Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PERCOBAAN

MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK (AC)

PERCOBAAN POLARITAS TRANSFORMATOR


PERCOBAAN TRAFO STEP UP &STEP DOWN TANPA BEBAN
PERCOBAAN TRAFO STEP DOWN BERBEBAN DAN TIDAK
PERCOBAAN GENERATOR 1 FASE TANPA BEBAN
PERCOBAAN GENERATOR 1 FASE BERBEBAN

Tanggal Pelaksanaan : 26 Febuari 2017


Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Junaedi S., M.T.
Badrul, S.T.

Disusun Oleh : Kelompok 6


Ahmad Ramadhan | NIM. 43218202014035
Dzulkifli Ali | NIM. 43218202014035
Maulana Ainul Yakin | NIM. 43218202012035

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI FATAHILLAH


CILEGON
1

2017
2

PERCOBAAN UNIT 1 : TRANSFORMATOR

A. JUDUL PERCOBAAN : Polaritas transformator 1 fasa.

B. TUJUAN PERCOBAAN :
Mahasiswa dapat mengetahui polaritas transformator
dengan menggunakan 3 voltmeter.

C. ALAT DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN :


1. Transformator step-down.
2. AVR (auto voltage regulator)
3. Multimeter.

D. TEORI SINGKAT :
Dalam menghubungkan transformator secara paralel atau
dalam tiga fase bank. penting untuk mengetahui polaritas
terminal transformator. Dalam membangun trafo di pabrik,
ujung dari gulungan bisa sangat terhubung dengan
mengarahkan memperluas keluar dengan melalui kasus ini
bahwa aliran arus di terminal sekunder sehubungan dengan
terminal utama yang sesuai adalah dalam arah yang sama
atau berlawanan arah. Ketika arus mengalir dalam arah yang
sama dalam 2 terminal primer dan sekunder yang
berdekatan. polaritas transformator dikatakan subtraktif,
dan ketika arus mengalir pada arah yang berlawanan,
polaritas dikatakan aditif.
Polaritas dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
Bayangkan sebuah transformator satu fase memiliki 2
tegangan tinggi dan 3 tegangan rendah pada terminal
eksternal. Hubungkan satu terminal tegangan tinggi ke
terminal tegangan rendah yang berdekatan dan menerapkan
tegangan uji pada dua terminal tegangan tinggi. Kemudian
jika tegangan yang tidak terhubung dengan tegangan tinggi
3

dan tegangan rendah yang lebih kecil dari tegangan yang


digunakan maka itu disebut polaritas subraktif (Gambar 2).
sedangkan jika lebih besar dari tegangan diterapkan di
seluruh terminal tegangan tinggi, polaritas adalah aditif
(Gambar 1)
Jika pada rangkaian polaritas transformator
saling mengurangi maka itu disebut substractive karena V <
V1. Sebaliknya jika pada transformator akan saling
menjumlah maka disebut additive karana V >V1.

E. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasang rangkaian percobaan sesuai gambar A
3. Melapor kepada dosen
4. Memberi sumber tegangan 220 V
5. Mengatur AVR (Auto Voltage Regulator) hingga pada posisi
110 Volt, kemudian mencatat besar tegangan penunjukan
di V1, V2 dan V3 pada tabel data.
6. Melepaskan sumber tegangan 220V
7. Membongkar semua rangkaian percobaan
8. Membuat laporan

F. DATA PERCOBAAN :
N
V1 (Volt) V2 (Volt) V3 (Volt)
O
1. 100 175 275
Perhitungan:
V3 = V1 + V2
= 110 + 175
= 275 V (sesuai dengan pengukuran)

G. KESIMPULAN :
Berdasarkan data percobaan diatas dapat disimpulkan
bahwa jenis polaritas transformator adalah additive.

H. DAFTAR PUSTAKA :
4

http://www.idc-
online.com/technical_references/pdfs/electrical_engineering/Tr
ansformer_Polarity.pdf
http://hodridjibril.blogspot.co.id/2013/11/praktikum-polaritas-
transformator.html

PERCOBAAN UNIT 2 : TRANSFORMATOR


5

A. JUDUL PERCOBAAN : Trafo step up dan step down tanpa


beban.

B. TUJUAN PERCOBAAN :
Mahasiswa dapat memahami konsep, jenis, manfaat dan
prinsip kerja transformator.

C. ALAT DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN :


1. Transformator step-down.
2. AVR (auto voltage regulator)
3. Multimeter.

D. TEORI SINGKAT :

Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang


digunakan untuk mengubah besaran tegangan arus listrik
bolak-balik (AC), seperti menaikkan atau menurunkan
tegangan listrik (voltase). Transformator bekerja
berdasarkan prinsip fluks listrik dan magnet dimana antara
sisi sumber (primer) dan beban (sekunder) tidak terdapat
hubungan secara fisik tetapi secara elektromagnetik
(induksi-elektromagnet).

Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari


besi berlapis dan dua buah kumparan (lilitan kawat), yaitu
kumparan primer dan kumparan sekunder.
6

Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum


Ampere dan hukum Faraday, yaitu : arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah
satu kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik
(AC) maka jumlah garis gaya magnet akan berubah-ubah.
Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder
menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang
jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga
timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan
(lilitan) terdapat beda tegangan

Dalam transformator terdapat perhitungan untuk


menentukan jumlah lilitan primer dan sekunder agar dapat
dihasilkan keluaran dengan tegangan rendah dan arus
besar. Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

Np = Jumlah lilitan primer

Ns = Jumlah lilitan sekunder

Vp = Tegangan Input (primer)

Vs = Tegangan Output (sekunder)

Ip = Arus primer (Input)


7

Is = Arus Output (sekunder)

Jenis-jenis transformator

1. Step-Up

DC.Transformator step-up adalah transformator yang


memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator
menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi
jarak jauh.

Simbol transformator step-up

2. Step-Down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih


sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Simbol transformator step-down


8

3. Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang


berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam
transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan
lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu
berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang
lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan
dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil
dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan.
Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder.

Simbol autotransformator

Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan


sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat
(biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

4. Autotransformator variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah


autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa
diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang berubah-ubah
9

Simbol autotransformator variabel

5. Transformator isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang


berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan
sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada
beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih
banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator
seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang.
Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah
banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

6. Transformator pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain


khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa.
Transformator jenis ini menggunakan material inti yang
cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL
induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi
perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.

7. Transformator tiga fasa

Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga


transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama
10

lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y)


dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta ().

8. Trafo penyesuai frekuensi

9. Trafo penyaring frekuensi

10. Trafo penyesuai impedansi

Kerugian dalam transformator


1. Kerugian tembaga. Kerugian I2.R dalam lilitan tembaga
yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik
yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling
primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua
fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan
sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan
sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh
kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan
transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi
transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat
dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder
secara semi-acak (bank winding).
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus
primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti
transformator tidak dapat mengubah arah fluks
magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggunakan material inti reluktansi rendah.
11

5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang


dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir
pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar
kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif
lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan
kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat
kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio
digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis
tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan
oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti
magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang
berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material
inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-
lapisan.

Pemeriksaan Transformator

Untuk mengetahui sebuah trafo masih bagus atau


sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO meter.
Caranya posisikan AVO meter pada posisi Ohm meter, lalu
cek lilitan primernya harus terhubung. Demikian juga lilitan
sekundernya juga harus terhubung. Sedangkan antara
lilitan primer dan skunder tidak boleh terhubung, jika
terhubung maka trafo tersebut konslet (kecuali untuk jenis
trafo tertentu yang memang didesain khusus untuk
pemakaian tertentu). Begitu juga antara inti trafo dan lilitan
primer/skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka
trafo tersebut akan mengalami kebocoran arus jika
digunakan. Secara fisik trafo yang bagus adalah trafo yang
12

memiliki inti trafo yang rata dan rapat serta jika digunakan
tidak bergetar, sehingga efisiensi dayanya bagus. Dalam
penggunaannya perhatikan baik2 tegangan kerja trafo, tiap
tep-nya biasanya ditulis tegangan kerjanya misalnya pada
primernya 0V 110V 220V, untuk tegangan 220 volt
gunakan tep 0V dan 220V, sedangkan untuk tegangan 110
volt gunakan 0V dan 110V, jangan sampai salah atau trafo
kita bakal hangus! Dan pada skundernya misalnya 0V 3V
6V 12V dsb, gunakan 0V dan tegangan yang diperlukan.
Ada juga jenis trafo yang menggunakan CT (Center Tep)
yang artinya adalah titik tengah. Contoh misalnya 12V CT
12V, artinya jika kita gunakan tep CT dan 12V maka
besarnya tegangan adalah 12 volt, tapi jika kita gunakan
12V dan 12V besarnya tegangan adalah 24 volt.

Komponen-Komponen Transformator / Trafo

1. Inti Besi

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,


magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis
yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi
besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy
(eddy current).

2. Kumparan Transformator

Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat


berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau
gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer
dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti
13

besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi


padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan
tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

E. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasang rangkaian percobaan sesuai gambar A
3. Melapor kepada dosen
4. Memberi sumber tegangan 220 V
5. Mengatur AVR (Auto Voltage Regulator) hingga pada posisi
20Volt, kemudian mencatat besar tegangan penunjukan
di Vs pada tabel data.
6. Melakukan langkah 5 dengan mengganti Vp pada posis
40Volt, 60Volt, 80Volt, 100Volt, 120Volt kemudian
mencatat besar tegangan penunjukan di Vs pada tabel
data.
7. Membongkar semua rangkaian percobaan
8. Membuat laporan

F. DATA PERCOBAAN :
1. Data percobaan transformator step up:
N Vprimer Vsekunder
O (Volt) (Volt)
1. 20 Volt 30 Volt

2. 40 Volt 65 Volt
3. 60 Volt 100 Volt
4. 80 Volt 135 Volt
5. 100 Volt 180 Volt
6. 120 Volt 215 Volt

2. Data percobaan transformator step down:


N Vprimer Vsekunder
O (Volt) (Volt)
1. 60 Volt 30 Volt
14

2. 80 Volt 50 Volt
3. 100 Volt 60 Volt
4. 120 Volt 70 Volt
5. 160 Volt 90 Volt
6. 200 Volt 110 Volt

Catatan:
Sisi primer adalah sisi tegangan terminal (TT).
Sisi sekunder adalah sisi transfromator (TR)

G. KESIMPULAN :
Berdasarkan data percobaan diatas dapat disimpulkan
bahwa jenis Transformator dalam kondisi normal dan sesuai
dengan fungsinya.

H. DAFTAR PUSTAKA :
https://cnt121.wordpress.com/2010/02/08/transformator/

PERCOBAAN UNIT 3 : TRANSFORMATOR

A. JUDUL PERCOBAAN : Pembebanan resistif pada transformator


1 fasa.

B. TUJUAN PERCOBAAN :
15

Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik transformator


dengan tanpa beban dan berbeban tipe resistif.

C. ALAT DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN :


1. AVR (auto voltage regulator)
2. Transformator step-down.
3. Amperemeter AC
4. Voltmeter AC
5. Multimeter.
6. Beban Resistif

D. TEORI SINGKAT :
Beban listrik adalah suatu alat atau benda yang dapat
bekerja atau berfungsi apabila dialiri arus listrik yang
berpotensial (dapat bekerja dengan memanfaatkan energi
listrik). contoh : lampu, alat-alat ramah tangga, alat-alat
elektronik, selain itu alat-alat yang digunakan untuk merubah
energi listrik menjadi energi lain misal gerak dan panas, dan
lain sebagainya.
Secara umum beban linier dapat diklasifikasikan menjadi
4 macam beban,yaitu :
1. Beban resistif, arus sefasa terhadap tegangan.
2. Beban induktif, arus tertinggal terhadap tegangan sebesar
90 derajat.
3. Beban kapasitif, arus mendahului terhadap tegangan
sebesar 90 derajat.
4. Beban kombinasi, arus mendahului/tertinggal terhadap
tegangan sebesar sudut tertentu (merupakan kombinasi
dari ketiga beban sebelumnya).
16

Gambar 1. Grafik Perbandingan Arus dan Tegangan Beban


Linier
1. Beban resistif (R)
Beban resistif adalah beban yang terdiri dari komponen
tahanan saja.Beban ini hanya mengkonsumsi daya aktif dan
memiliki faktor daya sama dengan 1.Arus dan tegangannya
memiliki fasa yang sama,maka dari itu penulis menyebutkan
bahwa arus sefasa terhadap tegangan.
Perhatikan Gambar 1, Dalam kolom fasa yang sama,ketika
arus (merah) mengalami kenaikan maka tegangan (biru) juga
mengalami kenaikan/puncak.Hal ini mengakibatkan puncak
pada grafik "tegangan x arus" (biru) berada ditengah-tengah
kolom fasa karena puncak dari arus dan tegangan terletak
pada tempat yang sama.Sehingga kita dapatkan
17

perbandingan arus-tegangan yang lebih sederhana sebagai


berikut :

Gambar 2. Grafik V-I Beban Reaktif


Persamaan daya nya :
P=VxI
Dimana :
P = Daya aktif beban (Watt)
V = Tegangan yang dicatu pada beban (Volt)
I = Arus yang mengalir pada beban (Ampere)

Persamaan reaktansi menurut hukum Ohm :


R=V/I
Dimana :
R = Reaktansi beban (Ohm)
V = Tegangan yang dicatu pada beban (Volt)
I = Arus yang mengalir pada beban (Ampere)
Contoh beban resistif : lampu pijar dan elemen pemanas
2. Beban induktif (L)
Beban induktif yaitu beban yang terdiri dari kumparan
kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil,
transformator, dan solenoida. Beban ini dapat menghalangi
perubahan nilai arus,mengakibatkan fasa arus bergeser
menjadi tertinggal terhadap tegangan - pergeseran fasa
(phase shift) pada beban induktif ini biasa disebut lagging
- ,hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa
medan magnetis. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan
daya reaktif.
Perhatikan gambar 1!Pada gambar tersebut nampak
bahwa pada kolom fasa yang sama,tegangan (biru)
18

mengalami kenaikan lebih dulu dibandingkan arus


(merah).Arus baru mulai meningkat ketika tegangan mulai
turun.Atau dapat pula dikatakan bahwa arus tertinggal
terhadap tegangan sebesar 90 derajat (lagging).Hal ini
mengakibatkan puncak pada grafik "tegangan x arus" (biru)
berada dibagian akhir kolom fasa karena puncak dari arus
tertinggal terhadap tegangan.Sehingga kita dapatkan
perbandingan arus-tegangan yang lebih sederhana sebagai
berikut :

Gambar 3. Grafik V-I Beban Induktif


Persamaan dayanya :
P = VI cos
Dimana :
P = Daya aktif yang diserap beban (Watt)
V = Tegangan yang mencatu beban (Volt)
I = Arus yang mengalir pada beban (Ampere)
= Sudut antara arus dan tegangan
Persamaan reaktansi induktif :

Dimana :
XL = Reaktansi induktif (Ohm)
F = Frekuensi (Hz)
L = Induktansi (Henry)
3. Beban kapasitif (C)
19

Beban kapasitif adalah kebalikan dari beban induktif.Jika


beban induktif dapat menghalangi terjadinya perubahan nilai
arus,maka beban kapasitif bersifat menghalangi perubahan
nilai tegangan.Sifat inilah yang menyebabkan kapasitor
seakan-akan menyimpan tegangan listrik sesaat.Beban ini
dapat mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi mendahului
terhadap tegangan - pergeseran fasa (phase shift) pada
beban kapasitif ini biasa disebut leading. Beban jenis ini
menyerap daya aktif dan meneluarkan daya reaktif.
Perhatikan gambar 1, Pada gambar tersebut nampak
bahwa pada kolom fasa yang sama,arus (merah) mengalami
kenaikan lebih dulu dibandingkan tegangan (biru). Tegangan
baru mulai meningkat ketika arus mulai turun.Atau dapat pula
dikatakan bahwa arus mendahului terhadap tegangan
sebesar 90 derajat (leading).Hal ini mengakibatkan puncak
pada grafik "tegangan x arus" (biru) berada diawal kolom fasa
karena puncak dari arus mendahului puncak tegangan.
Sehingga kita dapatkan perbandingan arus-tegangan yang
lebih sederhana sebagai berikut :

Gambar 4. Grafik V-I Beban Kapasitif


Persamaan dayanya :
P = VI cos
Dimana :
P = Daya aktif yang diserap beban (Watt)
V = Tegangan yang mencatu beban (Volt)
I = Arus yang mengalir pada beban (Ampere)
= Sudut antara arus dan tegangan
20

Persamaan reaktansi kapasitif :

Dimana :
Xc = Reaktansi kapasitif (Ohm)
F = Frekuensi (Hz)
C = Kapasitansi (Farad)

E. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasang rangkaian percobaan sesuai gambar A
3. Melapor kepada dosen
4. Memberi sumber tegangan 220 V
5. Mengatur AVR (Auto Voltage Regulator) hingga pada posisi
110 Volt, kemudian mencatat besar tegangan penunjukan
di V1, V2 dan V3 pada tabel data.
6. Melepaskan sumber tegangan 220V
7. Membongkar semua rangkaian percobaan
8. Membuat laporan

F. PERTANYAAN-PERTANYAAN :
1. Mengapa pada setiap pembebanan pada praktikum di atas
rugi-rugi trafo tidak sama?
2. Ada berapa jenis rugi-rugi yang terjadi pada trafo dan
komponen-komponen apa saja yang mempengaruhi rugi-
rugi ini?

G. DATA PERCOBAAN :
N Pin Pout
Beban Ip Is Vp Vs
O Watt Watt
Tanpa
1.
beban
2. R1 0.3 0.07 80 210 24 14.7
3. R2 0.3 0.08 80 217 24 17.4
4. R3 0.4 0.12 80 214 32 25.7
5. R4 0.4 0.16 80 211 32 33.8
21

6. R5 0.5 0.2 80 208 40 41.6


7. R6 0.75 0.27 80 205 60 55.4
8. R7 1 0.3 80 202 80 60.6
9. R8 1.1 0.4 80 199 88 79.6
10
R9 1.2 0.6 80 193 96 115.8
.
11
R10 1.4 0.8 80 190 112 152
.
12
R11 1.5 0.9 80 187 120 168.3
.
13
R12 1.7 1 80 184 136 184
.
14
R13 1.9 1.1 80 181 152 189.1
.
15
R14 2.1 1.1 80 178 168 195.8
.
16
R15 2.2 1.2 80 175 176 210
.
17
R16 2.2 1.2 80 172 176 206.4
.
18
R17 2.4 1.3 80 169 192 219.7
.
19
R18 2.6 1.4 80 166 208 232.4
.
20
R19 2.8 1.4 80 163 224 228.2
.
21
R20 3 1.6 80 160 240 256
.
Perhitungan:
W = V x I x Cos 900
= [watt]

H. KESIMPULAN :
Berdasarkan data percobaan diatas dapat disimpulkan
bahwa arus primer dan arus sekunder meningkat apabila
beban ditambahkan, akan tetapi tegangan primer tetap dan
tegang sekunder menurun berbanding terbalik dengan
22

arusnya. Daya primer dan sekunder trafo searah dengan


bebannya.

I. DAFTAR PUSTAKA :
http://lp3ik.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/modul%20praktikum
%20teknik%20tenaga%20listrik.pdf

Anda mungkin juga menyukai