By Sofyan Triana
Tugas Kuliah
Tema: Perkeretaapian di Indonesia
1. Sejarah Perkeretaapian
2. Kereta Api LRT Palembang
3. Kereta LRT Jabodetabek
4. Kereta LRT DKI Jakarta
5. Kereta Bandara Kulon Progo
6. Kereta Bandara Kualanamu
7. Kereta MRT Jakarta
8. Kereta Api Makasar – Pare-Pare
9. Kereta Regional (Antar Kota) di Indonesia
10. Kereta Commuter (Jabodetabek, Bandung Raya dll)
Kriteria Penilaian:
Dibuat dalam bentuk Power Point
Semakin Kreatif Anda membuat ppt, maka nilai akan makin baik
Sertakan Sumber pada setiap tulisan, gambar dan table (buat daftar pustaka pada akhir ppt
Apabila ada ppt yang identic sama, tetap akan dinilai tetapi nilainya akan dibagi sejumlah
pihak yang sama
Maksimal dikumpulkan pada hari terakhir kuliah Rekaysa Jalan Rel ke email
sofyantriana2@gmail.com
Alinyemen
Definisi dan Analisa Umum
Geometri Alinemen Jalan Rel
Profil Memanjang Jalan Rel
Data Traksi yang Berkaitan dengan Alinemen
Pokok-pokok Perencanaan Jalan Rel
Definisi dan Analisa Umum
Alinyemen
• Penggarisan sumbu jalan rel
• Proyeksi pada bidang horisontal, rerdiri dari bagian lurus dan lengkung
• Proyeksi pada bidang vertikal, terdiri dari mendatar dan miring
Superelevasi
• Alinyemen lengkung pada jalan rel berupa busur lingkaran dengan jari-jari
R
• Akibatnya kereta api mengalami gaya sentrifugal berarah radial keluar
sebesar F = mV2/R
• Kereta api terancam bahaya terguling/terpelanting keluar tikungan
• Untuk mengantisipasi bahaya tersebut, dilakukan memiringkan jalan rel
dimana sebelah luar lebih tinggi daripada sebelah dalam SUPERELEVASI
Geometri Alinyemen Jalan Rel
Bentuk Lengkung
SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL
Bentuk Lengkung
FULL CIRCLE
Geometri Alinyemen Jalan Rel
Rmin pada Lengkung Full Circle dan S-C-S
Kecepatan Rmin tanpa Rmin dengan
Rencana lengkung peralihan (FC) lengkung peralihan (SCS)
(km/jam) (m) (m)
60 600 200
70 810 270
80 1050 350
90 1330 440
100 1650 550
110 1990 660
120 2370 780
130 2780 920
140 3220 1060
150 3700 1220
160 4200 1390
Keterangan: Untuk ukuran lebar rel 1067 mm Vrencana = 120 km/jam
Untuk ukuran lebar rel 1435 mm Vrencana = 160 km/jam
PM no 60 Tahun 2012
Lengkung Peralihan
• Perubahan alinemen dari garis lurus menjadi busur lingkaran
• Timbul gaya sentrifugal dengan mendadak
• Untuk meniadakannya diadakan suatu LENGKUNG PERALIHAN
(transition curve) antara lurus dan lingkaran
Lengkung SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL
Lengkung Peralihan
Perubahan gaya sentrifugal dari tidak ada sampai pada nilai tertentu
dilakukan pada lengkung peralihan agar dirasakan tidak mendadak.
Panjang lengkung peralihan dihitung dengan rumus
keterangan rumus: V = km/jam, R = m, L = m, h =mm
L = 0,06V3/R
L = 0,01V.h
Lengkung Kecepatan Lengkung
Kecepatan Rencana
150 mm
100 110 100 150
110 121 110 165
120 132 120 180
130 - 130 195
140 - 140 210
150 - 150 225
160 - 160 240
Lengkung Peralihan
• Perubahan alinemen dari garis lurus menjadi busur lingkaran
• Timbul gaya sentrifugal dengan mendadak
• Untuk meniadakannya diadakan suatu LENGKUNG PERALIHAN (transition
curve) antara lurus dan lingkaran
Pelebaran
• Pasangan roda-roda terhubung dalam kerangka kaku
• Pada alinemen lengkung terjadi kemacetan roda kereta api akibat
terjepitnya oleh rel
• Perlu dilakukan PELEBARAN untuk menghilangkannya
Geometri Alinemen Jalan Rel
Pertinggian Rel Luar
Kereta : berat, G = mg
bergerak dengan kecepatan V km/jam
membelok menurut busur lingkaran berjari-jari R meter
Perhitungan pertinggian jalan rel, h dengan rumus
h = s.V2/gR h = 8,4V2/R
s = 1,067 m V = km/jam
g = 9,8 m/det2 R=m
h = mm
Rumus praktek diambil rata-rata 70%: h = 6V2/R
Peraturan:
• Pelebaran v diperoleh dengan menggeser rel dalam ke arah pusat
lengkungan ( lingkaran)
• Pelebaran berangsur-angsur dari 0 sampai v, diadakan sepanjang lengkung
peralihan, secara linier
• Nilai v dibulatkan sampai kelipatan dari 5 mm.
Lengkung pada Wesel
= S’ – S y = x2/2R
= S’ - 0 = - S’ - 0
S’ S’
S
S
=-0-S = S’ - S
S S’
S S’
= S’ - S = - S’ - S
Hambatan Sepan jang Alinemen
Clark a = 2,4
c = 1/1000 untuk kecepatan rendah (km/jam)
= 1/1300 untuk kecepatan tinggi (km/jam)
Hambatan Lengkung, HL
HL = 375/(R – 50)
HL V
HJ Melengkung dan Mendatar
V
HJ Lurus dan Naik
HS
V
HJ Lurus dan Menurun
HS
HL V
HJ Melengkung dan Menurun
HS
HL V
HJ Melengkung dan Naik
HS
Data Traksi Yang Berkaitan Dengan Alinemen
Kekuatan Tarik Lokomotif, T
T = G H__
T = G (Hj + HL + HS)
Lokomotif I : Ga = G3 + G4 + G5
Lokomotif II : Ga = G1 + G3 + G4 + G6
N = TV/270 hp V (km/jam)
V
T Hs < Hj
HJ Masih dibutuhkan
HS kekuatan tarik, T untuk
bergerak dengan
HL V Hs < Hj + H L
T kecepatan V
HJ
HS
Untuk memepertahankan
V bergerak dengan
Hs > Hj
HJ kecepatan V, maka T
Rem HS harus ditiadakan dan
menggunakan rem.
HL V Hs > Hj + H L
Menghancurkan
HJ energi, menimbulkan
Rem HS panas, dan keausan
material.
Landai Merugikan
Landai atau Lereng Penentu
Syarat: Ta = Ga
Ta = T
T = (Hj + Sm) G
G = Ga/(Hj + Sm)
Lereng Curam Sc > Sm