Anda di halaman 1dari 17

Bab XI.

TRANSMISI SABUK-PULI

Sebuah mesin biasanya terdiri dari tiga bagian utama yang saling bekerja bersama.
Ketiga bagian itu adalah penggerak, sistem penerus daya (transmisi daya) dan bagian
yang digerakkan. Bagian penggerak dalam sebuah mesin umumnya berupa motor
listrik atau motor bakar yang memiliki modus gerak berupa putaran. Elemen yang
berputar dalam hal ini adalah poros. Pada bagian yang digerakkan, disinilah fungsi
mesin itu terlihat. Modus gerak bisa berupa putaran ataupun gerak linier bolak-balik
tergantung pada fungsi dari mesin itu. Untuk menghubungkan antara bagian
penggerak dan bagian yang digerakkan terdapat sistem penerus daya atau sistem
transmisi daya. Ada beberapa jenis sistem transmisi daya yang sudah dikenal yaitu:
• Transmisi puli-sabuk
• Transmisi sproket-rantai
• Transmisi rodagigi
Ketiga jenis transmisi itu secara terpisah akan dijelaskan dalam buku ini. Dalam
kesempatan pertama, transmisi puli-sabuk akan dibahas terutama bagaimana cara
memilih transmisi itu berikut standarisasinya.
Contoh dari sebuah mesin yang mengandung bagian penggerak, sistem penerus daya
dan bagian yang digerakkan adalah mesin pencetak briket yang penulis bangun di
tahun 2006 (gambar 11-1). Bagian penggerak dipilih jenis motor listrik AC berdaya
kecil, dan bagian yang digerakkan terdiri dari dua elemen yaitu elemen cetakan dan
elemen penekan yang bergerak serasi saling bergantian. Sebagai penerus daya utama
dari penggerak ke bagian yang digerakkan dipilih kombinasi transmisi puli-sabuk V,
transmisi rodagigi cacing, transmisi rodagigi kerucut dan sproket-rantai. Elemen
penerus daya pendukung yang juga digunakan antara lain kopling tetap dan poros
engkol. Peran dari sistem transmisi yang disebutkan diatas selain meneruskan daya

Transmisi Puli-Sabuk V -176-


dan putaran juga mengubah modus gerak dari gerak berputar (motor listrik) menjadi
gerak bolak-balik (pada elemen penekan) dan gerak berputar (pada cetakan)
Untuk menggerakkan elemen penekan, putaran poros motor listrik diteruskan melalui
puli-sabuk, rodagigi, kopling tetap, poros engkol, batang penghubung poros engkol
dan elemen penekan. Adapun gerakan cetakan merupakan hasil kerja bersama dari
rogagigi kerucut, poros penghubung rodagigi kerucut-sproket, sproket-rantai dan
poros cetakan yang meneruskan putaran dari poros engkol.

Gambar 11-1. Sistem Transmisi Puli-Sabuk dan Rodagigi Pada Mesin Pencetak
Briket

Sistem transmisi puli-sabuk dan rodagigi (gearbox) yang digunakan dalam mesin
pencetak briket berperan juga sebagai penurun putaran. Putaran poros motor listrik
yang tinggi diturunkan secara bertahap oleh transmisi puli-sabuk dan transmisi
rodagigi. Putaran rendah diinginkan karena dalam pemakainnya mesin itu mencapai
kondisi optimum pada putaran cetakan dan gerakan penekan yang lambat. Dalam
istilah teknik mesin, elemen yang berfungsi menurunkan kecepatan ataupun putaran
dikenal dengan nama penurun kecepatan (speed reducer).

Transmisi Puli-Sabuk V -177-


Seperti telah disebutkan diatas, penurun kecepatan (speed reducer) tidak sekedar
digunakan untuk menurunkan kecepatan saja melainkan untuk tujuan lain yaitu
memperbesar torsi. Jenis penurun kecepatan yang paling banyak digunakan di
industri adalah transmisi sabuk dan rodagigi dibandingkan dengan transmisi rantai.
Walaupun demikian, pemilihan jenis transmisi sabuk ini sangat tergantung pada
lingkup pemakaiannya. Tabel dibawah ini menunjukkan perbedaan dari lima jenis
transmisi berdasarkan tujuh karakteristik.

