Anda di halaman 1dari 6

Nama: Herdi Herdiansah

Kelas :XII TBSM

SMK KARNAS CIAMIS

PEMERIKSAAN DAN SERVIS KOMPONEN-KOMPONEN ENGINE SEPEDA MOTOR

OVERHOUL KEPALA SILINDER (CYLINDER HEAD), BLOK SILINDER


(CYLINDER BLOCK) DAN RUANG ENGKOL

A. Kepala Silinder (Cylinder Head)


Kepala silinder merupakan bagian yang membentuk ruang bakar. Ruang bakar harus benar-benar
rapat agar kompressi dan tekanan hasil pembakaran tidak bocor. Penyebab kebocoran pada ruang
bakar diantaranya :

 Gasket keras atau rusak.


 Pengerasan baut kepala silinder kurang tepat atau baut aus.
 Ulir busi rusak atau aus.
 Penutup katup kurang rapat atau bocor atau seal penutup katup sudah rusak.
 Keretakan pada bagian kepala silinder.
 Kepala silinder tidak rata atau melengkung.

Blok Silinder (Cylinder Block)


Pemeriksaan blok silinder meliputi pemeriksaan kerataan permukaan dan keausan silinder. Alat
yang diperlukan untuk pemeriksaan keausan adalah Straight Edge dan Feeler Gauge.
Langkah pemeriksaan :

1. Bersihkan permukaan silinder.


2. Letakkan straight edge pada permukaan blok silinder. Periksa apakah terdapat celah
antara straight edge dengan permukaan blok silinder.
3. Jika terdapat celah pada permukaan, masukkan feeler gauge diantara straight edge dengan
blok silinder. Catat tebal dari feeler gauge yang dapat masuk pada celah tersebut.
4. Lakukan beberapa kali pada beberapa posisi seperti pada gambar diatas. Bandingkan
hasil pemeriksaan dengan spesifikasi. Bila melebihi spesifikasi maka ratakan permukaan
dengan membubut atau menskrap. (Kerataan spesifikasi : 0,05 mm)

Pemeriksaan keausan (keovalan) blok silinder dengan menggunakan alat cylinder gauge.
Langkah pemeriksaannya adalah sebagai berikut :

1. Bersihkan blok silinder dari kotoran yang menempel baik debu, oli maupun kotoran
lainnya.
2. Masukkan cylinder gauge pada lubang silinder.
3. Pasang batang ukur sehingga kondisi angka awal di dapat, lalu di catat angka tersebut.
Misalnya 70,00 mm.
4. Masukkan cylinder gauge di tiga tempat (titik) yang berbeda misal Atas, Tengah dan
Bawah.
5. Pada masing-masing titik putar cylinder gauge, melingkar searah lingkaran blok silinder.
6. Catat hasil pengukuran masing-masing di ketiga titik tersebut. (Spesifikasi keovalan blok
cilinder adalah 0,05 mm)
7. Jika hasil selisih masing-masing pengukuran yang satu dengan yang lain melebihi angka
spesifikasi maka blok silinder perlu dilakukan oversize.
8. Jika blok silinder sudah mengalami oversize, maka piston dan ring piston juga harus
diganti sesuai dengan oversize yang telah dilakukan pada blok silinder tersebut.

Contoh: hasil pengukuran dan analisanya Honda NSR 150 R

Bagian Hasil pengukuran


Standard Selisih
blok X Y
Atas 59,35 59,30 0,05
Tengah 59,005 59,26 59,23 0,03
Bawah 59,20 59,20 0
Keausan =  hasil pengukuran terbesar – Standard
               =   59,35 – 59,005  =   0, 345 mm

Bentuk keausan adalah  oval dan tirus. Keovalan maksimal di bagian atas yaitu sebesar 0,05 mm
dan ketirusan sebesar 0,15 mm.

Berdasarkan data tersebut berarti keausan 0,345 mm, sehingga perlu over size 50, artinya
diameter silinder diperbesar 0,50 mm dari diameter standard. Piston dan ring piston juga harus
diganti dengan oversize 50. Ukuran silinder setelah diover size 50 adalah sebesar 59,005 + 0,50
mm = 59,505 mm.

Tabel 3.  Toleransi piston dengan silinder


9.
No Merk/ Tipe motor Toleransi
1 Honda Karisma 0,005 – 0,054
2 Honda NSR150R 0,065 – 0,080
3 Suzuki Shogun 0,03 -  0,04
4 Suzuki Tornado 0,035 – 0,045
5 Yamaha F1ZR 0,055 – 0,060
6 Yamaha α IIR 0,040 – 0,045
7 Yamaha Jupiter R 0,02 – 0,025

Ukuran over size piston dan ring piston yang dipasarkan adalah 25, 50, 75 dan 100. 
Tanda oversize terletak pada kepala piston dan sisi atas ring piston.

Untuk mencegah agar kepala silinder tidak melengkung maka :

 Hindari penggunaan mesin yang berlebihan, yang mengakibatkan terjadinya over heating
pada mesin.
 Lakukan pemeriksaan pengencangan baut kepala silinder secara berkala dengan
menggunakan kunci momen.
 Saat melakukan pengencangan atau pengendoran baut kepala silinder, lakukan dengan
cara menyilang dan secara bertahap.

PEMERIKSAAN DAN SERVIS PISTON, RING PISTON, BATANG PISTON DAN


POROS ENGKOL
Pemeriksaan Piston
Sebelum melakukan pemeriksaan pada piston, lihat kondisi dari piston tersebut. Kondisi piston
harus dalam keadaan bersih dari kotoran dan karbon yang menempel. Pemeriksaan piston
meliputi pemeriksaan visual dan pengukuran.
Pemeriksaan Visual antara lain :

 Jenis piston, tanda pemasangan dan tanda oversize.


 Goresan pada dinding silinder piston dan dinding silinder.

Bila pemeriksaan visual menunjukkan piston telah tergores berlebihan, maka ganti piston dengan
yang baru sesuai dengan jenis dan oversize yang ada pada piston semula.
Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pemeriksaan celah antara piston dengan dinding
silinder.
Langkah menentukan celah adalah sebagai berikut :

 Ukur diameter silinder 10 mm dari bawah.


 Ukur diameter silinder.
 Cari celah dengan mengurangi diameter silinder dengan diameter piston.

Mengukur celah juga dapat menggunakan feeler gauge dengan cara :

 Bersihkan silinder dan piston.


 Masukkan piston ke dalam silinder.
 Ukur celah antara piston dengan dinding silinder dengan feeler gauge.

Kerusakan piston antara lain :

 Kotoran karbon pada dinding piston maupun alur piston.


 Dinding piston tergores.
 Celah antara silinder dengan piston berlebihan karena kesalahan saat kolter sillinder aus.

Penyebab kerusakan :
 Usia pemakaian.
 Sistem pelumasan kurang sempurna atau terdapat kerusakan pada pompa oli, volume oli
kurang, kwalitas oli rendah dan penggantian oli tidak berkala.
 Debu masuk kesilinder akibat filter (saringan udara) dilepas.
 Cara pengendaraan kurang baik.
 Terjadi everheating pada mesin.

Pemeriksaan Ring Piston


Pemeriksaan ring piston dapat dilakukan dengan cara visual dan pemeriksaan menggunakan alat
ukur.
Pemeriksaan Visual :
Periksa bagian ring yang bergesekan dengan dinding silinder dari keausan atau goresan. Periksa
bagian yang bergesekan dengan alur ring, dengan cara meraba dengan jari, bila aus maka terasa
ada bagian yang menonjol.
Pemeriksaan dengan alat ukur yaitu feeler gauge :

 Pemeriksaan ceah samping yang mengukur celah antara ring dengan alur ring
menggunakan feeler gauge. Spesifikasi: celah top ring 0,03 - 0,07 mm; second ring 0,02 -
0,06 mm dengan limit 0,12 mm.
 Pemeriksaan celah ujung dengan cara memasukkan ring piston ke dalam silinder. Dorong
ring piston pada jarak 40 mm dari bawah. Ukur celah menggunakan feeler gauge.
Spesifikasi celah 0,1 - 0,25 mm dengan limit 0,4 mm.

Celah samping yang berlebihan akan menyebabkan suara rng piston berlebihan (ring noise) dan
kebocoran. Celah ujung yang berlebihan sebagai indikasi keausan ring yang bergesekan dengan
dinding silinder, gaya pegas lemah dan kompressi bocor.

PEMERIKSAAN DAN SERVIS BATANG PISTON DAN POROS ENGKOL

Pemeriksaan dan Servis Batang Piston


Untuk melakukan pemeriksaan batang piston dengan melakukan pemeriksaan kepuntiran dan
kebengkokkan batang piston dengan menggunakan connecting rod aligment.
Pemeriksaan dan Servis Poros Engkol.
Pemeriksaan dan Servis poros engkol meliputi :

 Pemeriksaan gigi pompa oli dan timing sprocket. Lihat apakah terdapat gigi pompa oli
dan timing sprocket terdapat keausan, keretakan dan kerusakan lainnya. Jika terdapat
kerusakan keretakan dan keausan yang berlebihan, maka gantilah komponen tersebut.
 Pemeriksaan bantalan crank case. Jika terdapat kekocakkan yang berlebihan pada
bantalan crank case, maka gantilah batalan tersebut.
 Periksa kekocakkan dan keolengan poros engkol. Jika terdapat kekocakkan dan
keolengan poros engkol, maka bubut atau ganti dengan yang baru.
 Periksa celah poros engkol dengan stang piston dengan menggunakan feeler gauge. Jika
terdapat celah yang berlebihan dari hasil pengukuran maka ganti dengan yang baru.

Demikianlah prosedur pemeriksaan dan servis komponen-komponen engine sepeda motor.


Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai