Anda di halaman 1dari 55

Seminar Kerja Praktek

PERAWATAN MOTOR POMPA PENDINGIN SEKUNDER


PADA SISTEM KELISTRIKAN PUSAT REAKTOR
SERBA GUNA - G. A SIWABESSY

Redi Sulistiawan (183112700250028) (1)

(1)
Department of Electrical Enginering. Universitas Nasional, Jakarta

Pembimbing Utama : Ir. Idris Kusuma, M.T.


Pembimbing Lapangan : Kiswanto, S. T.
: Jazid Uchti Namir, S.ST.
: Agus Sahputra, S. Si.
Data Diri Penulis

Nama : Redi Sulistiawan

TTL : Talang Bulang, 30 Juni 1999

NIM : 183112700250028

Alamat : Jatinegara, Jakarta Timur

Pendidikan : Teknik Elektro, UNAS. Jakarta (2018 – Now)

E-Mail : 2018redisulistiawan@student.unas.ac.id

LinkedIn : https://www.linkedin.com/in/redisulistiawan
Outline / Content

Pendahuluan
Latar Belakang Tujuan Manfaat Metode

Gambaran Umum Instansi


Sejarah Struktur Tugas dan
PRSG
Visi Misi Nilai Organisasi Fungsi
Layanan

Sistem Kelistrikan PRSG


Distribusi Listrik PRSG Sistem Pentanahan Sistem Ventilasi

Topik Khusus

Perawatan Motor Pompa Pendingin Sekunder RSG-GAS


PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
• Mahasiswa sebagai lokomotif perubahan (agen of
change)
• Mahasiswa harus mengembangkan skill agar
mampu bersaing dan memberikan impact
• Prodi Teknik Elektro memberikan MK Kerja Praktik
• Mahasiswa melatih cara berpikir kritis dalam
menemukan menyelesaikan problem di industri
Tujuan Kerja Praktek
Siap menjadi
sumber daya
Mengenali profesional Tujuan
masalah teknis Kerja Praktik /
dalam proses PKL
produksi dan tahu
solusinya
Belajar,
berkolaborasi,
bersinergi
Lulus Mata Kuliah
Kerja Praktik
Manfaat Kerja Praktek
• Mampu mengidentifikasi masalah dan
menawarkan alternatif solusi.
• Dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat
pada real industry.
• Mengetahui korelasi teori dan praktiknya.
• Menambah wawasan yang lebih luas akibat kerja
praktek.
• Meningkatkan kualitas keluaran Teknik Elektro,
Universitas Nasional
Metode Pengumpulan Data

Wawancara Tinjauan Literasi Tinjauan Lapangan


dan Tanya Jawab (Literasi) (Visitasi)
Metode yang dilakukan Metode ini dilakukan Metode ini mengamati
selama tinjauan di dengan mempelajari secara langsung instalasi
lapangan yaitu dengan buku-buku referensi, kelistrikan di wilayah
wawancara langsung jurnal-jurnal, internet PRSG, dan penulis
kepada pembimbing dan modul yang melihat secara langsung
mengenai proses terkait tersedia sebagai bahan komponen apa saja yang
topik yang dipelajari. referensi. bekerja pada sistem
tersebut.
PROFIL PRSG
- BATAN
Gedung 30 – 31 : Source : anakteknik.co.id
* 30 : Reaktor Serba Guna – G. A. Siwabessy
* 31 : Perkantoran PRSG
Sejarah PRSG
Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS)
yang berada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong,
Tangerang Selatan merupakan salah satu reaktor riset
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan dikelola dan
dioperasikan oleh PRSG - BATAN. Reaktor ini dibangun
sejak tahun 1983 oleh Interatom International yaitu salah
satu perusahaan asal Jerman Barat. Setelah dicapai
kritis pertama pada tanggal 27 Maret 1987, reaktor
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-II
(Jendral Besar TNI Purn. H. Muhammad Soeharto) pada
tanggal 20 Agustus 1987.
Sejarah PRSG
Setelah reaktor diresmikan, pada bulan Maret 1992
dicapai operasi reaktor pada daya penuh 30 MW untuk
pertama kalinya. Dengan daya tersebut, reaktor ini menjadi
reaktor nuklir riset terbesar di Asia Tenggara dan merupakan
reaktor riset terbesar ke dua di dunia. Pembangunan RSG-
GAS di kawasan PUSPIPTEK Serpong ini disertai juga
pembangunan fasilitas penunjang lainnya, seperti fasilitas
fabrikasi dan penelitian bahan bakar, fasilitas uji keselamatan
reaktor, fasilitas pengelolaan limbah radioaktif, fasilitas
produksi radioisotop dan radiofarmaka dan beberapa fasilitas
laboratorium lainnya yang dapat medukung operasi RSG-
GAS. Nama RSG-GAS berasal dari nama Direktur Jenderal
BATAN pertama Gerrit Agustinus Siwabessy.
Visi Misi PRSG
VISI
BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan
Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa

MISI
• Meningkatkan ketersediaan dan keandalan operasi RSG-GAS (operasi
tepat jadwal minimal 2700 jam per tahun dan Unplanned Shutdown
Reactor karena faktor internal kurang dari 5 kali pertahun);
• Menjamin pengelolaan RSG-GAS dalam memenuhi ketentuan
peraturan ketenaganukliran yang berlaku;
• Menjamin tercapainya zero accident secara berkelanjutan, baik dari
aspek keselamatan, keamanan dan lingkungan;
• Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM dalam mengelola RSG-
GAS;
• Meningkatkan jenis dan kualitas layanan jasa iradiasi RSG-GAS.
Nilai – Nilai PRSG

Akuntabilitas
Inovatif
Kompetensi
Disiplin
Kolaborasi
Keunggulan
Integritas
Struktur Organisasi BATAN
Stuktur Organisasi PRSG
Tugas Pokok dan Fungsi PRSG
Berdasarkan Keputusan Kepala BATAN Nomor 14 Tahun 2013 Pusat Reaktor
Serba Guna mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

TUGAS POKOK
• Melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan,
dan pembinaan dan bimbingan di bidang pendayagunaan Reaktor Serba Guna
G.A. Siwabessy.

FUNGSI
• Pelaksanaan urusan perencanaan, persuratan dan kearsipan, kepegawaian,
keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dokumentasi ilmiah dan publikasi
serta pelaporan;
• Pelaksanaan Operasi Reaktor;
• Pelaksanaan Pemeliharaan Reaktor;
• Pelaksanaan Pemantauan Keselamatan Kerja dan Operasi Reaktor;
• Pelaksanaan Program Jaminan Mutu;
• Pelaksanaan Pengamanan Nuklir;
Tujuan dan Sasaran
TUJUAN
Pelaksanaan misi PRSG di atas adalah untuk mendukung
pencapaian tujuan BATAN (lima tahun) kedepan, yaitu :
• Terwujudnya BATAN sebagai lembaga unggulan iptek nuklir
di tingkat regional,
• Peningkatan peran iptek nuklir dalam mendukung
pembangunan nasional menuju kemandirian bangsa.

SASARAN STRATEGIS
Beroperasinya reaktor RSG-GAS sesuai spesifikasi teknis
untuk memberikan layanan prima iptek nuklir
Komponen Utama RSG - GAS
Layanan PRSG

Source : batan.go.id
SISTEM KELISTRIKAN
RSG-GAS
Sumber Daya Listrik RSG - GAS
1. Pencatu Daya Utama PLN
Listrik PLN merupakan sumber penyedia daya utama, dipasok dari Gardu Induk
Serpong melalui kabel bawah tanah pada tegangan 20 kV setelah melalui tiga
unit transformator penurun tegangan (step down transformer) 20 kV / 400 V
BHT01, BHT02, dan BHT03 dengan kapasitas masing-masing 1600 KVA.

2. Pencatu Daya Darurat (Diesel)


Sumber penyedia daya yang dioperasikan untuk kondisi darurat, terdiri dari 3
unit mesin disel dan generator listrik dengan kapasitas masing-masing 569 kVA
pada tegangan 400 V.

3. Pencatu Daya Tak Putus (Baterai)


Sumber penyedia daya yang dipekerjakan pada saat penyedia daya PLN
terputus. Penyedia daya yang dipasok dari batere terdiri atas tiga jenis, yaitu:
penyedia daya tak putus (UPS – 220 AC, UPS 220 Volt VDC, dan sistem DC
NBS ± 24 Volt DC).
Sistem Distribusi Listrik RSG -GAS
Pencatu Daya Utama
1. Sumber Daya PLN
Listrik PLN merupakan sumber penyedia daya utama, dipasok dari
Gardu Induk Serpong melalui kabel bawah tanah pada tegangan 20 kV
setelah melalui tiga unit transformator penurun tegangan (step down
transformer) 20 kV / 400 V BHT01, BHT02, dan BHT03 dengan
kapasitas masing-masing 1600 KVA.

2. Mode Operasi
a. Operasi Normal (Sumber PLN / Genset Stand By)
b. Operasi Darurat (Sumber Genset / PLN Padam)

3. Distribusi Daya (3 BUSBAR)


c. Train A (BHA, BHD, BNA)
d. Train B (BHB, BHE, BNB)
e. Train C (BNC, BHF, BNC)
Pencatu Daya Utama
3. Sistem Proteksi
a. Fuse
b. Over Voltage Relay
c. Over Current Relay
d. Circuit Breaker

6. Kapasitas Busbar
Kapasitas maksimum busbar adalah sebagai berikut:
a. Busbar Utama I : 2500 Ampere
b. Busbar Utama II : 1600 Ampere
c. Busbar Darurat : 800 Ampere
Pencatu Daya Darurat
1. Sumber Daya Diesel
Sistem penyedia daya darurat adalah sistem penyedia daya yang bekerja hanya
apabila sistem penyedia daya utama PLN mengalami gangguan. Sebagai
sumber daya adalah 3 (tiga) unit genset BRV 10, BRV 20, dan BRV 30.

2. Spesifikasi
Kapasitas "stand by" adalah 569 kVA atau 455 kW.
Kapasitas normal : 518 kVA atau 414 kW.
Tegangan : 400/231 Volt, dengan regulasi tegangan ±0,5%
Frekuensi : 50 Hz.
Power factor : 0,8 lag.
Putaran : 1500 rpm
Efisiensi : 93,7% pada beban 50%
: 93,6% pada beban 75%
: 93,0% pada beban 100%
Pencatu Daya Darurat
3. Sistem Bahan Bakar
CL 212
BT 120 GAMBAR DISTRIBUSI
BB 014
CL 011 AA 124 AA 124 AA 122 BAHAN BAKAR DIESEL-
CL 012
LA
LI DARURAT (BRV 10/20/30)
AA 120

X11

PANEL POMPA & PEMIPAAN


DP DP

BB 012 011
AA 110
013
AA 114
AA 111 AA 115

AA 132

AA 103
AA 103
AP 011 AP 012

DP DP
012 AA 112 014 AA 116
TANKI HARIAN AA 109 AA 113
(FUEL DAY TANK)

BT 134
AA 152
AA 102

AA 117
CL 212
AA 101
BT 133

AA 145 BQ 119 AA 126


DP 015 BB 013 MANHOLE COVER
PD AA 129 AA 130 CL 012 BB 015

CL 011
11
LI
AA 146 LA
AA 127

AG 001

AA 136
BB 011

MESIN DIESEL
AA 131
(DIESEL ENGINE)

TANKI TIMBUN
(FUEL STORAGE TANK)

Pencatu Daya Darurat
4. Sistem pendinginan air
Sistem pendinginan air yang digunakan adalah sistem pendinginan air Daur ulang
(closed loop cooling water system). Bahang yang dibangkitkan dalam operasi mesin
disel dibawa oleh aliran air pendingin ke penukar bahang (heat exchanger) radiator,
selanjutnya bahang dibuang ke lingkungan. Air yang telah didinginkan dialirkan kembali
ke mesin.

5. Sistem proteksi
Karena konsumen genset adalah safety related consumers, Maka hanya sedikit sinyal-
sinyal gangguan yang dapat menyebabkan genset trip. Sinyal gangguan dari "kondisi
operasi yang dapat Mengakibatkan kerusakan total pada mesin genset" dalam waktu
singkat yang akan menyebabkan genset trip. Sinyal gangguan yang menyebabkan
genset trip adalah:
- Beban lebih (generator over loaded), max 569 KVA untuk operasi 1 jam
- Kecepatan lebih (over speed), max 1500 rpm
- Tekanan minyak pelumas terlalu rendah, min 1,5 bar
- Level air pendingin terlalu rendah,
- Temperatur air pendingin terlalu tinggi. Max 94 ⁰ C
Pencatu Daya Tak Putus
Uninterruptable Power Supply (UPS) adalah pencatu daya tak
putus yang dapat memasok daya ke beban secara terus menerus.
Prinsip kerjanya : Jika catu daya utama hidup, UPS akan
memasok daya ke beban sekaligus mengisi daya baterai. Jika PLN
mati, baterai akan memasok beban.

BTP01 & BTP03 BTP02


Pencatu Daya Tak Putus

Prinsip Kerja UPS AC BTP01 dan BTP03:


Pencatu Daya Tak Putus

Prinsip Kerja UPS DC BTP01:

UPS 220 VDC digunakan untuk :


1. Memasok lampu-lampu darurat dan rambu-rambu darurat melalui busbar BVA
2. Komponen dan prinsip kerja UPS DC BTP02, identik dengan prinsip kerja
UPS AC BTP01 tanpa inverter
3. Baterai sebanyak 102 buah
4. Tegangan “stad by” 2,23 V/Cell, tegangan pemuatan ambang 2,23 V/Cell, dan
tegangan pemuatan operasi 2,4 V/Cell.
Pencatu Daya Tak Putus
Prinsip Kerja No Break System (NBS) ±24 VDC:

UPS 220 VDC digunakan untuk :


1. Converter dipasok dengan arus AC 380 volt, lalu diubah menjadi arus DC
2. Dalam keadaan normal, converter langsung memasok beban DC melalui filter
LC dan secara kontinyu juga akan mengisi baterai
3. Bila penyedia Daya utama gagal, baterai secara otomatis akan bekerja
melayani beban menunggu penyedia daya darurat bekerja
4. Filter LC untuk mengurangi tegangan ripple AC karena dapat merusak baterai
dan juga mengurangi arus harmonik karena dapat merusak peralatan
elektronik.
Pencatu Daya Tak Putus
Sistem Pentanahan
1. Pentanahan gedung
Sistem pentanahan terdiri dari pentanahan pondasi dan Pentanahan
melingkar. Pentanahan pondasi terbuat dari batang Baja tipis yang
diletakkan pada Beton gedung. Pondasi melingkar terbuat dari kawat
tembaga tipis yang diletakkan sekeliling gedung dengan kedalaman
sekitar 0,5 m dan jarak dari gedung sekitar 1 m. Keduanya (pentanahan
melingkar dan pentanahan pondasi) untuk tiap gedung saling
dihubungkan.

2. Sangkar Faraday
Gedung reaktor, gedung bantu, dan gedung genset dilengkapi Dengan
jaring baja dari jenis "hot galvanized round bar iron“ yang dipasang
disebelah luar dinding gedung dengan jarak 3,20 m x 5,00 m sehingga
menyelimuti bangunan seperti layaknya sangkar.
Sistem Pentanahan
3. Sistem Penangkal Petir
Sebagai perlindungan terhadap sambaran petir, maka pada atap gedung reaktor,
gedung genset, dan gedung bantu dipasang suatu jaringan kawat konduktor pada
jarak 10 m x 10 m. Jaringan ini dilengkapi dengan elektroda petir yang dipasang
vertikal di sebelah luar bangunan pada jarak tiap 10 m. Konduktor tersebut akan
menghubungkan jaring penangkal petir dengan konduktor pentanahan.

4. Sistem Pentanahan Dalam


pentanahan dari konstruksi metal yang terdapat didalam bangunan dan
dihubungkan dengan konduktor petir dan pentanahan lingkar pada beberapa titik
simpul tertentu

5. Tahanan Pentanahan
Untuk menjamin pembuangan arus petir ke bumi berlansung dengan aman, maka
perlu diperhatikan bahwa nilai tahanan pentanahan dari sistem pentanahan harus
lebih kecil atau sama dengan 2 Ohm.
Sistem Pentanahan

6. Titik Pusat Pentanahan


Untuk pentanahan bagi peralatan elektronik
disediakan titik pusat pentanahan (Central Earthing
Point, CEP). Untuk mencapai keseimbangan dari
adanya perbedaan potensial tegangan dari gedung,
CEP ini dihubungkan beberapa kali ke titik yang
berbeda dari sangkar Faraday di dalam gedung.
Pelindung kabel Instrumentasi dan Kendali
dihubungkan ke CEP.
Sistem Ventilasi

TUJUAN SISTEM VENTILASI :

1. Mempertahankan suhu didalam gedung Reaktor untuk


keselamatan dan keamanan system dan komponen yang
ada didalam gedung reactor.
2. Mempertahankan Humiditi didalam gedung Reaktor untuk
keselamatan dan keamanan system dan komponen yang
ada didalam gedung reactor.
3. Untuk membuat tekanan Negatif dari atmosfir diluar
gedung.
4. Untuk kenyamanan pekerja.
Sistem Ventilasi
Sistem ventilasi RSG – GAS terdiri dari :

1. Zona radiasi menengah (intermediated radiation zone, IRZ). Yaitu :


Sistem ventilasi pasokan udara segar (KLA10)
Sistem ventilasi udara buang (KLA20)
Sistem ventilasi untuk sirkulasi udara di balai/ruang (KLA 31, KLA 32, KLA 33, KLA 34)
Sistem ventilasi tekanan rendah (KLA40)
Sistem ventilasi kolam reaktor (KLA60)
Sistem ventilasi radiasi tinggi (KLA70)

2. Zona radiasi rendah (low radiation zone, LRZ).Yaitu:


Sistem ventilasi pasokan udara segar (KLE10)
Sistem ventilasi untuk sirkulasi udara di ruang (KLE 31, KLE 32, KLE 33, KLE 34, KLE 35
Sistem ventilasi untuk udara buang (KLE20)

3. Sistem ventilasi Non Radiasi Yaitu :


Sistem ventilasi di ruang pembagi catu daya listrik tegangan rendah (UKA-0501) KLC01
Sistem ventilasi di ruang pembagi catu daya listrik tegangan rendah (UKA-0405), KLC02
Sistem ventilasi di ruang kendali sistem sekunder (CQB03; UKA-0419), KLC03
Sistem ventilasi di lorong pipa sekunder (UKA-0103), KLC04
Sistem ventilasi, KLD30 AN101/201/301
Sistem Ventilasi
TOPIK KHUSUS
PERAWATAN MOTOR
POMPA PENDINGIN
SEKUNDER
RSG-GAS
Tujuan Perawatan Motor Pompa
Menjamin kinerja motor saat
reaktor sedang beroperasi
untuk memaksimalkan
produktivitas reaktor dan
menghindari kecelakaan
akibat penurunan performa Tujuan
mesin perawatan
Menganalisa hasil
pengukuran
parameter elektrikal
dan mekanikal motor Mengetahui
induksi 3 phasa performanya sebagai
pompa pendingin
sekunder pada reaktor
serba guna G. A.
Siwabessy
Umum
 Sistem pendingin yang ada pada instalasi sistem kelistrikan
RSG – GAS ada 2 jenis, yakni sistem pendingin primer dan
sistem pendingin sekunder.

 Pompa pendingin sekunder menggunakan motor jenis


induksi 3 phasa.

 Pada tulisan ini, akan dibahas perawatan motor induksi 3


(tiga) phasa sebagai sistem pendingin sekunder.

 Pengukuran terbatas hanya pada motor pompa PA01


AP001 dan PA03 AP001
Motor Induksi 3 Phasa
 Motor induksi adalah motor yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanik yang memiliki slip antara kumparan stator dengan kumparan
rotor.

 Motor induksi yang ada pada saat ini banyak digunakan, memiliki
kapasitas yang beraneka ragam, mulai dari beberapa watt hingga
mencapai 10.000 Hp.

 Motor pompa PA01 AP001 dan PA03 AP001 memiliki kapasitas daya
masing-masing 220 kW dan 250 kW.

 Motor induksi memiliki bagian yang penting yaitu stator dan rotor.

 Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari


kumparan stator ke kumparan rotornya.
Motor Induksi 3 Phasa

Bila sumber tegangan 3 phasa dipasang pada kumparan


stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar
yang memiliki kecepatan. Medan putar stator akan memotong
konduktor yang terdapat pada sisi rotor.

Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian


tertutup, maka tegangan induksi akan menghasilkan arus.
Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya
pada rotor. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya pada
rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka rotor
akan berputar searah dengan arah Medan putar stator.
Motor Induksi 3 Phasa
 Konstruksi motor induksi 3 phasa
Starting Motor Induksi 3 Phasa (1)

 Motor starting adalah kondisi awal saat motor dalam


keadaan baru dijalankan hingga motor mendekati torsi dan
daya yang stabil.

 Ketika motor dijalankan pada saat gerak pengasutan, arus


asutnya sangatlah tinggi, nilainya dapat mencapai hingga
600% atau bahkan lebih besar dari arus beban penuh
nominal. Arus asut yang besar ini dapat menyebabkan
beberapa gangguan.

 Maka dari itu, harus dilakukan perawatan motor induksi.


Salah satunya dengan memodelkan starting motor untuk
mengurangi arus starting.
Starting Motor Induksi 3 Phasa (2)

 Terdapat beberapa macam metode starting motor yang


digunakan. Tetapi yang diamati pada tulisan ini adalah
metode star-delta (Y-∆) dan metode soft starter.

 Pada metode Star-Delta, motor awalnya diatur pada asutan


star, setelah motor mencapai kecepatan 80% kecepatan
maksimal, sambungan diubah ke sambungan delta.

 Soft starter merupakan metode pengasutan yang bekerja


dengan cara mengurangi tegangan pengasutan motor
induksi dan kemudian menaikkan tegangan secara
bertahap sampai tegangan penuh.
Pembahasan (1)

 Pada tulisan ini akan dibahas mengenai


perbandingan pengukuran arus dan tegangan
pada motor PA01 AP001 dan PA03 AP001 yang
masing-masing dikawatkan dengan wye – delta
dan soft starter pada motor tersebut.

 Motor yang akan dilakukan pengukuran adalah :


* Motor pompa sekunder PA01 AP001 kapasitas 220 kW
* Motor pompa sekunder PA03 AP003 kapasitas 250 kW
Motor PA01 - AP001
Setup Motor PA01 AP001 Hasil
Motor PA03 - AP001
Setup Motor PA03 AP001 Hasil
Perhitungan Arus Operasi Motor

Semua
  variabel hasil pengkuran menggunakan motor Analyzer Fluke-438 II adalah
variable rata-rata tiap phasa. Maka dari hasil pengukuran, diketahui bahwa beban
operasi motor adalah sebesar :

PA01 - AP001 :
P1 = 208,1 Kw;
Pf1 = 0,87;
V1 = 398 V;
I1 = × = 346,983 A

PA03 - AP003 :
P2 = 203,7 Kw;
Pf2 = 0,86;
V2 = 398 V;
I2 = = 343,596 A
Pembahasan (2)

PA01 AP001 PA03 AP001


Parameter
Nameplate Pengukuran Nameplate Pengukuran

Daya 220 kW 208,1 kW 250 kW 203,7 Kw

Tegangan 400 V 398 380 398

Arus 390 A 346,983 A 470 A 343,596 A

Pf 0,86 0,87 0,86 0,86

Frekuensi 50 Hz 50 Hz 50 Hz 50 Hz
Kesimpulan

Dari hasil pengukuran, diketahui bahwa daya pada motor PA01 AP001
yang sedang beroperasi selisih sebesar 5,409 % dari daya pada beban
puncaknya. Arusnya, selisih 11,03% dibawah rentang arus pada beban
puncaknya.

Diketahui juga bahwa daya pada motor PA03 AP001 yang beroperasi
selisih sebesar 18,52 % dari daya pada beban puncaknya.
Arusnya,11,03% dibawah rentang arus pada beban puncaknya.

Konsumsi daya dan arus dari kedua motor tersebut dikarenakan rating
daya kedua motor berbeda, yang mengakibatkan arusnya juga berbeda.

Data pengukuran sangat terbatas, hanya dilakukan satu kali percobaan


sehingga sangat sulit untuk mengatahui unjuk kerja motor tersebut masih
bagus atau tidak, karena tidak ada data pembanding.
Daftar Pustaka

http://www.batan.go.id/index.php/id/profil-prsg/4200-sejarah-
singkat-prsg
http://www.batan.go.id/index.php/id/profil-prsg/4199-visi-misi-
nilai
http://www.batan.go.id/index.php/id/profil-prsg/4198-struktur-
organisasi-prsg
http://www.batan.go.id/index.php/id/jasa-layanan-prsg
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-31508-
Presentation-1883532.pdf
https://www.omazaki.co.id/studi-dan-analisis-pengasutan-
motor/ diakses Tanggal 24 Agustus 2021 Pukul 17:30
WIB
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai