Anda di halaman 1dari 7

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER


PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0

Rudi Salman1) Mustamam2) Arwadi Sinuraya3)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja (performance) sistem tenaga listrik yaitu aliran
daya aktif maupun reaktif serta profil tegangan setiap bus dalam sistem. Simulasi aliran daya
dilakukan menggunakan perangkat lunak Electrical Transient Analyser Program (ETAP) versi 4.0.
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro dengan objek penelitian adalah
Sistem Tenaga Listrik di Sumatera Utara dan Aceh, yang memiliki 107 bus dan terdiri dari 1 bus
referensi (Swing Bus), 12 bus generator (Voltage Regulator Bus) dan sisanya yaitu 94 bus adalah bus
beban (Load Bus). Perhitungan aliran daya menggunakan metode Newton-Raphson.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aliran daya aktif terbesar mengalir dari bus Tebing Tinggi ke bus
Sei Rotan sebesar 133,04 (31,52%) MW dan aliran daya reaktif terbesar mengalir dari bus Belawan
(Swing/Reference bus) ke bus Sei Rotan sebesar 66,80 (25,7%) MVAR. Total aliran daya aktif dan
reaktif dalam sistem adalah 422,019 MW dan 259,93 MVAR. Sedangkan untuk profil tegangan bus,
penurunan tegangan (Voltage drop) tertinggi terjadi pada bus 55 (bus beban Aek Knopan) sebesar
3,035% (19,393 KV) dari tegangan normal (20 KV) dan sebesar 149,773 KV (0,151%) untuk sistem
150 KV .

Kata kunci : Simulasi Aliran Daya, Profil Tegangan, ETAP 4.0, Losses, Newton-Raphson

Pendahuluan
Analisis aliran daya merupakan 2. Bus generator (Voltage Control Bus)
analisis yang digunakan untuk mengetahui Bus ini merupakan bus yang
kondisi sistem dalam keadaan normal, tegangannya dapat dikontrol melalui
sehingga sangat dibutuhkan dalam pengaturan daya reaktif agar tegangannnya
perencanaan sistem untuk masa yang akan tetap. Parameter atau besaran yang
datang dan merupakan bahan evaluasi diketahui adalah daya aktif (P) dan
terhadap sistem yang ada. (Stevenson,1996; tegangan (V). Bus ini dinamakan PV bus.
Saadat,1999 dan Cekmas,2004). Analisis
ini meliputi penentuan besarnya nilai 3. Bus Beban (Load bus)
tegangan (V), daya aktif (P) dan reaktif (Q) Bus ini adalah bus yang terhubung
dan sudut fasa () setiap bus dalam sistem. dengan beban sistem. Parameter atau
Selanjutnya menurut Saadat (1999), bus besaran yang ditentukan adalah daya aktif
dalam sistem tenaga listrik dapat (P) dan daya reaktif (Q), maka bus ini di
dikelompokkan 3 jenis, yaitu : sebut juga PQ bus.
Sebelum analisis aliran daya
1. Bus referensi (Swing atau Slack bus) dilakukan, komponen sistem yang terdiri
Bus ini berfungsi untuk mensuplai dari pembangkit (generator), transformator,
kekurangan daya aktif (P) dan daya reaktif saluran transmisi dan beban harus di
(Q) dalam sistem. Parameter atau besaran representasikan atau di modelkan melalui
yang di tentukan adalah tegangan (V) dan diagram satu garis (oneline diagram)
sudut fasa (). Setiap sistem tenaga listrik dengan menganggap sistem tiga fasa dalam
hanya terdapat 1 bus referensi, yaitu bus keadaan seimbang. Diagram ini di
yang didalamnya terdapat pembangkit atau maksudkan untuk memberikan gambaran
generator yang memiliki kapasitas terbesar secara ringkas suatu sistem tenaga listrik
di antara pembangkit yang lain didalam secara keseluruhan, dalam hal ini sistem
sistem. tenaga listrik di Sumatera Utara. Untuk itu
1,2,3
Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT Unimed
di butuhkan data-data yang terkait dengan
komponen-komponen tersebut. Menurut
Stevenson (1996), data-data yang
dibutuhkan untuk analisis aliran daya ........................ (1)
adalah sebagai berikut :
a. Data pembangkit (generator), yaitu
kapasitas daya aktif (P) dalam satuan Selanjutnya gambar 2.1 tersebut di ubah
Megawatt (MW) dan reaktif (Q) dalam menjadi :
satuan Megavolt Ampere (MVA) , tegangan
terminal (V) dalam satuan Kilovolt (KV)
dan reaktansi sinkron (X) dalam satuan
Ohm ().
b. Data Transformator Daya, yaitu
kapasitas tiap trafo dalam satuan Megavolt
Ampere (MVA), tegangan (V) dalam satuan
Kilovolt (KV) dan reaktansi bocor (X)
dalam satuan Ohm ().
c. Data saluran transmisi, yaitu resistansi
(R) dalam ohm () dan reaktansi (X)
dalam ohm (). Gambar 2.2. Diagram Admitansi Pada
d. Data beban, yaitu daya aktif (P) dalam Sistem Tenaga Listrik Sederhana
Megawatt (MW) dan daya reaktif (Q)
dalam satuan Megavolt Ampere (MVA). Dari gambar 2.2 dapat diturunkan
persamaan antara simpul-simpul akan
menghasilkan persamaan arus :
Matrik Admitansi dan Impedansi Bus
Untuk menghitung dan menganalisis
aliran daya, langkah awal yang dilakukan ........ (2)
adalah membentuk matrik admitansi bus
........ (3)
sistem tenaga listrik. Gambar 2.1 berikut ini
merupakan sebuah contoh sistem tenaga ....... (4)
listrik sederhana, dimana impedansinya ....................................(5)
dinyatakan dalam perunit pada dasar MVA
dan resistansi diabaikan untuk Persamaan tersebut disusun kembali dan
penyederhanaan (Saadat,1999). akan di peroleh :

..(6)
..(7)
..(8)
............................... (9)

dengan :

Gambar 2.1. Diagram Impedansi Pada .......................... (10)


Sistem Tenaga Listrik Sederhana ........................ (11)
Berdasarkan Hukum Arus Kirchoff
impedansi-impedansi pada gambar diatas ......................... (12)
dapat diubah ke bentuk admitansi-admitansi .......................................... (13)
dengan menggunakan persamaan, berikut : .................................(14)
................................ (15) model yang impedansi-impedansinya
................................ (16) sudah di ubah menjadi admitansi-admitansi
perunit dengan dasar MVA. Penggunaan
................................ (17)
Hukum Arus Kirchoff pada bus ini
Sehingga persamaan arus pada simpul diberikan dalam persamaan :
menjadi :
(25)
........ (18) ...............................................................................................
(26)
........ (19) atau
........ (20)
........ (21)
.... (27)
Untuk sistem tenaga listrik dengan
Daya aktif dan reaktif pada bus ke-i adalah :
jumlah n-bus, persamaan arus simpul dalam
bentuk matrik dapat ditulis :
................................... (28)

atau

......................................... (29)

(22) Substitusikan persamaan (29) ke persamaan


(27), akan diperoleh :
atau

Ibus = Ybus Vbus ...................................... (23)


..... (30)
dengan Ibus adalah vektor arus bus yang
diinjeksikan. Arus positif jika menuju bus
dan negatif jika meninggalkan bus. Vbus
adalah vektor tegangan bus yang diukur
dari simpul referensi. Ybus adalah matrik
admitansi bus. Matrik ini di bentuk dari
elemen diagonal masing-masing simpul dan
diagonal antara simpul-simpul. Jika arus
bus diketahui, persamaan (23) dapat
diselesaikan untuk tegangan n-bus, yaitu :
Gambar 2.3. Model bus sistem tenaga
Vbus = 1
Ibus ..................................... (24) listrik sederhana

1
adalah invers matrik admitansi bus Metode Newton-Raphson untuk Per-
atau lebih dikenal sebagai matrik impedansi hitungan Aliran Daya
bus (Zbus). Pada dasarnya ada 3 metode yang
Persamaan Aliran Daya sering digunakan untuk perhitungan aliran
Jaringan sistem tenaga listrik seperti daya. Untuk sistem tenaga listrik yang
yang ditunjukkan pada gambar 2.3 saluran berskala besar metode Newton-Raphson
transmisinya dapat digambarkan dengan lebih efisien dan praktis, dimana jumlah
iterasi yang dibutuhkan untuk perhitungan
lebih sedikit jika dibandingkan d engan
metode yang lainnya. Dalam metode ini
persamaan aliran daya dirumuskan dalam
bentuk polar. Dari gambar 2.3 dapat ditulis
persamaan :

..................................... (31)

Persamaan diatas bila ditulis dalam bentuk (37)


Polar akan diperoleh seperti berikut :
Dalam hal ini dimisalkan bus 1 adalah bus
referensi (Swing bus). Maka matrik
................... (32)
Jacobian memberikan perbandingan linier
antara perubahan pada sudut tegangan
berikutnya daya komplek pada bus i dapat ()
ditulis : dan besarnya tegangan
()
dengan sedikit perubahan pada
................................... (33) () ()
daya aktif ( ) dan daya reaktif ( )
dalam bentuk yang mudah atau singkat
Dengan mensubstitusikan persamaan (32) dapat ditulis :
ke persamaan (33),akan diperoleh
persamaan :
.................. (38)

(34) Banyaknya elemen matrik Jacobian


persamaan (38) ditentukan dengan (2n-2-
Bagian riil dan imajiner persamaan (34) 2m) x (2n-2-2m) dengan n adalah
kemudian dipisahkan didapatkan : banyaknya bus pada sistem dan m adalah
banyak bus pembangkit atau generator. J1
diperoleh dari (n-1) x (n-1), J2 diperoleh
... (35) dari (n-1) x (n-1-m),J3 dipeoleh dari (n-1-
m)x(n-1-m) dan J4 di peroleh dari (n-1-m) x
(n-1-m).
.. (36) Sehingga elemen diagonal dan bukan
diagonal untuk J1 adalah :
Persamaan diatas dikembangkan dari deret
Taylor seperti persamaan berikut ini :
...... (39)

..(40)

Elemen diagonal dan bukan diagonal untuk


J2 adalah :
1. Pada bus berbeda dimana dan
(41) harganya ditentukan. Besarnya tegangan
dan sudut fasa disamakan dengan nilai bus
referensi yaitu 1,0 dan 0,0, sehingga
(0) (0)
= 1,0 dan = 0,0. Untuk bus
. (42) pembangkit dimana dan diatur,
sedangkan sudut fasa disamakan dengan
Elemen diagonal dan bukan diagonal untuk (0)
J3 adalah : sudut bus referensi, maka = 0.
() ()
2. Hitung dan pada bus beban
()
menggunakan persamaan (35)(36),
.. (43) ()
dan dihitung dengan persamaan
(49)(50).
. (44) () ()
3. Hitung dan pada bus
pembangkit dengan persamaan (35)(36).
Elemen diagonal dan bukan diagonal untuk 4. Hitung elemen-elemen matrik Jacobian
J4 adalah : J1, J2, J3 dan J4 dengan persamaan (39)
sampai persamaan (46).
() ()
5. Hitung nilai dan
(45) menggunakan persamaan (38).
6. Hitung nilai-nilai baru dari sudut fasa
(+1) (+1)
dan tegangan, dan dengan
.. (46) persamaan (49) dan (50).
7. Proses ini berlangsung sampai
() () (+1) ()
Harga dari dan berbeda antara :
yang terjadwal dengan nilai perhitungan
dan ini disebut sisa daya yang diberikan Metode Penelitian
dengan : Penelitian ini akan dilaksanakan
dalam beberapa tahapan seperti berikut :
1. Pemodelan Sistem sistem tenaga listrik
........................... (47) menggunakan Software ETAP 4.0
2. Menginputkan data, yaitu : data
............................ (48) pembangkit, Trafo, Saluran transmisi,
dan beban yang diperoleh dari UPB
Perhitungan untuk sudut fasa dan tegangan PT.PLN
bus yang baru adalah : 3. Menghitung aliran daya dengan metode
Newton-Raphson
4. Mengevaluasi aliran daya dan tegangan
.......................... (49) bus di setiap bus yang ada dalam sistem.
Berikut adalah diagram alir
(flowchart) perhitungan aliran daya
............ (50) menggunakan metode Newton-Raphson.
Langkah-langkah perhitungan aliran daya
dengan metode Newton-Raphson adalah
sebagai berikut :
Mulai
G.Para -23.51 8.82 96 -93.6

Pemodelan Sistem Tenaga


listrik
Tebing
Baca Data
Tinggi K.Tnjng -50.87 18.70 208 -93.9
Bus,Saluran,Trafo
SRtan 133.04 -62.91 567 -90.4
Bentuk Matrik Y bus
P.Sntar -57.59 10.66 225 -98.3

Baca nilai tegangan bus awal Bus46 35.98 23.75 166 83.5

Hitung Daya aktif dan Reaktif


Tabel 4.1 Aliran Daya Aktif dan Reaktif

Sedangkan penurunan tegangan (voltage


Nilai Pi dan Qi Ya drop) terbesar terjadi pada bus Aek Knopan
Selesai
sesuai data?
yaitu sebesar 3,035 % (0,61 KV) dari
Tidak tegangan normal 20 KV menjadi 19,393
Hitung elemen-elemen Jacobian,
J1,J2,J3 dan J4 KV, untuk sistem 150 KV terjadi pada bus
Koreksi nilai Tegangan yang sama yaitu sebesar 0,151 % (0,23 KV)
sehingga tegangan menjadi 149,773 KV.
Hitung Tegangan Bus baru
(Tabel 4.2).

Hasil
Teg. Perhitungan
Iterasi = iterasi +1 Nama Sudut Vd
Bus
Bus Teg. Teg. Beban (%)
(KV)
(KV) (%)
Gambar 3.1. Diagram alir perhitungan Aek
aliran daya menggunakan metode Knopan 150 149,773 99,85 0,3 0,151
Newton-Raphson Bus 55 20 19,393 96,97 -2 3,035

Hasil Penelitian Tabel 4.2 Tegangan dan Sudut beban saat


Hasil simulasi aliran daya keadaan normal
menggunakan software ETAP 4.0 dapat
dilihat bahwa :
Aliran daya aktif terbesar mengalir dari bus Kesimpulan
Tebing Tinggi ke bus Sei Rotan sebesar Beberapa kesimpulan yang dapat
133,04 MW dan daya reaktif sebesar 66,8 diambil dari simulasi aliran daya pada
MVAR mengalir dari bus Belawan ke bus Sistem Tenaga Listrik di Sumatera Utara
Sei Rotan (Tabel 4.1) dan Aceh menggunakan perangkat lunak
ETAP 4.0 sebagai berikut :
Aliran 1. Daya Aktif terbesar mengalir dari bus
Daya
Tebing Tinggi ke bus Sei Rotan sebesar
Faktor
Dari Ke Arus
Daya 133,04 MW.
Bus Bus Daya Daya (A)
Aktif Reaktif
(%) 2. Daya Reaktif terbesar mengalir dari bus
(MW) (MVAR) Belawan ke bus Sei Rotan sebesar 66,80
MVAR.
Bnje -23.53 24.05 129 -69.9 3. Penurunan tegangan (Voltage Drop)
Lbhn 13.60 8.64 62 84.4 terbesar terjadi pada bus Aek Knopan
P.Pasir -35.74 20.41 158 -86.8
yaitu sebesar 3,035% dari tegangan
normal 20 KV (19,393 KV) untuk sistem
Blwn SRtan -104.35 66.80 476 -84.2
20 KV.
Prbngan 71.42 -28.38 296 -92.9
4. Sementara untuk sistem 150 KV,
penurunan tegangan (Voltage Drop) [3] Cekmas,C, 2004, Sistem Tenaga
sebesar 0,151% (149,773KV) terjadi Listrik, contoh soal dan
pada bus yang sama. penyelesaiannya menggunakan
MATLAB, Penerbit Andi Yogyakarta
Saran
1. Untuk mendapatkan aliran daya yang [5] Hartoyo, 2006, Perbaikan keandalan
optimal maka hal yang perlu di (N-1) Sistem tenaga Listrik PLN Jawa
perhatikan adalah profil tegangan setiap Tengah dan DIY, FT Universitas
bus dalam sistem harus tetap berada Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
dalam batas yang diizinkan yaitu dengan
mengalokasikan sumber-sumber daya [6] Hosea,E dan Tanoto,Y., 2004,
reaktif yang sesuai. Sumber-sumber daya Perbandingan Analisa aliran daya
reaktif misalnya : Generator dan dengan menggunakan metode
transformator. Algoritma Genetik dan Metode
2. Hasil simulasi aliran daya ini dapat Newton-Raphson, Jurnal Teknik
dikembangkan untuk simulasi dan Elektro, Vol.4,No.2, hal. 63-69
analisis yang lain, seperti :
a. Analisa hubung singkat (Short Circuit [7] Saadat,H.,1999, Power System
Analysis) Analysis, WCB McGraw-Hill Series In
b. Analisa Harmonisa (Harmonic Electrical and Computer
Analysis) Engineering,Milwaukee School of
c. Analisa Stabilitas Peralihan Engineering, New-york
(Transient-Stability Analysis)
d. Analisa Aliran Daya Optimal [8] Stagg, G.W. and El-Abiad, A.H., 1968,
(Optimal Load Flow Analysis) Computer Methods in Power System
e. dan lain-lain Analysis, Mc.Graw-Hill, New-york

Ucapan Terima Kasih [9] Stevenson,Jr.,W.D., 1996, Analisis


Ucapan terima kasih kami sistem tenaga listrik, edisi ke-4.
sampaikan kepada pihak pengelola PHKI Terjemahan Kamal Idris, Penerbit
Batch IV yang telah memberikan dukungan Erlangga, Jakarta
dalam bentuk dana hibah, sehingga
terlaksananya penelitian ini. [10] Syamsurijal, 2008, Aplikasi Power
World Simulator pada Analisis
Daftar Pustaka kontingensi Sistem Tenaga Listrik,
Media Elektrik, Vol.3,No.2.
[1] Amin,N., 2011, Perbandingan metode
Gauss-Seidel dan metode Newton-
Raphson dalam solusi Aliran Daya,
Jurnal SMARTek, Vol.9, No.3, hal.
212-222, Univ. Tadulako,Palu

[2] Amirullah,2009, Analisis kontingensi


tegangan bus dan daya saluran pada
sistem Jamali 500 KV menggunakan
metode Performansi Indeks, Prosiding
SENTIA, Malang

Anda mungkin juga menyukai