TRANSMISI SABUK-PULI
Sebuah mesin biasanya terdiri dari tiga bagian utama yang saling bekerja bersama.
Ketiga bagian itu adalah penggerak, sistem penerus daya (transmisi daya) dan bagian
yang digerakkan. Bagian penggerak dalam sebuah mesin umumnya berupa motor
listrik atau motor bakar yang memiliki modus gerak berupa putaran. Elemen yang
berputar dalam hal ini adalah poros. Pada bagian yang digerakkan, disinilah fungsi
mesin itu terlihat. Modus gerak bisa berupa putaran ataupun gerak linier bolak-balik
tergantung pada fungsi dari mesin itu. Untuk menghubungkan antara bagian
penggerak dan bagian yang digerakkan terdapat sistem penerus daya atau sistem
transmisi daya. Ada beberapa jenis sistem transmisi daya yang sudah dikenal yaitu:
• Transmisi puli-sabuk
• Transmisi sproket-rantai
• Transmisi rodagigi
Ketiga jenis transmisi itu secara terpisah akan dijelaskan dalam buku ini. Dalam
kesempatan pertama, transmisi puli-sabuk akan dibahas terutama bagaimana cara
memilih transmisi itu berikut standarisasinya.
Contoh dari sebuah mesin yang mengandung bagian penggerak, sistem penerus daya
dan bagian yang digerakkan adalah mesin pencetak briket yang penulis bangun di
tahun 2006 (gambar 11-1). Bagian penggerak dipilih jenis motor listrik AC berdaya
kecil, dan bagian yang digerakkan terdiri dari dua elemen yaitu elemen cetakan dan
elemen penekan yang bergerak serasi saling bergantian. Sebagai penerus daya utama
dari penggerak ke bagian yang digerakkan dipilih kombinasi transmisi puli-sabuk V,
transmisi rodagigi cacing, transmisi rodagigi kerucut dan sproket-rantai. Elemen
penerus daya pendukung yang juga digunakan antara lain kopling tetap dan poros
engkol. Peran dari sistem transmisi yang disebutkan diatas selain meneruskan daya
Gambar 11-1. Sistem Transmisi Puli-Sabuk dan Rodagigi Pada Mesin Pencetak
Briket
Sistem transmisi puli-sabuk dan rodagigi (gearbox) yang digunakan dalam mesin
pencetak briket berperan juga sebagai penurun putaran. Putaran poros motor listrik
yang tinggi diturunkan secara bertahap oleh transmisi puli-sabuk dan transmisi
rodagigi. Putaran rendah diinginkan karena dalam pemakainnya mesin itu mencapai
kondisi optimum pada putaran cetakan dan gerakan penekan yang lambat. Dalam
istilah teknik mesin, elemen yang berfungsi menurunkan kecepatan ataupun putaran
dikenal dengan nama penurun kecepatan (speed reducer).
Timing Sabuk
Rodagigi Rantai Sabuk-V
Belt Datar
Mekanisme Gerak Positif Positif Positif Gesek Gesek
Daya maksimum
10.000 500 500 1.000 1.000
[kW]
Torsi maksimum
108 106 104 104 108
[Nm]
Kecepatan maks [m/s] 50 15 60 30 50
Akurasi Rasio
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Kecepatan
Efisiensi pd Beban
94 - 98 94 - 98 93 - 98 92 - 97 92 - 97
Penuh [%]
Pelumasan ya ya tidak tidak tidak
Efisiensi transmisi sabuk biasanya lebih rendah dibandingkan rodagigi atau rantai.
Karena alasan itulah mengapa transmisi sabuk tidak dijumpai pada rangkaian
penggerak utama (sistem transmisi) kendaraan jalan raya, dimana faktor irit bahan
bakar menjadi pertimbangannya.
Untuk membandingkan efisiensi dalam mentransmisikan daya, gambar berikut
memperlihatkan kinematik dan kinetik dari sistem transmisi rodagigi dan sabuk-puli.
Lingkaran rodagigi digambarkan dengan lingkaran pitch dimana tidak terdapat slip
selama operasinya. Ini yang menjadi ciri dari sistem transmisi bermekanisme gerak
positif, karena adanya gigi-gigi yang saling bertautan.
