PENDAHULUAN
Sesuai dengan fungsinya roda gigi adalah merupakan elemen mesin yang
dapat mentransmisikan daya dan putaran. Aspek yang harus diperhatikan dalam
perencanaan ini adalah efek - efek yang diakibatkan dalam pemindahan daya dan
putaran. Dalam pemindahan daya dan putaran tersebut masih ada alat yang
berperan sebagai pemindah daya dan putaran yaitu sabuk 8 rantai.
Diluar transmisi diatas ada pula cara lain untuk memindahkan daya,
misalnya dengan sabuk (belt) dan rantai (chain), tetapi transmisi dengan roda gigi
jauh lebih unggul dibandingdengan sabuk dan rantai, faktor slip pada roda gigi
jauh lebih kecil dan putaran lebih tinggi tepat serta daya yang dipindahkan lebih
besar. Namun untuk merencanakan sebagai alat pemindah daya pada transmisi
(gear box) harus benar - benar mampu memindahkan roda gigi sebagai alat
pemindah daya.
Oleh karena itu di dalam perencanaan roda gigi harus benar-benar teliti
untuk perencanaan dan pembuatannya sehingga pada putaran yang tinggi tidak
terjadi slip yang dapat mengakibatkan putaran roda gigi tidak bekerja
sebagaimana yang diinginkan dalam perencanaan ini.
Roda gigi dapat diklasifikasikan menurut poros arah putaran dan bentuk
gigi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.1 (Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin) hal.212.
Dari tabel di atas maka roda gigi ini dapat dibedakan atau
diklasifikasikan menjadi sebagi berikut :
a. Roda gigi dengan poros sejajar.
b. Roda gigi dengan poros yang berpotongan.
c. Roda gigi dengan poros silang / tegak lurus.
a. Roda gigi dengan Poros Sejajar
Roda gigi dengan poros sejajar adalah roda gigi dimana gigi -
giginya sejajar pada dua bidang silinder. Kedua bidang silinder tersebut
bersinggungan dan yang satu mengelilingi pada yang lain dengan sumbu
tetap sejajar.
2.3. Bantalan
3.1. Poros
Pada perencanaan ini poros memindahkan Daya (N) sebesar 178 PS dan
Putaran (n) sebesar 4000 rpm. Jika daya di berikan dalam daya kuda (PS) maka
harus dikalikan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam (kW).
Daya (N) = 178 PS
Putaran (n) = 4000 rpm
Dimana :
1 PS = 0,735 kW
P = 178 x 0,735 kW
P = 130,83 kW
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka faktor keamanan
dapat diambil dalam perencanaan. Jika faktor koreksi adalah fc (Tabel 3.1) maka
daya rencana Pd (kW) sebagai berikut:
Pd fc P (kW )
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Maka daya rencana Pd adalah :
Pd fc P
1,1 130,83
143,9 kW
Jika momen puntir (torsi) adalah T (kg.mm), maka torsi untuk daya maksimum :
Pd
T 9,74 x10 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Lit 1, hal 7 )
n
143,9
T 9,74 x10 5
4000
T 35039,65 kg mm
B
Tegangan geser yang di izinkan a
sf 1 sf 2
dimana :
a = tegangan geser yang diizinkan poros (kg/mm²)
(baja karbon) diambil 6,0 sesuai dengan standart ASME (lit 1 hal 8)
spline
pada poros, harga sebesar 1,3 - 3,0 maka di ambil 2,5 ( lit 1 hal 8 )
Bahan poros di pilih baja karbon konstruksi mesin S35C dengan kekuatan
tarik B 52 kg / mm 2
B
maka : a
sf 1 sf 2
52
=
6,0 2,5
= 3,47 kg / mm 2
dimana :
ds = diameter poros (mm)
a = tegangan geser yang diizinkan poros (kg/mm²)
(diambil 1,2).
