GAYA TARIK
Batas Kekuatan Tarik
Ada dua faktor yang membatasi kekuatan tarik pada lokomotif, yaitu :
1. Berat adhesi, yang menentukan batas kekuatan
tarik adhesi dari lokomotif
2. Tenaga mesin, sebagai sumber energi yang
menentukan batas kekuatan tarik mesin dari lokomotif
Kedua faktor di atas menentukan kapasitas atau kemampuan menarik dari lokomotif sebagai alat
traksi, yang dalam istilah asing disebut: “Tractive Effort”
Ta = f x Ga (kg)
(250 – 280 kg/t) untuk standar lok listrik dan D.E terutaman dengan roda-roda yang
1 1
f digerakkan
@ tersendiri
3,3 3
(300 – 330 kg/t) batas tertinggi untuk lok-lok listrik dan diesel, dan juga lok uap bila
digunakan pasir
Pengertian tentang berat specifiek dari kereta api
Yang dimaksud dengan “berat spesifik kereta api” (specific trainweight) adalah berat
kereta api seluruhnya dibagi oleh berat adhesi dari lokomotif, jadi sebagai berikut:
G k .a G L G r
Ga Ga
Untuk tiap-tiap satu ton berat adhesi (Ga) itu memberikan gaya tarik sebesar = 1000.f (kg)
Apabila semua roda itu merupakan roda penggerak (misalnya pada railcar), maka ini
berarti bahwa :
Kalau ada satu atau lebih “gandar jalan” (idle wheel) maka : G k.a.(spec) > 1
Tidak ada kemungkinan, bahwa Gk.a.(spec) < 1
Apabila dikatakan bahwa :
“Gaya tarik proporsional” = 50% x Ta
Maka ini berarti bahwa 50% dari berat kereta api adalah merupakan berat adhesi, dan
selebihnya adalah “bobot mati” atau berat yang ditarik (hauled weight), yaitu yang
dipikul oleh gandar-gandar jalan (idle wheel) dari lokomotif dan ditambah dengan berat
rangkaian kereta seluruhnya.
2. Batas Kekuatan Tarik Mesin
Seperti telah diterangkan di muka, maka batas kekuatan tarik mesin ini ditentukan oleh
besarnya tenaga mesin sebagai sumber energi. Batas kekuatan tarik mesin iniu baru berlaku
apabila kecepatan sudah melampaui batas kecepatan adhesi (V a)
Pada lokomotif uap gaya tarik mesin ini dapat diumpamakan sebagai gaya tarik ketel yang
ditentukan oleh kapassitass atau tenaga dari ketel uap. Dalam membuat rancangan (design)
dari sebuah Lok Uap haruslah ditentukan terlebih dahulu berapa pk tenaga silinder uap yang
dibutuhkan, kemudian barulah ditentukan ukuran-ukuran silinder uap yang didasarkan pada
pengisian uap sebesar 25 a 30%
Secara konstruktif pengisian uap ini dibuat sampai sebesar 75 a 80%. Pengisian uap yang
tinggi ini terutama diperlukan pada waktu “mula gerak” atau pada “pembebanan lebih”
(overbelasting)
Kalau kesempatan kerja (ooperating speed) = V km/jam, dengan putaran roda penggerak per detik = n, serta hasil
uap maksimum yang dapat dipertahankan (vol te houden stroomproducts) sebanyak = Q km/jam, maka jumlah
yang tersedia untuk setiap pengisian satu silinder uap pada lokomotif
Q
dengan mesin kembar adalah sebesar: Qsil = 3600 x n x 4 (kg)
Jumlah uap sebanyak Qsil (Kg) inilah yang menentukan besarnya tegangan uap rata-rata (P m) di dalam silinde uap,
dan menentukan batas gaya tarik ketel Tm
Keterangan :
D = Diameter torak (cm)
S = Langkah torak (m)
Pm = Tegangan uap rata-rata dalam silinder (Kg/cm2)
N = Putaran roda penggerak per detik
Menurutkan
270 x rumus
Ni di muka besarnya gaya tarik indikator dalam silinder uap menjadi :
V
Ti = (Kg)
Pada Lok Diesel Elektris gaya tarik silinder atau gaya tarik indikator (T i) dapat diumpamakan sebagai gaya tarik
pada “traksi motor”-nya
Sedangkan pada Lok Diesel Hidrolis dapat diumpamakan sebagai gaya tarik dari “turbo” pada convertornya
c. Gaya Tarik pada Roda Penggerak
Apabila tenaga yang diberikan pada roda-roda penggerak itu N r, maka
270 x N r
besarnya gaya tarik pada roda penggerak ialah : : T r = V (Kg)
Pada Lok D.E : Nr = e x Nm
270 x η e x N m
η e x Tm
Jadi Tr = V
m = rendemen perpindahan mekanis dari silinder uap sampai pada roda-roda penggerak
Seperti telah diuraikan dimuka, maka gaya tarik yang dapat diberikan oleh roda-roda penggerak
maksimum hanya sampai pada batas kekuatan tarik adhesi, dan tidak mungkin melampaui gaya
tarik adhesi (Ta) sebab bila Ta dilampaui maka akan terjadi “selip”.
d. Gaya Tarik pada Kait Lokomotif
Gaya tarik efektif yang terdapat pada kait lokomotif, yaiitu yang tersedia untuk
menarik rangkaian kereta/ gerbong adalah sama besarnya dengan gaya tarik dari
roda-roda penggerak dikurangi dengan perlawanan total dari lokomotif itu sendiri.
Untuk dapat mengatasi seluruh perlawnan dari rangkaian kereta/ gerbong yang
ditariknya, maka gaya tarik kait (Tk) itu minimal harus sama dengan perlawanan total
dari seluruh rangkaian kereta/gerbong (W r (tot)), jadi :