Anda di halaman 1dari 33

Jalan Kereta Api

EVI PUSPITASARI, ST, M.SC


Pendahuluan

Transportasi terkait dengan perpindahan manusia, barang


dan jasa.
Peranan transportasi di bidang sosial perpindahan dengan
berbagai macam moda transportasi dari satu tempat ke
tempat lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kecepatan moda transportasi dan biaya tranportasi ikut
berperan dalam bertambahnya kegiatan dan jangkauan
manusia.
Peranan transportasi di bidang lingkungan Khususnya
untuk kereta api, memiliki dampak polusi udara yang kecil
dibandingkan moda transportasi lainnya, apalagi dilihat dari
jumlah penumpang/barang yang terangkut.
Peranan di sektor ekonomi
berhubungan dengan produksi,
Pengaruh transportasi di sektor
konsumsi, dan distribusi barang
ekonomi digambarkan dengan
dan jasa. grafik berikut:
Biaya Harga

E E
Sektor ekonomi berkaitan dengan
adanya supply and demand. D La
m
a
D
m
s te
Si
iki C
C perba
Dalam hal pertahanan dan m ya
ng d i
Siste Harga
keamanan, transportasi menjaga B B Harga di x ditambah maksimum
hubungan antar daerah tetap A A
biaya transportasi
Ambang biaya transportasi
yang dapat
dibayar oleh
terjaga. Kereta api juga berperan konsumen di
Y
dalam sejarah angkutan perang Harga
barang di x
di berbagai negara. 0
(tempat asal)

X Y Jarak
Sejarah Perkeretaapian

Pertama diaplikasikan di Inggris (1630).


Gerbong ditarik kuda dan sapi jantan diatas jalan
biasa jalan cepat rusak, kapasitas rendah
dibuat bantalan dari kayu diganti kayu berlapis
besi diganti besi semua roda diberi flens
(flange)
Lokomotif uap tahun 1797 dan 1813 (Inggris)
Lokomotif diesel-listrik 1925 (Amerika)
Persinyalan mekanis elektrik
Perkembangan Kereta Api

Menurut energi yang Menurut gerakan roda di Menurut banyaknya rel yang
digunakan: atas rel: digunakan:
1. Kayu bakar 1. Sistem adhesi (roda baja) 1. Rel ganda (twin rails)
2. Batu bara 2. Adhesi diperkecil (roda ban 2. Rel tunggal (monorail)
3. Minyak bumi udara)
4. Listrik 3. Levitasi magnetik (melayang
dengan pengarah)
Menurut traksi (lokomotif Menurut persinyalan pengamanan:
penarik): 1. Manual
1. Tenaga uap (KRU), v: 40 2. Mekanik
km/jam 3. Mekanik terpusat
2. Motor diesel (KRD), v: 120 4. Elektro mekanik
km/jam 5. Elektro magnetik
3. Diesel listrik (KRL), v: 200 6. Elektronik (computerized):
km/jam a. ATO (Automatic Train Operation)
4. Motor Listrik, v: 300-500 b. ATS (Automatic Train Stop)
km/jam c. ATC (Automatic Train Control)
Sejarah Perkeretaapian di Indonesia

Dibangun NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg


Maatschppij).
Panjang rel 26 km.
Lintas Kemijen-Tanggung, tahun 1867. Dilanjutkan
hingga Sumatera dan Sulawesi.
Jaringan jalan rel berkurang pada masa penjajahan
Jepang.
Berperan dalam perjuangan kemerdekaan untuk
pengangkutan logistik dan mobilisasi prajurit.
Pengelola kereta api: DKARI DKA PNKA PJKA
Perumka PT Kereta Api (Persero)
Keunggulan Kereta Api

1. Merupakan angkutan massal (mengangkut dalam jumlah besar)


2. Hemat energi
3. Memiliki daya jangkau yang fleksibel (dekat/komter, sedang, jauh)
4. Hemat lahan
5. Tidak Polutif
6. Memiliki tingkat keselamatan yang tinggi
7. Akomodatif dengan kebutuhan kapasitas penumpang
8. Mampu menembus perkotaan dan pusat kota
9. Perkembangan teknologinya cukup mengakomodasi kemudahan
penggunanya
10. Cukup handal dalam perubahan cuaca dan iklim
11. Kompetitif dan efisien
Kelemahan Kereta Api

1. Harus terikat pada sistem jalur tetap, kurang


fleksibel dalam frekuensi perjalanan dan jadwal.
2. Tidak adaptif dengan teknologi baru dalam waktu
yang singkat (prasarana, biaya, SDM)
3. Biaya pemeliharaan yang tinggi
4. Tidak door to door services
Dampak Positif Kereta Api Secara Nasional

1. Mengurangi kepadatan jalan raya


2. Hemat penggunaan energi
3. Mengurangi tingkat kecelakaan
4. Mengurangi kepadatan lalu lintas laut dan udara
5. Mengurangi tingkat polusi
6. Menghemat lahan
Perbandingan Jalan Raya dan Jalan Rel

No Item Jalan Raya Jalan Rel


1. Bahan Jalur Perkerasan fleksibel, kaku, dan Beberapa batang di atas fondasi elastis
komposit
2. Lalulintas Berbagai macam (dari pejalan kaki Hanya untuk kereta api saja
sampai truk)
3. Pelayanan Dapat mengakses sampai tempat tujuan Membutuhkan moda transportasi lain untuk
menuju dan dari stasiun kereta api
4. Biaya perjalanan Menguntungkan untuk jarak yang Menguntungkan untuk jarak yang jauh
pendek
5. Kecepatan Tergantung dengan kepadatan Kecepatan lebih tinggi, tidak ada hambatan
lalulintas, kecepatan dibatasi dan tundaan lalulintas
6. Perpindahan lajur Melalui persimpangan sebidang dan Menggunakan wesel
tidak sebidang
7. Biaya pemeliharaan Relatif murah Menyangkut prasarana, peralatan yang canggih
dan sdm khusus. Relatif lebih mahal
8. Tegangan Diteruskan ke tanah dasar melalui Beban lokomotif dan gerbong diteruskan oleh
susunan lapis perkerasan sepur
9. Gesekan Terjadi gesekan tinggi antara roda Terjadi gesekan sebesar 20% gesekan roda dan
dengan lapis perkerasan lapis perkerasan. Gesekan antara roda baja dan
kepala rel (baja).
Persoalan dalam Perkembangan Perkeretaapian

1. Tersedianya moda transportasi lain


2. Kondisi prasarana kereta api belum memadai
3. Tingkat disiplin masyarakat masih rendah (tempat
tinggal liar di sekitar jalan rel, pejalan kaki masuk
jalan rel)
4. Adanya perlintasan dengan jalan raya
5. SDM kurang memadai
6. Pelayanan untuk kepuasan konsumen masih
rendah
Kebijakan Untuk Mengembangkan Kereta Api

1. Adanya link yang mudah antar dan intra moda


2. Sistem angkutan umum dikembangkan secara serius,
aman, nyaman, efisien
3. Membenahi manajemen transportasi perkotaan
(pemilihan trayek, pertimbangan kepadatan penduduk
dan daerah-daerah bangkitan dan tarikan lalulintas)
4. Melakukan koordinasi yang baik antara perencana,
pelaksana dan pembuat kebijakan
5. Melibatkan swasta dalam investasi dan operasional
6. Mengutamakan analisis dampak lingkungan terutama
dalam perencanaan
Pembangunan Perlintasan Tidak Sebidang Antara Jalan Raya
dan Jalan Kereta Api

1. Mengurangi kemacetan
2. Meningkatkan kualitas transportasi perkotaan
3. Meningkatkan tingkat ekonomi dan sosial
4. Meningkatkan ketertarikan penumpang
5. Menghilangkan daerah kumuh
6. Memperbaiki tata kota
7. Memperbaiki akses antar pusat kegiatan
Jalur Ganda

1. Meminimalisir risiko kecelakaan kereta api


2. Tidak ada gangguan antar kereta yang berlawanan
arah
3. Mengurangi waktu pada saat ada persilangan
(pengereman, waktu start, koordinasi petugas)
4. Meningkatkan kapasitas
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kereta Api

Jarak tempuh
Kecepatan
Kualitas prasarana penunjangnya ( lereng penentu,
radius lengkungan, kapasitas)
Kualitas sarana (lokomotif, gerbong)
Jumlah ketersediaan moda
Perbandingan Karakteristik antara Transportasi Udara,
Jalan Rel, dan Jalan Raya

No Karakteristik Tranportasi Transportasi Transportasi


. Udara Jalan Rel Jalan Raya
1. Sinyal lalulintas Radio Pada beberapa Penuh
pertemuan
2. Kecepatan Sangat tinggi Tinggi Sedang
3. Akses Jelek Jelek Sangat baik
4. Penggunaan Sangat luas Sempit Lebih lebar
Lahan
5. Suara Sangat keras Keras Sedang
6. Polusi Udara Tinggi Rendah Sedang/Tinggi
7. Efisiensi Energi Rendah Tinggi Tinggi untuk
bus, rendah
untuk mobil

Carpenter dalam Hapsoro, Suryo


Pengelompokan dan
Karakteristik Jalan Kereta Api

1. STRUKTUR JALAN REL


2. K L A S I F I K A S I J A L A N R E L
3. D I M E N S I R U A N G
Struktur Jalan Rel

rel
bantalan

Bagian atas
Bagian bawah

Tanah dasar
Pelindung lereng Saluran tepi
PD-10 PKJR

penambat
rel bantalan

balas
Sanggapramana.wordpress.com
Susunan rel-bantalan-penambat menyambung secara memanjang
membentuk jalur sepur (track).
Sepur terletak di atas balas, di bawahnya terdapat subgrade.
Saat kereta api melintas, susunan sepur sampai dengan tanah dasar
harus mampu menahan gaya-gaya vertikal dan horisontal (tegak
lurus dan sejajar sumbu sepur).

hendriyana90.wordpress.com
Gaya Vertikal

Berasal dari berat kereta api


Terjadi defleksi vertikal
Terdiri dari:
No. Gaya vertikal Keterangan

1. Gaya lokomotif 1. Lokomotif BB (Wlok = 56 ton)


Gaya Bogie (Pb) = Wlok/2 = 56/2 = 28 ton
Gaya gandar (Pg) = Pb/2 = 14 ton
Gaya roda statis (Ps) = 7 ton
2. Lokomotif CC (Wlok = 84 ton)
Pb = 42 ton, Pg = 14 ton, Ps = 7 ton
2. Gaya kereta (car, Untuk angkutan penumpang. W = 40 ton, Pb = 20 ton, Pg = 10 ton,
coach) Ps = 5 ton

3. Gaya gerbong Untuk angkutan barang


(wagon) Dapat terdiri dari 2 gandar (tanpa bogie) atau 4 gandar (dengan
bogie)
4. Faktor dinamis Akibat beban dinamik kereta.
Pd = Ps * Ip
Ip ( Faktor dinamik) = 1 + 0,01 ( V/1,609 5)
Gaya horisontal

1. Tegak lurus sumbu sepur


Karena adanya snake motion kereta api, gaya angin, dan gaya
sentrifugal.
2. Sejajar sumbu sepur
Gaya pengereman, gesekan, kembang susut rel, gaya berat saat
tanjakan/turunan.
Pengelompokan Jalan Kereta Api

1. Pengelompokan menurut lebar sepur


2. Pengelompokan menurut kecepatan ijin
maksimum
3. Pengelompokan menurut kelandaian
4. Pengelompokan menurut jumlah jalur
5. Pengelompokan menurut kelas jalan rel
Pengelompokan Menurut Lebar Sepur

Lebar sepur: lebar terpendek bagian sisi dalam


kepala rel
Terdiri dari:
1. Sepur sempit (narrow gauge). Lebar sepur <
1435 mm
2. Sepur standar (standard gauge). Lebar sepur=
1435 mm
3. Sepur lebar (broad gauge). Lebar sepur > 1435
mm
Pengelompokan Menurut Kecepatan Ijin Maksimum

Jenis kecepatan:
1. Design speed Kelas Kecepatan
Jalan Maksimum
Untuk perancangan dan perencanaan
Rel (km/jam)
geometri
I 120
2. Maximum speed
II 110
Kecepatan paling tinggi yang diijinkan
untuk melintas di sepanjang rel III 100
3. Operational speed IV 90
Kecepatan rerata kereta api pada suatu V 80
jalur tertentu
4. Commercial speed
Ditujukan untuk pengguna kereta api V (design) = 1,25 * V maks
(jarak/waktu tempuh) V design tikungan, lengkung
peralihan = V maks
Pengelompokan Menurut Kelandaian

Kelompok Lintas Jalan Kereta Api Kelandaian (%0)


Lintas Datar 0 10
Lintas Pegunungan 10 40
Lintas dengan Rel Gigi 40 - 80
Emplasemen 0 1,5
Pengelompokan Menurut Jumlah Jalur

1. Jalur Tunggal (Single Track)


Jumlah jalur pada lintas bebas= 1, melayani kereta api 2 arah.
2. Jalur ganda (Double Track)
Jumlah jalur pada lintas bebas= 2, melayani kereta api 2 arah.
Satu jalur satu arah.
Pengelompokan Menurut Kelas Jalan Rel

Beban gandar = 18 ton (seragam untuk semua


perancangan)
Klasifikasi jalan rel berdasarkan kapasitas angkut
dan v maks.
Kelas Kecepatan Kapasitas
T = 360 * S * TE
Jalan Maksimum Angkut Lintas
Rel (km/jam) ( x 106 TE = Tp + (Kb * Tb) + (Kl * Tl)
ton/tahun) T = Kapasitas angkut lintas
S = Koefisien (1,1 untuk kereta penumpang, v
I 120 >20 maks 120 km/jam dan 1 untuk tanpa
II 110 10 20 penumpang
TE = Tonase ekivalen
III 100 5 10 Tp = Tonase penumpang dan kereta harian
Tb = Tonase barang dan gerbong harian
IV 90 2,5 5 Tl = Tonase lokomotif harian
Kb = 1,5 (Beban gandar <1.8 ton) dan 1,3 (> 1,8
V 80 < 2,5 ton)
Kl = 1,4
Ruang Bebas

Bebas dari rintangan dan halangan, untuk lalulintas


rangkaian kereta api.
Pertimbangan perencanaan:
1. Ruang gerak kendaraan di atas rel
2. Pelebaran jalur saat melewati tikungan
3. Ukuran gerbong peti kemas standar (standard height)
4. Ruang bebas untuk saluran listrik
5. Tinggi peron untuk barang maupun penumpang
Ruang Bebas Pada Bagian Lurus
Ruang Bebas pada Lengkung (Tikungan)
Ruang Bebas Pada Jalur Ganda
Ruang Bebas Jalur Ganda di Tikungan/Lengkung
Ruang Bangun

Ruang bangun adalah ruang disisi sepur yang senantiasa harus


bebas dari segala bangunan tetap seperti antara lain tiang
semboyan, tiang listrik dan pagar.
Batas ruang bangun diukur dari sumbu sepur pada tinggi 1 meter
sampai 3,55 meter.
Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai berikut :
a. Pada lintas bebas :
2,35 sampai 2,53 m di kiri kanan sumbu sepur.
b. Pada emplasemen :
1,95 m sampai 2,35 di kiri kanan sumbu sepur
c. Pada jembatan :
2,15 m di kiri kanan sumbu sepur.

Anda mungkin juga menyukai