Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI TERBARUKAN (TPT2109)


ACARA VI
PANEL SURYA

DISUSUN OLEH:
NAMA : M. SONY JAYA WISUDA
NIM : 18/431431/TP/12287
GOL : KELOMPOK B
CO. ASS : AGUNG TRICAHYA R
ARDYAN WIDYANTO PUTRO
FAIZ MUHAMMED
JOKO PURWO LEKSONO Y P

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang panel surya adalah sebagai berikut
1. Memahami prinsip kerja panel surya
2. Memahami karakteristik pembangkitan listrik oleh panel surya
3. Memahami fungsi charge control unit, inverter dan battery
4. Mengenal dan memahami rangkaian pembangkit listrik tenaga surya sistem
off-grid
1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum tentang panel surya adalah sebagai berikut
1. Dapat memahami prinsip kerja dari panel surya.
2. Mengetahui manfaat panel surya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian panel surya
Panel Surya adalah alat konversi energi cahaya matahari menjadi energi
listrik. Untuk memanfaatkan potensi energi surya ada dua macam teknologi
yang sudah diterapkan, yaitu energi surya fotovoltaik dan energi surya termal.
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya
menjadi listrik. Mereka disebut surya atau matahari atau "sol" karena matahari
merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering
kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya
listrik". Sel surya bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi.
(Nurlaila, 2016).
2.2 Efek photovoltatik
Energi listrik dapat dibangkitkan dengan mengubah sinar matahari melalui
sebuah proses yang dinamakan photovoltaic (PV). Photo merujuk kepada
cahaya dan voltaic merujuk kepada tegangan. Terminologi ini digunakan untuk
menjelaskan sel elektronik yang memproduksi energi listrik arus searah dari
energi radian matahari. Photovoltaic cell dibuat dari material semikonduktor
terutama silikon yang dilapisi oleh bahan tambahan khusus. Jika cahaya
matahari mencapai cell maka elektron akan terlepas dari atom silikon dan
mengalir membentuk sirkuit listrik sehinnga energi listrik dapat dibangkitkan.
Sel surya selalu didesain untuk mengubah cahaya menjadi energi listrik
sebanyak-banyaknya dan dapat digabung secara seri atau paralel untuk
menghasilkan tegangan dan arus yang diinginkan seperti yang dinyatakan oleh
Chenni et. al. (2007).
Unjuk kerja dari photovoltaic cell sangat tergantung kepada sinar matahari
yang diterimanya. Kondisi iklim (misal awan dan kabut) mempunyai efek yang
signifikan terhadap jumlah energi matahari yang diterima sel sehingga akan
mempengaruhi pula unjuk kerjanya seperti dibuktikan dalam penelitian
Youness et. al (2005) dan Pucar dan Despic (2002).
2.3 Jenis panel surya
1. Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi
terkini & menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.
Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi
listrik besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi
alam yang sangat ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%.
Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat
yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis
dalam cuaca berawan (Keogh and Blackers, 2001).
2. Polikristal (Poly-Crystalline)
Merupakan Panel Surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama. Panel suraya jenis ini memiliki
efisiensi lebih rendah dibandingkan tipe monokristal, sehingga memiliki
harga yang cenderung lebih rendah (Luque and Hegudus, 2003)
3. Thin Film Solar Cell (TFSC)
Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau
beberapa lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel
surya jenis ini sangat tipis karenanya sangat ringan dan fleksibel. Jenis ini
dikenal juga dengan nama TFPV (Thin Film Photovoltaic) (Celik, 2003).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun bahan yang digunakan yakni:
1. Sinar Matahari
Adapun alat-alat yang digunakan yakni:
1. Charge controller
2. Battery
3. Inverter
4. Lampu AC
5. Ampere meter
6. Volt meter
7. Resistor
8. Lampu DC
9. Lux meter
3.2 Cara Kerja
Pada praktikum daring ini, praktikan diminta mengamati dan mempelajari
materi dari video yang diberikan asisten praktikum yang menjelaskan
mengenai panel surya dan langkah kerja dalam pengukuran intensitas cahaya
matahari dan pengukuran karakteristik panel surya. Adapun langkah kerja yang
dijelaskan yaitu seperti berikut.
a. Pengukuran pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pembangkitan
listrik:
Panel surya, volt meter, ampere meter, lampu dc dan lux meter disiapkan.
Panel surya diletakkan pada tempat dengan penyinaran matahari yang relatif
stabil dan tanpa naungan. Rangkaian pengujian arus DC dirangkai dengan volt
meter, ampere meter dan lampu DC sebagai beban. Setiap 5 menit nilai yang
terbaca pada volt meter dan ampere meter dicatat, serta intensitas cahaya
matahari diukur dengan menggunakan lux meter dengan cara sensor diarahkan
ke arah matahari secara sejajar dengan permukaan panel surya, lalu dihitung
daya listrik yang dihasilkan tiap waktu, lalu dibuat grafik perbandingan daya
listrik dihasilkan terhadap waktu dan daya listrik dihasilkan terhadap intensitas
cahaya matahari.
b. Pengukuran karakteristik panel surya
Panel surya, volt meter, ampere meter dan rangkaian resistor dipersiapkan.
Panel surya diletakkan pada tempat dengan penyinaran matahari yang relatif
stabil dan tanpa naungan (atau bisa menggunakan pengganti cahaya matahari
berupa lampu). Tegangan open-circuit (VOC) diukur dengan membuat
rangkaian open-circuit. Kuat arus short-circuit (ISC) diukur dengan membuat
rangkaian short-circuit. Rangkaian dibuat dengan menggunakan variasi
beberapa ukuran resistor berbeda. Tegangan dan kuat arus listrik yang melalui
tiap variasi resistor tersebut diukur. Kemudian ditentukan tegangan maksimal
(Vmax) dan kuat arus maksimal (Imax). fill-factor panel surya dihitung dengan
𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑥𝐼𝑚𝑎𝑥
persamaan: . Supaya lebih jelas, praktikan diminta mencermati video
𝑉𝑂𝐶 𝑥𝐼𝑆𝐶

“pengujian karakteristik panel surya” pada tautan di slide ke 10/file format


laporan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Fungsi alat
Praktikum tentang panel surya ada beberapa alat yang digunakan. Alat
praktikum ini memiliki fungsinya masing-masing. Pertama yaitu battery atau
aki yang berfungsi menyimpan energi listrik. Kemudian ada panel surya yang
berfungsi menangkap energi dari cahaya matahari. Berikutnya ada voltmeter
dan amperemeteryang berfungsi mengukur nilai tegangan dan arus suatu
rangkaian. Berikutnya yaitu inverter yang berfungsi mengubah arus listrik
searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Alat selanjutnya yaitu AC
dan DC lamp fitting yang berfungsi sebagai dudukan lampu arus bolak-balik
dan arus searah. Selanjutnya ada resistor yang berfungsi menghambat arus
listrik pada suatu rangkaian. Kemudian ada lux meter yang berfungsi mengukur
besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Alat terakhir yaitu charge control
unit yang berfungsi mengatur proses pengisian aki atau rangkaian aki (Battery
Bank).
4.2 Prinsip kerja panel surya
Prinsip kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel
surya, maka elektron-elektron yang ada pada sel surya akan bergerak dari N ke
P, sehingga pada terminal keluaran dari panel surya akan menghasilkan energi
listrik. Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya berbeda-beda
tergantung dari jumlah sel surya yang dikombinasikan didalam panel surya
tersebut. Keluaran dari panel surya ini adalah berupa listrik arus searah (DC)
yang besar tegangan keluarnya tergantung dengan jumlah sel surya yang
dipasang didalam panel surya dan banyaknya sinar matahari yang menyinari
panel surya tersebut (Bansai, 1990).
4.3 Penggunaan sel surya di Indonesia
Di Indonesia yang terletak di daerah tropis ini sebenarnya memiliki suatu
keuntungan cukup besar yaitu menerima sinar matahari yang
berkesinambungan sepanjang tahun. Sayangnya energi tersebut kelihatannya
dibiarkan terbuang percuma untuk keperluan alamiah saja. Selain itu energi
matahari dapat dimanfaatkan dengan bantuan peralatan lain, yaitu dengan
merubah radiasi matahari kebentuk lain. Ada dua macam cara merubah radiasi
matahari ke dalam energi lain, yaitu melalui solar cell dan collector. Tidak
diragukan lagi bahwa energi surya adalah salah satu sumber energi yang ramah
lingkungan dan sangat menjanjikan pada masa yang akan datang, karena tidak
ada polusi yang dihasilkan selama proses konversi energi, dan juga sumber
energinya banyak tersedia di alam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah
1. Prinsip kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel
surya, maka elektron-elektron yang ada pada sel surya akan bergerak dari N
ke P, sehingga pada terminal keluaran dari panel surya akan menghasilkan
energi listrik.
2. Keluaran dari panel surya ini adalah berupa listrik arus searah (DC) yang
besar tegangan keluarnya tergantung dengan jumlah sel surya yang dipasang
didalam panel surya dan banyaknya sinar matahari yang menyinari panel
surya tersebut.
3. Fungsi charge controller unit adalah melindungi dan melakukan otomatisasi
pada pengisian baterai. Inverter adalah rangkaian yang mengubah tegangan
DC menjadi AC. Atau lebih tepatnya inverter memindahkan tegangan dari
sumber DC ke beban AC.
4. Sistem off-grid adalah sistem pembangkit tenaga surya yang berdiri sendiri
tanpa bantuan dari listrik PLN.
5.2 Saran
Praktikum tentang panel surya dengan metode online sudah cukup baik
karena disertai dengan video pembuatan. Sehingga praktikan terbantu dalam
pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
Bansai, NK, et al., (1990), Renewable Energy Sources And Conversion
Technology, Tata McGraw-Hill Publishing Co. Limited, New Delhi
Celik, A., N., (2003). Long-Term Energy Output Estimation for Photovoltaic
Energy Systemsusing Synthetic Solar Irradiation Data, Amsterdam, Journal
of Energi, Volume 28, Issue 5, pp. 479-493
Chenni, R. , Makhlouf, M., Kerbache, T., and Bouzid, A., (2007). A Detailed
Modeling Method for Photovoltaic Cells. Amsterdam. Journal of Energy,
Volume 32, Issue 9, pp. 1724- 1730
Keogh, M. William and Blackers, W. Andrew, 2001. Accurate Measurement,
Using Natural Sunlight, of Silicon Solar Cells, Research and Aplications
2001; 12;1-19, Centre for Sustainable Energy Systems, The Australian
National University, Canberra, Australia
Luque, A., and Hegedus, S., (2003). Handbook of Photovoltaic Science and
Engineering. New York, John Willey & Sons, Ltd
Nurlaila Amna. 2016. Rancang Bangun Prototipe Pengatur Suplai Daya Beban
Listrik Rumah Cerdas Untuk Meningkatkan Kehandalan Listrik, Banda
Aceh, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unsyiah.
Resume Jurnal
PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA
KELUARAN PANEL SURYA
Oleh Subekti Yuliananda, Gede Sarya, RA Retno Hastijanti

Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa dengan mengubah cahaya


matahari terutama intensitas matahari dengan solar sel dapat dibuat sumber energy
listrik untuk konsumsi manusia. Pemilihan sumber energi terbarukan ini sangat
beralasan mengingat suplai energi surya dari sinar matahari yang di terima
oleh permukaan bumi mencapai mencapai 3 x 1024 joule pertahun. Energi yang
bersifat terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan energi mengingat sumber tersebut sangat melimpah. Salah satunya
upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Dari hasil pengujian panel solar 50 Wp dan inverter dan pengisi bataerai
Battery Change) didapat beberapa simpulan seperti berikut ini :
1. Bahwa intensitas matahari terendah yang terjadi pada pukul 18.00 sebesar
20100 lumen masih menghasilkan daya sebesar 6,8 Watt. Sedangkan daya
rerata selama 6 hari sebesar 7,29 Watt.
2. Daya ini mampu mensuplay peralatan kendali tanah longsor dengan
menggunakan daya utama baterai aki yang diisi melali panel surya.
3. Bahwa intensitas mataharai mempengaruhi besar daya, dimana bila intensitas
rendah daya yang dihasilkan rendah sedang intensitas tinggi daya yang
dihasilkan akan naik pula.

Anda mungkin juga menyukai