Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ASAS TEKNIK IRIGASI


ACARA 3
PENGENALAN SISTEM IRIGASI TETES

DISUSUN OLEH:
NAMA : M. SONY JAYA WISUDA
NIM : 18/431431/TP/12287
CO. ASST : ALDEANSYAH PRIMA NAUFAL

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA LAHAN DAN AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. Tujuan
1. Mengenal sistem irigasi tetes
2. Mempelajari pengaruh tekanan dan bukaan emitter pada kinerja sistem irigasi
tetes
B. Metodologi
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada praktikum ini yaitu
pertama, beberapa alat penetes dipasang dengan jarak seragam pada lateral.
Kedua, air dialirkan melalui lateral, dengan tekanan kerja 100 cmH2O yang
diatur dengan kran pengatur debit. Ketiga, air dari penetes ditampung dalam
mangkok selama 3 menit, kemudian diukur dengan gelas ukur. Terakhir,
langkah-langkah tersebut diulangi kembali untuk tekanan 150 cmH2O dan 200
cmH2O (percobaan dilakukan untuk tiga variasi kedalaman sekrup pengatur
debit).
C. Skema Percobaan

Manometer air

Gambar 1.1 Skema percobaan irigasi tetes


D. Data
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh data sebagai berikut
Tabel 1.1. Data sistem irigasi tetes
Volume Air (ml)
Nomor Bukaan 3 Bukaan 7 Bukaan Penuh
Emitter 100 150 200 100 150 200 100 150 200
cmH2O cmH2O cmH2O cmH2O cmH2O cmH2O cmH2O cmH2O cmH2O
1 70.4 25 36 80 101 53 114 135 84
2 69 83 96 78 99 106 113 130 150
3 28 91 100 22 30 116 28 55 165
4 59 70 38 65 73 95 76 90 117
5 72 81 110 88 103 125.5 123 149 184
6 56 67 71 68 77 85 89.5 102 120
7 68 71 80 62 75 87 76 92 117
8 72 81 100 65 96 109 96 121 154
9 73 81 100 81 95 117 121 104.8 184
10 71 57 54 65 88.5 100 59 75 141
11 60 75 90 72 89 91 88.5 103 131
12 58.5 69.5 80 65 83 94 83 90 125

E. Analisis
1. Perhitungan debit dan keseragaman
Tabel 1.2. Data hasil perhitungan sistem irigasi tetes
Vavg
63.075 70.9583 79.5833 67.5833 84.125 98.2083 88.9167 103.9 139.333
(ml)
Vavg
25% 47.5 49.6667 42.6667 49.6667 59.3333 75 54.3333 73.3333 106
(ml)
q
0.00035 0.00039 0.00044 0.00038 0.00047 0.00055 0.00049 0.00058 0.00077
(L/s)
q25%
0.000264 0.00028 0.00024 0.00028 0.00033 0.00042 0.0003 0.00041 0.00059
(L/s)
EU
75.30717 69.9941 53.6126 73.4895 70.53 76.3683 61.1059 70.5807 76.0766
(%)
2. Grafik

Tekanan vs q
0.0009
0.0008
0.0007
0.0006
q (L/s)

0.0005
q1
0.0004
q2
0.0003
0.0002 q3
0.0001
0
0 50 100 150 200 250
Tekanan (cmH2O)

Gambar 1.2. Grafik hubungan tekanan (CmH2O) vs debit (L/s)

Bukaan vs q
0.0009
0.0008
0.0007
0.0006
q (L/s)

0.0005
q100
0.0004
q150
0.0003
0.0002 q200
0.0001
0
0 2 4 6 8 10 12
Bukaan

Gambar 1.3. Grafik Hubungan bukaan vs debit (L/s)


Tekanan vs EU
90
80
70
60
EU (%)

50
EU3
40
30 EU7
20 EU10
10
0
0 50 100 150 200 250
Tekanan (cmH2O)

Gambar 1.4. Grafik Hubungan tekanan (CmH2O) vs EU (%)

Bukaan vs EU
90
80
70
60
EU(%)

50
EU100
40
30 EU150
20 EU200
10
0
0 2 4 6 8 10 12
Bukaan

Gambar 1.5. Grafik Hubungan bukaan (CmH2O) vs EU (%)

F. Pembahasan
1. Apa saja komponen irigasi tetes?
Unit utama (head unit), pipa utama, pipa pembagi, pipa lateral, alat
aplikasi/penyemprot/emitter (Bucks et al, 1986).
2. Bagaimana cara mengatur debit dan tekanan?
Dengan mengatur jarak emitter dari pipa primer sehingga tekanan dapat
diatur. Sedangkan untuk mengatur debit dengan dengan mengubah posisi
gerigi emitter pada selang.

3. Apa saja kinerja irigasi tetes? Bagaimana mengukurnya?


Kinerja irigasi tetes meliputi efisiensi penyaluran, nilai keseragaman
siraman, lama waktu penyiraman, dan jumlah pemakaian bahan bakar. Pada
praktikum yang dilakukan, nilai keseragaman diukur melalui perbandingan
rerata volume 25% dengan rerata volume total dikali 100%.

4. Pada tekanan tertentu, bagaimana pengaruh bukaan emitter pada debit?


Pada tekanan tertentu, bukaan emitter berpengaruh terhadap debit. Hal ini
dapat diketahui dari gambar 1.3 dimana semakin banyak jumlah bukaan
maka nilai laju debit semakin tinggi pula. Begitu juga sebaliknya

5. Pada bukaan emitter tertentu, bagaimana pengaruh tekanan pada debit?


Pada bukaan emitter tertentu, tekanan berpengaruh terhadap debit yang
dihasilkan. Hal seperti yang terlihat pada gambar 1.2, dimana sekamin
tinggi tekanan maka debit yang dihasilkan juga semakin besar.

6. Pada tekanan tertentu, bagaimana pengaruh bukaan emitter pada


keseragaman?
Pada tekanan tertentu, bukaan yang semakin besar akan mempengaruhi nilai
keseragaman yang semakin kecil. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
bukaan dan keseragaman berbanding terbalik.
7. Pada bukaan emitter tertentu, bagaimana pengaruh tekanan pada
keseragaman?
Berdasar table 1.1 dan table 1.2 diketahui bahwa pada emitter tertentu,
tekanan yang semakin tinggi akan menghasilkan nilai keseragaman yang
semakin kecil.

8. Secara umum, bagaimana mengatur setting irigasi tetes agar diperoleh


kinerja terbaik?
Cara mengatur irigasi tetes agar dihasilkan kinerja terbaik adalah
pengaturan tekanan dan jumlah gerigi emitter yang dibuka.

G. Kesimpulan
1. Irigasi tetes merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air
melalui pipa-pipa secara setempat di sekitar tanaman atau sepanjang larikan
tanaman.
2. Bukaan emitter dan tekanan pada sistem irigasi tetes berpengaruh terhadap
debit dan keseragaman yang dihasilkan

H. Daftar Pustaka
Bucks, D.A. and S. Davis, Historical development of trickle irrigation in
Nakayama, F.S. and Bucks (ed), 1986. Trickle irrigation for crop production:
Development in agricultural engineering 9. Elsevier, Amsterdam.

Anda mungkin juga menyukai