Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

Prosedur Penggantian Kabel Incoming pada PHB-TR Gardu Distribusi


tipe Portal PT. PLN (Persero) ULP Majalengka

Laporan Praktik Industri ini


Disusun dalam rangka kelulusan
Mata Kuliah Praktik Industri, dengan Pembimbing

Dr. Ir. Dadang Lukman Hakim, M.T. (Dosen Pembimbing)


dan
Soleh Hidayatullah (Pembimbing Lapangan)

Disusun oleh :
Diva Aditya Mada
NIM 1906193

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI
PT. PLN (Persero) ULP Majalengka

Disusun Oleh:
Nama : Diva Aditya Mada
NIM : 1906193
Program Studi : Teknik Elektro S-1
Konsentrasi : Teknik Tenaga Elektrik

Disetujui Oleh,

Ketua Praktik Industri Dosen Pembimbing


DPTE – FPTK UPI

Dr. H. Bambang Trisno, MSIE. Dr. Ir. Dadang Lukman Hakim, MT.
NIP.19610309 198610 1 001 NIP. 19610604 198603 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro

Drs. H. Yadi Mulyadi, M.T.


NIP.19630727 199302 1 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI
PT. PLN (Persero) ULP Majalengka

Disusun Oleh:
Nama : Diva Aditya Mada
NIM : 1906193
Program Studi : Teknik Elektro S-1
Konsentrasi : Teknik Tenaga Elektrik

Disetujui Oleh,
Manager ULP Pembimbing Lapangan

Rudi Darul Falah Soleh Hidayatullah

iii
ABSTRAK

Sistem penyaluran energi listrik di Indonesia meliputi tiga tahapan, yaitu


pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Jaringan distribusi merupakan salah satu
tahapan proses penyaluran energi listrik yang menyalurkan energi dari saluran
transmisi menuju ke pelanggan. Jaringan distribusi dibagi menjadi dua yaitu
jaringan distribusi primer yang memiliki tegangan 20 kV dan jaringan distribusi
sekunder dengan tegangan 380/220 V. Dalam jaringan distribusi terdapat
komponen utama yang dinamakan gardu distribusi yang mana memiliki bagian-
bagian utama seperti trafo distribusi, kubikel, perangkat hubung bagi, penghantar
atau kabel, dan peralatan pengaman. Dalam menjaga kontinuitas penyaluran tidak
terlepas dari berbagai macam gangguan yang terjadi dalam konstruksi gardu
distribusi. Salah satu gangguan yang terjadi pada konstruksi gardu distribusi yaitu
kabel incoming pada PHB-TR gardu distribusi yang terbakar akibat hubung singkat.
Kabel incoming adalah kabel yang dipasang pada sisi Tegangan Rendah (TR) yang
menghubungkan trafo ke PHB-TR. Oleh karena itu, perlu dilakukannya perbaikan
dan penggantian pada kabel incoming yang terbakar untuk menjaga penyaluran
energi listrik. Penggantian kabel incoming pada PHB-TR gardu distribusi dilakukan
oleh tim Pelayanan Teknik PLN pada saat setelah terjadi gangguan.

Kata kunci : Jaringan Distribusi, Gangguan, Gardu Distribusi, PHB-TR, kabel


incoming

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT
karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyeselsaikan proses praktik industri serta menyusun laporan ini dengan sebaik
mungkin. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada manusia terbaik di muka bumi Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Laporan Praktik Industri ini diajukan sebagai salah satu syarat akademik
kelulusan mata kuliah Kerja Praktik di program studi S1 Teknik Elektro di
Departemen Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun judul dalam menyusun
laporan parktik industri ini adalah “Prosedur Penggantian Kabel Incoming pada
PHB-TR Gardu Distribusi tipe Portal PT. PLN (Persero) ULP Majalengka”.
Dalam menyusun laporan praktik industri ini penulis menyadari bahwa
tanpa adanya bantuan baik berupa semangat, motivasi, diskusi, konsultasi, dan
informasi dari pihak-pihak terkait baik secara langsung ataupun tidak langsung
laporan ini tidak akan terwujud. Maka dari itu penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang masih memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat melaksanakan praktik industri dan menyelesaikan
penyusunan laporan ini dengan baik.
2. Orang tua penulis yang selalu memberikan bantuan secara moril,
materil, maupun spiritual kepada penulis.
3. Bapak Dr. H. Yadi Mulyadi, M.T. selaku Ketua Departemen
Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Bapak Iwan Kustiawan, M.T., Ph.D. selaku Ketua Program Studi S1
Teknik Elektro, Departemen Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.

v
5. Bapak Dr. H. Bambang Trisno, MSIE. selaku Ketua Praktik Industri
Departemen Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
6. Bapak Dr. Ir. Dadang Lukman Hakim, M.T. selaku dosen pembimbing
yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan
laporan praktik industri.
7. Bapak Soleh Hidayatullah selaku pembimbing lapangan praktik
industri di PT. PLN (Persero) ULP Majalengka, yang senantiasa
mendampingi, membimbing, dan mengarahkan penulis selama
melaksanakan praktik industri.
8. Haryo, Dimas, dan Irsan selaku rekan penulis dalam melaksanakan
praktik industri di PT. PLN (Persero) ULP Majalengka.
9. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan praktik industri hingga
penyusunan laporan ini dengan baik.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan praktik industri ini. Penulis sadar dalam penyusunan
laporan praktik industri ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu,
penulis dengan senang hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi pengembangan dimasa yang akan dating. Semoga laporan praktik
industri ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya bagi penulis. Akhir kata,
penulis ucapkan terima kasih.

Bandung, November 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI .......................... ii


LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI .......................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup Bahasan ........................................................................... 2
1.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 2
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN .......................................................................... 4
2.1 Sejarah Singkat ......................................................................................... 4
2.2 Logo Perusahaan ....................................................................................... 5
2.3 Visi, Misi, dan Moto PT. PLN (Persero) .................................................. 6
2.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) .................................................... 7
2.5 Maksud dan Tujuan Perseroan .................................................................. 8
2.6 Tugas dan Fungsi ...................................................................................... 8
2.7 Tentang PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Majalengka .......... 9
2.7.1 Visi, Misi, dan Motto PT. PLN (Persero) ULP Majalengka............ 10
2.7.2 Struktur PT. PLN (Persero) ULP Majalengka ................................. 10
BAB III KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 13
3.1 Sistem Tenaga Listrik ............................................................................. 13
3.2 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .......................................................... 13
3.2.1 Jaringan Distribusi Primer ............................................................... 14
3.2.2 Jaringan Distribusi Sekunder ........................................................... 14
3.3 Gangguan Jaringan Distribusi ................................................................. 14
3.4 Gardu Distribusi ...................................................................................... 16

vii
3.4.1 Macam-macam Gardu Distribusi ..................................................... 17
3.4.2 Bagian-bagian utama Gardu Distribusi............................................ 19
3.5 Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) .......................... 21
3.5.1 Fungsi PHB-TR ............................................................................... 21
3.5.2 Bagian-bagian PHB-TR ................................................................... 22
3.6 Kabel Penghantar .................................................................................... 24
3.6.1 Kabel NYY ............................................................................................. 24
3.6.2 Kemampuan Hantar Arus (KHA) ........................................................... 25
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 27
4.1 Rancangan Kegiatan Praktik Industri ..................................................... 27
4.2 Pelaksanaan Praktik Industri ................................................................... 27
4.3 Gangguan Kabel Incoming PHB-TR Gardu Distribusi tipe Portal ......... 35
4.4 Persiapan Mengganti Kabel Incoming PHB-TR Gardu Distribusi Tipe
Portal ....................................................................................................... 36
4.4.1 Persiapan Alat Pelindung Diri (APD) .............................................. 36
4.4.2 Peralatan Yang Digunakan .............................................................. 38
4.4.3 Bahan Yang Digunakan ................................................................... 40
4.5 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................................ 42
4.5.1 Prosedur Melepas Kabel Incoming pada PHB-TR Gardu Distribusi
tipe Portal ......................................................................................... 42
4.5.2 Prosedur Memasang Kabel Incoming pada PHB-TR Gardu Distribusi
tipe Portal ......................................................................................... 44
4.5.3 Melaporkan Hasil Pekerjaan ............................................................ 45
4.6 Analisis Pelaksanaan Praktik Industri ..................................................... 46
4.6.1 Materi di Lapangan yang tidak diberikan di Kampus ............................. 46
4.6.2 Materi-materi yang Relevan dengan Kondisi Lapangan ........................ 47
4.6.3 Pesan Kesan Pelaksanaan Praktik Industri ............................................. 47
BAB V PENUTUP................................................................................................ 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 49
5.2 Saran ....................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
LAMPIRAN .......................................................................................................... 52

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo PLN ........................................................................................... 5


Gambar 2. 2 Struktur Jabatan PT. PLN (Persero) ................................................... 7
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Majalengka ............... 11
Gambar 3. 1 Gardu Portal………………………………………………………...17
Gambar 3. 2 Gardu Cantol .................................................................................... 18
Gambar 3. 3 Gardu Beton .................................................................................... 18
Gambar 3. 4 Gardu Kios ....................................................................................... 19
Gambar 3. 5 Kabel NYY ....................................................................................... 25
Gambar 4. 1 PHB-TR yang mengalami gangguan……………………………….35
Gambar 4. 2 Helm Pengaman ............................................................................... 36
Gambar 4. 3 Sarung Tangan................................................................................. 37
Gambar 4. 4 Safety Shoes ..................................................................................... 37
Gambar 4. 5 Hook Pole ........................................................................................ 38
Gambar 4. 6 Tangga .............................................................................................. 38
Gambar 4. 7 Harnes............................................................................................... 38
Gambar 4. 8 Tang Pres .......................................................................................... 39
Gambar 4. 9 Tang Potong .................................................................................... 39
Gambar 4. 10 Kunci Pas........................................................................................ 39
Gambar 4. 11 NH Fuse Puller ............................................................................... 40
Gambar 4. 12 Linggis ........................................................................................... 40
Gambar 4. 13 Cangkul .......................................................................................... 40
Gambar 4. 14 Isolasi ............................................................................................ 41
Gambar 4. 15 Sepatu Kabel ................................................................................. 41
Gambar 4. 16 Kabel NYY .................................................................................... 41
Gambar 4. 17 Briefing.......................................................................................... 42
Gambar 4. 18 Pembongkaran konstruksi gardu portal ......................................... 43
Gambar 4. 19 Kabel yang mengalami gangguan .................................................. 44
Gambar 4. 20 Pemasangan kabel incoming pada PHB-TR ................................. 45
Gambar 4. 21 Kabel incoming terpasang pada PHB-TR ...................................... 45

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Praktik Industri ................................................... 27


Tabel 4.2 Pelaksanaan Kegiatan Praktik Industri ................................................. 28

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian
Indonesia, karena selain digunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk
keperluan penerangan, listrik juga merupakan salah satu sumber energi utama bagi
sektor industri (Duyo, 2020) . Di dalam yaitu penyediaan tenaga listrik, dapat
dibedakan menjadi tiga proses penyaluran tenaga listrik, pembangkitan, transmisi,
dan distribusi. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan perusahaan yang
bergerak pada bidang ketenagalistrikan. PLN membentuk unit-unit cabang
pendistribusian sampai ke pelosok-pelosok desa, agar semua lapisan masyarakat
dapat menikmati tenaga listrik. Oleh karena itu, keberadaan PLN menjadi sangat
krusial sebagai perusahaan yang bergerak dalam ketenegalistrikkan. Dalam proses
penyaluran listrik tidak terlepas dari gangguan.
Penyaluran energi listrik membutuhkan sebuah sistem yang handal untuk
meminimalisir daerah pemadaman ketika adanya pemeliharaan atau gangguan
jaringan. Kabel atau penghantar merupakan sebuah peralatan yang sangat penting
dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik. Namun tentu
setiap peralatan listrik tidak terlepas dari berbagai gangguan. Contoh gangguan
yang dapat terjadi pada kabel atau penghantar adalah kabel yang terputus atau
terbakar karena hubung singkat, terdapat gangguan sentuhan pohon, dan sentuhan
hewan.
Pada setiap gangguan yang terjadi, PLN bertanggungjawab untuk
memperbaiki gangguan tersebut. PT. PLN (Persero) ULP Majalengka telah
mengganti kabel incoming yang menghubungkan trafo ke PHB-TR pada gardu
distribusi tipe portal di daerah Bantarujeg, Majalengka dikarenakan adanya hubung
singkat pada kabel. Kabel tersebut terbakar dan membuat pemadaman mendadak
pada daerah tersebut.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan penulis bermaksud untuk
mengetahui cara penggantian kabel incoming PHB-TR pada gardu distribusi tipe
portal yang diakibatan oleh gangguan hubung singkat yang mempengaruhi

1
2

kontinuitas penyaluran energi listrik didaerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut lah
penulis membuat laporan praktik industri ini dengan judul “Penggantian Kabel
Incoming pada PHB-TR Gardu Distribusi tipe Portal PT. PLN (Persero) ULP
Majalengka”.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dari praktik industri ini antara lain:
1. Mengetahui dan memahami sistem penyaluran energi listrik pada
sistem distribusi.
2. Mengetahui gangguan yang terjadi pada saluran jaringan distribusi.
3. Mengetahui macam-macam gardu distribusi dan komponen utama
gardu distribusi.
4. Mengetahui dan memahami prosedur penggantian kabel incoming
pada PHB-TR gardu distribusi tipe portal.

1.3 Ruang Lingkup Bahasan


Untuk memfokuskan pembahasan, laporan praktik industri ini akan
membahas tentang gangguan pada kabel incoming PHB-TR gardu distribusi tipe
portal dan prosedur penggantian kabel incoming PHB-TR gardu distribusi tipe
portal di area Bantarujeg, Majalengka.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk
mengumpulkan data yang diperlukan, diantaranya sebagai berikut:
1. Metode Observasi, yaitu: mengumpulkan data dengan terjun langsung
ke lapangan dengan mengamati secara langsung objek-objek yang
dituju.
2. Metode Interview, yaitu: mengumpulkan data dengan bertanya
langsung ke perusahaan.
3. Studi Literatur, yaitu: cara mengumpulkan data yang diperoleh dengan
mencari dan mengolah referensi dari berbagai sumber yang ada, seperti
3

buku, jurnal, dan literatur lain yang berhubungan dengan objek


penelitian.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Berdasarkan kalender akademik Universitas Pendidikan Indonesia semester
genap tahun ajaran 2021/2022 dan Buku Pedoman Praktik Industri DPTE FPTK
UPI, penulis melaksanakan praktik industri mulai tanggal 1 Juli s.d. 26 Agustus
2022 (depalan minggu).
Praktik Industri dilaksanakan di:
Nama Perusahaan : PT. PLN (Persero) ULP Majalengka
Alamat Perusahaan : Jalan KH. Abdul Halim, Majalengka Kulon, Kecamatan
Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat 45418.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat


Pada akhir abad ke-19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di
Indonesia mulai ditingkatkan disaat beberapa perusahaan asal Belanda yang juga
bergerak dibidang pabrik gula dan pabrik teh membangun pembangkit tenaga listrik
untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan
perusahaan dari Belanda ke Jepang, hal ini terjadi setelah Belanda menyerah kepada
pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945 Jepang menyerah kepada
Sekutu yang menyebabkan proses peralihan kekuasaan kembali terjadi.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi
buruh/pegawai listrik dan gas bersama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif
bertemu Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan tersebut kepada
Pemerintah Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk
Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang
listrik, gas, dan kokas yang kemudian dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965.
Bersamaan dengan itu, diresmikan 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan
Listrik Negara (PLN) sebagai perusahaan pengelola tenaga listrik dan Perusahaan
Gas Negara sebagai perusahaan pengelola gas.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, pada tahun 1972 status
Perusahan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) yang
memiliki tugas untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan bagi
pihak swasta untuk ikut serta dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun
1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan

4
5

(Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan
umum sampai dengan saat ini.

2.2 Logo Perusahaan

Gambar 2. 1 Logo PLN


Logo PLN memiliki warna dasar kuning, tiga buah gelombang berwarna
biru, lambang kilat atau petir berwarna merah, dan tulisan “PLN” yang semuanya
memiliki arti sebagai berikut:
1. Bidang Persegi Berwarna Dasar Kuning
Bidang Persegi sebagai latar yang memiliki makna sebagai perusahaan
yang terorganisir dengan baik. Warna kuning menjadi warna dasar
memiliki makna sebagai harapan PLN akan terus menerangi dan
memberikan pencerahan bagi masyarakat. Selain itu, warna kuning juga
melambangkan semangat tinggi yang dimiliki oleh setiap insan yang
berkarya di PLN.
2. Tiga Buah Gelombang Berwarna Biru
Tiga Gelombang, berwarna biru yang membentuk sinusodia, ujung
gelombang menghadap ke bawah, tersusun sejajar dalam arah
mendatar, dan terletak di tengah-tengah pada dasar kuning. Tiga
gelombang melambangkan tiga bidang usaha utama yang dilakukan
oleh PLN yaitu pembangkitan, penyaluran, dan distribusi. Warna biru
melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas dalam menuju dan
mancapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia, serta
6

keandalan yang dimiliki insan PLN dalam memberikan layanan terbaik


bagi para pelanggannya.
3. Kilat atau Petir
Kilat atau Petir, berwarna merah, bentuk atas tebal, bentuk bawah
runcing, dan memotong tiga gelombang berwarna biru. Kilat atau Petir
melambangkan tenaga listrik sebagai layanan utama yang dihasilkan
oleh PLN. Selain itu, Kilat juga memiliki arti para insan PLN yang
memiliki kerja cepat dan tepat serta solutif dalam memberikan
pelayanan kepada pelangannya. Warna merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
dinamisme gerak PLN beserta insan di perusahaan, serta keberanian
dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.
4. Tulisan “PLN”
Tulisan “PLN” adalah singkatan dari Perusahaan Listrik Negara, yang
mewakili identitas perusahaan.

2.3 Visi, Misi, dan Moto PT. PLN (Persero)


1. Visi PT. PLN (Persero)
Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1
Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.
2. Misi PT. PLN (Persero)
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3. Moto PT. PLN (Persero)
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik.
7

2.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero)


Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali, sesuai dengan Peraturan
Direksi PT. PLN (Persero) No. 0076 .P/DIR/2020 tanggal 11 Desember 2020
organisasi PT. PLN (Persero) ditingkat pusat hingga tingkat daerah yaitu:
1. Kantor Pusat
2. Unit Induk
3. Pusat-pusat
4. Unit Pelaksana
5. Unit Layanan
Unit Induk terdiri atas beberapa bagian dimana Unit Induk Pembangunan
dibawah pengawasan Divisi Konstruksi, Unit Induksi Pembangkitan dibawah
Divisi Pembangkitan dan EBT, Unit Induksi Pembangkitan dan Penyaluran
dibawah Divisi Transmisi, Unit Induk Penyauran dan Pusat Pengatur Beban
dibawah Divisi Transmisi, kemudian Unit Induk Distribusi dibawah Divisi
Distribusi.

Gambar 2. 2 Struktur Jabatan PT. PLN (Persero)


Gambar diatas adalah bagan struktur jabatan PT. PLN (Persero) dibawah
Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali, terdapat empat kepala unit Induk
yaitu Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Retail. Pada Unit Induk Transmisi
8

terbagi menjadi tiga bagian yaitu Unit Induk Transmisi Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur dan Bali. Selain itu struktur organisasi pusat-pusat PLN secara umum
terbagi menjadi lima diantaranya:
1. Pusat Pendidikan dan Penelitian (corporate university)
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (research
institute)
3. Pusat Sertifikat
4. Pusat Manajemen Proyek
5. Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan
Pada pasal 7 dan 8 peraturan direksi mengatur mengenai Organisasi Unit
Pelaksana dan Unik Layanan. Unit Pelaksana dipimpin oleh seorang Manager dan
Unit Pelaksana mempunyai posisi dibawah Unit Induk sebagai bagian wilayah
pelayanan PLN. Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) menjadi salah satu
contoh dari Unit Pelaksana. UP3 menjadi Unit Pelaksana dibawah Unit Induk
Distribusi dan Unit Pelayanan Transmisi (UPT) berada dibawah Unit Induk
Transmisi. Contoh lain yaitu Unit Pelaksana Pendidikan dan Latihan (UPTD)
sebagai Unit Pelaksana dibawah Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT).

2.5 Maksud dan Tujuan Perseroan


Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan
umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan
melaksanakan penugasan pemerintah dibidang ketenagalistrikan dalam rangka
menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas
(PT).

2.6 Tugas dan Fungsi


Dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
telah tertera tujuan PT. PLN (Persero) yaitu:
1. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
9

2. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang


memadai.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
4. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan
penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyrakat.
5. Merintis kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.
6. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang usaha
penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

2.7 Tentang PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Majalengka


Unit Layanan Pelanggan merupakan kantor pelayanan yang berada disuatu
wilayah dalam pengawasan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) terkait
pelayanan dan kebutuhan listrik masyarakat. Pelayanan yang diberikan di kantor
ULP antara lain pengajuan instalasi listrik baru, pembayaran tagihan listrik,
perubahan daya listrik, terjadi masalah atau keluhan, cek tagihan listrik, dan
lainnya. Namun selain berkunjung ke kantor, masyarakat juga dapat langsung
melakukan cek saldo, bayar listrik, ataupun pengaduan keluhan melalui aplikasi
yang dimiliki oleh PLN yaitu PLN mobile. PT. PLN (Persero) ULP Majalengka
berlokasi di Jalan KH. Abdul Halim, Majalengka Kulon, Kec. Majalengka, Kab.
Majalengka, Jawa Barat 45418. Wilayah jangkauan pelayanan dari ULP
Majalengka meliputi majalengka kota, selain itu juga ULP Majalengka memiliki
lima kantor pelayanan yang menyebar dibeberapa wilayah yaitu (1) Wilayah
Kadipaten (2) Wilayah Rajagaluh (3) Wilayah Maja (4) Wilayah Talaga (5)
Wilayah Bantarujeg.
PT. PLN (Persero) ULP Majalengka memiliki tiga pekerjaan pokok yaitu
Dinas Gangguan (DG), Pemeliharaan Teknik (Hartek), dan Pemeliharaan Jaringan
(Harjar). Pekerjaan pada dinas gangguan terfokus pada perbaikan gangguan listrik
yang terjadi pada pelanggan baik pada rumah masyarakat ataupun bidang industri.
Pemeliharaan teknik terfokus pada pengecekan kondisi trafo atau gardu distribusi
seperti pentanahan ataupun besar tegangan yang dihasilkan kemudian perbaikan
10

jika terjadi gangguan pada gardu distribusi. Sedangkan untuk pemeliharaan


jaringan terfokus pada pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
dari gangguan ranting pohon, layang-layang, ataupun hewan. Pekerjaan lapangan
di PT. PLN (Persero) ULP Majalengka dibagi menjadi dua shift yaitu bagian siang
dan malam.
2.7.1 Visi, Misi, dan Motto PT. PLN (Persero) ULP Majalengka
1. Visi
Unit dengan Pelayanan Terbaik di Bidang Kelistrikan dengan Tetap
Mengedepankan Nilai Integritas dan Kualitas.
2. Misi
a. Mendukung secara penuh Misi UP3 Sumedang dan UID Jawa
Barat
b. Menjalankan Usaha Sesuai dengan Tata Nilai Perusahaan.
c. Mengusahakan Kegiatan Jasa Pelayanan Listrik di Kabupaten
Majalengka Secara Optimal Sebagai Wujud Kontribusi
Menjadikan Masyarakat Majalengka RAHARJA (Religius, Adil,
Harmonis, dan Sejahtera).
3. Motto
KILAT (Kreatif, Inspiratif, Loyalitas, Andal, Terbaik).
2.7.2 Struktur PT. PLN (Persero) ULP Majalengka
PT. PLN (Persero) ULP Majalengka dipimpin oleh seorang manajer,
manajer ULP Majalengka bertanggung jawab atas kinerja bawahannya. Seorang
manajer dibantu oleh beberapa supervisor. Supervisor pada ULP Majalengka
diantaranya yaitu supervisor transaksi energi, supervisor teknik, supervisor
pelayanan pelanggan, dan juga pejabat pelaksana K3L. Selain itu dari setiap
supervisor dibantu oleh beberapa bawahannya, untuk supervisor transaksi energi
dibantu oleh JT. Yanbung, AE. Har APP, AE. Daisut PJU, supervisor teknik
dibantu oleh AE. Har Dist, JO. OP. Distribusi, dan supervisor pelayanan pelanggan
dibantu oleh JA. Yan. Gan, AS. Keu & Akt. Beberapa supervisor memiliki tugas
dan tanggung jawab diantaranya:
11

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Majalengka


1. Supervisor Transaksi Energi
a. Memastikan hasil sampling peneraan kWh baru hasil dari
metrology serta tera ulang yang dilakukan oleh phak III.
b. Memastikan pelaksanaan SOP pemasangan APP.
c. Melaksanakan pengendalian PK penyambungan atau
pembongkaran pelanggan daya mulai 41,5 KVA keatas.
d. Melaksanakan Analisa hasil komisioning test PB/PD atau
penggantian meter pelanggan AMR.
e. Memastikan kebenaran hasil pemeriksaan seting meter elektronik,
CT, PT, Relai pada pengawatan APP.
2. Supervisor Teknik
Supervisor teknik memliki tanggung jawab sebagai pengawas dan
pengambil keputusan di lapangan mengenai suatu pekerjaan.
3. Supervisor Pelayanan Pelanggan
a. Melaksanakan program pelayanan pelanggan.
b. Memonitor implementasi pengembangan sistem pelayanan
pelanggan.
c. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial.
d. Melakukan supervise sesuai proses bisnis fungsi pelayanan
pelanggan.
e. Menyiapkan usulan peningkatan saran dan prasarana pelayanan
pelanggan.
12

4. Pejabat Pelaksana K3L


Pejabat Pelaksana K3L memiliki tanggung jawab atas Kesehatan dan
Keselamatan Kerja seluruh pegawai di PT. PLN (Persero) ULP
Majalengka.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA

3.1 Sistem Tenaga Listrik


Sistem Tenaga Listrik merupakan sistem penyaluran tenaga listrik mulai
dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga ke pelanggan yang merupakan
kesatuan interkoneksi. Energi listrik dibangkitkan dari pusat-pusat listrik seperti
PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, dan PLTP. Komponen utama yang pada umumnya
ada di pembangkit listrik ialah turbin dan generator. Turbin berfungsi untuk
menangkap energi kinetik berupa putaran yang dihasilkan oleh sumber yang
kemudian disaluran ke generator. Generator berfungsi untuk mengkonversi energi
kinetik yang berasal dari turbin menjadi energi listrik.
Pada sistem pembangkitan, tegangan keluaran yang dihasilkan oleh
generator akan dinaikkan menjadi tegangan transmisi dengan menggunakan
transformator step up. Tegangan transmisi yang ada di Indonesia dibagi menjadi
Tegangan Ekstra Tinggi (TET) dengan nilai tegangan 500 kV dan Tegangan Tinggi
(TT) dengan nilai tegangan 70 kV atau 150 kV. Tujuan penaikkan tegangan adalah
untuk memperkecil rugi-rugi daya yang terjadi selama proses penyaluran yang
menempuh jarak yang jauh. Semakin jauh jarak penyaluran, maka semakin besar
dampak kehilangan daya jika tegangan tidak dinaikkan. Kemudian energi listrik
yang ditransmisikan akan disalurkan menuju gardu induk.
Pada gardu induk, tegangan transmisi akan diturunkan menjadi tegangan
menengah menggunakan transformator step down. Kemudian listrik yang sudah
diturunkan tegangannya akan masuk ke sistem distribusi. Kemudian listrik akan
diturunkan kembali di gardu distribusi sebelum akhirnya sampai ke pelanggan (Dr.
Ramadoni Syahputra, 2017).

3.2 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik


Menurut (Koitoli et al., 2020) distribusi tenaga listrik adalah proses akhir
dalam penyaluran tenaga listrik yang merupakan proses aliran listrik dari sistem
transmisi menuju ke pelanggan. Jaringan distribusi terhubung dengan sistem

13
14

transmisi dan menurunkan tegangan transmisi menggunakan trafo. Jaringan


distribusi dibagi menjadi dua yaitu (Koitoli et al., 2020) :
3.2.1 Jaringan Distribusi Primer
Jaringan distribusi primer adalah jaringan distribusi yang bertegangan
menengah (20 kV). Jaringan distrbusi primer tersebut merupakan jaringan
penyulang, jaringan ini berawal dari sisi sekunder trafo daya yang terpasang pada
tiang-tiang saluran. Jaringan distribusi yang berasal dari jaringan transmisi yang di
turunkan tegangannya di gardu induk (GI) menjadi tegangan menengah (TM)
dengan nominal tegangan 20 kV yang biasa di sebut JTM (Jaringan Tegangan
Menengah) lalu di salurkan ke lokasi–lokasi pelanggan listrik kemudian di turunkan
tegangan di trafo pada gardu distribusi yang selanjutnya di salurkan ke pelanggan.
3.2.2 Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan distribusi sekunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk
dalam kategori tegangan rendah (sistem 380/220 Volt) yaitu rating yang sama
dengan tegangan peralatan yang di layani. Jaringan distribusi sekunder digunakan
untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di
pelanggan. Pada sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung
akan dihubungkan kepada pelanggan/pemakai tenaga listrik melalui peralatan-
peralatan sebagai berikut :
1. Papan pembagi pada trafo distribusi.
2. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
3. Saluran layanan pelanggan.
4. Alat pembatas dan pengukur daya (kWH meter) serta fuse atau
pengaman pada pelanggan.

3.3 Gangguan Jaringan Distribusi


Selama pengoperasian sistem energi listrik, sering terjadi gangguan yang
dapat mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke pelanggan.
Gangguan adalah kegagalan sistem operasi atau kondisi sistem distribusi tenaga
listrik yang menyimpang dari kondisi normal (Raflesia et al., 2021). Gangguan pada
peralatan listrik didefinisikan sebagai kelainan pada jaringan listrik yang
15

menyebabkan tidak mengalirnya arus melalui penghantar atau kabel. Gangguan


yang dapat terjadi pada jaringan distribusi diantaranya (Raflesia et al., 2021) :
1. Jenis Gangguan
Klasifikasi gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi adalah :
a. Gangguan yang bersifat sementara
Setelah gangguan sementara ini terjadi, gangguan tersebut
tidak akan berlangsung lama dan akan kembali normal. Kesalahan
ini dapat ditangani dengan memutuskan sementara bagian yang
rusak dari sumber tegangan. Ini diikuti dengan penutupan kembali
dari perangkat yang terpasang. Kegagalan yang bersifat sementara
yang sering terjadi dapat merusak perangkat dan akhirnya
menyebabkan kegagalan permanen.
Contoh gangguan yang bersifat sementara adalah gangguan
yang disebabkan oleh sentuhan pohon yang tumbuh disekitar
jaringan, atau sentuhan hewan seperti kelelawar, ular, dan layang-
layang.
b. Gangguan yang bersifat permanen
Kegagalan permanen adalah kegagalan yang menyebabkan
kerusakan permanen pada sistem. Seperti kegagalan isolator,
kerusakan konduktor, kerusakan peralatan seperti trafo dan
kapasitor. Sebagian besar kegagalan peralatan menyebabkan
hubun singkat. Fuse, recloser, atau pemutus sirkuit digunakan
untuk melindungi jaringan dari gangguan.
Gangguan permanen hanya dihapus ketika penyebab
gangguan dihilangkan. Gangguan permanen dapat disebabkan oleh
kerusakan pada peralatan, sehingga gangguan ini hanya akan
hilang setelah kerusakan ini diperbaiki, atau gangguan yang
ditimbulkan bersifat permanen. Oleh karena itu, tindakan
perbaikan atau penyebab gangguan harus dihilangkan. Contoh dari
gangguan ini adalah adanya kabel yang putus karena hubungan
pendek akibat dahan yang menimpa fasa dari aluran udara.
16

2. Penyebab Gangguan
Penyebab gangguan biasanya disebabkan oleh buruknya isolasi
antara penghantar fasa atau antara penghantar fasa dan tanah. Secara
nyata kegagalan isolasi yang buruk dapat memiliki beberapa efek pada
sistem yaitu menyebabkan arus yang cukup besar, atau munculnya
impedansi diantara konduktor fasa atau antara konduktor fasa dan
tanah. Selain penyebab gangguan tersebut, gangguan dapat disebabkan
karena kerusakan pada peralatan listrik, faktor eksternal seperti angin,
badai, petir, atau kesalahan karena faktor manusia yang ceroboh atau
lalai dalam melakukan pemeliharaan.
3. Akibat Gangguan
Akibat paling serius dari gangguan adalah timbulnya kebakaran
yang tidak hanya merusak sistem, tetapi gangguan yang terjadi
menyebar ke seluruh sistem dan dapat menyebabkan kegagalan seluruh
sistem. Berikut dampak dari terjadinya gangguan adalah:
a. Penurunan tegangan yang cukup besar pada sistem daya sehingga
dapat merugikan pelanggan atau mengganggu kerja peralatan
listrik.
b. Bahaya kerusakan pada peralatan yang diakibatkan oleh arcing
(busur api listrik).
c. Bahaya kerusakan pada peralatan akibat overheating (pemanasan
berlebih) dan akibat tekanan mekanis (kerusakan parah pada
peralatan listrik dan sebagainya).
d. Terganggunya stabilitas sistem dan ini dapat menimbulkan
pemadaman menyeluruh pada sistem tenaga listrik.
e. Menyebabkan penurunan tegangan sehingga koil tegangan relai
gagal bertahan.

3.4 Gardu Distribusi


Gardu distribusi adalah suatu tempat/bangunan instalasi listrik yang di
dalamnya terdapat alat-alat pemutus, penghubung, pengaman, dan trafo distribusi
untuk mendistribusikan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan pelanggan
17

(Harahap & Sembiring, 2021). Gardu distribusi berfungsi merubah tegangan listrik
dari jaringan distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk
konsumen dan disebut sebagai jaringan distribusi sekunder. Kapasitas
transformator yang digunakan tergantung pada jumlah beban yang akan dilayani
dan luas daerah pelayanan beban. Bisa berupa transformator satu fasa dan bisa juga
berupa transformator tiga fasa.
3.4.1 Macam-macam Gardu Distribusi
Berikut macam-macam gardu distribusi menurut (Alubaidah, 2019) yaitu :
1. Gardu Portal
Gardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka (out-door) dengan
memakai konstruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan
transformator sekurang-kurangnya 3 meter di atas tanah dan
ditambahkan platform sebagai fasilitas kemudahan kerja teknisi operasi
dan pemeliharaan.

Gambar 3. 1 Gardu Portal


2. Gardu Cantol
Gardu cantol mengunakan transformator yang terpasang adalah
jenis CSP (Completely Self Protected Transformer) yaitu peralatan
switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki
transformator.
18

Gambar 3. 2 Gardu Cantol


3. Gardu Beton
Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan
peralatan switching/proteksi, terangkai di dalam bangunan sipil yang di
rancang, di bangun dan difungsikan dengan konstruksi pasangan batu
dan beton. Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan persyaratan
terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan.

Gambar 3. 3 Gardu Beton


4. Gardu Kios
Kotak tempat peralatan listrik terbuat dari bahan besi. Gardu
kios bukan merupakan gardu permanen tetapi hanya merupakan gardu
sementara, sehingga dapat mudah untuk dipindah-pindahkan.
19

Gambar 3. 4 Gardu Kios


5. Gardu Hubung
Gardu Hubung disingkat GH atau Switching Subtation adalah
gardu yang berfungsi sebagai sarana manuver pengendali beban listrik
jika terjadi gangguan aliran listrik, program pelaksanaan pemeliharaan
atau untuk maksud mempertahankan kontinuitas pelayanan. Isi dari
instalasi Gardu Hubung adalah rangkaian saklar beban (Load Break
switch – LBS), dan atau pemutus tenaga yang terhubung paralel. Gardu
Hubung juga dapat dilengkapi sarana pemutus tenaga pembatas beban
pelanggan khusus Tegangan Menengah. Konstruksi Gardu Hubung
sama dengan Gardu Distribusi tipe beton. Pada ruang dalam Gardu
Hubung dapat dilengkapi dengan ruang untuk Gardu Distribusi yang
terpisah dan ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh. Ruang
untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh dapat berada pada ruang yang
sama dengan ruang Gardu Hubung, namun terpisah dengan ruang
Gardu Distribusinya.
3.4.2 Bagian-bagian utama Gardu Distribusi
Gardu distribusi memiliki bagian-bagian utama yaitu:
1. Trafo Distribusi
Transformator adalah peralatan pada tenaga listrik yang
berfungsi untuk memindahkan/menyalurkan tenaga listrik arus bolak-
balik tegangan rendah ke tegangan menengah atau sebaliknya, pada
frekuensi yang sama, sedangkan prinsip kerjanya melalui kopling
magnit atau induksi magnit, dan menghasilkan nilai tegangan dan arus
20

yang berbeda (Alubaidah, 2019). Transformator merupakan salah satu


peralatan tegangan yang berfungsi untuk menaikkan tegangan dan
menurunkan tegangan keluaran pada sistem pendistribusian energi
listrik. Untuk mengatasi hal tersebut, maka peralatan yang digunakan
adalah transformator yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Transformator Step-Up yang dapat menaikkan tegangan dan
Transformator Step-Down untuk menurunkan tegangan. Untuk sistem
distribusi jenis transformator yang digunakan adalah transformator
step-down.
2. Kubikel
Kubikel merupakan perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi
sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta pembagi tenaga
listrik dari sumber tenaga listrik (Alubaidah, 2019). Kubikel istilah
umum yang mencangkup peralatan switching dan kombinasinya
dengan peralatan kontrol, pengukuran, proteksi dan peralatan pengatur.
Peralatan tersebut dirakit dan saling terkait dengan perlengkapan,
selungkup dan penyangga. Sesuai IEC 298 : 1990 dispesifikasikan
sebagai perangkat hubung bagi dan kontrol berselungkup logam rakitan
pabrik untuk arus bolak-balik dengan tegangan pengenal diatas 1 kV
sampai dengan dan termasuk 35 kV, untuk pasangan dalam dan
pasangan luar, dan untuk frekuensi sampai 50 Hz. Kubikel biasanya
terdapat pada gardu distribusi tipe kios dan tipe beton.
3. Perangkat Hubung Bagi
Perangkat Hubung Bagi merupakan suatu kesatuan lemari hubung atau
kesatuan dari alat penghubung, pengaman, dan pengontrolan untuk
gardu distribusi yang ditempatkan dalam suatu kotak tertentu sesuai
dengan banyaknya komponen yang digunakan (Alubaidah, 2019).
4. Penghantar atau Kabel
Penghantar atau Kabel listrik adalah media yang digunakan
untuk menghantarkan arus listrik (Alubaidah, 2019). Pemilihan
penghantar / Kabel listrik harus memiliki tanda pengenal atau standar
pemakaian. Tanda pengenal, ukuran dan standar untuk pemakain Kabel
21

bisa dilihat dari permukaan Kabel tersebut. Untuk memilih penghantar


dipermukaan Kabel harus tertara diantaranya:
a. Tanda pengenal ; SNI, LMK, IEC, SPLN.
b. Tanda pengenal produsen.
c. Jumlah dan ukuran inti dari Kabel penghantar.
Pemilihan jenis penghantar yang tepat, akan menentukan
kehandalan dan kemampuan komponen listrik untuk bisa beroperasi
dengan baik, serta akan mencegah terjadinya masalah dalam instalasi
listrik saat beroperasi.
5. Peralatan Pengaman
Peralatan pengaman adalah suatu peralatan listrik yang
digunakan untuk melindungi komponen listrik dari kerusakan yang
diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih ataupun arus beban
singkat, untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan pada
sistem (Alubaidah, 2019). Pada gardu distribusi, perlatan pengaman
yang biasa digunakan adalah lightning arrester, fuse cut out, recloser,
grounding (pentanahan), dan arching horn.

3.5 Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR)


Perangkat Hubung Bagi (PHB) Tegangan Rendah adalah suatu kombinasi
dari satu atau lebih perlengkapan hubung bagi tegangan rendah dengan peralatan
kontrol, peralatan ukur, pengaman dan kendali yang terpasang pada suatu panel
(Hartanti, 2018). Keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem pengawatan dan
mekanis pada bagian-bagian penyangganya.
Perangkat Hubung Bagi dipasang pada sisi Tegangan Rendah (TR) atau sisi
sekunder trafo sebuah gardu distribusi baik gardu beton, gardu kios, gardu portal
ataupun gardu cantol.
3.5.1 Fungsi PHB-TR
Fungsi atau kegunaan PHB-TR adalah sebagai penghubung dan pembagi
atau pendistribusian tenaga listrik dari output trafo sisi sekunder (TR) melalui kabel
incoming ke rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
22

melalui kabel jurusan atau kabel naik yang diamankan oleh pengaman lebur jurusan
masing-masing (Hartanti, 2018).
3.5.2 Bagian-bagian PHB-TR
1. Unit Masukan (incoming)
Unit masuk yaitu suatu alat yang dikhususkan dalam
menyalurkan energi listrik ke dari sistem distribusi tegangan menengah
ke menuju PHB TR. Pada sirkit unit dilengkapi dengan saklar pemutus
beban tegangan nominal 500 V tiga kutub dan kotak tertutup yang
terdapat didalamnya. Pada unit pemutus terjamin keandalannya untuk
bagian indikator open atau close. Kabel dari transformator atau kabel
incoming yang terhubung ke PHB-TR harus di lengkapi plat atau
terminal penghubung (Hartanti, 2018).
Saat kondisi terbuka saklar beban dapat dikunci serta dapat
digunakan terbuka ataupun tertutup. Ujung tangkai operasi tidak boleh
tinggi dari 1,8 m pada saat posisi tertutup dari dasar jika pasangan PHB-
TR dalam, serta untuk PHB-TR pasangan luar tidak boleh lebih dari 0,5
m. Pada posisi tertutup tangkai operasi harus membentuk sudut >30º
vertikal.
2. Unit Keluaran (Outgoing)
Unit keluaran memiliki fungsi sebagai penyalur energi listrik ke
satu sirkit keluaran atau lebih. Pada masing-masing unit keluaran
terdapat tiga buah pengaman yaitu NH Fuse dan satu pengaman netral
(Hartanti, 2018). Unit keluaran kemudian dihubungkan dengan kabel
jurusan atau kabel naik yang kemudian disalurkan ke jaringan tegangan
rendah yang selanjutnya disalurkan ke pelanggan.
3. NH Fuse
PHB-TR menggunakan NH fuse sebagai pengaman terhadap
arus lebih (Hartanti, 2018). NH fuse memiliki fungsi untuk memutus
arus listrik apabila arus yang melewati NH fuse melebihi dari ketentuan
yang tertera pada NH fuse tersebut. NH fuse hanya bisa digunakan
dalam sekali pakai, jika NH fuse sudah teputus karena gangguan, maka
tidak bisa dipakai lagi dan harus diganti. Oleh karena itu dalam memilih
23

NH fuse harus sesuai dengan nilai rating trafo. NH fuse memiliki


kepanjangan yaitu :
N berarti Neider Spanning (tegangan rendah)
H berarti Hoch Leistung (arus besar)
NH fuse biasa dipakai pada arus besar dengan tegangan rendah.
Berdasarkan penggunaannya NH fuse diartikan menjadi 2 huruf yaitu
GU (General Use) sebagai pelindung sirkit jika terjadi over load dan
short circuit. NH fuse puller menjadi alat yang sering digunakan untuk
mempermudah dalam memasaang atau melepas NH fuse dari dudukan
NH fuse (Fuse Bash).
4. Saklar Utama
Saklar utama yaitu suatu komponen yang digunakan untuk open
atau close sirkuit yang memiliki tegangan output trafo 220/380 V
menuju komponen listrik pada PHB serta menuju beban (Hartanti,
2018). Saklar utama berbentuk seperti tuas (pegangan) yang dapat
digerakkan dengan cara mengarahkan atau memutarkan kearah kanan
atau kiri.
5. Rel Tembaga
Rel tembaga pada PHB-TR berfungsi untuk menghubungkan
sirkuit utama (saklar utama) ke beberapa jurusan (Andriko, 2021).
Dalam PHB-TR terdapat tiga rel tembaga untuk fasa dan satu rel untuk
netral, rel utama ini langsung dihubungkan dengan output dari saklar
utama.
6. Lampu Indikator
Lampu indikator pada PHB-TR yaitu komponen yang terdapat
dibagian luar panel yang berfungsi sebagai penanda adanya tegangan
pada fasa R, S, T. Sehinggaa jika pihak PLN ingin mengetahui ada atau
tidaknya suatu tegangan yang mengalir, maka bisa terlebih dahulu
melihat dari lampu indikator tersebut.
24

3.6 Kabel Penghantar


Menurut (Eka et al., 2021) bahan kabel penghantar listrik yang umum
digunakan pada distribusi tenaga listrik biasanya logam terbuat dari aluminium atau
tembaga dimana memiliki besar hambatan yang tergantung pada resistansi jenis dan
panjang bahan kawat penghantar. Di era modern saat ini, kabel listrik masih
menjadi pilihan utama untuk penyaluran energi listrik. Setiap kabel listrik memiliki
kode yang menentukan jenis kabel, dimulai dengan jenis bahan konduktor, jumlah
inti kabel, bahan isolasi. penggunaan di dalam atau di luar ruangan, fleksibilitas dan
sebagainya. Beberapa kode kabel yang sering kita temui adalah NYA, NYAF,
NGA, NYM, NYMHY, NYY, dan NYYHY.
Pemasangan penghantar listrik :
a. Penghantar listrik yang dipilih harus dibuat memenuhi syarat, dan
digunakan sesuai dengan fungsinya serta telah teruji dan diperiksa
menurut standar penghantar yang dikeluarkan dan diakui oleh instansi
yang berwenang.
b. Penghantar harus diamankan dengan pengaman (pengaman lebur /
sekring atau pemutus daya / MCB) yang membuka sirkuit apabila
terjadi bahaya, jika rangkaian tidak terbuka maka pengantar akan panas
dan bisa menyebabkan percikan api dan kebakaran.
3.6.1 Kabel NYY
Kabel NYY adalah kabel yang mempunyai inti tembaga dengan isolasi PVC
dan berselubung luar berbahan PVC (Eka et al., 2021). Kabel NYY cocok untuk
dipakai pada instalasi listrik tetap seperti dibawah tanah maupun ditempat luar
lainnya namun tetap harus diberikan perlindungan khusus seperti pipa. Kabel NYY
memiliki memiliki jumlah inti tembaga 1, 2, 3, atau 4 dengan lapisan isolasi
berbahan PVC berwarna hitam. Bahan isolator pada kabel jenis ini memiliki
konstruksi yang lebih kuat dan kaku karena terdapat selubung tambahan yang
berbahan anti gigitan tikus. Gambar 3.5 menunjukkan kabel NYY dengan 1 inti
tembaga.
25

Gambar 3. 5 Kabel NYY


Kelebihan kabel ini memiliki ketahanan yang sangat tinggi dan lebih aman
dalam digunakan, serta dapat dipakai pada sistem bawah tanah, Namun memiliki
kelemahan yaitu harga yang mahal.
Kepanjangan dari NYY, yaitu :
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
Y = Selubung luar isolasi PVC
3.6.2 Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Kabel penghantar memiliki ukuran luas penampang inti kabel yang
berhubungan dengan kapasitas penghantaran arus listriknya (Eka et al., 2021).
Dalam istilah PUIL, besarnya kapasitas hantaran kabel dinamkaan dengan Kuat
Hantar Arus (KHA). KHA dan ukuran kabel akan menentukan pamilihan kabel
yang sesuai dengan kebutuhan pada instalasi tenaga listrik. PUIL 2000 menjelaskan
ketentuan mengenai besarnya diameter dari penghantar kabel dan maksimum KHA
yang diperbolehkan. Hal yang diperhatikan yaitu faktor lingkungan diluar kabel,
KHA yang dinyatakan tersebut berlaku untuk temperatur sekitar 30˚C disekitar
kabel.
Untuk menghitung luas penampang kabel dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
26
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Rancangan Kegiatan Praktik Industri


Sebelum melaksanakan praktik industri, penulis membuat rancangan
kegiatan bersama teman-teman satu kelompok praktik industri yang selanjutnya
disampaikan kepada pembimbing dari pihak PT. PLN (Persero) ULP Majalengka.
Rancangan kegiatan yang dimaksud digunakan sebagai penulis untuk memulai dan
menyelesaikan pelaksanaan praktik industri. Berikut rancangan kegiatan praktik
industri penulis selama melaksanakan praktik industri di PT. PLN (Persero) ULP
Majalengka yang ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1
Rancangan Kegiatan Praktik Industri
Minggu Ke-
Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengenalan Perusahaan dan Pelatihan
Pelaksanaan Praktik Industri
Penyusunan Laporan Praktik Industri

4.2 Pelaksanaan Praktik Industri


Pelaksanaan kegiatan praktik industri dijelaskan dalam bentuk laporan
kegiatan harian. Laporan kegiatan harian ditulis secara pribadi oleh penulis yang
berfungsi sebagai catatan dari apa saja pekerjaan yang telah dilakukan setiap hari
selama menjalani praktik industri. Selain itu, laporan kegiatan harian digunakan
untuk mengelola dan mengevaluasi kinerja penulis selama melaksanakan praktik
industri di PT. PLN (Persero) ULP Majalengka. Berikut pelaksanaan kegiatan
praktik industri di PT. PLN (ULP) Majalengka ditunjukkan pada table 4.2 sebagai
berikut.

27
28

Tabel 4.2
Pelaksanaan Kegiatan Praktik Industri
No Hari, Tanggal Kegiatan
1 Jum’at, 1 Juli 2022 • Penyerahan surat izin kegiatan berupa
berkas cetak
• Pengenalan perusahaan
2 Senin, 4 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Sosialisasi SOP selama praktik
industri
• Pengenalan dan pembagian tugas
mahasiswa praktik industri
• Perbaikan kWh meter prabayar error di
peternakan ayam potong daerah
Baribis, Kab. Majalengka
3 Selasa, 5 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan Right of Way (ROW)
jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) dari gangguan
ranting pohon di area Cijati hingga
Majalengka Wetan, Kab. Majalengka
4 Rabu, 6 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter prabayar error
5 Kamis, 7 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Mengganti Sekring dengan MCB di
salah satu rumah warga
6 Jum’at, 8 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
29

• Pemeliharaan Gardu Distribusi di


SMAN 2 Majalengka
• Pemeliharaan Gardu Distribusi di
depan Masjid Raharja Khairul Ummah
• Pemeliharaan Gardu Distribusi di jalan
Siti Armilah
7 Senin, 11 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan dan pemasangan
pentanahan pada Gardu Distribusi di
daerah Majalengka Kulon, Kab.
Majalengka
8 Selasa,12 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan Gardu Distribusi di
daerah Majalengka Wetan, Kab.
Majalengka
9 Rabu, 13 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan dan pemasangan
pentanahan pada Gardu Distribusi di
daerah Kasokandel, Kab. Majalengka
10 Kamis, 14 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan dan pemasangan
pentanahan pada Gardu Distribusi di
daerah Kasokandel, Kab. Majalengka
11 Jum’at, 15 Juli 2022 • Melaksankan olahraga di kantor PLN
12 Senin, 18 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
30

• Pemeliharaan dan pemasangan


pentanahan pada Gardu Distribusi di
daerah Cigasong, Kab. Majalengka
13 Selasa, 19 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Belajar mandiri Jaringan Distribusi
14 Rabu, 20 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pengecekan lokasi untuk pemasangan
penyulang baru daerah
15 Kamis, 21 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemasangan penyulang baru dari
Gardu Distribusi ke pelanggan di
daerah
16 Jum’at, 22 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan dan penggantian Kabel
Incoming yang rusak pada Gardu
Distribusi di daerah Bantarujeg, Kab.
Majalengka
17 Senin, 25 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan Kabel Saluran Rumah yang
mengganggu rumah warga di daerah
Panyingkiran, Kab. Majalengka
18 Selasa, 26 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter prabayar error di
daerah Majalengka Kulon, Kab.
Majalengka
31

• Perbaikan Kabel Saluran Rumah yang


terkelupas pada rumah warga di daerah
Sidamukti, Majalengka, Kab.
Majalengka
19 Rabu, 27 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pencabutan tiang Saluran Rumah yang
sudah tidak terpakai di daerah
Sindangwangi, Kab. Majalengka
20 Kamis, 28 Juli 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan Right of Way (ROW)
jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) dari ranting pohon
di sepanjang Jalan Bantarjati
Sukamulya, Kertajati, Kab.
Majalengka
• Pencabutan tiang Saluran Rumah yang
sudah tidak terpakai di daerah
Kadipaten, Kab. Majalengka
21 Jum’at, 29 Juli 2022 • Melaksanakan olahraga di kantor PLN
22 Senin, 1 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pencabutan tiang Saluran Rumah yang
sudah tidak terpakai di daerah
Jatiwangi, Kab. Majalengka
23 Selasa, 2 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter prabayar error di
PT. Sindangkasih Multi Usaha,
Majalengka Kulon, Kab. Majalengka
32

24 Rabu, 3 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua


divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan Gardu Distribusi di
daerah Majalengka Wetan, Kab.
Majalengka
25 Kamis, 4 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan Kabel Saluran Rumah yang
terbakar di daerah Majalengka Kulon,
Kab. Majalengka
• Pemindahan kWh meter prabayar pada
rumah warga di daerah Sidamukti,
Majalengka, Kab. Majalengka
26 Jum’at 5 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter prabayar error
pada rumah warga di daerah
Majalengka Kulon, Majalengka, Kab.
Majalengka
27 Senin, 8 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan Kabel jaringan Saluran
Udara Tegangan Rendah (SUTR) di
daerah Cijati, Majalengka, Kab.
Majalengka
28 Selasa, 9 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter pascabayar error
pada rumah warga di daerah
Sindangkasih, Kab. Majalengka
33

29 Rabu, 10 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua


divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan Right of Way (ROW)
jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) dari gangguan
laying-layang di daerah Sukahaji, Kab.
Majalengka
• Perbaikan kWh meter di kantor Dinas
Perdagangan dan Perindustrian di
daerah Majalengka Kulon, Kab.
Majalengka
30 Kamis, 11 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter prabayar error
pada rumah warga di daerah Cigasong,
Kab. Majalengka
31 Jum’at, 12 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan pentanahan Gardu
Distribusi di daerah Majalengka
Wetan, Kab. Majalengka
32 Senin, 15 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter prabayar error
pada rumah warga di daerah
Majalengka Kulon, Majalengka, Kab.
Majalengka
33 Selasa, 16 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
34

• Perbaikan kWh meter pascabayar error


pada rumah warga di daerah
Sindangkasih, Kab. Majalengka
34 Rabu, 17 Agustus 2022 Libur Hari Ulang Tahun Republik Indonesia
Ke-77
35 Kamis, 18 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter pascabayar error
pada rumah warga di daerah
Panyingiran, Kab. Majalengka
36 Jum’at, 19 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan Kabel jaringan Saluran
Udara Tegangan Rendah (SUTR) di
daerah Jatipamor, Majalengka, Kab.
Majalengka
37 Senin, 22 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan pentanahan Gardu
Distribusi di daerah Jatipamor, Kab.
Majalengka
38 Selasa, 23 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan pentanahan Gardu
Distribusi di daerah Cigasong, Kab.
Majalengka
39 Rabu, 24 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua
divisi Pelayanan Teknik
• Pemeliharaan pentanahan Gardu
Distribusi di daerah Sindangkasih,
Kab. Majalengka
35

40 Kamis, 25 Agustus 2022 • Apel pagi dan pengarahan dari ketua


divisi Pelayanan Teknik
• Perbaikan kWh meter pascabayar error
pada rumah warga di daerah
Sindangkasih, Kab. Majalengka
41 Jum’at, 26 Agustus 2022 • Penutupan kegiatan Praktik Industri di
kantor PLN.

4.3 Gangguan Kabel Incoming PHB-TR Gardu Distribusi tipe Portal


Penggantian kabel incoming PHB-TR pada gardu distribusi tipe portal
diarea Bantarujeg dilakukan karena terjadi gangguan kabel incoming yang
dipasang. Kabel incoming berukuran 4 x 150mm2 yang dipasang mengalami
hubung singkat sehingga terjadi ledakan dalam konstruksi gardu. Ledakan tersebut
terjadi dibawah tanah dimana terdapat kabel incoming yang menghubungkan dari
trafo ke PHB-TR yang membuat kabel tersebut terputus. Akibat gangguan tersebut
maka terjadi pemadaman listrik.

Gambar 4. 1 PHB-TR yang mengalami gangguan


PHB-TR yang mengalami gangguan memiliki komponen yang tidak
lengkap dimana tidak terdapat saklar utama dan indikator arus, tegangan, dan
frekuensi. Digambar 4.1 terdapat gambar panel indikator arus, tegangan, dan
frekuensi namun sudah tidak berfungsi. Jadi dari sisi sekunder trafo kabel incoming
36

langsung disambungkan ke rel tembaga pada PHB-TR. Meskipun PHB-TR tidak


memiliki komponen yang lengkap, PHB-TR dapat berjalan normal dan berfungsi
sebagaimana mestinya untuk membagi tegangan menjadi dua jurusan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.1.
Sebelum mendatangi lokasi kejadian, dipersiapkan terlebih dahulu kabel
pengganti untuk menggantikan kabel yang terputus. Namun ketersediaan kabel dan
sepatu kabel yang ada di kantor tidak ada yang berukuran 1 x 150mm2. Sehingga
diputuskan untuk membawa kabel dan 8 buah sepatu kabel yang tersedia di kantor
yang berukuran 1 x 95mm2. Meskipun tidak ada kabel yang memiliki spesifikasi
yang sama dengan kabel yang rusak, namun penggantian tetap dilakukan mengingat
pentingnya memastikan aliran energi listrik selalu mengalir ke pelanggan.
Kemudian pihak PT. PLN (Persero) ULP Majalengka mendatangi lokasi untuk
dilakukan perbaikan gangguan.

4.4 Persiapan Mengganti Kabel Incoming PHB-TR Gardu Distribusi Tipe


Portal
Berikut adalah prosedur persiapan sebelum dilakukannya penggantian
kabel incoming PHB-TR gardu distribusi tipe portal.
4.4.1 Persiapan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah sekumpulan alat yang harus digunakan
dan dipatuhi oleh seluruh pekerja sebelum melaksanakan pekerjaan. Tujuan dari
penggunaan alat pelindung diri yaitu untuk mengamankan dan melindungi para
pekerja dari kecelakaan kerja. Berikut adalah alat pelindung diri yang dipersiapkan
sebelum melaksanakan pekerjaan mengganti kabel incoming gardu distribusi tipe
portal:
1. Helm pengaman

Gambar 4. 2 Helm Pengaman


37

Gambar diatas menunjukkan bentuk dari helm pengaman. Helm


berfungsi untuk mengurangi dampak bahaya dari arah atas sekaligus
samping pada kepala, seperti benturan benda tajam dari arah samping
atau tertimpa benda jatuh dari atas.
2. Sarung tangan

Gambar 4. 3 Sarung Tangan


Gambar diatas menunjukkan sarung tangan yang digunakan
dalam pekerjaan. Sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan
karet tahan tegangan tinggi dimana berfungsi untuk melindungi pekerja
dari kejut listrik.
3. Safety shoes

Gambar 4. 4 Safety Shoes


Gambar diatas menunjukkan safety shoes yang digunakan
dalam pekerjaan. Sepatu berbahan karet berguna untuk melindungi
pekerja listrik dari kejut listrik pada saat bekerja pada operasi sentuh
langsung. Alas sepatu dibuat dengan bahan karet yang tebal yang
berfungsi untuk menahan arus listrik jika terkena tubuh pekerja dan arus
tidak bisa dihantarkan ke tanah sehingga pekerja aman dari sengatan
listrik tersebut.
38

4.4.2 Peralatan Yang Digunakan


Peralatan yang digunakan yaitu alat yang berfungsi untuk membantu dan
meringankan suatu pekerjaan. Alat dibawah ini yaitu alat bantu yang digunkaan
dalam meunjang pekerjaan penggantian kabel incoming PHB-TR pada gardu
distribusi tipe portal.
1. Hook pole

Gambar 4. 5 Hook Pole


Hook pole digunakan untuk pemasangan dan pembongkaran
peralatan yang dipasang di konduktor bertegangan seperti pemasangan
fuse cut out (FCO).
2. Tangga

Gambar 4. 6 Tangga
Tangga digunakan untuk memudahkan dalam pekerjaan untuk
perbaikan ke tiang trafo distribusi tipe portal.
3. Harnes

Gambar 4. 7 Harnes
39

Harnes berfungsi sebagai penahan badan pekerja pada saat


bekerja ditiang konstruksi gardu distribusi tipe portal.
4. Tang Pres

Gambar 4. 8 Tang Pres


Tang pres berfungsi untuk memadatkan sambungan kabel
dengan sepatu kabel sebelum dipasang ke trafo dan rel tembaga pada
PHB-TR.
5. Tang Potong

Gambar 4. 9 Tang Potong


Tang potong berfungsi untuk memotong kabel.
6. Kunci Pas

Gambar 4. 10 Kunci Pas


Kunci pas digunakan untuk menyambungkan sepatu kabel
dengan rel tembaga pada PHB-TR menggunakan baut.
40

7. NH fuse puller

Gambar 4. 11 NH Fuse Puller


NH fuse puller digunakan untuk memasang NH fuse ke fuse
bash dalam kondisi bertegangan.
8. Linggis

Gambar 4. 12 Linggis
Linggis berfungsi untuk membongkar kontruksi bawah tanah
gardu distribusi tipe portal.
9. Cangkul

Gambar 4. 13 Cangkul
Cangkul digunakan untuk mengeruk tanah konstruksi gardu
distribusi tipe portal.
4.4.3 Bahan Yang Digunakan
Bahan yang digunakan yaitu benda yang dipasang dalam suatu pekerjaan
yang bersifat habis pakai.
41

1. Isolasi

Gambar 4. 14 Isolasi
Isolasi berfungsi untuk menutupi sambungan kabel dengan
sepatu kabel.
2. Sepatu Kabel

Gambar 4. 15 Sepatu Kabel


Sepatu kabel digunakan untuk penyambung ujung kabel yang
akan dipasang pada trafo dan rel tembaga pada PHB-TR.
3. Kabel NYY

Gambar 4. 16 Kabel NYY


Kabel NYY digunakan sebagai kabel incoming untuk
menghubungkan trafo dan PHB-TR.
42

4.5 Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum melakukan suatu pekerjaan, PT. PLN (Persero) ULP Majalengka
selalu melakukan briefing terlebih dahulu. Briefing diawali dengan persiapan
masing-masing pegawai lapangan, juga persiapan dari masing-masing peralatan
yang akan digunakan. Briefing dilakukan oleh seorang manajer, namun jika
manajer berhalangan hadir maka akan diwakili oleh supervisor teknik dan
koordinator lapangan pelayanan teknik. Hal ini dilakukan agar setiap pekerjaan di
lapangan dapat berjalan dengan baik dan terstruktur sesuai dengan perencanaan.

Gambar 4. 17 Briefing
Dalam melakukan pekerjaan, divisi pelayanan teknik dibagi menjadi
beberapa tim yaitu dinas gangguan, pemeliharaan teknik, dan pemeliharaan
jaringan. Dalam pekerjaan penggantian kabel incoming pada PHB-TR gardu
distribusi tipe portal dilakukan oleh tim pemeliharaan teknik.
4.5.1 Prosedur Melepas Kabel Incoming pada PHB-TR Gardu Distribusi
tipe Portal
Tahapan pertama dalam melakukan penggantian kabel incoming pada PHB-
TR gardu distribusi tipe portal yaitu pembagian tugas dari masing-masing anggota
tim dan menggunakan seluruh APD yang telah disiapkan. Tahap selanjutnya yaitu
memeriksa gangguan yang terjadi akibat hubung singkat pada kabel incoming PHB-
TR. Setelah itu dilanjutkan dengan memutuskan sumber tegangan dari SUTM yang
mengalir ke trafo dengan melepaskan fuse cut out menggunakan hook pole agar
selama proses pengerjaan tidak ada arus yang mengalir.
Setelah beberapa tahapan telah dilakukan, dilanjutkan dengan pemasangan
tangga alumunium sebagai penopang pekerja yang akan naik ke tiang trafo
43

distribusi. Pekerja yang naik ke tiang wajib memakai harnes yang kemudian
dibelitkan pada tiang sebagai pengaman. Pekerja yang naik ke tiang akan
melepaskan kabel incoming yang masih terhubung pada trafo. Selanjutnya pekerja
yang berada dibawah tiang bertugas untuk melepaskan kabel incoming yang
disambungkan ke rel tembaga dengan menggunakan tang pas. Pekerja juga
melepaskan seluruh NH fuse yang terpasang pada saluran rel tembaga.
Selanjutnya adalah pekerja membongkar konstruksi gardu distribusi tipe
portal dibagian bawah untuk mengambil kabel incoming yang dikubur dalam
konstruksi gardu. Selama proses pembongkaran, pekerja menggunakan linggis dan
cangkul untuk membongkar yang diperlihatkan pada gambar 4.18.

Gambar 4. 18 Pembongkaran konstruksi gardu portal


Setelah pembongkaran selesai, seluruh bagian kabel incoming yang
terhubung dari trafo ke PHB-TR akan diturunkan secara perlahan-lahan
menggunakan tali tambang. Setelah kabel incoming selesai diturunkan maka kabel
akan digulung dan kemudian dinaikkan keatas mobil. Gambar 4.19 menunjukkan
kabel incoming yang mengalami gangguan dan sudah digulung.
44

Gambar 4. 19 Kabel yang mengalami gangguan


4.5.2 Prosedur Memasang Kabel Incoming pada PHB-TR Gardu Distribusi
tipe Portal
Tahapan pertama dalam pemasangan kabel incoming adalah memotong
kabel yang ada menjadi empat potongan dengan masing-masing panjang 6 meter
yang akan berfungsi sebagai kabel incoming fasa R, fasa S, fasa T, dan netral.
Kemudian pada bagian isolator pelindung ujung kabel akan dibuka menggunakan
cutter dengan panjang 10 cm hingga terlihat alumunium didalamnya. Selanjutnya
bagian ujung yang terbuka akan dipasang sepatu kabel sesuai ukuran yang ada dan
sambungan akan dipadatkan menggunakan tang pres. Setelah sepatu kabel dan
ujung kabel terhubung, akan dilapisi kembali dengan isolasi kabel. Pekerjaan ini
dilakukan untuk empat potongan kabel yang akan dipakai.
Setelah semua kabel sudah selesai dipasang sepatu kabel, selanjutnya kabel
akan dinaikkan dari bawah oleh para pekerja. Kabel akan dinaikkan menuju trafo
pada tiang dengan perlahan-lahan. Setelah itu pekerja yang berada diatas tiang akan
menghubungkan kabel dengan trafo bagian output sekunder dan pekerja yang
berada dibawah akan menghubungkan kabel dengan rel tembaga PHB-TR. Dalam
proses pemasangan ini tidak boleh terjadi kesalahan pemasangan dan harus sesuai
dengan urutan fasa yang ada, fasa R pada trafo disambungkan dengan fasa R pada
rel tembaga, fasa S pada trafo disambungkan dengan fasa S pada rel tembaga, lalu
fasa T pada trafo disambungkan dengan fasa T pada rel tembaga, dan netral
disambungkan dengan netral. Proses pemasangan kabel incoming dilakukan oleh
pekerja dari pelayanan Teknik PT. PLN (Persero) ULP Majalengka seperti
ditunjukkan pada gambar 4.20 dibawah.
45

Gambar 4. 20 Pemasangan kabel incoming pada PHB-TR


Setelah kabel dipastikan terhubung pada trafo dan rel tembaga, tahap
selanjutnya adalah memasang kembali fuse cut out untuk mengalirkan kembali
tegangan dari SUTM ke trafo. Karena dalam konstruksi PHB-TR yang diperbaiki
tidak terdapat saklar utama maka aliran secara langsung sudah mengalir ke rel
tembaga. Selanjutnya adalah pemasangan NH fuse yang dilakukan dalam kondisi
bertegangan. Pemasangan NH fuse dibantu menggunakan NH fuse puller dan nilai
NH fuse yang dipasang disesuaikan dengan pembagian beban pada PHB-TR.
Setelah semuan konponen terpasang, tahap terakhir adalah pengecekan
tegangan dan aliran arus menggunakan tang ampere. Pengukuran digunakan untuk
memastikan bahwa tegangan dan arus listrik mengalir dengan baik. Lalu setelah
dilakukan pengukuran, PHB-TR akan ditutup kembali dan digembok.
4.5.3 Melaporkan Hasil Pekerjaan

Gambar 4. 21 Kabel incoming terpasang pada PHB-TR


46

Gambar 4.21 menunjukkan kabel incoming PHB-TR yang sudah diperbaiki.


Tahap terkahir adalah melaporkan hasil pekerjaan. Laporan hasil pekerjaan berupa
laporan dokumentasi dan BAP yang nanti akan dilaporakan ke pihak PT. PLN
(Persero) ULP Majalengka. Setelah semua pekerjaan selesai dilakukan, selanjutkan
pekerja meninggalkan lokasi dan membawa kabel incoming yang sudah tidak
terpakai ke kantor

4.6 Analisis Pelaksanaan Praktik Industri


Selama 2 bulan pelaksanaan praktik industri di ULP Majalengka, tepatnya
di Pelayanan Teknik (Yantek), banyak ilmu baru yang didapatkan. Penulis
melaksanakan praktik industri dengan tiga tim yaitu dinas gangguan, pemeliharaan
teknik, dan pemeliharaan jaringan. Penulis merasakan bekerja dengan tiga tim
tersebut dan merasakan kondisi kerja yang berbeda-beda.
Jika pelaksanaan praktik industrik dihubungkan dengan perkuliahan ada
beberapa mata kuliah yang berhubungan sehingga pada pelaksanaan praktik
industri sebagai bentuk implementasi di lapangan. Banyak ilmu baru yang
didapatkan dan tidak diajarkan selama perkuliahan. Selain itu banyak pengalaman
kerja yang dirasakan karen terjun langsung ke lapangan serta melihat dan
membantu pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

4.6.1 Materi di Lapangan yang tidak diberikan di Kampus


Dalam melaksanakan praktik industri terdapat ilmu baru yang didapatkan yang
tidak diberikan diperkuliahan, yaitu sebagai berikut:
1. Tata cara pengajuan permohonan untuk melaksanakan praktik industri,
diperkuliahan tidak diajarkan bagaimana cara mengajukan permohonan
untuk melaksanakan praktik industri ke perusahaan yang dipilih
sehingga penulis sempat kebingungan saat mengajukan surat
permohonan.
2. Penggunaan alat ukur peralatan gardu distribusi, di kampus tidak
diajarkan bagaimana cara penggunaan alat ukur tersebut, contohnya
earth tester.
47

3. Perlengkapan APD dan K3 yang digunakan untuk pekerjaan yang


bertegangan ataupun tidak. D kampus hanya dijelaskan sedikit
mengenai K3, tidak dijelaskan mengenai zona aman dan zona
berbahaya serta perlengkapan APD yang lengkap Ketika di lapangan.

4.6.2 Materi-materi yang Relevan dengan Kondisi Lapangan


Ada juga beberapa materi ayng relevan antara perkuliahan dengan di
lapangan, jadi di lapangan sebagai bentuk implementasi materi yang diberikan,
materi tersebut diantaranya:
1. Mata kuliah sistem distribusi tenaga listrik, materi ini sanat relevan
karena penulis melaksanakan praktik industri di PLN bagian Unit
Layanan Pelanggan (ULP) yang terfokus pada bagian distribusi. Di
lapangan penulis melihat langsung proses pendistrbusian tenaga listrik
mulai dari jaringan SUTM hingga digunakan oleh pelanggan rumahan.
2. Mata kuliah sistem proteksi tenaga listrik, di perkuliahan sistem
proteksi dijelaskan proteksi alat-alat listrik, di lapangan penulis bisa
melihat langsung peralatan proteksi yang dipelajari di perkuliahan.
Contohnya recloser, NH fuse, dan sekring.
3. Mata kuliah praktikum dasar Teknik elektro dan K3, materi K3 relevan
dengan dilapangan meskipun di kampus tidak diajarkan secara detail.

4.6.3 Pesan Kesan Pelaksanaan Praktik Industri


Selama pelaksanaan praktik industri dengan waktu kurang lebih 2 bulan,
sangat banyak sekali pesan dan kesan yang didapatkan oleh penulis yang belum
didapatkan diperkuliahan, diantaranya:
1. Kesan Praktik Industri
Dalam melaksanakan praktik industri penulis merasakan bagaimana
kondisi dunia kerja. Penulis kurang percaya diri dan menyadari masih
merasa kurang bekal ilmu dalam melaksanakan praktik industri. Tapi
ternyata selama melaksanakan praktik industri, pegawai di PLN ULP
Majalengka sangat terbuka dan menyambut baik kedatangan dari
penulis dan teman-teman. Sehingga selama melaksanakan parktik
48

industri penulis benar-benar mendapatkan banyak pengalaman


lapangan dari para pegawai yang tidak diajarkan selama perkuliahan.
Penulis mendapat banyak ilmu, pengetahuan, dan wawasan baru
mengenai kondisi kerja di perusahaan.
2. Pesan Praktik Industri
Ucapan terima kasih banyak penulis sampaikan kepada seluruh
pegawai ULP Majalengka karena telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk merasakan kondisi kerja di lapangan dan
mendapat banyak wawasan baru. Terima kasih banyak atas semua ilmu,
pengalaman, dan juga materi yang diberikan. Semoga PT. PLN
(Persero) semakin maju dan menjadi garda terdepan dalam kelistrikan
di Indonesia.
Ucapan terima kasih banyak juga penulis sampaikan kepada pihak
Departemen Pendidikan Teknik Elektro (DPTE) terkhusu program
studi Teknik Elektro (TE) yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan praktik industri. Semoga pelaksanaan
praktik industri di DPTE bisa lebih baik lagi mulai dari manajemen
administrasi, pemilihan perusahaan, da jangka waktu yang diberikan
untuk pelaksanaan praktik industri untuk ditambah lagi mengingat
waktu 2 bulan merupakan waktu yang kurang untuk mengenal dunia
kerja di lapangan.

.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktik industri di PT. PLN (Persero) ULP
Majalengka, kesimpulan yang didapat adalah:
1. Penulis mengetahui bagaimana proses penyaluran energi listrik pada
sistem distribusi.
2. Penulis mengetahui gangguan yang terjadi pada saluran jaringan
distribusi yang diklasifikasikan menjadi gangguan sementara dan
gangguan permanen, faktor-faktor penyebab gangguan baik internal
ataupun eksternal, dan akibat yang dihasilkan dari gangguang tersebut.
3. Penulis mengetahui macam-macam gardu distribusi (gardu portal,
gardu cantol, gardu beton, gardu kios, dan gardu hubung) dan
komponen utama yang ada pada gardu distribusi meliputi trafo
distribusi, kubikel, peralatan hubung bagi, penghantar atau kabel, serta
peralatan pengaman.
4. Penulis mengetahui pelaksanaan penggantian kabel incoming PHB-TR
gardu distribusi tipe portal yang terjadi gangguan. Pelaksanaan tersebut
mulai dari persiapan kerja dengan menyiapkan peralatan dan bahan
yang akan digunakan, melaksanakan prosedur pelepasan dan
pemasangan kabel incoming, hingga melaporkan hasil pekerjaan yang
dilaksanakan.

5.2 Saran
Selain kesimpulan yang didapat setelah melaksanakan praktik industri
berdasarkan pembahasan diatas, didapat pula saran untuk perbaikan dan
pengembangan perusahaan. Adapun saran-saran yang didapat sebagai berikut:
1. Diharapkan perusahaan memberi pembekalan lebih rinci mengenai
kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa yang melakukan praktik
industri di PT. PLN (Persero) ULP Majalengka.

49
50

2. Melakukan pengecekan ketersediaan material kabel yang dibutuhkan


supaya spesifikasi kabel yang diganti dan yang dipasang memiliki
spesifikasi yang sama.
3. Lebih mematuhi SOP yang ada, karena masih ada pekerja yang tidak
memakai APD lengkap saat melaksanakan pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Alubaidah, F. (2019). Perancangan Saluran Distribusi Tegangan Rendah Untuk


Penambahan Beban Baru Pada Gedung Di Jpte Ft Uny. 5–6.
Andriko, F. (2021). Laporan kerja praktek pt. pln (persero) ulp siak sri indrapura
kwh meter.
Dr. Ramadoni Syahputra. (2017). Transmisi Dan Distribusi Tenaga Listrik. Long
Range Planning, 28(4), 131.
Duyo, R. A. (2020). Analisis Penyebab Gangguan Jaringan PadaDistribusi Listrik
Menggunakan Metode Fault Tree Aalysis DI PT . PLN ( PERSERO ) Rayon
Daya Makasssar. Jurnal Vertex Elektro, 12(02), 4.
Eka, A., Lestari, P., Oetomo, P., Industri, F. T., & Selatan, J. (2021). Analisis
Pemilihan Penghantar Tenaga Listrik Paling Effisien Pada Gedung
Bertingkat. Program Studi Teknik Elektro - ISTN Sinusoida, XXIII(2), 61–68.
Harahap, R. K., & Sembiring, M. (2021). Studi Pemeliharaan Komponen Utama
Pada Gardu Distribusi Tipe Portal di PT . PLN ( PERSERO ) Rayon Medan
Baru. RELE (Rekayasa Elektrikal Dan Energi), 4(1), 42–47.
Hartanti, L. N. (2018). Analisis Kondisi Perangkat Hubung Bagi Tegangan
Rendah (PHB-TR) Gardu Distribusi Wilayah Ciledug. 114.
Koitoli, A. T., Patras, L. S., & Mangindaan, G. M. C. (2020). Jurnal Arter T.
Koitoli (1)-dikonversi_2. 1–8.
Raflesia, P., Aryanto, N., Balkis, M., Raflesia, P., Raflesia, P., Aman, P. M., &
Aryanto, N. (2021). Penyulang Muara Aman Pt . Pln ( Persero ). I(1).

51
LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kegiatan Praktik Industri

52
53
54

2. Surat Pengantar Praktik Industri


55

3. Surat Penerimaan Praktik Industri


56

4. Lembar Penilaian
57

5. Surat Tugas Dosen Pembimbing


58
59

6. Kartu Asistensi/Bimbingan Praktik Industri

Anda mungkin juga menyukai