Anda di halaman 1dari 35

PENDAHULUAN

Dari segi bahasa, Mesin (Machine) adalah suatu alat yang dikonstruksikan
sedemikian rupa, agar dapat mengubah / meneruskan bentuk tenaga, guna
meringankan pekerjaan manusia. mesin dan
perangkatnya ternyata sangat dekat dan banyak digunakan dalam kehidupan manusia
sehari-hari. contoh yang sederhana adalah roda gigi.

Keberhasilan dalam membuat mesin-mesin baru, sangat tergantung dari kemampuan


kinerjanya dan tentu saja harus melebihi dari yang sudah ada sebelumnya.
Pelaksanaannya dilakukan melalui teknik modifikasi, berupa perbaikan dari segi
bahan yang digunakan konstruksi, sistematika kerja dan lain-lain.

Selain itu, mesin yang digunakan baik berupa alat yang dapat mempermudah aktivitas
kita sehari- hari ataupun mesin yang digunakan untuk proses produksi dalam dunia
Industri, dapat berjalan atau berfungsi seterusnya. adakalanya mesin tersebut tidak
berfungsi sebagaimana mestinya dikarenakan ada salahsatu atau beberapa dari
elemen mesinnya rusak atau bahkan harus diganti. Hal ini bisa saja
terjadi karena kurangnya perawatan ataupun mesin tersebut sudah melebihi batas
wajar pemakaiannya. Tentunya kondisi seperti ini dapat merugikan si pengguna
terutama dalam segi kenyamanan, waktu dan biaya yang harus dikorbankan hingga
mesin tersebut benar-benar dapat berfungsi kembali.

Oleh karena itu, harus adanya suatu sistem perawatan (maintenance) yang teratur guna
mencegah ataupun meminimalisir kerusakan yang dapat terjadi pada elemen-
elemen mesin dalam sebuah mesin. Pengertian perawatan (maintenance) itu sendiri
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau
peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian,
maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada
kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.
Adapun tujuan utama dari kegiatan sistem perawatan ini diantaranya adalah sebagai
berikut :

1. Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (Maintenance) seoptimal mungkin,


dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien,
2. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi,
3. Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di dalam perusahaan
tersebut akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama,
4. Mengontrol setiap mesin agar tetap terjaga pemakaiannya dari kerusakan,
5. Menjamin keselamatan operator yang menggunakan saran dan alat tersebut,
6. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat mambahayakan keselamatan
pekerja,
7. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sehingga kegiatan produksi tidak terganggu.
RODA GIGI CACING

A. Pengertian

Roda gigi cacing ialah suatu elemen transmisi yang dapat meneruskan
daya dan putaran pada poros yang bersilang. Roda gigi cacing mempunyai gigi
yang dipotong menyudut seperti pada roda gigi helik dan dipasangkan dengan
ulir yang dinamakan ulir cacing. Penggunaan roda gigi ini biasanya untuk
mereduksi kecepatan, roda gigi ini dalam operasionalnya akan mengunci
sendiri sehingga tidak dapat diputar pada arah yang berlawanan. Keuntungan
dari roda gigi ini adalah dengan memberikan input minimal dapat dihasilkan
output dengan kekuatan maksimal. Roda gigi ini biasanya digunakan untuk
kecepatan-kecepatan tinggi dengan kemampuan mereduksi kecepatan yang
maksimal.
Pasangan roda gigi cacing terdiri dari seuah poros yang mempunyai ulir
luar dan sebuah roda cacing yang berkait dengan poros cacing tersebut.
Perbandingan transmisi roda gigi cacing dapat dibuat hingga perbandingan
reduksi 1 : 100 dan cara kerjanya halus atau hampir tanpa bunyi. Namun pada
umumnya transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran, yakni pada
roda cacing ke cacing. Adapun kekurangan dari transmisi roda gigi cacing
adalah memiliki efisiensi mekanis () yang rendah, terutama jika sudut kisarnya
() kecil. Dalam kerjanya, cacing dan roda cacing terjadi gesekan yang cukup
besar sehingga dapat menimbulkan banyak panas, oleh sebab itu kapasitas
transmisi roda gigi sering dibatasi jumlah panas yang timbul.
Gambar -1 Pasangan roda gigi cacing
Antara cacing dan rodanya terjadi gesekan besar, sehingga menimbulkan
banyak panas. Itulah sebabnya mengapa kapasitas transmisi roda gigi cacing
sering dibatasi oleh jumlah panas yang timbul. Dalam praktek, roda gigi cacing
sering menggunakan permukaan cacing dari baja paduan dengan pengerasan
kulit dan roda cacing dari perunggu. Permukaan gigi harus difinish dengan baik,
dan pelumasan harus sesuai serta dijaga kelangsungannya. Konstruksi rumah
dan poros serta pemasangannya harus kokoh untuk menghindari lenturan dan
pergeseran aksial poros cacing.
Dalam pasangan roda gigi cacing, batangnya selalu bisa menggerakkan roda gigi
spur. Jarang sekali ada spur yang mampu menggerakkan roda gigi cacing.
Sehingga bisa dikatakan bahwa pasangan roda gigi cacing merupakan transmisi
satu arah.

