Anda di halaman 1dari 57

1

BAB I
PEMERIKSAAN SISTEM PENERANGAN SEPEDA MOTOR

A. Uraian Materi
1. Pemeriksaan Sistem Penerangan Sepeda Motor
a. Peringatan Umum
1) Baterai mengeluarkan gas-gas yang gampang meledak, jauhkan dari api dan sediakan
ventilasi yang cukup ketika mengisi baterai.
2) Hindari kulit atau mata kontak dengan cairan elektrolit baterai karena dapat
menyebabkan luka bakar.
3) Selalu matikan kunci kontak sebelum memutuskan hubungan antar komponen listrik.
4) Baterai dapat rusak jika diisi kelebihan atau kurang, apalagi dibiarkan tidak diisi dalam
jangka waktu yang lama.
5) Isilah baterai setiap dua minggu sekali untuk mencegah pembentukan sulfat, karena
tegangan (voltage) baterai akan berkurang sendiri pada saat sepeda motor tidak
digukan
b. Sambungan (Konektor)
Bila memasang sambungan, tekanlah sampai terdengar bunyi “klik”. 2) Periksa
sambungan dari kerenggangan, keretakan, kerusakan pembungkusnya, karat, kotoran dan
uap air.
c. Sekering (Fuse)
1) Jangan pergunakan sekering dengan spesifikasi berbeda.
2) Jangan mengganti sekering dengan kawat atau sekering yang imitasi
(tiruan).
3) Jika sekering putus, jangan langsung menggantinya, tapi periksa dulu penyebabnya.

Sumber: electronicrepairguide.com
Gambar. Sekering (fuse)
d. Penggunaan Multi meter
1) Pastikan posisi skala pengukuran sesuai dengan komponen yang akan diukur. Gunakan
posisi skala pengukuran;
a)tahanan untuk mengukur tahanan, b)tegangan DC untuk mengukur tegangan DC
(arus searah), c) tegangan AC untuk mengukur tegangan AC (rus bolak-balik).
Mengkur dengan posisi skala pengukuran yang salah dapat merusak multi meter.
2

2) Pastikan kabel-kabel tester positif (+) dan negatif (-) tepat pada posisinya. Bila
penempatan salah dapat merusak multi meter.

Sumber: technikalworld.blogspot.com
Gambar. Multi meter digital
3) Bila tegangan dan besarnya arus belum diketahui, mulailah skala pengukuran dengan
skala tertinggi.
4) Jika melakukan pengukuran tahanan dengan multi meter analog (multi meter biasa
yang menggunakan jarum penunjuk bukan multi meter digital), lakukan kalibrasi
(penyetelan ke 0 Ω) sebelum melakukan pengukuran tahanan dan setelah mengganti
posisi skala pengukuran tahanan.
5) Posisikan saklar pemilih ke posisi OFF setelah selesai menggunakan multi meter.
e. Perletakan Kabel-Kabel
1) Kabel listrik atau kabel lain yang longgar dapat menjadi sumber kerusakan. Periksalah
kembali setelah melakukan pemasangan untuk memastikan kabel sudah terpasang
dengan baik.
2) Pasang kabel pada rangka dengan menggunakan gelang pemasangan pada tempat yang
ditentukan. Kencangkan gelang sedemikian rupa sehingga hanya bagian-bagian yang
berisolasi yang menyentuh kabel.

Gambar. Pemasangan gelang kabel

3) Tempatkan susunan kabel listrik sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh ujung
atau sudut-sudut yang tajam.
4) Jangan gunakan kabel listrik dengan isolasi yang rusak.Perbaiki terlebih dahulu
dengan membalutnya dengan pita isolasi atau ganti dengan yang baru.
5) Jauhkan susunan kabel-kabel listrik dari bagian yang panas, seperti knalpot.
6) Jepit (clamp) susunan kabel sedemikian rupa sehingga tidak terlalu terjepit atau
longgar.
3

Gambar. Pemasangan penjepit kabel

7) Setelah pemasangan, periksa bahwa susunan kabel listrik tidak terpuntir atau tertekuk.
8) Jangan menekuk atau memuntir kabel pengontrol (misalnya kabel gas) karena dapat
menyebabkan kabel pengontrol tidak dapat bekerja dengan lancar dan mungkin macet
atau tersangkut.
9) Susunan kabel yang dipasang sepanjang stang kemudi tidak boleh ditarik kencang,
atau dipsang terlalu longgar, terjepit/tertekuk atau terganggu oleh bagianbagian
disekitarnya pada semua posisi kemudi.
10) Tempatkan kabel-kabel pada jalurnya dengan tepat. Gambar-gambar berikut ini adalah
contoh penempatan kabel-kabel pada jalur kabel yang ada pada salah satu merek
sepeda motor.

2. Perawatan Dan Perbaikan Sistem Kelistrikan


a. Informasi Keselamatan Kerja
Bola lampu halogen akan sangat panas selama lampu menyala, tunggu sampai
menjadi dingin pada saat akan membuka.

1. Gunakan sarung tangan ketika akan membuka dan memasang bola lampu
halogen, jangan sampai bola lampu tersentuh oleh jari tangan, sehingga akan
mengakibatkan putusnya bola lampu, pada saat dinyalakan sebagai akibat adanya
reaksi dari bahan halogen terhisap bekas sentuhan jari tangan.
2. Apabila sudah terlampir tersentuh bersihkan dengan kain lap yang halus yang
dibasahi dengan alkohol, untuk menghindarkan terjadinya putus pada bola
lampu.
3. Jangan lupa memasang penutup debu (dari karet) setelah bola lampu terpasang.
4. Memeriksa hubungan (continuitas) dengan menggunakan AVO meter dapat
dilakukan dengan sakelar-sakelar terpasang pada sepeda motor.
5. Periksa terlebih dahulu kondisi aki, sebelum memeriksa bagian kelistrikan yang
menggunakan arus listrik dari aki.
6. Terdapat 2 sistim arus listrik yang mengaliri peralatan-peralatan listrik pada
sepadamotor, yaitu arus AC yang berasal dari generator (spull dan magnit) dan
arus DC, yangberasal dari aki.
Pada sistim arus listrik DC, lampu-lampu dapat menyala tanpa mesin hidup,
sedangkan pada sistim arus AC kebalikannya.
4

b. Sistem Penerangan
1. Lampu depan (Head Light)
Lampu depan di pasang pada bagian kepala sepeda motor, berfungsi untuk
penerangan dengan lampu saat sepeda motor berjalan di malam hari.
Lampu depan menggunakan dua filament (lampu), yaitu lampu jauh digunakan
untuk penerangan jalan dengan jarak pandang yang jauh (lurus), yang satu lagi
yaitu lampu dekat untuk penggunaan dalam kota dengan jarak pandang yang
pendek.
Syarat – syarat penggunaan lampu depan adalah :
a. Kekuatan lampu depan untuk penerangan dengan daya 25 watt.
b. Untuk lampu jauh jarak pandang tidak lebih dari 100 m dan dapat dengan
jelas melihat keadaan jalan di depan.
c. Untuk menghidupkan lampu dan memindah lampu jauh – dekat
menggunakan saklar lampu dan saklar dim.

Gambar. Lampu Kepala Sepeda Motor

Gambar
\ Contoh rangkaian kelistrikan pada Honda Astrea Grand
36 \
\
5

Gambar. Rangkaian lampu kepala dalam diagram kelistrikan keseluruhan

Gambar. Holder Saklar Kemudi (Saklar Dim)

Cara kerja diagaram kelistrikan system penerangan.


1. Mesin dalam keadaan hidup
2. Sakelar lampu pada posisi P maka ada aliran arus dari kumparan pembangkit/
generator ke lampu – lampu kota dan lampu panel (speedometer)
3. Sakelar lampu pada posisi HL maka ada aliran arus dari kumparan
pembangkit/ generator ke lampu – lampu kota dan ke sakelar DIM.
4. Jika sakelar DIM pada posisi Low (lampu dekat) maka aliran listrik mengalir
dari kumparan pembangkit ke sakelar lampu ,sakelar DIM (Low) Filamen
lampu dekat kemudian ke massa. Lampu dekat menyala.  Jika sakelar DIM
pada posisi High (lampu jauh) maka aliran listrik mengalir dari kumparan
6

pembangkit ke sakelar lampu, sakelar DIM (High), Filamen lampu jauh


kemudian ke massa. Lampu jauh menyala.

2. Lampu Belakang (Tail Light)


Lampu belakang pada sepeda motor umumnya disamping sebagai tanda posisi
sepedadamotor bagi pengendara lain, tetapi juga sekaligus sebagai lampu plat
nomer kendaraan.

Gambar. Lampu Belakang Sepeda Motor


3. Gangguan Lampu Penerangan
Gangguan – gangguan yang sering terjadi pada sistem penerangan
serta perbaikan sebagai berikut :
a. Lampu mati
Pada saat mesin hidup saklar lampu pada posisi HL, lampu tidak
mau menyala.
Urutan pemeriksaan serta perbaikan sebagai berikut :
1. Periksa bola lampu depan dengan multimeter
2. Kemungkin filament lampu putus atau dudukan lampu kotor atau
berkarat ----bersihkan.
3. Ukur tegangan keluaran dari kumparan dari kumparan pembangkit/
generator dengan Voltmeter.
4. Periksa keadaan sambungan kabel – kabelnya kemungkinan ada yang
putus atau kendor. Periksa juga kemungkinan ada kabel yang terjadi
hubungan singkat
5. Kabel massa untuk lampu putus, terlepas/kotor
6. Bodi dari lampu kotor/karat sehingga massa tidak ada - bersihkan
b. Jika bola lampu pada system penerangan selalu mati saat mesin hidup pada
putaran tinggi, berarti ada gangguan pada sistem pengisian yang disebabkan:
1. Baterai rusak atau elektroniknya kosong
2. Regulator Rectifier (Kiprok) rusak

4. Perbaikan lampu peneragan


a. Perbaiakn lampu depan

N PEMERIKSAAN GABAR
O
7

1 Lepaskan baut engsel kaca spion.


Kendurkan mur kaca spion dan putar
kaca spion berlawanan arah jarum jam
kemudian lepaskan kaca spion

2 Lepaskan sekrup-sekrup dan lepaskan


tutup depan stang kemudi dari tutup
bagian belakang stang kemud

3 Lepaskan konektor-konektor hubungan


lampu depan/seinKfalfkalf

4 PENGGANTIAN BOLA
LAMPULepaskan tutup depan stang
kemudi Lepaskan tutup debu bola
lampu depan

5 Dorong soket bola lampu dan putar


berlawanan arah jarum jam dan
lepaskan soket. Lepaskan bola lampu
depan

6 Pasang bola lampu baru dengan


mentepatkan tonjolannya dengan alur
pada unit lampu depan. Pasang soket
bola lampu

7 Pasang tutup soket bola lampu dengan


tanda “TOP” menghadap ke atas.

b. Lampu belakang
N PEMERIKSAAN GABAR
O
8

1 Lepaskan sekrup-sekrup dan lensa


lampu belakang/rem.

2 Lepaskan bola lampu belakang/rem dan


gantilah dengan yang baru.

3 Lepaskan konektor 6P unit lampu


kombinasi belakang.

4 Lepaskan baut-baut pemasangan unit


lampu kombinasi belakang.
Tarik unit lampu kombinasi ke
belakang, kemudian lepaskan unitnya.

5. Pemeriksaan Regulator Rectifier


Regulator rectifier tidak dapat diperbaiki, apabila diketahui rusak harus
diganti. Hal ini dapat diketahui dengan cara memeriksa regulator
recifier melalui terminal masing-masing konector.

Gambar. Regulator Rectifier sistem sistem pengisian


Pemeriksaan pada Konektor:
Warna Kabel Pemeriksaan

1. Kabel baterai Harus ada tegangan antara kabel merah


(merah/putih atau merah) dengan massa
(menggunakan Voltmeter)
2. Kabel massa (hijau) Harus ada kontinyuitas antara kabel
massa dengan body
(Ohmmeter)
9

3. Kabel pengisian (putih) Harus ada tahanan sesuai


standar
4. Kabel (kuning) lampu depan Harus ada tahanan sesuai
standar
6. Pemeriksaan saklar lampu kepala sepeda motor

Gambar 41. Pemeriksaan Hubungan Kabel-kabel dari Sakelar


Lampu kepala dan saklar Dim

TIPE HONDA

KETERANGAN:
OFF : Posisi sakelar mati
POSISI (P) : Posisi lampu kecil/kota
ON : Posisi lampu besar
REC : Kabel dari rectifier regulator
E : Massa
CL : Charging Light Kabel spull
HL : Head Light Kabel untuk ke lampu besar
TL : Tail Light Kabel untuk ke lampu belakang
P : Potition Lamp Kabel untuk ke lampu kota
10

7. Pemeriksaan sakelar dim

C1 Lo Hi

OFF

POSISI(P)

WARNA
KUNING PUTIH BIRU
KABEL

KETERANGAN
Dekat : Posisi lampu depan dekat Lo : Kabel untuk lampu dekat
Jauh : Posisi lampu depan jauh Hi : Kabel untuk lampu jauh

8. Pemeriksaan Sistem Lampu tanda atau sinyal


a. Lampu Rem
Penempatan lampu di bagian belakang sepeda motor, dan dijadikan satu
dengan lampu belakang (Tail Light), namun saklar atau switch rem
ditempatkan pada mekanis pedal rem kaki dan rem tangan (kemudi). Bila
pedal rem diinjak / ditarik maka saklar rem ON dan lampu rem menyala.

Gb. Rangkaian sistem rem


Kegunaan lampu rem memberikan tanda isyarat kepada kendaraan yang ada
di belakang, bahwa isyarat memperlambat kecepatan laju kendaraan atau
tanda berhenti.
Saat sepeda motor melakukan pengereman saklar ON, maka aliran listrik
dari baterai sekring saklar lampu stop massa. Aliran arus listrik tersebut
menjadikan lampu stop menyala.
11

(a) (b)

Gambar. Pemeriksaan saklar rem kaki (a) posisi ON, (b)


posisi OFF

Switch rem gunanya untuk menghubungkan dan memutuskan arus DC dari


baterai ke lampu rem. Semua lampu rem, baik pada motor penyalaan sistem
baterai : ataupun magnet, semuanya memakai arus listrik DC dari baterai,
kecuali motor Vespa, Bajay dan Lambreta.
Tidak semua motor memakai 2 switch rem tetapi hanya pada motor tertentu
saja.

b. Gangguan - Gangguan yang Terjadi Pada Lampu Rem


1. Lampu rem tidak menyala, kemungkinan kerusakannya adalah:
1.1. Switch rem tidak bekerja (tidak menyambung)
1.2. Kabel - kabel dari baterai ke switch rem dan dari switch rem ke
lampu rem tidak tersambung.
1.3. Massa/body untuk kedudukan lampu rem kotor/karat.
1.4. Filament lampu rem putus
1.5. Sekring putus
2. Lampu rem menyala tidak mau mati, kemungkinan kerusakannya
adalah:
1.1. Switch rem tidak bekerja (tidak memutus) Switch rem setelannya
terlalu tertarik.
1.2. Ada kabel dari baterai yang langsung bersambungan dengan lampu
rem.

c. Cara Memeriksa Switch Rem


Cara memeriksa swictch rem depan dan belakang dengan ohm meter.
Putuskan/ lepaskan semua kabel switch rem depan maupun belakang
yang dihubungkan dengan lain alat pada sambungannya, lalu tes dengan
ohm meter sebagai berikut
Kabel hijau kuning dihubungkan dengan positif ohm meter, dan negatif
ohm meter dihubungakn dengan kabel hitam. Jika handle rem ditarik atau
12

pedal rem diinjak, jarum ohm meter bergerak. Jika handle/ pedal dilepas
jarum ohm meter diam.

(a)

(b)
Gambar. Pemeriksaan saklar lampu rem tangan dan kaki
13

BAB II
DIAGNOSA KERUSAKAN SISTEM INSTRUMEN SEPEDA MOTOR

A Uraian Materi
1. Speedometer
Speedometer adalah alat untuk memberikan informasi kepada pengendara tentang
kecepatan kendaraan (sepeda motor). Speedometer pada sepeda motor ada yang
digerakkan secara mekanik, yaitu kawat baja (kabel speedometer) dan secara elektronik.
Speedometer yang digerakkan oleh kabel biasanya dihubungkan ke gigi penggerak pada
roda depan, tetapi ada juga yang dihubungkan ke output shaft (poros output)
transmisi/persneling untuk mendapatkan putarannya.
Letak dari speedometer sendiri tergabung dalam satu paket dengan instrumen yang lain
yang berada di dashboard. Indikatornya bisa berupa jarum penunjuk kecepatan dengan
level berjenjang dari kecepatan rendah ke tinggi, juga bisa berupa level meter berupa
digital yang menunjukkan level kecepatan.

Gambar. Speedometer digital dan speedometer manual jarum


Adapun kerusakan yang sering terjadi pada speedo meter dan penyebabnya adalah
sebagai berikut :
Jarum penunjuk speedometer tidak bergerak pada saat motor jalan
Gejalanya adalah ketika motor berjalan, speedometer tidak menunjukkan kecepatan
sesuai dengan laju kendaraan.
Kemungkinan Penyebab:
a Gear Speedometer Aus
Salah satu penyebab speedometer mati adalag gear speedometer pada as roda
mengalami keausan, bila masalah ini terjadi hal yang perlu dilakukan adalah
mengganti gear speedometer dengan yang baru. Penyebab yang lain karena gear
spedo kotor atau kena debu jadi putaran tidak maksimal, bersihkan gigi-giginya
kemudian pasang lagi.
b Landasan Velg Rusak
Salah satu peyebabnya mungkin landasan pada pelek rusak atau macet, sehingga
membuat putaran gear speedometer terhambat atau macet, untuk masalah satu ini
solusi terbaik dengan mengganti velg.
c Kabel Speedometer Putus
14

Bukalah kabel speedometer jika kabel putus saat ditarik berarti itu masalahnya
speedometer mati, solusinya dengan mengganti kabel speedometer yang baru.
d Soket Speedometer Putus
Soket speedometer kendor atau putus sehingga menyebabkan putaran dari kabel
ke speedometer tidak maksimal dan tidak terbaca, bahkan tidak mau bergerak,
solusinya coba cek kabel soket menggunakan multitester agar lebih akurat.
e Kerusakan Pada Panel Speedometer
Masalah ini jarang terjadi, biasanya motor yang usianya sudah tua, jadi kinerja
komponen tidak makasimal, misalnya kemasukan air atau kabel gulungannya
gosong, solusinnya dengan mengganti speedometer.
2. Gear Indicator
Pada tampilan pada panel instrument sepedamotor juga dilengkapi dengan lampu
indicator gigi persneling dari gigi nol (netral) sampai gigi tertinggi. Namum yang perlu
dicermati adalah Neutral Switch (Saklar Netral) yaitu saklar yang menunjukkan gigi
transmisi posisi sedang netral hal ini penting dimunculkan karena terkait dengan
keamanan pengendara ketika akan memulai (starter) menghidupkan mesin kendaraan.
Sehingga kendaran tidak meloncat saat mesin akan dihidupkan (baik menggunakan
motor listrik maupun menggunakan engkol kaki (kick starter) Umumnya posisi neutral
switch berada di rumah transmisi dan dihubungkan dengan (poros mekanisme pemindah
gigi yang disebut sift drum. Pada saat gigi transmisi netral, kontak pada saklar akan
terhubung dengan massa, sehingga mengakibatkan lampu netral menyala. Pada sepeda
motor yang dilengkapi sistem pengaman, neutral switch juga digunakan untuk
mencegah sistem starter tidak bisa dihidupkan jika posisi transmisi sedang masuk gigi.

Gambar. Wiring Diagram gear indicator Honda Karisma

Adapun kerusakan yang terjadi dan penyebab kerusakan pada gear indikator antara lain
sebagai berikut:
Lampu indicator gear pada dashboard tidak menyala
15

Kemungkinan Penyebab:
a Lampu indikator putus
Lampu pada indikator speedometer putus akibat hubungan singkat
b Switch connector 6P bermasalah
Connector 6P tertutup oleh kotoran.
c Spring pada shift drum lemah
Spring sudah lemah karena usia pakai atau rusak karena pemakaian
d Terjadi putus kabel
Kabel putus karena pemakaian.
3. Meter bahan bakar (Fuel level meter)
Salah satu kelengkapan system instrumentasi pada sepedamotor adalah pengukur
kapasitas bahan bakar dalam tangki, dimana system ini terdiri dari beberapa komponen
antara ain :
1. Variable resitor, yaitu tahanan yang mempunyai nilai berubah-ubah yang
berfungsi sebagai perubah arus listrik, yang mengalir pada unit fuel meter.
(diletakkan pada kemudi).
2. Pelampung, yaitu komponen yang berfungsi merubah nilai tahanan berdasarkan
ketinggian permukaan bahan bakar pada tangki bahan bakar. (diletakkan di dalam
tangki bahan bakar).

Gambar. Wiring Diagram Fuel level Meter

Prinsip Kerja :
1. Pada Saat Bensin Penuh
Pada saat bensin penuh tangkai pelambung akan berada pada posisi nilai tahanan
listrik yang kecil pada variabel resitor, sehingga arus listrik yang mengalir pada
kumparan 1 lebih besar daripada kumparan 2, yang akan menghasilkan garis gaya
medan magnet (flux magnetik), yang akan menghasilkan kutub magnit yang sejenis
dengan kutub magnit pada lempengan magnit jarum penunjuk, sehingga magnit
tersebut akan saling tolak menolak sehingga jarum berputar kearah
“FULL”/penuh, sesuai dengan perputaran dari lempengan magnit.
16

Gambar . Fuel Meter saat penuh


2. Pada Saat bensin kosong
Tangkai pelampung berada pada nilai tahanan listrik yang besar, sehingga arus
listrik pada kumparan 1 berkurang, yang menjadikan kumparan 2 arus listriknya
bertambah, dan akan menghasilkan garis gaya medan magnit yang sejenis dengan
kutub magnit jarum, sehingga magnit akan saling tolak menolak, dan lempengan
magnit akan berputar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sampai jarum tepat
berada pada posisi “Empty” (kosong)

Gambar. Fuel Meter saat kosong

Bila kunci kontak dimatikan, maka tidak terjadi Flux magnetik pada kedua kumparan,
sehingga magnit kembali bergerak berputar pada posisi semula, hal ini disebabkan oleh
adanya kemagnitan pada lempengan yang memungkinkan lempengan selalu berada pada
posisi tertentu, (kutub magnit selalu menunjuk ke arah utara/seperti halnya kompas).
Adapun kerusakan yang terjadi dan penyebab kerusakan pada fuel level meter antara lain
sebagai berikut:
1. Baterai Soak Atau Rusak
Karena kondisi indikator bensinnya menggunakan arus DC (searah) dari aki ataupun
baterai, dan maka jika baterai soak atau rusak ataupun malah hilang maka tidak
terdpat arus listrik ke jarum penunjuk maka dari itu jarum tidak bergerak. Kecuali
jika jarum pada penunjuk bensin memanfaatkan arus listrik dari spul penerangan.
2. Pelampung Bahan Bakar Rusak
Untuk mengecek apakah pelampung rusak itu juga lumayan mudah, Lepaskan soket
kabel ke pelampung dan selanjutnya jumper soket atau hubungkan dengan kabel. Jika
jarum indikator penunjuk bergerak maka dapat dipastikan pelampung yang
17

bermasalah dan jika tetap tidak bergerak berarti pelampung belum tentu rusak, maka
lanjutkan pemeriksaan dengan AVO meter untuk mengecek rangkaiannya.
Jika memang pelampung yang bermasalah jangan langsung kita vonis pelampung
rusak. kita harus memeriksa terlebih dahulu dengan melepaskan pelampung dari
tangki kemudian cek keadaan visual serta cek dengan AVO meter untuk kedua
kabelnya kemudian gerakkan pelampung naik turun. Jika jarum indikator bergerak
maka pelampung masih baik dan juga sebaliknya.
3. Jalur Perkabelan Atau Skema Kelistrikan Putus
Jelas jika pada jalur atau skema indikator bensin telah putus pastinya tidak ada arus
ke jarum penunjuk dan alhasil jarum indikatornya tidak bisa bergerak lagi.
4. Kerusakan Pada Spedo Jarum Jarum Penunjuk
Nah untuk kali ini permasalahan yang sedikit merepotkan dikalau perangkat ini
mengalami kerusakan. kita diharuskan membongkar batok spedometer beserta
semuanya serta cek dengan AVO meter dikalau memungkinkan dan jika kerusakan
terlalu parah alangkah baiknya untuk mengganti speedometer yang baru.

B. PERBAIKAN SISTEM INSTRUMEN SEPEDA MOTOR

Speedometer
Perbaikan pada spedometer biasanya dilakukan ketika fungsi dari jarum penunjuk atau level
meter speedo tidak menunjukkan kecepatan sepedda motor yang sedang melaju.
Kemungkinan penyebabnya sudah di bahas pada Bab I sehingga pada bab ini hanya
membahas cara perbaikan saja. Sebelum melakukan perbaikan speedometer, pastikan dulu
bahwa baterai, sekering (15A), sekering-tambahan (10A), konektor 16P speedometer berada
dalam keadaan baik dan tersambung dengan baik. Putar ignition switch ke posisi ON dan
periksa berikutnya:
a Meter indicator kembali.
b Meter display (penunjukan meter) hidup.
Jika sudah dalam keadaan baik maka dilanjutkan dengan memeriksa bagian-bagian yang
lain untuk memastikan kerusakan dan tindakan yang harus dilakukan.
Berikut ini diagram kerja pengecekan dan perbaikan komponen speedometer:
18

PEMBONGKARAN
a Lepaskan handlebar front and rear
cover (penutup stang stir depan dan
belakang).
b Lepaskan kedua sekrup dan speedometer
assembly (susunan speedometer).

Catatan:
Catat nomor part orisinil speedometer dan jenis
susunan connector pin.
PEMERIKSAAN
Catatan:
a Lihat daftar pada halaman 18-6 untuk
mencari jenis speedometer yang sesuai.
b Lepaskan handlebar front cover
c Lepaskan konektor 16P speedometer dan
periksa terhadap kontak longgar atau tidak
baik dari konektor.
19

d Ukur voltase antara terminal Hitam dan


terminal Hijau (Massa) pada sisi harness.
e Harus ada voltase baterai dengan ignition
switch pada posisi ON.
f Jika tidak ada voltase, periksa berikutnya:
1. Rangkaian terbuka atau hubungan
singkat (korslet) pada kabel Hitam
2. Sekering tambahan Coklat (10A)
g Lepaskan konektor 16P speedometer dan
ukur voltase antara terminal Merah dan
terminal Hijau (Massa) pada sisi harness.
h Harus ada voltase baterai dengan ignition
switch pada posisi ON.
i Jika tidak ada voltase, periksa berikutnya:
1. Rangkaian terbuka atau hubungan
singkat (korslet) pada kabel Merah
2. Sekering utama Coklat (15A)
j Lepaskan konektor 16P combination
meter dan ukur kontinuitas antara
terminal Hijau pada sisi harness dan
massa.
k Lepaskan tabs (tonjolan-tonjolan) dari utility
box (kotak serbaguna), lepaskan sekrup-
sekrup dan battery cover (tutup baterai).
l Lepaskan kabel positif baterai dan reset
(setel kembali) speedometer display
(penunjukan speedometer).
m Setelah beberapa detik, hubungkan kabel
positif baterai dan periksa cara kerja
combination meter.
n Jika speedometer tidak bekerja, ganti
speedometer panel.
o Pasang battery cover dan tabs pada utility
box.

SPEED SENSOR
(SENSOR KECEPATAN)
PEMERIKSAAN
a Lepaskan handlebar front cover
b Lepaskan konektor 16P speedometer.
20

c Naikkan dan dukung sepedamotor dengan


standard utama.
d Ukur voltase antara terminal Merah Muda
dan terminal Hijau (Massa) pada sisi wire
harness.
e Dengan pelan putar roda belakang dengan
tangan.
f Harus ada pulse voltage (voltase pulsa)
sebesar 0 V sampai 5V.
1. Jika pulse voltage tampak, periksa
speedometer
2. Jika pulse voltage tidak tampak, periksa
terhadap rangkaian terbuka atau
hubungan singkat (korslet) pada kabel
Merah Muda dan hubungan longgar dari
konektor 3P dari speed sensor.
3. Jika kabel Merah muda dan hubungan
dari konektor 3P adalah baik, ganti
speed sensor.

PELEPASAN/PEMASANGAN
a Lepaskan body cover
b Lepaskan konektor 3P speed sensor.
c Lepaskan baut dan speed sensor.
d Oleskan oli mesin bersih pada O-ring baru.
e Pemasangan adalah dalam urutan terbalik
dari pelepasan.

Indicator gear
Indicator gear digunakan untuk mengetahui posisi gigi percepatan pada saat berjalan.
Lampu indikator berada pada dashboard. Deteksi kerusakan yang terjadi sudah dibahas di
Bab I dan berikut ini langkah pemeriksaan dan penggantian part pada indikator gear.
PEMERIKSAAN SISTEM
a Putar ignition switch (kunci kontak) ke
posisi “ON”, dan oper gigi transmisi.
b Periksa lampu gear position indicator pada
masing-masing gigi transmisi.
c Jika gear position indicator tidak menyala,
periksa sebagai berikut:
d Lepaskan body cover.
21

e Lepaskan konektor 6P gear position switch


(sakelar posisi gigi transmisi).

f Periksa terhadap kontinuitas antara terminal-


terminal pada masing-masing posisi gigi
transmisi.

PELEPASAN
a Lepaskan left crankcase rear cover
b Lepaskan konektor 6P gear position switch
(sakelar posisi gigi transmisi).
c Lepaskan baut-baut dan gear position
switch assembly.
d Lepaskan contact switch cap (topi
sakelar kontak) dan spring (pegas) dari
shift drum (teromol pemindah gigi).

Catatan:
1. Hati-hatilah agar contact switch cap tidak
terjatuh.
2. Pastikan untuk melepaskan O-ring.

PEMASANGAN
a Periksa gear position switch (sakelar posisi
roda transmisi) terhadap keausan atau
kerusakan.
b Jika perlu, ganti baru
22

c Pasang spring (pegas) dan contact switch


cap (topi sakelar kontak) pada shift drum
(teromol pemindah gigi).
d Oleskan oli mesin bersih kepada O-ring
baru dan pasang pada alur dari gear
position switch (sakelar posisi gigi
transmisi).
e Pasang gear position switch pada
crankcase (bak mesin).
f Pasang dan kencangkan baut, kemudian
tempatkan kabel switch pada gear position
switch tab (tonjolan pada sakelar posisi
roda gigi).
g Hubungkan konektor 6P gear position
switch.
h Pasang part-part yang telah dilepaskan
dalam urutan terbalik dari pelepasan.

Fuel Level Meter (Indikator Level Bensin)


Fuel level meter digunakan untuk mengetahui ketinggian bensin yang ada dalam tangki,
sehingga pengendara hanya tinggaal melihat di dashboard jika ingin mengetahui isi dari
tangki. Tetapi seringkali pengendara di pusingkan dengan keadaaan dimana bensin habis
tetapi level meter masih dalam keadaan Full. Dari diagnosa kerusakan di bab I maka dapat
diambil alangkah perbaikan sebagai berikut:
PELEPASAN
a Lepaskan body cover
b Lepaskan konektor 2P fuel unit.
c Putar fuel unit holder plate (pelat pemegang
fuel unit) berlawanan arah jarum jam dengan
tang lancip dan lepaskan fuel unit holder
plate.

Perhatian:
Hati-hati untuk tidak merusak float arm (lengan
pelampung).
23

PEMERIKSAAN FUEL UNIT


a Hubungkan ohmmeter kepada terminal
Kuning/Putih dan Hijau dari konektor 2P
fuel unit.
b Periksa tahanan dari float (pelampung) pada
posisi atas dan bawah.

PEMERIKSAAN FUEL METER


a Hubungkan konektor 2P fuel unit kepada
wire harness dan gerakkan pelampung dari
posisi kosong ke posisi penuh untuk
memeriksa penunjukan fuel meter.
b Jika fuel meter tidak menunjuk dengan
benar, periksa terhadap rangkaian terbuka
atau hubungan singkat pada wire harness.
c Jika wire harness adalah normal, ganti meter panel.

PEMASANGAN
a Periksa apakah base packing (packing dasar)
berada dalam keadaan yang baik, ganti bila
perlu.
b Pasang holder plate (plat penahan) fuel unit
pada fuel unitnya.
c Pasang holder plate (plat penahan) dengan
tanda “panah” nya menghadap ke depan.
d Pasang kabel fuel unit dan sambungkan
konektor 2P.
e Pasang body cover.
24

BAB III
MENGANALISIS GANGGUAN SISTEM SINYAL PADA SEPEDA MOTOR

A. MATERI
SISTEM SINYAL

Sistem tanda ada dua jenis yaitu berupa tanda suara dan tanda berupa cahaya. Sistem
tanda berupa cahaya terdiri dari : Lampu tanda belok dan Lampu Rem. Dan yang berupa suara
yaitu klakson.

1. Lampu Tanda belok.


Fungsi dari lampu tanda belok adalah memberi tanda pada pengendara lain bahwa kita
akan berbelok atau merubah arah. Kedipan dari lampu tanda belok adalah 60- 90 kali dalam satu
menit secara teratur.Jika frekuensi kedipan tidak sedemikian rupa maka sistem tanda ini tidak
akan terlihat jelas bagi pengendara lain dan hal ini membahayakan bagi diri kita maupun
pengendara lain. Frekuensi kedipan yang berubah (semakin cepat) biasanya disebabkan oleh
beban lampu yang berkurang/ada salah satu bola lampu yang putus atau kesalahan penggantian
daya bola lampu.
Agar lampu tanda belok dapat berkedip seperti ketentuan diatas, maka pada sistem lampu
tanda belok diperlukan suatu alat yang dinamakan PENGEDIP (Flasher).
Jika lampu tanda belok tidak dapat menyala sama sekali maka perlu pemeriksaan pada bagian
bagian seperti ditunjukkan pada rangkaian sistem tanda belok pada gambar dibawah ini :

Gambar Rangkaian System Lampu Tanda Belok


Nama bagian gambar:
a. Lampu tanda belok
b. Baterai
c. Kunci kontak
d. Flasher/pengedip
e. Saklar Lampu tanda belok

Langkah pemeriksaan :
25

1.1 Pemeriksaan Tegangan baterai


Ukur tegangan baterai dengan menggunakan multimeter digital yang dapat membaca
tegangan dengan akurat.
Tegangan semestinya :
Baterai keadaan penuh : 13,0- 13,2 V
Baterai keadaan tidak penuh : kurang dari 12 Volt
1.2 Pemeriksaan sekring (Main Fuse).
- Jika baterai dalam kondisi cukup isian lanjutkan pemeriksaan pada sekring yang berada didekat
rumah baterai.
- Periksa kontinuitas hubungan diantara terminal /kaki sekring dari sisi baterai terhadap massa,
jika tegangan sama dengan tegangan baterai maka kabel dalam kondisi baik.
- Periksa pada sisi keluar/ terminal keluar sekring menuju kunci kontak, Jika tegangan sama
dengan tegangan baterai, maka kondisi sekring baik. Jika tidak menunjukkan tegangan maka
sekring putus, lakukan penggantian sekring dengan kemampuan alir arus seperti tertera pada
badan sekring, misal 15 A
1.3 Pemeriksaan Kunci kontak ( Ignition Switch).
Terminal kunci kontak memiliki 2 pin Conector, Sebelum kunci kontak di ”On” kan ukur
tegangan yang masuk pada salah satu kaki conector dengan kabel berwarna merah (dari sekring)
dengan menggunakan Volt meter diukur tegangannya terhadap massa, hasil ukur tegangan harus
sama dengan tegangan baterai. Pada conector yang sama ukurlah terminal kabel keluaran/Out put
dari kunci kontak dengan memutar kunci kontak pada posisi ”On” . Baca hasil pengukuran
tegangan dan hasilnya harus sama dengan tegangan baterai.
1.4 Pemeriksaan Flasher/Pengedip.
Flasher/ pengedip adalah rangkaian dari komponen elektronik yang dapat membuat
lampu menyala berkedip secara teratur bila sedang diaktifkan. Kerusakan pada flasher biasanya
setelah dilakukan pemeriksaan seperti pada 3 pemeriksaan seperti yang dijelaskan pada urutan
a,b,c dan hasil pemeriksaan ternyata sempurna semua, tetapi lampu tanda belok sama sekali tidak
menyala, maka lakukan pemeriksaan
Pemeriksaan saklar dilakukan dengan memeriksa kontinuitas hubungan pada Conector terminals
. Saklar ini terletak pada Handlebar sebelah kir
Dengan menggunakan Ohm meter periksalah hubungan antar terminal seperti ditunjukkan pada
diagram saklar lampu tanda belok (Gambar 43)
Misal : hubungkan probe ohm meter antara kabel berwarna hijau dan biru muda, posisikan sklar
pada belok kanan ( R ), maka ohm meter harus menunjukkan adanya kontinuitas hubungan.
1.6 Penggantian Bola lampu tanda belok.
Sebelum mengganti bola lampu tanda belok lakukan pelepasan Lensa lampu terlebih dahulu
seperti ditunjukkan gambar dibawah :
1.7. Pelepasan lampu tanda belok belakang
1) Lepaskan baut pengikat lensa
26

2) Lepas Lensa dari rumah lampu

3) Tarik bola lampu (bola lampu tusuk) dengan menggunakan tangan

4) Ganti bola lampu dengan yang baru dengan daya yang sama.

5) Pasang kembali Lensa dan kencangkan baut pengikat lensa secara sempurna
1.8. Pelepasan lampu tanda belok depan
a. Putar soket lampu tanda belok berlawanan arah putaran jarum jam

b. Tarik dan keluarkan soket beserta lampu.

c. Keluarkan bola lampu dari soket dengan cara menarik.

d. Gantilah bola lampu dengan yang baru yang sesuai daya bola lampu yang lama.

e. Pasang kembali soket bola lampu pada rumah lampu tanda tanda belok dengan memutar soket
searah putaran jarum jam.

2. Sistem tanda suara ( Klakson )


Klakson (Horn) merupakan kelengkapan pada sepeda motor yang berfungsi untuk meminta
prioritas jalan pada pengendara lain disaat siang hari. Klakson ini hanya boleh digunakan pada
saat akan mendahului pengendara lain agar pengendara lain mengetahui bahwa kita sedang
meminta prioritas jalan.
Bunyi atau suara yang timbul akibat adanya getaran.
Agar klakson dapat didengar dengan baik dan sesuai dengan peraturan, maka klakson harus
mempunyai frekuensi getaran antara 1800 – 3550 Hz.
Pada umumnya klakson dapat dibagi dalam beberapa macam antara lain:
2.1 Klakson listrik. Jenis klakon ini juga dibagi 2 yaitu, arus bolak-balik (AC) dan arus searah
(DC)
2.1.1. Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC)
Pada magnet listrik akan terjadi pergantian kutub-kutub utara dan selatan sesuai dengan
frekuensi listrik, akibatnya membran bergetar. Klakson ini dipakai pada kendaraan-kendaraan
jenis kecil dengan pembangkit listrik memakai dinamo AC. Kerugian klakson ini frekuensi
klakson turun bila putaran motor turun, karena frekuensi listrik tergantung dari putaran motor.
2.1.2. Klakson listrik arus searah (DC)
Prinsip dasar klakson listrik DC (Palu Wagner)
Dalam klakson listrik DC, kita perlukan kotak pemutus dan pegas plat agar membran dapat
bergetar
Bila kontak (3) tertutup arus mengalir ke magnet listrik(1), membran akan tertarik ke arah
magnet listrik
Jangkar akan membuka kontak pemutus
Gerakan ini terjadi berulang ulang dengan frekuensi yang tinggi, hingga timbul suara dengan
nada tertentu.
27

2.2 Rangkaian klakson


Rangkaian Klakson Pengendali negatif adalah rangkaian yang cara pengendaliannya atau
cara membunyikannya dengan cara menghubung atau memutuskan arus dari klakson menuju
massa.
Rangkaian klakson kebanyakan pada sepedamotor adalah rangkaian pengendali positif
seperti gambar 48. Untuk membunyikan klakson adalah dengan cara menghubungkan tegangan
positif untuk dialirkan menuju klakson.
2.3 Gangguan yang terjadi pada klakson
Apabila tombol ditekan maka arus listrik akan mengalir dari baterai Kunci kontak sekring
klakson massa. sehingga membran klakson akan bergetar dan menimbulkan suara atau bunyi.
Apabila terdapat gangguan pada klakson, maka terlebih dahulu memeriksa sumber arus listrik
penggeraknya, apabila penggeraknya baterai maka pemeriksaan dapat dilakukan tanpa
menghidupkan mesin, tetapi apabila sumber arus listriknya dari pembangkit maka mesin atau
motor harus dihidupkan.Klakson yang tidak berbunyi : bisa disebabkan oleh rangkaian atau kabel
kontak-kontak yang mehubungkan klakson dengan sumber arus terputus longgar atau kotor.
Hubungan arus listrik yang terputus mengakibatkan membran/ diafragma pada klakson tidak
bergetar karena tidak terjadi kemagnetan. Dengan tidak adanya getaran tersebut maka tidak
timbul bunyi.
Kontak-kontak atau sambungan kabel yang longgar juga menghambat jalannya arus
listrik sehingga arus yang mengalir sangat kecil dan tidak mampu menimbulkan kemagnetan
yang kuat sehingga membran/ diafragma hanya bergetar lemah. Bunyi yang dihasilkan pun
kurang keras
Penyebab lain dari tidak berfungsinya klakson adalah diafragma yang robek, penyetelan
dafragma yang tidak tepat, atau unit kemagnetan rusak. Diafragma yang robek berakibat udara di
sebelah diafragma mengalir kesisi yang lain sehingga getaran udara berkurang dan bunyi yang
ditimbulkan menjadi lemah. Demikian pula akibatya jika penyetelan diafragma tidak tepat.
Setelan diafragma yang terlalu kendor mengakibatkan getarannya lemah sedangkan setelan
D. Rangkuman 1
Sistem tanda ada dua jenis yaitu berupa tanda suara dan tanda berupa cahaya. Sistem
tanda berupa cahaya terdiri dari : Lampu tanda belok dan Lampu Rem. Dan yang berupa suara
yaitu klakson
2)Keselamatan Kerja :

a. Keselamatan terhadap peserta didik: gunakan pakaian kerja, penampilan yang rapi,
rambut tidak boleh panjang bersepatu yang lengkap dan anti slip.

b. Keselamatan terhadap alat-alat praktek : gunakan alat-alat tangan maupun alat-alat


khusus sesuai dengan fungsinya

c. Keselamatan terhadap bahan praktek : lakukan langkah membongkar atau melepas


komponen sepeda motor dengan mengikuti buku petunjuk/buku manual
28

3) Transmisi pada sepeda motor terbagi menjadi; a) transmisi manual, dan b) transmisi
otomatis.
4) Transmisi manual yang sering digunakan pada sepeda motor adalah jenis constant mesh
type dan sekarang dikembangkan transmisi otomatis khusus dirancang pada kendaraan type
matic, type ini sering juga disebut V-belt automatic tanpa shift mechanism/Continously
Variable Transmision(CVT).
5) Komponen utama transmisi type constant mesh adalah :
a. Main shaft (poros utama)
Pada poros utama terdapat roda gigi mati, roda gigi bebas dan roda gigi geser. Poros
utama selalu berhubungan dengan poros engkol melalui gigi kopling.
b. Counter shaft (poros lawan)
Pada counter shaft juga terdapat roda gigi yang sama dengan poros utama.
c. Shift fork sebegai penggerak gigi geser
d. Shift drum sebagai penggerak shift fork.
6) Mekanisme Pemindah Gigi
a. Type Rotari

