saat tegangan baterai sudah tinggi
Pada saat tegangan baterai sudah tinggi (lebih tinggi dari 14,5 Volt) maka arus dari generator
sebagian dibuang /dialirkan oleh SCR kembali kegenerator melalui massa sehingga tegangan
tidak naik lagi. Tegangan pengendali SCR didapatkan dari tegangan baterai yang diputus hubung
oleh transistor berdasarkan tegangan yang dimonitor oleh Zenner diode (lihat Gambar 91).
Bab 2 Memperbaiki Kerusakan pada Sistem Pengisian.
A. Tujuan
Setelah mempelajari cara memperbaiki sistem pengisian peserta diklat dapat memperbaiki
kerusakan pada sistem pengisian sepeda motor.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Memperbaiki kerusakan sistem pengisian.
C. Uraian Materi.
Sistem pengisian pada sepedamotor merupakan bagian yang penting pada sepedamotor sebagai
pendukung keamanan dan keawetan dari sistem kelistrikan yang lainnya oleh karena itu sistem
pengisian harus selalu berfungsi normal pada saat sepedamotor digunakan. Gangguan yang
sering terjadi misal sistem pengisian kurang dari semestinya, gejala ini akan muncul pada saat
beberapa waktu setelah digunakan mesin tersendat karena suplai tegangan sistem pengapian
menurun bahkan rusak dijalan. Gangguan lain yang sering terjadi adalah Overcharge / kelebihan
tegangan sistem pengisian, hal ini akan menyebabkan baterai cepat kering bahkan sampai
menyebabkan kerusakan pada sistem kelistrkan dan elektronik lainnya.
Seperti telah dibahas pada modul sebelumnya bahwa komponen penting sistem pengisian ada 4
macam. Berikut gambar letak komponen pada sepedamotor pada merk tertentu.
52
Pastikan kunci kontak dalam posisi OFF. Lepas kabel minus baterai. Hubungkan kabel Plus
Ampermeter dengan kabel Minus dan kabel Minus Ampermeter dengan Minus Baterai. Bacalah
apakah ampermeter menunjukkan angka tertentu. Kebocoran arus yang dipebolehkan 0,1 mA.
Jika ampermeter tidak menunjukkan angka tertentu berarti tidak terjadi kebocoran arus.
Jika terjadi kebocoran arus maka periksalah hubungan plus baterai pada pemakai. Pemakai arus
langsung dari baterai diantaranya kunci kontak dan plus motor starter. Pada posisi ukur
ampermeter yang sama dengan yang diatas lepaskan satu persatu soket dari beban langsung
tersebut. Bila salah satu soket tersebut dilepas dan kebocoran arus tidak terjadi lagi berarti
kebocoran arus terjadi pada beban langsung yang diuji tadi. Lakukan hal sama pada soket
regulator rectifier karena ada kemungkinan terjadi kebocoran pada dioda rectifier pada arah
penghambatan.
3.2 Sekring (fuse)
Sekring pada sistem pengisian ini berfungsi sebagai pengaman agar bila terjadi kerusakan
rectifier rusak maka arus tidak akan kembali ke kumparan generator.
Kabel pengisian baterai Merah ( + ) dan massa (-) Harus ada tegangan baterai
Kabel dari kumparan sistem Putih dan massa 0,2 – 1,2 Ohm pada 20o C
pengisian
Jika semua bagian yang diperiksa dalam kondisi normall seperti yang ditunjukkan pada tabel
diatas dan tidak terdapat korosi atau hubungan longgar pada konektor regulator/rectifier,
Gantilah regulator rectifier unit yang sama dengan yang lama
3.4 Alternator.
Didalam alternator terdapat 2 kumparan pembangkit yaitu Kumparan pembangkit sistem
pengisian dan kumparan pembangkit sistem penerangan. Ujung ujung kumparan dikeluarkan dari
generator melalui soket 4 Pin seperti gambar dibawah ini
56
Daftar Pustaka
Jama J, dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 3. Jakarta: Kementrian Pendidikndan Kebudayaan
Republik Indonesia
BSE. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor kelas XI jilid 3. Jakarta : Kemendikbud.
Sukma Tjatur W. 2013 Perbaikan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor VEDC/P4TK Malang