Anda di halaman 1dari 68

ABSTRAK

SIMULASI DAN ANALISA PENGGUNAAN STATIC VAR


COMPANSATOR (SVC) SEBAGAI PENYEIMBANG ARUS DAN
PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA SIMULASI SISTEM TIGA FASA
TAK SEIMBANG

Oleh
JOELISCA SAPUTRA

Sekarang ini kebutuhan listrik adalah kebutuhan utama bagi semua lapisan
masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Agar kebutuhan listrik
disemua sektor ini dapat dipenuhi maka diperlukan suatu sistem tenaga listrik
yang handal agar pasokan listrik dapat terjaga dan merata. Jaringan distribusi ini
terdapat 2 macam yaitu jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi
sekunder. Masalah yang sering terjadi pada sistem distribusi ini adalah pembagian
beban yang tak seimbang pada setiap fasanya. Termasuk beban beban yang
terdapat pada pabrik industri. Pembebanan pada industri selalu berubah-ubah, hal
ini mengakibatkan ketidakseimbangan pada sistem distribusi. Oleh karena itu
diperlukan usaha untuk menyeimbangkan sistem tersebut. Salah satu peralatan
kompensator yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah
SVC type Thyristor Control Reactor Fix Capacitor (TCR-FC). Metode SVC yang
digunakan yaitu menggunakan metode analisis daya, sehingga perhitungan yang
dilakukan lebih sederhana. Hasil simulasi yang dibuat pada program Matlab
Simulink r2009a sebelum menggunakan SVC diketahui sebesar 12.36 % dan
setelah pemasangan SVC persen ketidak seimbangan arusnya menjadi 4,4 %.
Tujuan lain dari pembuatan tugas akhir ini adalah memperbaiki faktor daya
sehingga faktor daya yang sebelum pemsangan SVC adalah sebesar 0,72 dan
sesudah pemasangan SVC menjadi 0.98.

Kata kunci : Sistem Tak Seimbang, TCR-FC, Power Factor


PERNYATAA}.I PENI.]LIS

Dengan ini saya menyatalcan batrwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah dila-kukan oleh orang lain dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karyaatau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

secara tertulis diacu dalam naskah ini sebagaiamana yang dsebutkan didalam

penrstalaan. Selain itu saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya

sendiri.

Apabila pemyataan saya tidak benar saya bersedia dikenai sangsi sesuai dengan

hukum yang berlaku.

Bandar Lampung 2 Desember 2015

1015031040
Segala Puji dan Syukur Aku Panjatkan atas Kehadirat Allah SWT
Dengan Rahmat dan Karunia-Nya
Dengan Rasa Hormat, Cinta, Kasih dan Sayangku

Aku Dedikasikan Sebuah Karya Kecilku untuk Papa dan Mama,


KARSIWAN DAN SRI APRI YANTI
Yang Selalu Mendoakanku, Membimbingku, dan Mengarahkanku
Yang Tidak Henti-hentinya Memberikan Kasih Sayangnya
Terimakasih atas Segala Yang Telah Engkau Berikan Kepadaku

Karya Sederhana ini Aku Persembahkan juga untuk


Adik-adikku Tercinta
ANGGUN LESTARI DAN AMANDA SEPTIANA

Karya Sederhana Ini Ku Persembahkan Untuk


Guru- Guru dan Dosen-dosenku
Dan
Almamater Tercinta
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
mengubah apa apa yang ada pada diri mereka ” QS
13:11

Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini


adalah yang terbaik dari Tuhan dan aku percaya Dia
akan selalu memberikan yang terbaik untukku pada
waktu yang telah Ia tetapkan

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan


selama ada komitmen bersama untuk
menyelesaikannya.
SANWACANA

Assalamulaikum Wr. Wb

Puji sykur penulis panjatkan kepada Allah SW yang telah memberikan rahmat

sertahidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan

judul “Simulasi dsn Analisa Penggunaan SVC sebagai Penyeimbang Arus

serta Perbaikan Faktor Daya pada Simulasi Sistem Tiga Fasa Tak

Seimbang” sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Teknik di

Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Melalui

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setinggi tingginya atas bimbingannya selama ini kepada:

1. Bapak Dr. Eng.Yul Martin, S.T.,M.T. Selaku Pembimbing Utama,

terimakasih atas bimbingannya selama ini, nasihat-nasihat yang sangat

bermanfaat dan segala ilmu yang begitu banyak yang telah diberikan.

2. Bapak Ir. Noer Soedjarwanto, M.T Selaku Pembimbing Pendamping,

terimakasih atas bimbingannya selama ini, nasihat-nasihat yang sangat

bermanfaat dan segala ilmu yang begitu banyak yang telah diberikan.

3. Bapak Osea Zebua, S.T.,M.T.Selaku Penguji, yang telah banyak memberikan

ilmu, kritik dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.


vii

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

4. Papa dan Mama tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan, cinta

dan kasih sayang yang tak terhingga. Terimakasih banyak Pa Ma.

5. Adik Adikku, Anggun Lestari dan Amanda Septiana yang senantiasa

memberikan doa, dukungan, cinta dan kasih sayang.

6. Devy Andini yang selalu memberikan dukungan, semangat dan segala

bantuannya pada penelitian ini.

7. Bapak Prof. Suharno, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Lampung

8. Bapak Agus Trisanto, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Universitas Lampung sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

9. Seluruh Dosen Teknik Elektro Universitas Lampung yang telah memberikan

motivasi dan ilmu-ilmunya

10. Seluruh staff administrasi Jurusan Teknik Elektro khususnya Mba Ning dan

staff administrasi Fakultas Teknik Universitas Lampung

11. Teman seperjuangan Nanang Hadi Sodikin dan Agung Wicaksono yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Teman seperjuangan Nuril Ilmi Tohir yang telah menemani penulis disaat

suka maupun duka.

13. Teman seperjuangan M. Reza Fauzan yang telah menemani penulis

melakukan Kerja Praktek di PT. INDONESIA POWER.

14. Terimakasih untuk sahabat-sahabat Himatro , sahabat-sahabat kepengurusan

Himatro 2011/2012 dan 2012/2013 atas pengalaman dan kebersamaanya.


viii

15. Terimakasih untuk kebersamaan selama ini, kekeluargaan yang tidak ada

putusnya, dan kekompakan yang tidak akan ada hentinya, teman – teman satu

kaderisasi Angkatan 2010 Teknik Elektro Universitas Lampung Ab, Anwar,

afrizal, aji, ayu, bagus, budi, derri, dian, fendi, jerry, jefry, kiki, lukman,

imam, maulana, melzi, novia, rahmad, seto, haki, dani, andri, viktor, rendi,

khoirul, ayu, muth, mahendra, yusuf, harry cuy, irvika, radi, dan yang tidak

tersebut , yang pasti akan sangat dirindukan kebersamaanya.

16. Seluruh teman-teman di Teknik Elektro yang belum tertulis dan telah

membantu hingga penulisan skripsi ini selesai.

Bandar Lampung, 2 Desember 2015

Joelisca Saputra
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i
LEMBAR JUDUL ........................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
SANWACANA ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
1.3 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.5 Batasan Masalah .............................................................................. 4
1.6 Hipotesis .......................................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan .................................................................................... 6


2.2 Sistem Tiga Fasa Tak Seimbang ..................................................... 7
2.3 Daya ................................................................................................. 10
2.4 Karakteristik Beban ......................................................................... 14
2.4.1 Beban Resistif.................................................................... 15
2.4.2 Beban Induktif ................................................................... 16
2.4.3 Beban Kapasitif ................................................................. 18
2.5 Static Var Compensator type TCR-FC ............................................ 19
x

2.5.1 Fungsi Static Var Compensator type TCR-FC .................. 21


2.5.2 Area Kerja Static Var Compensator type TCR-FC ........... 23
2.6 Hubungan antara Daya Aktif dan Reaktif yang mengalir setiap
fasa ke sebuah Beban Tiga Fasa ...................................................... 24
2.7 Reaktansi Kompensasi ..................................................................... 26
2.8 Desain TCR ..................................................................................... 29
2.9 Desain TCR pada Simulasi .............................................................. 30
2.10 Perangkat Lunak Pendukung (Matlab) ............................................ 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 34


