Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

SAMBUNGAN KELING (RIVET)

4.1 Pendahuluan
Keling (rivet) adalah sebuah batang silinder pendek dengan kepala bulat. Bagian
silinder dari keling dinamakan shank atau body dan bagian bawah dari shank adalah tail
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1. Keling digunakan untuk membuat pengikat permanen
antara plat-plat seperti dalam pekerjaan struktur, jembatan, dinding tangki dan dinding ketel.
Sambungan keling secara luas digunakan untuk sambungan logam ringan.

Gambar 4.1. Bagian-bagian keling.

4.2 Metode Pengelingan


Fungsi keling dalam sebuah sambungan adalah untuk membuat sebuah ikatan yang
kuat dan ketat. Kekuatan biasanya untuk mencegah kegagalan dari sambungan. Keketatan
biasanya agar kuat dan mencegah kebocoran seperti pada ketel.

Gambar 4.2. Metode pengelingan.

26
Ketika dua plat diikat bersamaan dengan sebuah keling seperti pada Gambar 4.2(a),
lubang dalam plat di-punching dan di-reaming. Punching adalah metode paling murah dan
digunakan untuk plat yang relatif tipis pada suatu struktur. Drilling digunakan pada
kebanyakan pekerjaan pressure-vessel (tangki). Dalam pengelingan pressure-vessel dan
struktur, diameter lubang keling biasanya 1,5mm lebih besar dari pada diameter nominal
keling.
Pengelingan bisa dikerjakan dengan manual atau dengan mesin. Dalam pengelingan
manual, original head dari keling ditahan dengan sebuah hammer (palu) atau batang yang
berat dan kemudian bagian tail ditempat pada die (cetakan keling) yang dipukul oleh sebuah
palu, seperti Gambar 4.2 (a). Hal ini mengakibatkan shank mengembang hingga memenuhi
lubang dan tail berubah menjadi sebuah point seperti ditunjukkan Gambar 4.2(b).
Dalam pengelingan mesin, die adalah bagian dari palu yang dioperasikan dengan
tekanan udara, hidrolik atau uap.
Catatan:
1. Untuk keling baja sampai diameter 12 mm, proses keling dingin bisa digunakan
sementara untuk keling diameter lebih besar, proses pengelingan panas yang
digunakan.
2. Dalam kasus keling yang panjang, hanya tail yang dipanaskan dan bukan shank.

4.3 Material Keling


Material keling harus tangguh dan ulet. Keling biasa dibuat dari baja (baja karbon
rendah atau baja nikel), kuningan, aluminium atau tembaga, tetapi ketika kekuatan dan
ketahanan terhadap kebocoran adalah pertimbangan yang utama, maka keling baja yang
digunakan.
Keling secara umum diproduksi dari baja yang memenuhi Indian Standard (Standar
India) berikut:
a. IS : 1148-1982 (ditetapkan 1992) - Spesifikasi untuk batang keling pengerolan panas
(diameter sampai 40mm) untuk struktur,
b. IS : 1149-1982 (ditetapkan 1992) – Spesifikasi untuk batang keling baja kekuatan
tinggi untuk struktur.

Keling untuk ketel diproduksi dari material menurut IS : 1990-1973 (ditetapkan 1992)
– Spesifikasi untuk keling baja untuk ketel.

27
Catatan:
a. Baja untuk konstruksi ketel yang sesuai adalah IS:2100-1970 (ditetapkan 1992)-
Spesifikasi untuk batang dan billet baja untuk ketel.

Menurut Indian Standard, IS : 2998-1982 (ditetapkan 1992), material sebuah keling


2
harus mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari 40 N/mm dan perpanjangan lebih besar dari
26 persen. Keling ketika panas harus lurus tanpa retak untuk diameter 2,5 kali diameter shank.
Keling dibuat dengan cold heading atau hot forging.

4.4 Tipe Kepala Keling


Kepala keling dikelompokkan ke dalam 3 jenis sesuai standar India:
a. Kepala keling secara umum (di bawah diameter 12 mm) sesuai dengan IS : 2155-1982
(ditetapkan 1996) seperti Gambar 4.3.
b. Kepala keling secara umum (diameter 12mm sampai 48mm) sesuai dengan IS : 1929-
1982 (ditetapkan 1996) seperti Gambar 4.4.
c. Kepala keling untuk ketel (diameter 12mm sampai 48mm) sesuai dengan IS : 1929-1961
(ditetapkan 1996) seperti Gambar 4.5.

Gambar 4.3. Kepala keling diameter dibawah 12 mm.

28
Gambar 4.4. Kepala keling (diameter 12 mm sampai 48 mm).

Gambar 4.5. Kepala keling untuk ketel

29
4.5 Tipe Sambungan Keling
Ada dua tipe sambungan keling, tergantung pada plat yang disambung.
a. Lap Joint (sambungan 2 lapis)
Lap joint adalah sambungan yang mana dua plat disambung bersama-sama, seperti
terlihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.

b. Butt Joint (sambungan 3 lapis)


Butt Joint adalah sambungan yang mana plat utama ditutup oleh dua plat lain. Plat
penutup dikeling bersama-sama dengan plat utama, seperti pada Gambar 4.8. Ada 2 jenis
butt joint, yaitu:
 Single strap butt joint, dan
 Double strap butt joint.

Gambar 4.6. Sambungan Lap joint single dan double.

Gambar 4.7. Sambungan Lap joint triple.

30
a) Single riveted double strap butt joint. b) Double riveted double strap butt joint.

c) Double riveted double strap butt joint. d) Double riveted double strap butt joint.
Gambar 4.8 Butt joint.

4.6 Kegagalan Sambungan Keling


Sebuah sambungan keling bisa gagal dengan cara sebagai berikut:
a. Keretakan pada sudut plat.
Keretakan ini dapat dihindari dengan mencegah margin, m = 1,5.d, dimana d adalah
diameter dari lubang keling, seperti pada Gambar 4.9.

b. Retak pada seluruh plat.


Akibat tegangan tarik pada plat utama, plat utama atau penutup plat bisa retak seluruhnya
seperti pada Gambar 4.10. Dalam kasus ini, kita hanya membahas satu panjang kisar

31
(pitch) dari plat. Ketahanan yang diberikan oleh plat melawan keretakan dinamakam
ketahanan retak (tearing resistance) atau kekuatan retak (tearing strength) atau nilai
keretakan (tearing value) dari plat.

Gambar 4.10: Retak pada sudut plat Gambar 4.10: Retak pada seluruh plat

Keterangan:
p = Pitch dari keling,
d = Diameter dari lubang keling,
t = Ketebalan plat, dan
σt = Tegangan tarik yang diijinkan untuk material plat.

Kita mengetahui bahwa luas keling per panjang pitch adalah:


At = (p – d)t

Ketahanan retak (Pt) dari plat per panjang plat adalah:

Pt = At.σt = (p – d).σt

Ketika ketahanan retak Pt lebih besar dari pada beban yang diterapkan (P) per panjang

pitch, maka tipe ini tidak akan terjadi keretakan.

c. Pergeseran keling.
Plat yang dihubungkan dengan keling yang mengalami tegangan tarik pada keling, dan
jika keling tidak sanggup menahan tegangan, maka keling akan bergeser seperti pada
Gambar 4.11. Ketahanan yang diberikan oleh keling terhadap geseran dinamakam

32
ketahanan geser (shearing resistance) atau kekuatan geser (shearing strength) atau
nilai pergeseran (shearing value) dari keling.

Gambar 4.11 Keretakan pada sambungan lap joint dan butt joint.

Keterangan:
d = Diameter dari lubang keling,
τ = Tegangan geser yang dijinkan untuk material keling, dan
n = Jumlah keling per panjang pitch.

Kita mengetahui luas pergeseran,


2
AS = π/4.d .........(dalam geser tunggal)
2
= 2. π/4.d .........(secara teoritis, dalam geser double)
2
= 1,875. π/4.d ........ (dalam geser double, terjadi untuk Ketel India)

33
Jadi ketahanan pergeseran yang dibutuhkan dari keling per panjang pitch adalah:
2
PS = n. π/4.d .τ .........(dalam geser tunggal)
2
= n. 2. π/4.d .τ .........(secara teoritis, dalam geser double)
2
= n.1,875. π/4.d .τ ........ (dalam geser double, terjadi untuk Ketel India)

Ketika ketahanan pergeseran PS lebih besar dari pada beban yang diterapkan (P) per

panjang pitch, maka tipe ini akan terjadi kegagalan/kerusakan.

d. Perubahan bentuk (crushing) pada plat atau keling.


Kadang-kadang kenyataannya keling tidak mengalami geseran di bawah tegangan tarik,
tetapi bisa rusak (berubah bentuk) seperti pada Gambar 4.12. Akibat ini, lubang keling
menjadi berbentuk oval dan sambungan menjadi longgar. Kerusakan keling yang
demikian juga dinamakan sebagai kerusakan bantalan (bearing failure). Ketahanan
yang diberikan oleh keling terhadap perubahan bentuk dinamakam ketahanan
perubahan bentuk (crushing resistance) atau kekuatan perubahan bentuk (crushing
strength) atau nilai perubahan bentuk (bearing value).

Gambar 4.12 Perubahan bentuk pada keling.

Keterangan :
d = Diameter lubang keling,
t = Ketebalan plat,
σC = Tegangan crushing yang diijinkan untuk material keling atau plat, dan

n = Jumlah keling per panjang pitch akibat crushing.

34
Kita mengetahui bahwa luas crushing per keling adalah:
AC = d.t

Total luas crushing = n.d.t


dan ketahanan crushing yang dibutuhkan untuk merusak keling per panjang pitch adalah:
PC = n.d.t.σc

Ketika ketahanan crushing Pc lebih besar dari pada beban yang diterapkan (P) per

panjang pitch, maka tipe ini akan terjadi kegagalan/kerusakan.

Catatan:
Jumlah keling karena geser akan sama dengan jumlah keling karena crushing.

4.7 Kekuatan dan Efisiensi Sambungan Keling


Kekuatan sambungan keling didefinisikan sebagai gaya maksimum yang dapat
diteruskan tanpa mengakibatkan kegagalan. Kita dapat melihat bagian 4.6 bahwa P , P dan P
t s c

adalah tarikan yang diperlukan untuk meretakkan plat, menggeser keling dan merusakkan
keling.
Efisiensi sambungan keling didefinisikan sebagai rasio kekuatan sambungan keling
dengan kekuatan tanpa keling atau plat padat. Kita sudah membahas bahwa kekuatan
sambungan keling adalah Pt, Ps dan Pc. Kekuatan tanpa keling per panjang pitch adalah:

P = p.t.σt

Efisiensi sambungan keling η adalah:

dimana:
p = Pitch keling,
t = Ketebalan plat, dan
σt = Tegangan tarik yang diijinkan dari material plat.

35
4. 8 Sambungan Keling untuk Struktur
Sambungan keling dikenal sebagai Lozenge joint yang digunakan untuk atap,
jembatan atau balok penopang dan lain-lain adalah ditunjukkan pada Gambar 4.13.
Keterangan:
b = Lebar dari plat,
t = Ketebalan plat, dan
d = Diameter dari lubang keling.

Dalam perancangan Lozenge joint, mengikuti prosedur sebagai berikut:

Gambar 4.13: Sambungan keling untuk struktur.

a. Diameter keling.
Diameter lubang keling diperoleh dengan menggunakan rumus Unwin’s, yaitu:

Tabel 4.1: Ukuran keling untuk sambungan umum, menurut IS: 1929 – 1982.

36
b. Jumlah keling.
Jumlah keling yang diperlukan untuk sambungan dapat diperoleh dengan tahanan geseran
atau tahan crushing dari keling.

Keterangan:
Pt = Aksi tarik maksimum pada sambungan. ini adalah tahanan retak dari plat pada bagian

luar yang hanya satu keling.


n = Jumlah keling

Karena sambungan adalah double strap butt joint, oleh karena itu dalam double shear
(geser). Itu diasumsikan bahwa tahanan sebuah keling pada double shear adalah 1,75 kali
dari pada single shear.

Tahanan geser untuk 1 keling,


2
PS = 1,75. π/4.d .τ

dan tahanan crushing untuk 1 keling,


Pc = d.t.σc

Jumlah keling untuk sambungan,

c. Ketebalan butt strap (plat pengikat ujung/penutup)


Ketebalan butt strap,
t1 = 1,25t, untuk cover strap tunggal

= 0,75t, untuk cover strap ganda (double)

d. Efisiensi sambungan
Hitung tahanan-tahanan sepanjang potongan 1-1, 2-2, dan 3-3.
Pada potongan 1-1, di sini hanya 1 lubang keling.

37
Jadi tahanan retak dari sambungan sepanjang 1-1 adalah:
Pt1 = (b - d).t.σt

Tahanan retak dari sambungan sepanjang 2-2 adalah:


Pt2 = (b - 2d).t.σt + kekuatan satu keling di depan potongan 2-2

(Untuk keretakan plat pada potongan 2-2, keling di bagian depan potongan 2-2 yaitu pada
potongan 1-1 harus yang pertama patah)

Dengan cara yang sama pada potongan 3-3 di isni ada 3 lubang keling.

Tahanan retak dari sambungan sepanjang 3-3 adalah:


Pt3 = (b - 3d).t.σt + kekuatan satu keling di depan potongan 3-3

Nilai dari Pt1, Pt2, Pt3, Ps atau Pc adalah kekuatan sambungan.

Kita mengetahui bahwa kekuatan plat tanpa keling adalah:


P = b.t.σt

Efisiensi sambungan,

Catatan:
Tegangan yang diijinkan dalam sambungan struktur adalah lebih besar dari pada
yang digunakan dalam desain pressure vessel. Nilai berikut biasa dipakai.
Untuk plat dalam tarikan = 140 Mpa
Untuk keling dalam geser = 105 Mpa
Untuk crushing dari keling dan plat
Geser tunggal = 224 Mpa
Geser ganda = 280 Mpa

e. Pitch dari keling diperoleh dengan menyamakan kekuatan tarik sambungan dan kekuatan
geser keling. Tabel berikut menunjukkan nilai pitch menurut Rotscher.

38
Tabel 4.2: Pitch dari keling untuk sambungan struktur

f. Pitch terkecil (m) harus lebih besar dari pada 1,5.d

g. Jarak antara baris dari keling adalah 2,5d sampai 3d.

4.9 Sambungan Keling dengan Beban Eksentris

Gambar 4.15. Sambungan keling beban eksentris.

39
Ketika garis aksi dari beban tidak melewati titik pusat dari sistem keling dan seluruh
keling tidak menerima beban yang sama, maka sambungan ini dinamakan sambungan keling
beban eksentris, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.15 (a). Beban eksentris menghasilkan
geser sekunder diakibatkan oleh kecenderungan gaya untuk memutar sambungan terhadap
pusat gravitasi yang menimbulkan geser.

Keterangan:
P = Beban eksentris sambungan, dan
e = Eksentrisitas beban yaitu jarak antara garis aksi beban dan pusat sistem keling.

Prosedur berikut ini untuk merancang sambungan keling beban eksentris;


a. Tentukan pusat gravitasi G dari sistem keling.
Misalkan:
A = Luas penampang setiap keling,
x1, x2, x3, dst = Jarak keling dari OY

y1, y2, y3, dst = Jarak keling dari OX

b. Masukkan dua gaya P1 dan P2 pada pusat gravitasi G dari sistem keling. Gaya-gaya ini

adalah sama dan berlawanan arah dengan P seperti pada Gambar 4.15 (b).

c. Asumsikan bahwa seluruh keling adalah sama ukurannya, pengaruh P1 = P adalah untuk

menghasilkan beban geser langsung pada setiap keling yang sama besarnya. Oleh karena
itu beban geser langsung setiap keling adalah: Ps = P/n

d. Pengaruh P2 = P adalah untuk menghasilkan momen putar yang besarnya P.e yang

cenderung memutar sambungan terhadap pusat gravitasi G dari sistem keling searah
jarum jam. Akibat momen putar, dihasilkan beban geser sekunder. untuk menentukan
beban geser sekunder, dibuat asumsi sebagai berikut:

40
 Beban geser sekunder adalah sama dengan jarak radial keling dari pusat gravitasi
sistem keling.
 Arah beban geser sekunder adalah tegak lurus dengan garis pusat keling terhadap
pusat gravitasi sistem keling.
Misalkan:
F1, F2, F3, ... = Beban geser sekunder pada keling 1, 2, 3 ... dst.

l1, l2, l3, ... = Jarak radial keling 1, 2, 3, .... dst dari pusat gravitasi sistem keling.

Dari asumsi (a),

Kita mengetahui bahwa jumlah momen putar eksternal akibat beban eksentris dan
momen tahanan internal dari keling harus sama dengan nol.

e. Beban geser utama dan sekunder dapat ditambahkan untuk menentukan resultan beban
geser (R) pada setiap keling seperti pada Gambar 4.15 (c). Besarnya R menjadi:

dengan θ = Sudut antara beban geser utama (Ps) dan beban geser sekunder (F)

Ketika beban geser sekunder pada setiap keling adalah sama, kemudian keling menerima
beban yang besar yang mana sudut antara beban geser utama dan beban geser sekunder
menjadi minimum. Jika tegangan geser yang diijinkan (τ), diameter lubang keling dapat
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

41
Resultan gaya geser maksimum

Dari Tabel 4.1, diameter standar untuk lubang keling (d) dan diameter keling.

42
4.10 Contoh Soal

1. Sebuah lap joint double keling disambungkan antara plat dengan ketebalan 15 mm.
Diameter keling 25 mm dan pitch 75 mm. Jika tegangan tarik ultimate adalah 400 MPa,
tegangan geser ultimate 320 MPa dan tegangan crushing ultimate 640 MPa, tentukan
gaya minimum per pitch yang akan memutuskan sambungan. Jika sambungan di atas
diberi beban yang mempunyai angka keamanan 4, tentukan tegangan aktual yang terjadi
pada plat dan keling.

Penyelesaian,
2
Diketahui: t = 15 mm; d = 25 mm; p = 75 mm; σtu = 400 MPa = 400 N/mm ; τu = 320
2 2
Mpa = 320 N/mm ; σcu = 640 MPa = 640 N/mm

Gaya minimum per pitch yang akan memutuskan sambungan


Ketika tegangan ultimate diberikan, kita akan menentukan nilai ultimate dari tahanan
sambungan. Kita mengetahui bahwa tahanan retak ultimate dari plat per pitch,
Ptu = (p – d).t. σtu = (75 – 25)15.400 = 300 000 N

Tahanan geser ultimate dari keling per pitch,


2 2
Psu = n.π/4.d . τu = 2. π/4.(25) .320 = 314 200 N ............(n = 2)

dan tahanan crushing ultimate dari keling per pitch,


Pcu = n.d.t. σcu = 2.25.15.640 = 480 000 N

Dari di atas kita melihat bahwa gaya minimum per pitch yang akan memutus sambungan
adalah 300.000 N atau 300 kN.

Tegangan aktual yang dihasilkan dalam plat dan keling


Karena faktor keamanan adalah 4, oleh karena itu beban aman per panjang pitch dari
samabungan adalah 300.000/4 = 75.000 N.

43
Misalkan σta, τa, dan σca adalah tegangan retak aktual, tegangan geser aktual dan tegangan

crushing aktual yang dihasilkan dengan beban aman 75.000 N pada keretakan, geseran
dan crushing.

Kita mengetahui bahwa tahanan retak aktual dari plat (Pta),

Pta = (p – d).t. σta

75.000 = (75 - 25)15.σ = 750.σ


ta ta
2
σta = 75.000/750 = 100 N/mm = 100 MPa

Tahanan geser aktual dari keling (Psa),


2
Psa = n.π/4.d .τa
2
75.000 = 2. π/4.(25) . τa = 982. τa
2
τa = 75000/982 = 76,4 N/mm = 76,4 MPa

dan tahanan crushing aktual dari keling (Pca)

Pca = n.d.t. σca

75000 = 2.25.15. σca = 750 σca


2
σca = 75000/750 = 100 N/mm = 100 MPa.

2. Dua batang baja mempunyai lebar 200 mm dan tebal 12,5 mm disambung dengan cara
butt joint dengan cover plat ganda. Rancanglah sambungan jika tegangan yang diijinkan
adalah 80 MPa untuk tarikan, 65 MPa untuk geser, dan 160 MPa untuk crushing. Buatlah
sebuah sket dari sambungan.

Penyelesaian,
2 2
diketahui: b = 200 mm; t = 12,5 mm; σ = 80 MPa = 80 N/mm ; τ = 65 MPa = 65 N/mm ;
t
2
σc = 160 MPa = 160 N/mm

44
a. Diameter keling
Kita mengetahui diameter lubang keling,

Dari Tabel 4.1, kita melihat diameter lubang keling (d) adalah 21,5 mm dan
berhubungan dengan diameter keling sebesar 20 mm.

b. Jumlah keling
Misalkan n = Jumlah keling.
Kita mengetahui bahwa aksi tarik maksimum pada sambungan,
P = (b - d).t.σ = (200 – 21,5)12,5.80 = 178 500 N
t t

Ketika sambungan adalah butt joint dengan cover plat ganda seperti gamba, oleh
karena itu keling adalah pada geser ganda. Asumsikan bahwa tahanan keling pada
geser ganda adalah 1,75 kali dari pada geser tunggal.

Tahanan geser 1 keling adalah


2 2
Ps = 1,75.π/4.d .τ = 1,75. π/4.(21,5) .65 = 41 300 N

45
Tahanan crushing 1 keling adalah
Pc = d.t.σc = 21,5.12,5.160 = 43 000 N

Ketika tahanan geser lebih kecil dari pada tahanan crushing, oleh karena itu jumlah
keling yang dipakai untuk sambungan adalah:

c. Ketebalan butt strap (plat pengikat ujung/penutup)


t1 = 0,75t = 0,75.12,5 = 9,375 dikatakan 9,4 mm

d. Efisiensi sambungan
Hitung tahanan-tahanan sepanjang potongan 1-1, 2-2, dan 3-3.
Pada potongan 1-1, di sini hanya 1 lubang keling.
Jadi tahanan retak dari sambungan sepanjang 1-1 adalah:
Pt1 = (b - d).t.σt = (200 – 21,5).12,5.80 = 178 500 N

Pada potongan 2-2, di sini ada 2 lubang keling. Dalam kasus ini, keretakan plat
terjadi jika keling pada potongan 1-1 (di depan potongan 2-2) terjadi geser.
Tahanan retak dari sambungan sepanjang 2-2 adalah:
Pt2 = (b - 2d).t.σt + Tahanan geser 1 keling

= (200 – 2.21,5).12,5.80 + 41300 = 198 300 N

Pada potongan 3-3, disini ada 2 lubang keling. Keretakan plat terjadi jika 1 keling
pada pada potongan 1-1 dan 2 keling pada potongan 2-2 terjadi geser.
Tahanan retak dari sambungan sepanjang potongan 3-3 adalah:
Pt3 = (b - 2d).t.σt + Tahanan geser 3 keling

= (200 – 2.21,5).12,5.80 + 2.41300 = 280 900 N

Tahanan geser seluruh 5 keling adalah:


Ps =5.41300 = 206 500 N

46
Tahanan crushing dari seluruh 5 keling adalah:
Pc = 5.43000 = 215 000 N

Ketika kekuatan sambungan adalah nilai dari Pt1, Pt2, Pt3, Ps atau Pc , oleh karena itu

kekuatan sambungan adalah 178 500 N sepanjang potongan 1-1.

Kita mengetahui bahwa kekuatan plat tanpa keling adalah:


P = b.t.σt = 20.12,5.80 = 200 000 N

Efisiensi sambungan,

e. Pitch keling, p = 3 d + 5 mm = (3.21,5) + 5 = 69,5 mm ≈ 70 mm

f. Pitch terkecil, m = 1,5 d = 1,5.21,5 = 33,25 mm ≈ 35 mm

g. Jarak antara baris dari keling = 2,5 d = 2,5.21,5 = 53,75 mm ≈ 55 mm

3. Sambungan keling lap joint dibebani secara eksentris dirancang untuk bracket baja seperti
Gambar di bawah.

Tebal plat bracket adalah 25 mm. Seluruh keling mempunyai ukuran yang sama. Beban
bracket P = 50 kN; spasi keling, C = 100 mm; lengan (arm) beban, e = 400 mm.
Beban geser yang diijinkan 65 MPa dan tegangan crushing adalah 120 MPa. Tentukan
ukuran keling yang digunakan untuk sambungan.

47
Penyelesaian,
3
Diketahui: t = 25 mm; P = 50 kN = 50.10 N; e = 400 mm; n = 7;
2 2
τ = 65 Mpa = 65 N/mm ; σc = 120 Mpa = 120 N/mm .

Diagram benda bebas,

Pertama adalah menentukan pusat gravitasi dari sistem keling

Pusat gravitasi G dari sistem keling pada jarak 100 mm dari OY dan 114,3 mm dari OX,

Kita mengetahui bahwa beban geser utama pada setiap keling adalah:

Beban geser utama sejajar dengan arah beban P seperti pada gambar.
Momen putar dihasilkan oleh beban P akibat eksentrisitas (e).
3 6
Momen putar = P.e = 50.10 .400 = 20.10 N-mm

48
Momen putar ini ditahan oleh 7 keling seperti pada gambar.

Misalkan F1, F2, F3, F4, F5, F6 dan F7 adalah beban geser sekunder keling 1, 2, 3, 4, 5, 6,

dan 7 ditempatkan pada jarak l1, l2, l3, l4, l5, l6 dan l7 dari pusat gravitasi sistem keling

seperti pada gambar.

Dari geometri gambar, kita dapat menentukan bahwa:

Persamaan momen puntir akibat eksentrisitas beban adalah:

49
Ketika beban geser sekunder seimbang dengan jarak radial dari pusat gravitasi, oleh
karena itu:

Dengan menggambar beban geser utama dan beban geser sekunder setiap keling, kita
melihat bahwa keling 3, 4, dan 5 mendapat beban yang terbesar. Sekarang kita
menentukan sudut antara beban geser utama dan beban geser sekunder untuk 3 keling ini.
Dari geometri Gambar 14.18, kita peroleh:

Resultan beban geser pada keling 3:

Resultan beban geser pada keling 4:

50
Resultan beban geser pada keling 5:

Resultan beban geser dapat ditentukan secara grafik seperti ditunjukan pada gambar.

Dari atas kita melihat bahwa resultan beban geser maksimum adalah pada keling ke 5.
Jika d adalah diameter lubang keling, maka resultan beban geser maksimum (R5).

Dari tabel 4.1, kita melihat diameter standar lubang keling (d) adalah 25,5 mm dan
dihubungkan diameter keling adalah 24 mm.

Mari sekarang kita cek sambungan untuk tegangan crushing. Kita mengetahui bahwa:

Ketika tegangan ini di bawah tegangan crushing sebesar 120 Mpa, maka desain adalah
aman.

51
Contoh macam-macam konstruksi dan diagram benda bebasnya.
1.

3.

52
4.

53
4.11 Latihan

1. Dua plat tebalnya 16 mm disambung dengan double riveted lap joint. Pitch setiap baris
keling 90 mm. Diameter keling 25 mm. Tegangan yang diijinkan adalah:

Tentukan efisiensi sambungan?

2. Single riveted double cover butt joint dibuat pada plat dengan tebal 10 mm dan diameter
keling 20 mm, pitch 60 mm. Hitung efisiensi sambungan?

3. Double riveted double cover butt joint dibuat pada plat dengan tebal 12 mm dan diameter
keling 18 mm, pitch 80 mm. Hitung efisiensi sambungan?

4. Double riveted lap joint (chain riveting) untuk menyambung 2 plat dengan tebal 10 mm.
Tegangan yang diijinkan adalah σt = 60 MPa; τ = 50 MPa; dan σc = 80 MPa. Tentukan

diameter keling, pitch keling dan jarak antara baris keling. Juga tentukan efisiensi keling.

5. Sebuah bracket didukung oleh 4 keling yang sama ukurannya, seperti ditunjukkan pada
Gambar berikut. Tentukan diameter keling jika tegangan geser maksimum adalah 140
Mpa.

54
6. Sebuah bracket dikeling ke sebuah kolom dengan 6 keling yang sama ukurannya seperti
pada gambar berikut. Bracket membawa beban 100 kN pada jarak 250 mm kolom. Jika
tegangan geser maksimum dalam keling dibatasi 63 Mpa, tentukan diameter keling.

55

Anda mungkin juga menyukai