Tabel 11-1. Karakteristik Beberapa Jenis Penurun Kecepatan

Timing Sabuk
Rodagigi Rantai Sabuk-V
Belt Datar
Mekanisme Gerak Positif Positif Positif Gesek Gesek
Daya maksimum
10.000 500 500 1.000 1.000
[kW]
Torsi maksimum
108 106 104 104 108
[Nm]
Kecepatan maks [m/s] 50 15 60 30 50
Akurasi Rasio
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Kecepatan
Efisiensi pd Beban
94 - 98 94 - 98 93 - 98 92 - 97 92 - 97
Penuh [%]
Pelumasan ya ya tidak tidak tidak

Efisiensi transmisi sabuk biasanya lebih rendah dibandingkan rodagigi atau rantai.
Karena alasan itulah mengapa transmisi sabuk tidak dijumpai pada rangkaian
penggerak utama (sistem transmisi) kendaraan jalan raya, dimana faktor irit bahan
bakar menjadi pertimbangannya.
Untuk membandingkan efisiensi dalam mentransmisikan daya, gambar berikut
memperlihatkan kinematik dan kinetik dari sistem transmisi rodagigi dan sabuk-puli.
Lingkaran rodagigi digambarkan dengan lingkaran pitch dimana tidak terdapat slip
selama operasinya. Ini yang menjadi ciri dari sistem transmisi bermekanisme gerak
positif, karena adanya gigi-gigi yang saling bertautan.
Secara umum, transmisi sabuk diaplikasikan dimana putaran puli relatif tinggi. Kecepatan

Transmisi Puli-Sabuk V -178-


linier sabuk biasanya 2.500 - 7.000 ft/menit (12,5 - 35 m/s). Pada kecepatan lebih rendah,
gaya tarik sabuk menjadi sangat besar untuk penampang sabuk tertentu. Pada putaran lebih
tinggi, efek dinamik seperti gaya-gaya sentrifugal, “cambukan” sabuk dan getaran
menurunkan efektivitas dan umur sabuk. Kecepatan sabuk ideal adalah 4.000 ft/menit (20
m/s).

Tabel 11-2. Berbagai Jenis Sabuk Yang Tersedia di Pasaran

Sabuk datar dibuat dari material berstruktur komposit yang


mengandung kawat-kawat penguat didalamnya. Jenis ini
sangat cocok untuk aplikasi kecepatan tinggi.

Sabuk-V klasik terdiri dari matrik lunak dan ayaman kawat


logam didalam matriks. Karena terdapat kemiringan di
kedua sisinya maka dalam pemakaiannya terjadi tekanan
dari sabuk pada puli. Akibatnya sistem ini lebih kompak
dibandingkan sabuk datar. Tetapi karena tidak begitu lebar
jika dibandingkan sabuk datar maka kemampuan
menyerap getaran menjadi kurang baik.

Sabuk-V bajik lebih dalam dan ramping dibandingkan


sabuk-V biasa. Efek sentrifugal yang menurunkan tekanan
kontak antara sabuk dan puli dan juga torsi akibat gesekan
tidak begitu berakibat buruk.
Timing belt adalah sistem transmisi ber mekanisme
positif dimana sabuk bergerigi terpasang pas pada puli
yang juga bergigi.

Transmisi Puli-Sabuk V -179-


Jika sebuah sabuk-V tunggal tidak mampu meneruskan
daya, maka sabuk-V jamak digunakan untuk keperluan itu.
Dalam pemakaiannya, sabuk-V jamak terpasang puli
beralur jamak.

Setiap bagian dari sabuk-V memiliki fungsi berbeda.


Bagian utama pembawa beban adalah anggota pembawa
tegangan tarik (tensile member) yang terbuat dari anyaman
kawat logam dan terletak dekat titik berat penampang
sabuk. Ayaman kawat ini tertanam dalam matriks elastik
lunak yang berperan sebagai penghubung/penerus beban
dari bidang kontak sabuk-puli ke tensile member.
Kemiringan sudut penampang sabuk biasanya berada
dalam selang 17o # β # 19o. Dalam pemakaian normal,
terdapat celah (gap) dan tidak ada kontak di bagian bawah
alur puli.

Sabuk-V tersedia dalam berbagai standar menurut ukuran penampangnya. Telah


dikenal luas ukuran sabuk-V mulai dari ukuran A, B, C, D dan E, sedangkan untuk
sabuk-V bajik terdiri dari SPA, SPB dan lain-lain. Masing-masing ukuran
disesuaikan dengan besarnya daya yang akan ditransmisikan. Hal ini digambarkan
melalui sebuah diagram yang dikenal dengan nama Diagram Karpet (gambar 11-2).

Transmisi Puli-Sabuk V -180-


Setiap ukuran sabuk diperlihatkan dengan sebuah kurva yang mewakili suatu daerah
kurva tertentu.

Gambar 11-2. Diagram Karpet


(sumber: www.howstuffworks.com)

Diagram karpet merupakan sebuah diagram yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
memilih jenis sabuk-V. Diagram itu menghubungkan besar daya yang akan
ditransmisikan dengan putaran puli kecil. Dalam pemilihan sabuk-V, dua variabel
itu terlebih dahulu harus diketahui. Titik potong pada diagram merupakan jenis
sabuk-V terpilih. Sebagai contoh, jika putaran puli kecil 1 500 rpm dan daya yang
ditransmisikan (desain power) 4 kW maka titik potong kedua variabel itu masuk
dalam daerah sabuk tipe A.

Tipikal sistem transmisi sabuk ditunjukkan dalam gambar 11-3. Diameter efektif
(atau dalam buku ini lebih sering disebut dengan diameter pitch) untuk puli kecil
(puli penggerak) dan puli besar (puli yang digerakkan) berturut-turut disimbolkan
dengan D1 dan D2. Selama beroperasi, sabuk-V membelit kedua puli dan bergerak
dengan kecepatan tertentu. Dengan mengasumsikan tidak terjadi slip ataupun mulur
pada sabuk maka,

v = D1 × n1 = D2 × n2
n1 D2
Rasio Kecepatan, R = = ≥1
n2 D1 ... Pers. 11-1.

Transmisi Puli-Sabuk V -181-


Untuk puli yang dibuat dari besi cor, kecepatan sabuk (v) dibatasi hingga 30 m/s.
Sabuk-V dirancang untuk performa optimum pada kecepatan sekitar 20 m/s.
Pertimbangkan jenis transmisi lain seperti roda gigi atau transmisi rantai jika
kecepatan sabuk kurang dari 1.000 ft/menit (~ 5 m/s).

Gambar 11-3. Puli Penggerak (D1) dan Puli yang


Digerakkan (D2) pada Sistem Transmisi Puli-Sabuk

11.1. Dimensi Sistem Transmisi Sabuk

1. Dimensi Puli
Ukuran puli diwakili oleh diameternya yaitu jarak maya yang dikenal dengan nama
diameter pitch (gambar 11-4). Jarak diameter pitch ini berada diantara diameter
dalam dan diameter luar puli. Dalam prakteknya, cukup sulit menentukan diameter
pitch karena memang tidak jelas patokannya. Cara yang sangat praktis yaitu dengan
menghitung rata-rata antara diameter luar dan diameter dalam. Diameter dalam itu
sendiri diukur pada alur puli.
Dalam menentukan dimensi puli, langkah awal yaitu menentukan puli terkecil (puli
penggerak) terlebih dahulu. Sebagai panduan, tabel 11-3 dibawah ini memperlihatkan
pemilihan diameter minimum puli kecil berdasarkan jenis sabuk terpilih. Dihalaman

Transmisi Puli-Sabuk V -182-


sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana memiliki jenis sabuk-V dengan
menggunakan diagram karpet.

