DISUSUN OLEH:
NAMA : M. SONY JAYA WISUDA
NIM : 18/431431/TP/12287
CO. ASST : ALDEANSYAH PRIMA NAUFAL
Manometer air
E. Analisis
1. Perhitungan debit dan keseragaman
Tabel 1.2. Data hasil perhitungan sistem irigasi tetes
Vavg
63.075 70.9583 79.5833 67.5833 84.125 98.2083 88.9167 103.9 139.333
(ml)
Vavg
25% 47.5 49.6667 42.6667 49.6667 59.3333 75 54.3333 73.3333 106
(ml)
q
0.00035 0.00039 0.00044 0.00038 0.00047 0.00055 0.00049 0.00058 0.00077
(L/s)
q25%
0.000264 0.00028 0.00024 0.00028 0.00033 0.00042 0.0003 0.00041 0.00059
(L/s)
EU
75.30717 69.9941 53.6126 73.4895 70.53 76.3683 61.1059 70.5807 76.0766
(%)
2. Grafik
Tekanan vs q
0.0009
0.0008
0.0007
0.0006
q (L/s)
0.0005
q1
0.0004
q2
0.0003
0.0002 q3
0.0001
0
0 50 100 150 200 250
Tekanan (cmH2O)
Bukaan vs q
0.0009
0.0008
0.0007
0.0006
q (L/s)
0.0005
q100
0.0004
q150
0.0003
0.0002 q200
0.0001
0
0 2 4 6 8 10 12
Bukaan
50
EU3
40
30 EU7
20 EU10
10
0
0 50 100 150 200 250
Tekanan (cmH2O)
Bukaan vs EU
90
80
70
60
EU(%)
50
EU100
40
30 EU150
20 EU200
10
0
0 2 4 6 8 10 12
Bukaan
F. Pembahasan
1. Apa saja komponen irigasi tetes?
Unit utama (head unit), pipa utama, pipa pembagi, pipa lateral, alat
aplikasi/penyemprot/emitter (Bucks et al, 1986).
2. Bagaimana cara mengatur debit dan tekanan?
Dengan mengatur jarak emitter dari pipa primer sehingga tekanan dapat
diatur. Sedangkan untuk mengatur debit dengan dengan mengubah posisi
gerigi emitter pada selang.
G. Kesimpulan
1. Irigasi tetes merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air
melalui pipa-pipa secara setempat di sekitar tanaman atau sepanjang larikan
tanaman.
2. Bukaan emitter dan tekanan pada sistem irigasi tetes berpengaruh terhadap
debit dan keseragaman yang dihasilkan
H. Daftar Pustaka
Bucks, D.A. and S. Davis, Historical development of trickle irrigation in
Nakayama, F.S. and Bucks (ed), 1986. Trickle irrigation for crop production:
Development in agricultural engineering 9. Elsevier, Amsterdam.