Anda di halaman 1dari 4

C.

Perbaikan Mekanisme Blok Silinder dan Kepala Silinder

Setelah dilakukan diagnosis pada gejala kerusakan pada kepala silinder, setelah itu
dilakukar perbaikan dengan berdasarkan hasil diagnosis. Selain kepala silinder, blok silinder,
dan piston juga peru dilakukan perawatan agar performa mesin terjaga. Hal ini dikarenakan
blok silinder berfungsi untuk menghasilkan energi panas dari proses pembakaran bahan bakar
yang bersifat statis yang fungsinya sebagai tempat bergeraknya piston dalam melaksanakan
proses kerja motor dan pistor berfungsi untuk mengisap gas yang akan dibakar di ruang bakar
serta memberikan tekanan pada saat langkah kompresi.

1. Pemeriksaan blok silinder

Kerusakan yang sering terjadi pada blok silinder adalah tergores/aus/lubang silinder
membesar, sehingga dapat mengakibatkan piston menjadi rusak / longgar didalam silinder.
Apabila blok silinder mengalami kerusakan, yaitu dinding silinder bagian dalam tergores/aus,
maka cara perbaikannya dengan mengubah ukuran lubang silinder. Dengan bertambahnya
ukuran lubang silinder, maka bertambah pula cc/isi silindernya yang biasa disebut sebagai
oversize/perubahan ukuran di atas ukuran standar.

Pemeriksaan blok silinder meliputi kerataan permukaan dan keausan silinder. Alat
yang diperlukan untuk pemeriksaan blok silinder adalah straight edge dan feeler gauge.

Langkah pemeriksaan blok silinder sebagai berikut.

A. Bersihkan permukaan silinder kemudian letakkan straight edge pada permukaan


blok silinder. Periksa apakah terdapat celah antara straight edge dengan
permukaan blok silinder.
B. Jika terdapat celah pada permukaan, masukkan feeler gauge di antara straight
edge dengan blok silinder. Catat tebal dari feeler gauge yang dapat masuk pada
celah tersebut.
C. Lakukan beberapa kali pada beberapa posisi seperti pada gambar di atas.
Bandingkan hasil pemeriksaan dengan spesifikasi. Bila melebihi spesifikasi,
maka ratakan permukaan dengan membubut atau mensekrap. (Kerataan
spesifikasi: 0,05 mm).

2. Pemeriksaan kepala silinder

Kepala silinder merupakan bagian yang membentuk ruang bakar. Ruang bakar harus
benarbenar rapat agar kompresi dan tekanan hasil pembakaran tidak bocor. Penyebab
kebocoran pada ruang bakar, di antaranya:

A. Gasket keras atau rusak


B. Pengerasan baut kepala silinder kurang tepat atau baut aus.
C. Ulir busi rusak atau aus
D. Penutup katup kurang rapat atau bocor atau seal penutup katup sudah rusak
E. Keretakan pada bagian kepala silinder
F. Kepala silinder tidak rata atau melengkung

Untuk mencegah agar kepala silinder tidak melengkung, maka lakukan langkah-
langkah berikut:

A. Hindari penggunaan mesin yang berlebihan, karena mengakibatkan terjadinya


overheating pada mesin
B. Lakukan pemeriksaan pengencangan baut kepala silinder secara berkala dengan
menggunakar kunci momen.
C. Saat melakukan pengencangan atau pengenduran baut kepala silinder, lakukan dengan
cara menyilang dan secara bertahap

3. Pemeriksaan dan perbaikan piston

Sebelum melakukan pemeriksaan pada piston, lihat kondisi dari piston tersebut.
Kondisi piston arus dalam keadaan bersih dari kotoran dan karbon yang menempel.
Pemeriksaan piston meliputi pemeriksaan visual dan pengukuran.

