BAB III
Ada beberapa hal yang penting yang harus di ketahui sebelum melakukan
perancangan lift barang ini.Hal-hal tersebut adalah tinggi total dari lantai satu ke
lantai berikutnya ,kapasitas beban yang akan di angkat,frekuensi kerja yang terjadi
Ada dua pilihan jenis mesin penggerak yang dapat di pilih sebagai
yang menggunakan motor traksi,biasanya mesin jenis ini di gunakan pada lift
Pemilihan mesin tersebut tentunya terkait dengan lingkup kerja yang akan
di lakukan oleh lift barang ini.Hal tersebut meliputi kapasitas beban yang akan di
angkat,tinggi angkat maksimum dan frekuensi kerja lift naik turun setiap harinya
TEKNIK MESIN 19
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
dalam hitungan jam. maka dalam tugas akhir ini penulis memilih mesin
balance
a. Static balance ialah keseimbangan badan kereta duduk pada rangka dan
landas, yang ditumpu oleh karet isolasi peredam getaran. Bagian ujung atas
badan kereta ditumpu dengan rol-rol karet pada sisi kiri-kanan dan
TEKNIK MESIN 20
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
didalam kereta yang diangkut naik maupun turun sepanjang hari, dengan
demikian lift diharapkan lebih banyak bekerja dalam keadaan seimbang, dengan
penghematan tenaga listrik yang terpakai. Pada saat lift bekerja naik maupun
turun dalam keadaan sempurna seimbang, maka besaran arus (Ampere) listrik
yang terpakai paling rendah dan nilainya sama, saat naik maupun turun.
hambatan dan gesekan (friction) yang mungkin timbul antara sepatu luncur
TEKNIK MESIN 21
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
dengan rel pemandu dan hambatan pada bantalan-bantalan roda puli, roda kereta,
roda pemandu, juga akibat tekukan-tekukan tali dan heat loss dalam motor.
Kinerja mesin lift tergantung dari perbedaan antara berat pada sisi kereta
dan berat pada sisi bobot imbang. Jika pada pagi hari digedung kantor lift
berangkat dari lantai bawah dengan muatan penuh, maka beban yang diangkat
Selanjutnya kereta akan turun langsung kelantai bawah dalam keadaan kosong
dengan menarik beban sebesar 0,425 x kapasitas yaitu selish berat bobot imbang
terhadap berat kereta kosong. Kinerja tersebut tidak jauh berbeda prinsip dengan
sumur senggot dikampung dimana diujung lain dari gelagar bambu dibebani
dengan batu, sehingga tiap-tiap kali air sumur yang ditimba seberat 4 kg hanya
Jika kereta lift dengan muatan penuh dalam keadaan arah turun, maka
sebenarnya motor diputar oleh gerakan kereta turun, dengan gaya sebesar (1-
listrik untuk lift sebelahnya atau peralatan lain dalam bangunan (regenerating
system dalam close loop circuit). Konsumsi tenaga listrik yang diserap oleh
seluruh unit lift dalam bangunan kantor hanya kurang lebih 5%, dibandingkan
untuk tata udara (AC) sebesar 60% dari kebutuhan seluruh bangunan.
gesek antara tali baja dengan roda puli (traction sheave) dari besi tuang: Besamya
TEKNIK MESIN 22
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
gaya gesek ialah seiisih antara tegangan pada tali tegang dikurangi oleh tegangan
pada tali kendor atau G = T, -T, (daiam keadaan statis). Faktor yang menentukan
a. Dua jenis bahan yang bergesek. Daiam hal ini antara baja dengan
besi tuang. Koefisien gesek f = 0.11 jika kering, dan 0.9 jika
berminyak. Tarikan akan lebih baik jika tali baja tidak berlebihan
berminyak.
tarikan akan lebih baik jika sudut kontak a = 180° (3.14 radian)
3.3
puli, yaitu ada 3 macam : Alur bentuk V atau disebut flat seating
TEKNIK MESIN 23
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Tali baja cenderung akan tergilincir (slip) pada permukaan keliling roda
puli tarik, jika gaya gesek G iebih kecil dari selisih T1-T2, atau cenderung akan
terjadi geser (creep) oleh karena gaya gesek G dengan T1-T2 Pergeseran tersebut
akan berulang-ulang terjadi tiap-tiap saat lift mau berhenti dan mau berangkat,
Rumus hubungan traksi (traction relation) batas mulai slip (creep) dalam
Dimana :
TEKNIK MESIN 24
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
f = adalah koefisien gesekan antara dua macam bahan, besi tuang dengan baja
180° = 3. 14 radian
k = adalah koefisien bentuk alur atau keadaan permukaan benda yang bergesek
Agar tidak terjadi slip TR = T1 / T2 harus lebih kecil dari efkα , dimana e fkα
Catatan : statis ialah benda berhenti (diam) atau bergerak konstan tanpa aselerasi
ataupun deselerasi.
TEKNIK MESIN 25
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Sebagai berikut :
2.0
a. Jika T1 / T2 lebih besar dari e fkα, maka akan terjadi geser (slip) antara
roda tarik yang berputar dengan tali baja, berarti kereta dengan beban
nominal penuh muatan tidak dapat diangkat atau bobot imbang tidak
mau turun walaupun roda puli tetap berputar. Usahakan T1/ T2 lebih
b. Dalam perencanaan T1/ T2 harus paling sedikit sama dengan 0.8 kali e fkα
berangkat) dan perlambatan (lift mau berhenti) tidak terjadi slip. Jika
TRD = Cd x TR .........................................................................................................(3.4)5
TEKNIK MESIN 26
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Dimana :
a adalah percepatan
0,887 = 1,225, maka hubungan traksi statis berubah menjadi traksi dinamis T RD =
1,225 TR
Agar tidak terjadi slip (geser) saat lift dengan beban nominal
mengalami percepatan dan perlambatan, maka Cd x (T1 /T2) harus lebih kecil
TEKNIK MESIN 27
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Berat kereta kosong harus memenuhi syarat tertentu agar tali tetap tegang,
sehingga tidak terjadi slip. Dalam praktek biasanya berat kereta kosong P = 1.8
kali atau bahkan sampai 2.2 kali kapasitas angkat untuk lift berkapasitas diatas
1300 kg. Lift kecil dengan kapasitas dibawah 600 kg berat kereta kosong 1.0
hubungan traksi, dan mencegah terjadinya slip saat aselerasi dan deselerasi. Lift-
lift kecil untuk perumahan, mempunyai kekhususan dimana berat kereta kosong
kira-kira sama dengan kapasitas angkat. Maka untuk menghindari slip, pada roda
tarik puli di buatkan alur tali bentuk V-groove atau flat seating, dengan sudut 32°
Keselamatan penumpang lift sangat bergantung dari tali baja tarik. Oleh
karena itu faktor keamanan untuk tali baja tarik cukup besar, yaitu 12 untuk lift
berkecepatan 420 m/m, dan menurun sampai 8 untuk lift berkecepatan 45 m/m..
deselerasi, tekukan tali dan juga efisiensi cara pengikatan ujung tali dengan soket
tirus pada sling rangka kereta dan bobot imbang. Penghitungan dengan asumsi
kereta berada dilantai dasar dengan beban penuh, sehingga berat sendiri tali baja
ikut diperhitungkan.
TEKNIK MESIN 28
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Penghitungan jumlah lembar tali juga harus didasarkan pada batas patah
tali yang tercantum dalam sertifikat uji yang dikeluarkan oieh pabrikan atau badan
penguji resmi.
fk ( P Q Tb)
n= .................................................................. (3.6)5
Bp.i
dimana :
Tali baja akan mengalami kemuluran yang nyata selama tahun pertama
operasi lift, kemudian tali akan tetap stabil atau mungkin mengalami kemuluran
TEKNIK MESIN 29
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
yang sangat kecil, sampai suatu ketika diatas 5 tahun terjadi kembali kemuluran
nyata oleh sebab beberapa elemen kawat telah patah dan diikuti susutnya diameter
tali. Kemuluran awal adalah akibat konstruksi tali. Pintalan dari beberapa kawat,
dan lilitan yang dipuntir mengelilingi inti serat berusaha akan "duduk" secara
alami setelah dikenakan beban tarik. Biasanya maksimal kemuluran tahap awal
ialah 0.6 % dari panjang tali. Umpama lift dengan lintas 50 m, mengalami
Dimana
E adalah modulus elastisitas dari tali baja bernilai dari (0,7 – 1,0) x 105
N/mm2
Dimana
lebih jika mesin dipasang dibawah, umur lebih pendek oleh sebab
b. Tekanan/tegangan (dalam kgf per tali) pada keliling roda puli dan
c. Diameter roda puli (traction sheave) dan diameter roda lain yang dilalui
tali, (umpama car sheave dan cwt sheave pada 2 : 1 roping) dan bentuk
alur.
paraktek 50 - 60 kali.
minggu).
(strands) ialah 8 agar cukup lemas atau luwes (flexible). Material elemen
TEKNIK MESIN 31
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
kawat luar yang langsung kontak dengan alur roda dari "baja lunak",
g. Jumlah start stop per hour (SPH), dan perjalanan lift naik turun
SPH.
besaran ascierasi.
karat.
tahun, sedangkan roda puli dapat berumur melebihi 10 tahun. Dalam kenyataan
banyak roda puli berumur sampai 20 tahun, dan banyak tali baja berumur kurang
dari 5 tahun. Umur kegunaan tali (useful life) sangat bergantung pada jam
Salah satu penentu umur tali adalah besarnya tekanan atau tegangan per
lembar tali pada roda puli, maka perlu adanya pembatasan besarnya tekanan
tersebut. agar tali menjadi awet, seperti yang diharapkan oleh kontraktor instalasi lift..
TEKNIK MESIN 32
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Tt ≥ T 1 / n
Tt adalah batas wajar tekanan, yang disediakan oleh produsen (tabel 3.2)
T1 adalah tegangan total tali pada sisi kereta dengan kereta bermuatan
nominal.
Tekanan atau tegangan tali dalam BS 5655 (EN 81.1) disebut "specific
pressure", p, satuan dalam N/mm2. Besaran spesific pressure atau tekanan spesifik
/
ρ= x ................................................................ (3.9)5
Dimana,
Menurut BS5655 besaran p atau tekanan spesifik dari tali dibatasi tidak Iebih dari
12 ,5 4 .V
Pmaks =
1V
TEKNIK MESIN 33
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Dimana :
Catatan: dalam hal pentalian 2:1, kecepatan tali 2 kali kecepatan kereta.
yang dihasilkan dengan energi yang diumpan. Selisih dari keduanya adalah energi
yang hilang menjadi panas akibat gesekan (friction) dibantalan, sepatu atau roda
luncur pada rel pemandu, tekukan tali, gesekan roda gigi dan heat loss motor
listrik. Hasil kerja nyata (usaha mekanis) berupa energi potensial yaitu beban yang
diangkat, kali jarak kerja (lintas). Daya P (power) adalah kelanjutan energi
berkaitan dengan satuan waktu. Jika energi meningkat dengan waktu (lift naik
beban penuh), maka daya maksimal adalah hasil pembagian energi persatuan
waktu (satuannya adalah Newton meter permenit (N m/m) atau horse power (hp)
Efisiensi sangat bergantung dari sistem pesawat lift yang dipilih. Biasanya
sistem yang baik atau efisien, menuntut harga jual barang yang lebih mahal pada
awal investasi, tetapi setelah sekian tahun akan menjadi lebih hemat (ekonomis).
TEKNIK MESIN 34
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
a. Roda gigi ulir / cacing (worn gear) efisiensinya tergantung jumlah gigi ulir
= . .
Daya atau power output dari system instalasi dapat dirumuskan sebagai
berikut :
. (1 − ) ....................................................... (3.11)4
=
6120.
Dimana
( kW)
kW = 6120 kg m/men
TEKNIK MESIN 35
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Dalam BS5655 (EN 81.1) dan juga SNI03.2190 revisi 1999, ada 3 macam
............................................................. (3.12)5
Γ = 25 ( + ) /
2. Pesawat pengaman agak luwes (captive roller), saat mana terjadi perlambatan
....................................................... (3.13)5
Γ = 15 ( + ) /
Γ = 10 ( + ) / ...................................................... (3.14)5
Γ : Tegangan tekuk dizinkan maksimal 140 N/mm2 untuk rel baja liat
(ductile), mutu Fe370 atau Γ = 170 N/m2 untuk baja mutu Fe430.
dimana
TEKNIK MESIN 36
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
rail (female)
besaran dan ukuran rel untuk bobot imbang lebih kecil daripada rel untuk kereta
dan jarak rentang braketnya sebaiknya sama untuk rel kereta maupun untuk rel
bobot imbang. Jika di maksudkan untuk ketahanan akibat getaran gempa bumi,
maka jarak braket maksimal 2.5 m. Jika bobot imbang dilengkapi juga dengan
pasawat pengaman, maka ukuran relnya dan jarak rentang braketaya sama dan
Biasanya ujung rel paling bawah yang dimatikan di dasar pit (supported rails).
Sebaliknya untuk lift kecil dan kecepatan rendah, ujung atas rel yang dimatikan,
atau ikut di cor beton lantai kamar mesin (suspended rails) dan ujung bawah
berjarak kira-kira 10 cm dari dasar pit. Kedua ujung jalur rel tidak boleh
dimatikan sekaligus pada struktur bangunan, agar rel tidak bengkok atau berubah
terhadap rel. Cara mematikan ujung rel pada struktur dapat dengan fixed clip pada
rel dengan braket. Ujung lain dari jalur rel bebas tidak meyentuh bagian bawah
lantai kamar mesin, yaitu pada sistim supported rails. Atau tidak menyentuh dasar
(pit) pada sistim suspended rail. Biasanya berjarak kira-kira 10 cm dari dasar pit.
Catatan :
a. Jarak rentang braket boleh lebih pendek (lebih dekat) dari pada
lebih renggang
TEKNIK MESIN 38
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
type berangsur dimana, Γ harus lebih kecil atau sama dengan Γ yang
diizinkan ( Γ ≤Γ ).
Dimana
= ........................................................................ (3.15)5
dimana,
.......................................................................... (3.16)5
=
Penyangga (buffer) berfungsi menahan gaya tumbuk (impact) dari kereta atau
bobot imbang yang terjatuh menimpa dan membentur penyangga, jika pesawat
pengaman terlambat bekerja, atau bekerja pada saat kereta telah menjelang lantai
terbawah.
TEKNIK MESIN 39
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
bermuatan penuh atau oleh bobot imbang, dihitung minimal atas dasar gaya tarik
bumi.
dengan dua kali jarak perhentian akibat gaya tarik bumi, yaitu 1 2 V02/g
9,81 m/s2,
L = 0,135.V2
jarak perhentian gaya berat bumi = l/2 V02/g, dan digunakan penyangga
jika
L = 0,0675.V2
Dimana :
Gaya reaksi R0 atas gaya tumbuk (impact force) pada penyangga oleh
kereta atau bobot imbang yang "jatuh bebas" dan membentur penyangga besarnya
TEKNIK MESIN 40
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
ditetapkan oleh BSI5655 (EN 81.1) tidak boleh lebih dari 40 (P + Q) Newton.
R0 ≤ 40 (P + Q) N................................................... (3.17)5
Inilah jumlah gaya reaksi yang harus dapat ditahan oleh lantai beton dasar pit.
Gaya reaksi awal penyangga R0, besarnya hanya bergantung dengan kecepatan
lift saat membentur torak atau piston yaitu V0 sebesar 115% kecepatan nominal (V),
atau
V0 = 1,15 . V
Secara sederhana gaya reaksi tersebut mengikuti turunan rumus dari Newton.
Dimana
m : P + Q (kg)
sehingga
R0 = (P + Q) (g + a0)
terjadi saat kereta menimpa atau membentur peredam, benturan harus dibatasi
TEKNIK MESIN 41
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Besarnya a0 = 24.5 m/s2 boleh terjadi asalkan dalam selang waktu tidak
boleh lebih singkat dari 0.04 detik oleh karena itu peredam hidrolik harus
direncanakan khusus untuk berbagai besaran kecepatan jatuh (sebesar 1.15 V).
Peredam hidrolik untuk lift berkecepatan 300 m/menit atau lebih tinggi,
diiengkapi dengan pegas dibawah torak sehingga torak akan menekan pegas
sebelum menekan minyak hidrohs. Atau ada pula piston yang dilengkapi dengan
tabung gas nitrogen, sehingga piston akan menekan gas nitrogen .sebelum
pegas dan tabung gas nitrogen tersebut. Setelah selesai peristiwa benturan piston
akan terus ditekan turun menekan minyak dengan perlambatan tidak lebih dari g.
Buffer
Gambar 3.7
TEKNIK MESIN 42
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
untuk itu. Jarak awal piston turun dapat dihitung dengan rumus
perlambatan sebesar 9.8 m/s2, sampai terhenti. Jika kecepatan lift tersebut telah
( ) (m)................................................... (3.20)5
= 12
Catatan :
a. Langkah peredam tercantum dalam daftar untuk lift berkecepatan 3.0 m/s
dilakukan tiga kali dan jika lulus, maka dikeluarkan sertifikat tanda lulus
perasahaan jasa instalasi lift harus memegang salinan sertifikat tanda lulus
TEKNIK MESIN 43
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
b. Panjang langkah peredam (buffer stroke) kereta dan bobot imbang sama;
c. Kedalaman pit sangat tergantung dari langkah peredam dan tinggi silinder
kadang buffer stand sengaja dibuat tinggi untuk memperoleh ruang aman
d. Ruang aman (refuge space) ada dua, yaitu didasar pit dan dibagian teratas
ruang luncur, dibawah lantai kamar mesin. Jika bobot imbang jatuh bebas
tersisa 0.6 m bagi teknisi jongkok dengan arnan diatas atap kereta. Tinggi
Toleransi lari atau luang lari atau runby ialah jarak antara permukaan atas
penyangga dengan "plat bentur" kereta atau bobot imbang. Luang lari diperlukan
saat terjadi overtravel, kereta diberi kesempatan merosot dalam batas toleransi,
TEKNIK MESIN 44
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
melampaui batas lintas, bersamaan dengan itu bobot imbang merosot kebawah
sampai sedalam 25% dari langkah. Panjang tali baja yang mulur
ini terjadi biasanya setelah lift beroperasi satu tahun. Tali harus
diperpendek agar toleransi lari bobot imbang kembali menjadi 23 cm. Jika
suatu saat toleransi lari kedapatan telah berkurang mencapai 5 cm, maka
kecelakaan.
Keterangan :
Jika terjadi overtravel dimana bobot imbang telah lebih dulu membentur
penyangga, padahal kereta belum sampai menyentuh saklar henti batas lintas atas
(directional limit switch), maka motor akan bekerja terus menerus, oleh sebab
saklar tersebut belum terputus oleh tuas kereta. Roda puli tarik akan berputar
terus, sementara kereta dan tali tetap diam, sehingga terjadi slip dan keduanya
menjadi rusak.
TEKNIK MESIN 45
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
lantai terminal atas, dimana pada saat itu directional limit switch terputus (lepas)
lintas (travel limit switches) yang dilengkapi dengan roller karet, dan akan
(terminal landing floors) diujung paling atas dan paling bawah, serta tuas kereta
Masing-masing pada ujung atas dan bawah terdapat atau terpasang dua
saklar. Saklar yang mula-mula tersentuh oleh tuas kereta ialah normal atau
directional limit switch pada saat kereta secara tidak normal melewati permukaan
lantai sejauh 5 cm. Kemudian saklar berikutnya yaitu final limit switch tersentuh
tuas yang sama jika kereta masih berlanjut melewati lantai sejauh tambahan 15
atau sampai dengan 20 cm dari permukaan lantai, dan memutus arus dan motor
berhenti bekerja.
Jika bobot imbang merosot dan membentur penyangga maka luas kereta
pada lantai teratas telah lebih dulu rnemutus aras dengan cara menyentuh saklar
batas (limit switch), karena posisi saklar tersebut maksimal hanya 5 cm, yaitu
jarak lebih pendek dari pada toleransi lari minimal bobot imbang sepanjang 7 cm.
TEKNIK MESIN 46
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Oleh karena itu jika toleransi lari bandul atau bobot imbang telah mencapai 5 cm
akibat dari kemuluran tali baja tarik, maka tali tersebut harus diperpendek.
Disamping dua saklar yang berjejer tersebut diatas, suatu cara pengamanan
tambahan perlu dipasang, yaitu saklar pelamban laju kereta (slow down switch)
pada kedua ujung terminal atas dan bawah. Saat kereta memperlambat lajunya,
percepatannya.
terhindar dari kejutan atau benturan. Oleh karena itu kereta akan berhenti akibat
Seluruh saklar henti pengaman, yaitu pemutus arus tenaga ke motor, harus
dipasang secara seri, sehingga satu saja dari saklar-saklar tersebut yang putus atau
terbuka akan menyebabkan motor berhenti bekerja. Saklar tersebut dari jenis
mekanis ataupun tombol, dan secara normal menutup atau menyambung satu
TEKNIK MESIN 47
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Saklar darurat berupa tombol, ungkit atau tungkai (toggle), bekerja secara
normal dan berwarna merah. Ruang luncur ekspress harus dilengkapi dengan
Contoh jarak tempuh perhentian atau kemerosotan kereta (d) saat pesawat
pengaman bekerja atau Saat governor terhentak atau jatuh (tripped) atas dasar
rumus, dimana perlambatan kira-kira berkisar mulai dari 0,2 g sampai maksimal
1,0 g dengan nilai g = 9,81 m/s2, maka nilai perlambatan dibatasi mulai dari 1,95
m/s2 sampai dengan 9,81 m/s2. Jarak kemerosotan kereta dihitung dengan rumus :
= 1 2.
(m)....................................................................... (3.21)5
TEKNIK MESIN 48
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
Dimana, V : besaran kecepan lebih (overspeed) saat governor jatuh (tripped) dan
minimal 40 sampai 60 kali diameter tali baja. Batas minimal diameter puli yang
diizinkan SNI ialah 40 kali diameter tali baja, akan tetapi hal ini cenderung
memperpendek umur tali. Oleh karena itu perencanaan diameter puli diarahkan 55
sampai 60 kali diameter tali, dengan cara memilih besaran frekuensi dan jumlah
pole. Jika diameter tali baja (d ) 13 mm, maka diameter puli tarik minimal sama
sebagai berikut:
120 . (1 − ) .
= Atau = (Hz)
120 (1 − )
Dimana,
: kecepatan putar (radial speed) dari puli atau as motor (dalam rpm)
: 3,14
TEKNIK MESIN 49
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN ELEVATOR BARANG DENGAN KAPASITAS 2 TON
: slip (3%)
TEKNIK MESIN 50
UNIVERSITAS MERCU BUANA