Gambar pasangan roda gigi cacing


Keterangan :
B. Aplikasi roda gigi cacing

Pada umumnya roda gigi cacing digunakan untuk menghasilkan perbandingan


reduksi yang besar, sehingga dapat menghasilkan putaran yang rendah namun
mendapatkan torsi yang tinggi. Penggunaan roda gigi cacing antara lain;

Gambar-2 Worm gear untuk mekanisme power stearing pada mobil

Gambar-3 Worm gear pada dongkrak mekanik


C. Fungsi

Worm gear digunakan untuk posisi sumbu bersilangan dan transmisi putaran
selalu berupa reduksi. Dan worm gear sering juga digunakan sebagai pengunci
transmisi pada peralatan pengangkat.

Berikut adalah macam-macam penggunaan pasangan roda gigi cacing.


a. Penggunaan dalam permesinan. Karena pasangan roda gigi ini memiliki yang
khusus yaitu selflocking dan rasio pasangan besar, maka pasangan roda
gigi ini sangat cocok untuk pengerjaan permesinan yang presisi. Contoh dari
fungsi ini adalah pada kepala pembagi (indexing head).

b. Penggunaan dalam peralatan tambang dan konstruksi. Pasangan roda gigi


cacing sangat cocok digunakan dalam pekerjaan yang membutuhkan kapasitas
tenaga putaran yang tinggi dan daya tahan terhadap guncangan .

c. Penggunaan dalam percetakan dan pengepakan.Dalam penggunaan rolmesin ceta


k, pasangan roda gigi cacing membantu pengerjaan dalam
kecepatan tinggi karena sifat presisinya dalam kemampuanya menahan
guncangan.

d. Proses pengolahan kertas dan plastic. Pasangan roda gigi ini mampu
digunakan pada tenaga putaran tinggi dengan gerakan yang berkesinambungan.

e. Penggunaan pada gitar, dimana dibutuhkan putaran output yang rendah


untuk menyetel nada gitar.

f. Penggunaan roda gigi cacing pada dongkrak roda digunakan


untuk mengangkat beban yang tinggi.

g. Penggunaan roda gigi cacing pada mesin uji puntir

D. Jenis Jenis worm gear

Dari bentuk konstruksi berpasangan terdapat dua jenis konstruksi Roda cacing,
yaitu :
1. Roda Gigi Cacing Silindrik.
2. Roda Gigi Cacing Glogoid (Cone-drive).

Perbedaan dari kedua jenis ini terdapat pada bentuknya. Sedangkan untuk profil
gigi mempunyai kurva yang tetap sama, sehingga dalam penggunaannya dapat
salmg bervariasi antara Batang Cacing dengan Roda Cacingnya Pada Roda gigi
cacing silindrik, bentuk luar batang cacing maupun Roda Cacing
berupa silinder sedang pada jenis glogoid, baik batang maupun roda cacingnya
saling mengikuti bentuk pasangannya Pasangan Roda caring dengan batang
cacing silindrik.
Perawatan dan Perbaikan

1. Perawatan (maintenance)
Untuk pemeliharaan suatu sistem transmisi roda gigi sangat dianjurkan untuk
menggunakan metode preventive maintenance
(PM) dengan metode ini roda gigi diharapkan:
- Roda gigi mempunyai umur yang panjang.
- Memungkinkan untuk mendeteksi titik awal gangguan yang dapat menimbulkan
kerusakan yang lebih parah.
Untuk menghindari terjadinya down time yang lama.
E. Istilah-istilah pada roda gigi cacing

Gambar-4 Cacing dan roda gigi cacing


1. Axial pitch (pa); disebut juga sebagai linear pitch, yaitu jarak aksial antara
puncak ke puncak ulir gigi cacing. Sedangkan untuk roda gigi cacing disebut
dengan circular pitch (pc).
2. Lead (l) adalah jarak lurus yang melalui titik putar ulir dalam satu putaran.

Untuk ulir single, lead sama dengan axial pitch, sedangkan untuk ulir putaran
banyak (multiple), lead adalah hasil perkalian antara axial pitch dan jumlah
putaran.
l = pa . n n = jumlah putaran

3. Sudut lead (), adalah sudut antara ulir helix dan sumbu cacing.

(pa = pc ; dan pc = .m)


tan p n
a
DW
DW

pc n mn mn
D D D
W W W
m = modul, Dw = diameter lingkaran pitch (PCD)
o o
Sudut lead () besarnya antara 9 sampai dengan 45 .
4. Sudut tekan gigi, untuk roda gigi cacing sudut tekan umumnya
diambil berdasarkan sudut lead.

5. Pitch normal, adalah jarak tegak lurus antara dua ulir gigi cacing.

pn pa
maka n cos
cos
6. Sudut helix (W), adalah sudut yang dibentuk antara ulir helix dengan

o
sumbu cacing. W + = 90

7. Rasio kecepatan (vR); adalah perbandingan antara jumlah gigi cacing


dengan jumlah gigi roda gigi cacing.
zW
v
R
zG
F. Efisiensi roda gigi cacing

Efisiensi roda gigi cacing didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja roda
gigi cacing dengan kerja cacing.
tan cos tan

cos tan
1
normal
Dimana; = sudut tekan 2

= sudut lead
= koefisien gesek

Efisiensi akan maksimum jika;


tan

Untuk menghitung efisiensi bisa dilakukan juga dengan mengasumsikan


sebagai
ulir segiempat, maka diperoleh pendekatan:

tan 1 tan
1 tan tan
tan 1
tan tan 1

1= sudut gesek, yang mana tan 1 =


G. Gaya-gaya pada roda gigi cacing

Pada saat ulir cacing meneruskan putaran, sehingga akan menerima beberapa
gaya. Gaya-gaya pada cacing dan roda gigi cacing antara lain:
- Gaya Aksial; gaya yang bekerja sejajar dengan poros roda gigi cacing.

- Gaya Radial; gaya yang tegak lurus garis singgung, gaya ini menuju titik pusat
roda gigi
- Gaya Tangensial; gaya yang sejajar dengan garis singgung, perputaran gaya
tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing tersebut, apakah ulir tersebut
bentuk ulir kanan atau ulir kiri.

FR
FR
FA FT

Gambar-5 Gaya-gaya pada roda gigi cacing

1) Gaya tangensial pada cacing (FT):

2 Tw
FT =
Dw

TW = Torsi pada roda cacing

DW = Pitch circle diameter roda gigi cacing

Gaya tangensial sama dengan gaya aksial pada gear.


2) Gaya aksial pada cacing (FA):

Ft
FA =
tan

Gaya aksial sama dengan gaya tangensial pada worm gear.

3) Gaya radial pada cacing (FR):


FR FA tan
o o
= sudut tekanan normal (14,5 dan 20 )

- .
H. Perencanaan roda gigi cacing

(a) Diameter luar cacing


(b) Diameter jarak bagi cacing
(c) Diameter inti cacing
(d) Sudut kisar
(e) Jarak bagi
(f) Kisar
(g) Tinggi gigi
(h) Tinggi kepala
(i) Tinggi kaki
(j) Jarak sumbu
(k) Diameter lingkaran kaki dari roda cacing
(l) Diameter jarak bagi dari roda cacing
(m) Diameter tenggorok roda cacing
(n) Diameter luar roda cacing
(o) Lebar roda cacing

Gambar-6 Profil roda gigi cacing


Rumus-rumus yang diperlukan dalam merencanakan roda gigi cacing adalah;

a. Perbandingan gigi

Perbandingan transmisi atau perbandingan gigi untuk roda gigi cacing adalah
z2
i
z1
dimana: z2 = jumlah gigi pada roda gigi cacing

z1 = jumlah ulir cacing


b. Menentukan modul

Jika mn adalah modul normal, ms adalah modul aksial dan adalah sudut kisar,

mn
ms
cos
maka:
c. Diameter lingkaran jarak bagi

Diameter masing-masing lingkaran jarak bagi adalah:

d1 Z1 Mn dan d2 ms z2
sin
a (d1 + d2)
2
d. Proporsi bagian-bagian roda gigi cacing

Untuk
hk mn ; hf ; c ; H 2,157mn
cacing: 1,157mn 0,157mn
dk1 d1 2hk ; dr1 d1 2hf
roda cacing:
dt d2 2hk
dr 2 d1 2hf
;
e. Lebar roda gigi cacing

Jika sudut yang dibentuk oleh lengkungan gigi roda cacing adalah , maka
lebar roda cacing dapat dipilih disekitar harga yang ditentukan yaitu:

b 0,577dk1

atau b

2,38 ( cos Mn )+ 6,35


f. Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing rt dan diameter luar roda
cacing dk2 adalah:

d1
rt
2
h k dk2 d t+2 ( d21 h k )
g. Beban lentur yang diijinkan Fab, adalah:

Fab ba be mn Y
h. Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac, adalah:

Fac Kc d2 be K
Dimana: Kc = faktor ketahanan terhadap keausan (tabel 3)
K = faktor sudut kisar (tabel 4)
Harga terkecil diantara Fab dan Fac diambil sebagai Fmin
2
Tabel 1 Tegangan lentur yang diijinkan ba (kg/mm )

Cacing Roda gigi cacing 2

Kc (kg/mm )
Baja (kekerasan HB 250) Baja Perunggu fosfor 0,042
celup dingin Besi cor Perunggu
0,035
Baja celup dingin fosfor
0,056
Baja celup dingin Perunggu fosfor yang dicil
Baja celup dingin Perunggu antimon 0,085
Baja celup dingin Damar sintesis
0,085
Besi cor Perunggu fosfor
0,087

Tabel 2 Faktor bentuk roda gigi cacing Y

Sudut tekanan normal Faktor bentuk

o 0,100
14,5

20o 0,125

0,150
25o
0,175
o
30

2
Tabel 3 Faktor ketahanan terhadap keausan Kc (kg/mm )
Bahan roda gigi cacing Pembebanan satu arah Pembebanan dua arah

Besi cor 8,5 5,5

Perunggu untuk roda gigi 17 11


Perunggu antimon Damar
10,5 7
sintetis
3 2
Tabel 4 Faktor sudut kisar K

Sudut kisar K

o 1
< 10
o
= 10 ~ 25
o 1,25

o 1,50
> 25

Gaya tangensial

Beban tangensial roda gigi Ft biasanya dihitung tanpa memperhatikan efisiensi


mekanis, persamaannya adalah:

Pm
F t = 102
v

Untuk mesin khusus seperti derek kapstan, daya dikalikan hanya dengan
efisiensi roda cacing w, sehingga persamaannya:

FPM.102
w
t

Harga Fmin harus lebih besar dari Ft.

Dalam penerapannya, ada beberapa macam roda gigi cacing seperti roda gigi
cacing globoid dan roda gigi cacing samping. Roda gigi tersebut umumnya
dibuat dengan maksud untuk mengatasi kekurangan yang ada pada roda gigi
cacing silinder.

Contoh 1;

Sebuah roda gigi cacing ulir tiga (triple) dengan modul gigi 6 mm dan diameter
lingkaran jarak bagi (PCD) 50 mm. Jika jumlah roda gigi cacing 30, sudut tekan
o
14,5 dan koefisien gesek 0,05.
Hitung; sudut lead gigi cacing, perbandingan kecepatan, jarak antar sumbu dan
efisiensi roda gigi.
Penyelesaian:
Diketahui:
n= 3 ; m=6 ; DW = 50 mm ; zG = 30
o
= 14,5 ; = 0,05

a) Sudut lead :
m n 6 3
maka tan 1 0,36 19,8o
tan 0,36

DW 50
b) Perbandingan kecepatan:

Zg 30
Vr= = =10
n 3

c) Jarak antar sumbu:


DG m zG 6 30 180
D w + Dg 50+180
a= = =115 cm
2 2
d) Efisiensi roda gigi:
tan cos tan

cos tan
o

tan19,8 cos14,5 0,05
o
atau 85,8%
tan19,8
o
0,858
o o
cos14,5 tan19,8 0,05

o
0,86 atau 86%
Atau: 1 tan 1 0,05 tan19,8

o
1 tan 1 0,05 tan19,8

Contoh 2;

Sebuah roda gigi cacing dipergunakan untuk mentransmisikan daya 15 kW pada


putaran 2000 rpm untuk sebuah mesin dengan putaran 75 rpm. Cacing
mempunyai ulir triple dan diameter pitch 65 mm. Jumlah gigi pada roda gigi
cacing 90 dengan modul 6 mm. Sudut kontak gigi 20 dengan koefisien gesek
antar gigi 0,1.
Hitung: gaya tangensial yang beraksi pada gigi, gaya aksial dan radial pada
cacing, dan efisiensi roda gigi penggerak.
Penyelesaian:

Diketahui:

P = 15 kW ; NW = 2000 rpm ; NG = 75 rpm ; n=3


o
DW = 65 mm ; ZG = 90 ; m=6 ; = 20 ; = 0,1

a) Gaya tangensial:

P 60
T= =7,16 N . m=71600 N . mm
2 2000
2 T 2 71600
F t= = =2203 N
Dw 65

b) Gaya aksial:
1 mn 1 63 o
tan tan 15,5
DW 65
FT
F 2203 7953 N
A
tan tan15,5o
o
FR FA tan 7953 tan20 2895 N

c) Efisiensi roda gigi:


tan cos tan

cos tan
o

tan15,5 cos20 0,1
o
atau 70,1%
tan15,5
o
0,701
o o
cos20 tan15,5 0,1
Contoh 3 : Sebuah derek kapstan mempunyai beban gulung 6000 kg, kecepatan
gulung 4,8 m/min dan diameter drum 1300 mm. Reduksi putaran pada tingkat
pertama dilakukan oleh roda gigi miring ganda dengan efisiensi mekanis 95%
dan tingkat kedua dan ketiga oleh roda gigi lurus dengan efisiensi mekanis 92%
dan 85%. Pada tingkat terakhir, terdapat roda gigi cacing dengan efisiensi
mekanis 57%. Jarak yang dikehendaki antara poros cacing dan poros roda
cacing adalah 800 mm. Faktor koreksi putaran motor 1,2. Rencanakan pasangan
roda gigi cacing yang memenuhi persyaratan diatas.

Diketahui :W = 6000 kg, = 4,8 m/min, D = 1300 mm

1 = 0,95 ; 2 = 0,92 ; 3 = 0,85 ; 4 = 0,57

C 800 mm ; i = 40

a) Menghitung beban rencana

Wd 1,2 6000 7200 kg

b) Menghitung daya yang diperlukan

Putaran drum: 4,8 1000


Nd= =1,18 rpm
1300
DN d
v=
1000
7200 4,8
P=
102 60 0,95 0,92 0,85 0,5
1300 Nd
4,8=
1000

Daya motor listrik adalah:

PM 1,213,3 15,96 16 kW

c) Menghitung momen puntir

- Momen puntir poros drum (T2):


16
T 9,74 10
5
13,2 kg.mm
2
6
10
1,18

- Momen puntir poros cacing (T1):


5
16 3,3 10
T1 9,74 10 5 x
40
1,18
kg.mm
d) Menentukan diameter poros
2
- Bahan untuk poros SF50, B = 50 kg/mm , Sf1 = 6 , Sf2 = 2,5
50 3,33 kg mm2
B 6
a
Sf1 Sf 2 2,5

- 5,1
Diameter poros drum d2s2 adalah:5,1
3T 3 12,4 106
a 3,33

dS2 267 mm
5,1 5,1
3T1 3 3,1105
a 3,33
- Diameter poros cacing ds1 adalah:

dS1 78 mm

(diambil ds1 = 80 mm)


e) Menentukan jumlah gigi, dengan perbandingan reduksi; i = 40
z2
i z2 Z2 40
40
z1
1

Cacing dan porosnya merupakan satu benda kerja

f) Menentukan modul aksial dan modul normal;

- Modul aksial:

2 a-12,7 2 80012,7
Ms= = =34,3 mm
Z 2+ 6,28 40+6,28
- Modul normal:

25,4 (misalkan
Mn=
Dp
DP = 0,75)
25,4 25,4
m 33,87 mm
n
DP 0,75

- Sudut
kisar:
1 mn
cos 33,87 o o
9,082 9
ms
34,3
g) Menentukan diameter lingkaran jarak bagi dan jarak sumbu

- Diameter lingkaran jarak bagi cacing (d1)

Z 1 Mn 1 33,87
d 1= = =216,51 mm
sin sin 9
h)
- Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing (d2)
i) d2 ms z2 34,3 40 1372 mm
j) n)
k) - Jarak sumbu poros o)
l) p)
m)
d 1+d2)
q) Menentukan bagian-bagian roda gigi cacing

a=

- Untuk cacing:

r) hk mn 33,87 mm
s) hf 1,157mn 1,157 33,87 39,188 mm

t) c 0,157mn 0,157 33,87 5,318 mm

u) H 2,157mn 2,157 33,87 73,058 mm

v) dk1 d1 2hk 216,51 2 33,87 284,25 mm

w) dr1
x) 216,51 2 39,188 294,886 mm
d1 2hf
- Untuk roda cacing:

y) dt d2 2hk 1372 2 33,87 1439,74 mm


z)
aa) dr 2 ab) 1372 2 39,188 1293,624 mm
d2 2hf
- Lebar roda cacing
ac) b 0,577dk1 0,577 284,25
ad)
164,012
. Mn
b=2,38 +6,35=262,752 mm
cos
mm, atau;

ae)

ag) Dari hasil perhitungan diperoleh lebar roda cacing antara 164 ~ 263 mm
o
Maka dipergunakan b = 240 mm dengan sudut lengkungan sisi gigi = 90
- Lebar sisi gigi efektif be adalah:
ah)
ai) Be=d k1 . sin ( 2 )284,25 sin 45 =201 mm



am)
- Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing rt dan diameter luar roda cacing
dk2 adalah:
d1 216,51
an) r 1= h k= 33,87=74,385 mm
2 2
ao)
ap) dk 2=dt+2 ( d21 hk )( 1cos )
aq)
ar)
216,51
as) dk 2=1439,74+ 2 33,87 ( 1cos 90 ) =1588,51mm
2
at)
a) Beban lentur yang diijinkan Fab,

- Bahan untuk cacing SF50

- Bahan untuk roda cacing FC19


2
au) ba = 5,5 kg/mm , (dipergunakan untuk dua arah putaran) dan
60
av) Y 0,475 0,317
aw) 90
ax) Fab ba be mn Y 5,5 201 33,87 0,317 11869,5 kg

ay)
b) Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac,
2
adalah: Kc = 0,035 kg/mm dan K
=1
az) Fac Kc d2 be K 0,0351372 2011 9652 kg

ba) Diperoleh beban minimum; Fmin = 9652 kg

bb)

c) Beban statis gigi (Ws):


bc) bl) 6822,16 kg
W bg) 60001,
Ws bm)
fc D 2 1300
bn)

bf) d2 bh) bi)

bj) 1372
bk)
d) Beban/gaya tangensial (Ft):


F 10216 0,57
.w
PM102 br) PM bt)
102
t
.w 10973,88 kg
bs) . bu) 1372
d2 .nD 60 1,18
1000 bv)bw)

bx) 60000
by)
bz)
ca)
cb)
e) Karena Fmin < Ft, maka rancangan roda gigi tidak baik, maka dilakukan
perancangan ulang.

cc)
o
f) Sudut kisar, dipilih 8 dan PM = 15 kW, maka;
cd)

g) Menentukan diameter lingkaran jarak bagi dan jarak sumbu

- Diameter lingkaran jarak bagi cacing (d1)

Z 1Mn 1 33,87
ce) d 1= = =243,37 mm
sin sin 8
-
-
- Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing (d2)
- d2 ms z2 34,3 40 1372 mm

- Jarak sumbu poros:

d 1+d2)
-

a=
-
-
h) Menentukan bagian-bagian roda gigi cacing

- Untuk cacing:

- dk1 d1 2hk 243,37 2 33,87 311,11 mm

- dr1
- 243,37 2 39,188 321,746 mm
d1 2hf
- Untuk roda gigi cacing:

- dt d2 2hk 1372 2 33,87 1439,74


mm
-
- dr 2 - 1372 2 39,188 1293,624 mm
d2 2hf
- Lebar roda gigi cacing

- b 0,577dk1 0,577 311,11


- mm, atau;
179,51

- b=2,38 ( cos
. Mn
)+ 6,35=2,38( cos
33,87
8 )
+ 6,35=262,1 mm

- Dari hasil perhitungan diperoleh lebar roda cacing antara 179 ~ 263 mm
o
Maka dipergunakan b = 240 mm dengan sudut lengkungan sisi gigi = 90
- Lebar sisi gigi efektif be adalah:
-
-
be=dk 1 .sin ( 2 )=311,11 sin 45 =220 mm
- Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing rt dan diameter luar roda cacing
dk2 adalah:
d1 243,37
- Rt= hk= 33,87=87,815 mm
2 2

- dk 2=dt+2 ( d21 hk )(1cos )


-

90
1cos =1615,37 mm
i) Beban lentur yang diijinkan Fab,
243,32
dk 2=1439,74+ 2
2 (33,87 )
- Bahan untuk cacing SF50

- Bahan untuk roda cacing FC19


2
- ba = 5,5 kg/mm , (dipergunakan untuk dua arah putaran) dan

- Fab ba b e mn Y 5,5 220 33,87 0,317


12991,5 kg
j) Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac,
2
adalah: Kc = 0,035 kg/mm dan K = 1

- Fac Kc d2 be K 0,0351372 2201 10564,4 kg

- Diperoleh beban minimum; Fmin = 10564,4 kg


k) Beban statis gigi (Ws):
- - 6822,16 kg
W - 60001,2
- Ws -
fc D 1300
-
d -
2 -

- 1372
-
l) Beban/gaya tangensial (Ft):
-
Pm . nw Pm .nw 102 15 0,57
Ft=102 =102 = =10288 kg
v . d 2. nd 1372 1,18
60 1000 60000
- Karena Fmin > Ft > Ws, maka rancangan roda gigi baik,
-
m) Dari hasil analisa perhitungan diatas dapat disimpulkan:

- Jumlah ulir (gigi) cacing, z1 = 1

- Jumlah gigi roda cacing, z2 = 40

- Modul normal, mn = 33,87 (dengan DP = 0,75)


o
- Sudut kisar, = 8

- Bahan cacing SF50 (bersatu dengan poros)

- Bahan roda cacing FC19

- Diameter lingkaran jarak bagi cacing, d1 = 243,37 mm

- Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing, d2 = 1372 mm

- Jarak sumbu poros, a = 807,685 mm


o
- Lebar roda cacing, b = 240 mm dan sudut lengkung roda gigi 90

- Diameter luar cacing dk1 = 311,11 mm

- Diameter luar roda cacing dk2 = 1615,37 mm

- Diameter lingkaran kaki cacing dr1 = 321,746 mm

- Diameter lingkaran kaki roda cacing dr2 = 1293,264 mm

-
-
- . Kesimpulan
-
- Dengan mempelaelajari materi ini dapat mengetahui bahwa pemakaian
diperoleh bila roda gigi memenuhi syarat yaitu design yang sesuai, pembuatan
roda gigi yang benar,penggunaan yang sesuai, instalasi yang benar, pengoprasian
yang benar, dan juga diperlukan pemeliharan yang benar,
-
- Sumber pustaka :
http://www.ilmuteknik.info/2010/06/worm-gear.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Roda_gigi
Maintenance Engineering Handbook 7th Ed, Mc GrawHill (2008) Mayk

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- TUGAS 1
- ELEMEN MESIN 2
- RODA GIGI CACING
-

-
-

-
- Disusun oleh :
- Syela Ningrum Pangesti
- (21050115060006)
- Kelas A

- Program Studi Diploma Teknik Mesin


- Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
- 2017
-
-
-

Anda mungkin juga menyukai