Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Foristek Vol.5, No.

1, Maret 2015

APLIKASI SVC (STATIC VAR COMPENSATOR)


DALAM PERBAIKAN JATUH TEGANGAN
PADA SISTEM KELISTRIKAN KOTA PALU
Maryantho Masarrang1)
1,)
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tadulako
Email: antho.masarrang@gmail.com

Abstract - By using PSAT application, Istilah statis disini mengidentifikasikan


which simulates SVC for voltage drop bahwa SVC tidak seperti kompensator
improvement across an electric power singkron, dimana SVC tidak memiliki
system, a good performance will be komponen bergerak atau berputar. SVC
produced. The better an electric power terdiri dari Thyristor Controller Reactor
system, the smaller voltage drop that (TCR), Thyristor Switched Capacitor
occurs in the system. This study aims to (TSC), dan filter harmonic. Filter
improve the voltage drop across the harmonic berfungsi untuk mengatasi
feeder of Raflesia rayon Palu. By harmonisa yang dihasilkan oleh TCR [1].
inspecting the result of discussion, it can Prinsip kerja dari static VAR
be known that by simulating the
Compensator (SVC) adalah dengan
installation of SVC, which is contained
mengatur sudut penyalaan thyristor. Sudut
in PSAT application, a small voltage
drop is obtained. penyalaan thyristor akan mengatur
keluaran daya reaktif dari SVC. Nilai
Keywords: SVC, Voltage Drop, Feeder tegangan sistem merupakan input bagi
Raflesia pengendali yang kemudian akan mengatur
sudut penyalaan thyristor. Dengan
demikian SVC akan memberikan
I. PENDAHULUAN kompensasi daya reaktif sesuai dengan
Terdapat banyak penelitian tentang kebutuhan sistem [2].
Kompensator statis atau pembangkit VAR Static Synchronous Compensator
dapat menggunakan Kapasitor, SVC (STATCOM) adalah salah satu Konverter
(Static VAR compensator) atau STATCOM kunci berbasis kompensator yang biasanya
(Static Synchronous Compensator). Oleh didasarkan pada inverter sumber tegangan
karena itu, penelitian mereka membahas atau inverter sumber arus, Tidak seperti
tentang kelebihan-kelebihan penggunaan SVC, STATCOM mengontrol arus
kontrol kompensasi antara lain sebagai keluaran secara independen dari tegangan
berikut [1] :
sistem AC, sedangkan sisi tegangan DC
a. Meningkatkan kontrol aliran daya
secara otomatis dipelihara untuk melayani
atau power transfer
b. Memperbaiki stablitas sistem daya sebagai sumber tegangan. Sebagian besar,
c. Memperbaiki tegangan jatuh STATCOM dirancang berdasarkan
d. Mengurangi/menurunkan losses VSI(Voltage Source Inverter) tersebut.
jaringan sehingga pembebanan Static VAR Compensator (SVC) dapat
bertambah dan transmisi daya digunakan untuk mempertahankan nilai
menjadi lebih efektif tegangan pada suatu bus yang terhubung
e. Memperbaiki faktor daya. dengan SVC, dengan nilai yang
dikehendaki selama variasi beban, dengan
Static VAR Compensator (SVC)
cara menyerap dan menginjeksi daya
merupakan generator statis yang terhubung
reaktif melalui kontrol sudut penyalaan
secara paralel dengan beban, dan memiliki
output bervariasi untuk mengontrol (firing angle) thyristor. Salah satu model
parameter-parameter sistem tenaga listrik.
414
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.5, No. 1, Maret 2015

SVC adalah model total susceptansi seperti Tegangan Menengah (SUTM) tipe radial
pada gambar 1[1]. dengan panjang saluran 20 km.

II. METODE PENELITIAN


Pada penelitian ini perbaikan drop
tegangan pada feeder raflesia dilakukan
dengan pemasangan peralatan yaitu Static
VAR Compensator (SVC). Dengan
pemasangan peralatan tersebut diharapkan
profil tegangan akan lebih baik dan susut
energi (losses) dapat berkurang [3].

Gambar 1. Model total susceptansi SVC MULAI

Pada model total susceptansi ini, SVC PENETUAN


dilihat sebagai sebuah reaktansi yang dapat PARAMETER
STANDAR IEEE
diatur melalui perubahan susceptansi. B svc
melambangkan nilai total susceptansi dari STATCOM KONTROL
SVPWM
SVC yang diperlukan untuk
mempertahankan besar tegangan pada bus
PEMODELAN
dengan nilai tertentu. Dalam pemodelan
SVC sebagai variable VAR sources seperti
pada Gambar 1, kita dapat menetapkan SIMULASI

batas maksimum dan minimum keluaran


daya reaktif dari SVC (Q svc ).Meningkatnya STATCOM DALAM
usaha di bidang industri yang umumnya SISTEM JARINGAN

bersifat beban induktif, menyebabkan


kebutuhan daya reaktif induktif meningkat. PEMODELAN

Meningkatnya daya reaktif induktif


SIMULASI
pada suatu sistem mengakibatkan
terjadinya drop tegangan. Terjadinya drop
tegangan pada penyaluran daya listrik akan ANALISA

berpengaruh terhadap besarnya susut


energi (losses). Susut energi juga STABILITAS
dipengaruhi oleh besarnya impedansi pada
peralatan penyaluran daya listrik baik pada
sistem transmisi maupun pada sistem SIMULASI SIMULASI
TANPA DENGAN
distribusi. Susut energi dalam sistem GANGGUAN GANGGUAN
tenaga listrik tidak dapat dihindari. Salah
satu yang bisa dilakukan untuk
mengurangi susut energi (losses) adalah ANALISA
PERBANDINGAN RESPON
melakukan perbaikan profil tegangan. Oleh
karena itu tegangan pada sistem distribusi
perlu dijaga sehingga tetap pada batas- SELESAI

batas yang diizinkan ±5% dari tegangan


nominal sistem [2].

Salah satu feeder pada sistem Gambar 2. Diagram Alir Metodologi


Penelitian
kelistrikan kota Palu yang mengalami drop
tegangan di luar batas-batas yang diizinkan Diagram alir metodologi penelitian
adalah feeder Raflesia yaitu sebesar 11%. pada gambar 2 dapat dijelaskan dengan
Feeder Raflesia merupakan Saluran Udara urutan sebagai berikut :

415
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.5, No. 1, Maret 2015

1. Penelitian pendahuluan. dimana hanya besaran P dan Vsaja yang


Penelitian pendahuluan ini dalam diketahui, sedangkan besaran δ dan Q
bentuk studi pustaka, baik referensi tidak diketahui [4].
maupun jurnal mengenai sistem
kontrol kompensator daya reaktif.
2. Penentuan parameter.
Parameter uji untuk statcom dan
standar BUS dapat diperoleh
parameter statcom dengan mengambil
sumber IEEE.
3. Membuat model referensi
STATCOM.
Dengan menggunakan data parameter
STATCOM maka dapat disusun suatu
model referensi yang
diimplementasikan.
4. Simulasi unjuk kerja keadaan Gambar 3. Blok Parameter Swing Bus
dinamik.
Pengaruh perubahan nilai parameter kita dapat menghitung nilai per-
parameter dan timing pensakalaran unit R dan X saluran transmisi seperti di
terhadap output disimulasikan dengan bawah ini :
program PSAT yang meliputi
karakteristik harmonisa dan variasi
output tegangan. (1)
5. Simulasi unjuk kerja STATCOM
dalam jaringan.
Pengaruh perubahan parameter (2)
STATCOM pada tegangan dan aliran
daya pada BUSuntuk memperoleh Dengan menggunakan perhitungan
karaketrestik kestabilan. Saat tanpa di atas, maka didapat nilai per-unit
gangguan dan dengan gangguan parameter transmisi R dan X seperti
disimulasikan dengan program dibawah ini :
PSAT..
6. Analisis data.
Dari hasil simulasi, data yang
diperoleh akan dianalisis untuk
mengetahui unjuk kerja STATCOM
pada saluran transmisiditinjau dari
aspek stabilitas tegangan dan aliran
daya.
7. Pengambilan kesimpulan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Pemodelan Generator
Bus Ayun (Slack Bus) adalah
generator dimana besaran – besaran yang
diketahui dalam slack bus adalah V dan δ,
dimana biasanya δ bernilai nol (δ= 0). Gambar 4. Pemodelan Saluran Transmisi
Selama perhitungan aliran daya, besaran V
dan δ akan tetap dan tidak berubah. 2) Kontrol Tegangan dengan SVC
Generator Bus biasanya disebut bus P-V, SVC adalah pembangkit/beban
Var statis yang tersambung shunt dimana

416
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.5, No. 1, Maret 2015

outputnya diatur untuk pertukaran arus diperoleh perbandingan tegangan pada


induktif atau kapasitif dengan tujuan untuk masing-masing bus sebelum dan setelah
menjaga atau mengontrol sistem daya yang pemasangan peralatan, seperti pada
yang dapat divariasi Dengan asumsi Gambar 5 untuk beban maksimum,
bahwa tegangan kontroler sama dengan Gambar 6 untuk beban rata-rata, dan
tegangan bus dengan menggunakan analisa Gambar 7 untuk beban minimum.
deret Fourier pada bentuk gelombang arus
induktor , TCR pada frekuensi
fundamental dapat diperlakukan
sebagaimana induktansi variabel
(3)

Dimana, XL adalah reaktansi yang


disebabkan oleh frekuensi fundamental
tanpa kontrol thyristor dan α adalah sudut
penyulutan sehingga impedansi ekivalen Gambar 5. Profil tegangan sebelum dan
total dari kontroler dapat dinyatakan dalam setelah pemasangan peralatan pada beban
:
maksimum
(4)

Dimana rx XC / XL , batas


kontroler diberikan oleh batas sudut
penyulutan yang bernilai tetap sesuai
dengan desain. Hukum kontrol steady-state
tipikal SVC yang terdapat pada
karakterestik tegangan – arus adalah
(5)
Gambar 6. Profil tegangan sebelum dan
Dimana V dan I adalah setelah pemasangan peralatan pada beban
magnitudo tegangan dan arus rms dan Vref rata-rata
adalah tegangan referensi. Nilai tipikal
untuk slope XSL adalah 2 s.d 5%, terhadap
basis SVC; nilai tersebut diperlukan untuk
menghindari melewati batas dari variasi
tegangan bus yang kecil . Nilai tipikal
untuk kisaran tegangan yang dikontrol
adalah = 5% dari Vref. Pada batas sudut
penyulutan, SVC ditransformasikan
kedalam reaktansi yang bernilai tetap.
Model pertama adalah model yang sudut
penyulutan SVC sebagai fungsi dari
perubahan sudut, terdiri dari kombinasi Gambar 7. Profil tegangan sebelum dan
paralel dari admitansi ekivalen reaktor setelah pemasangan peralatan pada beban
dikendalikan thyristor (TCR) dan reaktansi minimum
kapasitif tetap.

3) Perbandingan Tegangan Sebelum Dari Gambar 5 perbandingan tegangan


dan Setelah Pemasangan Peralatan sebelum dan setelah pemasangan peralatan
Dari hasil analisis aliran daya sebelum pada beban maksimum, terlihat bahwa
dan setelah pemasangan peralatan, maka dengan pemasangan AVR kenaikan

417
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.5, No. 1, Maret 2015

tegangan bertitik pangkal pada bus peralatan, seperti pada Tabel 1 untuk
pemasangan AVR sampai perbaikan beban maksimum, Tabel 2 untuk beban
tegangan saluran kearah beban. Dengan rata-rata, dan Tabel 3 untuk beban
pengurangan drop tegangan pada ujung minimum.
saluran sebesar 7 %. Dengan pemasangan
bank capacitor kenaikan tegangan terjadi Tabel 1. Total losses sebelum dan setelah
pada keseluruhan bus. Dengan pemasangan peralatan pada beban
pengurangan drop tegangan pada ujung maksimum
saluran sebesar 5 %. Sedangkan dengan
Total Bank
pemasangan SVC kenaikan tegangan juga Losses Sebelum
AVR
Capacitor
SVC
terjadi pada keseluruhan bus dalam sistem.
Dengan pengurangan drop tegangan pada Daya 0.435931 0.433155 0.389220 0.591378
ujung saluran bus sebesar 8 %. Aktif

Dari Gambar 6 perbandingan tegangan Daya 0.830223 0.832598 0.719914 0.818649


sebelum dan setelah pemasangan peralatan Reaktif
pada beban rata-rata, terlihat bahwa
dengan pemasangan AVR kenaikan Daya Aktif = MW, Daya Reaktif = MVAR
tegangan bertitik pangkal pada bus
pemasangan AVR sampai perbaikan Tabel 2. Total Losses Sebelum dan setelah
tegangan saluran kearah beban. Dengan pemasangan peralatan pada beban rata-rata
pengurangan drop tegangan pada ujung
saluran bus sebesar 7 %. Dengan Total Bank
AVR SVC
pemasangan bank capacitor kenaikan Losses Sebelum Capacitor
tegangan terjadi pada keseluruhan. Dengan
Daya 0.201947 0.061809 0.177696 0.178528
pengurangan drop tegangan pada ujung Aktif
saluran bus sebesar 5 %. Sedangkan
dengan pemasangan SVC juga terjadi Daya 0.448039 0.449422 0.368572 0.369431
perbaikan tegangan pada keseluruhan bus. Reaktif

Dengan pengurangan drop tegangan pada


ujung saluran sebesar 5 %. Daya Aktif = MW, Daya Reaktif = MVAR
Dari Gambar 7 perbandingan tegangan
sebelum dan setelah pemasangan peralatan
pada beban minimum, terlihat bahwa Tabel 3. Total Losses Sebelum dan setelah
dengan pemasangan AVR kenaikan pemasangan peralatan pada beban
tegangan bertitik pangkal pada bus minimum
pemasangan AVR sampai perbaikan Total Bank
AVR SVC
tegangan saluran kearah beban. Dengan Losses Sebelum Capacitor
pengurangan drop tegangan pada ujung
saluran bus sebesar 8 %. Dengan Daya 0.053366 0.052809 0.054739 0.053646
Aktif
pemasangan bank capacitor kenaikan
tegangan terjadi pada keseluruhan bus. Daya 0.086252 0.084633 0.086340 0.087146
Dengan pengurangan drop tegangan pada Reaktif
ujung saluran bus sebesar 3 %.
Daya Aktif = MW, Daya Reaktif = MVAR
4) Perbandingan Total Losses Sebelum Dari Tabel 1, terlihat bahwa dengan
dan Setelah Pemasangan Peralatan. pemasangan AVR, bank capacitor dan
Dari hasil analisis aliran daya sebelum SVC berkurang, sedangkan total losses
dan setelah pemasangan peralatan, maka daya reaktif, terlihat bahwa dengan
diperoleh perbandingan total losses pemasangan AVR tidak berkurang,
sebelum dan setelah pemasangan sedangkan dengan pemasangan bank

418
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.5, No. 1, Maret 2015

capacitor berkurang sebesar 5 % dan maksimum dan beban rata-rata, terlihat


dengan pemasangan SVC berkurang bahwa total losses daya aktif dapat
sebesar 6 %. Hal ini disebabkan karena dikurangi dengan pemasangan SVC.
AVR dalam mengkompensasi drop
tegangan tidak menginjeksi daya reaktif. DAFTAR PUSTAKA
Dari Tabel 2, terlihat bahwa dengan [1] Pansini, A.J. 2007. Electrical
pemasangan AVR, bank capacitor, dan Distribution Engineering, Third
SVC total losses daya aktif berkurang. Edition, The Fairmont, Inc., Indian
Sedangkan total losses daya reaktif, terlihat Trail.
[2] Marsudi, D. 2006. Operasi Sistem
bahwa dengan pemasangan AVR tidak
Tenaga Listrik, Edisi Kedua, Graha
berkurang, dengan pemasangan bank
Ilmu, Yogyakarta.
capacitor berkurang sebesar 5 % dan
[3] SPLN 72. 1987. Spesifikasi Desain
dengan pemasangan SVC berkurang Untuk Jaringan Tegangan Menengah
sebesar 6 %. Hal ini disebabkan karena (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah
AVR dalam mengkompensasi drop (JTR), PT. PLN (Persero), Jakarta.
tegangan tidak menginjeksi daya reaktif. [4] Grebe, T.E. 1996. Application of
Dari Tabel 3, terlihat bahwa dengan Distribution System Capacitor Banks
pemasangan AVR, bank capacitor, dan and Their Impact on Power System,
SVC total losses daya aktif dan reaktif IEEE Transactions on Industry
tidak berkurang. Hal ini disebabkan karena Application, Vol. 32, No. 3.
pada beban minimum drop tegangan masih [5] Mendoza, J.E.; D.A. Morales, R.A.
dalam batas-batas toleransi sehingga tidak Lopez, E.A. Lopez, J.C. Vannier, and
berpengaruh terhadap pemasangan A.C. Coello. 2007. Multiobjective
peralatan. Location of Automatic Voltage
Regulators in a Radial Distribution
IV. KESIMPULAN Network Using a Micro Genetic
Berdasarkan hasil analisis dan Algorithm, IEEE Transactions on
pembahasan perbaikan jatuh tegangan pada Power Systems, Vol 2, No. 1.
feeder Raflesia dengan menggunakan [6] Robandi, I. 2006. Desain Sistem
peralatan SVC untuk pengurangan jatuh Tenaga Modern, ANDI, Yogyakarta.
[7] Short, T.A. 2004. Electric Power
tegangan (losses), maka dapat ditarik
Distribution Handbook, CRC Press
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
LLC, USA.
1. Dari hasil analisis aliran daya sebelum [8] Gonen, T. 1986. Electric Power
pemasangan peralatan pada beban
Distribution System Engineering,
maksimum, bus yang mengalami drop McGraw-Hill, Inc., USA.
tegangan diluar batas-batas yang
[9] Kundur, P. 1994. Power System
diizinkan. Stability and Control, McGraw-Hill,
2. Dari hasil optimasi lokasi penempatan Inc., USA.
dan kapasitas peralatan yang sesuai
[10] Padiyar, K.R. 2007. FACTS
dengan sistem atau feeder Raflesia, Controllers in Power Transmission
diperoleh lokasi penempatan peralatan
and Distribution, New Age
sesuai dengan hasil perhitungan. International, Ltd., New Delhi.
3. Dari hasil analisis aliran daya setelah [11] Acha, E. 2002. Power Electronic
pemasangan peralatan, baik pada beban
Control in Electrical Systems, Newnes,
maksimum, beban rata-rata, maupun London.
beban minimum, terlihat bahwa bus-bus
[12] Arrillaga, J. and C.P. Arnol. 1990.
yang mengalami drop tegangan diluar Computer Analysis of Power Systems,
batas-batas yang diizinkan, dapat John Wiley & Sons, Ltd., Chichester.
diperbaiki dengan pemasangan SVC.
4. Dari hasil analisis aliran daya setelah
pemasangan peralatan, pada beban

419
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.5, No. 1, Maret 2015

[13] Grainger, J.J. and W.D. Stevenson, [14] Saadat, H. 1999. Power System
Jr. 1994. Power System Analysis, Analysis, McGraw-Hill, Inc., USA
McGraw-Hill, Inc., USA.

420

Anda mungkin juga menyukai