Gambar 11-4.
Diameter Pitch Puli

Setelah menemukan ukuran puli kecil kemudian selanjutnya menentukan diameter


puli pasangannya (puli besar). Dalam menentukan diameter puli besar terlebih dahulu
harus diketahui berapa besar rasio kecepatan atau sampai seberapa besar putaran
ingin diturunkan. Misalkan rasio kecepatan diketahui sebesar 3 maka ini berarti
putaran akan diturunkan tiga kali lipatnya. Setelah rasio kecepatan diketahui maka
diameter puli besar bisa dihitung dengan menggunakan persamaan 11-1.

Tabel 11-3. Ukuran Puli Minimum


Diameter Pitch
Jenis Sabuk
Minimum (in)*
A 3,0
B 5,4
C 9,0
D 13,0
E 21,0

* Ukuran puli bisa dipilih lebih kecil dari angka-angka diatas, tetapi pemakaiannya bisa
memperpendek umur sabuk.

Transmisi Puli-Sabuk V -183-


2. Jarak Antar Pusat Puli

Sistem transmisi puli-sabuk V relatif cocok diterapkan dalam kondisi jarak yang
pendek (lihat jarak C dalam gambar 11-3). Jika jarak C belum diketahui maka jarak
ini bisa diatur diantara,

D2 < C < 3( D2 + D1 )

Dengan mengasumsikan jarak antar pusat puli sesuai dengan ketentuan diatas maka
itu sama dengan sudah mendapatkan posisi untuk kedua puli. Dengan posisi puli
tertentu, keliling sabuk sudah bisa diterka berapa panjangnya. Cara praktis yang bisa
dilakukan adalah dengan membelitkan seutas tali pada kedua puli dengan catatan
kedua ujung tali saling diketemukan (lihat gambar 11-5). Panjang tali yang
dibutuhkan itu merupakan keliling dari sabuk yang diinginkan. Cara lain yang lebih
rumit yaitu dengan menghitung keliling sabuk. Persamaan 11-3 dibawah ini dapat
digunakan untuk menghitung keliling sabuk.

Perhitungan dengan menggunakan persamaan 11-3 menghasilkan keliling sabuk yang


dibutuhkan. Di pasaran, keliling sabuk atau panjang sabuk tersedia dalam ukuran
standar. Oleh karenanya keliling sabuk hasil perhitungan menggunakan persamaan
11-3 akan dicocokkan dengan standar keliling sabuk yang tersedia dipasaran. Sebagai
konsekuensinya, jarak antar pusat puli (jarak C) bisa berubah, bisa lebih kecil atau
lebih besar dari jarak C yang sudah diasumsikan. Selanjutnya, setelah keliling sabuk
standar sudah dipilih, jarak antar pusat puli harus diperhitungkan kembali untuk
mendapatkan jarak antar pusat puli sebenarnya. Perhitungannya menggunakan
persamaan 11-2.

π (D 2 - D1 ) 2 
Ls -  (D1 + D 2 ) + 
2 Ls  ... Pers. 11-2.
Cs =
2

Transmisi Puli-Sabuk V -184-


3. Panjang Sabuk
Untuk menghitung panjang sabuk atau keliling sabuk, persamaan 11-3 dapat
digunakan.

π
L = 2C + (D1 + D 2 ) ... Pers. 11-3.
2

Gambar 11-5. Panjang Sabuk = Panjang Keliling Sabuk

Sistem penamaan sabuk-V yang ada dipasaran didasarkan pada tipe sabuk (A, B, C,
D atau E) dan panjang keliling sabuk. Tata cara penamaannya adalah tipe sabuk +
keliling sabuk. Tabel 11-4 dibawah ini memperlihatkan penamaan lima tipe sabuk
lengkap dengan panjang kelilingnya.
Contoh :
Sabuk A26 berarti sabuk-V tipe A dengan keliling 26 inch
(panjang keliling yang lebih akurat = 26,9 inch)
Sabuk C90 bearti sabuk-V tipe C dengan keliling 90 inch
(panjang keliling yang lebih akurat = 91,9 inch)

