Anda di halaman 1dari 20

B

SAMBUNGAN PAKU KELING

Sampai kini sambungan paku keling masih digunakan sebagai suatu sambungan
tetap seperti pada pembuatan badan kapal terbang, ketel uap, jembatan dan lain lain
meskipun belakangan sambungan las banyak dipakai pengganti sambungan keling.
Pada saat ini sambungan keling masih digunakan pada industri pesawat terbang
untuk memasang plat badan pesawat dimana sambungan las tidak dapat dilakukan karena
perlu dilakukan penggantian secara rutin sehingga penggunakan sambungan keling akan
memudahkan pekerjaan
Juga sambungan ini banyak digunakan pada metal yang agak sulit dilakukan pengelasan
seperti aluminium dimana penjambungannya dilakukan dengan menggunakan paku keling.

4.1 BEBERAPA CONTOH SAMBUNGAN PAKU KELING

Gbr. 4.1 Contoh sambungan paku keling

Pengerjaan sambungan paku keling adalah dengan memasukan paku keling melalui
suatu lubang dan kemudian bagian yang menonjol dari paku keling kita pukul sehingga
membentuk kepala kedua yang akan mengekalkan sambungan tersebut.
Untuk paku keling dengan diameter maksimum 12 mm dapat dikerjakan dalam
keadaan dingin sedangkan untuk diameter lebih besar paku keling perlu dipanaskan
terlebih dahulu.
Contoh pengerjaan sambungan paku keling dapat dilihat seperti pada contoh dibawah ini.

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 110
Gbr. 4.2 Contoh pengerjaan sambungan paku keling

Bahan dari paku keling dapat baja lunak, tembaga, kuningan, aluminium atau bahan
metal lainnya tetapi bahan dari paku keling dan plat harus sesuai untuk mencegah
terjadinya proses galvano yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.

4.2 BENTUK PAKU KELING


Bentuk paku keling menurut bentuknya dibagi dalam 3 kelompok :
1. Paku keling dengan kepala bulat untuk pemakaian khusus misalnya ketel uap –
DIN123
2. Paku keling dengan kepala bulat untuk konstruksi biasa misalnya penyambungan baja
profil dari bangunan – DIN124
3. Paku keling dengan kepala dibenamkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan rata
misalnya pemasangan plat pesawat terbang –DIN302.

Gbr. 4.3 Bentuk sambungan kepala paku keling

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 111
Untuk memungkinkan paku keling dapat masuk dengan baik pada lubangnya maka
diameter dari lubang harus dibuat lebih besar sedikit dari diameter paku kelingnya dimana
perbedaannya telah distandarisir.
Panjang paku keling dapat dihitung dengan rumus:
L = ΣS + ( 1,5 - 1,7 ) d
Dimana : S = Tebalnya plat atau profil
d = Diameter Paku keeling
STANDARD PAKU KELING MENURUT DIN 123, 124, 302

4.3 MACAM SAMBUNGAN PAKU KELING


Macam sambungan yang umum dipakai pada sambuingan paku keling adalah
sebagai berikut :
1. KAMPUH BERHIMPIT
Sambungan ini yang paling sederhana dengan meletakan 2 buh pelat satu diatas yang
lainnya kemudian disambung dengan paku keling.
2. KAMPUH BILAH TUNGGAL
Disini sambungan kita lakukan dengan mengeling sebuah lajur plat pada plat –plat yang
akan disambung.
3. KAMPUH BILAH BERGANDA
Disini sambungan kita lakukan dengan mengeling dua buah lajur plat pada plat-plat yang
akan disambung dimana plat-plat tersebut berada diantara kedua lajur plat.

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 112
Gbr. 4.4 Bentuk sambungan paku keling
Sambungan paku keling dapat juga dibagi menurut pemakaiannya :
1. Sambungan paku keling yang hanya harus kuat.
Sambungan macam ini digunakan untuk sambungan pada konstruksi jembatan,
bangunan dan lain-lain.
2. Sambungan paku keling yang harus merupakan ikatan kuat dan rapat.
Sambungan macam ini digunakan pada ketel uap.
3. Sambungan paku keling yang harus merupakan ikatan yang rapat.
Sambungan macam ini digunakan untuk reservoir zat cair atau gas dengan tekanan
rendah.

4.4 PERHITUNGAN SAMBUNGAN PAKU KELING

1. Perhitungan Paku Keling.


Pada perhitungan kekuatan paku keling yang harus diperhatikan adalah tegangan-
tegangan yang timbul pada sambungan tersebut.
Tegangan-tegangan yang timbul terdiri dari :
1. Tegangan tarik atau tekan pada plat atau pada lajur plat untuk kampuh bil;ah tunggal
atau berganda . (σt, σd)
2. Tegangan geser pada paku keling (τ)
3. Tegangan permukaan antara plat dan paku keling. (σs)

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 113
Pada gambar disebelah terlihat bahwa suatu
gaya P bekerja pada suatu paku keling yang
mempunyai diameter d, dan tebal plat s,
maka tegangan permukaan yang timbul
karena gaya P ialah :
P
s 
sd
Untuk pasangan plat dan paku keling yang sesuai misalnya untuk paku keling K.St
34 dan Plat St 37 maka tegangan geser yang diizinkan dari paku keling dapat diambil
sebagai berikut :
Τ = 0,8. σt
Dimana σt ialah tegangan tarik dari plat.
Kalau jarak antara pinggir plat dan pusat paku keling pada arah gaya yang bekerja sama
dengan dua kali diameter paku keling (2d) , maka tegangan permukaan yang diizinkan
adalah
σs = 2,0 . σt
Dimana : σt = tegangan tarik yang diizinkan dari plat
σs = tegangan permukaaan yang diizinkan antara plat dan paku
keling

Kalau jarak antar pinggir plat dan pusat paku keling tersebut adalah satu setengah
diameter paku keling (1.5 d) maka tegangan permukaan yang diizinkan adalah :
σs = 1,5 . σt

2. Perhitungan Banyaknya Paku Keling


a. Perhitungan Kampuh Berimpit dan Bilah Tunggal
Perhitungan banyaknya paku keling pada kampuh berimpit dan kampuh bilah
tunggal adalah sama karena dalam kedua hal tersebut diatas sebuah paku keling
mengalami geseran pada satu permukaan saja.

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 114
Kalau tegangan geser yang perbolehkan dari paku keling τbol dan diameter dari paku
keling adalah d dan banyaknya paku keling yang harus menahan gaya P adalah n1 buah,
dan setiap paku keling hanya diperbolehkan menahan gaya sebesar :

Maka jumlah paku keling yang diperlukan adalah :

b. Perhitungan Kampuh Bilah Berganda

Pada kampuh bilah berganda permukaan yang harus menahan tegangan geser pada paku
keling adalah 2 buah sehingga gaya yang dapat ditahan oleh sebuah paku keling adalah :

Jadi apabila ada n1 buah paku keling maka gaya P yang dapat ditahan adalah :

Sehingga jumlah paku keling yang diperlukan adalah :

Kalau diatas banyaknya paku keling dihitung berdasarkan tegangan geser yang
terjadi pada paku keling maka sekarang banyaknya paku keling akan dihitung didasarkan
tegangan permukaan antara paku keling dan platnya.

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 115
Perhitungan banyaknya paku keling berdasarkan tegangan permukaan baik untuk
kampuh berimpit maupun untuk kampuh bilah tunggal dan kampuh bilah berganda adalah
sama.
Kalau tebalnya plat adalah s, dan tegangan permukaan yang diperbolehkan adalah σs dan
jumlah paku keling adalah n2 buah, maka gaya P yang dapat ditahan adalah :

Atau jumlah paku keling yang diperlukan adalah :

Dari hasil perhitungan dari n1 dan n2 setelah pembulatan keatas kita mengambil jumlah
yang terbesar sebagai jumlah paku keling yang diperlukan.

c. Perhitungan Jarak Paku Keling Kepinggir Pelat


Jarak paku keling kepinggir plat perlu juga dihitung dan diukur pada arah gayanya.

Pada gambar terlihat bahwa bagian AGBFE dapat


tersobek lepas dari plat karena gaya pada paku
keling.
Didalam perhitungan penampang yang menahan
gaya tersebut sebenarnya adalah penampang AE
dan BF tetapi untuk perhitungan kita cukup
mengambil penampang CE dan DF saja.
Kalau tebal plat adalah s, diameter paku keling
adalah d, dan jarak paku keling keling kepinggir
plat adalah x maka luas penampang CE dan DF
adalah :

Kedua permukaan tersebut harus dapat menahan gaya yang bekerja pada paku keling
sehingga kita mendapatkan persamaan sebagai berikut :

Untuk plat yang tebalnya kurang dari 11 m maka secara empiris dapat diambil diameter
paku keling sama dengan 2 kali tebalnya plat atau :
s < 11 mm maka diambil d = 2s
Sehingga jarak paku keling kepinggir plat untuk plat dengan ketebalan kurang dari 11 mm
adalah :

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 116
Dalam praktik jarak paku keling kepinggir plat biasanya diambil :
x = (1.5 – 2.0) d
Sedangkan jarak maksimumnya adalah :
x=3d

d. Perhitungan Jarak Antara 2 Buah Paku Keling


Pada pembebanan tarik maka plat akan
mengalami banyak kerugian karena banyaknya lubang
untuk paku keling sehingga jarak paku keling letaknya
tidak boleh terlalu berdekatan.
Untuk itu kita anggap bahwa gaya akan
menyebabkan tegangan tarik pada plat pada
penampang antara paku keling.
Jadi gaya yang timbul harus dapat ditahan baik
oleh paku keling maupun oleh plat pada garis AB.
Pada gambar diatas jarak keling dianggap sama
dan gaya yang harus ditahan oleh sebuah paku keling
juga harus ditahan oleh plat pada sisi kiri dan kanan
dari paku keling, misalnya gaya ditahan oleh paku keling II maka bagian plat yang harus
menahan adalah bagian CD dan EF.
Luas penampang CD + EF ialah :
(t – d) s
Dimana : t = jarak antara paku keling
s = tebal plat
d = diameter paku keling
Karena gaya yang dapat ditahan oleh plat sama besarnya dengan gaya yang dapat
ditahan oleh paku keling maka kita dapatkan hasil sebagai berikut :

Kalau kita ambil d = 2 s


τ = 0,8 σt
Dari hasil perhitungan kita dapatkan jarak antara paku keling adalah :
t = 2.26 d
Untuk sambungan tersebut diatas kita perlu meninjau pada tegangan permukaan
yang terjadi sehingga kita mendapatkan persamaan sebagai berikut :

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 117
Maka disini kita akan mendapatkan jarak paku keling sebagai berikut :
Untuk σs = 2 σ t
Maka t = 3d
Untuk kedua pemeriksaan datas kita dapatkan bahwa jarak antara paku keling
terbesar adalah pada perhitungan dengan menggunakan tegangan permukaan yang akan
digunakan untuk menentukan jarak antara paku keling.
Kalau paku keling ditempatkan dalam beberapa baris maka jarak antara baris-baris ini
dpat diambil sama besar dengan jarak antara paku keling dalam satu baris yaitu :
Jarak antara baris paku keling = 3

CATATAN
Pada perhitungan paku keling perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Pada perhitungan paku keling gaya yang bekerja dianggap terbagi
Rata pada semua paku keling asal jumblah baris tidak melebihi 4 baris.
2. Penentuan diameter dari paku keling dilakukan dengan mengguna-
Kan rumus empiris sebagai berikut:
a. Untuk s < 11 mm maka d = 2s
b. Untuk s ≥ 11 mm maka d = 0,5 s + 16 mm
d = 0,7 s + 13 mm
3. Untuk suatu konstruksi dengan tebal plat s diameter paku keling
D pada kampuh bilah tunggal didapatkan:

Dan pada kampuh bilah berganda didapatkan:

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 118
DAFTAR TEGANGAN DIIZINKAN PADA
PASANGAN PAKU KELING DAN PROFIL BANGUNAN.
Bahan Paku Bahan Paku Bahan Paku
Profil Keling Profil Keling Profil Keling

Bahan St 00 St 34 St 37 St 34 St 52 St 44

Tegangan σbol τbol σbol τbol σbol τbol


Yang di- _____ ------- _____ ------- _____ -------
Izinkan. τbol σs τbol σs τbol σs

DIN 120 1000 800 1400 1200 2100 1680


Mesin -------- ------- -------- ------- ------ ------
Pengangkat 800 2000 1120 2800 1680 4200

DIN 1050 1200 1200 1400 1400 2100 2100


Bangunan -------- ------ ------ ------ ------ ------
tinggi 960 2400 1120 2800 1680 4200

DIN 1073 1400 1120 2100 1680


Jembatan ------ ------ ------ ------
840 2800 1260 4200

DAFTAR DARI TEGANGAN GESER PADA


PAKU KELING DENGAN BAHAN ST. 34 (UNTUK KETEL UAP

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 119
BEBERAPA CONTOH SAMBUNGAN PAKU KELING
KAMPUH BERHIMPIT DIKELING TUNGGAL

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 120
KAMPUH BERHIMPIT DIKELING GANDA

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 121
KAMPUH ROWE DENGAN PAKU KELING BERSILANG

KAMPUH BERIMPIT DIKELING TIGA KALI

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 122
KAMPUH BILAH BERGANDA DIKELING TUNGGAL

KAMPUH BILAH BERGANDA DIKELING BERGANDA

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 123
KAMPUH ROWE

CONTOH SOAL I

Dua buah plat tarik, masing-masing


dengan tebal 10 mm harus
disambung dengan kampuh bilah
berganda.
Gaya yang harus ditahan besarnya
257000 N. Juga diketahui bahwa :

σt = 1400 kg/cm2
= 0,8 σt
σs = 1,6 σt

Ditanya :

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 124
Konstruksi dari sambungan tadi sehingga lebarnya secara teoritis menjadi sekecil
mungkin.
= 1120 kg/cm2
σs = 2240 kg/cm2

Jawab :
Dari ketentuan diatas kita mendapatkan bahwa
Karena tebal plat = 10 mm, maka diameter dari paku keling dapat diambil :
D=2s
D = 20 mm
Sekarang kita tentukan banyaknya paku keling yang diperlukan.
Pertama kita tinjau terlebih dahulu berdasarkan gaya geseran yang timbul.

