Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN

PELATIHAN KERJA PADA INDUTRI (PKPI)


SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
YANG MENGGUNAKAN AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN BAKAR
PADA PT. MADUBARU (PG MADUKISMO/PS MADUKISMO) YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Dwi Marjiansyah Saputra


Nomor Mahasiswa : 17 1041 021
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT (LPPM)
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Pelatihan Kerja Pada Industri ini telah di terima dan disetujui sebagai salah satu syarat
yang di perlukan untuk memenuhi kurikulum program strata-1
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Dwi Marjiansyah Saputra


No. Mhs : 17 1041 021
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : Strata 1 (S-1)

Yang diperiksa dan disetujui oleh :

Yogyakarta, 03 Februari 2021

Ketua Jurusan Teknik Elektro Dosen Pembimbing PKPI

( Sigit Priyambodo, ST., MT. ) ( Ir. Wiwik Handajadi, M.Eng. )


NIK. 96 0967 521 E NIK. 19520922 198003 1 001

Mengetahui,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

( Dr. Ir. Sudarsono, M.T. )


N.I.K: 88 0255 359 E
HALAMAN PENGESAHAN II

Pelatihan Kerja Pada Industri ini telah di terima dan disetujui sebagai salah satu syarat
yang di perlukan untuk memenuhi kurikulum program strata-1
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Dwi Marjiansyah Saputra


No. Mhs : 17 1041 021
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : Strata 1 (S-1)

Yogyakarta, 03 Februari 2021

Disahkan oleh :
Kasie Listrik dan Instrumentasi

( Hariyadi )
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim.
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah senantiasa memberi nikmat
karunia dan hidayah-Nya, Sehingga Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga
Engkau memberikan petunjuk hidup dan kemudahan terhadap seluruh umat manusia di
bumi ini. Atas rahmat serta hidayah-Nya juga, penyusunan Laporan “Pelatihan Kerja
Pada Industri : Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap Yang Menggunakan Ampas
Tebu Sebagai Bahan Bakar” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Laporan ini disusun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
Pada kesempatan kali ini juga, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarya kepada berbagai pihak yang selama ini telah membantu,
membimbing dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan ini,
tanpa mereka laporan ini tidak akan selesai. Untuk itu ijinkan penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T. selaku Rektor Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta.
2. Bapak Sigit Priyambodo, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.
3. Bapak Ir. Wiwik Handajadi, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing PKPI.
4. Bapak Hariyadi selaku Kasie Listrik dan Instrumentasi di PT. Madubaru Yogyakarta.
5. Segenap staff, karyawan PT. Madubaru Yogyakarta.
6. Teman-teman teknik elektro dan keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan.
7. Segenap pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dan arahan selama melaksanakan PKPI maupun penyusunan
laporan ini.
8. Teman – teman S1 seperjuangan saya yang telah mendukung saya selama pembuatan
laporan ini.
9. Dan lain-lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna maka penulis
mengharapkan segala kritik dan saran dari para pembaca agar laporan ini dapat lebih
sempurna sehingga dapat menjadi perbaikan untuk penyusunan laporan di masa
mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya.

Yogyakarta, 03 Februari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk
utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas atau kering. Pembangkit listrik
tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan
minyak bakar serta MFO untuk start up awal.
Namun cukup menarik pada PT. Madu Baru yaitu memanfaatkan limbah hasil
gilingan ampas tebu sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Sehingga
lebih efisien pemakaian bahan bakar terhadap penghematan biaya operasional.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik andalan dan
menjadi kebutuhan utama bagi industri di dunia. Pembangkit listrik tenaga uap
merupakan sistem pembangkit dengan biaya operasional yang tergolong murah
karena fluida kerjanya menggunakan air.

1.2 Rumusan Masalah


Agar dapat dicapainya sasaran yang diharapkan, penulis menetapkan rumusan
masalah dalam penyusunan laporan pelatihan kerja pada industri ini diantaranya :
1. Bagaimana prinsip kerja pembangkit listrik tenaga uap?
2. Memahami cara kerja sistem turbin uap?
3. Mengetahui proses pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan bakar pembangkit
listrik tenaga uap?
4. Mengetahui pembangkit listrik tenaga uap terhadap efisiensi boiler?
5. Bagaimana cara pengendalian tenaga uap pada proses penggilingan tebu di pabrik
gula Madukismo?
1.3 Batasan Masalah
Dalam laporan PKPI di PT. Madu Baru pabrik gula Madukismo ini, penulis
membatasi masalah mengenai pembangkit listrik tenaga uap atau sistem tenaga
listrik yang menggunakan ampas tebu sebagai bahan bakarnya yang digunakan untuk
membantu saat penggilingan tebu dan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada PT.
Madu Baru Madukismo.

1.4 Tujuan dan Manfaat Pelatihan Kerja Pada Industri


 Tujuan PKPI
Pelatihan kerja pada industri (PKPI) ini bertujuan :
1. Mengetahui teknologi yang ada di bidang industri.
2. Mengetahui serta memahami prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU).
3. Mengetahui pengaruh pemakaian ampas tebu sebagai bahan bakarnya.
4. Mengetahui besar konsumsi spesifik bahan bakar, dan efisiensi boiler dengan
menggunakan komposisi ampas tebu.
5. Mengamati dan mengenal secara langsung peralatan-peralatan pada PT Madu
Baru pabrik gula Madukismo.
6. Mendapatkan pengalaman tentang kerja teknis di lapangan yang sesungguhnya,
sehingga akan didapat gambaran yang sama tentang berbagai hal mengenai dunia
kerja yang sesungguhnya.

 Manfaat PKPI
PKPI sangat bermanfaat terutama mahasiswa, Institut, juga bagi kantor,
diantaranya yaitu :
1. Bagi Mahasiswa
- PKPI dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa karena dapat
meningkatkan kemampuan dan penguasaan secara materi maupun praktek.
- Merupakan sarana latihan kerja sebagai bekal dalam mempersiapkan diri
untuk terjun di dunia kerja.
2. Bagi Institut
- Menyiapkan mahasiswa agar menjadi tenaga kerja yang terampil dan siap
pakai.
- Dapat meningkatkan jalinan kerja sama antara pihak Institut dengan pihak
kantor yang bersangkutan.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
- Dapat digunakan sebagai kerangka acuan dalam penelitian-penelitian
berikutnya.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKPI


Pelaksanaan Pelatihan Kerja Pada Industri akan dilaksanakan pada :
Waktu : 1 Desember 2020 – 1 Februari 2021 (2 bulan), menyesuaikan jadwal
perusahaan.
Tempat : Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta
Alamat : Tromol Pos 49 Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55181

1.6 Metode Pengambilan Data


1. Data Primer
Data primer merupakan hasil pengamatan dan pengujian secara langsung di
lapangan atau melaksanakan sebagian pekerjaan sebagai pembanding. Data primer
diperoleh dengan cara :
a. Metode Survei
Dengan cara mengajukan pertanyaan pada pembimbing, petugas bagian yang
berwenang.
b. Metode Observasi
Dengan cara melakukan pengerjaan, pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang dihadapi.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara :
a. Data Internal
b. Data yang diperoleh berdasarkan dari buku atau laporan yang tersedia di PG
Madukismo Yogyakarta.
3. Data Eksternal
Data yang diperoleh dari literatur-literatur yang berada di luar PG Madukismo
Yogyakarta.

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan


Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955 pada awalnya bernama
Pabrik Gula Padokan. Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini hancur lebur dan
selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selanjutnya
didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan nama Pabrik Gula Madukismo.
Gagasan pendirian Pabrik Gula Madukismo bertujuan menolong rakyat karena
banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik tersebut
dihancurkan oleh Belanda. Pembangunan kembali Pabrik Gula Madukismo
diharapkan dapat menampung lebih banyak lagi orang bekerja dan terlibat dalam
usaha Pabrik Gula Madukismo.
Pada zaman pemerintah Hindia Belanda, kurang lebih ada 17 pabrik gula di
Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda, akan
tetapi pada tahun 1942 seluruh pabrik dikuasai oleh pemerintah Jepang, walaupun
pada saat itu hanya tinggal 12 pabrik saja yang beroperasi dan tidak berlangsung
lama dikarenakan dalam situasi perang. Setelah diproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, pemerintah Indonesia mengambil alih semua pabrik gula tersebut.
Setelah kondisi pemerintahan di Indonesia mulai stabil, pabrik gula mulai
didirikan lagi. Prakarsa pendirian pabrik gula ini diawali dengan pembentukan P3G
(Panitia Pendirian Pabrik Gula) yang bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Daerah
Istimewa Yogyakarta, yang kemudian dibentuk BPPP (Badan Pelaksana Perusahaan
Perkebunan). Badan usaha ini menjadi perseroan terbatas yang didirikan dengan akta
notaris pada tanggal 14 Juni 1955 dengan nama PT. Madubaru oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX yang diresmikan pada tanggal 28 Mei 1958 oleh presiden
Soekarno.
PT. Madubaru memiliki dua pabrik, yaitu Pabrik Gula (PG) dan Pabrik Spritus
(PS) Madukismo. Pabrik gula mulai beroperasi pada tahun 1959, sedangkan pabrik
spritus mulai beroperasi pada tahun 1960. Kontraktor utama perusahaan ini adalah
Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur.
Kepemilikan saham PT. Madu Baru pada awal berdirinya sebesar 75%
dipegang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan 25% dipegang oleh pemerintah
Indonesia (Departemen Pertanian Republik Indonesia). Kronologi perubahan status
PT. Madubaru adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1952-1962 : Perusahaan Swasta
2. Tahun 1963-1965
Adanya kebijakan pemerintah Indonesia yang mengambil alih semua
perusahaan perkebunan di Indonesia, maka PT. Madubaru bergabung dengan
Perusahaan Negara dibawah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan
Negara (BPU-PPN).
3. Tahun 1966-awal 1984
Pada tahun 1966 BPU-PPN dibubarkan dan PT. Madubaru kembali menjadi
perusahaan swasta dengan Sri Sultan Hamengku Buwono sebagai presiden
direktur.
4. Tahun 1984-sekarang
Mulai tanggal 4 maret 1984 pengelolaan PT. Madubaru diserahkan pada PT.
Rajawali Nusantara Indonesia, berdasarkan kontrak manajemen 10 tahun pertama.
Sampai saat ini saham PT. Madu Baru sebesar 65% dipegang oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono dan 35% dipegang oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan
keputusan Menteri BUMN No.KEP-01/MBU/2003 tanggal 4 Februari tahun 2003
dan telah diundangkan dengan Peraturan Pemerintah No.03 tahun 2004 tanggal 14
Januari 2004 tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia
kedalam modal saham perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia sebesar
35%, maka PT. Rajawali Nusantara Indonesia saat ini sebagai pemegang saham
minoritas PT. Madubaru Yogyakarta.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


 Visi
PT. Madubaru menjadi perusahaan agro industri yang unggul di Indonesia dengan
petani sebagai mitra sejati.
 Misi
a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan
masyarakat dan industri di Indonesia.
b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan tekonologi maju yang ramah
lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif, memberikan pelayanan
prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
d. Menempatkan karyawan dan stake holder lainnya sebagai bagian terpenting
dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian share holder
values.

2.3 Tujuan Perusahaan


PT. Madubaru memilki tujuan dengan menumbuh kembangkan perusahaan
melalui, sebagai berikut :
a. Pertumbuhan profit yang berkelanjutan.
b. Jumlah unit usaha dan atau jenis produk (produk overing) bertambah.
c. Meningkatkan manfaat perusahaan bagi stake holder.

2.4 Lokasi Perusahaan


Pabrik gula dan pabrik spritus Madukismo terletak di desa Padokan,
Kelurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dasar pemilikan lokasi ini adalah sebagai berikut :
a. Letak pabrik dengan pusat kota dan sarana transportasi sehingga memudahkan
dalam penyaluran hasil produksi dan pengadaan bahan baku serta bahan
pembantu untuk pabrik gula maupun spritus.
b. Daerah sekitar pabrik merupakan kawasan persawahan, sehingga menguntungkan
dan baik untuk tanaman tebu sebagai bahan produksi gula.
c. Tenaga kerja mudah dicari dan didapat, karena sebagai perusahaan padat karya,
PT. Madubaru banyak menampung tenaga kerja dari daerah sekitar saja.
2.5 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan memerlukan struktur organisasi yang jelas dan teratur agar
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Struktur organisasi menunjukkan
suatu gambaran mengenai tanggung jawab serta hubungan antar bagian-bagian yang
ada dalam suatu organisasi. Fungsi dan tugas masing-masing jabatan pada PT.
Madubaru adalah sebagai berikut :
1. Direktur
Fungsi Direktur adalah mengelola perusahaan secara keseluruhan untuk
melaksanakan kebijakan rapat umum pemegang saham. Tugas direktur adalah
sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan perusahaan.
b. Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
c. Menyusun rencana jangka panjang perusahaan.
d. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman penyusunan
anggaran tahunan.
e. Menetapkan rancangan anggaran perusahaan yang akan diusulkan kepada
rapat umum pemegang saham.
2. Satuan Pengawas Intern (SPI)
Tugas dan wewenang :
a. Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi dan pembinaan
terhadap semua kegiatan dan fungsi organisasi.
b. Melakukan pengawasan atas pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan
atas persetujuan Direktur.
c. Melakukan audit investigasi terhadap aspek yang dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan.
d. Dalam rangka penugasan memiliki aspek penuh dan bebas keseluruh fungsi,
catatan, dokumen, aset dan karyawan.
e. Mengalokasikan sumber daya dan menentukan lingkup kerja, serta
menetapkan teknik-teknik audit.
f. Memperoleh bantuan kerjasama dari personil di unit-unit perusahaan pada
saat melakukan pengawasan, juga jasa-jasa khusus lainnya dari dalam
maupun luar perusahaan.
g. Menjadi bagian counterpart auditor external dalam pelaksanaan tugasnya.
Selanjutnya tugas dan wewenang fungsi peawasan internal secara lebih rinci
diuraikan dalam Charer Internal Audit yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pedoman kebijakan perusahaan ini.
3. Kepala Bagian Pemasaran
Fungsi Kepala Bagian Pemasaran adalah melaksanakan kebijakan direksi
dalam ketentuan direktur dalam bidang pemasaran, serta memimpin divisi
pemasaran untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. Tugas Kepala
Bagian Pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Menyusun strategi pemasaran.
b. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk-produk PT. Madubaru.
c. Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan.
d. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran.
e. Menilai prestasi kerja staf pemasaran.
4. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan
Fungsi Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan adalah melaksanakan
kebijakan direksi dalam ketentuan direktur dibidang keuangan, anggaran, serta
memimpin divisi akuntansi dan keuangan untuk mencapai sasaran tujuan
perusahaan.
Tugas Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan menjalankan kebijakan
direksi dan ketentuan direktur dalam bidang keuangan, pengelolaan data dan
akuntansi perusahaan.
5. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum
Fungsi Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum adalah melaksanakan
kebijakan direksi dalam ketentuan direktur dalam bidang personalia,
bertanggung jawab kepada administrator dan mengkoordinir setiap kegiatan
pengelolaan tenaga kerja dan kesejahteraan karyawan serta mempersiapkan
sumber daya manusia yang diperlukan.
6. Kepala Bagian Tanaman
Fungsi Bagian Tanaman adalah membantu direktur dalam kebijakan direksi
di bidang penanaman dan penyediaan bibit tebu, pemasukan areal tebu rakyat
intensifikasi (TRI), penyuluhan teknis penanaman tebu, rencana tebang dan
angkutan tebu, dan kegitan lain yang menyangkut penyediaan supply tebu
sebagai bahan baku pabrik gula serta memimpin seksi-seksi yang berada dalam
bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tugas
bagian Tanaman adalah sebagai berikut :
a. Membantu direktur dalam melaksanakan kebijakan direksi dalam penetapan
rencana dan pelaksanaan penanaman tebu bibit dan produktifitas tebu giling.
b. Membantu direktur dalam melaksanakan pencapaian target penanaman tebu
bibit dan tebu giling.
c. Membantu direktur dalam menetapkan komposisi jenis tebu, jadwal
penanaman, tebang dan angkutan tebu.
7. Kepala Bagian Instalasi
Fungsi Kepala Bagian Instalasi adalah membantu kepala bagian pabrik
gula dan pabrik spritus yang lain dalam melaksanakan kebijakan direksi dan
ketentuan administrasi dalam pengoperasian, pemeliharaan dan reparasi mesin
dan peralatan pabrik, lori dan loko, kendaraan, traktor, pompa, pemeliharaan
dan reparasi bangunan, penyediaan tenaga listrik, serta memimpin seksi-seksi
yang berada dalam bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Tugas Kepala Bagian Instalasi adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan rencana penggunaan instalasi untuk melayani pabrik.
b. Mempertahankan operasi instalasi untuk menjaga kontinuitas penyediaan
jasa untuk memenuhi kebutuhan pabrik.
c. Bekerjasama dengan kepala bagian tanaman melakukan pengelolaan,
pemeliharaan dan reparasi remise (lori dan loko), pompa air dan traktor.
d. Memberikan pertimbangan-pertimbangan teknis kepada semua bagian dalam
pengadaan barang teknis keperluan perusahaan.
8. Kepala Bagian Pabrikasi
Fungsi Kepala Bagian Pabrikasi Membantu kepala bagian pabrik gula dan
pabrik spritus yang lain dalam melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan
direktur dalam pengelolaan gula dan memimpin seksi-seksi yang berada
dibawah wewenangnya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Tugas Kepala Bagian Pabrikasi adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan rencana produksi gula.
b. Mengawasi mutu, penimbangan, dan pembungkusan gula.
c. Mengendalikan proses produksi gula untuk memenuhi target produksi gula

9. Kepala Bagian Pabrik Alkohol dan Spiritus


Fungsi Kepala Bagian Pabrik Alkohol dan Spritus adalah mengolah
alkohol dan spritus serta memimpin seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan. Tugas Kepala Bagian Pabrik Alkohol dan Spritus adalah
sebagai berikut :
a. Melaksanakan rencana produksi alkohol dan spritus.
b. Mengawasi mutu alkohol dan spritus.
c. Mengendalikan produksi alkohol dan produksi spritus untuk memenuhi
target produksi.
Adapun susunan bagan struktur organisasi PT. Madubaru adalah sebagai berikut :

Staf
Direktur

Gambar 2,1 Struktur Organisasi PT. Madu Baru Yogyakarta


(Sumber : PT. Madu Baru Yogyakarta)
2.6 Personalia Perusahaan
1. Ketenagakerjaan
Dalam jangka waktu satu tahun PT. Madubaru hanya mempunyai aktivitas
giling (produksi) selama 6 (enam) bulan. Hal ini menyebabkan para karyawan
harus dibagi menjadi dua bagian yaitu karyawan musim giling dan karyawan luar
musim giling. Menurut perjanjian kerja, buruh atau karyawan PT. Madubaru
dibagi atas :
a. Pegawai Non CAO (Staf)
Karyawan staf diikat dengan perjanjian kerja secara perorangan,
statusnya adalah pegawai tetap. Pegawai staf dibagi menjadi dua golongan:
 Pimpinan tata usaha (pimpinan, kepala bagian TKU).
 Pabrik (kepala bagian pabrik, employe pabrik, masinis I, II dan III).
b. Karyawan Ex CAO
Karyawan Ex CAO diikat oleh suatu perjanjian secara kolektif dan
statusnya hampir sama dengan pegawai Non CAO (Staf).
c. Pegawai Perjanjian Karyawan Waktu Tertentu (PKWT)
Karyawan diikat dengan suatu perjanjian khusus dengan syarat-syarat
tertentu dan statusnya tidak tetap. Para karyawan hanya bekerja selama musim
giling, jumlahnya tidak tetap tergantung kebutuhan produksi yang
dilaksanakan.
d. Pegawai Borongan
Dalam hal ini diatur oleh suatu peraturan khusus dengan syarat-syarat
tertentu dan statusnya tidak tetap. Para karyawan bekerja apabila perusahaan
memerlukan tenaga., tetapi jika tidak diperlukan dapat diberhentikan sewaktu-
waktu dan boleh melamar lagi jika perusahaan memerlukan.
2. Fasilistas untuk Kesejahteraan Karyawan
a. Fasilitas Pengobatan dan Perawatan
Karyawan staf beserta keluarganya (istri dan anak), akan mendapat biaya
pengobatan yang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan dan diberi
keistimewaan tersendiri. Karyawan staf tetap (biasa), diberikan pelayan yang
sama dengan karyawan staf tetapi tidak ada hak-hak istimewa. Karyawan
kontrak kerja musiman hanya mendapat fasilitas pengobatan dan perawatan
untuk dirinya sendiri selama menjalankan tugas kerjanya.
b. Fasilitas Perumahan
Pemberian rumah dinas berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan,
diberikan kepada staf dan karyawan tetap dengan ketentuan didiami selama
menjalankan tugas (dinas) dan segera dikembalikan jika telah memasuki masa
pensiun.
c. Pendidikan dan Pengajaran
PT. Madubaru memiliki sekolah taman kanak-kanak yang diperlukan
anak-anak karyawan yang dikelola dan dibina oleh perusahaan.
d. Pakaian Dinas
Bagi karyawan staf dan karyawan tetap diberikan pakaian dinas untuk
tiap tahunnya dengan jumlah tertentu, sedang untuk kayawan operator produksi
mendapatkan kostum berupa kaos saeragam tiap tahunnya namun tidak tentu.
Karyawan tetap (Staf dan CAO) berhak mendapatkan uang pensiunan
yang besarnya diatur oleh peraturan khusus dengan dasar pemberian uang
pensiun jika berusia diatas 50 (lima puluh) tahun dan sudah bekerja untuk
perusahaan sedikitnya 20 (dua puluh) tahun.
e. Fasilitas Lain
Fasilitas yang lain berupa angkutan (bus sekolah), rekreasi bagi keluarga
tiap tahun, jatah susu, jatah pembelian gula sebesar harga pokok dengan jumlah
yang dibatasi.
3. Sistem Pembayaran Gaji
Sistem pembayaran gaji yang diterapkan di PT. Madubaru adalah sebagai berikut :
a. Karyawan tetap pembayaran gajinya dilakukan secara bulanan.
b. Karyawan KKWT (Karyawan Kerja Waktu Tertentu) pembayaran gajinya
dilakukan secara bulanan.
c. Karyawan harian pembayaran gajinya dilakukan secara harian.

2.7 Jenis Pekerjaan pada Perusahaan


PT. Madubaru Yogyakarta merupakan suatu industri yang mengolah bahan
baku menjadi barang jadi. Melalui produknya yaitu gula dan spiritus. Ada beberapa
bahan baku dan peralatan yang digunakan untuk membuat suatu produk, antara lain
sebagai berikut :

 Bahan Baku
a. Pabrik Gula
1. Tebu ± 500.000 ton pertahun.
2. Bahan pembantu yaitu batu gamping dan belerang.
b. Pabrik Spiritus
Tetes tebu ± 12.000 ton pertahun atau 50% dari hasil tetes PT. Madubaru
Yogyakarta, bahan pembantu yaitu pupuk ZA, Urea, Asam sulfat.
 Alat-alat yang Digunakan
a. Unigrator merk IV yang digabung dengan 5 buah gilingan yang masing-
masing ukurannya 36 dan 64. Alat ini berfungsi untuk memisahkan antara
bagian padat (ampas) dengan airnya.
b. Alat Pengendapan
Alat ini berfungsi sebagai alat untuk proses pemurnian nira.
c. Pesawat Penguapan Nira
Alat ini berfungsi sebagai alat untuk proses penguapan nira.
d. Palung Pendingin
Alat ini berfungsi sebagai alat yang membantu dalam proses kristalisasi.
e. Putaran Gula
Alat ini berfungsi untuk memisahkan gula dengan larutan.

2.8 Pemasaran
1. Produk
Jenis produk yang dihasilkan berupa gula, alkohol, dan spiritus.
2. Harga
Manajemen menentukan kebijakan harga pokok produknya. Faktor-
faktor atau masalah yang harus dipertimbangkan dalam penetapan harga gula
adalah :
- Keuntungan yang akan diperoleh oleh PG/PS Madukismo.
- Biaya termasuk potongan dan ongkos kirim ke luar kota.
3. Distribusi
Distribusi gula, alkohol, dan spiritus :

a. Gula
Untuk tahun pertama 1997, hasil produksi setiap 5 hari sekali di stok
bersama dolog, disimpan di gudang PG Madukismo dan langsung dibeli
oleh dolog. Untuk tahun 1998, PG Madukismo dijual bebas, gula milik
petani diserahkan kepada petani dan dijual langsung oleh petani, sedang
gula milik PG Madukismo dijual sendiri dengan harga berdasarkan surat
keputusan menteri keuangan Republik Indonesia nomor 42/Kmk.01/1998
tanggal 7 September 1998.
b. Alkohol dan spiritus
Pemasarannya diantar oleh perusahaan melalui distributor dan spiritus.
4. Promosi
Produk gula di PT. Madubaru Yogyakarta tidak memerlukan promosi
karena gula merupakan barang yang tidak ada substitusinya jadi dengan harga
berapapun konsumen akan membelinya. Produk gula yang dihasilkan
dipasarkan langsung kepada masyarakat atau konsumen, begitu pula produk
alkohol dan spiritus.

2.9 Jenis-jenis Limbah yang Dihasilkan


Jenis-jenis limbah yang dihasilkan di PT. Madubaru Yogyakarta dan cara
pengolahnnya adalah sebagai berikut :
1. Limbah Udara
Udara kotor dari cerobong ketel uap ditanggulangi dengan pemasangan Dust
Collector pada boiler.
2. Limbah Soda
Berasal dari cucian dan penguapan di pabrik gula yang kandungan COD dan BOD
nya cukup tinggi. Pengolahan dilakukan dengan UPLC yang ada.
3. Pasir dan Lumpur
Kotoran ini terbawa oleh nira mentah dan dipisahkan menggunakan door clone
dan dimanfaatkan untuk pengurukan lahan.
4. Blotong
Limbah padat yang dihasilkan digunakan sebagai pupuk organik dilahan tegalan
tanaman tebu.
5. Minyak
Minyak yang ikut air buangan karena kebocoran sil-sil pada pelunasan mesin
ditangkap di bak tampung minyak.
BAB III
TINJAUAN TEORI

3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk
utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas atau kering.

3.2 Proses konversi energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Proses konversi energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap secara singkat
berlangsung melalui 3 tahapan yaitu :
1. Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menggunakan fluida kerja air uap
yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup yaitu menggunakan fluida yang
sama secara berulang-ulang. Berikut merupakan proses sirkulasinya :
1. Pertama, air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Di dalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan,
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output
generator.
4. Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai
air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-
ulang. Berikut merupakan gambar dari siklus fluida sederhana pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Gambar 3.1 Siklus fluida sederhana


(Sumber : https://rakhman.net/power-plants-id/fungsi-dan-prinsip-kerja-pltu/)

3.3 Siklus Rankine Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Siklus Rankine adalah siklus daya uap yang digunakan untuk menghitung atau
memodelkan proses kerja mesin uap atau turbin uap. Siklus ini bekerja dengan fluida
kerja air. Semua PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) bekerja berdasarkan prinsip
kerja siklus Rankine. Siklus Rankine pertama kali dimodelkan oleh: William John
Macquorn Rankine, seorang ilmuan Scotlandia dari Universitas Glasglow. Untuk
mempelajari siklus Rankine, terlebih dahulu kita harus memahami tentang T-s
diagram untuk air. Berikut ini adalah T-s diagram untuk air :
Gambar 3.2 Diagram T-s Siklus Rankine
(Sumber : https://rakhman.net/power-plants-id/fungsi-dan-prinsip-kerja-pltu/)

Keterangan :
1. a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini merupakan langkah
kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
2. b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih.
Terjadi pada LP heater, HP heater dan economiser.
3. c – d : Air berubah menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut sebagai vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di bioler yaitu di wall tube
(riser) dan steam drum.
4. d – e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperature kerjanya
menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Lamgkah ini terjadi di
superheater boiler dengan proses isobar.
5. e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah
ini merupakan langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondesat.
Langkah ini merupakan isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.
3.4 Komponen utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PLTU merupakan mesin pembangkit termal yang terdiri dari komponen utama
dan komponen bantu (sistem penunjang) serta sistem lainnya. Komponen utama
terdiri dari empat komponen, yaitu :
1. Boiler
Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air
menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan memanaskan
air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar.
Proses pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan adalah uap
superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap
tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas
pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa
berisi air disebut dengan water tube boiler (boiler pipa air).
2. Turbin Uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam
uap menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan temperatur
tinggi diarahkan untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros
sehingga poros turbin berputar. Akibat melakukan kerja di turbin tekanan dan
temperatur uap keluar turbin turun hingga hingga menjadi uap basah. Uap ini
kemudian dialirkan ke kondensor, sedangkan tenaga putar yang dihasilkan
digunakan untuk memutar generator. Saat ini hampir semua mesin turbin uap
adalah dari jenis turbine condensing atau uap keluar turbin (exhaust steam)
dialirkan ke kondensor.
3. Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses
perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan
yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air
sebagai pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut
surface (tubes) condenser. Sebagai pendingin digunakan air sungai atau air laut.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan
pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses
perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal
ini kondensor berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama
dengan temperatur udara luar, maka temperatur air kondensat nya maksimum
mendekati temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu,
maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.
4. Generator
Tujuan utama dari kegiatan proses di PLTU adalah energi listrik. Energi
listrik dihasilkan dari peralatan pembangkit listrik yang disebut generator.
Generator berfungsi mengubah energi mekanik berupa putaran menjadi energi
listrik dengan menerapkan prinsip induksi magnet.
Generator terdiri dari bagian yang diam disebut stator dan bagian berputar
disebut rotor. Stator terdiri dari casing yang berisi kumparan dan rotor yang
merupakan medan magnet listrik terdiri dari inti yang berisi kumparan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Generator Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Generator sebagai pembangkit listrik di PT. Madu Baru Yogyakarta. Pada pabrik
ini memiliki sebanyak tigu unit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dan
penggiling tebu pada saat masa giling. Ketiga unit ini memiliki spesifikasi yang sama,
yaitu :
- Merk Sachsenwesh buatan Jerman
- Tegangan output 6300 Volt
- Daya output 1280 KW atau 1600 KVA, Cos 0 = 0,8
- Rotor kumparan bintang dengan putaran 1500 rpm
Generator ini digerakkan oleh turbin uap yang dihasilkan dari stasiun katel
dengan suhu 325 ˚C, tekanan 15 Kg/cm2 dan kebutuhan uap rata-rata sebanyak 14
ton/jam.

Gambar 4.1 Generator Pembangkit Listrik Tenaga Uap


(Sumber : PT. Madubaru Yogyakarta)

4.2 Prinsip Kerja Boiler


Boiler merupakan suatu peralatan yang menggunakan energi panas dari hasil
pembakaran dengan mengubah fluida kerja menjadi uap. Pada umumnya fluida kerja
yang digunakan adalah air. Hal ini disebabkan ketersediaannya yang melimpah dan
biaya relatif murah jika dibandingkan dengan jenis fluida yang lain.

Gambar 4.2 Steam Boiler


(Sumber : https://www.slideshare.net/indmachinery/steam-boiler/)

Uap yang dihasilkan oleh boiler pada umumnya digunakan untuk


menggerakkan turbin dalam suatu pembangkit daya. Selain itu, uap tersebut juga
dapat digunakan sebagai instalasi pemanas bertekanan rendah dan suplai tekanan
rendah bagi kerja proses di suatu industri, seperti industri peminyakan, pabrik gula
dan sebagainya.
Boiler terbagi menjadi berbagai klasifikasi jenis, seperti Fire tube
boiler, Water tube boiler, Paket boiler, Fluidized bed combustion boiler, etc. Setiap
jenis boiler memiliki spesifikasi khusus dan juga komponen penyusun yang
berbeda namun tetap tersusun atas beberapa komponen utama, yaitu :

4.2.1 Komponen Utama Boiler


a. Steam drum
Merupakan penampungan sementara dari fluida kerja, baik dalam bentuk cair,
campuran maupun uap.
Gambar 4.2.1 Steam Drum
(Sumber : https://www.slideshare.net/indmachinery/steam-boiler/)

b. Downcomer
Merupakan pipa yang mengalirkan feedwater menuju ruang bakar (furnace).
c. Furnace
Merupakan komponen yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
pembakaran dari campuran bahan bakar dengan udara.

Gambar 4.2.2 Furnace


(Sumber : https://www.slideshare.net/indmachinery/steam-boiler/)
d. Separator/cyclone
Merupakan komponen yang berfungsi untuk memisahkan fluida kerja antara
yang berwujud uap dan cair.
e. Feed water pipe
Merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan feedwater menuju boiler.
f. Economizer
Merupakan komponen yang digunakan untuk memanaskan feedwater
dengan memanfaatkan panas dari gas asap sebelum masuk ke cerobong. Prinsip
kerjanya sama seperti halnya dengan heat exchanger. Economizer akan
meningkatkan nilai ekonomis ketel uap. Jenis economizer yang populer adalah
economizer “Greans” yang banyak digunakan pada ketel stasioner.
Economizer ini terdiri dari sejumlah besar pipa vertikal yang ditempatkan
sebagai penambahan gas asap antara ketel dengan cerobong.

Gambar 4.2.3 Exonomizer


(Sumber : https://www.slideshare.net/indmachinery/steam-boiler/)

g. Superheater (low, medium & high temperature)


Merupakan komponen penting yang berfungsi untuk meningkatkan
temperatur uap jenuh tanpa menaikkan tekanannya. Superheater pada umumnya
merupakan bagian kesatuan dari boiler dan ditempatkan di jalur gas asap panas
dari dapur. Gas asap ini digunakan untuk memberikan panas lanjut pada uap.
Superheater Sudgen biasanya terpasang pada ketel Lanchasire. Komponen
ini terdiri dari dua kotak baja atau heater dimana bergantung padanya
sekumpulan pipa lengkung berbentu U. Ujung dari pipa-pipa ini diteruskan ke
header.

Gambar 4.2.4 Superheater


(Sumber : https://www.slideshare.net/indmachinery/steam-boiler/)

4.3 Turbin Uap dan Komponennya


Turbin uap berfungsi untuk mengubah tenaga mekanis berupa putaran yang
nantinya akan digunakan untuk memutar poros pada generator dan exiter. Generator
membutuhkam putaran sebesar 1500 rpm dengan penggerak turbin uap. Sedangkan uap
yang dibutuhkan yaitu bertekanan 15 kg/cm2 suhu 325ºC dengan kebutuhan uap rata-
rata sebanyak 14 ton/jam. Tekanan uap harus dijaga agar tidak terjadi perubahan dan
putaran rotor tetap stabil. Masukan uap berasal dari stasiun katel dan sisa keluarannya
juga masih berupa uap, tetapi tekanannya sudah berkurang menjadi 0,8 kg/cm2. Uap
bekas ini masih bisa digunakan untuk kebutuhan proses penggiligan gula.
Penggunaan turbin uap di PT. Madu Baru tidak hanya untuk pembangkit tenaga
listrik tetapi juga digunakan sebagai penggerak dan pembantu pada proses produksi
gulu dan spritus. Berikut merupakan peralatan-peralatan yang menggunakan turbin uap
sebagai tenaga penggerak lain :
1. Generator Listrik
2. Penumbuk
3. Pemerah tebu
4. Pompa air sebagai pengisi katel
Turbin uap pada PT. Madu Baru digunakan sebagai penggerak pada saat musim
giling. Hal ini sangatlah dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan listrik dan berbagai
macam pengoprasian lainnya. Berikut adalah beberapa bagian-bagian penting dari
turbin uap :
1. Shaft Seal
Shaft seal adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang
berfungsi untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela
antara poros dengan casing akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah
udara masuk ke dalam turbin (terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih
vakum) selama turbin uap beroperasi.
Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals. Sistem ini
berupa bagian yang berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya
saling bertemu secara berselang-seling. Antara labyrinth poros dengan labyrinth
casing ada sedikit rongga dengan jarak tertentu. Sistem ini bertujuan untuk
mengurangi tekanan uap air di dalam turbin yang masuk ke sela-sela labyrinth
sehingga tekanan antara uap air dengan udara luar akan mencapai nilai yang sama
pada titik tertentu. Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu sistem tambahan
bernama sistem seal & gland steam. Sistem ini bertugas untuk menjaga tekanan di
labyrinth seal pada nilai tertentu terutama pada saat start up awal atau shut down
turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap air yang masuk ke dalam turbin uap.
2. Turbine Bearings
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut :
- Menahan diam komponen rotor secara aksial.
- Menahan berat dari rotor.
- Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin.
- Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau
ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi).
- Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi.
Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing,
journal bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan sebuah
sistem pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi dan
didinginkan untuk melumasi bearing yang terus mengalami pergesekan pada saat
turbin uap beroperasi normal.
3. Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50% gaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan
gaya aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang
perlu dilawan oleh sistem balance piston.
4. Turbine Stop Valves
Turbine Stop Valves atau disebut juga Emergency Stop Valve karena
berfungsi untuk mengisolasi turbin dari supply uap air pada keadaan darurat untuk
menghindari kerusakan atau juga overspeed.
5. Turbine Control Valve
Turbine Control Valve berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang
masuk ke dalam turbin sesuai dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar
beban listrik.
6. Turning Device
Turning Device adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin
pada saat start awal atau pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya
distorsi/bending akibat dari proses pemanasan atau pendinginan yang tidak
seragam pada rotor.
4.3.1 Prinsip Kerja Turbin Uap
Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun
cakram yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap
bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan
menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan
dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga
sama halnya dikopel dengan sebuah generator sinkron untuk menghasilkan energi
listrik. Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi
tadi muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh
kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan
kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah
jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi
thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%.

4.3.2 Cara Kerja Turbin Uap


Air didalam pipa-pipa air tirai dan pipa air utama dipanaskan oleh gas-gas
pembakaran hasil pembakaran bahan bakar dan udara didapur. Air ini akan
menyerap panas dari gas pembakaran, mengakibatkan air menjadi panas, mendidih
dan menguap. Uap yang terbentuk adalah uap jenuh dimasukkan dalam drum uap.
Selanjutnya uap ini dipanaskan lagi di pemanas lanjut uap, sebagai pemanas uap
tersebut menggunakan gas pembakaran, sehingga uap jenuh tadi berobah menjadi
uap panas lanjut uap panas lanjut inilah yang digunakan untuk menggerakkan
turbin.
Uap penggerak turbin tersebut adalah uap baru (UBA) dan setelah dipakai di
turbin menjadi uap bekas (UBE) untuk turbin tekanan rendah ataupun turbin
mundur digerakkan juga oleh uap baru dari ketel. Uap bekas yang telah terpakai di
turbin didinginkan (dikondensasikan) di condensor menjadi kondensat. Kondensat
ini ditampung di bak air panas (hot well), selanjutnya dimasukkan sebagai air ketel
melalui preheater dan economizer. Penambahan air pengisian ketel dilaksanakan
dari air kondensasi baik di condensor maupun air yang diproduksi di evaporator.

4.4 Proses Pengolahan Tebu


Berikut merupakan proses pengolahan tebu sebelum menjadi ampas tebu yang nantinya
digunakan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap :
1. Pada saat tebu datang dari truck maka tebu akan dibongkar dan dipindahkan ke lori
gerbang kereta.
2. Selanjutnya tebu akan dikirim ke meja tebu.
3. Lalu tebu masuk ke penggilingan.
4. Tebu masuk pada penggilingan 1,2,3, yaitu yang menggunakan air, pada
penggilingan 4,5, tidak menggunakan air.
5. Pada PT. Madu Baru tebu melalui proses penggilingan sebanyak 5 kali giling.
6. Setelah melalu proses penggilingan maka ampas tebu secara otomatis akan terpisah
oleh nira nya dengan konveyer berjalan, ampas tebu selanjutnya diolah sebagai
bahan bakar energi listrik.

4.5 Proses Pemanfaatan Ampas Tebu Sebagai Bahan Bakar


Pada PT Madu Baru ampas tebu dimanfaatkan sebagai bahan bakar Pembangkit
Listrik Tenaga Uap, selain lebih efisien biaya operasional nya pun lebih terjangkau
untuk memenuhi kebutuhan listrik. Berikut merupakan proses pemanfaatan ampas tebu
sebagai bahan bakar :
1. Setelah melalui proses pengolahan tebu maka ampas tebu akan diolah sebagai
bahan bakar energi listrik.
2. Ampas tebu menuju ketel melalui krepyak dan dapat diatur sebelum masuk ke ketel
menyesuaikan kebutuhannya.
3. Lalu ampas tebu dibakar untuk memanaskan air.
4. Sehingga air yang dipanaskan menghasilkan uap panas.
5. Api yang dihasilkan ampas tebu bersuhu 3700ºC dan menghasilkan uap panas
200ºC, sebelum dijadikan listrik uap panas ini ditampung dan dipisahkan sesuai
penggunaanya.
6. Uap panas dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
7. Uap panas digunakan untuk menggerakkan panel turbin.
8. Maka panel turbin akan berotasi dan berputar untuk menggerakkan generator
hingga akhirnya menghasilkan tegangan listrik.
9. Listrik yang dihasilkan pada PT. Madu Baru digunakan untuk menggerakkan motor
listrik, alat pengangkut tebu, meja tebu, alat-alat produksi gula, serta untuk
memenuhi kebutuhan listrik lainnya.

4.6 Pengoprasian Turbin Uap


Berikut merupakan standar operasional turbin uap generator :
 Persiapan Sebelum Menjalankan :
1. Periksa air pendingin dan perpipaannya.
2. Periksa minyak pelumas dan permukaan minyak didalam tangki. Permukaan
minyak harus tampak pada gelas penduga.

 Proses Menjalankan Turbin Uap :


1. Lumasi dengan minyak pada klep-klep nozel.
2. Pastikan uap baru dari ketel minimal tekanan 12 kg/cm2 dan kering. Lihat
temperatur uap kering minimal 300ºC.
3. Buka by-pass (pipa drain) kondenspot header bawah dan jalur uap baru yang mau
masuk ke turbin serta by-pass kondenspot jalur pipa uap bekas.
4. Buka valve pada header uap baru diatas yang menuju ke turbin bersangkutan.
5. Periksa hand wheel dari quick actio stop valve dalam keadaan tertutup habis ke
kanan.
6. Buka penuh valve steam inlet pelan-pelan. Kemudian buka penuh valve uap pompa
turbo (pompa darurat) oli dan buka (pelan-pelan) valve penggerak pompa oli
sampai tekanan oli tercapai 0,75 – 1,00 kg/cm2. Lihat dilubang pengintai bahwa
minyak oli telah mengalir / sirkulasi ketitik-titik pelumasan secara sempurna.
7. Periksa tombol trip pada posisi terangkat. Test-lah dengan menekan tombol trip dan
pastikan mekanisme klep nozel dapat bekerja / menutup. Lalu kembalikan posisi
tombol trip pada posisi off (terangkat).
8. Putarlah hand wheel dari quick action stop valve arah ke kiri (buka) sedikit
sehingga steam mulai masuk dan memanasi rumah turbin, biarkan sampai suhu
merata mencapai kurang lebih 120ºC, dipantau agar kenaikan temperatur pelan-
pelan. Kemudian putar kembali hand wheel dari quick action stop valve arah ke kiri
hingga turbin jalan, dengan melihat bahwa cakram / disc turbin telah berputar.
9. Teruskan putar ke kiri sehingga turbin berputar lambat kurang lebih 250 rpm.
Naikkan putaran turbin pelan-palan sebagai berikut :
- 2 menit naikkan putaran menjadi 500 rpm, selama 5 menit biarkan putaran pada
500 rpm.
- 2 menit naikkan putaran menjadi 700 rpm, selama 5 menit biarkan putaran pada
700 rpm.
- 2 menit naikkan putaran menjadi 900 rpm, selama 5 menit biarkan putaran pada
900 rpm.
- 2 menit naikkan putaran menjadi 1.100 rpm, selama 5 menit biarkan putaran pada
1.100 rpm.
- 2 menit naikkan putaran menjadi 1.200 rpm, selama 5 menit biarkan putaran pada
1.200 rpm.
- 2 menit naikkan putaran menjadi 1.500 rpm, perhatikan gorvernor cantilever mulai
bekerja untuk mengatur gerakan mekanisme klep-klep nozel.
- Bersamaan ketika menaikkan putaran turbin mulai tutup valve penyetel putaran
pompa turbo (pompa darurat) oli apabila tekanan oli melebihi 1,00 kg/cm2. Dari
sini pompa turbo mulai diambil alih oleh uap bekas turbin utama.
- Lalu putar hand wheel dari quick action stop valve arah ke kiri sampai habis,
kembian kembalikan ¼ putaran.
10. Atur putaran rpm turbin dengan menggunakan roda speed adjusting device
(manual) sampai putaran stabil 1.500 rpm.
11. Buka valve jalur uap bekas ke proses secara cepat, lalu tutup / lepas tuas savety
valve (by-pass) uap bekas yang menuju ke silincer / ke udara luar.
12. Periksa temperatur metal awal (suhu 45 - 65ºC) dan metal radial (suhu - 65ºC), jika
semua normal, langkah synchron beban listrik generator dapat dilaksanakan.
13. Atur / stel tekanan pompa oli antara 1,00 – 1,30 kg/cm2.
14. Tutup valve-valve by-pass (pompa drain) kondenspot dan buka valve jalur
kondenspot / steam trap.
15. Buka valve air untuk pendingin minyak sehingga temperatur oli maksimal 45ºC.
Lalu buka pendingin-pendingin udara generator.

 Proses Menghentikan Turbin Uap (biasa) :


1. Lepaskan dahulu beban generator dari jaring induk.
2. Tekan tombol trip (warna merah), pastikan semua klep-klep nozel menutup.
3. Putarlah hand wheel dari quick action stop valve arah ke kanan sampai habis,
kemudian kembalikan ¼ putaran.
4. Apabila tekanan minyak oli turun dibawah, 0,75 kg/cm2 maka pompa turbo
dijalankan.
5. Hentikan pompa turbo apabila turbin telah berhenti dan bagian-bagian yang dilalui
uap, telah dingin sehinggga temperatur metal-metal tidak melampaui 60ºC.
6. Tutup valve inlet uap masuk, lalu tutup valve uap keluar dan angkat / buka tuas
savety valve (by-pass) uap bekas yang menuju ke silincer.
7. Buka valve-valve by-pass (pipa drain) kondenspot dan tutup valve jalur kondenspot
/ steam trap.
8. Tutup valve air pendingin turbin
Perhatian : apabila turbin berhenti secara otomatis (mandiri) maka pompa turbo
harus dihidupkan dengan segera dan cepat.

 Proses Menghentikan Turbin Uap (emergency) :


1. Langsung segera tekan tombol trip (warna merah).
2. Lakukan urutan penghentian turbin secara biasa.

 Cara Mengatasi Trouble pada Turbin Uap :


1. Harus ada petugas operator yang khusus menjaga turbin, terutama pada klep no.4
(paling berat). Bila klep uap tidak mau kembali rusak, operator turbin segera
memukul klep tersebut, sehingga klep dapat masuk pada posisi stasioner yang
bertujuan menghindari overspeed / trip turbin tersebut.
2. Apabila sudah tidak ada pembebanan listrik, maka turbin bisa langsung dimatikan
dengan memukul tombol trip merah didepan turbin (quick action stop valve).
3. Apabila tekanan uap dari ketel turun kurang lebih 10 kg/cm2, kemudian naik lagi
menjadi 14 kg/cm2 maka operator turbin harus mengecek kembali posisi klep-klep
TG 1, TG 2, dan TG 3. Hal ini untuk menghindari pembebanan listrik yang berbeda
atau overspeed / trip karena adanya klep yang macet.
4. Apabila beban listrik sudah nol dan turbin juga sudah dilepas, akan tetapi turbin
generator tidak mau mati, maka langkah yang harus diambil adalah :
- Segera tutup penuh quick action stop valve.
- Jika putaran turbin belum berhenti, segera hubungi operator sentral listrik minta
supaya skading / saklar sentral pembagi atas segera dilepas dari jala-jala induk.

4.7 Spesifikasi Turbin Uap


Turbin uap penggerak generator di PT. Madu Baru merupakan produk buatan
“turbine fubrik dresden” Jerman tahun 1955. Turbin ini termasuk dalam jenis turbin
implus atau aksi.
- Tipe turbin : Implus atau aksi
- Tipe sudut : De leval-zoelly
- Tipe nozzzle : 25 buah
- Sudut nozzle : 20º
- Jumlah pemakaian uap : 16 ton/jam
- Pengatur putaran : Governor hydraulic
- Jumlah motor : 4 buah
- Daya : 1280 KW
- Putaran normal : 6000 rpm
- Putaran maksimal : 6000 rpm
- Tekanan uap baru : 15 kg/cm2
- Tekanan uap bekas : 1,5 kg/cm2
- Tekanan kerja pelumas : 1,16 kg/cm2
- Tipe pelumas : Shell turbo oil T68
- Suhu uap masuk : 320º
- Suhu uap keluar : 120º

4.8 Kelebihan dan Kekurangan dari Turbin Uap


 Berikut merupakan kelebihan dari turbin uap, antara lain :
1. Turbin Uap memiliki tenaga yang rata, pemakaian uap sangat efisien baik pada saat
tekanan rendah.
2. Getaran sangat kecil.
3. Pemakaian bahan bakar kecil dan bertenaga sangat besar.
4. Ukuran lebih sederhana.
5. Oprasional dan perawatannya sangatlah mudah.
 Kekurangan dari turbin uap adalah mesin turbin uap tidak dapat berputar balik (non
reverseable) sehingga diperlukan reversing turbin tersendiri.
Sebagai pembangkit energi listrik maka turbin uap dihubungkan dengan
generator pembangkit tenaga listrik. Turbin tersebut akan menggerakan generator
untuk menghasilkan beda potensial didalam generator sehingga menghasilkan
energi listrik.
Jumlah generator pembangkit energi listrik yang menggunakan energi uap
ada 3 unit sehingga jumlah turbin uap juga ada 3 unit. Masing-masing turbin uap
tersebut menggerakkan suatu generator yang menghasilkan daya sekitar 1280 KW.
Ketiga generator tersebut hanya digunakan pada masa produksi saja
sedangkan kebutuhan listrik diluar masa produksi dipenuhi dengan menggunakan
listrik PLN dan generator diesel yang ada di PT. Madu Baru. Sebagai pembangkit
energi listrik maka turbin uap dihubungkan dengan generator pembangkit tenaga
listrik.

4.9 Data Daya Generator


Berikut merupakan data daya yang digunakan pada PT. Madu Baru Pabrik Gula
Madukismo Yogyakarta :

Tabel 1 Data Daya Mainboard Generator Tanggal 25 Juli 2020


(Sumber : PT. Madu Baru Pabrik Gula Madukismo)
A
Tanggal Jam KA M.W COS Q HZ VHS
R S T
06 1007 1002 995 0,5 0,62 0,8 50 6300
25 Juli 2020 07 1018 1015 1009 0,9 0,63 0,8 50 6300
08 1078 1070 1061 0,9 0,66 0,8 50 6300
09 1030 1025 1015 0,85 0,62 0,8 50 6300
10 1035 1030 1021 0,9 0,63 0,8 50 6300
11 1068 1064 1047 0,9 0,55 0,8 50 6300
12 1030 1015 1010 0,9 0,63 0,8 50 6300
13 1028 1020 1015 0,85 0,63 0,8 50 6300
14 997 994 972 0,8 0,62 0,8 50 6300
15 1041 1029 1009 0,8 0,62 0,8 50 6300
16 1012 1001 994 0,8 0,62 0,8 50 6300
17 1170 1171 1163 0,6 0,66 0,8 50 6300
18 1095 1996 1080 0,9 0,67 0,8 50 6300
19 1112 1110 1095 0,7 0,68 0,8 50 6300
20 1057 1055 1036 0,8 0,66 0,8 50 6300
21 1002 1023 1027 0,8 0,66 0,8 50 6300
22 1012 1007 998 0,8 0,63 0,8 50 6300
23 1077 1067 1044 0,8 0,65 0,8 50 6300
24 1090 1075 1057 0,8 0,69 0,8 50 6300
01 1055 1044 1026 0,85 0,66 0,8 50 6300
02 1053 1035 1023 0,8 0,64 0,8 50 6300
03 1058 1052 1035 0,85 0,66 0,8 50 6300
04 1057 1053 1039 0,8 0,67 0,8 50 6300
05 1086 1082 1063 0,8 0,68 0,8 50 6300

Tabel 2 Data Daya Mainboard Generator Tanggal 26 Juli 2020


(Sumber : PT. Madu Baru Pabrik Gula Madukismo)
A
Tanggal Jam KA M.W COS Q HZ VHS
R S T
06 998 998 987 0,5 0,62 0,8 50 6300
26 Juli 2020 07 1072 1073 1061 0,9 0,66 0,8 50 6300
08 1058 1057 1034 0,9 0,64 0,8 50 6300
09 1037 1028 1109 0,85 0,62 0,8 50 6300
10 1058 1057 1034 0,9 0,64 0,8 50 6300
11 1058 1037 1022 0,9 0,63 0,8 50 6300
12 1048 1042 1029 0,9 0,64 0,8 50 6300
13 1006 995 989 0,85 0,62 0,8 50 6300
14 982 975 970 0,8 0,66 0,8 50 6300
15 1073 1065 1060 0,8 0,66 0,8 50 6300
16 1095 1090 1083 0,8 0,67 0,8 50 6300
17 1112 1109 1100 0,6 0,68 0,8 50 6300
18 1054 1050 1047 0,9 0,66 0,8 50 6300
19 1061 1061 1055 0,7 0,66 0,8 50 6300
20 1044 1035 1030 0,8 0,64 0,8 50 6300
21 1035 1030 1021 0,8 0,63 0,8 50 6300
22 1022 1019 980 0,8 0,62 0,8 50 6300
23 815 805 797 0,8 0,66 0,8 50 6300
24 1112 1101 1081 0,8 0,68 0,8 50 6300
01 1101 1097 1073 0,85 0,68 0,8 50 6300
02 1050 1053 1027 0,8 0,65 0,8 50 6300
03 915 914 904 0,85 0,57 0,8 50 6300
04 1000 986 972 0,8 0,61 0,8 50 6300
05 1046 1042 992 0,8 0,3 0,8 50 6300

Tabel 3 Data Daya Mainboard Generator Tanggal 27 Juli 2020


(Sumber : PT. Madu Baru Pabrik Gula Madukismo)
A
Tanggal Jam KA M.W COS Q HZ VHS
R S T
06 1014 1005 1000 0,5 0,62 0,8 50 6300
27 Juli 2020 07 1026 1012 1009 0,9 0,64 0,8 50 6300
08 1113 1105 1100 0,9 0,68 0,8 50 6300
09 1003 995 990 0,85 0,61 0,8 50 6300
10 954 944 940 0,9 0,59 0,8 50 6300
11 824 820 815 0,9 0,52 0,8 50 6300
12 936 930 924 0,9 0,58 0,8 50 6300
13 918 910 905 0,85 0,56 0,8 50 6300
14 894 831 821 0,8 0,52 0,8 50 6300
15 904 902 897 0,8 0,56 0,8 50 6300
16 882 877 867 0,8 0,52 0,8 50 6300
17 932 938 913 0,6 0,59 0,8 50 6300
18 907 900 882 0,9 0,56 0,8 50 6300
19 969 957 939 0,7 0,59 0,8 50 6300
20 992 993 963 0,8 0,63 0,8 50 6300
21 907 951 938 0,8 0,63 0,8 50 6300
22 909 895 878 0,8 0,57 0,8 50 6300
23 976 955 941 0,8 0,61 0,8 50 6300
24 959 945 933 0,8 0,60 0,8 50 6300
01 824 809 801 0,85 0,52 0,8 50 6300
02 1021 1007 991 0,8 0,65 0,8 50 6300
03 746 729 721 0,85 0,46 0,8 50 6300
04 905 881 876 0,8 0,55 0,8 50 6300
05 853 828 820 0,8 0,51 0,8 50 6300

Pada saat masa giling banyak mesin-mesin yang beroperasi untuk mendukung
proses penggilingan tebu serta produksi gula dan yang paling dominan memakai daya
adalah :
1. Pompa air sungai memakai daya yang dominan karena memakai arus sebesar 700
Ampere – 750 Ampere.
2. Panel pembagi memakai daya sebesar 600 Ampere – 700 Ampere.

4.10 Daftar Alat yang digunakan


Berikut merupakan daftar alat-alat yang digunakan pada PT. Madu Baru Pabrik Gula
Madukismo Yogyakarta :

Tabel 4 Data Peralatan Katel yang menggunakan Sumber dari Generator


(Sumber : PT. Madu Baru Pabrik Gula Madukismo)
No Nama Alat Beban
1 Motor listrik penggerak pintu berbahan bakar ampas tebu Daya 4,4 KW
2 Motor listrik type 86/6 Daya 24 KW
3 Motor listrik penggerak blower 1,2,3,4,5 Daya 24 KW
4 Motor listrik penggerak zaug-zug 1,2,3,4 Daya 45 KW
5 Motor listrik type DO 97.8 Daya45 KW
6 Motor listrik pada roda gigi penghambat Daya 20 KW
Motor listrik pada krempyak pengambilan ampas tebu
7 Daya 6 KW
(timur)
Motor listrik pada krempyak pengambilan ampas tebu
8 Daya 6 KW
(selatan)
9 Motor listrik penggerak pompa minyak reducir (utara) Daya 6 KW
10 Motor listrik penggerak pompa minyak reducir (selatan) Daya 2,2 KW
11 Motor listrik penggerak pompa penguat katel/turbin Daya 2,2 KW
12 Motor listrik penggerak pompa air penguras Daya 13,6 KW
13 Motor listrik penggerak kompresor Daya 5 KW
14 Motor listrik penggerak pompa air bersih 1,2 Daya 7,5 KW
15 Motor listrik penggerak pompa pluyer Daya 1,2 KW
16 Motor listrik penggerak pengaduk tangki selatan Daya 1,1 KW
17 Motor listrik penggerak pengaduk tangki utara Daya 1,1 KW
18 Motor listrik penggerak turbin coppus Daya 7,5 HP
19 Motor listrik penggerak kondesat barat Daya 24 HP
20 Motor listrik penggerak mesin press ball ampas utara Daya 27 KW
21 Motor listrik penggerak mesin press ball ampas selatan Daya 30 KW
22 Pompa pengisi air ketel 1,2,3 Daya 80 KW
23 Motor listrik penggerak vantilator (3 unit) Daya 3,3 HP
24 Pompa air panas 1 Daya 11 KW
25 Pompa air panas 2 Daya 5,5 KW
26 Pompa minyak residu 1,2 Daya 5 KW
27 Pompa pancingan 1 Daya 2,2 KW
28 Pompa pancingan 2 Daya 0,6 HP
29 Pompa air sumur utara Daya 5,6 HP
30 Motor listrik penggerak sumur selatan Daya 5,5 KW
Tabel 5 Data Peralatan Gilingan yang menggunakan Sumber Generator
(Sumber : PT. Madu Baru Pabrik Gula Madukismo)
No Nama Alat Arus yang digunakan
1 Mesin penggerak lori Daya 66 KW
2 Mesin penggerak drasy kran tebu (kran putar) Daya 3,5 KW
3 Mesin penggerak drasy kran tebu (naik turun) Daya 13 KW
4 Mesin penggerak drasy kran tebu (maju mundur) Daya 2,5 KW
5 Regel werstand (naik turun) Daya 1,3 KW
6 Regel werstand (maju mundur) Daya 1,8 KW
7 Regel werstand (gerak putar) Daya 2 KW
8 Mesin penggerak meja tebu 1,2 Daya 15 KW
9 Mesin penggerak turbin penggerak pisau tebu Daya 600 HP
10 Mesin penggerak meja tebu 1,2 krepyak tebu miring Daya 30 KW
11 Mesin turbin untuk gilingan 1 Daya 192 KW
12 Mesin penggerak 2 buah roda polly Daya 60 HP
13 Mesin penggerak gearbox gilingan 1 Daya 3 HP
14 Mesin turbin untuk gilingan 2 Daya 500 HP
15 Mesin penggerak gearbox turbin gilingan 2 Daya 30 HP
16 Mesin turbin untuk gilingan 3 Daya 500 HP
17 Mesin turbin untuk gilingan 4 Daya 500 HP
18 Mesin turbin untuk gilingan 5 Daya 500 HP
19 Mesin penggerak untuk goyang nira 1,2 Daya 5,6 HP
20 Mesin penggerak pompa nira mentah utara Daya 41 HP
21 Mesin penggerak pompa nira mentah selatan Daya 60 HP
22 Mesin penggerak pengaruk pengembalian ampas Daya 29 KW
23 Mesin penggerak pompa nira 3,4,5 Daya 18,5 KW
24 Mesin penggerak pompa hidrolik mollen-mollen Daya 23 KW
25 Mesin penggerak reducer Daya 1,2 KW
26 Pompa air imbibisi Daya 11 KW
27 Pompa nira Daya 60 KW
28 Turbin penggerak unigrator Daya 1085 HP
29 Mesin penggerak pengangkat tebu Daya 16 KW
Tabel 6 Data Peralatan Katel yang memakai Sumber PLN Utara
(Sumber : PT. Madu Baru Pabrik Gula Madukismo)
No Nama Alat Arus yang digunakan
1 Puteran SU group SHS 200 KW (400 A)
2 Puteran SU low grade 120 KW (240 A)
3 Puteran group gula B 150 KW (300 A)
4 Puteran HI grade SHS 1 150 KW (300 A)
5 Puteran HI grade SHS 2 150 KW (300 A)
6 WS 1 35 KW (70 A)
7 WS 2 50 KW (98 A)
8 BMA 2300 75 KW (150 A)
9 WS CC6 50 KW (90 A)
10 BMA 1 30 KW (60 A)
11 BMA 2 30 KW (60 A)
12 BMA 3 30 KW (60 A)
13 Pompa tetes 30 KW (60 A)
14 Pompa air panas 6 KW (12 A)
15 Pompa vacum selatan 115 KW (230 A)
16 Boiler PS 105 KW (120 A)

Tabel 7 Data Peralatan yang memakai Sumber PLN Selatan


(Sumber : PT. Madu Baru Pabrik Gula Madukismo)
No Nama Alat Arus yang digunakan
1 Puteran K.850 37 KW (74 A)
2 Puteran FC. 1000 No.5 50 KW (100 A)
3 Puteran K.1100 37 KW (74 A)
4 Pompa vacum utara 115 KW (230 A)
5 Pompa rogocolo No.1 90 KW (180 A)
6 Pompa rogocolo No.2 100 KW (200 A)
7 Pompa rogocolo No.3 122 KW (244 A)
8 Pompa rogocolo No.5 132 KW (265 A)
9 Gilingan 100 KW (200 A)
10 Kompresor HI grade 23 KW (46 A)
11 Kompresor SU group 2,2 KW (4,4 A)
12 Pancaran 132 KW (264 A)
13 Cooltrog 40 KW (80 A)
14 Encek-encek atas sampai Gudang 45 KW (90 A)
15 Pompa mixer 18 KW (36 A)

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pelatihan Kerja Pada Industri yang telah dilaksanakan selama dua bulan, yakni
pada tanggal 1 Desember 2020 – 1 Februari 2021, mengenai “Sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Uap Yang Menggunakan Ampas Tebu Sebagai Bahan Bakar”
yang berada di PT. Madubaru Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta, maka dari hasil
penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagai pembangkit energi listrik maka turbin uap dihubungkan dengan
generator pembangkit tenaga listrik. Turbin tersebut akan menggerakan generator
untuk menghasilkan beda potensial didalam generator sehingga menghasilkan
energi listrik.
2. Masing-masing turbin uap tersebut menggerakkan suatu generator yang
menghasilkan daya sekitar 1280 KW.
3. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan motor listrik, alat
pengangkut tebu, meja tebu, alat-alat produksi gula, serta untuk memenuhi
kebutuhan listrik lainnya.
4. Besarnya volume fluida kerja yang dipanaskan pada boiler mempengaruhi
efesiensi daya yang dihasilkan, semakin besar volume akan menghasilkan daya
yang lebih besar pula.
5. Dapat mempelajari pengolahan hasil limbah gilingan tebu yang dikonversikan
menjadi bahan bakar energi listrik.

5.2. Saran
Dalam Praktek Kerja Pada Industri di PT. Madu Baru Madukismo ini yang
berjudul “Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menggunakan ampas tebu
sebagai bahan bakar” sudah cukup baik yang memanfaatkan limbah hasil gilingan
tebu sebagai sumber tenaga listrik. Hanya saja operator harus rutin melakukan
pengecekan dan perawatan generator turbin dikarenakan generator turbin yang sudah
berumur atau termakan usia. Untuk itu, berkaitan dengan penelitian mengenai “
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menggunakan ampas tebu sebagai
bahan bakar”. Selanjutnya terdapat beberapa saran yang dapat diterapakan
kedepannya, diantaranya :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap perlu dikembangkan lagi agar dapat mengurangi
penggunaan listrik pada PLN, sehingga dapat menekan biaya pengeluaran pada
saat dilakukannya produksi gula.
2. Memilih tebu dengan kualitas terbaik, agar nantinya dapat menghasilkan energi
listrik yang lebih maksimal terhadap efisiensi boiler.
DAFTAR PUSTAKA

Djukarna (2015, Februari 16). Siklus Rankine pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap :
https://djukarna.wordpress.com/termodinamika/siklus-rankine/
Dzulqornain Firtoh, (2015, April 2015). Prinsip Kerja Boiler dan Komponen Utamanya :
https://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-boiler/
Inameq, (2019, November 28). Kelebihan dan Kekurangan Turbin Uap :
https://inameq.com/engine-system/machinery/ad-2/
Rakhman Alief, (2013, April 29). Fungsi dan Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga
Uap : https://rakhman.net/power-plants-id/fungsi-dan-prinsip-kerja-pltu/
Rakhman Alief, (2013, April 10). Prinsip Kerja Kondensor dan Kontruksinya
https://rakhman.net/power-plants-id/prinsip-kerja-kondensor/
Tommy, (2018, Januari 24). Prinsip Kerja dan Komponen Utama pada PLTU :
https://bicaratentangpembangkit.blogspot.com/prinsip-kerja-serta-komponen-
utama-pltu.html/
Wahyudi Didik, (2014, Juli 15). Sejarah PT Madu Baru Pabrik Gula Madukismo
Yogyakarta : https://www.triptrus.com/news/sejarah-singkat-pabrik-gula
madukismo-jogja/
Wibowo Ratna, (2018, Februari 5). Pengoprasian PLTU simple, inspiring, performing :
https://docplayer.info/64365124-Pengoperasian-pltu-simple-inspiring-
performing.html/

Anda mungkin juga menyukai