Ketika Anda ingin membuka sebuah bengkel sepeda motor, maka Anda harus
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan, seperti alat-alat bengkel, tenaga kerja bengkel, dan
relasi supplier sparepart sepeda motor. Sebelum menjalankan sebuah bengkel. Anda harus
memilih jenis-jenis layanan yang akan Anda berikan kepada konsumen. Setelah memilih
layanan-layanan yang akan tersedia pada bengkel Anda, Anda harus mengetahui faktor-faktor
yang memengaruhi keberhasilan sebuah bengkel, misalnya letak pendirian bengkel,
montir/teknisi yang bekerja pada suatu bengkel, dan pelayanan yang diberikan kepada
konsumen. Selain itu, Anda juga harus bisa memanajemen/mengelola bengkel yang akan
dibangun. Dalam memanajemen sebuah bengkel, Anda harus membuat struktur organisasi
untuk membagi jobdesk yang harus dikerjakan di bengkel.
Untuk mencapai kesuksesan, pengelolaan tidak diserahkan pada satu orang untuk
mengelolarya. tetapi perlu pembagian jobdesk agar tidak kerepotan dalam memberikan
pelayanan pada konsurnen Pembagian tugas tersebut diwujudkan dalam pembuatan struktur
organisasi. Dengan adanya strukt organisasi, pelayanan konsumen tiap-tiap pelaksana
bengkel meniadi fokus dan terarah, sehingra pelayanan yang diberikan menjadi prima.
Dengan pelayanan yang prima, konsumen akan puae dengan layanan yang diberikan dan
loyal pada bengkel Anda.
Struktur organisasi merupakan susunan kelompok kerialunit keria yang terdiri dari
dua orang atal lebih yang memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan posisi atau
jabatan untuk mencapai tujuan, visi, dan misi perusahaan. Dalam struktur organisasi, tugas
dan tanggung jawab masingmasing posisi atau jabatan akan lebih jelas dan terorganisasi
dengan baik. Struktur organisasi yang baik dapat menjelaskan antara tugas dan tanggung
jawab yang satu dengan yang lainnya dalam hubungan kerja, siapa yang memimpin, melapor,
dan bertanggung jawab dalam suatu pekerjaan.
Dalam membuat sebuah struktur organisasi dalam perusahaan bengkel ada beberapa
langkah yang harus diperhatikan, yaitu:
A. Menyusun atau merinci jenis pekerjaan yang ada di bengkel untuk mencapai tujuan
pendirian bengkel.
B. Membagi jenis pekerjaan dalam aktivitas bengkel secara rinci dan
mengualifikasikannya.
C. Mengombinasikan pekerjaan yang sudah dikelompokkan untuk dibagi-bagi pada
setiap posisi dalam organisasi.
D. Menetapkan mekanisme untuk koordinasi pekerjaan setiap anggota organisasi.