Transmisi Puli-Sabuk V -185-


Tabel 11-4. Standar Sabuk-V
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E
No Lpitch No Lpitch No Lpitch No Lpitch No Lpitch
Seri Seri Seri Seri Seri
A26 26,9 B35 36,1 C51 52,6 D120 122,4 E180 183,3
A31 21,9 B38 39,1 C60 61,4 D128 130,4 E195 198,5
A35 35,9 B42 43,1 C68 69,4 D144 146,4 E210 213,6
A38 38,9 B46 47,1 C75 76,6 D158 160,4 E240 240,0
A42 42,9 B51 52,1 C81 82,6 D162 164,4 E270 270,0
A46 46,9 B55 56,4 C85 86,2 D173 175,4 E300 300,0
A51 51,9 B60 61,0 C90 91,9 D180 182,6 E330 330,0
A60 60,9 B68 69,3 C96 97,9 D195 197,6 E360 360,0
A68 68,9 B75 76,3 C105 106,9 D210 213,1
A75 75,9 B81 82,3 C112 113,9 D240 240,0
A80 81,1 B85 86,5 C120 122,0 D270 270,0
A85 86,1 B90 91,5 C128 130,0 D300 300,0
A90 91,1 B97 99,0 C144 146,0 D330 330,0
A96 97,1 B105 106,5 C158 160,0 D360 360,0
A105 106,1 B112 114,0 C162 164,0
A112 113,1 B120 121,5 C173 175,0
A120 121,1 B128 129,5 C180 182,0
A128 129,1 B144 145,5 C195 197,0
B158 159,5 C210 212,0
B173 174,5 C240 240,0
B180 181,6 C270 270,0
B195 196,3 C300 300,0
B210 211,3 C330 330,0
B240 240,0 C360 360,0
B270 270,0
B300 300,0

Transmisi Puli-Sabuk V -186-


Contoh soal 1
Sebuah transmisi sabuk dipakai sebagai speed reducer untuk menggerakkan alat
pengangkat barang. Sebagai penggerak mula dipilih motor listrik dengan daya 15 kW
dan putaran 900 rpm. Antara puli kecil dan puli besar dipisahkan dengan jarak
menurut formulasi berikut ini,

D2 < C < 3( D1 + D2 )

Menurut soal cerita diatas,


a. Gambarkan skematik transmisi sabuk lengkap dengan simbol-simbolnya !
b. Pilihlah jenis sabuk yang sesuai !
c. Tentukan ukuran puli jika diinginkan putaran puli output 300 rpm !
d. Tentukan jarak antara pusat puli yang sesuai !
e. Berapa panjang keliling sabuk ?
f. Dari pertanyaan b dan e, sebutkan nama sabuk standar jika hal ini akan dipakai
sebagai rujukan untuk membeli di pasaran.
g. Apakah dengan dimensi sabuk standar yang diperoleh dari pertanyaan f akan
mengubah jarak antar pusat puli (C) ?
Jika jawabannya “YA”, berapakah jarak antar pusat puli sekarang ?

Jawab
a. Gambar skematik transmisi sabuk

Transmisi Puli-Sabuk V -187-


Karena berfungsi sebagai penurun kecepatan, puli besar yang berputar lebih lambat
dihubungkan dengan alat pengangkat barang. Penggerak motor listrik berdaya 15 kW
dihubungkan dengan puli kecil.

b. Jenis sabuk dipilih berdasarkan daya dan putaran penggerak mula yang
digunakan dan dapat diperoleh dari diagram karpet. Untuk daya 15 kW dan
putaran penggerak mula 900 rpm maka jenis sabuk terpilih adalah jenis sabuk B.

c. Ukuran puli kecil ditentukan berdasarkan tabel dibawah ini. Untuk menentukan
nya maka harus diketahui jenis sabuk terpilih.

Diameter Pitch
Jenis Sabuk
Minimum (in)*
A 3,0
B 5,4
C 9,0
D 13,0
E 21,0

Dari tabel diatas untuk sabuk jenis B, diameter minimum puli adalah 5,4 inch.
Untuk keperluan itu, diameter puli harus lebih besar dari 5,4 inch dan dipilih
diameter pitch puli kecil itu adalah, D1 = 6 inch. Diameter puli besar dapat
dihitung dari hasil perkalian rasio kecepatan (R) dan diameter pitch puli kecil
(D1).

900rpm
D2 = R × D1 = × 6 = 18 ⋅ inch
300rpm

d. Jarak antar pusat puli terletak diantara nilai D2 dan 3(D1 + D2). Jarak antar pusat
puli terpilih adalah :
D2 = 6 inch
3(D1 + D2) = 3(24) = 72 inch
jarak C dipilih 30 inch

Transmisi Puli-Sabuk V -188-


e. Panjang keliling sabuk diperoleh dari perhitungan yang menggunakan persamaan
11-3 berikut,

π
L = 2C + (D 1 + D 2 )
2
π
L = ( 2 × 30) + ( 6+18) = 97,7 ⋅ inch
2

f. Sabuk standar. Dari jawaban pertanyaan soal b dan e dan mencocokannya dengan
tabel 11-4 maka sabuk standar terpilih adalah B105.

g. Jawab : YA
Jarak antar pusat puli yang baru dihitung dengan menggunakan persamaan 11-2
berikut,

π (D 2 - D 1 ) 2 
Lpitch -  (D 1 + D 2 ) + 
2 Lpitch 
Cs =
2
π (18 − 6) 2 
( )
106,5 −  6 + 18 + 
2 106,5 
Cs =
2
Cs = 33,7 ⋅ inch

Transmisi Puli-Sabuk V -189-


Contoh soal 2

Sebuah kipas beroperasi secara terus menerus pada putaran 525 rpm dan digerakkan
oleh sebuah motor penggerak berdaya 15 hp 1.750 rpm. Jarak antar pusat puli
diperkirakan 36 in. Rancanglah suatu transmisi sabuk yang diperlukan !!

a. Pilihlah jenis sabuk yang sesuai !


b. Tentukan ukuran puli jika diinginkan putaran puli output 300 rpm !
c. Tentukan jarak antara pusat puli yang sesuai !
d. Berapa panjang keliling sabuk ?
e. Dari pertanyaan a dan d, sebutkan nama sabuk standar jika hal ini akan dipakai
sebagai rujukan untuk membeli di pasaran.
f. Apakah dengan dimensi sabuk standar yang diperoleh dari pertanyaan e akan
mengubah jarak antar pusat puli (C) ?
Jika jawabannya “YA”, berapakah jarak antar pusat puli sekarang ?

Jawab
a. Jenis sabuk dipilih berdasarkan daya dan putaran penggerak mula yang
digunakan dan dapat diperoleh dari diagram karpet. Untuk daya 15 hp dan putaran
penggerak mula _____ rpm maka jenis sabuk terpilih adalah jenis sabuk ___

b. Ukuran puli kecil ditentukan berdasarkan tabel dibawah ini. Untuk menentukan
nya maka harus diketahui jenis sabuk terpilih.
Diameter Pitch
Jenis Sabuk
Minimum (in)*
A 3,0
B 5,4
C 9,0
D 13,0
E 21,0

Dari tabel diatas maka diameter pitch puli kecil adalah, D1 = ______ in. Diameter

Transmisi Puli-Sabuk V -190-


puli besar dapat dihitung dari hasil perkalian rasio kecepatan (R) dan diameter
pitch puli kecil (D1).

D2 = R × D1 =

c. Jarak antar pusat puli terletak diantara nilai D2 dan 3(D1 + D2). Jarak antar pusat
puli terpilih adalah :
D2 = ______ in
3(D1 + D2) = ______ in
C = ______ in

d. Panjang keliling sabuk diperoleh dari perhitungan yang menggunakan persamaan


berikut,

π
L = 2C + ( D1 + D2 )
2
L = ...

e. Sabuk standar. Dari jawaban pertanyaan soal b dan e dan mencocokannya dengan
tabel dibawah ini maka sabuk standar terpilih adalah _____

f. Jawab : YA / TIDAK

Jika jawab = YA, maka jarak antar pusat puli yang baru dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut,

Transmisi Puli-Sabuk V -191-


π ( D1 − D2 ) 2 
Ls −  ( D1 + D2 ) + 
2 Ls 
Cs =
2
.............................................
Cs =

Cs = ...

Transmisi Puli-Sabuk V -192-

Anda mungkin juga menyukai