Anda di halaman 1dari 44

MODUL DIKLAT KOMPETENSI GURU SMK

PERBAIKAN DAN
PERAWATAN SISTEM
PENGAPIAN TRANSISTOR

Disusun oleh :

Drs. M. Anas

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI MEDAN
JLN. SETIA BUDI NO. 75 HELVETIA MEDAN 20124
TELP. (061) 8455417, FAX. (061) 8456871
2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

KATA PENGANTAR

Pembuatan modul ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran di SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok
teknologi khususnya untuk bidang keahlian mekanik otomotif. Usaha tersebut
adalah sebagai tindak lanjut dari reformasi system pendidikan kejuruan yang
diserahkan kepada penyiapan tamatan dengan kompetensi sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja

Modul ini disusun dengan merajuk kepada kurikulum SMK 2004 dimana isi
maupun teknik pengajarannya mengacu kepada pendekatan pelatihan berbasis
kompetensi. Dengan demikian diharapkan dapat digunakan, terutama bagi
peserta diklat kompetensi guru otomotif pada PPPG Teknologi Medan, dan
sebagai pegangan utama bagi guru, serta siswa untuk meningkatkan
kelancaran proses pembelajaran baik secara klasikal maupun secara mandiri
dalam upaya pencapaian penguasaan kompetensi

Bagaimanapun isi yang terkandung dalam modul ini masih belum sempurna.
Untuk itu kepada guru maupun siswa dianjurkan melengkapi, memperkaya dan
memperdalam pemahaman dan penguasaan materi untuk topik yang sama
dengan membaca referensi lainnya yang terkait, selain itu sangat diharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak bagi penyempurnaan
modul ini.

Medan , Januari 2006


Kepala PPPG Teknologi Medan

Ir. Ponijan Asri, MM


NIP 130 781 096

ii
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

PETA KEDUDUKAN MODUL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN KELISTRIKAN


ENGINE OTOMOTIF

DASAR SISTEM SISTEM SISTEM


KELISTRIKAN PENGISIAN PENGAPIAN STATER

LISTRIK DAN SISTEM SISTEM SISTEM


MAGNET PENGISIAN PENGAPIAN STATER
KONVENIONAL KONVENISONAL KONVENISONAL

SISTEM SISTEM SISTEM


PENGISIAN PENGAPIAN STATER
CDI REDUKSI
IC

ANDA
BERADA SISTEM SISTEM
DISINI PENGAPIAN STATER
TRANSISTOR PLANETARY

iii
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

PENDAHULUAN
P Anda menemukan informasi tentang ruang
lingkup isi modul, prasyarat mempelajari
modul serta hasil belajar yang akan dicapai
setalah mempelajari modul

BELAJAR
B Pada bagian ini anda mempelajari materi
pelajaran yang harus anda kuasai

LATIHAN / EVALUASI

L/E Pada bagian ini anda mengerjakan soal-soal


atau melaksanakan tugas untuk mengukur
kemampuan anda terhadap topik pelajaran
yang telah anda kuasai

PRAKTEK

PR Pada bagian ini anda melakukan kegiatan


praktek

KUNCI LATIHAN / EVALUASI


KE/V Anda menemukan kunci jawaban dari latihan
yang anda kerjakan

DAFTAR PUSTAKA
DP Pada bagian ini merupakan referensi modul

iv
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

P PENDAHULUAN

Fungsi utama dari sistem pengapian adalah sebagai penyalur awal


pembakaran sesuai dengan waktu pembakaran dan besar api yang di
butuhkan. Pada sistem pengapian konvensional terdapat beberapa kelemahan
yang selanjutnya akan menurunkan performance dari sistem pengapian
tersebut apabila telah dipakai dalam kurun waktu tertentu, disamping itu juga
bila putaran mesin bertambah, tegangan tinggi yang dihasilakan oleh ignition
coil akan menurun sebanding dengan kenaikan putaran mesin. Untuk
memperbaiki hal-hal tersebut pada sistem pengapian digunakan sistem
pengapian transistor.

A. PRASYARAT

Sebelum mengikuti modul ini, peserta pelatihan harus sudah melengkapi


kompetensi berikut ini :
1. Sistem Pengapian Konvensional
2. Dasar kelistrikan otomotif
3. Kemagnetan.
4. Elektronika dasar
5. Dasar dasar keselamatan kerja.

C. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan cara kerja sistem pengapian transistor


2. Agar peserta diklat belajar cara memeriksa setiap komponen sistem
pengapian dan memahami ketentuan dan cara kerja masing-masing
komponen.
3. Agar peserta diklat dapat belajar cara memeriksa dan menyetel saat
pengapaian dan memahami konstruksi dan cara kerja sistem pengapian
4. Mempelajari cara membongkar dan memasang serta memahami sistem
konstruksi distributor.

1
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

B SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR

Breaker point pada sistem pengapian biasanya memerlukan pemeliharaan


berkala karena beroksidasi selama adanya loncatan bunga api.
Sistem solid-state transistorized ignition (yang selanjutnya disebut dengan
sistem pengapian transistor) yang dikembangkan untuk mengahapuskan
perlunya pemeliharaan, yang pada akhirnya mengurangi biaya pemeliharaan
bagi pemakai.
Kelengkapan dari sistem pengapian transistor adalah sebagai berikut :
1. Distributor dengan signal rotor
2. Igniter
3. Ignition coil
4. Busi (Spark plug)
Pada sistem pengapian transistor, signal generator dipasang di dalam
distributor untuk menggantikan breaker point dan cam. Signal generator
membangkitkan tegangan untuk mengaktifkan transistor pada igniter untuk
memutus arus primer pada ignition coil. Transistor yang dipergunakan untuk
memutus aliran arus primer tidak mengadakan kontak logam dengan logam,
sehingga tidak tejadi keausan dan penurunan tegangan sekunder.

