Makalah Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Penerapan Sistem Kendali Kelistrikan Industri
DISUSUN
O
L
E
H:
Kelompok 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul SISTEM KONTROL
STARTING MOTOR INDUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Penerapan Sistem Kendali Kelisfrikan Industri . Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
BAB III
PENUTUP................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16
3.2 Saran...................................................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................................18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun penggunaan motor induksi di industri ini adalah sebagai penggerak, seperti untuk
blower, kompresor, pompa, penggerak utama proses produksi atau mill, peralatan workshop
seperti mesin-mesin bor, grinda, crane, dan sebagainya.
Untuk dapat menjalankan motor induksi diperlukan suatu sistem pengasutan diantaranya
adalah metode konvensional dan metode otomatis
Sebuah motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Rotor merupakan
bagian yang berputar dan stator merupakan bagian yang diam.
1. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam starting motor induksi secara konvensional ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Stator
Rotor Belitan
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama
seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang
5
sama. Penambahan tahanan luar sampai harga tertentu, dapat membuat kopel mula mencapai
harga kopel maksimumnya.
Rotor Sangkar
Motor induksi jenis ini mempunyai motor dengan kumparan yang terdiri atas beberapa batang
konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga mempunyai sangkar tupai seperti ini sangat.
Untuk membatasi arus mula yang besar, tegangan sumber harus dikurangi dan biasanya
digunakan ototransformator atau saklar Y – A. Tetapi berkurangnya arus akan berakibat
berkurangnya kopel
d. Sikat (carbon brush), hanya terdapat pada motor induksi rotor lilit yang berfungsi untuk
menghubungkan belitan rotor dengan tahanan tambahan
Medan Putar
Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan putar
(fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi
apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umurnnya tiga fasa. Hubungan
dapat berupa bintang atau delta.
6
Gambar Medan Putar
Misalnya kumparan a-a; b-b; c-c dihubungkan 3 fasa, dengan fasa rnasing-masing 120° dan
dialiri arus sinusoid. Distribusi ia, ib, is sebagai fungsi waktu adalah seperti gambar pada
keadaan tl, t2, t3, dan 14 fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-
masing adalab seperti gambar 3.4 c, d, e, dan f. Pada t1 fluks resultannya mempunyai arah
sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan a-a; sedangkan t2 fluks resultannya
dihasilkan oleh kumparan b-b. Untuk t4, fluks resultannya berlawanan arah dengan fluks
resultan yang dihasilkan pada saat tl. Dari gambar 3.4 c, d, e, dan f tersebut terlihat
bahwa fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh karena itu, untuk mesin dengan
jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat diturunkan sebagai berikut
Ns = 120.f/p
f = frekuensi
p = jumlah kutub
7
2.2 Prinsip Kerja Motor induksi
Dengan :
P = Banyaknya kutub
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong panghantar-
panghantar rotor sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Gaya Gerak Listrik (GGL)
atau tegangan induksi.
8
2.3 Sistem Pengasutan
Masalah-masalah yang sering muncul pada sistem pengasutan secara umum adalah
arus awal
yang terlalu besar dan momen awal yang sering terlalu kecil. Untuk kebanyakan motor arus
awal adalah empat sampai tujuh kali besarnya arus nominal
Untuk motor-motor yang besar hal ini tidak dapat diijinkan karena akan mengganggu
jaringan, lagipula hal ini akan merusak motor itu sendiri. Selain itu konsumsi daya listrik juga
akan sangat tinggi dikarenakan arus start yang terlalu besar tadi.
Rumus arus awal adalah
E
( I ¿¿ 2)❑S =1 = 2 20 2 ¿
√ R2 + X 2
Dengan memperhatikan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk
menurunkan arus awal adalah dengan menurunkan E20, hal ini dapat dilakukan dengan
menurunkan tegangan apit. Dan cara yang kedua adalah dengan memperbesar nilai tahanan
R2. Hal ini dapat dilakukan pada jenis rotor belitan dengan menambahkan tahanan luar
melalui cincin gesernya.
9
Starting dengan metode ini menggunakan rangkaian kontrol listrik yang berfungsi
memberikan sebuah arus kepada motor listrik atau elmot secara penuh melalau kontaktor.
Jenis ini adalah jenis pengasutan yang umum dipakai terutama untuk daya motor dibawah 5
KW. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengasutan secara langsung (DOL) ini
antara lain :
1. Arus meningkat 5 s/d 7 kali arus beban penuh
2. Torsi hanya 1,5 s/d 2,5 kali torsi beban penuh.
3. Terjadi drop tegangan pada saat start awal
4. Untuk daya motor yang besar tidak disarankan untuk menggunakan pengasutan jenis ini.
Ketika pengasutan DOL maka arus starting adalah mirip arus hubung singkat (Ihs)
τ start Ihs 2
τf [ ]
=
If
sf =a2 sf
Ihs
Dimana a=
If
Gambar 1 memperlihatkan rangkaian
percobaan pengasutan DOL
10
Komponen Direct on line ( DOL )
Rangkaian pasti membutuhkan sebuah komponen Listrik untuk menunjang rangkaian
tersebut berjalan dengan sempurna. Apa saja komponen yang dibutuhkan rangkaian Direct
Online Stater ?, berikut List komponenya.
Metode Starting Star-Delta banyak digunakan untuk menjalankan dan meredam lonjakan arus
yang tinggi (Inrush Current) motor induksi rotor sangkar yang mempunyai daya di atas 5 Kw
(atau sekitar 7 HP)
11
Cara yang sering digunakan untuk menurunkan tegangan apit adalah dengan menggunakan
saklar bintang segitiga. Hubungan bintang digunakan untuk menurunkan tegangan yang
masuk ke kumparan stator, sedangkan pada saat motor berjalan normal, kumparan stator
dihubung delta. Metode ini cocok digunakan untuk motor-motor diatas 5,5 KW sampai 15
KW. Pada saat hubungan Bintang tegangan line ke netral dapat diformulasikan sebagai
Vf
berikut: V ¿ =
√3
Vf
Sehingga I ¿=I f
√ 3. Z
Sedangkan pada hubungan segitiga tegangan line ke netral dapat diformulasikan sebagai
V
berikut: I ¿=
Z
Vf
Sehingga I n=
√3
Formulasi hubungan torsi starting dan torsi beban penuh
Ist perphase = 1/√3 Ihs per phase
Ihs adalah arus saat hubungan segitiga dengan starting DOL
2 I 2f
τ st ≈ I (s=1)
st τf ≈
Sf
2 2
τ start I st I hs 2 1 I hs
τf
=
[ ]
If
Sf =
√3 I f
Sf =
[ ]
3 If
Sf
12
Daftar Komponen Star-Delta
MCB ( Miniatur Circuit Breaker )
MCCB ( Moulded Case Circuit Breaker )
Push Button.
Thermal Overload Relay ( TOR )
Kontaktor Coil 220V AC
Timer
Pilot Lamp.
Emergency Stop
Kabel Kontrol 0.75 mm.
F2
ES1
K15M K16M
13
S16
Rd 43
S17
K7T
K15M
44 46
U10 V10 W10
K7T K15M
45 K16M
47
K7T
M K15M K16M
2.3.4 Pengasutan dengan transformator
Pengasutan dengan transformator ini dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan, semakin
banyak tingkatan yang digunakan maka akan semakin baik pula perubahan arus start yang
14
terjadi sehingga kenaikan arus start dapat diminimalkan. Keuntungan yang dapat kita rasakan
dengan penggunaan tingkatan yang lebih banyak adalah akan mengurangi kerugiankerugian
panas yang timbul jika kita bandingkan dengan mempergunakan suatu hambatan R.
Namun kekurangan yang utama adalah transformator tegangan mempunyai harga yang
lebih tinggi daripada sebuah hambatan.
Tujuan dari pengasutan ini adalah untuk mengurangi tegangan awal yang diinduksikan pada
stator sehingga rangkaian ini biasa dikenal dengan nama pemampas awal kerja atau starting
compensator. Rangkaian ini dapat dioperasikan secara manual ataupun otomatis dengan
menggunakan rele yang dapat memberikan tegangan penuh setelah motor menjadi cepat.
Pada saat pengasutan tegangan terminal dari motor dikurangi 50% sampai 80% dari tegangan
penuh trafo, hal ini dimaksudkan untuk membuat arus asut kecil. Setelah percepatan
transformator tegangan diputuskan. Jika transformator bertapping dengan ratio
transformasi k maka :
kV
Tegangan fasa
√3
kV V
Sehingga I 2= =k
√3 Z √ 3 Z
I 2=k . I hs
I 2=k . s . I f
Arus dari catu daya
I 1=k . I 2
I 1=k 2 s . I f =k 2 I hs
2 2
V V
Maka τ 2 ≈ k
2
[ ]
√3
dimana τ 1 ≈
[ ]
√3
Maka τ 2=k 2 τ 1
I st =k I hs
Karena τst~Ist2 untuk slip = 1
2
I
If [ ]
Maka τ st = st S f
2
τ st 2 I st
Sehingga
τf
=k
If [ ]
Sf
15
Daftar Komponen Auto transformer :
MCB ( Miniatur Circuit Breaker )
MCCB ( Moulded Case Circuit Breaker )
Push Button.
Thermal Overload Relay ( TOR )
Kontaktor Coil 220V AC
Timer
Pilot Lamp.
Emergency Stop
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode yang dapat dilakukan dalam starting motor induksi secara konvensional
anatara lain :
Pengasutan DOL (direct on line)
Pengasutan Bintang Segitiga
Pengasutan dengan Tahanan Primer
Pengasutan dengan transformator
3.2 Saran
Setelah memaparkan penjelasan diatas, penulis menyarankan agar sebaiknya pembaca
memperbanyak sumber bacaan agar dapat lebih memahami materi ini
16
Daftar Pustaka
https://www.plcdroid.com/2020/09/macam-macam-starting-motor-induksi-3.html
http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/download/148/
150/
https://slideplayer.info/slide/13700098/
17
18