Type rotary dioperasikan dengan satu arah sampai ke posisi awal kembali
b. Type Balik (Return Type)

Type ini bekerja satu arah dan hanya berhenti pada posisi tertentu dan untuk
kembali harus mengikuti cara kebalikannya
29

BAB IV
MOTOR STARTER DAN KELENGKAPANNYA

A. MATERI
1. Fungsi dan Jenis Sistem Stater
System stater berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja.
Ada beberapa jenis stater, diantarannya :
a. Stater mekanik
Adalah stater yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick stater (stater
kaki), slenger (stater untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)
b. Stater elektrik
Adalah stater yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Stater jenis ini banyak
digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
c. Stater Pneumatik
Adalah stater yang sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai
pada mesin-mesin kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan
stater jenis ini.
2. Komponen Utama Sistem Stater Elektrik dan Fungsinya
Secara umum system stater elektrik memiliki beberapa komponen sebagai berikut :
a. Saklar stater :berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay stater

b. Relay stater :berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor sater

c. Motor stater :berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar

d. Batteray :berfungsi sebagai sumber arus listrik

3. Prinsip Kerja Motor Stater


Motor stater mengubah energi listrik menjadi energi mekanik (putar). Motor bias
berputar mengikuti prinsip sebagai berikut :
Pada saat arus melewati
konduktor (penghantar A) dan B yang
berada antara kutub magnet, maka
penghantar A dan B akan menerima
gaya dorong berdasarkan garis gaya
magnet yang timbul dengan arah
seperti pada gambar di samping.
Hubungan antar arah arus, arah garis
gaya magnet dan arah gaya dorong
pada penghantar merujuk pada
aturan / kiadah tangan kiri Fleming.
30

Arah arus yang masuk kebalikan dengan arah yang keluar sehingga gaya dorong
yang dihasilkan juga saling berlawanan. Oleh karena itu penghantar akan berputar saat
arus tersebut mengalir. Untuk membuat penghantar tetap berputar maka digunakan
komutator dan sikat (brush). Komponen utama motor stater terdiri dari : armature coil,
(kumparan jangkar), komutator, field coil (kumparan medan), dan sikat (brushes).
Berdasarkan kaidah tangan kiri Fleming diatas, prinsip kerja dari komponen –
komponen utama motor stater adalah sebagai berikut : Armature dan field coil
dihubungkan dengan batteray secara serie melalui sikat – sikat dan komutatoe. Urutan
aliran arusnya yaitu dari bateray, relay stater, fiel coil, sikat positif, komutator, armature,
sikat negative, dan selanjutnya ke masa.
Pada saat arus listrik mengalir, pole
core bersama sama field coil akan
terbangkit medan magnet. Armature
yang juga dialiri arus listrik akan
timbul garis gaya magnet sesuai
tanda putaran pada gambar di
samping. Sesuai dengan kaidah
tangan kiri fleming, armature coil
sebelah kiri akan terdorong ke atas
dan yang sebelah kanannya akan terdorong ke bawah. Dalam hal ini armature coil
berfungsi sebagai kopel atau gaya punter, sehingga armature akan berputar. Jumlah
kumparan di dalam armature coil banyak, sehingga gaya putar yang ditimbulkan armature
coil bekerja saling susul menyusul. Akibatnya putaran armature akan menjadi teratur.
4. Komponen Motor Stater

a. Tutup Motor
Berfungsi sebagai rumah armature dan sebagai tempat magnet tetap (sebagai ganti
kumparan medan, pada type motor stater sekarang kumparan mean digantikan
dengan magnet permanent)
b. Armature
Berfungsi sebagai penghasil momen putar. Pada armature terdapat komutator yang
berfungsi sebagai terminal kumparan armature.
31

c. Sikat
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke kumparan armature melalui
komutator. Pada motor dibawah 125 cc biasannya sikatnya hanya ada 2, yaitu sikat
positif dan sikat negative. Tetapi motor dengan cc lebih besar, biasannya memiliki 2
buah sikat posotif dan 2 buah sikat negative, contohnya pada sepeda motor Thunder
125.
d. Pemegang sikat
Berfungsi sebagai rumah sikat. Didalam pemegang sikat terdapat pegas. Berfungsi
menekan sikat agar menempel dengan komutator.
e. Tutup Depan dan Belakang
Berfungsi sebagai rumah roda gigi reduksi.
f. Gasket
Sebagai perapat antara tutup bagian depan dan belakang
g. Roda Gigi Reduksi
Membuat perbandingan putaran antara output motor stater dan roda gigi pinion
yang memutar poros engkol. Tujuannya agar didapatkan momen punter yang lebih
besar.
5. Rangkaian dan Cara Kerja Sistem Stater

Gambar dia atas adalah rangkaian system stater sepeda motor Supra
Cara kerjannya adalah :
Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :
BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY STATER –
SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan
relay stater, maka relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan
menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor stater,
sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR STATER –
MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan
mesin.
32

Rangkaian Sistem Stater Spin

B. DIAGNOSA, PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN


1. Pemeriksaan Komponen Sistem Stater

a. Pemeriksaan sikat
Sikat ditekan terhadap commutator oleh gaya pegas. Bila panjang sikat melebihi
batas keausan spesifikasi, gaya tahan pegas akan berkurang, maka kontak dengan
commutator tidak menjadi efisien. Karena mencegah lancarnya aliran arus listrik,
maka putaran starter dapat menjadi lumpuh.

PETUNJUK:
1.
Ukur panjang sikat di tengah sikat,
karena bagian itulah yang sering
mengalami keausan.
2. Ukur panjang sikat dengan ujung
jangka sorong karena keausan
melingkar.
b. Penyekatan starter armature dan pemeriksaan kontinuitas
3. Ganti sikat bila pengukuran di atas
Keterangan :
berada di bawah nilai spesifikasi
1. Commutator
2. Armature core
3. Armature coil
4. Armature shaft
5. Tidak ada kontinuitas

PETUNJUK:
Kondisi antara armature core dan armature coil adalah berada dalam kondisi
penyekatan, dan commutator dihubungkan ke armature coil. Bila part-part normal,
kondisi antara commutator dan armature core adalah dalam penyekatan.
33

c. Kontinuitas antara segmen-segmen commutator

Keterangan :
1. Commutator
2. Armature core
3. Armature coil
4. Armature shaft
5. Ada kontinuitas

d. Periksa armature coil dan commutator terhadap adanya kekotoran atau


hangus

PETUNJUK:
Armature coil dan commutator
mengalami kontak dengan sikat
dengan cara berputar sendiri dan
membangkitkan arus listrik. Oleh
karena itulah, maka commutator
starter ini biasanya kotor dan hangus.
Kekotoran dan kehangusan
mengganggu arus listrik dan
mencegah starter bekerja dengan
baik.

e. pemeriksaan relay stater

pemeriksaan relay stater. Pada saat kabel kumparan relay stater diberikan arus
positif dan negative dari batteray, maka relay staterberbunyik “klik” dan kedua
terminal besar relay stater berhubungan jika di test dengan menggunakan multi
tester.
Tabel 2.1. Diagnosis dan Perbaikan Motor Starter
Gejala Kemungkinan penyebab Tindakan

Mesin tidak berputar 1. Baterai sudah mati 1. Periksa keadaan baterai


2. Fusible link sudah rusak 2. Ganti fusible link
3. Ada sambungan yang lepas 3. Bersihkan dan kencangkan
34

atau kendur
sambungannya
4. Kerusakan pada kunci kontak
4. Periksa kunci kontak, ganti
5. Kerusakan pada solenoid,
jika diperlukan
relay, saklar netral atau saklar
5. Periksa bagian-bagiannya,
kopling
ganti bila perlu
6. Kerusakan mekanis pada
6. Periksa mesin
mesin

1. Periksa baterai, ganti jika


1. Baterai lemah diperlukan
2. Sambungan kendor atau 2. Bersihkan dan kencangkan
berkarat sambungan
Mesin berputar
3. Kerusakan pada motor starter 3. Periksa dan lakukan
lambat
4. Ada masalah mekanis pada pengujian motor starter
mesin atau motor starter 4. Cek mesin dan starter, ganti
komponen yang rusak

1. Periksa gigi pinion dan ring


1. Kerusakan gigi pinion atau
gear dari keausan atau
ring gear
kerusakan
2. Kerusakan plunyer pada
2. Periksa dan Tes pull-in dan
solenoid
Starter berputar terus hold-in coil
3. Kerusakan kunci kontak atau
3. Periksa kunci kontak dan
rangkaian kontrolnya
rangkaiannya
4. Kunci kontak macet
4. Cek kunci kontak

1. Kerusakan pada kopling 1. Periksa kopling


starter starter,periksa kerjanya
Starter berputar tetapi
2. Kerusakan atau keausan gigi 2. Cek roda gigi dari keausan
mesin tidak berputar
pinion dan ring gear dan kerusakan

1. Periksa dan ganti jika perlu


Starter tidak dapat 1. Kerusakan pada solenoid
2. Cek roda gigi dari kerusakan
berkaitan atau lepas 2. Pinion gear atau ring gear aus
dan keausan, ganti jika perlu
dengan lembut
35

BAB V
Memeriksa Kerusakan pada Sistem Pengisian

A. Materi
1. Sistem pengisian
Sistem pengisian yang dimaksudkan adalah sistem pengisian arus pada baterai.
Pada sepedamotor ketika digunakan akan terjadi pengurangan isi dari baterai, penggunaan arus
tersebut diantaranya untuk keperluan sistem pengapian,Lampu Rem dan tanda belok. Agar
baterai tetap dalam kondisi penuh maka pada saat mesin hidup generator sistem pengisian serta
pengatur tengangan harus berfungsi normal sehingga baterai selalu dalam kondisi penuh isian.

Gambar 1 Bagan Sistem Pengisian


Pada gambar 1 bagan sistem pengisian menggambarkan tiga buah bejana air yang berhubungan
sehingga apabila kran kran dibuka (arus mengalir) maka ketinggian air akan sama karena bejana
(alternator) akan mengisi bejana yang dibagian tengah (baterai). Penjelasan sistem pengisian
berdasarkan bagan sistem pengisian: Apabila beban dinyalakan maka tegangan baterai akan
turun.bila tegangan baterai turun maka arus pengisisan akan mengalir untuk mengisi baterai
sampai tegangan pengisian tercapai/baterai penuh.
Dengan memperhatikan gambar bagan 59 bila terjadi masalah sistem pengisian maka dapat
diukur tegangan dan arus pada komponen seperti Alternator, Baterai dan beban.

Gambar. Rangkaian sistem pengisian


36

Alternator : Pembangkit arus bolak balik.


Arus bolak balik tidak dapat mengisi baterai tanpa disearahkan terlebih dahulu dengan
menggunakan rectifier.

Gambar 3 Penyearahan arus AC


Pada gambar 3 ,tegangan yang dapat dialirkan untuk mengisi baterai adalah tegangan DC yang
sudah disearahkan oleh Dioda/Rectifier.
Apabila generator berputar cepat maka tegangan akan naik terus hingga tegangan dapat
merusakkan baterai dan beban sistem kelistrikan lainnya.
Agar tegangan sistem pengisian tidak terlalu tinggi maka tegangan perlu diregulasi hingga
dengan voltage regulator berupa Thyristor , seperti yang digambarkan skema dibawah ini :

Gambar 4 Bagan Rangkaian Regulator rectifier


Thyristor dalam hal ini juga berfungsi sebagai penyearah arus dan pemutus arus

Gambar 5 Thyristor sebagai penyearah


Pada gambar 5, bila terminal Gate pada Thyristor diberi polaritas Negatif maka arus dapat
mengalir dari Plus (anoda) menuju minus (katoda).
Gate pada thyristor dikendalikan oleh rangkaian pengatur tegangan (lihat gambar 61) yang akan
menghubungkan gate dengan negatif pada saat tegangan lebih rendah dari 14,5 Volt sehingga
arus dari generator dapat disearahkan dan dialirkan menuju baterai, apabila tegangan sudah
mencapai 14,5 Volt maka gate Thyristor tidak lagi dihubungkan dengan minus oleh voltage
regulator dan thyristor tidak mengalirkan arus ke baterai.

2. Alternator dan prinsip kerjanya.


Pembangkitan daya listrik pada sepedamotor adalah pembangkit listrik AC 1 fasa dan 3 fasa atau
disebut alternator. Komponen-komponen dari alternator terdiri dari Roda gaya magnet dengan 2
pasang pool medan magnet atau 6 pasang pool medan magnet . Roda gaya tersebut biasanya
dirakit pada ujung poros engkol sehingga putaran roda gaya sama dengan putaran mesin, bagian
ini disebut sebagai Rotor (bagian yang berputar).Pada sisi yang lain dari alternator adalah
37

kumparan pembangkit yang terikat mati pada rumah alternator.Pada bagian tersebut terdapat inti
besi lunak berjumlah 2batang atau 12 bagian yang dililit kumparan ,ada yang ujung kumparannya
berjumlah 2 ada juga 3, masing ujung disebut massa ( - ) Lampu dan kumparan pengisian.

Gambar 6 Alternator dengan magnet permanen


Pada umumnya sepedamotor yang tergolong berkapasitas kecil sampai dengan 250 cc
menggunakan alternator jenis yang seperti ditunjukkan pada gambar 6 .Dengan konstruksi
banyak pool medan magnet dan pool pembangkit diharapkan arus pengisian menjadi lebih rata.
Kebutuhan listrik pada sepedamotor jenis ini tidak begitu besar sehingga cukup dengan
menggunakan magnet permanen dan konstruksinya menjadi kompak menyatu didalam mesin.
Berbeda dengan kebutuhan arus pada sepeda motor besar yang memerlukan daya untuk system
kelistrikan besar dan menggunakan baterai yang besar juga. Guna memenuhi kebutuhan arus
tersebut diaplikasikan generator bentuk lain yang merupakan bagian diluar mesin (gambar64).
Hal ini dimungkinkan karena generator ini menggunakan magnet listrik (remanen) yang dapat
diatur kekuatan magnetnya sehingga dapat membangkitkan arus yang cukup untuk keperluan
sistem kelistrikan.

Gambar 7. Alternator motor besar


38

Konstruksi Alternator Motor besar.

Gambar 8 Konstruksi Alternator motor besar


Sepeda motor Besar atau lazim disebut MoGe mulai dengan sepedamotor berkapasitas 750cc
dengan 4 silinder kebanyakan alternator sistem pengisian dikonstruksi seperti yang digunakan
pada mobil. Kostruksi ini memungkinkan dilakukan perbaikan pada komponennya tanpa harus
melepas bagian bagian mesin tetapi cukup unit alternator dilepas dari mesin.Pertimbangan
tersebut diambil agar kostruksi mesin lebih kompak dan alternator memiliki daya lebih besar
untuk dapat memenuhi kebutuhan arus lebih besar.

Tugas Alternator Motor besar dan Perbedaannya dengan Alternator Sepeda Motor
Tugas Alternator: Saat mesin hidup, sebagai
1. Sumber energi untuk seluruh kebutuhan energi listrik pada sepeda motor

2. Pengisi baterai agar selalu siap pakai


Alternator pertama kali dibuat pada tahun : 1967
Karena dapat diproduksi dioda penyearah berdaya besar.
Tabel 5 Perbedaan prinsip kerja alternator Motor besar dengan Alternator sepeda motor
39

Alternator motor besar Alternator sepeda


motor
Kumparan Diam (pada bag.tepi) Diam(pada bag.tengah)
pembangkit Permanen Permanen
Medan Magnet Dioda (dalam alternator) Dioda (diluar alternator)
Penyearah Tidak diregulasi Tidak diregulasi
Produksi arus Pada putaran rendah Pada putaran rendah
Keuntungan Tegangan cukup Tegangan kurang

3. Prinsip Pembangkit Tegangan


Prinsip pembangkitan tegangan pada seutas kawat yang terbuat dari bahan tembaga berisolasi
dan disekitarnya diberikan medan magnet yang selalu berubah polaritas( kutup utara dan selatan)
maka pada kedua ujung kawat tersebut akan dibangkitkan tegangan yang selalu berubah
polaritasnya ( plus dan minus bergantian pada kedua ujungnya),lihat gambar dibawah.

Gambar 9 Prinsip Pembangkitan Listrik


Keterangan :
1. Volt meter
2. Rotor magnet permanen
3. Kumparan pembangkit(kawat tembaga)
4. Medan magnet(garis gaya magnet)
5. Poros rotor
40

Gambar 10 Grafik Gelombang sinus pada sudut putar rotor 360 O

Pada gambar nampak pada saat medan magnet tidak memotong kawat maka pada saat itu tidak
terjadi pembangkitan tegangan (pada grafik berada pada posisi 0o).Ketika posisi medan magnet
memotong penuh pada kumparan (pada grafik berada pada posisi 90o) terjadi pembangkitan
maksimum positif pada salah satu ujung kawat. Pada posisi 180 o tidak terjadi pemotongan
kumparan oleh medan magnet dan tidak terjadi pembangkitan tegangan. Pada posisi 270 o terjadi
tegangan maksimum negative pada ujung yang lain dari kawat tersebut. Demikian terjadi
berulang ulang ketika magnet diputar terus menerus, dan saat itu juga terjadi perubahan arah
medan maget pada kawat, inilah yang disebut pembangkit arus bolak balik (AC) 1 Phasa.
Generator dengan inti besi dan kumparan didalam roda magnet

Gambar 11 Grafik pembangkitan tegangan


Pada gambar diatas dimaksudkan pembangkitan arus bolak balik seperti grafik dihasilkan pada
posisi putar roda magnet seperti pada gambar generator diatasnya. Perhatikan tanda panah pada
angker/inti besi, pada saat garis gaya magnet mengarah ke kiri (dari N/Utara menuju S/South),
garis gaya magnet memotong kumparan, maka pada generator dibangkitkan tegangan maksimum
positif pada ujung kumparan pembangkit.Pada gambar yang kedua garis gaya magnet tidak
memotong kumparan karena posisi roda magnet berada di tepat pada ujung angker sehingga garis
gaya magnet mengalir melalui roda magnet bagian luar.Pada ujung kumparan tidak dibangkitkan
tegangan (pada grafik tegangan 0). Pada posisi putar generator yang ketiga posisi kutup magnet
menjadi terbalik dan arah gaya magnet yang melewati angker/inti besi kumparan menjadi
terbalik (lihat arah panah dari kiri ke kanan) maka pada ujung kumparan dibangkitkan tegangan
41

maksimum negatif, pada grafik ditunjukkan tegangan maksimum dengan puncak dibawah garis
0.

5. Diode (Penyearah arus)


Fungsi diode adalah untuk menyearahkan arus bolak balik dari pembangkit menjadi arus searah
5.1 Prinsip penyearah diode

Gambar 12 Grafik tegangan membuka dioda

Penghambatan : Bila katoda diberi polaritas positif dan anoda diberi polaritas negative maka arus
terhambat- arus tidak dapat mengalir.

Pengaliran : Bila katoda diberi polarotas (+) dan anoda diberi polaritas (-), maka arus mengalir -
Arus mengalir
5.2 Tegangan alir diode.
Tegangan alir diode adalah tegangan minimal yang diperlukan oleh diode untuk mulai
mengalirkan arus. Untuk diode Silisium diperlukan tegangan minimal 0,7 volt dan diode
Germanium adalah 0,4 volt
Ini dapat dilakukan percobaan dengan cara merangkai seperti gambar dibawah ini.
Rangkaian penyearah dengan 1 diode
42

Gambar 13 Grafik penyearahan ½ gelombang


Bila satu kumparan pada salah satu ujungnya dimassakan dan ujung yang lain dipasang sebuah
diode maka tegangan yang dapat mengalir adalah pada saat ujung kumparan yang dipasang diode
menjadi positif, dan bila polaritas dari ujung kumparan berbalik menjadi negatif maka arus dari
generator tidak dapat mengalir karena adanya diode tersebut. Efek demikian disebut penyearahan
½ gelombang (lihat grafik) karena gelombang yang menuju maksimum negatif /dibawah nol
terpotong/tidak mengalir. Tegangan yang dihasilkan adalah ½ dari tegangan fasa.
Rangkaian penyearah dengan 4 diode (kuprox)

Gambar 14 Penyearahan 1 gelombang penuh step1

Gambar 15 Grafik penyearahan step 1


Pada gambar 15 ditunjukkan arah aliran listrik sesuai dengan tanda panah pada saat ini
perhatikan hanya 2 diode saja yang bekerja.
Hasil penyearahan ditunjukkan dengan gambar grafik . tegangan setelah diode tidak ada polaritas
negatif.

Gambar 16 Penyearahan 1 gelombang penuh step2


43

Gambar 17 Grafik penyearahan gelombang posisi 1

Gambar 18 Grafik penyearahan gelombang pada posisi 2


Pada grafik menunjukkan bahwa pada saat ujung kumparan yang lain pada saat menghasilkan
tegangan positif dapat dialirlkan yaitu pada sudut putar magnet 90o dari awal. Sehingga bila
kedua grafik tersebut disatukan akan menjadi grafik penyearahan 1 gelombang penuh.

Gambar 19 Grafik penyearahan 1 gelombang penuh


Pada grafik ditunjukkan bahwa pada saat kedua ujung kumparan secara bergantian berubah
polaritas arus tersebut selalu disearahkan sehingga bentuk gelombang penyearahan menjadi
rapat.
6. Pembatas tegangan konvensional (pada pembangkit dengan magnet permanen)
Prinsip pembatasan tegangan dengan cara membagi arus yang dibangkitkan pada dua cabang
beban
44

Gambar 20 Kuprox/Penyearah gelombang penuh


Rangkaian semacam ini bukanlah berfungsi sebagai regulator tegangan tetapi hanya berfungsi
sebagai penyearah arus dari generator untuk mengisi baterai dan membuang sebagian arus
melalui tahanan kemassa.
Sifat-sifat dari KUPROX :
 Bila putaran mesin rendah -Baterai tidak mengisi
 Bila putaran mesin tinggi -Tegangan pengisian terlalu tinggi dari semestinya

Akibat yang ditimbulkan :


1. Baterai cepat rusak

2. Lampu cepat putus

7. Regulator rectifier (satu phase)


Pada umumnya sepeda motor saat sekarang dilengkapi penstabil tegangan baik untuk sistem
pengisian maupun sistem penerangan yang disebut dengan Regulator rectifier.

Gambar 21 Bagan Regulator Rectifier.


Cara kerja sistem pengisian dengan menggunakan Regulator Rectifier (gambar 21).
Pada saat tegangan baterai masih rendah maka arus yang keluar dari generator mengalir melalui
diode dan disearahkan menuju baterai sehingga tegangan baterai naik melebihi 12 V, bila
tegangan baterai sudah mencapai 14,5 V maka diode Zener mulai membuka dan mengaktifkan
45

transistor sehingga SCR membuka dan memotong gelombang pembangkitan ketika polaritas
ground menjadi positif, maka terjadilah penurunan tegangan baik yang keluar dari kumparan
pengisian maupun kumparan penerangan.Bila tegangan pengisian sedikit turun kurang dari 14,5
V maka SCR akan menutup lagi dan tidak dapat mengalirkan lagi,sehingga tegangan pengisian
naik lagi, dan begitulah kejadiannya berulang ulang sehingga tegangan pengisian dan tegangan
pada sistem penerangan menjadi konstan pada tegangan 14,5 Volt.

8. Regulator Pengisian (tiga phase)


Pada sepeda motor berkapasitas mesin besar mulai 200 cc biasanya dilengkapi dengan sistem
pengisian tiga phase agar sistem pengisian terjamin pada setiap kondisi putaran mesin karena
sepeda motor tersebut menggunakan baterai dengan kapasitas yang lebih besar juga

Gambar 22 Rangkaian pengisian 3 Phase dengan magnet permanen


Keterangan :
AC – A = Kumparan pembangkit A
AC – B = Kumparan pembangkit B
AC – C = Kumparan pembangkit C
Batt = Terminal arus keluar (DC) menuju baterai
C = Terminal informasi tegangan dari sumber DC (baterai)
Cara kerja rangkaian.
Pada saat medan magnet memotong kumparan diantara kumparan A dan B maka terjadilah
pembangkitan pada Ujung kumparan A maksimum Positif sedangkan ujung kumparan B
maksimum negatif, maka terjadilah pengaliran arus melalui diode yang menyearahkan tegangan
dari kumparan A menuju Baterai + dan arus terus mengalir kembali melalui B-menuju SCR yang
terhubung dengan kumparan B.
Pada saat yang bersamaan ada juga tegangan yang dimonitor oleh regulator rectifier pada
terminal C.dimana terminal C dihubungkan langsung ke Baterai atau melalui kunci kontak. Bila
tegangan terbaca masih rendah maka SCR membuka penuh dan Arus mengalir maksimum
kembali ke kumparan yang sedang membangkitkan (A). Bila tegangan sudah tinggi (14,5 Volt)
maka regulator rectifier akan mematikan SCR dengan cara tidak mengaktifkan SCR ,maka pada
saat itu tidak terjadi pengembalian arus (pengisian dihentikan) karena arus tidak dapat mengalir
menuju sumbernya (kumparan A). Bila tidak ada pengisian maka dalam waktu yang singkat
regulator akan segera mengaktifkan SCR lagi dan begitu seterusnya serta hal tersebut terjadi
sangat singkat sehingga tegangan yang dihasilkan stabil pada 14,5 Volt.
46

Sepeda motor yang mengaplikasi generator kumparan tunggal mempunyai ciri khusus yaitu kabel
yang keluar dari generator hanya ada 2 kabel. Kabel tersebut salah satunya dihubungkan
langsung ke Regulator untuk mengisi baterai dan dihubungkan parallel menuju sistem
penerangan(L).

Gambar 23 Regulator Rectifier short circuit Kumparan tunggal

9. Prinsip Kerja Regulator Rectifier short circuit:


Sumber tegangan untuk sistem pengisian dan Lampu penerangan hanya dari satu kumparan saja.
Bila tegangan yang dihasilkan oleh generator masih rendah maka arus hanya akan mengalir
melalui diode untuk mengisi baterai,sedangkan SCR belum aktif (membuka). Bila tegangan
setelah diode (baterai) sudah mencapai 14,5 volt
maka diode Zener akan membuka dan SCR akan membuang arus yang dihasilkan generator
menuju massa (arus di short ), akibatnya tegangan akan turun ,bila tegangan turun maka diode
Zener akan off begitu juga dengan SCR akan off maka arus akan mengalir kembali menuju diode
dan ke baterai.Demikian seterusnya sehingga tegangan yang keluar ke baterai dan menuju lampu
dapat diatur hanya sampai dengaan 14,5 Volt.
Sifat-sifat dari regulator rectifier
1. Bila putaran mesin rendah (± 2500 rpm) sudah terjadi pengisian pada baterai.

2. Bila putaran lebih tinggi ( 5000-8000 rpm) tegangan pengisian tidak dapat naik lagi melebihi
14,5 volt.

3. Tegangan yang dibangkitkan untuk sistem penerangan tidak akan melebihi 14,5 volt
Akibatnya:
1. Baterai menjadi awet

2. Lampu-lampu menjadi awet

3. Bila kumparan pengisian tidak dipasang regulator - tegangan regulasi tidak ada

10. Regulator Rectifier Sistem pengisian generator 3 phase dengan magnet permanen
Pada sepeda motor tertentu yang menggunakan sistem penerangan sistem DC (baterai) maka
sistem pengisiannya harus lebih sempurna dan dapat mencukupi keperluan arus DC, sepedamotor
yang demikian biasanya menggunakan sistem pengisian 3 Phase. Misal Honda tiger 2000 ,
Suzuki Thunder dan Yamaha Vixion
47

Gambar 24 Regulator Rectifier 3 Phase dengan hubung singkat


Cara kerja rangkaian :

Gambar 25 Arah alirah arus pengisian pada saat tegangan kurang dari 14,5 V
Pada saat tegangan dari baterai masih rendah maka terjadi pengaliran arus seperti ditujukkan
pada gambar 83 arus berwarna merah /garis tebal. seluruh arus mengalir menuju baterai.

Gambar 26 Arah aliran arus pada saat tegangan pengisian melebihi 14,5 V
Bila tegangan pengisian sudah mencapai 14,5 Volt maka SCR 1, SCR 2, SCR 3, akan terbuka
dan membuang arus ke massa ditunjukkan pada gambar 84 dengan warna oranye, sehingga
48

tegangan yang dibangkitkan generator turun, bila tegangan generator turun kurang dari 14,5 Volt
maka SCR akan Off sehingga semua arus dialirkan seluruhnya menuju baterai seperti gambar( 26
) akibatnya tegangan baterai akan naik lagi sampai pada tegangan 14,5 Volt kejadian yang sama
terulang kembali yaitu SCR menghubungsingkatkan arus dari generator.Sehingga tegangan yang
dihasilkan tidak akan melebihi 14,5 Volt.
11. Diode Zener
Perbedaan dengan diode biasa :

Pemakaian pada arah Pemakaian pada arah : pengaliranpenghambatan


Dioda Zener adalah diode yang hanya dapat membuka pada tegangan tertentu bila digunakan
pada arah penghambatan Sehingga diode zener memiliki tegangan kerja yang tertentu untuk
dapat mengalirkan arus.Tegangan tersebut dinamakan tegangan hambat.
Sifat – sifat :
Tegangan hambat (Uz) adalah besar tegangan yang tetap mengalirkan arus melalui diode Zener
(Contoh  10 V)
Tegangan alir diode zener sama seperti diode biasa

Gambar 27 Grafik tegangan


Tugas diode zener pada regulator :
Sama dengan pengatur tegangan ,mengatur dengan cara mengendalikan transistor sebagai saklar
elektronik.
Keuntungan :
Bekerja lebih teliti dan peka terhadap perubahan tegangan system pengisian sehingga ketepatan
pengaturan lebih baik.
12. Transistor
Simbol transistor

Transistor NPN Transistor PNP


49

Transistor NPN maupun PNP pada regulator digunakan sebagai pengendali dari Thyristor / SCR
dengan frekuensi yang cukup tinggi antara on dan off sehingga didapatkan pengaturan tegangan
yang lebih akurat.

Transistor bekerja seperti relai


Warnai Cara kerja
oranye adalah arus pengendali.
Warna biru adalah arus utama.
Kode transistor .
B =Basis
C =Collector
E =Emitor
fungsi R (resistor) pada rangkaian adalah
membatasi arus basis supaya transistor tidak rusak
Tugas transistor pada regulator
1. Sebagai pemutus dan penghubung arus medan yang dikontrol oleh Zener Diode( pada
regulator sepeda motor besar ). Transistor berada didalam regulator yang berfungsi untuk
memutus dan menghubungkan arus medan DF.

2. Sebagai pengendali SCR untuk memutus dan menghubungkan aliran arus yang dihasilkan
pembangkit dengan magnet permanen (lihat gambar 84).

Gambar 28. Rangkaian sistem Pengisian Motor Besar (dengan magnet remanen)
50

Gambar 29. IC Regulator


Regulator tegangan (voltage regulator) dibuat dalam bentuk yang kompak terintegrasi dalam
bentuk rangkaian (IC) yang ditempatkan didalam alternator. Regulator ini mengatur tegangan
yang dihasilkan oleh generator dengan cara merubah besar kecilnya kemagnetan listrik pada
kumparan medan.

Gambar 30. Regulator Tegangan pengisian generator dengan magnet permanen

Gambar 31. Regulator Rectifier


Cara kerja Regulator rectifier.

Gambar 32. Arah aliran arus pada saat tegangan baterai masih rendah
51

Pada saat tegangan baterai masih rendah (kurang dari 14,5 Volt) maka aruss yang dibangkitkan
generator disearahkan oleh rectifier dan mengalir untuk mengisi baterai.

Gambar 33. Arah aliran arus pada saat tegangan baterai sudah tinggi
Pada saat tegangan baterai sudah tinggi (lebih tinggi dari 14,5 Volt) maka arus dari generator
sebagian dibuang /dialirkan oleh SCR kembali kegenerator melalui massa sehingga tegangan
tidak naik lagi. Tegangan pengendali SCR didapatkan dari tegangan baterai yang diputus hubung
oleh transistor berdasarkan tegangan yang dimonitor oleh Zenner diode (lihat Gambar 91).
Bab 2 Memperbaiki Kerusakan pada Sistem Pengisian.
A. Tujuan
Setelah mempelajari cara memperbaiki sistem pengisian peserta diklat dapat memperbaiki
kerusakan pada sistem pengisian sepeda motor.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Memperbaiki kerusakan sistem pengisian.
C. Uraian Materi.
Sistem pengisian pada sepedamotor merupakan bagian yang penting pada sepedamotor sebagai
pendukung keamanan dan keawetan dari sistem kelistrikan yang lainnya oleh karena itu sistem
pengisian harus selalu berfungsi normal pada saat sepedamotor digunakan. Gangguan yang
sering terjadi misal sistem pengisian kurang dari semestinya, gejala ini akan muncul pada saat
beberapa waktu setelah digunakan mesin tersendat karena suplai tegangan sistem pengapian
menurun bahkan rusak dijalan. Gangguan lain yang sering terjadi adalah Overcharge / kelebihan
tegangan sistem pengisian, hal ini akan menyebabkan baterai cepat kering bahkan sampai
menyebabkan kerusakan pada sistem kelistrkan dan elektronik lainnya.
Seperti telah dibahas pada modul sebelumnya bahwa komponen penting sistem pengisian ada 4
macam. Berikut gambar letak komponen pada sepedamotor pada merk tertentu.
52

Gambar 34. Letak komponen sistem pengisian


Dengan memperhatikan gambar 34 maka kemungkinan kerusakan bisa disebabkan karena salah
satu atau beberapa komponen seperti ditunjukkan pada gambar.
1. Rangkaian sistem pengisian:

Gambar 35. Diagram sistem pengisian 1 Phase penyearahan ½ gelombang


Perhatikan diagram sistem pengisian diatas , bila salah satu ujung kumparan pembangkit
dihubungkan langsung ke ground/massa maka sistem pengisian tersebut menggunakan rangkaian
penyearah/rectifier dengan tipe penyearahan ½ gelombang. Kumparan pembangkit yang keluar
dari generator ada 2 kabel dengan warna kuning dan putih, ini berarti kumparan tersebut
bersumber dari 1 phase generator.
2. Pengetesan Baterai.
Lakukan pembebanan baterai dengan beban normal/jangan berlebihan yaitu dengan cara
mengaktifkan elektrik starter dalam waktu 8 detik dengan cara mematikan sistem pengapian.
Lakukan pengukuran tegangan pada saat 8 detik terakhir pembebanan,jika tegangan kurang dari
10 volt maka dapat disimpulkan baterai kurang isian atau rusak.
3. Pemeriksaan sistem pengisian
Pemeriksaan sistem pengisian meliputi :
a. Baterai
b. Sekring
c. Regulator rectifier
d. Alternator.
3.1 Baterai
53

3.1.1 Tes awal kondisi baterai.


es ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi baterai yang terpasang pada sepedamotor .
sebelum menguji yakinkan bahwa baterai dalam kondisi penuh yaitu dengan mengukur
tegangan diam baterai/ motor mati. Dengan menggunakan Volt meter ukur tegangan
baterai seperti ditunjukkan pada gambar.

Gambar 36. Pengukuran tegangan baterai


Tegangan diam baterai harus lebih tinggi dari 12 Volt. Jika tegangan hasil pengukuran sama atau
kurang dari 12 Volt lakukan pengisian arus dengan menggunakan baterai charger atau dengan
cara menghidupkan mesin hingga kurang lebih 2 menit pada putaran 2500 rpm Jika tegangan
diam baterai lebih tinggi dari 12 volt lanjutkan dengan langkah2

3.1.2 Tes pembebanan.


Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan baterai dalam melayani keperluan beban
terbesar pada beban kelistrikan sepedamotor. Pembebanan baterai dengan arus terbesar adalah
elektrik starter. Lakukan pembebanan sesungguhnya dengan mengaktifkan elektrik starter selama
8 detik dan kondisikan mesin tidak hidup,misal dengan mematikan sistem
pengapian. Pada saat yang sama ukurlah tegangan baterai dengan menggunakan volt meter, pada
hitungan detik ke 8 bacalah tegangan baterai. Jika tegangan terukur lebih dari 10 Volt berarti
baterai dalam kondisi baik, tetapi jika kurang maka baterai bisa diidentifikasi kurang isi atau
bahkan baterai rusak. Agar hasilnya dapat dipastikan maka lakukan pengulangan seperti pada
tahap 1 yaitu mengisi kembali dengan arus pengisian normal dalam waktu yang cukup.
3.1.3 Tes kebocoran arus listrik.
Jika kemampuan baterai selalu kurang setelah mesin dimatikan dalam waktu tertentu, misal
elektrik starter berputar lambat , maka lakukan tes kebocoran arus seperti ditunjukkan pada
gambar 37

Gambar 37. Pengukuran kebocoran arus


54

Pastikan kunci kontak dalam posisi OFF. Lepas kabel minus baterai. Hubungkan kabel Plus
Ampermeter dengan kabel Minus dan kabel Minus Ampermeter dengan Minus Baterai. Bacalah
apakah ampermeter menunjukkan angka tertentu. Kebocoran arus yang dipebolehkan 0,1 mA.
Jika ampermeter tidak menunjukkan angka tertentu berarti tidak terjadi kebocoran arus.
Jika terjadi kebocoran arus maka periksalah hubungan plus baterai pada pemakai. Pemakai arus
langsung dari baterai diantaranya kunci kontak dan plus motor starter. Pada posisi ukur
ampermeter yang sama dengan yang diatas lepaskan satu persatu soket dari beban langsung
tersebut. Bila salah satu soket tersebut dilepas dan kebocoran arus tidak terjadi lagi berarti
kebocoran arus terjadi pada beban langsung yang diuji tadi. Lakukan hal sama pada soket
regulator rectifier karena ada kemungkinan terjadi kebocoran pada dioda rectifier pada arah
penghambatan.
3.2 Sekring (fuse)
Sekring pada sistem pengisian ini berfungsi sebagai pengaman agar bila terjadi kerusakan
rectifier rusak maka arus tidak akan kembali ke kumparan generator.

Gambar 38. Pemeriksaan sekring


Pemeriksaan ini adalah memeriksa kontinuitas hubungan antar kedua kaki sekring, bila diukur
ternyata tidak ada kontinuitas maka gantilah sekring dengan batas alir arus seperti yang tertera
pada sekring bagian atas. Sekring untuk sistem pengisian berkapasitas 15 Amper. Jangan pernah
mengganti dengan sekring yang lebih besar dari semestinya.
3.3 Regulator Rectifier
Regulator rectifier adalah komponen yang berfungsi untuk menyearahkan arus bolak balik (AC)
dari generator serta mengatur tegangan pengisian dan tegangan ke Lampu kepala.
3.3.1 Pemeriksaan tegangan regulasi.
Tegangan regulasi adalah tegangan tertinggi yang diperbolehkan untuk mengisi baterai dari hasil
pembangkitan tegangan generator. Batas aman dari tegangan pengisian adalah 14,5 Volt.
Cara memeriksa tegangan regulasi :
Hubungkan Voltmeter, hidupkan mesin dan naikkan putaran mesin hingga 5000 rpm, tegangan
regulasi terjadi jika voltmeter tidak menunjukkan adanya kenaikan tegangan lagi, hasil
pengukuran harus menunjukkan 14,5 Volt. Jika tegangan hasil pembacaan kurang dari
semestinya maka lanjutkan pemeriksaan pada soket regulator rectifier terhadap kemungkinan
hubungan yang kurang baik pada kaki regulator. Tegangan regulasi yang rendah ini juga dapat
disebabkan karena baterai yang mengalami kekeringan elektrolit sehingga tegangan diregulasi
terlalu rendah.
55

3.3.2 Pemeriksaan kondisi Regulator rectifier.


Pemeriksaan ini dilakukan secara visual terhadap kondisi soket terhadap karat dan kondisi
elektronis sebelum regulator berfungsi.

Gambar 39. Letak regulator rectifier


Sebelum melepas regulator pastikan kunci kontak pada posisi Off. Tarik keluar Conector boot
(karet pembungkus soket), kemudian lepas conektor Pin /soket regulator keluar. Jika pembacaan
tegangan regulasi diluar spesifikasi pemeriksaan perlu dilanjutkan dengan mengukur rangkaian
kabel pada soket regulator
Hasil pengukuran yang didapatkan banndingkan dengan tabel berikut dibawah ini
Tabel 6 Tabel hasil pengukuran regulator rectifier
Bagian Terminal Spesifikasi

Kabel pengisian baterai Merah ( + ) dan massa (-) Harus ada tegangan baterai

Kabel dari kumparan sistem Putih dan massa 0,2 – 1,2 Ohm pada 20o C
pengisian

Kabel massa Hijau dan massa Harus ada kotinuitas


huhungan
Kabel sistem penerangan Kuning dan massa 0,5 – 1 Ohm pada 20o C

Jika semua bagian yang diperiksa dalam kondisi normall seperti yang ditunjukkan pada tabel
diatas dan tidak terdapat korosi atau hubungan longgar pada konektor regulator/rectifier,
Gantilah regulator rectifier unit yang sama dengan yang lama
3.4 Alternator.
Didalam alternator terdapat 2 kumparan pembangkit yaitu Kumparan pembangkit sistem
pengisian dan kumparan pembangkit sistem penerangan. Ujung ujung kumparan dikeluarkan dari
generator melalui soket 4 Pin seperti gambar dibawah ini
56

Gambar 40. Soket alternator dan warna kabel


Soket alternator terletak dibawah cover bodi, untuk melakukan pengukuran perlu dilakukan
pelepasan cover body sepedamotor.
Lepas soket alternator (4 P Conector) terhadap wiring hardness. Ukurlah tahanan kumparan
pembangkit seperti pada gambar.
Ukuran standard :
 Kumparan Pengisian (W) kabel warna Putih terhadap massa : 0,2-1,2 Ohm.
 Kumparan sistem penerangan (Y) warna kabel Kuning terhadap massa : 0,5 – 1,0 Ohm.
Setelah dilakukan pengukuran bandingkan hasil pengukuran dengan data standard dari buku
manual. Jika hasil pengukuran jauh melampaui standard maka gantilah kumparan alternator
dengan yang baru.
57

Daftar Pustaka

Jama J, dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 3. Jakarta: Kementrian Pendidikndan Kebudayaan
Republik Indonesia

Gunadi. 2004. Melakukan Perbaikan Sistem penerangan. Sampit : SMK N Sampit

Jama, Julius. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 3. Jakarta: Kemendikbud.

BSE. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor kelas XI jilid 3. Jakarta : Kemendikbud.

Sukma Tjatur W. 2013 Perbaikan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor VEDC/P4TK Malang

Anda mungkin juga menyukai