2
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

A. DISTRIBUTOR DAN SIGNAL GENERATOR


Bagian yang paling penting pada distributor untuk sistem pengapaian full
transistor adalah signal generator, signal generator terdiri dari :
 Signal rotor
 Pick-up coil
 Bracket
 Permanent magnet
Signal generator adalah semacam generator AC (arus bolak balik) berfungsi
untuk menghidupkan power transistor didalam igniter untuk memutuskan
arus primer ignition coil pada saat pengapian yang tepat.

1. Konstruksi
Signal generator terdiri dari magnet permanen yang memberi magnet
kepada pick-up coil untuk membangkitkan arus bolak balik (AC) dan
signal rotor yang menginduksi tegangan AC didalam pick-up coil sesuai
dengan saat pengapian. Signal rotor mempunyai gigi-gigi sebanyak
jumlah silinder (4 gigi untuk 4 silinder dan 6 gigi untuk 6 silinder). Signal
rotor dipasang pada distributor shaft seperti pemasangan camlobe pada
sistem pengapaian konvensional.
Pick-up coil dipasang pada bracket yang berfungsi untuk merubah fluksi
magnet menjadi tegangan induksi. Bracket sebagai inti besi dari pick-up

3
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

coil yang nantinya akan menjadi magnet induksi pada saat terjadi
penghantaran medan magnet dari magnet permanen melalui signal
rotor.permanent magnet berfungsi sebagai sumber dari induksi untuk
pick-up coil yang dipasang pada bracket.

2. Prinsip Pembangkitan EMF


Garis gaya magnet (magnetic flux) dari magnet permanen mengalir dari
sigal rotor melalui pick-up coil. Celah udara antara rotor dan pick-up coil
yang berubah-ubah, maka kepadatan garis gaya magnet pada pick-up
coil berubah. Perubahan kepadatan garis gaya (flux density) ini
membangkitkan EMF (tegangan) dalam pick-up coil.

Gambar dibawah ini menunjukkan posisi signal rotor, perubahan garis


gaya yang terjadi dan EMF yang dibangkitkan pada pick-up coil.
Bila gigi rotor berada pada posisi A, celah dengan pick-up adalah celah
yang terbesar, jadi flux density amat lemah. Juga karena tingkat
perubahan pada (magnetic flux) garis gaya magnetnya nol, maka tidak
ada EMF yang dibangkitkan.
Signal rotor terus berputar lebih jauh dari posisi ini, maka celah udara
mengecil dan fluk density menjadi besar. Pada posisi B perubahan flux
(garis gayanya) yang terbesar dibangkitkan EMF maksimum. Pada posisi
antara B dan C, perubahan flux (garis gayanya) berkurang dan EMF
yang dibangkitkan pun berkurang.
Karena EMF dalam pick-up coil di induksikan dengan arah melawan
perubahan garis gaya, arah EMF terbalik pada saat gigi signal rotor

4
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

mendekati pick-up coil seperti terlihat pada B (pada saat celah udara
berkurang dan menambah garis gaya) dan pada saat signal rotor
bergerak menjauhi pick-up coil seperti terlihat pada D (pada waktu celah
udara bertambah dari garis gaya berkurang), sehingga keluar output AC.
Karena tegangan yang di bangkitkan bertambah bila variasi flux
persatuan waktu naik, maka tegangan yang dibangkitkan akan naik bila
kecepatan mesin meningkat.

Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa apabila gerakan gigi rotor
mendekati inti pick-up coil. pada pick-up coil akan tegangan positif dan
sebaliknya apabila gigi rotor bergerak menjauhi inti pick-up coil akan
tercipta tegangan negatif. Disamping itu tegangan paling maksimum
tercipta saat gigi rotor akan mendekati atau mulai menjauhi posisi sejajar
dengan inti pick-up coil.
Sesuai dengan prinsip generator dimana tegangan yang dihasilkan akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

dO
E=N Volt
dt

Dimana,
E ; Tegangan yang dihasilkan pick-up coil
N ; Jumlah lilitan pada pick-up coil
dO
; Kecepatan pemutusan fluksi magnet pada inti pick-up coil
dt

Dengan jumlah lilitan pada pick up coil yang harganya tetap dan
kecepatan pemutusan fluksi magnet pada inti pick-up coil yang harganya
5
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

tergantung dari kecepatan putar dari signal rotor, maka tegangan yang
dihasilkan oleh pick-up coil sangat bergantung pada kecepatan putar dari
signal rotor dimana bila kecepatannya lambat (putarannya rendah),
tegangan yang dihasilkan pick-up coil juga rendah sebaliknya jika
putaran tinggi tegangan yang dihasilkan juga tinggi.

B. IGNITER
Igniter terdiri dari sebuah detekor yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan
oleh signal generator dan berfungsi untuk mendeteksi signal dari tegangan
pick-up coil yang seterusnya akan mengontrol kerja dari igniter; signal
amlifier dan power transistor, yang melakukan pemutusan arus primer
ignition coil pada saat yang tepat sesuai dengan signal yang diperkuat.
Pengaturan dwell angle untuk mengoreksi primary signal sesuai dengan
bertambahnya putaran mesin disatukan didalam igniter.
Beberapa type igniter delengkapi dengan sirkuit pambatas arus (current
limiting circuit) untuk mengatur arus primer maksimum.

1. Prinsip Kerja Pengapian Transistor


Mengingat Rumitnya sirkuit igniter karena penggunaan IC (integrated
cicuit), maka cara kerja igniter disini dijelaskan dengan menggunakan
sirkuit diagram yang disederhanakan.

a. Mesin mati
Pada saat kunci kontak ON maka tegangan dialirkan ketitik P.
tegangan pada titik P berada dibawah tegangan basis yang
diperlukan untuk mengaktifkan transistor melalui pengatur tegangan
6
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

R1 dan R2. akibatnya transistor akan tetap OFF selama mesin mati,
sehingga tidak ada arus primer yang mengalir pada ignition coil.

b. Mesin hidup (tegangan positif dihasilkan pada pick-up coil)


Bila mesin dihidupkan, maka signal rotor pada distributor akan
berputar, meghasilkan tegangan AC dalam pick-up coil. Bila
tegangan yang dihasilkan adalah positif, tegangan ini ditambahkan
dengan tegangan dari baterai (yang dialirkan ketitik P), untuk
menaikan tegangan pada titik Q diatas tegangan kerjanya transistor,
dan transistor ON. Akubatnya, arus primer ignition coil mengalir ke
transistor dari colector ( P ) ke emiter ( E ).

c. Mesin berputar (tegangan negatif dihasilkan dalam pick-up coil)


Bila tegangan AC yang dihasilkan dalam pick-up coil adalah negatif,
tegangan ini ditambahkan pada tegangan titik P sehingga tegangan
pada titk Q turun dibawah tegangan kerja transistor dan transistor

7
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

OFF. Akibatnya arus primer (primery current) terputus dan tegangan


tinggi di induksikan pada kumparan sekunder.

2. Pengaturan Dwell Angle


Lamanya arus mengalir melalui kumparan primer biasanya menurun bila
kecepatan mesin bertambah, dengan demikian tegangan induksi pada
kumparan sekunder berkurang

Yang dimaksud dengan pengaturan dwell angle disini adalah pengaturan


secara elektronika lamanya pengaliran arus ke ignition coil (disebut dwell
angle) sesuai dengan kecepatan putaran poros distributor.
Pada kecepatan rendah, dwell angle dikurangi untuk mencegah
pengaliran arus primer yang berlebihan, dan dweel angle ditambah bila
putaran bertambah untuk mencegah arus primer menurun, pengaturan
ini dilakukan oleh dwell control.

8
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

3. Current Limiting Control


Current limiting control adalah suatu sistem yang mengontrol aliran arus
pada kumaparan primer, sehingga arus primer dipertahankan konstan
pada setiap saat, mulai dari kecepatan rendah sampai pada kecepatan
tinggi dan memungkinkan untuk menghasilkan tegangan sekunder yang
konstan.
Dengan mengurangi tahanan kumparan dan mengontrol aliran arus,
maka sistem ini akan meningkat pengaliran arus. Namun demikian,
dengan sistem ini dapat berakibat coil atau power transistor terbakar.
Oleh sebab itu, setelah arus kumparan primer mencapai tingkat tertentu,
akan diatur secara kelistrikan oleh igniter agar tidak terjadi pegaliran arus
yang berlebihan

Karena current limiting control membatasi aliran arus primer, maka untuk
ignition coil tipe ini tidak diperlukan external resistor.

C. I I A
IIA adalah singkatan dari “Integrated Ignition Assembly “, IIA
menggabungkan igniter dan ignition coil dengan distributor, sedangkan pada
“non IIA“ di pasang secara terpisah
IIA dapat dijelaskan seperti berikut :
 Kecil dan ringan
 Tidak mengalami masalah putus sambungan, jadi kendalanya tinggi
 Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air
 Tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya.

9
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

D. E S A
ESA adalah singkatan “Electronica Spark Advancer “. Dalam sistem ini
harga saat pengapian optimum disimpan dalam engine control computer
untuk setiap kondisi mesin. Sistem ini bekerja mendeteksi kondisi mesin
(putaran mesin, aliran udara masuk, temperatur mesin dan lain-lain)
berdasarkan sinyal dari setiap engine sensor, selanjutnya menentukan saat
pengapian yang optimum sesuai dengan kondisi mesin dengan mengirim
sinyal pemutus arus primer ke igniter yang mengontrol saat pengapian.

Kecepatan Mesin

Saat
Beban Mesin Komputer Pengapian
Optimum

Temperatur mesin dll

Dengan sistem ini dapat diwujudkan pengaturan yang lebih teliti


berdasarkan kondisi kerja mesin dan ini tidak dapat diperoleh pada sistem

10
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

Non-ESA yang hanya dapat mengatur putaran mesin dan manifold vaccum
dengan menggunakan vaccum advencer yang terdapat pada distributor.

Dengan penggunaan electronik spark advance sistem, maka pick-up coil


disatukan dalam distributor yang membangkitkan sinyal putaran mesin
(sinyal Ne) dan sinyal posisi sudut poros engkol sebagai pedoman (G
sinyal). Mekanisme vaccum controller dan governor tidak digunakan.

E. D L I ( DISTRIBUTOR LESS IGNITION) / PENGAPIAN TANPA


DISTRIBUTOR )
Pada sistem pengapian transistor
yang lama tegangan tinggi
dibangkitkan oleh satu ignition coil
yang didistribusikan ketiap busi oleh
distributor.

11
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

DLI adalah suatu sistem pengapian motor bensin yang tidak menggunakan
distributor. Pada Toyota, sistem ini mempergunakan sebuah ignition coil untuk
setiap dua buah busi. ECU (electric Controll Unit) mendistribusikan arus primer
ketiap ignition coil secara langsung dan menyebabkan busi melompatkan
bunga api.

Sistem ini mempunyai keuntungan seperti berikut :


a) Ignition coil dapat ditempatkan didekat busi, kabel tegangan dapat
diperpendek, jadi dapat mengurangi suara berisik.
b) Dengan ditiadakannya distributor, maka kerugian internal discharge
dapat dihilangkan dan kebisinganpun dapat ditiadakan. Dengan adanya
pengurangan komponen yang bergerak, maka kemungkinan gangguan
pada komponen-komponen akan menjadi sedikit.
c) Karena tidak ada pengaturan secara fisik terhadap pengapian, seperti
jarak side electrode, maka saat pengapian dapat diatur pada skala yang
lebih besar. Pada saat pengapian dengan distributor, bila pengapian
dimajukan terlalu banyak, maka arus akan mengalir pada sebuah kedua
sisi elektroda.

12
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

L LATIHAN

1. Jelaskan fungsi dari Signal Generator ?


Jawaban
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Igniter ?


Jawaban
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
3. Jelaskan Prinsip kerja sistem pengapaian transistor ?
Jawaban
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................

4. Apa yang dimaksud dengan Current limiting control ?


Jawaban
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................

5. Apa Fungsi dari ESA ?


Jawaban
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
13
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

B TROUBLE SHOOTING

Bila mencari penyebab gangguan, pertama yang harus dilakukan adalah


mengkonsentrasikan perhatian pada gejala gangguan. Bila gejala gangguan
tidak difahami dengan jelas, maka dibutuhkan waktu yang lama untuk
memperbaikinya.
Untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam mendapat penyebab
gangguan perlu dilakukan pemeriksaan pada sistem dengan urutan mulai dari
yang paling kuat kemungkinannya sebagai penyebab gangguan. Demikian
dilakukan satu persatu secara berurutan. Bila tidak ditemukan penyebab
gangguan pada sistem pengapian, maka perlu juga diperiksa sistem yang lain
(sistem bahan bakar dan bagian utama mesin)

PROSEDUR TROUBLE SHOOTING


Bila ada gangguan pada sistem pengapian, problem dapat disebabkan oleh
mesin yang tidak tepat peyetelannya, diantaranya :
 Misfiring (campuran udara-bahan bakar tidak terbakar)
 Saat pengapian tidak tepat
Kemungkinan ada penyebab-penyebab lainnya, tetapi inilah yang paling umum.
Untuk menentukan mana yang mungkin sebagai penyebab, maka perlu
dilakukan pemeriksaan. Table dan flow chart berikut menunjukkan cara-cara
mencari gangguan.
Gejala gangguan Penyebab gangguan
 Mesin tidak dapat hidup/susah hidup Kemungkinan pertama sebagai
 Idle kasar atau mati-mati penyebab adalah misfiring. Selanjutnya
 Mesin lemah/akselerasi lemah yang perlu di pertimbangkan adalah

 Bensin boros saat pengapian

 Terjadi ledakan terus menerus pada Bagian-bagian yang menunjukkan


muffler adanya adalah saat pengapian.
 Terjadi ledakan balik pada mesin
(backfire)

14
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

 Mesin terlalu panas (over heat)

1. Bila Diperkirakan Penyebabnya Adalah Misfiring


Tes Bunga Api I

Tidak Baik

Periksa tahanan kabel tegangan Tahanan terlalalu tinggi Ganti


tinggi Atau isolasi rusak

Baik

Periksa tegangan baterai Charger / ganti baterai


Kurang dari 8 V
Baik
Putus atau short circuit
Periksa wiring harnes Perbaiki

Kontak longgar atau


Baik rusak

Periksa ignition coil Ganti


Putus atau short
Baik
Tahanan kontak terlalu tinggi
Perika contac point pada distributor Perbaiki / ganti
Dwell angle tidak tepat (celah
rubbing block
Baik

Periksa celah udara pada distributor Ganti


Tidak tepat
Baik

Periksa pick-up coil Ganti


Putus atau short
Baik

Periksa condensor Ganti


Putus atau short circuit
Baik

Coba igniter yang lain Ganti igniter


Baik

Tes Bunga Api II

Tidak Baik
Tahanan berlebihan
Periksa kabel tegangan tinggi Ganti
Atau isolasi rusak
Baik
Retak, rusak
Periksa tutup distributor dan rotor Ganti
Hangus atau karat

15
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

Periksa kabel tegangan tinggi Perbaiki atau Ganti


Keausan elektroda terlalu banyak
atau isolator retak
Baik

Periksa tutup distributor dan rotor Perbaiki atau Ganti


Tidak tepat
Baik

Lanjutkan pada item 2 bila saat pengapian dianggap sebagai penyebab (bila
pemeriksaan ini telah selesai, periksalah sistem lainnya.

2. Bila Timing Pengapian Dianggap Sebagai Penyebab

Periksa saat pengapian Setel


pendahuluan Tidak tepat
Baik

Periksa posisi octan selector Setel


Tidak tepat
Baik

Periksa governor dan vaccum Perbaiki atau ganti


advencer Tidak bekerja
Baik

Periksa kembali saat pengapian setel


pendahuluan
Tidak tepat
Baik

Coba igniter yang lain setel


Baik
Tidak Baik

Kembali ke item 1 bila diperkirakan penyebabnya adalagh misfiring (bila


pemeriksaan telah selesai preriksa sistem yang lain

a) lepas kabel tegangan tinggi yang menghubungkan ignition coil dengan


tutup distributor. Sambil memegang ujung kabel tegangan tinggi dan
mengambil jarak ujungnya 10 mm sampai 15 mm pada massa yang baik,
putarkan mesin dan lihat bahwa ujung logamnya memercikkan bunga
api. Bila tidak, berarti sirkuit primer, ignition coil, kabel tegangan tinggi
atau bagian lainnya yang berkaitan rusak. Tes ini melihat apakah
tegangan sekunder cukup untuk pengapian. Yang harus di perhatikan
bahwa pengetesan bunga api boleh dilakukan dengan memutar mesin
satu atau dua detik. Pada model EFI putuskan konektor masing-masing
injektor untuk menghindari silinder terisi bensin.
16
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

b) Ukur tahanan kabel tegangan tinggi kemungkinan ada yang putus. Bila
tahanannya lebih dari 25 kilo ohm ganti kabel. Bila ujung logam kabel
tegangan tinggi terkena karat, tahanan kontaknya akan naik, dan
menurunkan tegangan sekunder. Ganti kabel yang rusak.
c) Perikasa tegangan baterai pada saat mesin distart, bila tegangannya
kurang dari 8 V, maka tegangan tersebut terlalu rendah untuk
mengalirkan arus pada kumparan primer sesuai sfesifikasi. Bila terjadi
seperti itu charger baterai.
d) Bila terminal sirkuit primer terlalu longgar atau bila sambungan
konektornya kurang baik, tegangannya akan menurun. Keraskan atau
perbaiki sambungan-sambungan seperlunya.
e) Ukur tahanan ignition coil dan external resistor untuk memastikan bahwa
tidak terjadi short circuit atau putus.
f) Periksa permukaan kontak point untuk meyakinkan bahwa keadaannya
bebas dari kikisan yang berlebihan. Periksa bahwa dwell angle (celah
rubbing block) sesuai dengan ketentuan, bila celah terlalu rapat atau
terlalu lebar maka tegangan sekunder menjadi rendah.
g) Lepaskan kabel tegangan tinggi pada semua busi untuk mencegah
mesin hidup. Lakukan tes loncatan bunga api pada kabel tegangan tinggi
setiap silinder dengan menggunakan prosedur yang di jelaskan pada test
bungan api. Bila kabel tidak mengeluarkan bunga api berarti keadaannya
rusak.
h) Bila tutup distributor, center contact place, rotor atau peralatan lainnya
keadaannya retak, rusak, hangus atau karat, maka pada sirkuit sekunder
akan terjadi kebocoran arus atau tahanan terlalu tinggi dan tidak dapat
memberikan tegangan yang cukup tinggi (tegangan sekunder).
Kelembaman pada tutup distributor juga mengakibatkan gangguan
diatas.
i) Busi yang isolatornya retak, elektrodanya kotor atau aus atau celah
elektrodanya berlebihan tidak dapat memberikan bunga api. Celah
elektroda yang terlalu kecil dapat mengakibatkan pemadaman api oleh
elektroda sehingga tidak menimbulkan pembakaran meskipun busi
memercikkan bunga api.
17
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

j) Bila dwell angle (celah rubbing block) terlalu kecil atau terlalu besar,
akan dihasilkan tegangan sekunder yang tidak cukup dan
mengakibatkan tidak terjadinya pembakaran.
k) Saat pengapian pendahuluan yang tidak tepat dapat mempengaruhi saat
pengapian pada segala kondisi kerja mesin. Timming yang terlalu maju
akan menyebabkan knocking dan timming yang terlalu mundur akan
mengakibatkan penurunan output serta menyebabkan panas yang
berlebihan (over heating)
l) Bila advencer tidak bekerja dengan baik, busi akan menyala tidak pada
saat yang tepat sesuai dengan kecepatan dan beban mesin. Kondisi ini
menyebabkan akselerasi yang tidak baik, menurunkan output mesin atau
menyebabkan terjadinya gangguan yang lain.
m) Penyetelan dwell angle celah rubbing block), octan selector atau
peralatan lain yang berkaitan, akan merubah saat pengapian
pendahuluan (intial timming). Bila dilakukan penyetelan-penyetelan
tersebut, setel kembali saat pengapian pendahuluan (intial timing.

18
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

Pr PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN

Tujuan :
 Mempelajari cara memeriksa setiap komponen sistem
pengapian dan memahami ketentuan dan cara kerja masing -
masing komponen.

Persiapan :
1. Circuit tester ( volt meter, ohm meter dan multi meter )
2. Feeler gauge
3. Spark plug gap gauge
4. Dry cell bateray ( 1, 5 v )
5. Torque wrench ( 180kg-cm, 13ft-lb, 18n-m

Engnie Model :
 2E Engine

A. TES BUNGA API (Loncatan api listrik)


Catatan : Test ini dilakukan untuk melihat adanya tegangan dari
distributor ketiap busi

B. PUTARKAN MESIN DAN LIHAT MENYALANYA LAMPU


Hubungan timming light pada sebuah busi. Bila timming light tidak menyala,
periksa sambungan kabel-kabel, ignition coil, igniter dan distributor.

C. PEMERIKSAAN KABEL TEGANGAN TINGGI

1. Lepas Kabel Tegangan Tinggi dengan Menarik Tutup Karetnya

19
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

2. Periksa Tahanan Antara Kabel Tegangan Tinggi dengan Tutup


Distributor.
Dengan menggunakan ohm meter, periksa bahwa tahanannya tidak
melebihi dari harga maksimum.
Tahanan maksimum : kurang dari 25 Kilo ohm / kabel.
Bila melebihi harga maksimum, periksa terminalnya dan ganti kabel
teganagn tinggi dan/atau tutup distributor bila diperlukan.

D. PEMERIKSAAN BUSI
1. Lepaskan semua busi
2. Bersihkan dan periksa semua busi
- Bersihkan busi denag sikat baj atau pembersih busi
- Periksa keausan elektroda busi, kerusakan ulir dan kerusakan
isolasinya.
Bila ditemukan problem tersebut, ganti busi.

20
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

3. SETEL CELAH ELEKTRODA


Peiksa celah elektroda, bila tidak tepat, bengkokkan elektroda luarnya
dengan hati-hati untuk memperoleh celah yang tepat.
Celah elektroda yang tepat :
W20EXR-U11, BPR6EY11
W16EXR-U11, BPR5EY11 1, 1 mm (0,043 In)
Lainnya 0,8 mm (0,031 In)

4. PASANG SEMUA BUSI


Momen ; 180 Kg-cm (13 ft-lb, 18 N.m )

E. PEMERIKSAAAN IGNITION COIL


1. Lepaskan kabel tegangan tinggi
2. Lepaskan konektor kabel distributor
3. Periksa tahanan kumparan primer
Dengan menggunakan ohmmeter, ukurlah tahanan antara terminal
positif dengan terminal negatif
Tahanan kumparan primer (dingin) : 1,3 – 1,6 ohm

21
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

4. Periksa Tahanan Kumparan Sekunder


Dengan menggunakan ohm meter, ukurlah tahanan antara tahanan
terminal positif dengan terminal tegangan tinggi.
Tahanan kumparan sekunder (dingin) :10,7 – 14,5 kilo ohm.

5. Periksa Tahanan Resistor


Dengan menggunakan ohm meter, ukur tahanan resistor.
Tahanan resistor (dingin) ; 1,3 – 1,5 ohm.

6. sambungkan konektor kabel distributor


7. periksa sumber tegangan (power source line)
- Dengan kunci kontak posisi ON, hubungkan probe positif volt meter
keterminal resistor (kabel hitam dan merah) dengan probe negatif ke
massa body, lihat tegangannya.
Tegangan sekitar ; 12 V

22
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

- Dengan kunci kontak pada posisi START, hubungkan probe positif


volt meter ke terminal positif ignition coil, dan probe negatif kemassa
body. Lihat tegangannya
tegangannya sekitar : 2 V

Bila ditemukan problem, periksa kunci kontak dan wire harness

F. PEMERIKSAAN IGNITION COIL (IIA)


1. Lepaskan tutup distributor, rotor dan tutup penahan debu
2. Lepaskan konektor kabel distributor
3. Periksa tahanan kumparan primer
Dengan menggunakan ohm meter, ukur tahanan antara terminal positif
dan terminal negatif
Tahanan kumparan primer (dingin) : 1,2 – 1,5 ohm

23
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

4. PERIKSA TAHANAN KUMPARAN SEKUNDER


Dengan menggunakan ohm meter, ukur tahanan antara terminal positif
dan terminal tegangan tinggi
Tahanan kumparan sekunder (dingin) : 10,2 – 13,8 kilo ohm

5. Sambungkan Konektor Kabel Distributor

G. PEMERIKSAAN IGNITER ( IIA)


1. Periksa kunci kontak on
2. Periksa tegangan sumber (power sorce line)
Dengan volmeter, hubungkan probe positif keterminal positif ignition coil
dan probe negatif kemasa body.
Tegangannya sekitar : 12 V

3. Periksa Power Transistor Dalam Igniter


- Dengan menggunakan voltmeter, hubungkan probe positif keterminal
negatif ignition coil dan probe negatif ke masa body. Lihat
tegangannya. Tegangan sekitar 12 V

24
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

- Dengan menggunakan dry cell bateray (1,5 V), hubungkan kutub


positif baterai keterminal kabel merah jambu dan katub negatif
keterminal kabel putih
perhatian : untuk mencegah kerusakan pada power transistor didalam
igniter, jangan mengalirkan tegangan lebih dari 5 detik.

- Dengan menggunakan voltmeter, hubungkan probe positif keterminal


negatif ignition coil dan probe negatif kemasa body.