A. Pemeriksaan visual, antara lainienis piston, tanda pemasangan, dan tanda oversize.
Goresan pada dinding silinder piston dan dinding silinder. Bila pemeriksaan visual
menunjukkan piston telah tergores berlebihan, maka ganti piston dengan yang baru
sesuai dengan jenis dan oversize yang ada pada piston semula.
B. Pemeriksaan dengan pengukuran dilakukan pada celah antara piston dengan dinding
silinder.

Langkah menentukan celah adalah sebagai berikut:

A. Ukur diameter silinder 10 mm dari bawah.


B. Cari celah dengan mengurangi diameter silinder dengan diameter piston.

Mengukur celah menggunakan feeler gauge dengan cara berikut:

A. Bersihkan silinder dan piston.


B. Masukan piston ke dalam silinder
C. Ukur celah antara piston dengan dinding silinder dengan feeler gauge.

Penyebab kerusakan piston, antara lain:

A. Kotoran karbon pada dinding piston maupun alur piston.


B. Dinding piston tergores.
C. Celah antara silinder dengan piston beriebihan karena kesalahan saat korter silinder
aus.

Faktor penyebab kerusakan piston sebagai berikut.

A. Usia pemakaian.
B. Sistem pelumasan kurang sempurna atau terdapat kerusakan pada pompa oli, volume
oli kurang, kualitas oli rendah, dan penggantian oli tidak berkala.
C. Debu masuk ke silinder akibat filter (saringan udara) dilepas.
D. Cara pengendaraan kurang baik.
E. Terjadi overheating pada mesin.

4. Pemeriksaan dan perbaikan ring piston

Perneriksaan ring piston dilakukan dengan cara visual menggunakan alat ukur.

A. Pemeriksaan visual
Periksa bagian ring yang bergesekan dengan dinding silinder dari keausan atau
goresan. Periksa bagian yang bergesekan dengan alur ring dengan cara meraba dengan
jari. Bila aus, maka terasa ada bagian yang menonjol.

B. Pemeriksaan dengan alat ukur, yaitu feeler gauge


1) Pemeriksaan celah samping yang mengukur celah antara ring dengan alur ring
menggunakan feeler gauge. Spesifikasi celah top ring 0,03-0,07 mm; second ring
0,02-0,06 rnm dengan limit 0,12 mm

2) Pemeriksaan celah ujung dengan cara memasukkan ring piston ke dalam silinder.
Dorong ring piston pada jarak 40 mm dari bawah. Ukur celah menggunakan feeler
gauge. Spesifikasi celah 0,1-0,25 mm dengan limit 0,4 mm.

3) Celah samping yang berlebihan akan menyebabkan suara ring piston berlebihan
(ring noise) dan kebocoran. Celah ujung yang berlebihan sebagai indikasi keausan
ring yang bergesekan dengan dinding silinder, gaya pegas lemah, dan kompresi bocor.
5. Pemeriksaan dan perbaikan batang piston

Untuk melakukan pemeriksaan batang piston dengan melakukan pemeriksaan


kepuntiran dan kebengkokan batang piston menggunakan connecting rod alignment.

6. Pemeriksaan dan perbaikan poros engkol

Pemeriksaan dan servis poros engkol meliputi hai-hal berikut.

A. Pemeriksaan gigi pompa oli dan timing sprocket. Lihat apakah terdapat gigi pompa
oli dan timing sprocket terdapat keausan, keretakan, dan kerusakan lainnya. Jika
terdapat keretakan dan keausan yang berlebihan, maka gantilah komponen tersebut.
B. Pemeriksaan bantalan crankcase. Jika terdapat kekocakan yang berlebihan pada
bantalan crankcase, maka gantilah bantalan tersebut
C. Periksa kekocakan dan keolengan poros engkol. Jika terdapat kekocakan dan
keolengan poros engkol, maka bubut atau ganti dengan yang baru.
D. Periksa celah poros engkol dengan setang piston dengan menggunakan feeler gauge.
Jika terdapat celah yang berlebihan dari hasil pengukuran, maka ganti dengan yang
baru.

Anda mungkin juga menyukai