Bantalan beton
Lebar Sepur
REL
Selain itu, gaya arah horizontal yang disebabkan oleh gaya angin,
goyangan kereta api, dan gaya sentrifugal menyebabkan momen
lentur arah horizontal.
Untuk dapat menahan momen tersebut, maka rel dibuat sebagai
batang yang dgn bentuk dasar profil I.
Rel vignola terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan
kaki. Rel vignola mempunyai keunggulan sbb:
a. Momen perlawanan cukup besar dan relatif mudah untuk
dibentuk lengkung horizontal
b. Kaki yang lebar dengan sisi dibawah datar, menjadikan rel mudah
diletambatkan pada bantalan, serta lebih stabil kedudukannya
c. Kepala rel sesuai dengan bentuk kasut roda.
Kepala Rel
Bentuk permukaan kepala rel dirancang sedemikian sehingga cocok
dgn permukaan kasut roda kereta api, hal tsb diperoleh dari
kombinasi antara kualitas perjalanan yg baik dan tegangan kontak
yang minimum.
Badan rel
Ketebalan dan kekuatan badan rel dirancang untuk dapat
menghasilkan kuat geser yang cukup utk melindungi thd
kerusakan. Pertemuan antara permukaan badan rel dengan
permukaan bawah kepala rel dan permukaan atas kaki rel perlu
dibuat lengkung transisi. Lengkung transisi diperlukan untuk
mengatasi besarnya tegangan yang timbul pada pertemuaan
antara permukaan akibat dari kedudukan roda dan rel yang
miring. Gaya yang terjadi pada pertemuan permukaan tersebut
diatas (curvingforces), dapat mencapai 35% dari beban gandar.
Kaki Rel
Lebar kaki rel harus mencukupi utk memberikan kestabilan thd
guling (overturning) dan bidang yang cukup luas bagi penambat
rel untuk menjepitnya secara efektif. Permukaan kaki rel dibuat
rata agar dapat mendistribusikan beban dari roda kepada bantalan
secara merata. Sedangkan permukaan kaki rel dibuat rata (tidak
melengkung) agar tegangan kontak antara penambat rel dan rel
dapat minimal.
Jarak tepi bawah kaki rel ke Yb (mm) 68,50 71,60 76,20 80,95
garis netral
Penampang melintang
Bahan dan Kekuatan Rel
Agar supaya rel dapat mempunyai umur manfaat yang lebih panjang, maka yang
digunakan adalah rel tahan aus dan tidak mudah retak. Dengan umur manfaat yang
lebih panjang, maka siklus pergantian rel akan menjadi lebih panjang. Untuk
mendapatkan rel yang tahan aus dan tidak mudah retak bahan dasar rel selain Fe
sebagai bhn utama, juga mengandung C, Mn.
Kekuatan rel diukur dengan kuat tarik, rel yg digunakan harus mempunyai kuat tarik
minimum 90 kg/mm2, dengan perpanjangan minimum 10%.
Macam Rel
Terdapat tiga macam rel tahan aus (wear resistant-WR) menurut klasifikasi UIC
(Union International des Chemis de Fer), yaitu WR-A, WR-B, WR-C. Tabel 3-2
menunjukan kadar C dan Mn yang ada pada rel klasifikasi UIC dan rel yang
digunakan di Indonesia oleh PT. Kereta Api (persero)
Macam rel Kadar C (%) Kadar Mn (%)
Jenis Rel
Jenis rel yang dimaksud di sini adalah rel menurut panjangnya. Terdapat tiga
jenis rel menurut panjangnya, yaitu:
a. Rel standar
b. Rel pendek
c. Rel panjang
Rel Standar
Rel standar mempunyai panjang 25 meter. Pada waktu yang lalu, panjang
rel standar ialah 17 meter, tetapi sekarang PT.KA (persero) menggunakan
panjang 25 meter sebagai pengganti panjang rel standar 17 meter
mempunyai keuntungan sbb:
• Jumlah sambungan rel dapat dikurangi, dari 59 sambungan setiap km
menjadi 40 sambungan setiap km (hemat 32%)
• Dapat meningkatkan kenyamanan perjalanan, krn pada saat melewati
sambungan dapat menimbulkan getaran.
Rel Pendek
Rel pendek dibuat dari beberapa rel standar yang
disambung dengan las dan dikerjakan ditempat
pengerjaan. Rel pendek panjang maksimumnya 100 meter.
Batasan panjang rel pendek yang disambung dengan cara
pengelasan ditempat pengerjaan tersebut diatas adalah
berdasarkan pada kemudahan pengangkutan kelapangan
dan pengangkatannya dilapangan.
Rel Panjang
Rel panjang dibuat dari beberapa rel pendek yang
disambung dengan las di lapangan, dikenal pula sebagai
continuous welded rail (CWR). Panjang minimum rel
panjang tergantung pada jenis bantalan yang gunakan dan
tipe rel, seperti yang tercantung pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.5 Panjang minimum rel panjang
Jenis Tipe Rel
Bantalan R.42 R.50 R.54 R.60
Bantalan Kayu 325 m 375 m 400 m 450 m
Bantalan Beton 200 m 225 m 250 m 275 m
∆L = L x λ x ∆T . . . . . . . . (3.1)
Dengan:
∆L = pertambahan panjang (m)
L = panjang rel (m)
λ = koefisien muai panjang, dan
∆T = pertambahan temperatur (°C)
Menurut hukum Hooke, gaya yang terjadi pada batang rel
adalah:
F = Lxx . . . . . . . . (3.2)
Dengan : L
F = gaya yang terjadi pada batang rel,
E = modulus elastisitas rel, dan
A = luas penampang rel
Dengan mensubtitusikan persamaan (3.1) ke (3.2) maka didapat:
F = E x A x λ x ∆T . . . . . . . . (3.3)
F = E x A x λ x ∆T
Grb. Diagram gaya normal pada rel
Rel diletakkan di atas bantalan, maka diagram gaya lawan
oleh bantalan ialah seperti di bawah ini: Rel ditumpu bantalan
Rel
Bantalan
l l
O M O
M
β F = E x A x λ x ∆T β
=rxl
l l
Gbr: Penyederhana gaya lawan bantalan pada rel
l = OM = T ....... (3.4)
r
Dengan r = tg β = gaya lawan bantalan tiap satuan panjang
Fles Roda
Gandar Gandar
Kemiringan = 1:40
Bantalan beton
x2
Yo
Mo
Pd x
M e (cosx sin x)
X1 4
k = modulus elastisitas jalan rel = 180 kg/cm2
Gbr. Defleksi dan Momen yang terjadi pada rel akibat beban roda
k
dumping factor 4
4EI
M = 0, apabila cos ηx - sin ηx = 0 atau cos ηx = sin ηx dan x = /4,
karena itu maka:
Pd
x1
4 EI Mo
4
4
4 k
Dimana:
I = Momen inersia rel pada sumbu x – x Pd = gaya dinamis roda
E = modulus elastisitas rel = 2,1 x106 kg/cm2
Untuk transformasi gaya statis roda menjadi gaya dinamis
roda diagunakan persamaan Talbot sebagai berikut:
Pd = Ps + 0,01 Ps (V – 5)
dimana
Pd = gaya dinamis roda (ton)
Ps = gaya statis roda (ton), dan
V = kecepatan kereta api (mil/jam)
Penyelesaian
a. Perhitungan beban dinamis dengan menggunakan
persamaan Talbot
V
b. Pd= Ps [1 0,01( 5)]
1,609
Pd = 9000 [1 0,01 ( 110 5)] 14.702,90
1,609
= 0,0097761
Kg/cm2
SAMBUNGAN REL
Rel
15 Bantala beton
35
Gbr. Sambungan Menumpu
Penempatan Sambungan
Penempatan sambungan rel pada sepur dapat
dilakukan dengan dua macam:
a. Penempatan secara siku-siku (square joint)
b. Penempatan berselang seling (staggered joint)
Sambungan di Jembatan
Beberapa ketentuan sambungan rel yang
digunakan berkaitan dengan struktur jembatan
sbb:
a) Tidak ada sambungan rel di dalam bentang
jembatan, hal ini utk mengurangi beban
dinamis yang diterima oleh struktur jembatan.
b) Rel dan bantalan satu kesatuan harus bebas
dari geser akibat pemuaian rel
c) Apabila menggunakan rel pendek, sambungan
rel harus diluar pangkal jembatan
d) Apabila digunakan rel panjang, jarak antara
sambungan dengn ujung jembatan ≥ panjang
daerah muai.
Sambungan Rel
Rel
Jembatan
≥ Lm ≥ Lm
G = L x λ x (40 – t) +2
Dengan:
G = besarnya celah sambungan rel (mm)
L = panjang rel (m)
λ = koefisien muai panjang rel (1,2 x 10-5), dan
t. = suhu pemasangan ( °C)
Tabel 3.7 Besarnya celah sambungan rel untuk rel standar
dan rel pendek pada semua tipe rel
Suhu Pema Panjang Rel (m)
sangan (°C)
25 50 75 100
Celah (mm)
≤20 8 14 16 16
22 7 13 16 16
24 7 12 16 16
26 6 10 15 16
28 6 9 13 16
30 5 8 11 14
32 4 7 9 12
34 4 6 7 9
36 3 4 6 7
38 3 3 4 4
40 2 2 2 2
42 2 1 0 0
44 1 0 0 0
≥46 0 0 0 0
Celah Sambungan Rel pada Rel Panjang
Besarnya celah sambungan rel pada rel panjang
dipengaruhi oleh suhu pemasangan, tipe rel dan jenis
bantalan yang digunakan.
xx x(50t ) 2
G 2
dengan:
2.r
G = besarnya celah sambungaan rel (mm) t = suhu pemasang
E = modulus elastisitas rel an (°C)
A = luas penampang rel (mm2) r = gaya lawan bantal
= koefisien muai panjang rel an tiap satuan pjg
Perhitungan menggunakan formula di atas dibatasi dengan
batasan maksimum besarnya celah sambungan rel ialah 16
mm.
Suhu (°C)
Tipe Rel
Minimum Maksimum
R.42 22 46
R.50 24 46
R.54 24 46
R.60 26 46
Pelat Penyambung
Kemiringan Kemiringan
Tipe Rel permukaan bawah permukaan
kepala rel atas kaki rel
R.42 1:4 1:4
R.50 1 : 2,75 1 : 2,75
R.54 1 : 2,75 1 : 2,75
R.60 1 : 2,93 1 : 2,75
Sesuai dengan fungsinya, pelat penyambung harus
mempunyai kuat tarik yang cukup, oleh karena itu maka
kuat tarik bahan pelat penyambung disyaratkan tidak boleh
kurang dari 58 kg/mm2.
Pelat Penyambung
7 13 16 13 7
56 cm
Pelat Penyambung
7 13 13 13 13 13 7
82 cm
Gbr. Pelat Penyambung untuk R.60