MESIN LISTRIK
OLEH:
AIDIL SYAPUTRA
15063026
DOSEN PEMBINA
A. TUJUAN
Mampu merangkai, menjalankan dan menganalisa beberapa karakteristik generator dc
penguatan terpisah.
B. TEORI
Generator DC penguat terpisah yaitu sustu generator arus searah yang sumber arus
kumparan medannya diambil dari sumber tersendiri di luar generator.
Pada generator DC penguatan terpisah berlaku:
𝐸𝑚 = 𝐶. ∅. 𝑛
𝑉𝑡 = 𝐸𝑎 − 𝐼𝑎 . 𝑅𝑎 = 𝐼𝐿 . 𝑅𝐿
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿
𝑉𝑓 = 𝐼𝑓 . 𝑅𝑓
Dimana:
𝐸𝑎 =Tegangan jangkar (V); 𝑉𝑓 =Tegangan terminal (V); 𝑉𝑓 =Tegangan Medan (V);
𝐼𝑎 = Arus jangkar (Ampere); 𝐼𝑓 = Arus medan (Ampere); 𝐼𝐿 = Arus beban (Ampere);
𝑅𝑎 = Tahanan jangkar (Ohm); 𝑅𝐿 = Tahanan beban (Ohm); 𝑅𝑓 = Tahanan medan (Ohm)
C= konstanta
Φ= fluks/kutub
n=putaran (rpm)
C. PERALATAN
D. PROSEDUR
a. Hubungkan torsi meter MV 100 sebagai motor dan mesin DC MV 120 sebagai
generator sesuai dengan diagram rangkaian.
b. Catat spesifikassi generator DC seperti ditunjukka pada rating plate. Rating ini tidak
boleh dilampaui selama percobaan berlangsung.
c. Dosen atau teknisi mencek rangkaian percobaan.
d. Hidupkan switch dengan DC konstan atur shunt rheostat torsi meter sehingga dicapau
arus penguatan maksimum.
e. Set teganagn DC control variable menjadi no dan hidupkan switch tegangan DC
variable. Setelah itu naikkan tegangan rotor 230 V. mesin lalu akan hidup dan berputar
sampai mencapai 1500 rpm. Mesin seharusnya berputar sesuai dengan arah panah.
2. Pengukuran karakteristik tanpa beban E = f(If), sebagai contoh tegangan induksi tanpa
a. Atur torsi meter hingga kecepatannya 1400 rpm. Kecepatan ini harus dikontrol
konstan selama percobaan dan harus dicek secara terus menerus. Switch S harus
pada posisi off. Variasikan tegangan penguatan If dengan variasi 0.1 A mulai dari
nol ke maksimum dan pada setiap variasi tegangan catat If dan tegangan indusi yang
b. Selanjutnya variasikan arus penguatan dari maksimum ke nol dan untuk setiap nilai
catat If dan V. amati bahwa dengan perubahan arus penguatan dari minimum ke
a. Atur torsi meter hingga kecepatannya 1400 rpm. Kecepatan ini harus dikontrol
mencapai 220 V. Switch S harus masih pada posisi off. Catat seting arus
nilai baca arus dan tegangan V. Cek kecepatan dan arus penguatan.
E. DIAGRAM RANGKAIAN
F. TABEL PERCOBAAN
Rating Generator DC MV153 (Catat informasi yang dibutuhkan yang ada pada name
plate peralatan yang digunakan)
Tabel 1. Karakteristik tanpa beban (V = f (If), n = konstan)
Pengukuran Perhitungan
𝐼𝐿 (𝐴)
V (volt) 𝑃𝑜𝑢𝑡 (VA) T (Nm) 𝑃𝑖𝑛 (watt) η (%) 𝑉𝑅 (%)
0 - - - - - -
1 132 120 1,8 263,76 45,49 62,87
2 125 240 3 439,6 54,9 72
3 120 350 4,6 674,05 51,92 79,16
4 115 430 5,8 846.89 50,77 86,95
5 110 510 7,2 1055,04 48,33 95,45
G. ANALISA DATA
Pada karakteristik tanpa beban ini dapat dilihat bahwa setiap peningkatan
nilai arus maka nilai tegangan yang dihasilkan meningkat. Seperti pada n = 1200
rpm, ketika arus dinaikkan dari 0,0 - 0,5 A, dari percobaan nilai tegangan terus
meningkat yakni dari 20 – 220 V, begitu juga pada kecepatan n = 1400 rpm yakni
dari 25 – 250 V. pada kondisi arus medan sama dengan nol pada voltmeter sudah
terbaca nilai tegangan ini disebabkan adanya magnet sisa, sehingga ketika diputar
tanpa ada arus pada medan yang mengalir, kumparan medan sudah menghasilkan
fluks. Dan juga mengapa ketika kecepatan 1200 dan 1400 rpm memiliki nilai
Ea = K’ Φ n VT = Ea - IaRa
Dari rumus diatas dapat diliat antara tegangan induksi (Ea) dan kecepatan
(n) berbanding lurus, sehingga semakan naik kecepatan putaran generator maka
nilai tegangan induksi menigkat yang dihasilkan semakin besar. Dengan naiknya
nilai tegangan induksi maka nilai teganagan total yang dihasilkan juga akan
meningkat.
Dan sebab mengapa dengan naiknya nilai arus medan maka nilai tegangan
yang dihasilkan juga meningkat ini dikarenakan, jika nilai tahanan medan
dihasilkan mesin juga menigkat akibatnya nilai tegangan induksi yang dihasilkan
(Ea) juga menigkat. Dengan naiknya nilai Ea maka nilai VT juga akan meningkat.
Sama halnya dengan penjelasan diatas, namun pada percobaan ini nilai
arus medannya yang dijaga konstan yakni pada nilai 0.4 dan 0.5 A dan
pada nilai arus medan 0.4 A, dengan kecepatan putaran dari 0 – 1400 rpm nilai
tegangan terus naik yakni dari 0.2 – 210 V, begitu juga dengan If = 0.5 A, dari
Ea = K’ Φ n VT = Ea - IaRa
Dari rumus diatas dapat diketahui semakin tingginya nilai putaran (n)
maka nilai tegangan induksi juga meningkat dan dengan naiknya nilai
tegangan induksi maka nilai tegangan total (Vt) juga akan meningkat.
Dan juga dengan nilai arus medan yang dinaikkan maka nilai tegangan
yang dihasilkan juga akan meningkat. Ini bisa dibukikan dengan rumus berikut
juga meningkat ini dikarenakan, jika nilai tahanan medan berkurang menyebabkan
nilai arus medan menigkat, sehingga flux yang dihasilkan mesin juga menigkat
akibatnya nilai tegangan induksi yang dihasilkan (Ea) juga menigkat. Dengan
Dengan semakin naiknya nilai pada beban maka nilai tahanan juga akan
𝑃𝑜𝑢𝑡 240
𝜂2 = 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 54,9 %
𝑃𝑖𝑛 439,6
𝑃𝑜𝑢𝑡 350
𝜂3 = 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 51,92 %
𝑃𝑖𝑛 674,05
𝑃𝑜𝑢𝑡 430
𝜂4 = 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 50,77 %
𝑃𝑖𝑛 846,89
𝑃𝑜𝑢𝑡 510
𝜂5 = 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 48,33 %
𝑃𝑖𝑛 1055,04
H. TUGAS
1. Gambar karakteristik tanpa beban untuk penaikan dan penurunan 𝐼𝑚 pada kecepatan
1400 dan 1200 rpm secara berurutan pada diagram yang sama dengan 𝐼𝑚 sebagai
axis-nya.
250
TEGANGAN MOTOR (VOLT)
200
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
NILAI IF (AMPERE)
KARAKTERISTIK PENURUNAN IF PADA
KECEPATAN 1200 RPM
Tegangan
250
TEGANGAN MOTOR (VOLT)
200
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
NILAI IF (AMPERE)
300
TEGANGAN MOTOR (VOLT)
250
200
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
NILAI IF (AMPERE)
300
TEGANGAN MOTOR (VOLT)
250
200
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
NILAI IF (AMPERE)
2. Gambar karakteristik tanpa beban untuk penaikan dan penurunan kecepatan hingga
1400 secara berurutan pada diagram yang sama dengan 𝐼𝑙 sebagai axis-nya.
a. Tegangan (V)
130
128 128
125
123
120
TEGANGAN (V)
118
115 115
110
108
105
100
95
0 1 2 3 4 5
IL (A)
V (volt)
b. Torka
T (Nm)
8
7
TORKA (NM)
6 5.8
4 4.4
2.8
2 1.6 1.6
0
0 1 2 3 4 5
IL (A)
T (Nm)
c. Daya output
600
DAYA OUTPUT (WATT)
500
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5
IL (A)
Pout
3. Gambar karakteristik tegangan luar untuk penguatan terpisah dengan 𝐼𝐵 sebagai
axis-nya.
135
TEGANGAN MOTOR (VOLT)
130
125
120
115
110
105
0 1 2 3 4 5 6
NILAI IB (AMPERE)
6. Karakteristik tanpa beban berbeda untuk penaikan dan penurunan arus penguatan
Sebab penguatan medan terhadap rotor yang telah berputar jauh lebih kecil jika
dibandingkan dengan penguatan medan jika rotor dalam keadaan diam. Dalam
keadaan motor diam maka diperlukan gaya lebih untuk memutar rotor. Sedang
jika rotor telah dalam keadaan berputar maka gaya yang diperlukan lebih kecil.
Sebab dengan bertambahnya beban maka arus akan naik yang menyebabkan
tegangan suplai pun akan turun hal ini berdasarkan rumus dasar yang diungkapkan
dalam hokum Ohm yakni semakin besar arus maka tegangan akan menurun atau
dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut: 𝑉 = 𝐼 𝑥 𝑅
I. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, dengan putaran motor
akan bertambah cepat jika tegangan dinaikkan. Semakin besar tegangan yang disuplai ke
motor maka putara motor pun akan semakin cepat. Tegangan yang dibutuhkan saat
menaikkan kecepatan motor berbeda dengan tegangan yang diperlukan saat menurunkan
kecepatan motor. Besaran beban yang dihubungkan ke motor mengakibatkan tegangan
motor akan berkurang sesuai dengan besarnya beban yang dihubungkan ke motor
tersebut. Besaran penurunan sesuai dengan hukum ohm, dimana apabila arus naik maka
tegangan akan turun.
J. DAFTAR PUSTAKA
Tim Labor Mesin Listrik. (2012). Jobsheet Praktikum Mesin Listrik Program Studi S1
Pendidikan Teknik Elektro.Padang: Jurusan Teknik Elektro FT-UNP