K t = faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar 1,5 –
maka :
1/ 3
5,1
ds 1,5 1,2 35039,65
3,47
43,56 mm 45 mm ( sesuai dengan tabel 3.3.)
dimana :
= tegangan geser (kg/mm2)
T = momen torsi rencana (kg.mm)
ds = diameter poros (mm)
maka :
5,1 35039,65
45 3
178702,22
91125
1,96 kg / mm 2
S TAR T
1. Daya yang ditransmisikan : P =
130,83 kW
Putaran poros : n1 = 4000 rpm
8. Diameter poros : ds = 45 mm
10.
<
STOP
END
Dimana :
d s 0,81 d 2
ds
d2
0,81
45
d2
0,81
55,5 mm 56 mm
Spline yang direncanakan atau ketentuan ukurannya (dari tabel 3.4.) antara lain :
Jumlah ( i ) = 10 buah
Lebar ( b ) = 7 mm
Diameter luar ( d2 ) = 56 mm
Ukuran spline untuk berbagai kondisi operasi telah ditetapkan dalam standar SAE
dan dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5. Spesifikasi spline untuk berbagai kondisi operasi ( standar SAE )
To slide when not To slide when under
No. of All fits Permanent fits
under load load
Spline
w H D H d H d
4 0,241 D 0,075 D 0,850 D 0,125 D 0,750 D - -
6 0,250 D 0,050 D 0,900 D 0,075 D 0,850 D 0,100 D 0,800 D
Pada kopling ini, jenis spline yang direncanakan adalah spline dengan
jumlah 10 (sepuluh) buah pada kondisi meluncur saat dibebani (to slide when
under load). Dari tabel 3.5 diperoleh data sebagai berikut :
Tinggi spline ( H ) :
H 0,095 D
0,095 56 5,32 mm
w 0,156 D
0,156 56 8,736 mm
D3 (56) 3
L 2
86,72 mm
ds (45) 2
D d s 56 45
rm 25,25 mm
4 4
T
F
rm
dimana :
F = gaya yang bekerja pada spline (kg)
T = momen puntir yang bekerja pada poros sebesar 35039,65
kg.mm
rm = jari - jari spline (mm)
maka :
35039,65
F 25,25
1387,71 kg
F
t
iH L
dimana :
t = tegangan tumbuk ( kg/mm2)
F = gaya yang bekerja pada spline (kg)
i = jumlah gigi spline
L = panjang spline (mm)
H = tinggi spline (mm)
maka :
1387,71
t
10 5,32 86,72
0,3 kg / mm 2
Jika tegangan tumbuk yang bekerja ( t ) lebih kecil dari tegangan tumbuk izin (
ti ) maka spline yang direncanakan adalah aman terhadap tegangan tumbuk.
B 52
ti 5,2 kg / mm 2
i 10
Dari hasil diatas diperoleh harganya adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan
tegangan tumbuk kerjanya ( t ti ), sehingga spline aman dari kegagalan
tegangan tumbuk.
Tegangan geser pada spline adalah :
F
g
i w L
maka :
1387,71
g
10 8,736 86,72
0,18 kg / mm 2
Jika tegangan geser izin ( gi ) lebih besar dari tegangan geser kerjanya ( g ),
maka spline yang direncanakan adalah aman terhadap tegangan geser. Tegangan
geser izin untuk bahan S35C adalah :
gi 0,577 ti
Tegangan geser untuk bahan S35C jauh lebih besar dari tegangan geser kerjanya (
gi g ), sehingga spline aman dari tegangan geser.
Sesuai dengan spesifikasi spline yang telah ditentukan pada bab sebelumnya,
maka data untuk ukuran naaf adalah :
Tinggi naaf ( H ) :
H 0,095 D
0,095 56 5,32 mm
w 0,156 D
0,156 56 8,736 mm
sedangkan panjang naaf diperoleh dari :
D3 (56) 3
L 2
86,72 mm
ds (45) 2
T
F
rm
dimana :
F = gaya yang bekerja pada naaf (kg)
T = momen puntir yang bekerja pada poros sebesar 12020,33
kg.mm
rm = jari - jari naaf (mm)
maka :
35039,65
F 25,25
1387,71 kg
F
t
iH L
dimana :
t = tegangan tumbuk ( kg/mm2)
F = gaya yang bekerja pada naaf (kg)
i = jumlah gigi naaf
L = panjang naaf (mm)
H = tinggi naaf (mm)
maka :
1387,71
t
10 5,32 86,72
0,3 kg / mm 2
Jika tegangan tumbuk yang bekerja ( t ) lebih kecil dari tegangan tumbuk izin (
ti ) maka spline yang direncanakan adalah aman terhadap tegangan tumbuk.