Secara umum, transmisi sabuk diaplikasikan dimana putaran puli relatif tinggi. Kecepatan
Diagram karpet merupakan sebuah diagram yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
memilih jenis sabuk-V. Diagram itu menghubungkan besar daya yang akan
ditransmisikan dengan putaran puli kecil. Dalam pemilihan sabuk-V, dua variabel
itu terlebih dahulu harus diketahui. Titik potong pada diagram merupakan jenis
sabuk-V terpilih. Sebagai contoh, jika putaran puli kecil 1 500 rpm dan daya yang
ditransmisikan (desain power) 4 kW maka titik potong kedua variabel itu masuk
dalam daerah sabuk tipe A.
Tipikal sistem transmisi sabuk ditunjukkan dalam gambar 11-3. Diameter efektif
(atau dalam buku ini lebih sering disebut dengan diameter pitch) untuk puli kecil
(puli penggerak) dan puli besar (puli yang digerakkan) berturut-turut disimbolkan
dengan D1 dan D2. Selama beroperasi, sabuk-V membelit kedua puli dan bergerak
dengan kecepatan tertentu. Dengan mengasumsikan tidak terjadi slip ataupun mulur
pada sabuk maka,
v = D1 × n1 = D2 × n2
n1 D2
Rasio Kecepatan, R = = ≥1
n2 D1 ... Pers. 11-1.
1. Dimensi Puli
Ukuran puli diwakili oleh diameternya yaitu jarak maya yang dikenal dengan nama
diameter pitch (gambar 11-4). Jarak diameter pitch ini berada diantara diameter
dalam dan diameter luar puli. Dalam prakteknya, cukup sulit menentukan diameter
pitch karena memang tidak jelas patokannya. Cara yang sangat praktis yaitu dengan
menghitung rata-rata antara diameter luar dan diameter dalam. Diameter dalam itu
sendiri diukur pada alur puli.
Dalam menentukan dimensi puli, langkah awal yaitu menentukan puli terkecil (puli
penggerak) terlebih dahulu. Sebagai panduan, tabel 11-3 dibawah ini memperlihatkan
pemilihan diameter minimum puli kecil berdasarkan jenis sabuk terpilih. Dihalaman
Gambar 11-4.
Diameter Pitch Puli
* Ukuran puli bisa dipilih lebih kecil dari angka-angka diatas, tetapi pemakaiannya bisa
memperpendek umur sabuk.
Sistem transmisi puli-sabuk V relatif cocok diterapkan dalam kondisi jarak yang
pendek (lihat jarak C dalam gambar 11-3). Jika jarak C belum diketahui maka jarak
ini bisa diatur diantara,
D2 < C < 3( D2 + D1 )
Dengan mengasumsikan jarak antar pusat puli sesuai dengan ketentuan diatas maka
itu sama dengan sudah mendapatkan posisi untuk kedua puli. Dengan posisi puli
tertentu, keliling sabuk sudah bisa diterka berapa panjangnya. Cara praktis yang bisa
dilakukan adalah dengan membelitkan seutas tali pada kedua puli dengan catatan
kedua ujung tali saling diketemukan (lihat gambar 11-5). Panjang tali yang
dibutuhkan itu merupakan keliling dari sabuk yang diinginkan. Cara lain yang lebih
rumit yaitu dengan menghitung keliling sabuk. Persamaan 11-3 dibawah ini dapat
digunakan untuk menghitung keliling sabuk.
π (D 2 - D1 ) 2
Ls - (D1 + D 2 ) +
2 Ls ... Pers. 11-2.
Cs =
2
π
L = 2C + (D1 + D 2 ) ... Pers. 11-3.
2
Sistem penamaan sabuk-V yang ada dipasaran didasarkan pada tipe sabuk (A, B, C,
D atau E) dan panjang keliling sabuk. Tata cara penamaannya adalah tipe sabuk +
keliling sabuk. Tabel 11-4 dibawah ini memperlihatkan penamaan lima tipe sabuk
lengkap dengan panjang kelilingnya.
