Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

LAPORAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Service Kendaraan
pada semester genap tahun 2018/2019 yang diampu oleh Bapak Yuniarto Agus Winoko, S.T., M.T

OLEH
DIMAS TRI UTOMO
NIM 1641220038 – 3A

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG

MARET 2019
BAB I
DASAR TEORI

1.1 DEFINISI SISTEM PENGAPIAN

Sistem pengapian adalah sistem yang digunakan untuk melakukan pembakaran


campuran bahan bakar yang telah dikompresikan. Didalam ruang bakar ketika campuran
bahan bakar yang sudah dikompresi dan memiliki tekanan tinggi terbakar maka akan
timbul daya atau tenaga. Maka daya tersebut akan digunakan untuk menggerakkan
kendaraan dengan melalui pemindahan daya. (Casudi 2011:10-11)

1.2 DEFINISI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Sistem pengapian konvensional adalah pengapian mesin bensin yang masih


menggunakan platina untuk memutus dan menghubungkan arus primer koil. (Jurnal
Logic, 2017:159).

1.3 RANGKAIAN DAN BLOK DIAGRAM


Penjelasan / Cara kerja:
1. Saat platina menutup
Maka arus akan mengalir dari baterai ke kunci kontak kemudian ke positif koil
kemudian ke negatif koil, lalu ke platina dan ke massa. Sehingga pada kumparan
primer koil akan timbul kemagnetan atau garis-garis gaya magnet.
2. Saat platina membuka
Saat kunci kontak diposisi start, maka mesin akan berputar, sehingga arus
akan mengalir dari baterai ke kunci kontak kemudian ke positif koil kemudian ke
negatif koil, lalu ke platina saat mesin berputar maka platina yang tadinya menutup
akan membuka oleh nok pada platina, sehingga terjadi pemutusan arus secara tiba-
tiba. Hal ini menyebabkan timbulnya induksi tegangan tinggi pada koil, tegangan
induksi ini kemudian diteruskan ke distributor kemudian kabel tegangan tinggi
kemudian ke busi untuk proses pembakaran.

1.4 KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL


1. Baterry
Baterai adalah alat elektrokimia yang dibuat untuk mensuplai arus listrik ke
sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya. Alat ini
menyimpan arus listrik dalam bentuk energi kimia yang dikeluarkan bila diperlukan
dan mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang
memerlukannya.
Gb. Battery
2. Kunci Kontak
Kunci kontak dalam sistem pengapian berguna untuk menghubungkan dan
memutuskan arus dari baterai ke terminal positif ignition coil. Kunci kontak ini
mempunyai empat terminal yaitu terminal B yang dihubungkan dengan baterai,
terminal IG yang dihubungkan dengan sistem pengapian, terminal ST yang
dihubungkan denagn sistem starter, dan terminal ACC dihubungkan dengan accesoris
dan komponen lain pada kendaraan yang memerlukan arus listrik.

Gb. Kunci Kontak


3. Koil Pengapian
Koil pengapian (ignition coil) berfungsi untuk menaikkan tegangan yang
berasal dari baterai (12 volt menjadi 10.000 – 20.000 volt) agar terjadi loncatan bunga
api listrik. Ignition coil terdiri dari lilitan atau kumparan, biasa disebut dengan
kumparan primer dan kumparan sekunder.

Gb. Koil Pengapian


4. Distributor
Distributor berfungsi sebagai penghubung untuk mendistribusikan arus listrik
tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder ignition coil ke masing-
masing busi.

Gb. Distributor

5. Platina (contak point)


Platina berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus primer dengan
massa, sehingga sehingga terjadi tegangan induksi pada ignition coil.

Gb. Platina (contak point)


6. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menyerap arus listrik atau mencegah terjadinya
loncatan bunga api pada titik kontak platina pada saat platina membuka, sehingga
tidak terjadi penurunan tegangan sekunder.

Gb. Kondensor
7. Kabel Tegangan Tinggi
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi
dan koil pengapian (ignition coil) ke busi. Kabel tegangan tinggi harus mampu
mengalirkan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam koil pengapian
(ignition coil) ke busi melalui distributor tanpa adanya kebocoran.

Gb. Kabel Tegangan Tinggi


8. Busi (Spark Plug)
Busi berfungsi untuk mengubah energi listrik tegangan tinggi dari ignition coil
menjadi percikan bunga api pada kedua elektroda.

Gb. busi
BAB II

JOBSHEET

PEMERIKSAAN DISTRIBUTOR

I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi jenis gangguan pada distributor
2. Mengidentifikasi penyebab gangguan pada distributor
3. Mengatasi gangguan pada distributor
4. Menguasai langkah pemeriksaan pada distributor

II. ALAT DAN BAHAN


1. Engine stand mesin bensin dengan pengapian konvensional
2. Tool box
3. Amplas
4. Multitester

III. KESELAMATAN KERJA


1. Menggunakan pakaian praktik
2. Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya
3. Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
4. Berhati-hati dalam mengerjakan praktikum

IV. LANGKAH KERJA


A. Pembongkaran
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membuka tutup distributor, memeriksa kondisi platina
3. Melepas rotor distributor

B. Pemeriksaan
1. Membersihkan komponen, memeriksa kelainan, keausan secara visual dan
kekocakan
2. Memeriksa kondisi vacuum advancer, sentrifugal advancer
3. Memeriksa vacuum advancer dengan cara, lepaskan selang dan sambung
pompa vacum ke diapragma. Berikan kevakuman dan lihatlah gerakan vakum
advancer, apabila kevakuman advancer tidak bekerja dengan baik maka harus
diperbaiki dan apabila terlalu parah harus diganti.
4. Membersihkan platina dari kotoran atau kerak yang menempel menggunakan
amplas agar kontak platina rata. Celah platina yang tidak sesuai dengan
permukaan yang rusak mengakibatkan pemotongan medan magnet yang
terjadi di dalam coil kecil, menyebabkan tegangan yang mengalir ke busi
lemah, sehingga percikan bunga api menjadi lemah dan mesin sulit hidup
5. Memeriksa dan menyetel celah katup pada platina dengan menggunakan
obeng dan feeler gauge. Dengan cara :
 Mengendorkan baut pemegang platina dengan menggunakan obeng
 Pastikan silinder pada posisi puncak atau pada posisi Top
 Masukkan feeler gauge dengan ukuran yang sesuai dengan standard
celah paltina mobil tersebut,
 Setelah selesai kemudian kencangkan baut dengan obeng.
Celah kontak yang terlalu kecil dapat menyebabkan dwell angel menjadi besar
dan sebaliknya celah kontak yang terlalu besar menyebabkan dwell angel
menjadi kecil.
6. Membersihkan rotor distributor dari kotoran atau kerak yang menempel
menggunakan amplas
7. Memeriksa tutup distributor dan membersihkan karbon, dari karat pada
terminal-terminalnya.
8. Memeriksa sudut dwell. Dengan cara :
 Menghidupkan mesin (± 5 menit), stel dwell angel timing pengapian
 Memasang tune-up tester, mengarahkan selector ke dwell, memasang
penjepit merah pada positif baterai, hitam ke negative, hijau ke
negative koil, lalu lihat angka penunjukkan dwell angle
 Bila penyetelan tidak tepat, melakukan penyetelan ulang dengan
melepas tutup distributor, mengendorkan (sedikit) baut pengikat
platina lalu start engine sambil mengubah besarnya gap (bila dwell
angle tidak sesuai)
9. Memeriksa sentrifugal advancer
Apabila sentrifugal advancer tidek bekerja dengan baik maka busi
menyala tidak teratur sesuai kecepatan dari mesin dan beban mesin juga dapat
mempengaruhi. Kondisi seperti ini yang menyebabkan output mesin turun atau
menyebabkan gangguan yang lain pada mesin, serta mengakibatkan akselerasi
yang tidak baik, Karena pada saat akselerasi putaran mesin menjadi tinggi
sehingga menyebabkan waktu perambatan api semakin panjang, agar
pembakaran maksimum akan tetap 10̊ setelah TMA, maka akan dimajukan
oleh sentrifugal advancer.
 Cara untuk mengatasinya yaitu dengan memeriksa governor
advancer, dengan cara memutar rotor dengan berlawanan arah
jarum jam, melepas rotor dan lihatlah apakah rotor kembali
memutar dengan arah jarum jam, periksa kondisi rotor tidak
terlalu longgar.
C. Pemasangan
 Memasang rotor;
 Memasang tutup distributor. Dalam penutupan ini harus pas, karena
kalau salah mesin tidak bisa hidup dan memungkinkan terjadi letupan
dari mesin

Anda mungkin juga menyukai