RAIL HAULAGE
2.1 Pendahuluan
Lokmotif dan Lori Adalah opsi yang berguna dalam kegiatan pemindahan material
tambang bawah tanah karena kesesuaiannya dengan jalan yangberlatif datar, memilik i
kemiringan maksimum 15%, jarak angkut yang jauh, kapasitas angkut besar, serta durasi
pekerjaan yang panjang. Penggunaan Lokomotif dan Lori dalam sistem pengagkuta n
bergantung pada berbagai faktor seperti kondisi jalan atau rel, jenis tanah yang akan diangkut,
dan kamampuan tenaga yang dimiliki oleh lokomotif itu sendiri.
Saat memiliki jenis dan ukuran lokomotif, penitng untuk mempertimbangkan berbagai
kondisi pekerjaan yang dihadapi, baik itu terkait dengan jalur transportasi yang akan dilalui
atau faktor teknis terkait daya Tarik yang diperlukan. Kapasitas tenaga yang dimiliki oleh
lokomotif harus cukup untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi ketika menarik
rangakaian lori. Ini sangat mempengaruhi kemampuan Tarik dan kecepatan yang dapat
diacapai oleh lokomotif tersebut. Berdasarkan sumber tenaganya lokomotif dapat dibedakan
menjadi 6 macam yaitu:
Berdasarkan pada cara pengosongan muatan, lori pun dibagi menjadi 4 macam yaitu:
10
Dan terdapat satu istilah lagi yaitu rail gauge yaitu jarak antara rel. Ini penting untuk
memastikan mobilitas dan kestabilan yang optimal saat melintasi jalur yang berkelok-kelok.
11
a) Koefisien adhesi, yaitu perbandingan antara gaya tangensial yang diperlukan untuk
menyebabkan roda penggerak selip terhadap beban yang bekerja pada roda
penggerak.
b) Tractive effort, merupakan gaya gesek yang bekerja pada rel oleh roda penggerak
pada titik kontaknya besar tractive effort dirumuskan sebagai berikut.
𝑃
𝑇𝑒 = 𝑥𝐸
𝑉
c) Tahanan gerak (resistance to motion), Tahanan gerak pada lokomotif maupun lori
ditimbulkan oleh banyak faktor seperti bearing friction dan rolling resistance. Pada
prakteknya bearing friction dan rolling, resistance antara roda dan rel dijadikan satu.
Sebagai pendekatan empiris biasanya nilai rolling resistance (Rr) = 88 N/ton dari
berat lokomotif + lori. Tahanan gerak dirumuskan sebagai berikut.
12
Melakukan pengukuran dengan menggunakan meteran
Dari hasil pengamtan dan pengukuran yang dilakuakan didapatkan data sebagai berikut.
13
1 2 3 Rata-rata
Wheelbase (WB) 49 49 49 49
Wheel Gauge 48 48 50 48,6
(WG)
Rail Gauge (RG) 52 52 52 52
𝑊 = 𝑡𝑎𝑛 −1 (0,0693878)
𝑊 = 3,97°
𝑈 + 2𝑉 = 180°
𝑈 + 2(86,03°) = 180°
𝑈 = 180° − 172,6°
U = 7,4°
14
𝑊ℎ𝑒𝑒𝑙𝑏𝑎𝑠𝑒 2
𝑅=√
(2 − 2 cos 𝑢)
492
𝑅=√
(2 − 2 𝑐𝑜𝑠7,4°)
𝑅 = 421,78 𝑐𝑚
2.5 Pembahasan
Terdapat beberapa alasan mengapa suatu kegiatan tambang bawah tanah sering
menggunakan lori dan lokomotif sebagai alat haulage:
• Kapasitas Angkut yang Besar, Lokomotif dan lori dirancang untuk dapat
mengangkut beban yang besar dan berat. Dalam tambang bawah tanah, seringka li
terdapat volume besar material yang perlu dipindahkan dari area tambang ke
permukaan. Keunggulan kapasitas angkut yang dimiliki oleh lori dan lokomotif
memungkinkan untuk mengangkut jumlah material yang signifikan dalam satu
perjalanan, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam kegiatan tambang.
• Kemampuan Manuver di Area Terbatas, Tambang bawah tanah sering memilik i
ruang yang terbatas dan jalur yang berbelok. Lori dan lokomotif dilengkapi dengan
bogie yang memungkinkan mereka untuk manuver dengan baik di lorong-loro ng
sempit dan tikungan yang tajam, yang sulit diakses oleh kendaraan lain.
• Penggunaan Tenaga Listrik atau Diesel yang murah, Lokomotif yang digunaka n
dalam tambang bawah tanah umumnya didukung oleh tenaga listrik atau diesel
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan modaldi kegiatan tambang. Tenaga ini
memungkinkan lokomotif untuk bekerja di lingkungan yang sering kali memilik i
ventilasi terbatas dan meminimalkan risiko pencemaran udara di dalam tambang.
• Keamanan dan Keselamatan, Penggunaan lori dan lokomotif yang dilengk ap i
dengan sistem keamanan dan kontrol yang canggih membantu dalam mengura n gi
risiko kecelakaan dan insiden di lingkungan tambang yang berpotensi berbahaya.
Hal ini termasuk sistem pengereman yang baik, alat pemantauan, dan perangkat
keselamatan lainnya yang terintegrasi.
Dari pengolahan data didapatkan nilai sudut – sudut yangbterdapat pada lori dengan
menggunakan persamaan yang ada didapatkan besar sudut W sebesar 3,97°lalu didapatkan juga
besar sudut V sebesar 86,3°, Setelah itu didapatkan besar sudut U sebesar 7,4°. Setelah
didapatkan besar sudut masing-masing dapat ditentukan nilai radius dari tikungan lori dengan
persamaan yang ada didapatkan radius tikungan lori sebesar 421,78 cm.
15
2.6 Daftar Pustaka
Dosen Tambang ITB. 2021.Diktat PeralatanTambang. Prodi Teknik Pertambangan Institut
Tekonologi Bandung
16