B 52
ti 5,2 kg / mm 2
i 10
Dari hasil diatas diperoleh harganya adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan
tegangan tumbuk kerjanya ( t ti ), sehingga naaf aman dari kegagalan tegangan
tumbuk.
F
g
i w L
maka :
1387,71
g
10 8,736 86,72
0,18 kg / mm 2
Jika tegangan geser izin ( gi ) lebih besar dari tegangan geser kerjanya ( g ),
maka naaf yang direncanakan adalah aman terhadap tegangan geser. Tegangan
geser izin untuk bahan S35C adalah :
gi 0,577 ti
START
1. Diameter poros : ds = 45
7.
0,3 5,2
10.
3 0,18
STOP
END
Pemindahan daya dan putaran direncanakan dengan transmisi roda gigi secara
bertingkat dengan perbandingan gigi sebagai berikut :
I 2,842
II 1,495
PERBANDINGAN GIGI III 1,000
IV 0,731
R 2,720
Perbandingan putaran :
ni 4000
n1 1407,46
i 2,842
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
2 200
d1 ........................... ( Lit 1, hal 216 )
1 i
2 200
d1 104,11 mm
1 2,842
2 200 i
d2 .......................... ( Lit 1, hal 216 )
1 i
2 200 2,842
d2 295,88 mm
1 2,842
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z .................... ( Lit 1, hal 214 )
z m
d 1 104,11
z1 17,35 18
m 6
d 2 295,88
z2 49,3 50
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i ......................... ( Lit 1, hal 216 )
z1
50
i 2,78
18
d 01 z1 m
18 6 108 mm
d 02 z2 m
50 6 300 mm
Jarak sumbu poros :
d 01 d 02
a0
2
108 300
204 mm
2
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 18 2 6 120 mm
d k 2 z 2 2 m 50 2 6 312 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
18 2 6 2 1,5 93 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
50 2 6 2 1,5 285 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
Faktor bentuk gigi, dari Tabel 3.6.
z1 18 Y1 0,308
z 2 50 Y2 0,408
Kecepatan keliling :
d 01 n
v ......................... ( Lit 1, hal 238 )
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft ......................... ( Lit 1, hal 238 )
v
102 143,9
Ft 649,46 kg
22,6
Faktor dinamis :
Pinyon S 35 C :
Kekuatan tarik B1 52 kg mm 2
S 35 C : a1 26 kg mm 2
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 HB dengan besi cor
maka, K H 0,079 kg mm 2
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,308 0,54
25,95 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,408 0,54
11,9 kg / mm
2 z2
F ' H f v k H d 01 ................. ( Lit 1, hal 244 )
z1 z 2
2 50
F ' H 0,54 0,079 108
18 50
6,77 kg / mm
Lebar sisi :
ni 4000
n2 2675,58
i 1,495
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
2 200
d1
1 i
2 200
d1
1 1,495
160,32 mm
2 200 i
d2
1 i
2 200 1,495
d2
1 1,495
239,68 mm
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 160,32
z1 26,72 27
m 6
d 2 239,68
z2 39,95 40
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
40
i 1,48
27
d 01 z1 m
27 6 162 mm
d 02 z2 m
40 6 240 mm
d 01 d 02
a0
2
162 240
201 mm
2
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 27 2 6 174 mm
d k 2 z 2 2 m 40 2 6 252 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
27 2 6 2 1,5 147 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
40 2 6 2 1,5 225 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
z1 27 Y1 0,349
40 38
z 2 40 Y2 0,383 0,396 0,383
43 38
Y2 0,388
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 143,9
Ft 432,97 kg
33,9
Faktor dinamis :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,48
5,5 33,9