Contoh :
Sabuk A26 berarti sabuk-V tipe A dengan keliling 26 inch
(panjang keliling yang lebih akurat = 26,9 inch)
Sabuk C90 bearti sabuk-V tipe C dengan keliling 90 inch
(panjang keliling yang lebih akurat = 91,9 inch)
D2 < C < 3( D1 + D2 )
Jawab
a. Gambar skematik transmisi sabuk
b. Jenis sabuk dipilih berdasarkan daya dan putaran penggerak mula yang
digunakan dan dapat diperoleh dari diagram karpet. Untuk daya 15 kW dan
putaran penggerak mula 900 rpm maka jenis sabuk terpilih adalah jenis sabuk B.
c. Ukuran puli kecil ditentukan berdasarkan tabel dibawah ini. Untuk menentukan
nya maka harus diketahui jenis sabuk terpilih.
Diameter Pitch
Jenis Sabuk
Minimum (in)*
A 3,0
B 5,4
C 9,0
D 13,0
E 21,0
Dari tabel diatas untuk sabuk jenis B, diameter minimum puli adalah 5,4 inch.
Untuk keperluan itu, diameter puli harus lebih besar dari 5,4 inch dan dipilih
diameter pitch puli kecil itu adalah, D1 = 6 inch. Diameter puli besar dapat
dihitung dari hasil perkalian rasio kecepatan (R) dan diameter pitch puli kecil
(D1).
900rpm
D2 = R × D1 = × 6 = 18 ⋅ inch
300rpm
d. Jarak antar pusat puli terletak diantara nilai D2 dan 3(D1 + D2). Jarak antar pusat
puli terpilih adalah :
D2 = 6 inch
3(D1 + D2) = 3(24) = 72 inch
jarak C dipilih 30 inch
π
L = 2C + (D 1 + D 2 )
2
π
L = ( 2 × 30) + ( 6+18) = 97,7 ⋅ inch
2
f. Sabuk standar. Dari jawaban pertanyaan soal b dan e dan mencocokannya dengan
tabel 11-4 maka sabuk standar terpilih adalah B105.
g. Jawab : YA
Jarak antar pusat puli yang baru dihitung dengan menggunakan persamaan 11-2
berikut,
π (D 2 - D 1 ) 2
Lpitch - (D 1 + D 2 ) +
2 Lpitch
Cs =
2
π (18 − 6) 2
( )
106,5 − 6 + 18 +
2 106,5
Cs =
2
Cs = 33,7 ⋅ inch
Sebuah kipas beroperasi secara terus menerus pada putaran 525 rpm dan digerakkan
oleh sebuah motor penggerak berdaya 15 hp 1.750 rpm. Jarak antar pusat puli
diperkirakan 36 in. Rancanglah suatu transmisi sabuk yang diperlukan !!
Jawab
a. Jenis sabuk dipilih berdasarkan daya dan putaran penggerak mula yang
digunakan dan dapat diperoleh dari diagram karpet. Untuk daya 15 hp dan putaran
penggerak mula _____ rpm maka jenis sabuk terpilih adalah jenis sabuk ___
b. Ukuran puli kecil ditentukan berdasarkan tabel dibawah ini. Untuk menentukan
nya maka harus diketahui jenis sabuk terpilih.
Diameter Pitch
Jenis Sabuk
Minimum (in)*
A 3,0
B 5,4
C 9,0
D 13,0
E 21,0
Dari tabel diatas maka diameter pitch puli kecil adalah, D1 = ______ in. Diameter
D2 = R × D1 =
c. Jarak antar pusat puli terletak diantara nilai D2 dan 3(D1 + D2). Jarak antar pusat
puli terpilih adalah :
D2 = ______ in
3(D1 + D2) = ______ in
C = ______ in
π
L = 2C + ( D1 + D2 )
2
L = ...
e. Sabuk standar. Dari jawaban pertanyaan soal b dan e dan mencocokannya dengan
tabel dibawah ini maka sabuk standar terpilih adalah _____
f. Jawab : YA / TIDAK
Jika jawab = YA, maka jarak antar pusat puli yang baru dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut,
Cs = ...