Anda di halaman 1dari 20

Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Bab ini memberikan beberapa hal penting sebagai dasar tentang keselamatan
dan kesehatan kerja dalam melakukan pemeriksaan dan perbaikan, simbol dan
gambar-gambar dasar dalam rangkaian kelistrikan, dan alat-alat ukur elektrik dan non-
elektrik yang terkait dengan pekerjaan pada sistem kelistrikan dan elektronika pada
kendaraan. Bagian juga ini memberikan pengetahuan dasar untuk dapat mempelajari
dan mendasari bahasan-bahasan pada bab-bab berikutnya dan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan pekerjaan di tempat
kerja atau bengkel meliputi beberapa hal berikut

1.2.1. Hal-hal Umum yang Harus Diperhatikan


Beberapa hal umum yang harus mendapat perhatian sebelum melaksanakan
pekerjaan di bengkel adalah sebagai berikut.
1. Hati-hati jika melaksanakan pekerjaan dekat dengan kipas dan tali kipas.
2. Jika bekerja pada mesin kendaraan, usahakan kunci kontak berada pada posisi
OFF.
3. Pengencangan tali kipas dilakukan hanya pada saat mesin dalam keadaan mati.
4. Bekerja pada saat mesin dan saluran buang (exhaust manifold) dalam kondisi
panas harus hati-hati untuk menghindari kulit dari luka bakar.
5. Hindari menuangkan bensin dengan menggunakan wadah terbuka ke dalam
karburator.
6. Perhatian yang ekstra hati-hati harus diberikan jika mengerjakan pekerjaan las
pada kendaraan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
7. Hindari bekerja pada bagian atas kendaraan jika ada orang bekerja tepat di
bawahnya.
8. Tunggu sampai temperatur radiator turun jika akan melepas tutup radiator.

1.2.2. Pakaian Kerja


1. Pilihlah pakaian yang benar-benar cocok sehingga tidak mengganggu pekerjaan
anda.
2. Jagalah kebersihan pakaian anda waktu bekerja sebab oli atau kotoran pada
pakaian anda akan mengotori kendaraan.
3. Pilihlah sepatu kerja yang mempunyai sol yang tidak licin dan berkulit keras.
4. Saat mengangkat benda-benda berat atau mempunyai permukaan yang tajam
dianjurkan menggunakan sarung tangan.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 1


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

5. Cuci tangan dan pakaian secara rutin untuk mengurangi resiko gangguan pada
kulit dan untuk mencegah alat-alat atau kunci lepas dari tanggan saat bekerja
karena tangan licin.

1.2.3. Bekerja dengan Aman dan rapi


1. Hindari membersihkan tangan dengan pelarut (solvent) atau bensin. Bahan-
bahan ini mudah terbakar dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
2. Jangan menempatkan tangan di depan grease gun yang bertekanan tinggi.
3. Hindari bekerja dengan pakaian yang longgar dan rambut panjang.
4. Jangan menyemprotkan udara bertekanan dari kompresor ke kulit atau mata
karena partikel-partikel debu dapat masuk ke pori-pori kulit atau mata yang dapat
membahayakan diri kita.
5. Gunakan kaca mata kerja jika bekerja di bawah kendaraan untuk menghindari
masuknya debu, kotoran, logam, dan lain-lain ke mata.
6. Jagalah agar tempat kerja selalu bersih, dan saat pekerjaan selesai kembalikan
segala sesuatunya dengan teratur.
7. Suku cadang bekas harus dikumpulkan dalam kantong plastik untuk selanjutnya
dibuang atau dikembalikan ke pelanggan (customer).
8. Parkirlah kendaraan yang akan diperbaiki di dalam garis stall, jangan sampai
keluar karena akan mengganggu kendaraan lain.
9. Jangan menempatkan sesuatu di tengah jalan atau pintu masuk walaupun untuk
sementara, karena akan mengganggu mobil keluar atau masuk.
10. Jangan meninggalkan kunci atau suku cadang di lantai, karena dapat
menyebabkan anda atau orang lain tersandung atau terpeleset karenanya.
Biasakan menempatkan pada pada caddy atau meja kerja.
11. Bersihkan dengan segera setiap bahan bakar, oli atau gemuk yang tumpah.
12. Bersihkan alat-alat atau SST yang telah dipakai.

1.2.4. Aspek-aspek Keamanan Kerja dan Alat


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja menggunakan alat adalah
alat harus dalam keadaan bersih, bebas dari minyak dan gemuk, jangan meletakkan
peralatan di atas lantai. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan alat yang aman saat bekerja.

1.2.4.1. Penggunaan kunci-kunci


1. Penggunaan kunci pas harus sesuai dengan ukuran kepala baut yang akan
dikencangkan atau dikendorkan.

Salah

Gambar 1.1. Penggunaan kunci pas


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

2. Usahakan menarik kunci ke arah kita saat membuka atau mengencangkan agar
jari tidak terluka jika tiba-tiba terlepas. Jika terpaksa harus mendorong, dorong
dengan telapak tangan. Jangan memperpanjang kunci dengan pipa tambahan
atau menyambung dengan kunci lainnya.

Gambar 1.2. Arah gerakan penggunaan kunci pas

3. Gunakan box wrench (kunci ring) dengan ukuran yang sesuai dengan baut atau
mur, dan jangan menggunakan palu atau alat lain untuk memberikan tenaga yang
terlampau besar. Dalam penggunaan, tarik wrench ke arah anda.
4.

Gambar 1.3. Penggunaan kunci ring

5. Kunci Inggris mempunyai satu rahang tetap dan satu rahang yang dapat disetel
untuk mencocokkan ukuran mur atau baut. kunci ini hanya digunakan apabila
tidak tersedia kunci yang lain dan harus disesuaikan ukuran mur atau bautnya
sebelum digunakan.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 3


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 1.4. Kunci inggris

1.2.4.2. Penggunaan obeng


1. Obeng berfungsi untuk mengencangkan dan mengendorkan sekrup, jenisnya dibagi
menjadi 2 macam yaitu obeng minus (-), dan obeng plus (+). Dalam
penggunaannya ujung obeng harus sesuai dengan alur pada kepala sekerup, dan
harus diletakkan dengan tepat.

Gambar 1.5. Penggunaan obeng

2. Jangan menggunakan obeng sebagai tuas pengungkit, atau membuat lubang, dan
jangan memutar obeng dengan tang.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 4


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 1.6. Penggunaan obeng yang salah

1.2.4.3. Penggunaan palu


Palu digunakan untuk membuka dan memasang suku cadang. Beberapa jenis
palu lunak digunakan untuk mencegah kerusakan terhadap bagian yang dipukul.
Gunakan palu sesuai dengan fungsinya. Jangan menggunakan palu keras untuk
memukul komponen penting dalam kendaraan karena dapat menyebabkan deformasi
pada komponen tersebut.

Gambar 1.7. Macam-macam palu

1.2.4.4. Dongkrak dan Jack Stand


1. Dongkrak berfungsi untuk mengangkat kendaraan. Yang perlu diperhatikan saat
menggunakan dongkrak adalah apabila mengangkat bagian depan kendaraan roda
belakang harus diganjal.

Gambar 1.8. Dongkrak hidrolik

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 5


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 1.9. Mendongkrak kendaraan

2. Jack stand menunjang kendaraan yang sedang diangkat untuk pengamanan


sewaktu melakukan perbaikan. Di bawah ini diperlihatkan tempat mendongkrak
(1) dan tempat pemasangan stand (2).

Gambar 1.10. Jack Stand dan penempatannya pada kendaraan

3. Jangan mendongkrak kendaraan saat ada orang di bawah kendaraan.


4. Saat bekerja di bawah kendaraan, jack stand harus dipasang pada kendaraan.
Jangan hanya mengandalkan dongkrak saja.
5. Jangan terlalu banyak menggoyang kendaraan saat jack stand terpasang.
6. Instrukstur harus mengecek pemasangan jack stand sebelum siswa bekerja di
bawah kendaraan.
7. Jangan menjalankan kendaraan saat jack stand dalam kondisi terpasang.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 6


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

1.2.5. Pencegahan Kebakaran


Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya kebakaran
di tempat kerja adalah sebagai berikut.
1. Anda harus mengetahui di mana letak alat pemadam kebakaran dan cara
menggunakannya.
2. Kain yang basah karena oli atau bahan bakar gampang sekali terbakar,
karenanya harus dibuang ke dalam tempat sampah yang tertutup dan terbuat dari
logam.
3. Gas yang dihasilkan saat pengisian baterai dapat terbakar. Karena itu, hindari
percikan api di tempat tersebut. Jangan sekali-kali melepas kabel pengisi baterai
sebelum kontak dimatikan.
4. Jangan merokok kecuali di tempat yang diperbolehkan dan jangan lupa
mematikan puntung rokok sebelum membuangnya.

1.2.6. Menangani Kendaraan Pelanggan


Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menangani kendaraan yang masuk
ke bengkel adalah sebagai berikut.
1. Selama bekerja, pakailah selalu tutup bodi (fender cover), tutup tempat duduk
(seat cover), dan tutup lantai (floor cover) agar tidak merusak atau mengotori
kendaraan.
2. Jagalah selalu kebersihan fender cover dan seat cover.
3. Oli atau gemuk yang ada pada tangan atau alat-alat dapat mengotori kendaraan.
Karena itu tangan dan alat-alat harus dijaga agar tetap bersih.
4. Jangan sekali-kali memasukkan benda yang tajam seperti obeng ke dalam
kantong baju karena dapat merusak kendaraan dan melukai diri sendiri misalnya
anda terjatuh.
5. Bersihkan selalu minyak dan oli yang tertumpah sehingga kendaraan tidak dalam
keadaan kotor. Jika oli yang tertumpah dibiarkan begitu saja, pelanggan akan
mengira terdapat kebocoran pada kendaraannya, lalu membawanya kembali ke
bengkel.
6. Apabila kendaraan terkena minyak rem, jangan mengelap tumpahan karena
dapat merusak cat. Cara menanganinya adalah dengan memberi air pada tempat
yang tertumpah minyak rem.

1.3. Alat-alat Ukur


Alat-alat ukur yang umumnya digunakan dalam bidang kelistrikan dan
komponen kendaraan terbagi menjadi alat ukur non elektrik, dan alat ukur elektrik.
Berikut ini dijelaskan masing-masing alat ukur tersebut dan kegunaannya.

1.3.1. Alat Ukur Mekanik


Alat ukur non-elektrik yang biasa digunakan dalam perbaikan dan servis sistem
kelistrikan dan komponen-komponennya adalah jangka sorong, mikrometer, feeler
gauge, dan hidrometer.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 7


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

1. Jangka sorong

Keterangan : 1. Digunakan untuk mengukur bagian luar benda


2. Digunakan untuk mengukur bagian dalam benda
3. Digunakan untuk mengukur kedalaman
4. Skala utama (cm)
5. Skala utama (inch)
6. Vernier (cm)
7. Vernier (inch)
8. Digunakan untuk menahan bagian yang bergerak

Gambar 1.11. Jangka sorong, pembacaan, dan cara penggunaannya

Gambar 1.12. Jangka sorong tipe dial

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 8


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 1.13. Jangka sorong tipe digital

Jangka sorong adalah alat ukur mekanik dengan tingkat ketelitian yang ada
0,1; 0,05; dan 0,02 mm. Pengukuran yang dapat dilakukan adalah pengukuran
diameter luar, pengukuran diameter dalam, dan pengukuran kedalaman atau
ketinggian suatu benda. Pembacaan dilakukan dengan melihat skala utama sebagai
ukuran utama, dan skala vernier sebagai besaran atau angka di belakang koma.
Contoh hasil pengukuran pada gambar 1.11 (jangka sorong manual) adalah 46,4 mm.
Pada jangka sorong tipe dial, ukuran benda yang diukur ditunjukan oleh jarum yang
ada pada jangka sorong, dan pada tipe digital hasil pengukuran langsung ditunjukkan
pada layar digital yang ada pada jangka sorong.

2. Mikrometer

Gambar 1.14. Mikrometer manual dan digital

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 9


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 1.15. Pembacaan pada mikrometer manual

Mikrometer seperti gambar di atas digunakan untuk mengukur diameter luar


suatu komponen dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Beberapa tingkat
ketelitian yang ada adalah 0,01 mm, dan 0,001 mm. Pembacaan ukuran komponen
yang diukur dilakukan dengan melihat skala tetap pada sleeve dan skala putar pada
thimble yang tertera pada mikrometer. Angka yang ditunjukkan pada skala tetapnya
menyatakan besarnya ukuran benda dan pada skala putarnya menyatakan besarnya
angka di belakang koma. Pada mikrometer digital, besarnya ukuran benda yang
diukur langsung ditunjukkan pada layar digital yang terdapat pada mikrometer.

3. Feeler Gauge

Gambar 1.16. Feeler gauge

Alat ini terdiri dari beberapa lembar plat baja yang mempunyai ukuran tertentu
yang tertera pada setiap bilahnya dan digunakan untuk mengukur celah antara dua
komponen. Penggunaan alat ini adalah dengan cara menyisipkan lembaran feeler
gauge ke celah yang akan diukur. Celah yang sering diukur menggunakan alat ini
adalah celah katup, celah antara ring piston dan alurnya pada piston, celah kontak
pemutus, dll.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 10


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

4. Hidrometer

Gambar 1.17. Hidrometer

Hidrometer digunakan untuk mengukur berat jenis larutan elektrolit yang


terdapat pada baterai. Penggunaan alat ini adalah dengan menekan karet hisap pada
bagian atasnya, memasukan slang isapnya ke dalam air baterai, melepas karet hisap
sehingga air baterai masuk ke dalam tabung hidrometer, kemudian membaca skala
yang ditunjukkan oleh pelampung yang ada di dalam hidrometer. Skala yang dibaca
adalah skala pada pelampung yang bertepatan dengan permukaan air baterai di
dalam hidrometer.

1.3.2. Alat Ukur Elektrik


Alat ukur elektrik yang biasa digunakan dalam perbaikan dan servis sistem
kelistrikan dan komponen-komponennya adalah ampermeter, voltmeter, ohmmeter,
multitester, timing light, tacho dan dwell tester, ignition tester, baterai tester, pembersih
busi, dan distributor tester.

1. Amper meter

Gambar 1.18. Ampermeter

Ampermeter adalah alat ukur elektrik yang digunakan untuk mengukur


besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian. Saat melakukan
pengukuran, alat ini dihubungkan secara seri terhadap rangkaian yang akan diukur
arusnya. Satuan yang ditunjukkan adalah Amper.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 11


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

2. Voltmeter

Gambar 1.19. Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur elektrik yang digunakan untuk mengukur besarnya
tegangan yang bekerja pada suatu rangkaian. Saat melakukan pengukuran, alat ini
dihubungkan secara paralel terhadap rangkaian yang akan diukur tegangannya.
Satuan yang ditunjukkan adalah volt.

3. Ohmmeter

Gambar 1.20. Ohmmeter

Ohmmeter adalah alat ukur elektrik yang digunakan untuk mengukur besarnya
tahanan listrik pada suatu komponen dalam rangkaian listrik. Saat melakukan
pengukuran, kaki-kaki alat ini dihubungkan dengan komponen listrik yang akan diukur
besar tahanannya. Satuan yang ditunjukkan adalah ohm.

4. Multitester
Multitester (gambar 1.21) adalah alat ukur listrik yang mempunyai banyak
(multi) fungsi. Beberapa fungsi alat ukur yang tergabung dalam alat ini antara lain
untuk mengukur arus, mengukur tegangan bolak-balik dan searah, mengukur tahanan,
mengetes dioda, dan mengetes transistor. Multitester ada dua macam, yaitu
multitester analog dan multitester digital. Alat ini paling banyak digunakan saat bekerja
dengan rangkaian listrik karena mempunyai banyak fungsi yang dapat digunakan
untuk berbagai macam kebutuhan dalam pengukuran.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 12


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 1.21. Multitester digital dan analog

5. Timing Light

Gambar 1.22. Timing light

Timing light adalah alat yang digunakan untuk mengetahui saat penyalaan busi
sistem pengapian pada motor bensin. Ada dua tipe timing light ditinjau dari sumber
energi listrik yang digunakan, yaitu tipe dengan baterai yang berada di dalam, dan tipe
baterai di luar. Timing light yang hanya mempunyai satu kabel peraba tegangan tinggi,
sumber energi untuk menyalakan lampunya berasal dari baterai yang ada di
dalamnya. Timing light dengan tiga kabel membutuhkan tegangan dari luar untuk
mengaktifkannya. Kabel merah dihubungkan dengan terminal positif baterai, kabel
hitam ke negatif baterai, dan kabel peraba tegangan tinggi ke kabel busi nomor satu.
Alat ini disorotkan ke puli pada mesin yang sedang berputar untuk mengetahui derajat
pengapiannya.

6. Tacho dan Dwell Meter

Gambar 1.23. Tacho dan Dwell meter

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 13


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Tacho dan dwell meter digunakan untuk mengetahui putaran mesin, besarnya
sudut dwell pada sistem pengapian, mengukur tegangan, dan untuk mengetahui
kondisi kontak pemutus pada sistem pengapian konvensional. Sudut dwell pada
sistem pengapian perlu diukur berkaitan dengan lamanya arus mengalir ke kumparan
primer koil. Alat ini digunakan saat melakukan tune up pada kendaraan.

7. Baterai Tester

Gambar 1.24. Pengetes beban baterai

Pengetes beban baterai digunakan untuk mengetahui kemampuan baterai


pada suatu kendaraan. Pengujian yang dilakukan pada baterai secara khusus dibahas
pada bab tentang baterai.

8. Ignition Tester

Gambar 1.25. Pengetes sistem pengapian

Alat ini digunakan untuk mengetes kemampuan sistem pengapian dengan


menunjukkan besarnya tegangan tinggi yang dihasilkan pada suatu sistem pengapian.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 14


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

9. Pembersih Busi

Gambar 1.26. Pembersih busi

Alat ini digunakan untuk membersihkan busi terutama pada bagian elektroda
busi sehingga busi menjadi bersih kembali. Alat ini biasa dipakai sebagai alat
tambahan dalam tune up khususnya untuk membersihkan kerak atau kotoran pada
busi.

10. Distributor Tester

Gambar 1.27. Pengetes distributor

1.4. Simbol-simbol Gambar Komponen listrik dan Elektronika


Rangkaian sistem kelistrikan dan elektronika menggunakan simbol-simbol
tertentu untuk menggambarkan suatu komponen dalam rangkaian kelistrikan. Untuk
itu, beberapa pengetahuan dasar berkaitan dengan simbol-simbol yang digunakan
pada rangkaian perlu diketahui. Berikut ini diuraikan beberapa simbol komponen yang
digunakan pada rangkaian kelistrikan.

1.4.1. Baterai

Gambar 1.28. Simbol baterai (a) sel tunggal, (b) sel banyak
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 15
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Simbol baterai dalam rangkaian digambarkan dengan garis panjang dan pendek yang
saling sejajar. Garis panjang menunjukkan terminal positif baterai dan garis pendek
menunjukkan terminal negatif baterai.

1.4.2. Massa (ground)

Gambar 1.29. Simbol massa

Massa (ground) dalam rangkaian kelistrikan dan elektronika digambarkan dengan


beberapa macam seperti yang ditunjukkan dengan gambar di atas. Dalam rangkaian,
massa merupakan bagian yang berpolaritas negatif dari sistem kelistrikan.

1.4.3. Hubungan Percabangan pada rangkaian

Gambar 1.30. Sambungan atau percabangan (a,b) bersambung,


(c) tidak bersambung

Dalam rangkaian kelistrikan dan elektronika, sering digambarkan perpotongan antar


dua garis. Perpotongan itu menyatakan berhubungan atau tidak ditunjukkan dengan
titik dan tanpa titik. Pada sambungan bertitik, jika tidak terdapat titik pada perpotongan
garis, maka garis tersebut tidak saling berhubungan. Pada sistem tanpa titik, garis
yang langsung berpotongan dinyatakan sebagai garis yang berhubungan, sedangkan
jika pada perpotongan garis terdapat garis yang dibengkokan, maka perpotongan
tersebut tidak saling berhubungan.

1.4.4. Induktor
Induktor merupakan kumparan atau gulungan kawat induksi yang banyak
digunakan pada rangkaian sistem kelistrikan dan elektronika. Beberapa simbol
kumparan yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 16


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

Gambar 1.31. Induktor (a) simbol umum, (b) induktor tetap dan variabel,
(c) induktor dengan inti besi, (d) induktor dengan inti besi lunak

1.4.5. Saklar

Gambar 1.32. Simbol saklar

Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan rangkaian dari sumber arus.
Beberapa macam simbol saklar yang digunakan ditunjukkan pada gambar di atas.

1.4.6. Resistor (tahanan)

Gambar 1.33. Simbol resistor

Resistor digambar dengan garis zig-zag seperti gambar di atas atau gambar kotak.
Tanda panah pada resistor menunjukkan bahwa resistor tersebut nilainya bisa
berubah (variabel resistor). Resistor peka suhu (termistor) adalah resistor yang
nilainya dapat berubah jika suhu yang mengenainya berubah. Resistor peka cahaya

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 17


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

(LDR, light depend resistor) adalah resistor yang nilainya dapat berubah jika intensitas
cahaya yang mengenainya berubah.

1.4.7. Kapasitor

Gambar 1.34. Simbol kapasitor (a) nonpolar, (b) bipolar, (c) variabel

Kapasitor disimbolkan dengan dua garis sejajar dan pada masing-masing garis sejajar
terdapat garis yang menggambarkan kaki kapasitor. Kapasitor (a) adalah kapasitor
yang nilainya tetap dan kakinya tidak mempunyai polaritas. Simbol (b)
menggambarkan kapasitor dengan nilai tetap, tetapi kaki-kakinya mempunyai polaritas
positif dan negatif. Plat garis sejajar yang terdapat tambahan garis miring di atas dan
di bawahnya menyatakan bahwa pada bagian tersebut kakinya berpolaritas positif,
sedang kaki lainnya negatif. Simbol (c) menyatakan kapasitor yang nilainya dapat
berubah-ubah (kapasitor variabel).

1.4.8. Dioda

Gambar 1.35. Symbol dioda

Dioda digambar dengan symbol panah atau segitiga (pada gambar di atas arah
segitiganya ke kanan) yang menunjukkan arus dapat mengalir, dan pada sisi lainnya
digambarkan garis tegak yang menggambarkan blok yang berarti arus diblok atau
tidak dapat mengalir dari sisi sebelah kanan ke kiri. Sombol (a) adalah dioda biasa, (b)
dioda zener, (c) dioda memancarkan cahaya (LED, light emitting dioda), dan (d)
potodioda.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 18


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

1.4.9. Transistor

Gambar 1.36. Simbol transistor (a) tipe NPN, (b) tipe PNP

Transistor merupakan komponen elektronik yang berfungsi sebagai penguat atau


sebagai saklar elektronis. Kaki-kaki pada transistor adalah kaki basis (B), kaki kolektor
(C), dan kaki emitor (E). Arah panah pada transistor menunjukkan aliran arus saat
transistor bekerja.

1.4.10. Thyristor

Gambar 1.37. Simbol thyristor

Thyristor dalam sistem kelistrikan kendaraan difungsikan sebagai saklar untuk


memutus dan menghubungkan arus listrik. Komponen ini terdiri dari tiga kaki, yaitu
kaki gerbang (G), kaki anoda (A), dan kaki katoda (K). Anoda dan katoda tidak saling
terhubung. Jika ada arus mengalir melalui G, maka thyristor akan aktif sehingga
anoda dan katodanya terhubung sehingga arus dapat mengalir dari anoda ke katoda.

1.5. Ringkasan
Dalam melaksanakan pekerjaan di bengkel, beberapa yang harus diperhatikan
adalah keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi pakaian kerja, bekerja dengan
aman dan rapi, kehati-hatian dan ketepatan penggunaan alat kerja, dan prosedur kerja
yang sesuai standar.
Pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bekerja di bengkel meliputi
pengetahuan tentang alat kerja khususnya alat ukur yang digunakan sebagai alat
untuk mendeteksi dan mengetahui kondisi rangkaian atau komponen sistem

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 19


Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

kelistrikan. Alat-alat ukur yang umumnya digunakan pada bidang kelistrikan terbagi
menjadi alat ukur non elektrik dan alat ukur elektrik. Alat ukur non elektrik adalah alat
ukur pendukung untuk mengetahui kondisi komponen secara fisik (misalnya keausan,
ukuran, dll) dan alat ukur elektrik adalah alat ukur yang difungsikan untuk mengukur
besaran-besaran listrik pada rangkaian kelistrikan.
Komponen listrik dan elektronika secara fisik bentuk atau ukurannya
bermacam-macam, besar atau kecil. Dalam membuat rangkaian sistem kelistrikan
atau elektronika, tidak mungkin menggambarkan komponen-komponen secara fisik
karena akan memakan banyak tempat dan tidak efisien. Untuk itu, komponen-
komponen listrik dan elektronika disederhanakan dengan dibuat simbol-simbol yang
mewakili komponen-komponen tersebut sehingga gambar rangkaian menjadi
sederhana dan efisien dengan tidak menghilangkan makna komponen yang
diwakilinya.

1.6. Soal-soal Latihan


Jawab soal-soal berikut dengan singkat dan jelas.
1. Sebutkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Jelaskan cara penggunaan alat yang benar dalam bekerja.
3. Sebutkan alat-alat ukur yang termasuk alat ukur mekanik dan elektrik, jelaskan
kegunaannya.
4. Carilah sebuah benda berbentuk silindris, ukur diameter benda tersebut dengan
menggunakan janga sorong dan mikrometer. Beri kesimpulan hasil pengukuran
benda tersebut.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 20

Anda mungkin juga menyukai