S 35 C : a1 26 kg mm 2
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 HB dengan besi cor
maka, K H 0,079 kg mm 2
Fb a m Y f v
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,349 0,48
26,13 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,388 0,48
10,06 kg / mm
2 z2
F ' H f v k H d 01
z1 z 2
2 40
F ' H 0,48 0,079 162
27 40
7,33 kg / mm
Harga minimum F ' min 7,33 kg / mm dari F ' H
Lebar sisi :
b Ft F ' min
Perbandingan putaran :
ni 4000
n3 4000
i 1,000
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
2 200
d1
1 i
2 200
d1 200 mm
1 1,000
2 200 i
d2
1 i
2 200 1,000
d2
1 1,000
200 mm
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 200
z1 33,33 34
m 6
d 2 200
z2 33,33 34
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
34
i 1
34
Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar) :
d 01 z1 m
34 6 204 mm
d 02 z2 m
34 6 204 mm
d 01 d 02
a0
2
204 204
204 mm
2
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 34 2 6 216 mm
d k 2 z 2 2 m 34 2 6 216 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
34 2 6 2 1,5 189 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
34 2 6 2 1,5 189 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
z1 34 Y1 0,371
z 2 34 Y2 0,371
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 143,9
Ft 343,74 kg
42,7
Faktor dinamis :
Harga kecepatan v yang diperoleh ( 42,7 m/s ), maka diambil faktor
dinamis untuk kecepatan ( v 20 50 m s) dari tabel 3.7. dengan persamaan :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,46
5,5 42,7
Pinyon S 35 C :
Kekuatan tarik B1 52 kg mm 2
S 35 C : a1 26 kg mm 2
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 HB dengan besi cor
maka, K H 0,079 kg mm 2
Fb a m Y f v
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,371 0,46
26,62 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,371 0,46
9, 22 kg / mm
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :
2 z2
F ' H f v k H d 01
z1 z 2
2 34
F ' H 0,46 0,079 204
34 34
7,41 kg / mm
Lebar sisi :
b Ft F ' min
Perbandingan putaran :
ni 4000
n4 5471,96
i 0,731
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
2 200
d1
1 i
2 200
d1
1 0,731
231,08 mm
2 200 i
d2
1 i
2 200 0,731
d2
1 0,731
168,92 mm
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 231,08
z1 38,51 39
m 6
d 2 168,92
z2 28,15 29
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
29
i 0,74
39
d 01 z1 m
39 6 234 mm
d 02 z2 m
29 6 174 mm
d 01 d 02
a0
2
234 174
204 mm
2
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 39 2 6 246 mm
d k 2 z 2 2 m 29 2 6 186 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
39 2 6 2 1,5 219 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
29 2 6 2 1,5 159 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
39 38
z1 39 Y1 0,383 0,396 0,383
43 38
Y1 0,386
29 27
z 2 29 Y2 0,349 0,358 0,349
30 27
Y2 0,355
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 143,9
Ft 299,67 kg
48,98
Faktor dinamis :
5,5
fv
5,5 v
5,5
fv 0,44
5,5 48,98
Pinyon S 35 C :
Kekuatan tarik B1 52 kg mm 2
S 35 C : a1 26 kg mm 2
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 HB dengan besi cor
maka, K H 0,079 kg mm 2
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar :
Fb a m Y f v
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,386 0,44
26,5 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,355 0,44
8,43 kg / mm
2 z2
F ' H f v k H d 01
z1 z 2
2 29
F ' H 0,44 0,079 234
39 29
6,94 kg / mm
Lebar sisi :
b Ft F ' min
ni 4000
nr 1470,58
i 2,720
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,1
Daya rencana Pd :
Pd fc P
2 200
d1
1 i
2 200
d1
1 2,720
107,53 mm
2 200 i
d2
1 i
2 200 2,720
d2
1 2,720
292,47 mm
Modul pahat m = 6
Jumlah gigi :
d d
m z
z m
d 1 107,53
z1 17,92 18
m 6
d 2 292,47
z2 48,74 49
m 6
Perbandingan gigi :
z2
i
z1
49
i 2,722
18
d 01 z1 m
18 6 108 mm
d 02 z2 m
49 6 294 mm
d 01 d 02
a0
2
108 294
201 mm
2
Kelonggaran puncak :
C k 0,25 m
0,25 6 1,5
Diameter kepala :
d k1 z1 2 m 18 2 6 120 mm
d k 2 z 2 2 m 49 2 6 306 mm
Diameter kaki :
d f1 z1 2 m 2 C k
18 2 6 2 1,5 93 mm
df2 z 2 2 m 2 C k
49 2 6 2 1,5 279 mm
Kedalaman pemotongan :
H 2 m Ck
2 6 1,5 13,5 mm
z1 18 Y1 0,308
49 43
z 2 49 Y2 0,396 0,408 0,396
50 43
Y2 0,406
Kecepatan keliling :
d 01 n
v
60 1000
Gaya tangensial :
102 Pd
Ft
v
102 143,9
Ft 649,46 kg
22,6
Faktor dinamis :
Pinyon S 35 C :
Kekuatan tarik B1 52 kg mm 2
S 35 C : a1 26 kg mm 2
FC 20 : a 2 9 kg mm 2
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 HB dengan besi cor
maka, K H 0,079 kg mm 2
Fb a m Y f v
F ' b1 a1 m Y1 f v
26 6 0,308 0,54
25,95 kg / mm
F ' b 2 a 2 m Y2 f v
9 6 0,406 0,54
11,84 kg / mm
Lebar sisi :
b Ft F ' min
S TART a
STOP
9. Diameter kepala : dk1, dk2 (mm)
Diameter kaki : df1, df2 (mm)
Kedalaman pemotongan : H (mm) END
3.4. Bantalan
Fa
Untuk bantalan bola alur dalam 0,014 (direncanakan) dari tabel 3.9. di
Co
bawah ini :
Fa C o 0,014
Dari tabel di atas juga dapat diketahui harga beban radial Fr dengan
menggunakan persamaan :
Fa
e
v Fr
Fa
maka : Fr
ve
18,48
97,26 kg
1 0,19
P X Fr Y Fa
maka :
P 0,56 97,26 2,30 18,48
96,96 kg
Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban
ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan f n bantalan adalah :
1/ 3
33,3
fn
n
1/ 3
33,3
fn 0,206
4000
Faktor umur bantalan f h :
C
fh fn
P
1640
0,206 3, 48
96,96
Lh 500 f n S TAR T
3
6. Lh atau Ln : Lha
<
STOP
END
3.5. Baut dan Mur
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang
sesuai. Di dalam perencanaan roda gigi ini, baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box, pengikat poros penggerak. Untuk menentukan ukuran baut dan
mur, berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut,
syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian, dan lain - lain.
Gambar. 3.5. Baut dan Mur
Wd fc W
W d 1,2 96,96
116,352 kg
4 Wd
d1
a
4 116 ,352
d1
3,14 6
d 1 4,97 mm
Dipilih ulir metris kasar diameter inti d 1 5,917 mm 4,97 mm dari tabel 3.10. di
atas.
diameter luar d 7 mm
diameter inti d 1 5,917 mm
jarak bagi p 1 mm
Wd
z
D2 H l q a
116,352
Maka: z
3,14 6,350 0,541 3
z 3,6 4
Tinggi mur
H z p
H 4 1 4 mm
H
z'
p
4
z' 4
1
W
n (dimana j 0,75 )
D j pz
96,96
n 1,47 kg / mm 2
3,14 7 0,75 1 4
Tegangan geser akar ulir baut b dan tegangan geser akar ulir mur n harus
lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan a untuk pembebanan seluruh
ulir yang merata, sehingga baut dan mur yang direncanakan aman terhadap
tegangan geser.
START b a
>
b
5. Diameter inti yang diperlukan : d1 = 5,917 mm
13. τb : τa
τn : τa
6. Pemilihan ulir standar
Diameter luar : d = 7 mm
Diameter inti : d1 = 5,917 mm
Jarak bagi : p = 1 mm ≤
a END
BAB 4
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA