Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

REM SEPATU LUAR (REM BLOK)

4.1 Pendahuluan

Rem merupakan komponen vital pada mekanisme atau sistem gerak, seperti
mobil, sepeda, kereta api, kapal, pesawat, lift, crane, dll. Rem biasanya berfungsi untuk
menghentikan atau mengurangi kecepatan sehingga energi kinetik dirubah menjadi energi
panas oleh bagian yang bergesekan dari rem.
Kapasitas pengereman tergantung pada faktor berikut:
a. Tekanan antara permukaan rem.
b. Koefisien gesek antara permukaan rem.
c. Kecepatan sudut tromol rem.
d. Luas proyeksi permukaan rem.
e. Kemampuan rem untuk membuang panas ekivalen dengan energi yang diserap.

4.2 Energi yang Diserap Rem

Energi yang diserap rem tergantung tipe pergerakan bodi yang bergerak. Gerak
bodi bisa berupa translasi murni atau rotasi murni atau bisa juga kombinasi keduannya
antara translasi dan rotasi. Energi untuk gerak disebut dengan energi kinetik.
a. Ketika gerak bodi translasi murni,
Ketika massa m bergerak dengan kecepatan v1, kemudian kecepatan berkurang
menjadi v2. Maka perubahan energi kinetik dari perubahan kecepatan bodi.

1
𝐸1 = 𝑚 [(𝑣1 )2 − (𝑣2 )2 ]
2

Ketika bodi yang semula bergerak v1 kemudian berhenti v2 = 0, maka perubahan


energi kinetik.

1
𝐸1 = 𝑚 (𝑣1 )2
2

32
b. Ketika gerak bodi rotasi murni,
Sutu bodi dengan momen inersia I berotasi pada sumbu axis dengan kecepatan
sudut ω1 kemudian berkurang kecepatannya menjadi ω2 setelah dilakukan
pengereman. Perubahan energi kinetik dari bodi yang berotasi adalah

1
𝐸2 = 𝐼 [(𝜔1 )2 − (𝜔2 )2 ]
2

Energi kinetik akan diserap oleh rem.


Jika setelah direm bodi berhenti berputar ω2 = 0, maka perubahan energi kinetik,

1
𝐸2 = 𝐼 (𝜔1 )2
2

c. Ketika gerak bodi kombinasi translasi dan rotasi.


Suatu bodi memilki gerak linier dan gerak rotasi, sepeti pada roda penggerak
lokomotif dan roda penggerak mobil. Pada kasus ini energi kinetik total adalah
penjumlahan dari energi kinetik tranlasi dan rotasi.
Energi keseluruhan yang diserap oleh rem adalah,

𝐸 = 𝐸1 + 𝐸2

Kadang-kadang energi yang diserap oleh rem berupa energi potensial akibat
perubahan elevasi dari h1 ke h2, seperti pada hoisting crane, elevator, lift, dll.
Perubahan energi potensial adalah

Jika v1 dan v2 merupaka kecepatan massa sebelum dan sesudah direm, maka
perubahan energi potensial,
𝑣1 + 𝑣2
𝐸3 = 𝑚. 𝑔 ( ) 𝑡 = 𝑚. 𝑔. 𝑣. 𝑡
2
𝑣1 +𝑣2
v= kecepatan rata-rata = 2

t= waktu pengereman.

Sehingga energi keseluruhan yang diserap oleh rem adalah

33
Jika diketahui bahwa

Ft = gaya pengereman tangensial atau gaya gesek yang bekerja secara


tangensial pada permukaan kontak tromol rem.
d = diameter tromol rem
N1 = putaran rem sebelum pengereman
N2 = putaran rem setelah pengereman
𝑁1 + 𝑁2
N = putaran rata-rata tromol rem = 2

Kerja yang dilakukan oleh rem atau gaya gesek dalam waktu t detik

Karena energi total yang diserap sama dengan kerja yang dilakukan oleh gaya
gesek saat pengereman, maka

Nilai gaya Ft tergantung pada kecepatan akhir dan waktu pengereman. Nilai
maksimum ketika v2 = 0, yang artinya beban berhenti total.
Torsi yang diserap saat pengereman.
𝑑
𝑇 = 𝐹𝑡 𝑥 𝑟 = 𝐹𝑡 𝑥
2
r = jari-jari tromol rem.

4.3 Panas yang Dilepaskan Saat Pengereman

Energi yang diserap rem akan berubah menjadi panas yang harus dilepaskan ke
sekeliling udara agar supaya mengurangi kenaikan panas pada daerah permukaan rem. .
Kenaikan panas tergantung pada massa tromol rem, waktu pengereman, dan kapasitas
panas yang dibuang saat pengereman.
Berikut adalah temperatur tertinggi yang diijinkan untuk bahan permukaan rem (kanvas).

a. Untuk kulit, serat dan kayu = 650 – 700C.


b. Untuk asbestos dan permukaan logam = 90 – 1050C
c. Untuk rem mobil dengan permukaan blok asbes = 180 -2250C

34
Karena energi yang diserap dan kecepatan keausan permukaan rem tergantung
pada tekanan normal permukaan rem sehingga hal ini sangat penting pada perencanaan
rem. Tekanan normal permukaan rem tergantung dari bahan kanvas, koefisien gesek dan
kecepatan maksimum dimana energi diserap.

Energi yang diserap atau panas yang dibuang


𝐽
𝐸 = 𝐻𝑔 = 𝜇. 𝑅𝑁 . 𝑣 = 𝜇. 𝑝. 𝐴. 𝑣 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑤𝑎𝑡𝑡𝑠)
𝑠
µ = coefisien gesek.
RN = gaya normal yang bekerja pada permukaan kontak (Newton).
p = tekanan normal antara permukaan pengereman (N/mm2).
A = luas area permukaan kontak (m2).
v = kecepatan pengereman tromol (m/s).

Panas yang dihasilkan juga diperoleh dari hubungan dari jumlah energi kinetik dan energi
potensial yang diserap,
𝐻𝑔 = 𝐸𝐾 + 𝐸𝑃
EK = energi kinetik total yang di serap,
EP = energi potensial total yang diserap.

Panas yang dibuang


𝐻𝑑 = 𝐶 (𝑡1 − 𝑡2 ) 𝐴𝑟
C = faktor panas yang dibuang atau koefisien perpindahan panas (W/m2/oC),
𝑡1 − 𝑡1 = perbedaan temperatur antara permukaan yang teradiasi dengan lingkungan (oC),
Ar = luas permukaan teradiasi (m2).

Nilai C ditentukan sekitar 29,5 W/m2/oC untuk perbedaan temperatur 40oC dan naik
sampai dengan 44oC untuk perbedaan temperatur 200oC.
Kenaikan temperatur tromol rem ditentukan oleh,
𝐻𝑔
∆𝑡 =
𝑚. 𝑐
∆ 𝑡 = kenaikan temparatur tromol rem, oC.
Hg = panas yang dihasilkan oleh rem, Joules.
m = massa tromol rem, kg.
c = panas spesifik untuk bahan tromol rem, J/kg oC

35
Tabel 4.2 Nilai pv yang direkomendasikan

4.4 Bahan Kanvas Rem

Bahan yang digunakan untuk kanvas rem memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan harus memilki koefisien gesek tinggi. Dengan kata lain
koefisien gesek tetap konstan selama perubahan temeperatur.
2. Memiliki kecepatan aus yang rendah.
3. Tahan temperatur tinggi.
4. Memilki kapasitas pembuangan panas yang tinggi.
5. Memilki koefisien muai panas yang rendah.
6. Memilki kekuatan mekanik yang baik.
7. Tidak mudah terpengaruh debu dan oli.

Tabel 4.2 Bahan kanvas rem

36
4.5 Tipe Rem

Menurut energi yang digunakan untuk melakukan pengereman pada elemen rem,
tipe rem diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Rem hidrolik, seperti rem pompa atau rem hydrodynamic.
b. Rem elektrik, seperti rem eddy current dan generator.
c. Rem mekanik.
Menurut arah datangnya gaya yang bekerja, rem mekanik dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:

a. Rem radial,
Gaya yang bekerja pada tromol adalah arah radial. Rem radial dapat dibagi
menjadi dua, yaitu rem luar dan rem dalam. Dan menurut bentuk elemen
geseknya dapat berupa rem blok atau rem sepatu, dan rem tali.
b. Rem aksial,
Gaya yang bekerja pada tromol adalah arah aksial. Rem aksial berupa rem
cakram atau rem kerucut. Analisis dari rem ini sama dengan kopling.

4.6 Rem Blok Tunggal

37
Gambar 4.1 Rem blok tunggal dengan gaya gesek segaris dengan titik tumpuan pin

P = Gaya tekan yang diberikan pada ujung lengan,


RN = Tekanan gaya normal rem blok pada roda,
r = jari-jari roda,
2θ = sudut kontak permukaan blok,
µ = Koefisien gesek,
Ft = gaya pengereman tangensial atau gaya gesek yang bekerja pada permukaan kontak
blok dan roda.
Jika sudut kontak kurang dari 600 maka diangga tekanan pengereman seragam
sepanjang permukaan kontak. Gaya pengereman tangensial pada roda,

dan torsi pengereman,

Ada tiga kemungkinan torsi pengereman pada rem blok tunggal, yaitu:

1. Rem blok tunggal dengan gaya gesek segaris dengan titik tumpuan pin,
Kapasitas pengereman atau torsi pengereman tergantung pada putaran roda.
Putaran roda searah jarum jam,

Putaran rodal berlawanan arah jarum jam

2. Rem blok tunggal dengan gaya gesek dibawah titik tumpuan pin,

38
Gambar 4.2 Rem blok tunggal dengan gaya gesek dibawah titik tumpuan pin.

Kapasitas pengereman atau torsi pengereman tergantung pada putaran roda.


Putaran roda searah jarum jam,

Putaran rodal berlawanan arah jarum jam

3. Rem blok tunggal dengan gaya gesek diatas titik tumpuan pin,

Gambar 4.3 Rem blok tunggal dengan gaya gesek diatas titik tumpuan pin,

39
Kapasitas pengereman atau torsi pengereman tergantung pada putaran roda.
Putaran roda searah jarum jam,

Putaran rodal berlawanan arah jarum jam

Self-locking
Kondisi self-locking terjadi jika,

Self-locking terjadi jika gaya gesek mencukupi untuk melakukan pengereman


dengan sendirinya tanpa adanya gaya luar.

4.7 Rem Pivot


Ketika sudut sepatu rem kurang dari 600, maka dipastikan bahwa tekanan
permukaan kanvas rem akan merata pada permukaannya. Untuk kanvas sepatu rem
yang sudutnya lebih dari 600 maka koefisien gesek merupakan fungsi dari sudut sepatu
rem,
Kapasitas pengereman,
𝑇𝐵 = 𝐹𝑡 𝑥 𝑟 = 𝜇′ . 𝑅𝑁 . 𝑟
4𝜇 sin 𝜃
𝜇′ = koefisien gesek ekivalen = 2𝜃+sin 2𝜃, dan

𝜇 = koefisien gesek aktual.

Gambar 4.4 Rem pivot

4.8 Rem Blok Ganda


Aplikasi yang paling banyak dipakai adalah rem blok ganda, rem ini lebih
seimbang didalam proses pengereman. Tromol bergerak searah jarum jam maupun

40
berlawanan arah jarum jam dapat bergerak seimbang. Mekanisme gaya diatur dengan
mekanisme pegas pada kedua lengan. Kapasitas pengereman akan menjadi kumulatif
dari rem bagian kiri dan kanan, seperti pada gambar berikut.

Gambar 4.5 Rem blok ganda

4.9. Contoh Soal


1. Mobil bermasa 1200 kg bergerak menuruni bukit dengan kemiringan 1 : 5 pada
kecepatan 72 km/jam. Mobil dihentikan dalam jarak 50 m. Jika diameter roda 600
mm, tentukan torsi pengereman rata-rata untuk menghentikan kendaraan, abaikan
energi gesek lain kecuali untuk pengereman. Jika energi gesek disimpan pada tromol
rem besi cor 20 kg , berapa kenaikan temperatur tromol? Panas spesifik untuk besi
cor diambil 520 J/kg oC. Tentukan juga koefisien gesek minimum antara roda dan
jalan tanpa slip, asumsi bahwa berat didistribusi merata ke empat roda.
Penyelesaian,
 Torsi pengereman rata-rata untuk menghentikan kendaraan.
Energi kinetik kendaraan,
1 1
𝐸𝐾 = 𝑚. 𝑣 2 = 𝑥 1200 (20)2 = 240 000 𝑁. 𝑚
2 2
Energi potensia kendaraan,
1
𝐸𝑃 = 𝑚. 𝑔. ℎ 𝑥 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 1200 𝑥 9,81 𝑥 50 𝑥 = 117 720 𝑁. 𝑚
5
Energi total kendaraan atau energi yang diserap oleh rem,
𝐸 = 𝐸𝐾 + 𝐸𝑃 = 240 000 + 117 720 = 357 720 𝑁. 𝑚
Karena kendaraan berhenti sejauh 50 m, sehingga gaya pengereman tangensial yang
dibutuhkan adalah,

41
357 720
𝐹𝑡 = = 7154,4 𝑁
50
Torsi pengereman rata-rata yang diberikan untuk menghentikan kendaraan,
𝑇𝐵 = 𝐹𝑡 𝑥 𝑟 = 7154,4 𝑥 0,3 = 2146,3 𝑁. 𝑚

 Kenaikan temperatur rata-rata tromol


∆𝑡 = kenaikan temperatur rata-rata tromol dalam oC.
Hg = Energi yang diserap oleh tromol rem.
Maka,
𝐻𝑔 = 357 720 𝑁. 𝑚 = 357 720 𝐽
Panas yang diserap oleh tromol rem,
𝐻𝑔 = 𝑚𝑏 𝑥 𝑐 𝑥 ∆𝑡
357 720 = 20 𝑥 520 𝑥 ∆𝑡 = 10 400 ∆𝑡
357 720
∆𝑡 = = 34,4𝑜 𝐶
10 400
Koefisien gesek minimum anatara roda dan jalan,
𝜇 = koefisien gesek minimum antara roda dan jalan.
RN = gaya normal antara permukaan kontak, ini sama dengan berat kendaraan.
Maka,
𝑅𝑁 = 𝑚. 𝑔 = 1200 𝑥 9,81 = 11 772 𝑁
Gaya pengereman tangensial adalah,
𝐹𝑡 = 𝜇 . 𝑅𝑁
7154,4 = 𝜇 𝑥 11 772
7154,4
𝜇= = 0,6
11 772

2. Rem blok tunggal, memiliki diameter drum 250 mm dan sudut kontak 90o. Jika gaya
operasi 700 N diberikan pada ujung tuas dan koefisien gesek antara drum dan
kaampas 0,35, tentukan torsi pengereman.

42
Penyelesaian,
Karena sudut kontak lebih dari 60o, maka koefisien gesek ekivalen,
4𝜇 sin 𝜃 4 𝑥 0,35 𝑥 sin 45𝑜
𝜇′ = = 𝜋 = 0,385
2𝜃 + sin 2𝜃 + sin 90 𝑜
2
RN = gaya normal blok menekan drum, dan
Ft = gaya pengereman tangensial = 𝜇′ . 𝑅𝑁
Dengan mengambil momen di O, kita dapatkan
𝐹𝑡 𝐹𝑡
700 (250 + 200) + 𝐹𝑡 𝑥 50 = 𝑅𝑁 𝑥 200 = 𝑥 200 = 𝑥 200 = 520 𝐹𝑡
𝜇′ 0,385
520 𝐹𝑡 − 50 𝐹𝑡 = 700 𝑥 450
700 𝑥 450
𝐹𝑡 = = 670 𝑁
470
Torsi yang ditransmisikan oleh rem blok,
𝑇𝑏 = 𝐹𝑡 𝑥 𝑟 = 670 𝑥 125 = 83750 𝑁. 𝑚𝑚 = 83,75 𝑁. 𝑚

3. Drum penggulung tali lift memiliki diameter 650 mm dipasang rem drum berdiameter
1 m. Rem drum dilengkapi dengan empat sepatu rem besi cor yang tiap sepatu
memiliki sudut 45o. Masa lift ketika terbebani adalah 2000 kg dan bergerak dengan
kecepatan 2,5 m/s. Rem memiliki kapasitas jarak penghentian dalam 2,75 m. Asumsi
koefisien gesek antara drum dan sepatu rem 0,2, tentukan:
a. lebar sepatu rem jika tekanan yang diijinkan pada sepatu rem dibatasi 0,3 N/mm2;
b. panas yang dihasilkan untuk menghentikan lift.
Penyelesaian,
 Lebar sepatu
w = lebar sepatu dalam mm,
pertama-tama, kita tentukan percepatan tali (a), yaitu:
𝑣 2 − 𝜇2 = 2 𝑎. ℎ
(2,5)2 − 0 = 2𝑎 𝑥 2,75 = 5,5𝑎
(2,5)2
𝑎= = 1,136 𝑚/𝑠 2
5,5

𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛


=𝑚𝑥𝑎
= 2000 𝑥 1,136 = 2272 𝑁

43
Gaya total yang bekerja pada tali saat bergerak,
𝑊 = 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 + 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
= 2000 𝑥 9,81 + 2272 = 21 892 𝑁
Torsi yang bekerja pada poros,
𝑇 = 𝑊 𝑥 𝑟𝑒
= 21 892 𝑥 0,325 = 7115 𝑁. 𝑚
Gaya tangensial yang bekerja pada drum,
𝑇 7115
= = = 14 230 𝑁
𝑟 0,5
Satu tromol rem terdapat dari empat sepatu rem, sehingga gaya tangensial yang bekerja
pada masing-masing sepatu adalah,
14 230
𝐹𝑡 = = 3557,5 𝑁
4

Karena sudut kontak tiap sepatu 45o, maka kita tidak perlu menghitung koefisien gesek
ekivalen.
Gaya normal pada tiap sepatu,
𝐹𝑡 3557,5
𝑅𝑁 = = = 17 787,5 𝑁
𝜇 0,2
Luasan tiap sepatu,
𝐴𝑏 = 𝑤 (2𝑟 sin 𝜃) = 𝑤 (2 𝑥 500 sin 22,5𝑜 ) = 382,7𝑤 𝑚𝑚2
Tekanan bearing pada sepatu, 𝑝𝑏 = 0,3 𝑁/𝑚𝑚2
𝑅𝑁
𝑝𝑏 =
𝐴𝑏
17 787,5 46,5
0,3 = =
382,7𝑤 𝑤
46,5
𝑤= = 155 𝑚𝑚
0,3

 Panas yang dihasilkan untuk menghentikan elevator


Panas yang dihasilkan untuk menghentikan elevator adalah sama dengan energi
yang diserap oleh rem sehingga,
= total energi yang diserap oleh rem
= energi kinetik + energi potensial
1
= 2 𝑚. 𝑣 2 + 𝑚. 𝑔. ℎ
1
= 2 𝑥 2000 (2,5)2 + 2000 𝑥 9,81 𝑥 2,75 = 60 205 𝑁. 𝑚

= 60,2 kN.m = 60,2 kJ

44
4. Rem sepatu ganda berikut memiliki kapasitas menyerap torsi 1400 N.m. Diameter
drum rem 350 mm dan sudut kontak tiap sepatu 100o. Jika koefisien gesek antara
rem drum rem dengan kanvas 0,4, tentukan:
a. gaya pegas untuk mengatur rem,
b. lebar kanvas sepatu rem jika tekanan permukaan kanvas tidak lebih dari 0,3
N/mm2

Penyelesaian,
 Gaya pegas untuk mengaatur rem.
S = gaya pegas untuk mengatur rem,
RN1 dan Ft1 = gaya normal dan gaya pengereman pada sepatu sisi kanan,
RN2 dan Ft2 = gaya normal dan gaya pengereman pada sepatu sisi kiri.
Karena sudut kontak lebih dari 60o, maka koefisien gesek ekivalen,
4𝜇 sin 𝜃
𝜇′ =
2𝜃 + sin 2𝜃
4 𝑥 0,4 𝑥 sin 50𝑜
= = 0,45
1,75 + sin 100𝑜
Dengan mengambil momen pada tumpuan O1 (sepatu kanan), kita peroleh,
𝑆 𝑥 450 = 𝑅𝑁1 𝑥 200 + 𝐹𝑡1 (175 − 40)
𝐹𝑡1 𝐹𝑡1
Substitusi 𝑅𝑁1 = =
𝜇′ 0,45

𝐹𝑡1
𝑆 𝑥 450 = 𝑥 200 + 𝐹𝑡1 (135) = 579,4 𝐹𝑡1
0,45

45
𝑆 𝑥 450
𝐹𝑡1 = = 0,776 𝑆
579,4
Dengan mengambil momen pada tumpuan O2 (sepatu kiri), kita peroleh,
𝑆 𝑥 450 + 𝐹𝑡2 (175 − 40) = 𝑅𝑁2 𝑥 200
𝐹𝑡2 𝐹 𝑡2
Substitusi 𝑅𝑁2 = 𝜇′
= 0,45

𝐹𝑡2
𝑆 𝑥 450 + 𝐹𝑡2 (135) = 𝑥 200 = 444,4 𝐹𝑡2
0,45
𝑆 𝑥 450 = 444,4 𝐹𝑡2 − 135 𝐹𝑡2 = 309,4 𝐹𝑡2

𝑆 𝑥 450
𝐹𝑡1 = = 1,454 𝑆
309,4
Kapasitas torsi pengereman (TB),
𝑇𝐵 = 𝐹𝑡 . 𝑟
1400 𝑥 103 = (𝐹𝑡1 + 𝐹𝑡2 ) 𝑟 = (0,776 𝑆 + 1,454 𝑆) 175 = 390,25 𝑆
1400 𝑥 103
𝑆= = 3587 𝑁
390,25

 Lebar sepatu rem


b = lebar sepatu rem dalam mm,
luasan bearing yang diproyeksikan masing-masing sepatu,
𝐴𝑏 = 𝑏 (2𝑟 sin 𝜃) = 𝑏 (2 𝑥 175 sin 50𝑜 ) = 268 𝑏 𝑚𝑚2
Gaya normal pada sepatu sisi kanan,
𝐹𝑡1 0,776 𝑆 0,776 𝑥 3587
𝑅𝑁1 = = = = 6186 𝑁
𝜇′ 0,45 0,45
Gaya normal pada sepatu sisi kiri,
𝐹𝑡2 01,454 𝑆 1,454 𝑥 3587
𝑅𝑁2 = = = = 11 590 𝑁
𝜇′ 0,45 0,45
Dari gaya normal tersebut, terlihat bahwa gaya normal maksimum terjadi pada
sepatu sisi kiri. Sehingga kita akan merencanakan sepatu untuk gaya normal
maksimum pada sepatu kiri.
Tekanan bearing pada bahan kanvas rem (pb)
𝑅𝑁2
𝑝𝑏 =
𝐴𝑏
11 590 43,25
0,3 = =
268 𝑏 𝑏
43,25
𝑏= = 144,2 𝑚𝑚
0,3

46
4.10 Latihan
1. Massa flywheel 100 kg dengan jari-jari girasi 350 mm berputar pada 720 rpm.
Flywheel dihentikan oleh rem. Massa rakitan rem drum adalah 5 kg. Rem drum
dibuat dari besi cor FG 260 dengan panas spesifik 460 J/kgoC. Asumsi bahwa total
panas yang dihasilkan hanya diserap oleh rem drum, hitung kenaikan temperatur.

2. Rem blok tunggal berikut memiliki diameter 250 mm. sudut kontak 90o dan
koefisien gesek antara drum dan kanvas 0,35. Jika torsi yang ditransmisikan oleh
rem adalah 70 N.m, tentukan gaya P yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rem.

3. Rem blok tunggal seperti gambar berikut memiliki diamater 720 mm. jika rem
dikenai torsi 225 N.m pada putaran 500 rpm dan koefisien gesek 0,3 , tentukan:
a. gaya yang dibutuhkan (P) untuk pengereman dengan putaran drum searah
jarum jam.
b. gaya yang dibutuhkan (b) untuk pengereman dengan putaran berlawanan arah
jarum jam.
c. lokasi fulcrum untuk membuat kondisi pengereman self-locking dengan putaran
searah jarum jam.

47
4. Suatu rem drum dengan sepatu ganda memiliki diameter drum 300 mm dan sudut
kontak tiap sepatu 90o. Jika koefisien gesek antara kanvas dan drum 0,4.
Tentukan gaya pegas rem untuk mentransmisikan torsi 30 N.m. Tentukan juga
lebar sepatu rem, jika tekanan pada permukaan kanvas tidak lebih dari 0,28
N/mm2.

48

Anda mungkin juga menyukai