3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 34
3.3 Tahap Penelitian ............................................................................. 34
3.3.1 Studi Literatur.................................................................... 35
3.3.2 Studi Bimbingan ................................................................ 35
3.3.3 Metode Penyelesaian ......................................................... 35
3.4 Simulasi dan Pemodelan ................................................................ 37
3.5 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 45

BAB IV ANALISA HASIL DAN SIMULASI


4.1. Pendahuluan ................................................................................... 46
4.2. Simulasi Beban Tak Seimbang Tiga Fasa ...................................... 46
4.2.1 Perhitungan Persentasi Ketidakseimbangan Arus ............. 52
4.2.2 Perhitungan Mencari Faktor Daya Antar Fasa ................ 54
4.3 Menentukan Parameter SVC untuk Simulasi di Matlab Simulink . 59
4.3.1 Menentukan Nilai Kapasitor pada TCR ........................... 61
4.3.2 Menentukan Nilai Induktor dan Daerah Kerja
Thyristor pada TCR .......................................................... 63
4.4 Simulasi Beban Tak Seimbang Menggunakan Static Var
Compensator tipe TCR-FC ............................................................ 67
4.5 Hasil Dan Analisa Setelah Pemasangan SVC pada Simulasi
Beban Tak Seimbang ..................................................................... 68

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 79


5.2 Saran ............................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Diagram Satu Garis Sistem Daya Listrik .......................................... 6

Gambar 2.2 Tegangan Fasa................................................................................... 8

Gambar 2.3 Komponen Seimbang dari Fasor Tegangan Tiga-Fasa

Tak Seimbang ................................................................................. 9

Gambar 2.4 Segitiga Daya. ................................................................................. 13

Gambar 2.5 Gelombang Sinusoidal Beban Resistif Listrik AC ......................... 16

Gambar 2.6 Gelombang Listrik AC dengan Beban Induktif Murni ................... 17

Gambar 2.7 Gelombang Listrik AC dengan Beban Kapasitif Murni ................. 18

Gambar 2.8 Rangkaian FC-TCR dan Model SVC.............................................. 20

Gambar 2.9 Kurva Daya Reaktif Dan Tegangan Pada SVC .............................. 23

Gambar 2.10 Daya yang mengalir pada beban tiga fasa tiga kawat ................... 24

Gambar 2.11 Pemasangan SVC pada sistem tiga fasa ........................................ 28

Gambar 3.1 Simulasi Beban Tak Seimbang Sebelum Menggunakan

SVC type TCR-FC Pada Software Matlab Simulink

R2009a ........................................................................................... 39

Gambar 3.2 Tampilan Pertama Matlab Simulink versi r2009a ........................... 40

Gambar 3.3 Tampilan Lambang Matlab Simulink.............................................. 41

Gambar 3.4 Tampilan Matlab Simulink ............................................................. 41

Gambar 3.5 Simulasi Beban Tak Seimbang Sebelum Menggunakan

SVC Type TCR-FC ......................................................................... 42

Gambar 3.6 Simulasi Static Var Compensator type TCR FC ............................. 43


xii

Gambar 3.7 Simulasi Beban Tak Seimbang menggunakan Static Var

Compensator type Thyristor Control Reactor Fixed

Capacitor ......................................................................................... 43

Gambar 4.1 Diagram Sistem Distribusi Tiga Fasa Tiga Kawat dengan SVC .... 47

Gambar 4.2 Simulasi Beban Tak Seimbang pada Software MATLAB

SIMULINK ..................................................................................... 48

Gambar 4.3 Gelombang Tegangan Hasil Simulasi Sebelum Dipasang SVC ..... 49

Gambar 4.4 Gelombang Arus Pada Fasa R ........................................................ 50

Gambar 4.5 Gelombang Arus Pada Fasa S ......................................................... 51

Gambar 4.6 Gelombang Arus Pada Fasa T ......................................................... 51

Gambar 4.7 Gelombang Arus Antar Fasa ........................................................... 52

Gambar 4.8 Rangkaian SVC di Matlab Simulink ............................................... 60

Gambar 4.9 Memasukkan Nilai Induktor di Simulasi Matlab Simulink ............. 66

Gambar 4.10 Memasukkan Nilai Induktor di Simulasi Matlab Simulink .. 66

Gambar 4.11 Memasukkan Nilai Daerah Kerja Thyristor di Simulasi

Matlab Simulink ........................................................................... 67

Gambar 4.12 Simulasi Beban Tak Seimbang dengan SVC Tipe TCR-FC......... 68

Gambar 4.13 Gelombang Arus sebelum pemasangan SVC Tipe TCR-FC ........ 69

Gambar 4.14 Gelombang Arus setelah pemasangan SVC Tipe TCR-FC .......... 70

Gambar 4.15 Grafik Perubahan Faktor Daya Sebelum dan Sesudah

Pemasangan SVC .......................................................................... 73

Gambar 4.16 Current Measurment pada Simulasi Sistem Tiga Fasa Tak

Seimbang pada Software Matlab Simulink................................... 75

Gambar 4.17 Arus- Arus yang terdapat pada sistem simulasi Tiga Fasa

Tak Seimbang ............................................................................... 77


xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Data yang digunakan pada simulasi beban tak seimbang ............... 47

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Sebelum dipasang Static Var Compansator ..... 58

Tabel 4.3 Spesifikasi SVC Tipe TCR-FC ....................................................... 65

Tabel 4.4 Nilai Arus Sebelum dan Sesudah Pemasangan SVC ...................... 75

Tabel 4.4 Parameter Simulasi Sesudah Pemasangan SVC tipe TCR-FC ....... 78
ABSTRACT

SIMULATION AND ANALYZING OF USING STATIC VAR COMPASANTOR


(SVC) AS CURRENT BALANCE AND POWER FACTOR REPAIRING IN
SIMULATION OF UNBALANCED THREE-PHASE SYSTEM

By
JOELISCA SAPUTRA

Nowadays, electric need is the main need for all of the society such as for public,
business, industry, and social. In order to the electric need is enough in the entire
sector, thus it is needed an electric system which electric supply can be preserved and
distributed evenly. There are two kinds of networking distribution that is; primer
networking distribution and secondary networking distribution. The problem which
happens in distribution system is dividing of unbalanced load in every phase; include
the loads which are in industry factory. The impositions in industry always changed.
It causes unbalanced in distribution system. Therefore, it needs effort to equalize the
system. SVC type Thyristor Control Rector Fix Capacitor (TCR-FC)is one of the
compensatorequipment which can be used to solve that problem. Energy analysis
method is SVC method which is used to do calculation more simply. The result of
simulation that was made in Matlab Simulink r2009a program before using SVC was
12.36% and after installing SVC percent, the unbalance current was 4,4,%. The
another objective of this final project was to repair power factor, so that power factor
which before installing was 0,72 and after installing SVC was 0.98.

Keywords: Unbalanced System, TCR-FC, Power Factor


SIMULASI DAN ANALISA PENGGUNAAN SVC SEBAGAI
PENYEIMBANG ARUS SERTA PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA
SIMULASI SISTEM TIGA FASA TAK SEIMBANG

Oleh:

JOELISCA SAPUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada

Tanggal 13 Juli 1992, anak pertama dari tiga bersaudara dari

Bapak Karsiwan dan Ibu Sri Apri Yanti.

Pendidikan formal penulis dimulai dari SDN 2 Raja Basa

1998 – 2004, SLTPN 8 Bandar Lampung pada tahun 2004 –

2007, dan SMAN 7 Bandar Lampung pada tahun 2007 – 2010.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Lampung pada tahun 2010 melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi

mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Elektro pada tahun

2011 – 2013. Di Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro penulis menjadi bagian

dari Departemen Sosial dan Ekonomi dan dikepengurusan selanjutnya penulis

menjadi bagian dari Departemen Pengkaderan dan Pendidikan.

Penulis melaksanakan kerja praktek di PT. Indonesia Power Unit Bisnis

Pembangkitan Suralaya tepatnya di Sektor Pemeliharaan Unit 5-7 UBP Suralaya.

Pada kesempatan Kerja Praktek Di PT Indonesia Power, penulis mengambil judul

kerja praktek yaitu : “Pemeliharaan Generator Unit 5-7 di PT Indonesia Power

UBP Suralaya”
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini kebutuhan listrik adalah kebutuhan utama bagi semua lapisan

masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,

masyarakat mebutuhkan energi listrik ini untuk menjalankan kegiatan untuk masing

masing kepentingan. Agar kebutuhan listrik disemua sektor ini dapat dipenuhi maka

diperlukan suatu sistem tenaga listrik yang handal agar pasokan listrik dapat terjaga

dan merata distribusinya untuk semua wilayah yang membutuhkannya.

PLN adalah perusahaan di Indonesia yang mengatur pasokan listrik mulai dari sisi

pembangkitan, transmisi sampai distribusi. Jaringan distribusi ini adalah jaringan

yang paling dekat dengan pelanggan atau beban. Jaringan distribusi ini terdapat 2

macam yaitu jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. Jaringan

distribus primer adalah jaringan dari trafo gardu induk sampai ke gardu distribusi

sedangkan jaringan distribusi sekunder adalah jaringan dari gardu distribusi sampai

ke pelanggan atau beban.

Masalah yang sering terjadi pada sistem distribusi ini adalah pembagian beban yang

tak seimbang pada setiap fasanya. Termasuk beban beban yang terdapat pada pabrik
2

industri. Pembebanan pada industri selalu berubah-ubah, hal ini mengakibatkan

ketidakseimbangan pada sistem distribusi. Sistem yang tak seimbang akan

mengakibatkan efek yang merugikan pada mesin-mesin industri. Oleh karena itu

diperlukan usaha untuk menyeimbangkan sistem tersebut. Pada beban tak seimbang

terdapat 3 macam arus yaitu : arus urutan nol, arus urutan negatif dan arus urutan

positif. Ketidakseimbangan merupakan perbandingan arus urutan nol atau negative

dengan arus urutan positif.

Salah satu peralatan kompensator yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan

diatas adalah SVC. SVC merupakan suatu peralatan yang mampu bekerja dengan

menyerap atau menghasilkan arus reaktif yang terkontrol dengan cara menyerap daya

reaktif dari sistem atau menghasilkan daya reaktif untuk sistem. Pada dasarnya SVC

banyak digunakan untuk perbaikan regulasi tegangan pada suatu sistem distribusi,

atau perbaikan faktor daya pada suatu sistem kelistrikan di industri.

Hal ini lah yang melatar belakangi saya untuk mengambil judul “ Simulasi dan

Analisa Penggunaan Static Var Compansator (SVC) sebagai Penyeimbang Arus dan

Perbaikan Faktor Daya pada Sistem Tiga Fasa Tak Seimbang”.

1.2 Tujuan Penilitian

Tujuan dari penilitian ini adalah sebagai berikut :

a) Mendapatkan besarnya nilai arus negatif dan positif yang ditimbulkan oleh

ketidakseimbangan pada beban.


3

b) Memperkecil presentase ketidakseimbangan arus saluran serta

memperbaiki faktor daya pada sistem tiga fasa.

c) Memahami prinsip kerja dari Static Var Compansator untuk memperkecil

presentase ketidakseimbangan arus serta memperbaiki faktor daya pada

sistem tiga fasa.

1.3 Manfaat Penilitian

Manfaat yang didapatkan pada penilitian ini adalah sebagai berikut :

a) Dapat diketahui solusi terbaik untuk mengurangi beban tak seimbang yang

terjadi pada sistem tiga fasa ini.

b) Bisa dikembangkan oleh mahasiswa yang lain agar bisa mengembangkan

dunia listrik khususnya perbaikan faktor daya yang terjadi pada sistem

kelistrikan dengan menggunakan Static Var Compansator.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah:

a. Bagaimana membuat simulasi sistem tak seimbang pada software Matlab ?

b. Bagaimana mendapatkan arus urutan nol, arus urutan positif dan arus urutan

negatif dengan menggunakan metode power analisis ?

c. Bagaimana memperkecil persentase ketidakseimbangan arus sistem dengan

memanfaatkan SVC tipe TCR-FC ?


4

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ketidakseimbangan yang timbul diakibatkan oleh pembebanan yang tidak

seimbang pada beban tiga fasa tiga kawat.

2. Static Var Compensator yang dipakai adalah tipe Thyristor Controlled Reactor

– Fix Capacitor (TCR-FC)

3. Tidak membahas tentang harmonisa yang ditimbulkan oleh Static Var

Compensator tipe Thyristor Controlled Reactor (TCR).

1.6 Hipotesis

Dengan menggunakan Static Var Compansator (SVC) maka dapat mengurangi

presentase ketidakseimbangan arus dan memperbaiki faktor daya pada sistem

kelistrikan tiga fasa tersebut.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tugas akhir secara umum, berisi latar belakang, tujuan, manfaat

penelitian, batasan masalah, perumusan masalah, hipotesis dan sistematika

penulisan.
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan secara umum tentang teori dasar yang behubungan

dengan peralatan yang akan dibuat, serta hal-hal yang berhubungan dengan

aplikasi alat.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

penelitian, diantaranya waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, komponen

dan perangkat penelitian, prosedur kerja dan perancangan serta metode penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian yang berisi hasil dari pengujian dan analisa hasil pengujian tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang suatu kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan dan pengujian,

serta saran-saran untuk pegembangan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri dari tiga

kelompok jaringan yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi. Pada

pusat pembangkit terdapat generator dan trafo penaik tegangan.

Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi

listrik. Lalu melalui trafo penaik tegangan, energi listrik ini kemudian

dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-

pusat beban.

Gambar 2.1 Diagram Satu Garis Sistem Daya Listrik

Tegangan transmisi ini dinaikkan dengan maksud untuk mengurangi

jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan demikian


7

saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang

rendah dan berarti akan mengurangi rugi-rugi daya transmisi. [2]

Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut akan

kembali diturunkan melalui trafo penurun tegangan yang terdapat pada

gardu induk distribusi menjadi tegangan menengah maupun tegangan

rendah yang kemudian akan disalurkan melalui saluran distribusi menuju

pusat-pusat beban seperti beban rumah tangga, sosial, publik, bisnis dan

industri. Berdasarkan level tegangannya sistem distribusi diklasifikasikan

menjadi dua bagian yaitu 1). Sistem distribusi primer dan 2). Sistem

distribusi sekunder.

2.2 Sistem Tiga Fasa Tak Seimbang

Pada Jaringan tiga fasa seimbang fasor urutan fasa mempunyai besaran

yang sama dengan pergeseran sudut fasor sebesar 120o, dimana urutan

fasanya berlawanan arah jarum jam. Jika terjadi ketidakseimbangan fasor

tegangan yang biasanya disebabkan oleh perbedaan impedansi akibat

pembebanan yang tidak sama misalkan pada fasa c beban-nya lebih

banyak, maka fasor tegangan menjadi tidak seimbang lagi dimana

besaran fasa c menjadi lebih kecil sedangkan fasa a dan fasa b

dimungkinkan lebih besar dari sebelumnya. [3]


8

Vc

Vc
Va
Va
120 0

Vb Vb

Gambar 2.2 Tegangan Fasa [1]

a). Kondisi Tidak Seimbang dan b). Kondisi Seimbang [3]

Ada dua kemungkinan mengapa sistem menjadi tidak seimbang :

1. Tegangan sumber tidak seimbang yaitu tidak sama besar magnitude

tegangannya atau beda sudut fasa tidak sama

2. Impedansi beban tidak sama.

Menurut C. L. Fortescue yang menyatakan tiga fasor tegangan tak

seimbang dari sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi tiga fasa yang

seimbang dengan menggunakan komponen simetris. Komponen simetris

tersebut yaitu urutan positif, negatif dan urutan nol. Satu kesatuan tiga

fasor tak seimbang ini, dianggap sebagai tiga komponen fasor seimbang

yaitu :
9

1. Komponen urutan nol diberi tambahan indeks 0 yang tediri dari tiga

fasor yang sama besar dan dengan pergeseran nol antara fasor yang

satu dengan yang lain.

2. Komponen urutan positif diberi tambahan indeks 1 yang terdiri dari

tiga fasor yang sama besar, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa

sebesar 1200 dan mempunyai urutan fasa yang sama seperti fasor

aslinya.

3. Komponen urutan negatif diberi tambahan indeks 2 yang terdiri dari

tiga fasor yang sama besar, terpisah dengan satu yang lain dalam fasa

sebesar 1200 dan mempunyai urutan fasa yang berlawanan dengan

fasor aslinya.

Dasar pemahaman dalam metode komponen simetris adalah bagaimana

suatu sistem tenaga yang tidak seimbang pada rangkaian tiga fasa dapat

diuraikan menjadi fasor-fasor yang seimbang. [1]

Gambar 2.3 Komponen Seimbang dari Fasor Tegangan Tiga-Fasa Tak

Seimbang [1]
10

(a) Urutan Fasor Positif , (b) Urutan Fasor Negatif dan (c) Urutan Fasor

Zero.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Moh. Dahlan,

ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik

selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah beban-

beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat

ketidakseimbangan beban tersebut timbullah arus di netral trafo. Arus

yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-

rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo

dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Setelah dianalisis,

diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar, maka

arus netral yang muncul juga akan semakin besar. [11] Arus netral ini

sangat berpengaruh pada sistem jika arus netralnya berlebihan, dalam hal

ini dapat mengakibatkan antara lain :

1) Terjadinya kegagalan pengawatan pada kawat netral.

2) Timbulnya panas yang berlebihan pada transformator.

3) Menurunnya kualitas daya.

2.3 Daya

Daya adalah laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Dengan

kata lain, daya atau power listrik adalah laju transfer energi listrik atau

besarnya energi listrik yang berubah per detik. Sehingga, dalam

perhitungan matematis, daya atau power dapat dituliskan sebagai berikut:

[2]
11

= � � (2.1)

Dimana =

P = Daya listrik (Watt)

V = Tegangan listrik (Volt)

I = Arus listrik (Ampere)

Terdapat tiga macam daya listrik yang digunakan untuk menggambarkan

penggunaan energi listrik, yaitu daya nyata atau daya aktif, daya reaktif

serta daya semu atau daya kompleks. Daya nyata atau daya aktif adalah

daya listrik yang digunakan secara nyata, misalnya untuk menghasilkan

panas, cahaya atau putaran pada motor listrik. Daya nyata dihasilkan oleh

beban beban listrik yang bersifat resistif murni [1] Besarnya daya nyata

sebanding dengan kuadrat arus listrik yang mengalir pada beban resistif

dan dinyatakan dalam satuan Watt, di mana : [2]

= � (2.2)

Dengan : P = Daya (Watt)

I = Arus Listrik (A)

R = Tahanan (Ohm)

Daya reaktif dinyatakan dengan satuan VAR (Volt Ampere Reaktan)

adalah daya listrik yang dihasilkan oleh beban-beban yang bersifat


12

reaktansi. Terdapat dua jenis beban reaktansi, yaitu reaktansi induktif dan

reaktansi kapasitif. Beban yang bersifat induktif akan menyerap daya

reaktif untuk menghasilkan medan magnet. Contoh beban listrik yang

bersifat induktif antara lain transformator, motor induksi satu fasa

maupun tiga fasa yang biasa digunakan untuk menggerakkan kipas angin,

pompa air, lift, eskalator, kompresor, konveyor dan lain-lain. Beban–

beban yang bersifat kapasitif akan menyerap daya reaktif untuk

menghasilkan medan listrik. Contoh beban yang bersifat kapasitif adalah

kapasitor. Besarnya daya reaktif sebanding dengan kuadrat arus listrik

yang mengalir pada beban reaktansi di : [2]

=� �

�=� − � (2.3)

Di mana : Q = daya (VAR)

X = reaktansi total (Ohm)

XL = reaktansi induktif (Ohm)

XC = reaktansi kapasitif (Ohm)

Daya kompleks atau lebih sering dikenal sebagai daya semu adalah

penjumlahan secara vektor antara daya aktif dan daya reaktif, di mana :

[2]

= + (2.4)
13

Daya kompleks dinyatakan dengan satuan VA (Volt Ampere) adalah

hasil kali antara besarnya tegangan dan arus listrik yang mengalir pada

beban di mana : [2]

=�. � (2.5)

Di mana : S = Daya kompleks (VA)

V = Tegangan (Volt)

I = Arus listrik (A)

Hubungan ketiga buah daya listrik yaitu daya aktif P, daya reaktif Q serta

daya kompleks S, dinyatakan dengan sebuah segitiga, yang disebut

segitiga daya sebagai berikut :

Gambar 2.4 Segitiga Daya. [2]

Segitiga daya digambarkan pada Gambar 2.3. Untuk beberapa beban

yang dihubungkan pararel, P total adalah jumlah daya rata-rata dari

semua beban, yang harus digambarkan pada sumbu mendatar untuk

analisis grafis. Untuk beban induktif, Q digambarkan vertikal ke atas

karena bertanda positif. Suatu beban kapasitif akan mempunyai daya

reaktif negatif, dan Q digambarkan vertikal ke bawah.


14

Dari gambar segitiga daya tersebut, hubungan antara ketiga daya listrik

dapat dinyatakan sebagai berikut : [2]

= +

= � �

= �� � �

= � �

= �� � �

(2.6)

2.4 Karakteristik Beban

Sistem rangkaian listrik AC memiliki karakteristik yang berbeda dengan

rangkaian DC. Rangkaian listrik AC merupakan jaringan distribusi yang

luas yang menghubungkan antara pembangkit tenaga listrik dengan

beban-beban listrik seperti rumah-rumah, perindustrian, perkotaan,

rumah sakit, dan lain sebagainya. Hal ini tentu sangat berbeda dengan

jaringan listrik DC, yakni yang berukuran kecil-kecil seperti rangkaian

elektronik pada televisi, DVD player, atau juga smartphone. Perbedaan

penggunaan listrik AC dan DC tersebut karena untuk mendistribusikan

listrik dari pembangkit ke daerah yang jauh jaraknya dibutuhkan nilai

tegangan listrik yang tinggi untuk mengurangi kerugian distribusi, dan

pembangkitan listrik tegangan tinggi lebih mudah dilakukan pada listrik

bolak-balik. Sedangkan untuk membangkitkan voltase sangat tinggi pada


15

listrik DC dibutuhkan biaya yang jauh lebih mahal daripada listrik AC.

Jaringan pada listrik AC memiliki tiga jenis beban listrik yang harus

ditopang oleh pembangkit listrik. Ketiga beban tersebut yaitu beban

resistif, beban induktif, dan beban kapasitif. Ketiganya memiliki

karakteristik yang berbeda satu sama lainnya.

2.4.1 Beban Resistif

Beban resistif dihasilkan oleh alat-alat listrik yang bersifat murni

tahanan (resistor) seperti pada elemen pemanas dan lampu pijar.

Beban resistif ini memiliki sifat yang “pasif”, dimana ia tidak

mampu memproduksi ataupun juga mengkonsumsi energi listrik.

Resistor hanya bersifat menghalangi aliran elektron yang

melewatinya (dengan jalan menurunkan tegangan listrik yang

mengalir), sehingga mengakibatkan terkonversinya energi listrik

menjadi panas. Dengan sifat demikian, resistor tidak akan

merubah sifat-sifat listrik AC yang mengalirinya. Gelombang

arus dan tegangan listrik yang melewati resistor akan selalu

bersamaan membentuk bukit dan lembah. Dengan kata lain,

beban resistif tidak akan menggeser posisi gelombang arus

maupun tegangan listrik AC.


16

Gambar 2.5 Gelombang Sinusoidal Beban Resistif Listrik AC

[8]

Nampak pada Gambar 2.5, karena gelombang tegangan dan arus

listrik berada pada fase yang sama maka nilai dari daya listrik

akan selalu positif. Inilah mengapa beban resistif murni akan

selalu ditopang oleh 100% daya nyata.

2.4.2 Beban Induktif

Beban induktif dihasilkan oleh lilitan kawat (kumparan) yang

terdapat di berbagai alat-alat listrik seperti motor, trafo, dan relay.

Kumparan dibutuhkan oleh alat-alat listrik tersebut untuk

menciptakan medan magnet sebagai komponen kerjanya.

Pembangkitan medan magnet pada kumparan inilah yang menjadi

beban induktif pada rangkaian arus listrik AC.

Kumparan memiliki sifat untuk menghalangi terjadinya

perubahan nilai arus listrik. Seperti yang diketahui bahwa listrik

AC memiliki nilai arus yang naik turun membentuk gelombang

sinusoidal. Perubahan arus listrik yang naik turun inilah yang

dihalangi oleh komponen kumparan di dalam sebuah rangkaian


17

listrik AC. Terhalangnya perubahan arus listrik ini

mengakibatkan arus listrik menjadi tertinggal beberapa derajat

oleh tegangan listrik pada grafik sinusoidal arus dan tegangan

listrik AC.

Gambar 2.6 Gelombang Listrik AC dengan Beban Induktif

Murni [8]

Nampak pada gelombang sinusoidal listrik AC di atas, bahwa jika

sebuah sumber listrik AC diberi beban induktif murni, maka

gelombang arus listrik akan tertinggal sejauh 90° oleh gelombang

tegangan. Atas dasar inilah beban induktif dikenal dengan istilah

beban lagging (arus tertinggal tegangan). Nampak pula bahwa

dikarenakan pergeseran gelombang arus listrik di atas, maka nilai

daya listrik menjadi bergelombang sinusoidal (warna biru tua).

Pada seperempat gelombang pertama daya diserap oleh beban

induktif, namun pada seperempat gelombang kedua daya


18

dikembalikan lagi ke sumber listrik AC. Hal ini menunjukkan

bahwa beban induktif murni tidak meng-“konsumsi” daya nyata

sedikitpun, beban induktif murni hanya memakai daya reaktif

saja.

2.4.3 Beban Kapasitif

Beban kapasitif merupakan kebalikan dari beban induktif. Jika

beban induktif menghalangi terjadinya perubahan nilai arus listrik

AC, maka beban kapasitif bersifat menghalangi terjadinya

perubahan nilai tegangan listrik. Sifat ini menunjukkan bahwa

kapasitor bersifat seakan-akan menyimpan tegangan listrik sesaat.

Gambar 2.7 Gelombang Listrik AC dengan Beban Kapasitif

Murni [8]

Gambar di atas merupakan ilustrasi rangkaian listrik AC dengan

beban kapasitor murni. Mendapatkan supply tegangan AC naik

dan turun, maka kapasitor akan menyimpan dan melepaskan

tegangan listrik sesuai dengan perubahan tegangan masuknya.


19

Fenomena inilah yang mengakibatkan gelombang arus AC

akan mendahului (leading) tegangannya sejauh 90°.

2.5 Static Var Compansator type TCR-FC

Static VAR Compensator (atau disebut SVC) adalah peralatan listrik

untuk menyediakan kompensasi fast-acting reactive power pada jaringan

transmisi listrik tegangan tinggi. SVC adalah bagian dari sistem peralatan

AC transmisi yang fleksibel, pengatur tegangan dan menstabilkan sistem.

Istilah “static” berdasarkan pada kenyataannya bahwa pada saat

beroperasi atau melakukan perubahan kompensasi tidak ada bagian dari

SVC yang bergerak, karena proses kompensasi sepenuhnya dikontrol

oleh sistem elektronika daya. Jika power sistem beban reaktif kapasitif

(leading), SVC akan menaikkan daya reaktor untuk mengurangikan VAR

dari sistem sehingga tegangan sistem turun. Pada kondisi reaktif induktif

(lagging), SVC akan mengurangi daya reaktor untuk menaikkan VAR

dari sistem sehingga tegangan sistem akan naik. [4]

Pada SVC pengaturan besarnya VAR dan tegangan dilakukan dengan

mengatur besarnya kompensasi daya reaktif induktif pada reaktor,

sedangkan kapasitor bank bersifat statis.

SVC adalah peralatan FACTS dengan hubungan paralel, yang fungsi

utamanya adalah mempertahankan tegangan di bus yang terpasang SVC

pada nilai yang dikehendaki, dengan cara menghasilkan atau menyerap


20

daya reaktif pada bus tersebut melalui kontrol sudut penyalaan thyristor.

SVC terdiri dari komponen fixed capasitor yang terhubung paralel

dengan thyristor-controlled reactor (TCR). Dalam pemodelan SVC

sebagai substansi variabel, kita dapat menentukan besar daya reaktif yang

dipasok atau diserap pada sistem. [5]

Gambar 2.8 (a)Rangkaian FC-TCR (b) Model SVC [9]

Dengan mengacu pada Gambar 2.9 arus yang mengalir di SVC adalah

sebagai berikut : [9]

ISVC = j BSVC VBUS (2.7)

Sedangkan besarnya substansi SVC (BSVC) dapat dinyatakan sebagai

fungsi sudut konduksi thyristor (σ) berikut Ini : [9]

Bsvc = BC – BL (σ) (2.8)

Berdasarkan persamaan (4) dan (5), maka dapat dihitung daya reaktif

yang diinjeksikan ke bus oleh SVC dengan persamaan (6) sebagai

berikut: [9]

QSVC = - BSVCV2BUS (2.9)


21

2.5.1 Fungsi Static VAR Compensator

Kebutuhan daya reaktif pada sistem dapat dipasok oleh unit

pembangkit, sistem transmisi, reaktor dan kapasitor. Karena

kebutuhan daya reaktif pada sistem bervariasi yang disebabkan oleh

perubahan beban, komposisi unit pembangkit yang beroperasi,

perubahan konfigurasi jaringan, hal ini berdampak pada bervariasinya

level tegangan pada gardu induk. Pada umumnya gardu-gardu induk

yang berada jauh dari pembangkit akan mengalami penurunan level

tegangan yang paling besar, oleh sebab itu diperlukan sistem

kompensasi daya reaktif yang dapat mengikuti perubahan tegangan

tersebut. SVC dapat dengan cepat memberikan supply daya reaktif

yang diperlukan dari sistem sehingga besarnya tegangan pada gardu

induk dapat dipertahankan sesuai dengan standar yang diizinkan.

Kestabilan tegangan pada gardu induk akan meningkatkan kualitas

tegangan yang sampai kekonsumen, mengurangi losses dan juga dapat

meningkatkan kemampuan penghantar untuk mengalirkan arus.

Penelitian yang dilakukan oleh Dimas Mulyo Widyo Saputro pada

tahun 2013, yang bertujuan untuk menyeimbangkan beban tiga fasa

pada sistem kelistrikan perusahaan industri. Masalah yang terjadi pada

sistem kelistrikan diperusahaan industri tersebut adalah dikarenakan

banyaknya pemakaian beban induktif, sehingga mengakibatkan nilai

daya reaktif semakin besar. Dan apabila nilai daya reaktif semakin

besar maka faktor daya akan semakin menurun yang secara tidak
22

langsung akan mempengaruhi nilai arus dan tegangan pada sistem

kelistrikan diperusahaan itu. Dan hasil dari penelitian tersebut, dengan

menggunakan kompenen FACTS Static Var Compensator tipe TCR-

FC dapat mengurangi presentase ketidakseimbngan arus urutan dari

10,3 % menjadi 1,03 %. [6]

Pada tahun 2011 dilakukan penelitian oleh Ma Jianzong dari

Universitas Yanshan China yang bertujuan mengontrol kualitas daya

listrik pada sistem kelistrikan kereta apa listrik dengan menggunakan

Static Var Compansator. Kereta listrik yang berada pada fasa tunggal

serta termasuk beban non linier mengakibatkan munculnya harmonisa

pada orde 3, 5 dan 7 serta kualitas daya listrik di sistem kelistrikan

kereta tersebut menjadi buruk. Tujuan dari penilitian tersebut adalah

untuk mengontrol harmonisa dan perbaikan daya pada sistem

kelistrikan tersebut. Dan hasil akhir dari penelitian ini adalah dengan

menggunakan kompenen FACTS Static Var Compensator tipe TCR-

FC dapat dapat meningkatkan faktor daya dari 0,78 menjadi 0,94 dan

mempertahankan tingkat tegangan busbar secara terus-menerus. Serta

filter harmonik yang berada dalam SVC, dapat menekan distorsi

harmonik yang disebabkan oleh traksi nonlinear. [7]


23

2.5.2 Area Kerja Static Var Compansator

Gambar 2.9 Kurva Daya Reaktif Dan Tegangan Pada SVC [9]

Dimana:
Qc : Daya Reaktif Capasitif (VAR)
QL : Daya Reaktif Induktif (VAR)
V : Tegangan (V)
V1 : Tegangan Mula-mula (V)
V2 : Tegangan Akhir (V)
ΔV : Perubahan Tegangan (V)
B : Suseptansi (Siemens)

3 area kerja SVC (Static Var Compensator) :

1. Area kerja pertama terdapat di antara V1 dan V2. Diarea ini, SVC

bersifat kapasitif atau induktif. Daya reaktif yang dihasilkan berubah-

ubah sesuai kebutuhan sistem.

2. Area kerja kedua, bila tegangan bus melebihi V1. Diarea ini SVC

memiliki karakteristik induktif. Daya reaktif yang dihasilkan berubah-

ubah sesuai kebutuhan sistem seperti diberikan pada persamaan (2.24)


24

3. Area kerja ketiga bila tegangan kurang dari V2. Di area ini SVC

(Static Var Compensator) hanya berfungsi sebagai fixed capacitor saja.

2.6 Hubungan Antara Daya Aktif Dan Reaktif Yang Mengalir Setiap

Fasa Ke Sebuah Beban Tiga Fasa.

Pada Gambar 2.9 merupakan sebuah ilustrasi rangkaian tiga fasa tiga

kawat dengan nilai beban yang seimbang. Jika tegangan Vr dianggap

sebagai tegangan referensi yang memiliki sudut phasor sebesar ∠0º

maka tegangan Vs akan memiliki sudut phasor sebesar ∠-120º dan

tegangan Vt akan memiliki sudut phasor sebesar ∠120º. Sehingga

untuk mencari nilai arus perfasanya adalah sebagai berikut : [5]

� +
� =

� +
� =

� +
� = (2.8)

Gambar 2.10 Daya yang mengalir pada beban tiga fasa tiga kawat [5]
25

Dari tiga persamaan diatas maka dapat dibentuklah persamaan : [5]

� + � + � +
0=� + � +� = + + (2.9)
� � �

Dan persamaan diatas adalah hubungan antara daya yang mengalir

setiap fasa. Apapun koneksi dari beban tiga fasa dengan tegangan

yang seimbang dan beban yang seimbang, maka daya harus sesuai

dengan persamaan (2.10), yaitu : [5]

� =� =� (2.10)

Begitu juga daya aktifnya harus sesuai dengan persamaan (2.11) : [5]

PR = PS= PT (2.11)

Daya reaktif setiap fasa dapat diperbaiki dengan mengacu pada

persamaan berikut : [5]

� +�
� = (2.12)

� +�
� = (2.13)

� +�
� = (2.14)

Akan tetapi untuk mendapatkan nilai daya reaktif yang equal pada

setiap fasa tidak mungkin bisa berlangsung secara instan, untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan maka perlu ada jedah waktu untuk

memperoleh kondisi tersebut.


26

2.7 Reaktansi Kompensasi

Gambar 2.10 menunjukkan sebuah sistem beban tiga fasa tiga kawat

yang tidak seimbang. � 1, � 1,dan � 1 adalah daya reaktif yang

dialirkan oleh setiap fasa ke beban, jadi daya reaktif yang diserap oleh

beban adalah �1 = � 1 + � 1 + � 1 . Sebuah reaktansi kompensator

dikoneksikan dengan hubungan delta yang bertujuan untuk

menyeimbangkan arus fasa. Agar bisa melakukan hal tersebut, cukup

dengan membuat daya reaktif yang dialirkan oleh setiap fasa ke grup

beban kompensator sama, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Jadi dapat

dikatakan jika �2 adalah daya reaktif yang dialirkan ke beban

kompensator grup, maka setiap fasa harus mengalir �2/3.

Daya reaktif dari kompensator j�st, j�rs, dan j�rt yang membuat

daya reaktif yang dialirkan oleh setiap fasa ke sistem beban

kompensator sama dengan �2/3. Daya yang dialirkan ke sistem beban

kompensator oleh setiap fasa adalah penjumlahan dari daya yang

mengalir ke beban oleh setiap fasa dan daya yang mengalir ke

kompensator. Dari persamaan dari (2.12), (2.13), dan (2.14), maka

didapatkan persamaan : [5]

� +�
= +

� +�
= +
27

� +�
= + ( . )

Sehingga untuk persamaan daya reaktif kompensatornya : [5]

= + − −

= + − −

= + − − ( . )

Daya reaktif kompensator pada persamaan (3.12) yang digunakan

untuk menyeimbangkan sistem beban tiga fasa. Daya reaktif yang

diserap sekarang adalah �2. Jika nilai dari �2 = 0, maka persamaan

daya dari reaktansi kompensator menjadi : [5]

= − −

= − −

= − − ( . )

Pada kondisi inilah sistem menjadi seimbang sehingga rugi-rugi daya

minimum. Pada pesamaan sebelumnya terdapat algoritma yang sangat

mudah untuk menentukan harga reaktansi dari kompensator. Daya

reaktif yang dialirkan kebeban oleh setiap fasa dapat diukur

menggunakan pemasangan 3 Var meter yang ditunjukkan pada

gambar 2.10 :
28

Gambar 2.11 Pemasangan SVC pada sistem tiga fasa [5]

Telah diketahui bahwa 3� adalah nilai tegangan antara fasa beban,

jadi nilai reaktansi dari kompensator adalah : [5]

� = ,� = ,� ( . )

Dan nilai susceptansi dari kompensator yaitu : [5]

= − , = , = ( . )

Jika daya reaktif menunjukkan nilai positif, maka reaktansi adalah

bersifat induktif, jika daya reaktif menunjukkan nilai negatif, maka

reaktansi adalah bersifat kapasitif.


29

2.8 Desain TCR

Nilai suspectansi SVC, c � dapat diperoleh melalui persamaan

(2.17), sedangkan untuk memperoleh nilai suspectansi TCR, maka

digunakan rumus : [6]

B(�)cTCR = C � - C� (2.18)

Dimana � adalah sudut konduksi dari TCR dan C


� adalah

suspectansi dari fixed capacitor setiap fasa dari SVC. Hubungan

antara sudut konduksi dan nilai suspectansi yaitu : [6]

�− � �
(�)C = (2.19)
� ��

Dimana XL adalah nilai reaktansi dari TCR reaktor. Persamaan (2.19)

diketahui dari persamaan (2.18). Untuk sudut penyalaan α

menggunakan persamaan : [6]


�=�− (2.20)

Sehingga dari persamaan (2.19) dan (2.20) didapatkanlah persamaan

berikut : [6]

� −� − � (�− �)
(�)c = (2.21)
� ��
30

2.9 Desain TCR pada Simulasi

a) Menentukan Nilai Kapasitor pada TCR

Kapasitor yang terpasang pada TCR berfungsi untuk

memperbaiki faktor daya (Cos φ). Sehingga nilai kapasitor

yang digunakan berdasarkan nilai faktor daya sebelum

pemasangan Static Var Compansator.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam menentukan nilai

kapasitor pada TCR adalah menentukan nilai daya reaktif yang

dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya, maka daya reaktif

yang dibutuhkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

: [6]

VARS = (� ∅ − � ∅ )

(2.10)

Dimana : P = Daya Aktif

∅1 = Sudut Fasa Sebelum di Kompensasi

∅2 = Sudut Fasa Sesudah di Kompensasi

Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai impedansi

kapasitor dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : [6]


� =� (2.11)

Sehingga untuk nilai kapasitor diperoleh dengan menggunakan

persamaan dibawah ini : [6]

= (2.12)
� �
31

b) Menetukan Nilai Induktor dan Thyristor pada TCR

Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan jumlah daya

reaktif maksimal antar fasa. Maka nilai daya reaktif sebesar X

VAR menjadi pilihan utama.

Untuk menghasilkan daya reaktif sebesar X VAR dibutuhkan

induktor dengan nilai : [6]


= ( . )

Dimana : �� = Reaktansi Induktif

� 2 = Tegangan Sumber

Q = Daya Reaktif Yang diinginkan

Jika Reaktansi Induktif sudah didapat maka nilai induktor dapat

dicari dengan menggunakan persamaan berikut : [6]


=

Setelah didapatkan nilai induktor maka daerah kerja pada

thyristor dapat diatur sesuai kebutuhan daya reaktif yang

dibutuhkan sistem dengan menggunakan persamaan berikut :

[6]

� �
Daerah Kerja (%) =
32

2.10 Perangkat Lunak Pendukung Matlab

Matlab merupakan bahasa pemrograman computer berbasis windows

dengan orientasi dasarnya adalah matrik, namun pada program ini tidak

menutup kemungkinan untuk pengerjaan permasalahan non matrik.

Selain itu matlab juga merupakan bahasa pemrograman yang berbasis

pada obyek (OOP), namun disisi lain karena matlab bukanlah type

compiler, makla program yang dihasilkan pada matlab tidak dapat berdiri

sendiri, agar hasil program dapat berdiri sendiri maka harus dilakukan

transfer pada bahasa pemrograman yang lain, misalnya C++. Pada matlab

terdapat tiga windows yang digunakan dalam operasinya yaitu command

windows (layar perintah) dan figure windows (layar gambar), serta Note

Pad (sebagai editor program). MATLAB adalah system interaktif yang

mempunyai basis data array yang tidak membutuhkan dimensi. Ini

memungkinkan kita dapat menyelesaikan banyak masalah komputasi

teknis, khususnya yang berkaitan dengan formulasi matrik dan vector.

Nama MATLAB merupakan singakatn dari matrix labolatory. MATLAB

awalnya dibuat untuk memudahkan dalam mengakses software matriks

yang telah dikembangkan oleh LINPACK dan EISPACK. Dalam

perkembangannya, MATLAB mampu mengintegrasikan beberapa

software matriks sebelumnya dalam satu software untuk komputasi

matriks. Tidak hanya itu, MATLAB juga mampu melakukan komputasi

simbolik yang biasa dilakukan oleh MAPLE.

Pemakaian MATLAB meliputi :

- Matematika dan komputasi


33

- Pengembangan algoritma

- Akuisisi data
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Pengerjaan dan perancangan tugas akhir ini dilakukan dari bulan September

2014 - September 2015 bertempat di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik

Elektro Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan tugas akhir ini, diantaranya :

1. Satu unit Laptop dengan spesifikasi Intel Core i3 prosesor 1,86 GHz dan

sistem operasi Windows 7.1 Pro sebagai media perancangan dan

pengujian simulasi.

2. Perangkat lunak Matlab sebagai alat bantu simulasi.

3.3 Tahap Penelitian

Dalam penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa langkah kerja yang

dilakukan diantaranya :
35

3.3.1. Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari berbagai sumber

referensi atau teori (buka buku dan internet) yang berkaitan dengan

penelitian, yaitu berupa perhitungan aliran daya tiga fasa tidak

seimbang dan software yang digunakan untuk membuat simulasi

aliran daya.

3.3.2. Studi Bimbingan

Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing mengenai masalah-

masalah yang timbul selama penulisa penelitian berlangsung.

3.3.3. Metode Penyelesaian

Dalam tugas akhir ini masalah yang dihadapi adalah bagaimana

memperbaiki keseimbangan arus serta faktor daya yang terjadi pada

sistem kelistrikan tiga fasa. Maka untuk menyelesaikan masalah ini

akan melalui beberapa langkah , diantaranya sebagai berikut :

a) Memahami pengaruh dari pemakaian beban yang tak seimbang

terhadap arus, tegangan serta faktor daya.

b) Ada beberapa jenis teknologi untuk menyeimbangkan arus fasa

serta perbaikan faktor daya tersebut salah satunya adalah dengan

menggunakan Static Var Compansator.

c) Membuat pemodelan sistem tak seimbang pada software Matlab

dengan nilai tegangan dan nilai beban perfasa yang ditentukan.

d) Tujuan dari pembuatan pemodelan ini adalah untuk mencari nilai

arus perfasanya.
36

e) Jika nilai arus fasa sudah didapatkan maka kita mencari nilai arus

urutan positif, urutan negatif dan urutan nol. Mencari nilai arus

tersebut dengan persamaan : [6]

Bila Iph = A dan Is = A-1 . Iph , dan

� �0
� = � � = �1
� �2

Dimana :

A = Vektor dari arus phasa

Is = Vektor dari arus urutan (Sequence Current)

Maka : Is = A-1 . Iph

�0 1 1 1 �
1
�1 = 3
1 2 � �
�2 1 2

Sehingga akan menjadi persamaan : [6]


1
�0 = (� + � + � ) (1)
3

1
�1 = (� + � + 2
� ) (2)
3

1
�2 = (� + 2
� + � ) (3)
3

f) Setelah mendapatkan nilai arus urutan positif, urutan negatif dan

urutan nol, maka kita dapat menghitung berapa persen

ketidakseimbangan sistem tersebut dengan menggunakan rumus :

[6]

� �
� � = � 100%
� �
37

g) Jika kita sudah mendapatkan nilai persen ketidakseimbangan

sistem tersebut maka kita dapat membuat pemodelan sistem tiga

fasa tak seimbang yang menggunakan Static Var Compansator

h) Telah diketahui sebelumnya bahwa SVC ini dipasang secara

paralel dengan beban sehingga diharapkan SVC ini bisa

menyeimbangkan arus pada sistem distribusi sekunder tersebut.

Desain utama dari SVC yatu menentukan harga dari suspectansi

setiap fasa.

i) Sehingga setelah pemodelan sistem tak seimbang yang

menggunakan SVC dijalankan maka kita akan mendapatkan nilai

Arus, Daya Aktif, Daya Reaktif dan Faktor Daya perfasanya.

j) Setelah kita mendapatkan nilai arus perfasanya maka kita dapat

mencari besarnya nilai arus urutan positif, urutan negatif dan

urutan nol yang sudah djelaskan diatas tadi.

k) Dan akhirnya kita bisa mendapatkan nilai persentasi

ketidakseimbangan sistem tersebut setelah menggunakan SVC.

l) Dan data sebelum dan sesudah pemasangan SVC bisa

dibandingkan.

m) Selesai

3.4 Simulasi dan Pemodelan

Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa salah satu

tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat simulasi aliran daya tiga fasa

tak seimbang yang menggunakan Static Var Compensator sebagai


38

penyeimbangnya. Simulasi ini dibuat pada software Matlab Simulink versi

r2009a yang didalamnya terdapat fasilitas untuk membuat Single Line

Diagram yang sesuai dengan obyek penelitian dari menu-menu program

yang ada pada program Matlab Simulink versi r2009a sehingga

memberikan kemudahan bagi pengguna untuk dapat menjalankan program

tersebut. Simulasi dilakukan dengan cara :

1. Memasukkan parameter yang diperlukan untuk melakukan

simulasi, adapun data masukan yang dibutuhkan dalam pembuatan

simulasi beban tiga fasa tak seimbang dengan program Matlab

Simulink versi r2009a.:

a) Tegangan Sumber

b) Besarnya Nilai Induktor (Sebagai Beban) yang terpasang

pada masing-masing fasa.

c) Besarnya Nilai Resistor (Sebagai Beban) yang terpasang

pada masing-masing fasa.

d) Frekuensi

e) Sudut Fasa antar Tegangan

f) Besarnya Nilai Induktor yang terpasang pada TCR-FC

g) Besarnya Nilai Capacitor yang terpasang pada TCR-FC

h) Besarnya Sudut Penyalaan Thyristor yang terpasang pada

TCR-FC

2. Merancang Simulasi Penyeimbang Arus dan Perbaikan Daya

menggunakan Static Var Compensator type TCR-FC .


39

Untuk merancang simulasi dengan menggunakan program Matlab

Simulink versi r2009a, maka simulasi dari Sistem Beban Tak

Seimbang yang akan dianalisa harus dibuat terlebih dahulu sesuai

komponen yang ada, yaitu dari sumber pembangkitan hingga

beban. Gambar dibawah ini merupakan simulasi dari Sistem Beban

Tak Seimbang yang akan dibuat pemodelannya pada program

Matlab Simulink versi r2009a.

Gambar 3.1 Simulasi Beban Tak Seimbang Sebelum Menggunakan SVC

type TCR-FC Pada Software Matlab Simulink R2009a

Untuk mengetahui besarnya tingkat ketidakseimbangan arus pada sistem,

maka terlebih dahulu kita membuat simulasi dari Sistem Beban Tak

Seimbang itu sendiri. Berikut ini langkah-langkahnya :


40

1) Jalankan Program Matlab Simulink versi r2009a.

Program Matlab Simulink versi r2009a dapat digunakan setelah

diinstal ke dalam komputer, setelah itu program dapat digunakan

dengan cara mengklik program Matlab Simulink versi r2009a

Setelah program dijalankan maka akan tampak tampilan seperti

gambar 3.2 yang merupakan tampilan pertama program Matlab

Simulink versi r2009a.

Gambar 3.2. Tampilan Pertama Matlab Simulink versi r2009a

2) Membuat Studi Kasus Yang Baru

Untuk membuat studi kasus yang baru, cukup dengan menekan

lambang dari “Matlab Simulink” seperti yang ditunjukkan pada

gambar 3.3.
41

Gambar 3.3. Tampilan Lambang Matlab Simulink

3) Membuat Simulasi Beban Tak Seimbang dengan merangkai icon

parameter yang dibutuhkan. Mencari icon parameter seperti

Tegangan Sumber, Resistor, Capasitor dan lain lain dapat dicari

seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Tampilan Matlab Simulink


42

4) Membuat Simulasi Beban Tak Seimbang Sebelum Menggunakan


SVC Type TCR-FC

Gambar 3.5 Simulasi Beban Tak Seimbang Sebelum Menggunakan SVC Type
TCR-FC

Setelah simulasi beban tak seimbang selesai dikerjakan tentunya

kita akan mendapatkan nilai arus perfasanya. Dari arus perfasa

tersebut kita akan mendapatkan arus urutan nol,positif dan negatif.

Setelah kita mendapatkan nilai arus tersebut maka kita akan

mendapatkan nilai % ketidakseimbangan dari sistem yang kita buat

tadi.

Setelah % ketidakseimbangan sudah didapatkan maka kita

membuat simulasi Static Var Compensator seperti yang terlihat

pada Gambar 3.6


43

Gambar 3.6 Simulasi Static Var Compensator type TCR FC

Setelah Simulasi SVC sudah selesai maka simulasi ini dapat

digabungkan menjadi satu sistem yang terlihat pada gambar 3.7

berikut ini :

Gambar 3.7 Simulasi Beban Tak Seimbang menggunakan Static Var

Compensator type Thyristor Control Reactor Fixed Capacitor

5) Mendapatkan Nilai Arus perfasa setelah dipasang SVC Type TCR

FC Dan Analisa
44

Setelah simulasi beban tak seimbang yang telah dipasang svc

selesai dikerjakan tentunya kita akan mendapatkan nilai arus

perfasanya. Dari arus perfasa tersebut kita akan mendapatkan arus

urutan nol,positif dan negatif. Setelah kita mendapatkan nilai arus

tersebut maka kita akan mendapatkan nilai % ketidakseimbangan

dari sistem yang kita buat tadi. Setelah nilai dari %

ketidakseimbangan didapatkan maka kita bisa membandingkan

nilai tersebut dengan nilai % ketidaksembangan sebelum

digunakannya Static Var Compensator type Thyristor Control

Reactor Fixed Capacitor.

6) Penulisan Laporan

Dalam tahap ini dilakukan penulisan laporan hasil dari penelitian

secara lengkap tinjauan pustaka hingga proses simulasi yang

dilakukan dan analisa serta kesimpulan dan saran


45

3.5 Diagram Alir Penelitian

Mulai Penilitian

Studi
Literatur

Studi
Bimbingan

Pengambilan
Data

Membuat Pemodelan
Sistem Tak Seimbang

Memasukkan data
Tegangan Arus Beban perfasa
Tidak

Membuat Pemodelan Sistem Tak


Seimbang menggunakan SVC

Memasukkan nilai kapasitor, induktor dan


daerah kerja thyristor

Simulasi

Hasil Aliran Daya Tiga Fasa


Tak Seimbang setelah
menggunakan SVC

Ya
Analisa

Selesai
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan proses perancangan menggunakan simulasi Matlab

Simulink versi r2009a serta membandingkan hasil simulasi dengan teori-teori

penunjang, maka dapat disimpulkan beberapa hal mengenai hasil dari

pengerjaan tugas akhir ini yaitu :

1. Tingkat ketidakseimbangan arus yang terjadi pada simulasi sistem tiga

fasa tak seimbang sebelum penggunaan SVC sebesar 12.36 % namun

setelah pemasangan SVC pada sistem tersebut tingkat ketidak seimbangan

arus turun menjadi 4.4 %.

2. Pemasangan Static Var Compansator pada sistem tiga fasa tak seimbang

menyebabkan penurunan nilai daya reaktif pada sistem, hal ini

dikarenakan daya reaktif yang dihasilkan beban induktif telah

dikompenasisi dengan adanya Kapasitor pada SVC TCR-FC. Tentunya

semakin kecil daya reaktif pada suatu sistem maka kualitas tegangan dan

arus pada sistem tersebut juga akan semakin baik.

3. Dengan pemasangan SVC pada sistem berdampak pula pada nilai faktor

dayanya. Hal ini terlihat sebelum pemasangan SVC faktor daya yang
80

terdapat pada sistem adalah sebesar 0.72 untuk setiap fasanya namun

setelah pemasangan SVC pada sistem faktor daya sistem tiga fasa tak

seimbang menjadi 0.98.

4. Prinsip kerja dari SVC yang penulis gunakan ini adalah dengan adanya

Kapasitor dan Induktor pada TCR-FC maka akan mengkompenasasi daya

reaktif pada sistem. Keunggulan dari SVC tipe TCR-FC pada Tugas akhir

ini yaitu memiliki daerah kerja pada Thyristor yang dapat diatur mengikuti

perubahan beban.

5. Dengan pemasangan SVC pada sistem tidak akan mempengaruhi

perubahan nilai arus pada beban namun akan merubaha nilai arus pada sisi

sumber. Hal ini dikarenakan arus pada sisi beban sangat dipengaruhi

dengan nilai beban yang digunakan sedangkan arus pada sisi sumber akan

berubaha menjadi naik dikarenakan SVC yang terpasang pada sistem akan

menjadi beban tambahan pada sistem tiga fasa tak seimbang.

5.2. Saran

Selama pengerjaan tugas akhir ini tentu tidak terlepas dari berbagai

kekurangan dan kelemahan, baik dari segi sistem atau perancangan yang

dilakukan. Untuk itu demi kesempurnaan hasil bila dilakukan penelitian

selanjutnya disarankan :

1. Penggunaan metode switching seperti yang diterapkan pada operasi SVC

ini tentu akan menyebabkan efek harmonisa yang dapat mengganggu

sistem. Apabila pembaca ingin membahas mengenai SVC, perlu dianalisa


81

juga efek pada perencanaan filternya. Perlu juga diperhatikan penyesuaian

dengan kebutuhan daya reaktif yang akan dikompensasi, karena akan

mempengaruhi dalam pemodelan disain dari SVC.

2. Perancangan jenis SVC yang lain selain Thyristor Control Reactor – Fixed

Capacitor untuk memperbaiki arus maupun faktor daya pada sistem tiga

fasa tak seimbang.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. Milwaukee School


Engineering

[2] Sulasno. 2001. Analisa Sistem Tenaga Listrik. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro: Semarang

[3] Wahidi, Muhamad “Analisa Aliran Daya Tiga Fasa Tak Seimbang Pada
Penyulang Kangkung PT. PLN (Persero) Distribusi Lampung” ,
September 2014. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung.

[4] A. Hastanto, Ir. Yuningtyastuti.,MT, S. Handoko, ST., MT., (2012), ”


Optimasi Penempatan SVC Untuk Memperbaiki Profil Tegangan Pada
Sistem 500 kV Jamali Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization
(PSO)”., Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

[5] Padiyar, K.R. 2007. “FACTS Controllers In Power Transmission And


Distribution”. New Age International: New Delhi.

[6] Saputro, Dimas M.W “Penyeimbang Beban Tiga Fasa Tiga Kawat
Dengan Static Var Compensator (SVC) Tipe Thyristor Controlled Reactor
– Fixed Capacitor (TCR-FC)”, November 2013. Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[7] Jianzong, Ma “The application of SVC for the power quality


control of electric railways” Juli 2011. Yanshan University, China

[8] Dahlan, M. “Akibat Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral Dan


Losses Pada Transformator Distribusi” Jurnal ISSN : 1979-6870 hal 1-8

[9] F.R Quintela, J.M.G. Arevalo, R.V Redondo, “Power Analisis of Static
vAr Compensators”, J Electric Power System Reaserch, 30, pp. 36-382.
2008

Anda mungkin juga menyukai