DAN PENAMBAT 3
3.1
REL
• Karakteristik dan Bentuk
Geometri Rel
• Dimensi Rel
• Gaya-gaya pada Rel
• Umur Rel
• Rel Panjang
Spesifikasi Bahan Rel
Pemilihan bahan untuk rel harus
mempertimbangkan agar rel mampu mengatasi
pengaruh lingkungan dan proses degradasi
(keausan) akibat terjadinya proses fisik dan
kimiawi akibat gesekan antara roda kereta
dengan rel yang berupa :
▪ Erosi yaitu pengikisan permukaan rel akibat
gaya adhesi dimana terjadi gesekan antara roda
kereta dan kepala rel.
▪ Abrasi yaitu pengelupasan molekul-molekul
bahan rel akibat gesekan bermuatan dari roda
kereta
▪ Benturan permukaan (surface crushing) akibat
kelelahan bahan rel (fatique) dan retak
permukaan
▪ Reaksi kimiawi akibat tegangan dan panas
pada bidang permukaan rel
▪ Delaminasi di bawah permukaan bidang sentuh
rel akibat terjadinya deformasi plastis.
O
l
l α M M'
α O' F = E A α ∆T Maka: F = r * l
3.2
PENAMBAT/FASTENE
R
• Karakteristik dan
Ketentuan Penambat
• Jenis-jenis Penambat
Faktor-Faktor Penggunaan
Penambat
Penggunaan jenis penambat ditentukan oleh
pertimbangan beberapa faktor-faktor yang
dominan berikut ini :
• Pengalaman pemakaian, terkait dengan catatan
teknis pemakaian.
• Besarnya gaya jepit (clamping force) yang
dihasilkan oleh penambat.
• Besarnya nilai rangkak (creep resistance) yang
dihasilkan oleh penambat.
• Kemudahan dalam perawatan penambat
(maintenability).
• Pemakaian kembali (re-use) penambat jika rel
diganti dimensinya, artinya pembongkaran dan
pemasangan kembali penambat dapat dilakukan
tanpa merusak struktur penambat tersebut.
• Umur penambat (durability / life time).
• Harga penambat .
• Selain itu, masih terdapat faktor-faktor lain
yang sifatnya sebagai pertimbangan lain (tidak
dominan).
Persyaratan Teknis Penambat
• Gaya jepit harus kuat untuk menjamin gaya tahan
rel pada bantalan lebih besar daripada gaya tahan
rangkak bantalan pada stabilitas alas balas.
• Gaya jepit penambat dapat bertahan lama,
meskipun alat jepit tidak dapat dihindarkan dari
adanya kelonggaran dan keausan pada pelat andas
maupun angker akibat dari menahan getaran yang
berterusan.
• Frekuensi getaran alami (natural frequency)
penambat harus lebih besar dari frekuensi getaran
alami rel supaya dapat mencegah setiap kehilangan
kontak antara penambat dengan rel selama lalu lintas
berlangsung.
• Material penambat harus mempunyai kualitas yang
baik agar dapat mempertahankan kekenyalan
penambat dalam jangka waktu lama.
• Teknologi pemasangan rel dan penambat
sebaiknya dilakukan secara cepat baik dilaksanakan
secara mekanik sederhana maupun manual.
• Penyetelan penambat sebaiknya dilakukan secara
cepat dan mudah, serta diusahakan dapat dilakukan
oleh petugas selain teknisi.
• Penambat cukup mampu dan kuat sebagai
penggabungan susunan isolasi listrik dan mudah
diganti bila rusak.
• Penambat mempunyai alas karet yang dapat
mencegah rangkak rel, meredam tegangan vertikal
yang bekerja ke bawah, dan melindungi permukaan
bantalan serta mempunyai tahanan daya tahan listrik
yang cukup untuk pemisahan rel dari bantalan.
Tipe Penambat
F-Type DORKEN-Clip
Tirpon
PANDROL-Clip
DE-Clip Kelas Jalan Jenis Alat Penambat
I II
III
NABLA-Clip
IV V
Elastik Ganda
Elastik Ganda
Elastik Ganda
Elastik Tunggal
Elastik Tunggal
Konsep perhitungan
bantalan
Berdasarkan konsep Beam on Elastic Foundation
(BoEF)
Q1 Q1
→ dari konsep BoEF
0,393
Contoh Kasus
∎ Jikadigunakan R.54 (E = 2,1 × 106 kg/cm2, dan IX =
2346 cm4) yang
dipasang pada Kelas Jalan I, S = 60 cm dan k (nilai
modulus jalan rel) = 180 kg/cm2. Tentukan beban yang
didistribusikan dari rel ke bantalan !
Jawaban :
→ Beban yang didistribusikan ke setiap bantalan adalah
60% dari beban dinamis.
Analisis Kesesuaian Penggunaan
Bantalan Kayu
Komponen panjang bantalan L dibagi atas bagian a
(jarak sumbu vertikal rel terhadap bantalan ke tepi)
dan c (setengah jarak antar sumbu rel).
E = modulus elastisitas kayu (kg/cm2) k = modulus jalan rel/reaksi
balas (kg/cm2)
CD
CD
Pendekatan non-linier
σlt = tegangan lentur kayu sejajar serat (kg/cm2)
Nomen Klatur:
V
1111
UL
sinh x = e^-e-x
in
e-*
cosh x= e+
N.
Studi Kasus
Jika digunakan data bantalan : (200 × 22 × 13)
cm3 (PD. 10 Tahun 1986) dengan σlt = 125
Studi Kasus
Studi Kasus
Studi Kasus
Studi Kasus
Studi Kasus (Analisis
Tegangan Awal)
Studi Kasus
Studi Kasus (Analisis
Tegangan Efektif)
Studi Kasus
Kontrol Tegangan Ijin
Perhitungan Bantalan
Bi-Blok
Alur Perhitungan Bantalan
Bi-Blok
Prosedur Perhitungan :
∎ Tentukan dimensi bantalan bi-blok yang akan
digunakan.
∎ Perhitungan tegangan di bawah bantalan
dengan mengasumsikan
bahwa tegangan yang terjadi di bawah bantalan
merupakan tegangan
merata dalam satu blok yang dihitung dari beban
luar yang bekerja
pada bantalan.
∎ Kontrol tegangan tekan yang terjadi pada
beton terhadap mutu beton
yang akan digunakan.
∎ Kontroltegangan geser tekan yang terjadi
pada beton terhadap mutu
beton yang akan digunakan.
berikut :
1. Pengujian Beban Statis 2. Pengujian Beban
Dinamis 3. Pengujian Cabut Khusus untuk
bantalan beton, juga perlu dilakukan pengujian
tekan sebelum diadakan pengecoran. Ini