Kemudian kita tinjau banyaknya paku keling berdasarkan tegangan yang timbul yaitu
tegangan permukaan.

Dari kedua perhitungan diatas ternyata bahwa banyaknya paku keling lebih besar
jumlahnya kalau kita menghitungnya berdasarkan tegangan permukaan.
Jadi banyaknya paku keling untuk satu plat setelah dibulatkan .
n=6
Jumlah paku keling seluruhnya ialah :
n = 2 x 6 = 12

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 125
Untuk mendapatkan lebar yang sekecil mungkin, kita akan tempatkan pada baris
terluar masing-masing 1 paku keling maka kita akan mendapatkan susunan seperti pada
gambar diatas. Sekarang kita akan menghitung lebarnya dari plat tersebut menurut
teoritis.
Mula-mula akan kita tinjau pada penampang AB yang diperlemah oleh satu paku
keling.
Luas penampang dari AB ialah : ( b1 – d) s
Jadi : (b1 - d) s σt = P

Sekarang kita tinjau penampang CD yang diperlemah oleh dua buah lubang paku
keling.
Setiap paku keling harus menahan 1/6p, sehingga penampang CD harus menahan
5/6 P.
Luas penampang CD :

Sekarang kita tinjau penampang EF yang diperlemah tiga lubang paku keling.
Penampang EF disini harus menahan 3/6 P.
Luas penampang EF ialah : (b3 - 3 d) s

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 126
Maka kita ambil untuk lebar teoritis yang terkecil yang diminta dalam soal ini, harga
terbesar dari perhitungan kita diatas.
Jadi b = 20,4 cm
Secara praktis sebetulnya dapat ditentukan lebar yang diminta tanpa terlalu banyak
perhitungan.
Lebar minimum dari plat :
B = 2 x 1,5 d + 2 x 3 d = 18 cm.
Lebar maximum dari plat :
B = 2 x 3 d + 2 x 7 d = 40 cm.

CONTOH SOAL 2

Tiga batamg dari konstruksi baja tiba pada


suatu sama lain seperti gambar disebelah ini.
Pembebanan pada batang baja yang paling
bawah ialah : 120.000 N
Tentukanlah ukuran-ukuran paku keling dan
batang itu bila bahan dari palu keling dan
batang itu harus St 37.
Faktor keamanan V = 4 thd tegangan tarik.

Jawab :
Pembebanan P1 menyebabkan pada batang 2 dan 3 gaya-gaya P2 dan P3.
Dari gambar ternyata bahwa :
P2 = P3 = ½ P1 . V2 = 84840 N
Gaya dari 120.000 N itu harus diambil oleh tiga paku keling yang dibebani pada dua
penampang .
Jadi tiap paku keling itu mendapat beban =
120.000 : 3 = 40.000 N
Garis tengah paku keling d kita dapat dengan :

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 127
Diambil : d = 19 mm
Kita ambil diameter lubang 20 mm.
Jarak antara paku keling kita ambil : t = 3 d
t = 60 mm.
Ukuran tebal batang s didapat dari rumus kampuh berimpit yang dikeling tunggal :
D = s + 0,8 cm
2 = s + 0,8
S = 1,2 cm
Ukuran lebar b kita dapat dengan :
P1 = 2 (b – d) s σt
1200 = 2 ( b – 2) 1,2 x 925
b = 7,4 cm
Tiap batang 2 dan 3 harus mendukung gaya dari 84840 N.
Gaya ini diambil oleh 2 paku keling yang dibebani pada 2 penampang jadi tiap paku keling
mengambil 42420 N. Juga untuk ini kita umpamakan paku keling dari 19 mm, lubang dari
20 mm, ukuran tebal plat 12 mm.
Ukuran lebar b1 terdapat dari :
P2 = 2 (b1 – d) s σt
8484 = 2 (b1 – 2) 1,2 x 925
b1 = 5,7 cm
Pemeriksaan terhadap tegangan permukaan menghasilkan untuk tiap paku keling gaya P
sebesar :
P = d s σs
Kita misalkan bahwa :
σs = 2,0 σt = 2,0 . 925 = 18500 N/cm2
P’ = 2 . 1,2 . 1850 = 44500 N
Jadi paku cukup kuat karena gaya maximum yang dapat ditahan besarnya ialah 44500 N
sedang yang bekerja hanya 42420 dan 40000 N.

Awal Syahrani – Elemen Mesin 1


Universitas Tadulako Palu 128
Awal Syahrani – Elemen Mesin 1
Universitas Tadulako Palu 129

Anda mungkin juga menyukai