Sampai kini sambungan paku keling masih digunakan sebagai suatu sambungan
tetap seperti pada pembuatan badan kapal terbang, ketel uap, jembatan dan lain lain
meskipun belakangan sambungan las banyak dipakai pengganti sambungan keling.
Pada saat ini sambungan keling masih digunakan pada industri pesawat terbang
untuk memasang plat badan pesawat dimana sambungan las tidak dapat dilakukan karena
perlu dilakukan penggantian secara rutin sehingga penggunakan sambungan keling akan
memudahkan pekerjaan
Juga sambungan ini banyak digunakan pada metal yang agak sulit dilakukan pengelasan
seperti aluminium dimana penjambungannya dilakukan dengan menggunakan paku keling.
Pengerjaan sambungan paku keling adalah dengan memasukan paku keling melalui
suatu lubang dan kemudian bagian yang menonjol dari paku keling kita pukul sehingga
membentuk kepala kedua yang akan mengekalkan sambungan tersebut.
Untuk paku keling dengan diameter maksimum 12 mm dapat dikerjakan dalam
keadaan dingin sedangkan untuk diameter lebih besar paku keling perlu dipanaskan
terlebih dahulu.
Contoh pengerjaan sambungan paku keling dapat dilihat seperti pada contoh dibawah ini.
Bahan dari paku keling dapat baja lunak, tembaga, kuningan, aluminium atau bahan
metal lainnya tetapi bahan dari paku keling dan plat harus sesuai untuk mencegah
terjadinya proses galvano yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
Kalau jarak antar pinggir plat dan pusat paku keling tersebut adalah satu setengah
diameter paku keling (1.5 d) maka tegangan permukaan yang diizinkan adalah :
σs = 1,5 . σt
Pada kampuh bilah berganda permukaan yang harus menahan tegangan geser pada paku
keling adalah 2 buah sehingga gaya yang dapat ditahan oleh sebuah paku keling adalah :
Jadi apabila ada n1 buah paku keling maka gaya P yang dapat ditahan adalah :
Kalau diatas banyaknya paku keling dihitung berdasarkan tegangan geser yang
terjadi pada paku keling maka sekarang banyaknya paku keling akan dihitung didasarkan
tegangan permukaan antara paku keling dan platnya.
Dari hasil perhitungan dari n1 dan n2 setelah pembulatan keatas kita mengambil jumlah
yang terbesar sebagai jumlah paku keling yang diperlukan.
Kedua permukaan tersebut harus dapat menahan gaya yang bekerja pada paku keling
sehingga kita mendapatkan persamaan sebagai berikut :
Untuk plat yang tebalnya kurang dari 11 m maka secara empiris dapat diambil diameter
paku keling sama dengan 2 kali tebalnya plat atau :
s < 11 mm maka diambil d = 2s
Sehingga jarak paku keling kepinggir plat untuk plat dengan ketebalan kurang dari 11 mm
adalah :
CATATAN
Pada perhitungan paku keling perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Pada perhitungan paku keling gaya yang bekerja dianggap terbagi
Rata pada semua paku keling asal jumblah baris tidak melebihi 4 baris.
2. Penentuan diameter dari paku keling dilakukan dengan mengguna-
Kan rumus empiris sebagai berikut:
a. Untuk s < 11 mm maka d = 2s
b. Untuk s ≥ 11 mm maka d = 0,5 s + 16 mm
d = 0,7 s + 13 mm
3. Untuk suatu konstruksi dengan tebal plat s diameter paku keling
D pada kampuh bilah tunggal didapatkan:
Bahan St 00 St 34 St 37 St 34 St 52 St 44
CONTOH SOAL I
σt = 1400 kg/cm2
= 0,8 σt
σs = 1,6 σt
Ditanya :
Jawab :
Dari ketentuan diatas kita mendapatkan bahwa
Karena tebal plat = 10 mm, maka diameter dari paku keling dapat diambil :
D=2s
D = 20 mm
Sekarang kita tentukan banyaknya paku keling yang diperlukan.
Pertama kita tinjau terlebih dahulu berdasarkan gaya geseran yang timbul.
Kemudian kita tinjau banyaknya paku keling berdasarkan tegangan yang timbul yaitu
tegangan permukaan.
Dari kedua perhitungan diatas ternyata bahwa banyaknya paku keling lebih besar
jumlahnya kalau kita menghitungnya berdasarkan tegangan permukaan.
Jadi banyaknya paku keling untuk satu plat setelah dibulatkan .
n=6
Jumlah paku keling seluruhnya ialah :
n = 2 x 6 = 12
Sekarang kita tinjau penampang CD yang diperlemah oleh dua buah lubang paku
keling.
Setiap paku keling harus menahan 1/6p, sehingga penampang CD harus menahan
5/6 P.
Luas penampang CD :
Sekarang kita tinjau penampang EF yang diperlemah tiga lubang paku keling.
Penampang EF disini harus menahan 3/6 P.
Luas penampang EF ialah : (b3 - 3 d) s
CONTOH SOAL 2
Jawab :
Pembebanan P1 menyebabkan pada batang 2 dan 3 gaya-gaya P2 dan P3.
Dari gambar ternyata bahwa :
P2 = P3 = ½ P1 . V2 = 84840 N
Gaya dari 120.000 N itu harus diambil oleh tiga paku keling yang dibebani pada dua
penampang .
Jadi tiap paku keling itu mendapat beban =
120.000 : 3 = 40.000 N
Garis tengah paku keling d kita dapat dengan :