- Baca tegangan
Tegangan : 0 – 3 V
4. Putar kunci kontak off

25
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

H. PEMERIKSAAN DISTRIBUTOR ( IIA )


1. Periksa Celah Udara
Dengan menggunakan feeler gauge, ukurlah celah antar signal rotor dan
pick up coil projection
Celah udara : 0,2 – 0,4 mm

2. Periksa Pick-Up Coil


Dengan menggunakan ohm meter, periksa tahanan pick up coil.
Tahanan pick up coil ; 140 – 180 ohm
Bila tahnannya tidak tepat, ganti pick up coil.

3. Periksa Vacum Advance


- Lepaskan selang vacum dan hubungkan diapragm dengan pompa
vacum.
- Berikan kevakuman dan lihat bahwa vacum advencer bergerak
Bila vacum advencer tidak bekerja, perbaiki atau ganti bila perlu.

26
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

4. Periksa Governor Advance


- Putar rotor berlawanan dengan jarum jam lalu lepaskan dan lihat
bahwa rotor dengan cepat kembali searah jarum jam.
- Periksa bahwa rotor tidak terlalu longgar.

Catatan :
Karena ada dua buah pick up coil pada mesin yang menggunakan ESA, maka
celah udara dan tahanannya harus diukur sendiri-sendiri.

I. PEMERIKASAAN IIA (4A – FE)


1. Periksa Celah Udara
Dengan menggunakan feeler gauge, ukur celah antar signal rotor
dengan pick coil projection.
Celah udara ; 0,2 – 0,4 mm (0,008 – 0,06 in )
Bila celah udaranya tidak sesuai dengan sfesifikasi gantilah housing.

2. Periksa Tahanan Signal Generator (Pick-Up Coil)


Dengan menggunakan ohmmeter, periksa tahanan antara terminal-
terminalnya.
Tahanan G pick up coil :
G+-G- 140 – 180 ohm

27
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

Tahanan ne pick up coil :


Ne+ - G- 140 – 180 Ohm
Bila tahananya tidak sesuai dengan sfesifikasi, gantilah housing.

28
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

Pr PEMERIKSAAN SPARK ADVANCER

Tujuan :
 Belajar cara memeriksa dan menyetel saat pengapian serta
memahami konstruksi dan cara kerja sistem pengapian
Persiapan :
1. SST 09843 – 18020 (diagnoses check wiring) atau kabel service
(untuk engine dengan ESA)
2. Tachometer
3. Timing light
4. Torque wrench (200 kg cm, 14ft.lb, 20 Nm
Engnie Model :
 4A-F engine tanpa ESA (aE92 series) dan engine 4A-F engine
dengan ESA (AE95 series)

PROSEDUR / LANGKAH KERJA

1. Hidupkan mesin
Biarkan mesin mencapai temperatur kerja normalnya.
2. Sambungkan Tachometer Dan Timing Light
Hubungkan tachometer test probe ke service conenctor terminal IG - .
Perhatian :
- Usahakan agar terminal tachometer tidak menyentuh masa, karena
dapat merusak igniter atau ignition coil
- Ada beberapa tachometer yang tidak cocok dengan system
pengapian jenis ini, kami sarankan agar anda memeriksanya
sebelum dipergunakan

29
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

3. Periksa Dan Setel Saat Timming Pengapian


Tanpa octane selector
- Lepaskan selang vacuum dari sub diaphragm distributor dan
sumbatah pada ujung selangnya.

- Dengan mesin putaran idling, periksa saat pengapian dengan


menggunakan timing light.
Saat pengapian : 10 0 sebelum TMA pada maksimum 900 rpm.
(transmisi pada posisi N dan vacuum advance OFF)

30
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

Bila perlu penyetelan longgarkan baut-baut distributor dan putarkan


distributor, periksa kembali saat pengapian setelah mengeraskan baut
distributor.
Torque ; 200 kg-cm (14 ft-lb, 20 Nm

4. Periksa Dan Setel Timing Pengapian


Dengan octane selector
(a) setel octane selector
 Buka octane selector cap
 Setel octane selector pada distributor keposisi tengah
0
CATATAN : saat pengapian berubah 4 setiap satu putaran octane
selectone.
Bila octane selector diputar ke posisi A, saat pengapian akan maju.
Bila octane selector diputar ke posisi R, saat pengapian akan mundur.

31
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

(b) Dengan mesin pada putaran idling, periksa saat pengapian


dengan menggunakan timing light.
Saat pengapian : 0o sebelum TMA pada arah maksimum 900
rpm (transmisi pada posisi N)

Bila perlu penyetelan, longgarkan baut distributor dan putar


distributor untuk meluruskan tanda. Periksa kembali saat
pengapiannya setelah baut dikeraskan.

5. Selanjutnya Setel Saat Pengapian


(tanpa octane selector)
a) Sambungkan kembali selang vakum ke sub diaphragm distributor.

32
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

b) Periksa saat pengapian


Saat pengapian : 12 – 18o sebelum TMA pada maksimum 900
rpm (Transmisi pada posisi N)

6. Periksa Kerja Centrifugal Governor Advancer


a) Lepaskan selang vakum dari unit diagpraghm advanser dan
sumbat pada ujungnya.

b) Dengan menggunakan timing light, perhatikan bhawa tanda


v pada pully semakin maju pada saat rpm dinaikkan.

