Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

PENGUJIAN CAPASITIVE VOLTAGE


TRANSFORMER (CVT) BAY PENGHANTAR BOGOR BARU 2
DI GARDU INDUK CIANJUR

Laporan Praktik Industri ini


Disusun Dalam Rangka Kelulusan
Mata Kuliah Praktik Industri, dengan Pembimbing

Dr. Tasma Sucita, MT (Dosen Pembimbing)


dan
Raden Agung Kusumajati (Pembimbing Lapangan)

Oleh:
Viony Purnama Juniar
NIM. 1900881

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

PT PLN (PERSERO) UIT JAWA BAGIAN TENGAH UPT BANDUNG


ULTG BANDUNG BARAT

Oleh :
Nama : Viony Purnama Juniar
NIM : 1900881
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro S-1
Konsentrasi : Teknik Tenaga Elekrik

Disetujui Oleh,

Ketua Praktik Industri Dosen Pembimbing


DPTE-FPTK UPI

Dr. H. Bambang Trisno, MSIE. Dr. Tasma Sucita, MT.


NIP. 19610309 1986100 1 001 NIP. 196410071991011001

Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro

Dr. H. Yadi Mulyadi, M.T.


NIP. 19630727 199302 1 001
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

PT. PLN (PERSERO) UIT JAWA BAGIAN TENGAH UPT BANDUNG


ULTG BANDUNG BARAT

Oleh :
Nama : Viony Purnama Juniar
NIM : 1900881
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro S-1
Konsentrasi : Teknik Tenaga Elekrik

Telah diperiksa dan disetujui


Sebagai Laporan Praktik Industri di ULTG Bandung Barat

Pembimbing I Pembimbing II
Manajer ULTG Bandung Barat Supervisor Hargi Bandung Barat

(Eko Prasetyo) (Raden Agung Kusumajati


NIK.87112313Z NIK.89151434ZY
ABSTRAK

Secara garis besar sistem tenaga listrik terbagi atas tiga komponen yaitu
pembangkit, transmisi, dan distribusi. Transmisi pada gardu induk banyak
dikenal sebagai penyaluran tenaga listrik. Salah satu bagiannya adalah gardu
induk yang bertugas sebagai sarana penghubung aliran listrik antara bagian
pembangkit dan distribusi sebelum dialirkan ke konsumen. Selain itu juga
gardu induk bertugas untuk menaikan dan menurunkan tegangan. Oleh
karena itu gardu induk transmisi merupakan bagian penting dalam
pembangkit tenaga listrik hingga sampai ke konsumen, dan gardu induk
transmisi merupakan asset pemerintah yang dijaga dan tidak dapat diakses
oleh siapapun. Salah satu peralatan gardu induk adalah CVT (Capasitive
Voltage Transformer), yang berfungsi untuk alat proteksi yang mengubah
tegangan besar menjadi tegangan yang lebih rendah agar pengukuran
menjadi lebih aman, akurat, dan lebih teliti. Maka karena itu Peranan CVT
perlu dijaga untuk sistem keandalan. Untuk menjaga performa CVT tersebut
tetap bagus, maka nantinya akan dilakukan pengujian tahanan isolasi,
tahanan pentanahan dan rasio.
Kata kunci : Gardu induk, Transmisi, CVT.
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas


rahmat dan berkah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Industri
di PT PLN (PERSERO) UIT Jawa Bagian Tengah UPT Bandung ULTG
Bandung Barat dengan judul “Pengujian Capasitive Voltage Transformer
(CVT) Bay Penghantar Bogor Baru 2 Di Gardu Induk Cianjur”. Penulis
menyadari banyak pihak yang telah ikut berperan serta dalam menyelesaikan
laporan Praktik Industri ini. Untuk itu dengan penuh segala hormat, penulis
ucapkan banyak terima kasih yang sebenar-benarnya kepada :
1. Allah SWT, yang senantiasa memberi kenikmatan serta kelancaran
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Industri.
2. Kedua Orang tua yang selalu memberi motivasi, doa serta dukungan
dalam menyelesaikan Laporan Praktik Industri.
3. Bapak Dr. H. Yadi Mulyadi, M.T. selaku Ketua Departemen
Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Bapak Dr. Tasma Sucita, MT. selaku Ketua Program Studi S1
Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Pendidikan Indonesia.
5. Bapak Dr. H. Bambang Trisno, MSIE. Selaku Ketua Praktik Industri
Departemen Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Pendidikan
Indonesia.
6. Bapak Dr. Tasma Sucita, MT. selaku Dosen Pembimbing Praktik
Industri penulis yang selalu memberikan arahan dan masukan dalam
penulisan laporan Praktik Industri.
7. PT PLN (Persero) UIT Jawa Bagian Tengah UPT Bandung ULTG
Bandung Barat yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
melaksanakan Praktik Industri.
8. Bapak Eko Prasetyo selaku Manager ULTG Bandung Barat yang telah
memberikan bimbingan selama melaksanakan Praktik Industri dan
menulis laporan Praktik Industri.
9. Bapak Raden Agung Kusumajati selaku Supervisor Hargi ULTG
Bandung Barat yang telah memberikan arahan selama melaksanakan
Praktik Industri.
10. Kepada seluruh pegawai PT PLN (Persero) UIT Jawa Bagian Tengah
UPT Bandung ULTG Bandung Barat.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam Praktik Industri
yang tidak dapat menyebutkannya satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam Praktik Industri dan menyelesaikan laporan
Praktik Industri. Penulis menyadari dalam penulisan laporan Paktik Industri
ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulis laporan
Praktik Industri yang lebih baik. Penulis berharap semoga laporan Praktik
Industri ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tenaga listrik sebagian dari bentuk energi dan cabang produksi yang
penting bagi negara. Sistem tenaga listrik adalah sekumpulan pusat listrik dan
gardu induk yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan transmisi
dan distribusi sehingga merupakan satu kesatuan yang terinterkoneksi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dari waktu
ke waktu. Oleh karena itu, mahasiswa didorong untuk berpartisipasi dan
berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
memperkenalkan kondisi dan realita di lapangan mahasiswa diterjunkan untuk
melaksanakan praktik industri selama 2 bulan (8minggu) yang diharapkan
nantinya mahasiswa mendapatkan ilmu dan pengetahuan dari kondisi nyata
dunia kerja.
PT PLN (PERSERO) UIT Jawa Bagian Tengah UPT Bandung ULTG
Bandung Barat memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem transmisi
karena gardu induk merupakan penghubung antara pembangkit energi listrik
dengan jaringan distribusi yang nantinya akan disalurkan ke konsumen.
Karena peran gardu induk yang sangat penting maka tidak sembarang orang
boleh masuk. Banyak peralatan yang penting terdapat pada gardu induk salah
satunya adalah CVT (Capasitive Voltage Transformer). Untuk menjaga
keandalan dari CVT tersebut diperlukan pemeliharaan dan juga pengujian.
Pengujian yang dilakukan berupa tahanan isolasi, tahanan pentanahan dan
nilai rasio.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil sebuah topik yang
diangkat sebagai bahan pendalaman melakukan Praktik Industri topik tersebut
ialah mengenai Pengujian Capasitive Voltage Transformer (CVT) Penghantar
Bogor Baru 2 Di Gardu Induk Cianjur.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktik industri ini adalah:

1. Mahasiwa dapat mengetahui langkah-langkah pengujian Tahanan Isolasi


Capasitive Voltage Transformer.
2. Mahasiwa dapat mengetahui langkah-langkah pengujian Rasio Capasitive
Voltage Transformer
3. Mahasiwa dapat mengetahui langkah-langkah pengujian Tahanan
Pentanahan Capasitive Voltage Transformer
4. Mahasiswa dapat mengetahui nilai pengukuran Rasio Capasitive Voltage
Transformer.
5. Mahasiswa dapat mengetahui nilai pengukuran Tahanan Isolasi Capasitive
Voltage Transformer.

6. Mahasiswa dapat mengetahui nilai pengukuran Tahanan Pentanahan


Capasitive Voltage Transformer.

1.2.2 Manfaat
Manfaat dari pada Praktik Industri ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Menambah pengalaman, keterampilan, pengetahuan, dan wawasan penulis


baik secara teoritis maupun secara praktis mengenai pengujian alat-alat
yang ada pada Gardu Induk terkhusus Capasitive Voltage Transformer.

2. Bagi Lembaga

Berbagi pengalaman dan pengetahuan bagi Departemen Pendidikan


Teknik Elektro tentang proses-proses pengujian alat-alat yang ada pada
Gardu Induk terkhusus Capasitive Voltage Transformer.

3. Bagi Perusahaan

Dengan dilaksanakan Praktik Industri oleh penulis diharapkan menjadi


bahan masukan dan saran bagi PT PLN (PERSERO) UIT Jawa Bagian
Tengah UPT Bandung ULTG Bandung Barat.
1.3 Ruang Lingkup Bahasan
Hal-hal yang akan dibahas dalam laporan ini adalah pembahasan mengenai
Pengujian Capasitive Voltage Transformer pada Penghantar Bogor Baru 2 Di
Gardu Induk Cianjur.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Metode-metode yang di lakukan penulis dalam rangka memperoleh data-data
dan informasi yang di perlukan sebagai berikut :
a. Studi literatur
Pada metode ini, penulis mempelajari topik yang dibahas dari jurnal baik dari
perpustakaan maupun internet, dan literatur-literatur pendukung lainnya.
b. Observasi Lapangan
Pada metode ini, penulis mendapatkan data pendukung dengan pengamatan
langsung yang berkaitan dengan topik yang diambil dengan bimbingan dari
pembimbing lapangan.
c. Wawancara dan Diskusi
Pada metode ini, penulis mengumpulkan data dan memahami konsep dengan
cara berdiskusi dan wawancara dengan narasumber (teknisi dan pihak terkait)
sesuai dengan topik yang diambil.

1.5 Waktu dan Tempat Praktik Industri


Waktu dan tempat untuk pelaksanaan Praktik Industri adalah sebagai berikut :
Tanggal : 13 Juni 2022 s.d 13 Agustus 2022
Tempat : PT. PLN (PERSERO) UIT Jawa Bagian Tengah UPT Bandung
ULTG Bandung Barat

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan pembacaan laporan Praktik Industri ini, berikut
merupakan gambaran sistematika penulisan:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang praktik industri dan latar belakang masalah,
tujuan dan manfaat, ruang lingkup bahasan, metode pengumpulan data, waktu
dan tempat pratik industri serta sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Berisi mengenai sejarah singkat perusahaan, logo perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi, serta single line perusahaan.
BAB III STUDI PUSTAKA
Berisi mengenai studi literatur mengenai pengertian sistem transmisi, gardu
induk, pemeliharaan, pengertian trafo tegangan, jenis trafo tegangan,
pengertian CVT, fungsi CVT, cara kerja CVT, tujuan pengujian CVT dan Alat
Pelindung Diri.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi mengenai tahapan sebelum pengujian CVT dan juga hasil dari
Pengujian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi mengenai kesimpulan dan saran dari berbagai proses yang telah
dilakukan dalam pengerjaan laporan praktik industri ini.
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Sejak masa penjajahan Belanda sampai awal tahun 1942, di Indonesia
dikenal suatu perusahaan yang menyediakan pasokan tenaga listrik milik
pemerintah daerah otonom (GEMENTE) atau gabungan keduanya. Di Jawa
Barat khususnya Bandung perusahaan pengelola serta penyedia tenaga listrik
bagi kepentingan umum itu adalah Bandoengsche Electriciteit Maatschappij
(BEM) yang berdiri tahun 1905.
Pada tanggal 1 Januri 1920 Perusahaan Perseroan Gemeenschappijk
Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBO) menggantikan BEM,
penggantian ini dikukuhkan dengan akte pendirian Notaris Mr. Andrian
Hendrik Van Ophuisen No. 213 tanggal 31 Desember 1919. Pada masa
pendudukan Jepang antara tahun 1942-1945 pendistribusian tenaga listrik
dilaksanakan oleh Djawa Denki Djigjo Shan Bandoeng Shi Sha, dengan
wilayah kerja seluruh pulau Jawa.
Seteleh Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia mengalami periode
perjuangan fisik sampai tibanya saat pengalihan kedaulatan RI dari
Pemerintah Belanda dengan penetapan Pemerintah No. 01 tahun 1945
tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas dibawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
Seiring dengan perubahan struktur Organisasi dilingkungan PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali, sesuai dengan SK No.
003.K/021/GM-UBS-P3B/2001 tanggal 16 April 2001 dibentuklah PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Barat. Region Jawa Barat (RJBR)
dibentuk dari gabungan 1 (satu) Unti Pengatur Beban (UPB) dan 5 (lima)
Sektor yaitu: Sektor Priangan, Sektor Cirebon, Sektor TET, sebagian Sektor
Pulo Gadung dan sebagian kecil Sektor Bogor.
Region Jawa Barat memiliki 7 (tujuh) Unit Pelayanan Transmisi dan 2 (dua)
Unit Jasa Teknik (UJT) yaitu :
1. UPT Bandung Barat
2. UPT Bandung Timur
3. UPT Cirebon
4. UPT Karawang
5. UPT Purwakarta
6. UPT Garut
7. UPT Bekasi

1. UJT Bandung
2. UJT Cirebon

Pada tanggal 13 Desember 2011 Direksi PT PLN (Persero)


menandatangani surat Keputusan Nomor 1478.K/DIR/2011 tentang
Organisasi PT PLN (Persero) Area Pelaksana Pemeliharaan Bandung pada
PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali. Direksi
PT PLN (Persero) menimbang bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja
dan efektifitas pemeliharaan bidang penyaluran pada PT PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, maka dipandang perlu
untuk melakukan penataan organisasi Unit Pelaksana pada PT PLN
(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali; maka perlu
membentuk Organisasi PT PLN (Persero) Area Pelaksana Pemeliharaan
Bandung yang merupakan penataan organisasi Unit Pelayanan Transmisi
Bandung Barat, Unit Pelayanan Transmisi Bandung Timur.
Di penghujung tahun 2015 PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Jawa Bali mengalami perubahan Organisasi dan wilayah
kerja Jawa dan Bali menjadi 4 (empat) unit kerja, sebagai berikut:
1. Pusat Pengatur Beban ( P2B) SK Direksi No. 0100 .P/DIR/2015
2. Transmisi Jawa Bagian Barat (TJBB) SK Direksi No. 018
.P/DIR/2015
3. Transmisi Jawa Bagian Tengah (TJBT) SK Direksi No. 019
.P/DIR/2015
4. Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (TJBTB) SK Direksi No.
020 .P/DIR/2015

Dengan demikian APP Bandung Kantor Induknya adalah Transmisi


Jawa Bagian Tengah. Fungsi Dan Tugas Pokok Area Pelaksana
Pemeliharaan Bandung;
1. Melaksanakan pengelolaan asset Transmisi, pengendalian investasi
system transmisi dan logistic
2. Melaksanakan pemeliharaan instalasi penyaluran tenaga listrik di
wilayah kerjanya yang meliputi fungsi pemeliharaan proteksi, meter
dan SCADATEL, dan keselamatan ketenagalistrikan untuk mencapai
target kinerja
3. Melakukan penyelesaian permasalahan social dan hokum terkait Rigt
of Way (ROW), serta mengelola bidang administrasi dan keuangan,
hubungan masyarakat dan Corporate Social Responsibility (CSR),
untuk mendukung kegiatan pemeliharaan instalasi dengan mengacu
pada strategi dan kebijakan P3B Jawa Bali.
2.2 Profil PT.PLN (Persero) UPT Bandung
Perusahaan Listrik Negara atau PLN adalah suatu perusahaan persero
BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan di Indonesia, diantaranya
PLN sendiri mempunyai berbagai visi, misi, moto, hingga nilai-nilai
perusahaan seperti :
2.2.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Menjadi Unit Pengelola Transmisi Terkemuka se-Asia Tenggara
Dengan Pencapaian Trof 0,02 Kali/Unit Dan Trof 0,16 Kali/100 kms pada
Tahun 2004.
Misi :
1. Melakukan pengembangan dan pengelolaan aset transmisi
2. Melakukan pengendalian investasi dan logistik transmisi
3. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan aset transmisi
4. Mengelola sumber daya dan aset perusahaan secara efisien, efektif dan
sinergis untuk menjamin pengelolaan usaha secara optimal dan memenuhi
keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan dan keamanan serta prinsip tata
kelola perusahaan yang baik
2.2.2 Moto Perusahaan
Moto dari perusahaan PT PLN (Persero) yaitu “Listrik untuk kehidupan
yang lebih baik”.
2.2.3 Nilai - Nilai Perusahaan
PLN menjiwai dan mengimplementasikan tata nilai AKHLAK sebagai
pedoman dalam menjalankan kegiatan usahanya dengan memegang teguh
kepercayaan yang diberikan (Amanah), terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas (Kompeten), saling peduli dan menghargai perbedaan
(Harmonis), berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara (Loyal), terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun
menghadapi perubahan (Adaptif) serta membangun kerjasama yang
sinergis (Kolaboratif).
2.2.4 Lambang Perusahaan
Berdasarkan SK Direksi No. 013/DIR/1976 tentang lambing PLN,
dijelaskan sebagai berikut:
1. Gambar lambang PLN tercantum dalam suatu bidang datar :

a. Warna kuning keemasan

b. Bentuk segi empat dan berskala panjang 3 : 4

c. Tanpa garis pinggir bila diperlukan penggambaran segi empat dapat


digunakan garis pinggir sebagai batas.
d. Tanpa tulisan “Listrik Negara” ataupun tulisan di dalamnya.

2. Gambar Lambang PLN terdiri atas :

Gambar 2. 1 Logo PLN


a. Petir atau kilat yang berbentuk seperti gambar, disebelah atas tebal
dan meruncing di sebelah bawah, berwarna merah darah dan
memotong/ menembus ketiga garis gelombang.
b. Tiga buah gelombang yang berbentuk sinusoida (2,5 perioda),
berwarna biru laut, tersusun sejajar dalam arah mendatar, terletak
ditengah-tengah segi empat pada dasar kuning keemasan tersebut.
3. Gambar lambang PLN diartikan sebagai berikut :

Arti Gambar atau Lambang dan Warna PT PLN (Persero) diartikan


sebagai berikut :

a. Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di


dalamnya.
b. Gelombang yang digunakan dalam lambang PLN karena segala
macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya
listrik, akuistik, dll). Kegiatan PLN antara lain mencakup konversi
segala macam tenaga (energi) menjadi listrik.
c. Tiga buah gelombang sejajar diartikan sebagai tiga sikap karyawan
PLN dalam melaksanakan tugas negara yaitu bekerja keras, bergerak
cepat, dan bertindak cepat. Sehingga dapat diartikan pelaksanaan
tugas PT PLN harus serempak dalam tiga bidang peningkatan,
penyaluran, dan pendistribusian tenaga listrik.
4. Warna gambar lambang PLN diartikan sebagai berikut :

a. Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang


Maha Esa, serta agungnya kewajiban PLN.
b. Warna merah darah melambangkan keberanian dan dinamika dalam
melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran pembangunan.
c. Warna biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas
untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
Indonesia seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah no. 18 tahun
1972.
2.3 Anak Perusahaan PLN

Power
Generation

Power
Generation

Power
Generation

Operation & Maintenance, Engineering Service


in Eastern
Indonesia

Gas & Geothermal Power


Generation

Telecommunication
Provider

Engineering, Procurement, and Construction

Coal Trading

Shippin
g

Financial
Institution

Operation & Maintenance, Engineering Services


in Western Indonesia

Cogeneration

2.4 Lokasi Instansi Praktik Industri


PT.PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah Unit
Pelaksana Transmisi Bandung Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk
Bandung Barat terletak di Jl. Moh Toha KM 4 Komplek PLN Cigelereng
Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Regol, Bandung 40255.

2.5 Struktur Organisasi Instansi

MANAGER ULTG
BANDUNG BARAT
EKO PRASETYO

SPV HARGI SPV JARGI CIANJUR SPV PMO SPV HAR JAR SPV JARGI CGRLNG PJK3L
R AGUNG K RUSMAN ARRY RAHADIAN YADI RACHMAN . APRIYANTO S.A AURIZAN SAHRIL

2.6 Single Line Diagram Perusahaan

ULTG BDBRT ULTG BDSLN ULTG BDTMR

Gambar 2. 3 Single Line Diagram UPT Bandung


Gambar 2. 4 Single Line Diagram GI Cianjur
BAB III

STUDI PUSTAKA

3.1 Sistem Transmisi Listrik


Saluran transmisi dalam suatu sistem tenaga listrik adalah saluran
pemindah atau transfer tenaga listrik dari suatu daerah (dapat merupakan
power station, gardu induk) ke daerah lain (dapat merupakan Gardu
induk) dengan jarak yang cukup jauh dengan tegangan tertentu. (Buku
Analisis Sistem Daya, hal 7 2016 Ir. Hery Purnomo, MT, Malang).
Pada umumnya sistem jaringan transmisi memiliki klasifikasi
tegangan yang berbeda-beda. Berikut klasifikasi - klasifikasi tegangan
yang ada di Indonesia :
1. Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET), memiliki tegangan
sistem antara 200 KV-500 KV.
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), memiliki tegangan sistem
antara 30 KV - 150 KV.
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT), memiliki tegangan sistem
antara 30 KV – 150 KV.
4. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), memiliki tegangan
sistem antara 6 KV – 30 KV.
5. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM), memiliki tegangan
sistem antara 6 KV – 20 KV.
6. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR), memiliki tegangan sistem
antara 40 Volt – 1000 Volt.
7. Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR), memiliki tegangan sistem
antara 40 volt – 1000 Volt.

3.2 Gardu induk


Gardu induk merupakan sub sistem atau merupakan satu koherensi
dari sistem penyaluran (transmisi). Gardu induk ialah sub-sub sistem
dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyulang
(transmisi) gardu induk tidak dapat dilepas dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keutuhan, dan memiliki peran penting dalam
pengoprasiannya. Berikut adalah beberapa fungsi gardu induk :
1. Mengubah daya listrik :
a) Dari tegangan ekstra tinggi menjadi tegangan tinggi (500
KV/150 KV).
b) Dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang lebih rendah (150
KV/70 KV).
c) Dari tegangan tinggi menjadi tegangan menengah (150 KV/20
KV, 70 KV/20 KV).
d) Dengan frekuensi tetap (di Indonesia 50 Hz)
2. Penataan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain
melewati tegangan tinggi serta ke gardu distribusi-gardu distribusi,
sesudah melewati proses penyusutan tegangan melalui penyulang-
penyulang (feeder-feeder) tegangan menengah yang terdapat di
gardu induk.
3. Untuk pengukuran, pengawasan operasi dan pengaman dari sistem
tenaga listrik.
4. Untuk sarana telekomunikasi yang pada umumnya untuk internal
perusahaan, yang kita tahu dengan sebutan SCADA.

3.3 Pengertian Pemeliharaan


Pemeliharaan adalah bentuk kegiatan yang dilakukan guna menjaga dan
memperbaiki suatu perlalatan atau aset agar umur pakai alat tersebut
panjang dan juga untuk menjaga agar peralatan tersebut selalu dalam
kondisi sesuai dengan standar yang berlaku.

3.4 Tujuan Pemeliharaan


Tujuan Pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kondisi aman
operasi suatu alat dan juga memperpanjang umur pakai alat tersebut, serta
memperkecil frequensi kegagalan dalam operasi sehingga harapannya alat
tersebut dapat beroperasi dengan baik dan juga terhindar dari situasi yang
tidak diinginkan.
3.5 Pengertian Trafo Tegangan
Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem
yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk
kebutuhan peralatan indikator, alat ukur atau meter dan relai.

3.6 Jenis Trafo Tegangan

Trafo tegangan dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)

Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan
sekunder pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer
menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.

2. Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)

Trafo tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage
Divider (CVD) dan inductive Intermediate Voltage Transformer
(IVT). CVD merupakan rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih
yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan pada satu
kapasitor ditransformasikan oleh IVT menjadi teganggan sekunder

3.7 Pengertian CVT (Capasitive Voltage Transformer)


Gambar 3.1 Kontruksi CVT

Capasitive Voltage Transformer (CVT) adalah sebuh trafo


tegangan kapasitif yang berfungsi untuk menurunkan sinyal input
tegangan tinggi dan memberikan sinyal tegangan rendah agar dapat
dengan mudah diukur melalui alat ukur. Transformator tegangan
kapasitif (CVT) juga disebut transformator potensial kapasitif. CVT
memiliki peran yang sangat penting pada sistem transmisi tenaga listrik
karena fungsi CVT juga sebagai alat proteksi yang di pasang pada
peralatanperalatan listrik pada sistem transmisi khususnya pada gardu
induk. Sistem proteksi ini juga melindungi penyaluran dari sumber
pembangkit hingga pada saluran distribusi yang terhubung langsung ke
pengguna layanan listrik dengan aman.

3.8 Fungsi CVT (Capasitive Voltage Transformer)


Fungsi dari sebuah Capasitive Voltage Transformer (CVT) adalah :
1. Mengkonvesi jumlah tegangan sistem yang sangat tinggi ke tegangan
sistem yang lebih rendah kemudian dapat dipakai sebagai perlengkapan
proteksi dan pengukuran yang lebih aman.
2. Mengisolasi bagian primer yang mempunyai tegangan yang sangat
tinggi dari bagian sekunder yang mempunyai tegangan yang rendah
sehingga tetap dapat dipakai sebagai alat sistem proteksi dan juga
sebagai pengukur peralatan dibagian primer.
3. Sebagai standarisasi jumlah tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3
dan 110 volt) buat kebutuhan alat-alat sisi sekunder.

3.9 Cara Kerja CVT (Capasitive Voltage Transformer)


Fungsi utama CVT adalah sebagai pembaca tegangan pada sisi
sekunder yang memiliki tegangan yang besar masih dalam bentuk satuan
Kilo Volt (kV) lalu mentrasformasikan ke sisi sekunder yang
tegangannya lebih kecil dalam satuan Volt (V) dengan menggunakan
rasio perbanding yang tertera pada nameplate agar nantinya dapat
terbaca di ruang kontrol. Rasio yang dipakai pada CVT Bay penghantar
Bogor 2 adalah 150000/√3 pada sisi primer dan 110/√3 pada sisi
sekunder. Untuk mengetahui tegangan sekunder yang terbaca pada
ruang control dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

p : tegangan yang terbaca pada sisi primer (kV)

x : tegangan yang terbaca pada sisi sekunder (V)


Rumus ini digunakan untuk membantu mengetahui perbandingan nilai
rasio antara sisi primer dan sisi sekunder, Kemudian hasil dari sisi
sekunder yang terbaca pada ruang control tersebut dijadikan data untuk
mengetahui tegangan pada gardu induk masih stabil atau tidak dan juga
untuk mengetahui apakah CVT masih berfungsi dengan baik atau tidak.

3.10 Tujuan Pengujian CVT (Capasitive Voltage Transformer)


Tujuan pengujian CVT (Capasitive Voltage Tranformer) yaitu :
1. Meningkatkan Keandalan (reliability), ketersediaan (availability), dan
efisiensi (afficiency).
2. Menjaga keandalan Current Transformer sehingga dapat selalu
berfungsi sesuai kegunaannya secara kontinu.
3. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan pada saat transmisi tenaga
listrik sedang berlangsung.

3.11 Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia
No. PER.08/MEN/VII/2010).
Adapun Alat Pelindung Diri (APD) yaitu :
1. Body Harnes
Body Harnes adalah bentuk peralatan pelindung yang dirancang
untuk melindungi diri pekerja dari bahaya terjatuh pada saat
memanjat peralatan yang tinggi.

Gambar 3.2 Body Harnes

2. Safety Helmet
Safety Helmet adalah alat yang digunakan untuk melindungi kepala
dari jatuhan benda-benda yang dapat membahayakan kepala pekerja.

Gambar 3.3 Safety Helmet

3. Baju Kerja
Baju Kerja adalah baju yang digunakan pekerja saat melakukan
pekerjaan. Baju ini juga yang membedakan antara pekerja dan
lainnya.
Gambar 3.4 Baju Kerja

4. Sarung Tangan Kerja


Sarung Tangan Kerja adalah benda yang digunakan untuk
melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan yang berfungsi
melindungi tangan dari kemungkinan bahaya saat melakukan
pekerjaan.

Gambar 3.5 Sarung Tangan Kerja

5. Safety Shoes (Sepatu Pelindung)


Safery Shoes adalah sepatu yang yang digunakan untuk
melindungikaki dari bahaya tertimpa benda berat, benda tajam,
benda panas, cairan kimia dan lainnya yang dapat membahayakan
pekerja.
Gambar 3.6 Safety Shoes

6. Kacamata Hitam
Kacama Hitam adalah suatu benda yang digunakan untuk
melindungi mata dari bedu dan sinar matahari pada saat melakukan
pekerjaan. Sinar matahari dapat mengganggu pekerja saat melakukan
pekerjaan karna menyilaukan mata oleh karna itu digunakan lah
kacamata hitam.

Gambar 3. 7 Kacamata Hitam


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Capasitive Voltage Transformer di Gardu Induk Cianjur


Capasitive Voltage Transformer (CVT) yang digunakan di bay
penghantar Bogor Baru 2 di Gardu Induk Cianjur adalah sebagai
berikut :

Gambar 4.1 CVT bay penghantar Bogor Baru 2 di Gardu Induk Cianjur

4.2 Prosedur Perngujian Capasitive Voltage Transformer


Pada tahapan ini ada beberapa prosedur dalam suatu pengujian
Capasitive Voltage Transformer dimulai dari suatu persiapan kerja dan
beberapa langkah kerja untuk mengantisipasi sebuah safety dalam
tahapan prosedur ini.

4.2.1 Persiapan Kerja


Pada tahapan persiapan kerja ini terdapat beberapa langkah yaitu:
1. Dasar pelaksanaan pekerjaan adalah PK dari atasan yang berwenang
(Pemberi Pekerjaan) yang dibuat oleh Area dengan menunjuk
pengawas lapangan serta pengawas K3 dari Gardu induk.
2. Pengawas Lapangan membuat jadwal pemadaman sebelum
melaksanakan pekerjaan dan berkoordinasi dengan pengawas
pemeliharaan gardu induk 30 hari sebelum dilaksanakan pekerjaan.
3. Pengawas memastikan sebelum dilaksanakan perkerjaan, siapkan
peralatan kerja, peralatan K3 dan material yang dibutuhkan.
4. Pengawas K3 Gardu Induk menerima dan memeriksa Working
Permit & JSA dari vendor pelaksana serta melaksanakan safety
briefing sebelum mulai pekerjaan.
5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati
dan berkoordinasi dengan unit pengawas pemeliharan gardu induk
untuk pemadaman.
6. Setelah selesai pekerjaannya, pengawas memastikan kondisi lapangan
dalam kondisi aman sebelum dilakukan penormalan sistem.
7. Pengawas berkoordinasi dengan unit pengawas pemeliharaan gardu
induk untuk menormalkan sistem jaringan.
8. Pengawas memastikan sumber tegangan listrik sampai kearah
pelanggan.
9. Setelah pekerjaan selesai pengawas memastikan peralatan yang
digunakan dikembalikan dalam kondisi semula dan lokasi pekerjaan
dalam keadaan rapi kembali.
10. Pengawas membuat laporan hasil pekerjaan dan dokumentasi hasil
pekerjaan kepada atasan yang menugaskan.

4.3 Langkah Pengujian Capasitive Voltage Transformer (CVT)


Adapun langkah Pengujian Capasitive Voltage Transformer (CVT)
sebagai berikut :
1. Medical Check Up
2. Penyerahan Dokumen
3. Breafing
4. Pemakaian Full Body Harnest
5. Pemasangan Grounding Lokal
6. Melepas Clamp Konduktor
7. Membuka Box CVT
8. Foto Sebelum Pengujian
9. Membuka Wiring Skunder CVT
10. Mulai Pengujian
11. Foto Sesudah Pengujian
12. Menutup Box CVT
13. Memasang Clamp Konduktor
14. Pelepasan Grounding Lokal
15. Merapihkan Peralatan

4.4 Pelaksanaan Pengujian Capasitive Voltage Transformer (CVT)


Pelaksanaan pengujian CVT bay penghantar Bogor Baru 2 di gardu
induk Cianjur meliputi 3 kali pengujian yaitu pengujian tahanan
isolasi, tahanan pentanahan dan rasio. Berikut hasil pengujian dan
pembahasaan CVT bay penghantar Bogor Baru 2 di gardu induk
Cianjur.

4.4.1 Pengujian Tahanan Isolasi


Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan isolasi 5
kV untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi
untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo tegangan
tersebut.
Gambar 4.2 Pengujian Tahanan Isolasi
Pengujian Tahanan Isolasi untuk mengetahui kondisi isolasi antar
belitan (sisi primer dan sisi sekunder) belitan terhadap sekunder
dan belitan dengan ground. Pengujian tahanan isolasi ini sangat
penting untuk mengetahui kemampuan tahanan isolasi dari CVT itu
sendiri. Isolasi atau Isolator memiliki peranan yang sangat fital
pada CVT yang berfungsi sebagai penghambat tegangan yang
berada pada sisi primer mengalir sisi sekunder. Isolator yang
terdapat pada gardu induk Cianjur terbuat dari bahan porcelain
yang berjumlah 23 pringan. Pada CVT terdapat Box terminal yang
terletak pada sisi Sekunder yang didalamnya terdapat inti (core)
yang berfungsi sebagai relay dan metering seperti gambar dibawah
ini :

Gambar 4. 3 Core terminal box CVT Phasa R 150 kV di GI Cianjur


Gambar 4. 4 Core terminal box CVT Phasa S 150 kV di GI Cianjur

Gambar 4. 5 Core terminal box CVT Phasa T 150 kV di GI Cianjur

Pada terminal box terdapat 2 inti core yaitu terminal sekunder 1a,
1n, 2a, dan 2n. Kedua inti core ini memiliki berbagai macam fungsi untuk
sekunder 1a dan 1n berfungsi untuk proteksi, 2a dan 2n berfungsi untuk
metering. Pengujian tahanan isolasi biasanya menggunakan injeksi
tegangan 5000 v untuk bagian primer dan 500 v untuk bagian sekunder.
Adapun titik pengujian CVT sendiri ada 6 bagian.

1. Primer terhadap ground


2. Primer terhadap sekunder 1
3. Primer terhadap sekunder 2
4. Sekunder 1 terhadao ground
5. Sekunder 2 terhadap ground
6. Sekunder 1 terhadap sekunder 2

Standar pengujian terhadap tahanan isolasi sendiri 1 kV 1 mega


ohm, untuk tegangan 150 kv standar uji harus lebih dari 150 M Ω atau
sesuai Kepdir 0520-2 hasil uji harus lebih besar dari 0.5 G Ω. alat uji yang
digunakan adalah insulation tester merk kyorytsu 3125. Berikut hasil uji
tahanan isolasi pada CVT bay Bogor Baru 2:

Tabel 4. 2 Hasil Uji Tahanan Isolasi pada CVT Bay Penghatar Bogor Baru 2

Dilihat dari Tabel, terlihat bahwa hasil pengujian tahanan isolasi


CVT Phasa R,S,T Bay Penghantar Bogor Baru 2 150 kV di GI Cianjur
sesuai dengan Surat Keputusan Direksi 0520. Di mana hasil dari 6
pengujian tersebut > 1 M Ω per 1 kV penginjeksian. Maka dapat dikatakan
tahanan isolasi CVT Phasa R,S,T Bay Penghantar Bogor Baru 2 150 kV di
GI Cianjur masih layak atau berkerja dengan baik.

4.4.2 Pengujian Tahanan Pentanahan


Pengujian pentanahan dilakukan untuk mengetahui grounding
masih berkerja dengan baik. Grounding berfungsi sebagai
pembuangan aliran listrik yang mengalir dari primer dalam skala
yang jauh lebih kecil akibat adanya loncatan potensial listrik yang
berada antara sisi primer dan sekunder yang dihalangi oleh isolator.
Nantinya loncatan listrik tersebut akan mengalir pada kabel
grounding yang terhubung dan akan dibuang ke plat besi (ground
rode) yang berada jauh di dalam tanah. Jika grounding ataupun plat
(ground rode) tidak berkerja dengan baik maka loncatan listrik
tersebut bisa menyebabkan bagian gelagar CVT yang seharusnya
tidak bertegangan menjadi bertegangan. Hal ini sangat berbahaya
dikarenkan jika ada tim pengujian yang sedang dalam pengecekan
dan menyentuh gelagar akan tersengat listrik. Maka perlunya untuk
pengujian pentanahan ini.
Menurut teori, hasil pengujian tahanan pentanahan
diharuskan sesuai dengan standar dari Surat Keputusan Direksi
(SK Dir) yang mana telah diberitahukan tentang nominal batas
grounding dan batas plat masih berkerja dengan baik. Pada Surat
Keputusan Direksi diketahui bahwa grounding harus < 1 Ω, jika
hasil pengujian pentanahan bernilai < 1 Ω maka grounding dan plat
(ground rode) masih bagus.
Pengukuran besarnya tahanan pentanahan menggunakan alat uji
tahanan pentanahan. Besarnya nilai tahanan pentanahan
mempengaruhi keamanan personil terhadap bahaya tegangan
sentuh.
Pada pengujian tahanan pentanahan ini diuji dengan alat uji
pentanahan yaitu Kyoritsu Digital Earth Tester Model 4105A.

Gambar 4.6 Kyoritsu Digital Earth Tester Model 4105A


Cara pengujiannya dengan menghubungkan 3 kabel berwarna
hijau, merah dan kuning yang berada pada alat uji tahanan
pentanahan yaitu Kyoritsu Digital Earth Tester Model 4105A.
Kabel hijau akan disambungkan ke kabel grounding CVT dengan
cara dijepit, sedangkan kabel merah dan kuning diujungnya
memiliki plat di mana plat tercebut di tancapkan ke tanah sekitar
CVT. Kabel kuning dan merah memiliki panjang kabel yang
berbeda, kabel merah biasanya memiliki panjang kurang lebih 20
meter sedangkan kabel kuning memiliki panjang kurang lebih 10
meter. Penancapan platpun diharuskan berjarak antara hijau
dengan kuning ± 5 – 10 meter sedangkan jarak antara kuning dan
merah ± 5 – 10 meter, diharuskan antar warna tersebut berjarak ±
5 – 10 meter.

Tabel 3-7 Rekomendasi Hasil Pengujian Tahanan Pentahanan

No Hasil Pengujian Keterangan Rekomendasi

1 < 1 Ohm Good Normal

2 > 1 Ohm Poor Periksa Kembali


Sambungan Graunding

Berikut hasil uji tahanan pentanahan pada CVT bay Bogor Baru 2:

Dilihat dari Tabel, terlihat bahwa hasil pengujian tahanan


pentanahan CVT Phasa R,S,T Bay Penghantar Bogor Baru 2 150 kV di GI
Cianjur sesuai dengan Surat Keputusan Direksi 0520. Di mana hasil dari
pengujian tersebut < 1 Ω. Maka dapat dikatakan tahanan pentanhaan CVT
Phasa R,S,T Bay Penghantar Bogor Baru 2 150 kV di GI Cianjur masih
bagus.

4.4.3 Rasio
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil
pengukuran dengan nilai pada nameplate. Pengukuran dilakukan
dengan menginjeksi tegangan AC 2 – 10KV pada sisi primer dan
dibandingkan dengan output tegangan pada sisi sekunder.
Gambar 4.7 Pengujian Ratio

Berikut nilai nameplate CVT yang tertera pada masing masing phasa R,S,T.

Gambar 4. 8 Nameplate Bay Bogor Baru 2

Tabel 4. 3 Rasio CVT Bay Bogor Baru 2

NO Nama Bay Phasa Ratio


1 Bay Bogor Baru 2 R 150000/√3

150 kV
2 Bay Bogor Baru 2 S 150000/√3
150 kV
3 Bay Bogor Baru 2 T 150000/√3

150 kV

Berikut hasil uji Rasio pada CVT bay penghatar Bogor Baru 2 :

Analisa hasil pengujian ratio test adalah membandingkan hasil pengukuran


dengan nameplate ratio tegangan pada trafo dengan batasan kesalahan sebesar 0,5
% (standart IEEEC57.125.1991). Jika hasil pengujian ratio test lebih dari 0,5 %
maka disarankan untuk melakukan pengujian - pengujian lainnya. Akan tetapi
hasil yang didapat pada saat pengujian Rasio CVT Phasa R,S,T Bay Penghantar
Bogor Baru 2 150 kV di GI Cianjur tidak lebih dari 0,5% dengan demikian hasil
pengujian ini dikatakan baik dan tidak perlu dilakukan perbaikan dan pengujian
lainnya.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan proses pengamatan kerja praktik industri di
PT. PLN (PERSERO) UIT Jawa Bagian Tengah UPT Bandung ULTG Bandung
Barat dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemeliharaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk


memelihara dan memperbaiki perlalatan atau asset dalam rangka
memperpanjang umur alat. Untuk menjaga agar peralatan tersebut selalu
dalam kondisi sesuai dengan standar yang berlaku sehingga terhindar dari
gangguan.
2. Dari hasil pengujian Tahanan Isolasi, Tahanan Pentanahan dan Rasio
pada CVT phasa R,S,T bay penghantar Bogor Baru 2 masih layak untuk
beroperasi.

5.2 Saran
Berkaitan dengan perbaikan ke depannya, dapat diusulkan beberapa
saran yang berkaitan dengan praktik industri di PT PLN (Persero) ULTG
Bandung Barat yang berdasarkan pengamatan yang meliputi :
1. Monitoring K3 lebih ditingkatkan untuk memastikan selalu dipantau dari
awal kegiatan sampai akhir kegiatan agar hal yang tidak diinginkan tidak
terjadi.
2. Knowledge Sharing lebih ditingkatkan lagi ke semua pelaksana pekerjaan
agar ketika melakukan pekerjaan dapat mengefisiensikan waktu.

DAFTAR PUSTAKA

SK – Dir
Suciani Rahma Pertiwi dkk. (2021). Analisis Kelayakan CVT (Capacitive Voltage
Transformer) Phasa S Bay Busbar 2 150 kV di GI PT. XYZ Indonesia. Jurnal
Ilmiah Elektroteknika, 20 (1), 37 - 54.

Suprianto. 2015. "Klasifikasi Saluran Transmisi Berdasarkan Tegangan",


http://blog.unnes.ac.id/antosupri/klasifikasi-saluran-transmisi-
berdasarkantegangan/ Diakses Pada 5 Juli 2022 Pukul 07.30 WIB.

Saputra Resky. 2020/ “Capacitor Voltage Transformer”,


https://reskysaputra.wordpress.com/2020/09/16/capacitor-voltage-transformer/
Diakses Pada Tanggal 6 juli 2022 Pukul 08.00 WIB.

LAMPIRAN
Lampiran 1 : Dokumentasi Kegiatan Praktik Industri

Gambar 1. Switch Yard GI Bandung Utara

Gambar 2. Pemeliharaan rutin 2 tahunan bay trafo di GIS Cibabat Baru

Gambar 3. Pemeliharaan 2 Tahunan Bay Lembur Situ di Gardu Induk Cianjur dan
Inspeksi SLO
Gambar 4. Pengujian PMT GISTET Saguling

Gambar 5. Washer GI Bandung Utara

Gambar 6. Perbaikan CVT Bandung Selatan 2


Gambar 7. Hot Spot phasa R S T di GI Cigelereng

Gambar 8. Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan PMT 7B2


Lampiran 2 : Lembar Penilaian Praktik Industri
Lampiran 3 : Surat Penerimaan Praktik Industri

SUTANTO/26 April 2022 15:05:31/cetakan ke - 2


Lampiran : Logbook Kegiatan Praktik Industri

No. Hari/ Tanggal Aktivitas Tempat

Pengenalan dan Washer di Kantor ULTG BDBB dan


1. Senin/13 Juni 2022
Gardu Induk Bandung Timur GI Bandung Timur
Perbaikan CVT Bandung
2. Selasa/14 Juni 2022 GI Cigelereng
Selatan 2
Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan
3. Rabu/15 Juni 2022 GISTET Saguling
PMT 7A2
Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan
4. Kamis/16 Juni 2022 GISTET Saguling
Bay Cibinong

5. Jum’at/17 Juni 2022 UAS di kampus Gedung FPTK Lantai 4

Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan


8. Senin/20 Juni 2022 GISTET Saguling
PMT 7B2
Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan
9. Selasa/21 Juni 2022 GISTET Saguling
PMT 7B2
Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
10. Rabu/22 Juni 2022 GI Cibereum
Busbar A dan Busbar B
Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
11. Kamis/23 Juni 2022 GI Panasia
Busbar A dan Busbar B
Olahraga Seluruh Staff dan
12. Jum'at/24 Juni 2022 Outdoor Futsal
Pimpinan GI
Mencari data tentang Rele
15. Senin/27 Juni 2022 Dirumah masing-masing
Jansen
Mencari data tentang Rele
16. Selasa/28 Juni 2022 Dirumah masing-masing
Bucholz
Mencari data tentang Rele
17. Rabu/29 Juni 2022 Dirumah masing-masing
Sudden Pressure
18. Kamis/30 Juni 2022 Literasi Terkait laporan PI Kantor ULTG BDBB

Pengujian Tahanan Isolasi Gudang HARGI ULTG


19. Jum’at/01 Juli 2022
terhadap CT BDBB
Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
20. Senin/04 Juli 2022 GIS Cibabat Baru
Trafo
Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
21. Selasa/05 Juli 2022 GIS Cibabat Baru
Trafo
Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
22. Rabu/06 Juli 2022 GI Cigelereng
Trafo
Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
23. Kamis/07 Juli 2022 Majalaya di Gardu Induk GI Cigelereng
Cigelereng
Olahraga Seluruh Staff dan
24. Jum’at/08 Juli 2022 ULTG BDBB
Pimpinan GI
Persiapan peralatan HVAC
Gudang HARGI ULTG
25. Senin/11 Juli 2022 Test GIS Pratu dan perapihan
BDBB
peralatan kerja
Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
26. Selasa/12 Juli 2022 Lembur Situ di Gardu Induk GI Cianjur
Cianjur dan Inspeksi SLO
Pemeliharaan di Gardu Induk
27. Rabu/13 Juli 2022 GI Padalarang
Padalarang
Perbaikan Hostpot T Klem
28. Kamis/14 Juli 2022 GI Cigelereng
Line Dropper Bay Cibereum 2
Olahraga Senam Bersama
29. Jum’at /15 Juli 2022 UPT BDBB
Seluruh Staff dan Pimpinan GI
Gudang Hargi ULTG
30. Senin/18 Juli 2022 Beres-beres Alat HARGI
BDBB

31. Selasa/19 Juli 2022 Hostpot jaringan RST GI Cigelereng


32. Rabu/20 Juli 2022 Pengisian Gas SF6 GI Cigelereng

Dismanting Kompresor Unit 2


33. Kamis/21 Juli 2022 GISTET Saguling
Diameter 4
Olahraga Seluruh Staff dan
34. Jum’at /22 Juli 2022 ULTG BDBB
Pimpinan GI

35. Senin/25 Juli 2022 Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan GISTET Saguling

Pemeliharaan 2 Tahunan Bay


36. Selasa/26 Juli 2022 GI Cianjur
Busbar A dan Busbar B

37. Rabu/27 Juli 2022 Pengujian Trafo GI Bandung Utara

Pemeliharaan 2 Tahunan Bay


38. Kamis/28 Juli 2022 GIS Cibabat Baru
Cibabat Lama
Olahraga Seluruh Staff dan
39. Jum’at/29 Juli 2022 ULTG BDBB
Pimpinan GI
COC (Code of Conduct)
Senin/01 Agustus
40. Seluruh Pegawai UPT ULTG BDBB
2022
Bandung
Selasa/02 Agustus Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
41. GI Cigelereng
2022 Rajamandala dan SLO
Rabu/03 Agustus Pemeliharaan 2 Tahunan Bay
42. GI Cigelereng
2022 Rajamandala dan SLO
Kamis/04 Agustus Pemeliharaan 6 Bulanan Bay
43. GI Bandung Utara
2022 Kopel
Jum’at/05 Agustus Olahraga Seluruh Staff dan
44. ULTG BDBB
2022 Pimpinan GI
Senin/08 Agustus Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan
45. GIS Cibabat Baru
2022 Bay Kopel dan Bus A
Selasa/09 Agustus Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan
46. GIS Cibabat Baru
2022 Busbar B

47. Rabu/10 Agustus Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan GIS Kiara Condong


2022 Bay Trafo 2
Kamis/11 Agustus Pemeliharaan Rutin 2 Tahunan
48. Kiara Condong
2022 Bay Trafo 2
Perpisahan Dengan Seluruh
Jum’at/12 Agustus
49. Pegawai HARGI ULTG ULTG BDBB
2022
BDBB

Anda mungkin juga menyukai