Anda di halaman 1dari 44

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PERHUBUNGAN
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

3. Lengkung
a. Lengkung Vertikal
1. Lengkung vertikal merupakan proyeksi sumbu jalan rel pada bidang vertikal
yang melalui sumbu jalan rel. Besar jari-jari minimum lengkung vertikal
bergantung pada kecepatan rencana, sebagaimana dinyatakan
Jari-jari Minimum Lengkung Vertikal

Kecepatan rencana Jari – jari minimum


(Km/jam) lengkung vertikal (meter)
Lebih besar dari 100 8000
Sampai 100 6000

2. Pengukuran lengkung vertikal dilakukan pada titik awal peralihan kelandaian


3. Dua lengkung vertikal yang berdekatan harus memiliki transisi lurusan
sekurang-kurangnya sepanjang 20 m.

2
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

b. Lengkung Horizontal
1. Dua bagian lurus, yang perpanjangannya saling membentuk sudut harus
dihubungkan dengan lengkung yang berbentuk lingkaran, dengan atau tanpa
lengkung-lengkung peralihan.

Jari-jari Minimum yang Diizinkan

Jari-jari minimum lengkung


Kecepatan Jari-jari minimum lengkung
lingkaran yang diijinkan
rencana lingkaran tanpa lengkung
dengan lengkung peralihan
(km/jam) peralihan (m)
(m)
120 2370 780
110 1990 660
100 1650 550
90 1330 440
80 1050 350
70 810 270
60 600 200
3
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

2. Panjang minimum dari lengkung peralihan ditetapkan dengan rumus berikut :

Ln = 0,01 h V
Ln = panjang minimum lengkung (m)
H = pertinggian relatif antara dua bagian yang dihubungkan(mm)
V = Kecepatan rencana untuk lengkung peralihan (km/jam)

•Lengkung S terjadi bila dua lengkung dari suatu lintas yang berbeda arah
lengkungnya terletak bersambungan.
•Dua lengkung horizontal yang berdekatan harus memiliki transisi lurusan
sekurang-kurangnya sepanjang 20 m di luar lengkung peralihan.
•Untuk jari-jari lengkungan lebih besar dari 2370 meter tidak diperlukan lengkung
peralihan.

4
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

c. Pelebaran Jalan Rel


1. Pelebaran jalan rel dilakukan agar roda kendaraan rel dapat melewati
lengkung tanpa mengalami hambatan.
2. Pelebaran jalan rel dicapai dengan menggeser rel dalam kearah dalam.
3. Pelebaran jalan rel dicapai dan dihilangkan secara berangsur sepanjang
lengkung peralihan.
4. Besar pelebaran jalan rel untuk berbagai jari-jari tikungan adalah seperti yang
tercantum dalam Tabel berikut.

Pelebaran Jalan Rel

Pelebaran jalan rel ( mm) Jari-jari tikungan (meter)


0 R > 600
5 550 < R < 600
10 400 < R < 550
15 350 < R < 400
20 100 < R < 350

5
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

d. Peninggian Jalan Rel


1. Pada lengkungan, elevasi rel luar dibuat lebih tinggi daripada rel dalam untuk
mengimbangi gaya sentrifugal yang dialami oleh rangkaian kereta
2. Peninggian rel dicapai dengan menempatkan rel dalam pada tinggi semestinya
dan rel luar lebih tinggi
3. Peninggian untuk berbagai kecepatan rencana tercantum pada Tabel berikut.
Peninggian Jalan Rel
Peninggian (mm) pas (km/hr)
Jari-jari (m)
120 110 100 90 80 70 60
100              
150             ----
200             110
250           ---- 90
300         ---- 100 75
350         110 85 65
400       ---- 100 75 55
450       110 85 65 50
500     ---- 100 80 60 45
550     110 90 70 55 40
600     100 85 65 50 40
650   ---- 95 75 60 50 35
700   105 85 70 55 45 35
750 ---- 100 80 65 55 40 30
800 110 90 75 65 50 40 30 6
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

Peninggian Jalan Rel (Cont’d)


Peninggian (mm) pas (km/hr)
Jari-jari (m)
120 110 100 90 80 70 60
850 105 85 70 60 45 35 30
900 100 80 70 55 45 35 25
950 95 80 65 55 45 35 25
1000 90 75 50 50 40 30 25
1100 80 70 55 45 35 30 20
1200 75 60 55 45 35 25 20
1300 70 60 50 40 30 25 20
1400 65 55 45 35 30 25 20
1500 60 50 40 35 30 20 15
1600 55 45 40 35 25 20 15
1700 55 45 35 30 25 20 15
1800 50 40 35 30 25 20 15
1900 50 40 35 30 25 20 15
2000 45 40 30 25 20 15 15
2500 35 30 25 20 20 15 10
3000 30 25 20 20 15 10 10
3500 25 25 20 15 15 10 10
4000 25 20 15 15 10 10 10

7
Studi Kasus 4 (Lengkung)

Studi Kasus 4 (Lengkung)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pengukuran lengkung untuk lebar jalan
rel 1067 mm di :
- Lintas Bangil – Jember
Lengkung No. 40 di KM. 120+747,7 / 121+000,35 antara Leces - Malasan

Permasalahan
Lengkung
1. Radius (R) aktual pada lengkung penuh melebihi standar penyimpangan yang dapat
diterima ( 2%)
2. Data pelebaran jalan rel pada lengkung aktual tidak sesuai dengan yang tertulis
di papan lengkung
3. Data pertinggian jalan rel pada lengkung peralihan lebih rendah dari yang seharusnya

8
Lengkung R.296 di Km 120+747,7 s/d 121+000,35

Anak Peninggian Pelebaran


Panah Rel Rel Radius

Analisis
Letak Titik
No Titik Ap T L R Keterangan
Penting Ap ideal Ap R ideal R T ideal T L ideal L
  0 20 0 4   0 20     0 0 0 4 Busur Peralihan
  1 30 8 6   21 9     14 -6 5 1 Busur Peralihan
  2 55 22 8   42 13     27 -5 5 3 Busur Peralihan
  3 71 34 8   63 8     40 -6 5 3 Busur Peralihan
MB 4 78 53 13   84 -6     55 -2 10 3 Busur Peralihan
  5 104 62 14   105 -1     68 -6 10 4 Busur Peralihan
  6 124 74 15   126 -2     81 -7 15 0 Busur Peralihan
  7 143 85 20   147 -4     95 -10 13 7 Busur Peralihan
  8 155 98 20 323 169 -14 296 27 110 -12 20 1 Busur Penuh
  9 177 106 23 282 169 8 296 -14 110 -4 20 3 Busur Penuh
  10 177 110 20 282 169 8 296 -14 110 0 20 0 Busur Penuh
  11 160 110 20 313 169 -9 296 17 110 0 20 0 Busur Penuh
  12 175 110 19 286 169 6 296 -10 110 0 20 1 Busur Penuh
  13 172 110 20 291 169 3 296 -5 110 0 20 0 Busur Penuh
  14 175 110 21 286 169 6 296 -10 110 0 20 1 Busur Penuh
  15 188 111 20 286 169 19 296 -10 110 1 20 2 Busur Penuh
  16 185 110 20 270 169 16 296 -26 110 0 20 0 Busur Penuh
  17 180 110 19 278 169 11 296 -18 110 0 20 2 Busur Penuh
  18 177 111 20 282 169 8 296 -14 110 1 20 0 Busur Penuh
  19 170 111 19 294 169 1 296 -2 110 1 20 -1 Busur Penuh
  20 160 110 20 313 169 -9 296 17 110 0 20 0 Busur Penuh
Lengkung R.296 di Km 120+747,7 s/d 121+000,35 (Cont’d)

Analisis
Letak Titik
No Titik Ap T L R Keterangan
Penting Ap ideal Ap R ideal R T ideal T L ideal L
  21 151 110 19 331 169 -18 296 35 110 0 20 -1 Busur Penuh
  22 160 110 20 313 169 -9 296 17 110 0 20 0 Busur Penuh
  23 170 110 19 294 169 1 296 -2 110 0 20 -1 Busur Penuh
  24 160 110 22 313 169 -9 296 17 110 0 20 2 Busur Penuh
  25 153 108 20 327 169 -16 296 31 110 -2 20 0 Busur Penuh
  26 146 96 20   147 -1     96 0 15 5 Busur Peralihan
  27 135 82 17   126 9     81 1 15 2 Busur Peralihan
  28 111 70 15   105 6     68 2 10 5 Busur Peralihan
AB 29 85 57 11   84 1     55 2 10 1 Busur Peralihan
  30 88 44 6   63 25     40 4 5 1 Busur Peralihan
BH 64 31 60 34 4   42 18     27 7 5 -1 Busur Peralihan
BH 64 32 32 21 3   21 11     13 8 5 -2 Busur Peralihan
BH 64 33 18 11 1   0 18     0 11 0 1 Busur Peralihan
BH 64 34 10 3 4   0 10              
  35 4 0 2   0 4              
  36 0 0 2   0 0              
Studi Kasus 4 (Lengkung)

Analisa
Lengkung No. 40 KM. 120+747,7 /121+000,35 R = 296 m
a) Radius (R)
Perbedaan R pada lengkung penuh  Standar penyimpangan R yang
pada range antara 266 m – 331 m diizinkan antara 290 m – 312 m
atau penyimpangan R = -30 m s/d +35 m (-2% s/d +2%)
(-10,13% s/d 11,82%)

b) Pelebaran Jalan Rel (L)


Data pelebaran jalan rel (kondisi aktual)  Data pelebaran jalan rel yang tertulis
di lapangan (L= 1087 mm) pada papan lengkung (L= 1072 mm)

c)Peninggian Jalan Rel (T)


Data peninggian jalan rel (kondisi aktual)  Data peninggian jalan rel pada lengkung
pada lengkung peralihan 8 mm s/d 85 mm peralihan antara 14 mm s/d 95 mm
(lebih rendah dari seharusnya) sehingga
lengkung peralihan kurang halus

11
Tindak Lanjut
Lengkung No. 40 KM. 120+747,7 s/d 121+000,35 R = 296 m
Pada Lengkung No.40 Km 120+700/121+000 dapat dilakukan perbaikan dengan
melakukan penggeseran lengkung sesuai daftar dibawah ini.

Perbaikan Lengkung R.296 di Km 120+747,7 s/d 121+000,35


G Pengaruh
No. Titik Lap Ap opn Ap Baru Keterangan
(Geseran) ki kn
0 0 0   0 0  
0 0 0 0 0 0  
0 0 0 0 0 0  
0 20 0 0 -4 16  
1 30 8 0 -5 33  
2 55 10 -4 -9 52  
3 71 18 -5 -15 69  
4 78 30 -9 -12 87  
5 104 24 -15 -7 106  
6 124 14 -12 0 126  
7 143 0 -7 8 144  
8 155 -16 0 22 161  
9 177 -44 8 28 169  
10 177 -56 22 29 172  
11 160 -58 28 42 172  
12 175 -84 29 52 172  
13 172 -104 42 62 172  
14 175 -124 52 69 172  
15 188 -138 62 60 172  
Perbaikan Lengkung R.296 di Km 120+747,7 s/d 121+000,35 (Cont’d)
G Pengaruh
No. Titik Lap Ap opn Ap Baru Keterangan
(Geseran) ki kn
16 185 -120 69 38 172  
17 180 -76 60 8 172  
18 177 -16 38 -27 172  
19 170 54 8 -60 172  
20 160 120 -27 -81 172  
21 151 162 -60 -81 172  
22 160 162 -81 -69 172  
23 170 138 -81 -55 172  
24 160 110 -69 -34 167  
25 153 68 -55 -11 155  
26 146 22 -34 6 140  
27 135 -12 -11 11 123  
28 111 -22 6 12 107  
29 85 -24 11 18 90  
30 88 -36 12 10 74  
31 60 -20 18 -3 55  
32 32 6 10 -7 41  
33 18 14 -3 -4 25  
34 10 8 -7 0 11  
35 4 0 -4 0 0  
36 0 0 0 0 0  
37 0 0 0 0 0  
38 0 0 0 0 0  
Ap Existing
Ap Baru
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

4. Kelandaian
1. Persyaratan kelandaian yang harus dipenuhi meliputi persyaratan landai
penentu, persyaratan landai curam dan persyaratan landai emplasemen;
2. Landai penentu adalah suatu kelandaian (pendakian) yang terbesar yang ada
pada suatu lintas lurus;
3. Persyaratan landai penentu harus memenuhi persyaratan seperti yang
dinyatakan pada tabel berikut :

Kelas jalan rel Landai penentu maksimum


1 10 0/00
2 10 0/00
3 20 0/00
4 25 0/00
5 25 0/00

4. Kelandaian di emplasemen maksimum yang diizinkan adalah 1,5 ‰;

15
Studi Kasus 5 (Kelandaian)

Studi Kasus 5 (Kelandaian)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pengukuran kelandaian untuk lebar
jalan rel 1067 mm di :
- Lintas Bangil – Banyuwangi
(Emplasemen Stasiun Kotok)

Permasalahan
Kelandaian
Pada emplasemen Stasiun Kotok  Melebihi toleransi nilai kelandaian maksimum
(KM. 4+800 s/d 4+900) didapatkan di emplasemen yang diizinkan adalah 1.5 ‰
nilai kelandaian 1.64 ‰

16
Studi Kasus 5 (Kelandaian)

Analisa
Kelandaian
Lokasi PM No.28 Thn 2011
Uji Fungsi (Aktual) Keterangan
(KM) (Standar)

4+800
s/d 1.64 ‰ 1.5 ‰ Tidak Memenuhi
4+900
100 m

rel kiri

rel kanan

Bacaan Benang Tengah


Pengukuran kelandaian Kelandaian
Sta / KM
dengan waterpass Rel Kiri (‰)
Rel Kanan
Tindak Lanjut
Kelandaian 4+800 935 935
1.64
Tindakan yang dilakukan adalah pengaturan elevasi rel kiri dan4+900
kanan pada
1107KM. 4+800
1091s/d 4+900
agar nilai kelandaian tidak melebihi toleransi yang diizinkan 17
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

5. Celah dan Plat Sambung


Sambungan rel adalah konstruksi yang mengikat dua ujung rel sedemikian rupa,
sehingga operasi kereta api tetap aman dan nyaman.
Yang dimaksud dengan sambungan rel adalah sambungan yang menggunakan
pelat penyambung dan baut mur.
Jenis sambungan
Dari kedudukkan terhadap bantalan dibedakan dua jenis sambungan rel, yaitu :
a) Sambungan melayang

b) Sambungan menumpu

18
Studi Kasus 6 (Celah dan Plat Sambung)

Studi Kasus 6 (Celah dan Plat Sambung)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pengukuran celah dan plat sambung
untuk lebar jalan rel 1435 mm di :
- Lintas St. Krueng Mane – St. Krueng Geukuh (Aceh)
KM. 0+000 s/d KM. 11+500 (pengukuran tiap 100 meter)

Permasalahan
Celah dan Plat Sambung
Nilai celah pada sambungan rel pada  Melebihi toleransi nilai celah pada sambungan
KM. 0-200, KM. 0+180, dan KM. 4+670 rel, yaitu (8-16 mm pada suhu 22-34⁰C)
bervariasi 17 mm s/d 37 mm

19
Studi Kasus 6 (Celah dan Plat Sambung)

Analisa
Celah dan Plat Sambung

Uji Fungsi (Aktual)


Lokasi
PD No.10
No. Rel Keterangan
Rel Kanan (Standar)
(KM) Kiri

0-200 Tidak Memenuhi


1 21 mm 34 mm
8 – 16 mm
(Suhu 22 – 34 0C)
2 0+180 19 mm 17 mm Tidak Memenuhi
Pengukuran celah pada
3 4+670 37 mm 35 mm Tidak Memenuhi sambungan rel dengan
meteran dan celah rel
diganjal oleh plat baja
Tindak Lanjut
Celah dan Plat Sambung
Tindakan yang dilakukan adalah:
- Melakukan setting ulang celah pada sambungan rel
- Menghilangkan pelat baja pada celah rel agar tersedia ruang jarak untuk pemuaian rel 20
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

6. Wesel
Terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :
1. Lidah;
2. Jarum beserta sayap-sayapnya;
3. Rel lantak;
4. Rel paksa;
5. Sistem penggerak.

rel lantak  rel paksa


rel lidah
rel sayap

sepur lurus

rel lantak

jarum

a b c

21
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

b. Wesel harus memenuhi persyaratan berikut :


1. Kandungan mangaan (Mn) pada jarum mono blok harus berada dalam
rentang 11-14 %;
2. Komposisi kimiawi dan kekerasan pada lidah dan bagian lainnya sekurang
kurangnya sama dengan komposisi kimiawi dan kekerasan rel;
3. Celah antara lidah dan rel lantak harus kurang dari 4 mm. Khusus untuk
wesel yang dilalui oleh kereta berkecepatan tinggi harus kurang dari 3 mm;
4. Celah antara lidah wesel dan rel lantak pada posisi terbuka tidak boleh
kurang dari 125 mm;
5. Celah (gap) antara rel lantak dan rel paksa pada ujung jarum 34 mm;
6. Jarak antara jarum dan rel paksa (check rail)
Untuk Wesel rel UIC 54 paling kecil 1031 mm dan paling besar 1043 mm
Untuk Wesel jenis rel yang lain, disesuaikan dengan kondisi wesel
7. Pelebaran jalan rel di bagian lengkung dalam wesel harus memenuhi
peraturan radius lengkung.

22
Studi Kasus 7 (Wesel)

Studi Kasus 7 (Wesel)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pemeriksaan wesel untuk lebar
jalan rel 1067 mm di :
- Stasiun Sukoharjo
(Wesel 1 dan wesel 2)

Permasalahan
Wesel
- Nilai bukaan lidah wesel 1 dan wesel 2  Celah antara lidah wesel dan rel lantak pada
di Stasiun Sukoharjo adalah 110 mm posisi terbuka tidak boleh kurang dari 125 mm

- Kopel stang wesel di stasiun Sukoharjo


bengkok yang dapat mengurangi
performa kinerja dari lidah wesel

23
Studi Kasus 7 (Wesel)

Analisa
Wesel

Uji Fungsi (Aktual)


Lokasi PM No.28 Thn Keterangan
(KM) 2011 (Standar)
Wesel 1 Wesel 2

Stasiun Tidak
110 mm 110 mm ≥ 125 mm
Sukoharjo Memenuhi

mm
110 Stang kopel wesel bengkok
Tindak Lanjut Pengukuran pada lidah wesel
Wesel
Tindakan yang dilakukan adalah :
- Perbaikan jarak lidah wesel agar celah anatara lidah wesel dan rel lantak dapat memenuhi
persyaratan teknis, yaitu tidak boleh kurang dari 125 mm
- Penggantian stang kopel wesel bengkok agar kinerja lidah wesel dapat maksimal 24
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

7. Bantalan
a. Bantalan beton;
b. Bantalan kayu; dan
c. Bantalan besi.

Bantalan harus memenuhi persyaratan berikut :


1. Bantalan beton merupakan struktur prategang dengan kuat tekan karakteristik
tidak kurang dari 500 kg/cm2, dan mutu baja prategang dengan tegangan putus
minimum sebesar 17.000 kg/cm2 ;
2. Bantalan kayu, harus memenuhi persyaratan modulus elastisitas (E) mínimum
150.000 kg/cm2. Harus mampu menahan momen maksimum sebesar 800 kg-m.
Berat jenis kayu minimum = 0.9, kadar air maksimum 30%, tanpa mata kayu,
retak tidak boleh sepanjang 230 mm dari ujung kayu;
3. Bantalan besi dengan profil cross section UIC 28, kandungan Carbon
Manganese Steel Grade 900 A, pada bagian tengah bantalan maupun pada
bagian bawah rel, mampu menahan momen maksimum sebesar 650 kg-m,
tegangan tarik 880-1030 N/mm2. Elongation A1 > 10 %.

25
Studi Kasus 8 (Bantalan Beton)

Studi Kasus 8 (Bantalan Beton)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pemeriksaan bantalan beton
untuk lebar jalan rel 1435 mm di :
- Lintas St. Krueng Mane – St. Krueng Geukuh (Aceh)
KM. 0+000 s/d KM. 11+500 (pengukuran tiap 100 meter)

Permasalahan
Bantalan Beton
Terdapat retak pada permukaan bantalan beton  Tidak boleh adanya retak pada
di 2 lokasi tiap wesel, yaitu KM. 0-200 dan 0+200 bantalan beton

26
Studi Kasus 8 (Bantalan Beton)

Analisa
Bantalan Beton

Uji Fungsi

Lokasi (Aktual)
PM No.28 Thn
No. Keterangan
2011 (Standar) Kondisi bantalan wesel
(KM)
Wesel Wesel kanan yang retak
Kiri Kanan
Permukaan Bagian
1 0-200 - Retak
Atas Bantalan Beton
Tidak Ada Retak
Permukaan Bagian
2 0+200 Retak -
Atas Bantalan Beton

Tindak Lanjut
Bantalan Beton Kondisi bantalan wesel
kiri yang retak
Tindakan yang dilakukan adalah :
- Penggantian bantalan beton pada bantalan yang mengalami retak dengan lebar retak ≥ 0.153 mm
- Sealing (grouting) pada bantalan beton yang mengalami retak dengan lebar retak < 0.153 mm
27
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

8. Alat Penambat
Komponen penambat:
 Railpad
 Shoulder
 Insulator
 Clips

Jenis klip penambat:


KA Clip, Pandroll, DE Clip, F type

Sistem penambat:
 Elastis
 Rigid

28
Studi Kasus 9 (Alat Penambat)

Studi Kasus 9 (Alat Penambat)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pemeriksaan alat penambat
untuk lebar jalan rel 1435 mm di :
- Lintas St. Krueng Mane – St. Krueng Geukuh (Aceh)
KM. 0+000 s/d KM. 11+500 (pengukuran tiap 100 meter)

Permasalahan
Alat Penambat
Terdapat clip dan insulator hilang  Alat penambat terdiri dari railpad, shoulder,
serta pemasangan insulator berbeda insulator, dan clips
di lokasi KM. 0+000 s/d KM. 0+100

29
Studi Kasus 9 (Alat Penambat)

Analisa
Alat Penambat
Uji Fungsi (Aktual)
Lokasi PM No.28
Thn 2011 Keterangan
(KM) (Standar)
Rel Kiri Rel Kanan

0+000 1. Pemasangan
- Railpad
insulator
- Shoulder Tidak
s/d Lengkap berbeda
- Insulator Memenuhi
2. Clip hilang - Clips
0+100 Pemasangan insulator
berbeda

Tindak Lanjut Clip hilang

Alat Penambat
Tindakan yang dilakukan adalah :
- Penggantian insulator dengan jenis yang sama
- Penggantian clip yang hilang
30
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

9. Balas dan Sub Balas


Balas
Lapisan balas pada dasarnya adalah terusan dari lapisan tanah dasar, dan
terletak di daerah yang mengalami konsentrasi tegangan yang terbesar akibat lalu
lintas kereta pada jalan rel, oleh karena itu material pembentuknya harus sangat
terpilih.

Fungsi utama balas:


- Meneruskan dan menyebarkan beban bantalan ke tanah dasar
- Mengokohkan kedudukan bantalan dan meluluskan air sehingga tidak terjadi
penggenangan air di sekitar bantalan dan rel

Sub Balas
Lapisan sub-balas berfungsi sebagai lapisan penyaring (filter) antara tanah dasar
dan lapisan balas dan harus dapat mengalirkan air dengan baik. Tebal minimum
lapisan balas bawah adalah 15 cm.

31
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

Profil Balas dan Sub Balas

32
Studi Kasus 10 (Balas)

Studi Kasus 10 (Balas)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pemeriksaan profil balas untuk
lebar jalan rel 1067 mm di :
- Lintas St. Purwosari – St. Wonogiri
KM. 1+700 s/d KM. 31+400

Permasalahan
Balas
Tebal balas (d1) sepanjang lokasi  Tidak memenuhi persyaratan teknis untuk
KM. 3+500 s/d KM. 3+600 antara tebal balas (d1) antara 25 cm – 30 cm
15 cm – 20 cm

33
Studi Kasus 10 (Balas)

Analisa
Balas

Lokasi PM No.28 Thn 2011


Uji Fungsi (Aktual) Keterangan
(KM) (Standar)

3+500
Tebal balas (d1) Tebal balas (d1)
s/d Tidak Memenuhi
15 – 20 cm 25 – 30 cm
3+600

Kondisi balas masih kurang


pada KM. 3+500 / 600

Tindak Lanjut Pengukuran tebal balas (d1)


Balas
Tindakan yang dilakukan adalah melakukan penambahan balas sehingga tebal balas (d1) dapat
sesuai dengan standar, yaitu 25 cm – 30 cm 34
Analisa Pengujian Jalur Kereta Api

10. Drainase
Drainase adalah sistem pengaliran pembuangan air di suatu daerah jalan rel agar
tidak sampai terjadi penggenangan.

Fungsi Drainase:
- Mengurangi pengaruh air yang dapat merubah konsistensi tanah
- Tidak terjadi genangan air pada jalan rel yang dapat menyebabkan
penggembungan lempung dan efek pompa disaat kereta lewat

Minimum 1.20
Tanah Dasar
Drainase

35
Studi Kasus 11 (Drainase)

Studi Kasus 11 (Drainase)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pengukuran beda tinggi antar
rel / cant untuk lebar jalan rel 1067 mm di :
- Jalur shortcut yang menghubungkan Stasiun Surabaya Gubeng dengan
Stasiun Surabaya Pasar Turi

Permasalahan
Drainase
Pada KM. 0+700 s/d KM. 0+800 di sebelah jalan rel  Perlu adanya drainase untuk
tidak terdapat drainase mengalirkan air yang berada
di badan jalan rel

36
Studi Kasus 11 (Drainase)

Analisa
Drainase

Lokasi PM No.28 Thn 2011


Uji Fungsi (Aktual) Keterangan
(KM) (Standar)

0+700 Belum terdapat


s/d drainase Drainase di sebelah
Tidak Memenuhi
di sebelah jalan rel
0+800 jalan rel Tidak terdapat drainase di sebelah
jalan rel KM. 0+700 s/d 0+800

Tindak Lanjut
Drainase
Tindakan yang dilakukan adalah :
Pembangunan drainase di sebelah jalan rel KM. 0+700 Rencana Drainase
s/d 0+800 untuk mengalirkan air yang berada di jalan rel
Rencana drainase di KM. 0+700 s/d 0+800
38
Analisa Pengujian Jembatan Kereta Api

Berdasarkan material untuk struktur jembatan, dibagi menjadi:


a. Jembatan baja;
b. Jembatan beton;
c. Jembatan komposit

1. Lendutan
Lendutan didefinisikan sebagai besaran penyimpangan (deflection) yang tidak
boleh melebihi persyaratan koefisien terhadap panjang teoritis

Koefisien Lendutan Maksimum Jembatan Baja

Jenis Gelagar Rangka Batang

Jenis Kereta L (m) L < 50 L ≥ 50 Seluruh Rangka

Lokomotif L / 800 L / 700

V < 100 L / 700


Kereta Listrik L / 1000
V
dan/atau
(km/h) 100 < V ≤ 130 L / 800 L / 700
Kereta
100 < V ≤ 130 L / 1100 L / 900
39
Studi Kasus 12 (Lendutan)

Studi Kasus 12 (Lendutan)


Tim penguji jalur dan bangunan KA melaksanakan pengukuran lendutan pada
jembatan baja :
- Jembatan BH.660 (Aceh)
KM. 4+700 s/d KM. 4+721

Permasalahan
Lendutan
a) Tanpa Pembebanan
Lendutan jembatan saat tanpa dibebani
kereta antara +3 mm s/d +15 mm

b) Dibebani
Lendutan jembatan saat dibebani kereta  Tidak memenuhi persyaratan lendutan
antara -210 mm s/d -300 mm maksimum, yaitu 265 mm (-)

40
Studi Kasus 12 (Lendutan)

Analisa
a) Tanpa Pembebanan

Titik Buhul (mm)


Bentang Sisi / Arah
1 2 3 4 5 6

Kanan 1569 1510 1471 1468 1499 1559


I
Lendutan 0 (+10) 0 0 (+14,5) 0
   
Kiri 1530 1499 1471 1468 1499 1556
II
Lendutan 0 (+1,5) 0 0 (+13) 0
Pengukuran lendutan menggunakan
waterpass (tanpa pembebanan)

41
Studi Kasus 12 (Lendutan)

b) Dibebani

Titik Buhul (mm)


Bentang Sisi / Arah
1 2 3 4 5 6

Kanan 1569 1105 1471 1468 1035 1559


I (-
Lendutan 0 0 0 (-276) 0
210)
   
Kiri 1530 1021 1471 1468 985 1556
II (-
Lendutan 0 0 0 (-300) 0 Pengukuran lendutan menggunakan
250) waterpass (dibebani kereta)

Bentang (L) = 21200 mm


Lokasi Lendutan Max = L
Uji Fungsi (Aktual) PM No.28 Thn 2011
(KM) Keterangan 800
(Standar)
= 21200 mm
4+700 800
Lendutan Lendutan max.
s/d -210 mm s/d -300 - Tidak Memenuhi
= 265 mm (-)
4+721 mm 265 mm 42
Studi Kasus 12 (Lendutan)

Tindak Lanjut
Lendutan
Perbaikan struktur jembatan baja agar nilai lendutan dari struktur jembatan baja
dibawah nilai lendutan yang dipersyaratkan, yaitu maksimal 265 mm (-)

43
Terima Kasih….
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Jl. Medan Merdeka Barat No.8
Telp.021-3506204, 385683 Fax.021-3813972
Website : www.perkeretaapian.dephub.go.id

Anda mungkin juga menyukai