33
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

7. Periksa Kerja Vaccum Advancer


a) Dengan mesin pada putaran idling perhatikan bahwa saat
pengapian maju bila selang vakum dihubungkan dengan sub
diaphragm.
b) Dengan mesin pada putaran sekitar 3000 rpm. Perhatikan
bahwa saat pengapian maju bila selang vakum dihubungkan
dengan selang vakum diaphragm.

ENGINE DENGAN ESA


1. Panaskan mesin
Biarkan mesin mencapai temperatur kerja normal

2. Sambungkan Tachometer Dengan Timing Light


Hubungkan tachometer test probe ke terminal IG dengan dari check
connector atau IIA service connector.
Lokasi : check connector ditempatkan dekat air cleaner

34
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

3. Periksa Dansetel Saat Pengapian


(a) Dengan menggunakan SST atau service wire hubungkan terminal T
dan E1 check connector .
SST 09843 – 18020
LOKASI : check connector tempatkan dekat air cleaner.

Bila idlingnya tidak stabil, setel putaran idle dengan idle speed
adjusting screw.
Putaran idle : 800 rpm (dengan T- E1 dihubung singkat)

(b) Dengan menggunakan timing light, periksa saat pengapian.


Saat pengapian : 10o sebelum TMA pada saat idle (dengan T-E1
dihubung singkat dan transmisi pada posisi N)

Bila perlu penyetelan, longgarakan baut distributor. Periksa kembali


saat pengapiannya setelah baut distributor dikeraskan.
Torque : 200 kg-cm (14 ft- lb, 20 N-m)
35
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

4. Selanjutnya Periksa Saat Pengapian


a) Lepaskan service wire dari check connector

b) Lepaskan ACV connector

c) Periksa saat pengapian


Saat pengapian : 10o sebelum TMA atau lebih pada saat putaran
idle
d) Sambungkan ACV connector

36
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

KE KUNCI EVALUASI

1. Signal generator adalah semacam generator AC (arus bolak balik)


berfungsi untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk
memutuskan arus primer ignition coil pada saat pengapian yang tepat.

2. Igniter terdiri dari sebuah detekor yang mendeteksi EMF yang


dibangkitkan oleh signal generator dan berfungsi untuk mendeteksi
signal dari tegangan pick-up coil yang seterusnya akan mengontrol kerja
dari igniter; signal amlifier dan power transistor, yang melakukan
pemutusan arus primer ignition coil pada saat yang tepat sesuai dengan
signal yang diperkuat.

3. Prinsip kerja Sistem pengapaian transistor


 Mesin mati
Pada saat kunci kontak ON maka tegangan dialirkan ketitik P.
tegangan pada titik P berada dibawah tegangan basis yang
diperlukan untuk mengaktifkan transistor melalui pengatur
tegangan R1 dan R2. akibatnya transistor akan tetap OFF selama
mesin mati, sehingga tidak ada arus primer yang mengalir pada
ignition coil.

 Mesin hidup (tegangan positif dihasilkan pada pick-up coil)


Bila mesin di hidupkan, maka signal rotor pada distributor akan
berputar, meghasilkan tegangan AC dalam pick-up coil. Bila
37
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

tegangan yang dihasilkan adalah positif, tegangan ini


ditambahkan dengan tegangan dari baterai (yang dialirkan ketitik
P), untuk menaikan tegangan pada titik Q diatas tegangan
kerjanya transistor, dan transistor ON. Akubatnya, arus primer
ignition coil mengalir ke transistor dari colector ( P ) ke emiter ( E )

 Mesin berputar (tegangan negatif dihasilkan dalam pick-up coil)


Bila tegangan AC yang dihasilkan dalam pick-up coil adalah
negatif, tegangan ini ditambahkan pada tegangan titik P sehingga
tegangan pada titk Q turun dibawah tegangan kerja transistor dan
transistor OFF. Akibatnya arus primer (primery current) terputus
dan tegangan tinggi di induksikan pada kumparan sekunder.

4. Current limiting control adalah sustu sistem yang mengontrol aliran arus
pada kumaparan primer, sehingga arus primer dipertahankan konstan
pada setiap saat, mulai dari kecepatan rendah sampai pada kecepatan
tinggi dan memungkinkan untuk menghasilkan tegangan sekunder yang
konstan.
38
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

5. ESA adalah singkatan “ Electronica Spark Advancer “. Dalam sistem ini


harga saat pengapian optimum disimpan dalam engine control cumputer
untuk setiap kondisi mesin. Sistem ini bekerja mendeteksi kondisi mesin
(putaran mesin, aliran udara masuk, temperatur mesin dan lain-lain)
berdasarkan sinyal dari setiap engine sensor, selanjutnya menentukan
saat pengapian yang optimim sesuai dengan kondisi mesin dengan
mengirim sinyal pemutus arus primer ke igniter yang mengontrol saat
pengapian.

39
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………..………..…Drs. M. Anas

Dp DAFTAR PUSTAKA

Training Manual, Fundamentals Of Electricity Step 2. PT. Toyota – Astra


Motor.

Sofian Lubis, Sistem Pengapian Full Transistor, PT. Toyota – Astra


Motor. Jakarta 1985.

40
PERBAIKAN DAN PERAWATAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR…………………..….2006

Anda mungkin juga menyukai