Anda di halaman 1dari 49

Pengujian Modul Surya

menggunakan Sun Simulator XJCM-9A


di PT. Len Industri (PERSERO)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Muhammad Hady Farhan


BP. 1701032013

PROGRAM STUDI TEKNIIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2020
”Pengujian Modul Surya
menggunakan Sun Simulator XJCM-9A
di PT. Len Industri (PERSERO)”

Oleh :
Muhammad Hady Farhan
BP. 1701032013

Disetujui/disahkan oleh :

Pembimbing Penguji

Ir. Dedi Erawadi,M.Kom A. Fadli,ST.,MT


19640901 199601 1 001 19590419 198803 1 002

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Ketua Jurusan


Teknik Listrik Teknik Elektro

Drs. Roswaldi SK, SST., M.Kom Dr. H. Afrizal Yunahef, ST.,


NIP. 19580615 198603 1 002 M.Kom
NIP. 19640429 199003 1 001
LEMBAR PENGESAHAN

PT. LEN INDUSTRI (PERSERO)

ii
Menyetujui:

MANAGER PRODUK PEMBIMBING


MODUL SURYA

ALEX SIHOTANG, ST. CHOIRUL RIZAL,A,Md

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.

iii
Len Industri (Persero) selama 2 bulan tepatnya mulai tanggal 03 Februari 2020 –

03 April 2020.

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa D3 Teknik Elektro

Politeknik Negeri Padang ini diharapkan dapat mempelajari sistem yang dikaji

dan membandingkannya dengan ilmu – ilmu yang telah didapat pada saat kuliah,

serta membandingkan ilmu tersebut dan aplikasinya pada dunia kerja sehingga

dapat menambah pengalaman mahasiswa.

Selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan penulis mendapat

bimbingan dan petunjuk dari para karyawan dan petugas lapangan di lingkungan

PT. Len Industri (Persero) , sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Allah SWT

2. Kedua orangtua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu medo’akan

dan mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam pendidikan

3. Bapak Ir. Dedi Erawadi, M.Kom, selaku Pembimbing, yang telah

membimbing dan memberi arahan kepada penulis dalam penanganan,

pelaksanaan, dan penulisan laporan PKL

4. Bapak Ir. Zakky Gamal Yasin, MM, selaku direktur PT. Len Industri

(Persero) yang telah memberi kesempatan bagi penulis untuk

melaksanakan PKl di PT. Len Industri (Persero)

5. Bapak Choirul Rizal, Amd, selaku pembimbing penulis dalam

pelaksanaan PKL dibagian produksi modul surya, yang telah

membimbing dan memberi arahan selama pelaksanaan PKL

iv
6. Bapak Devryansyah, selaku bagian sumber daya manusia yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan praktek

kerja lapangan di PT. Len Industri (Persero)

7. Bapak Agung, selaku operator pengujian modul surya, yang telah

memberikan materi pembelajaran dalam proses pengujian modul surya

8. Bapak Yuda, selaku teknisi, yang telah memberikan materi

pembelajaran dalam perawatan mesin pengujian modul surya

9. Shufi Maksum ZR dan Irsyadul Fikri, selaku rekan PKL penulis, yang

telah memberikan motivasi dan masukan selama pelaksanaan dan

penulisan laporan PKL

10. Kepada keluarga besar PT. Len Industri (Persero) : Pak Yono, Pak

Anas, Mas Awa, serta karyawan – karyawan yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Terimakasih telah banyak membantu

meluangkan waktu untuk berbagi ilmu kepada penulis.

11. Teman – teman Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik

Politeknik Negeri Padang angkatan 2017, semoga sukses di masa

mendatang dan berguna bagi agama, keluarga dan negara.

Akhirnya penulis mengharapkan masukan dan kriktikan yang membangun

dari penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini semoga dengan tulisan ini

dapat memberikan indormasi yang berguna untuk kita semua.

v
Bandung, 16 Maret 2020

Muhammad Hady Farhan

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan pemerintah No. 4 Tahun 2014

tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

yang dinyatakan bahwa terdapat 2 (dua) jalur pendidikan di Indonesia, yaitu jalur

akademis dan jalur vokasional. Pada jalur akademik yang bersifat pengembangan

ilmu pengetahuan pada umumnya adalah mencakup ilmu – ilmu murni seperti

matematika, fisika, dan sebagainya. Sedangkan pada jalur profesional yang

bersifat tujuan akhir pendidikan lulusannya dapat melakukan pekerjaan (terampil)

pada disiplin ilmunya masing – masing yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja

siap pakai.

Politeknik Negeri Padang merupakan salah satu jalur pendidikan vokasional

dan penekananan proporsional kurikulum beebanding besar antara praktek dengan

teori. Hal ini disebabkan setelah lulus para mahasiswa diharapkan dapat siap

kerja, namun disadari bahwa porsi praktek lebih banyak, akan tetapi masih tetap

diperlukan pengalaman lapangan sebenarnya. Hal ini dimaksudkan sebagai bekal

pengetahuan sehingga tidak memerlukan latihan khusus atau penyesuaian yang

terlalu lama jika telah lulus nantinya. Untuk itu berdasarkan pertimbangan dan

latar belakang tersebut perlu rasanya untuk mengadakan praktek kerja lapangan.

Berkaitan dengan proses praktek kerja lapangan ini agar dapat menjadi

tempat untuk implementasi dan aplikasi dari teori dan praktek. Untuk itu tujuan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk melatih mahasiswa bekerja dan mempelajari

dunia industri atau instansi pemerintah dimana mereka praktek dan melatih

mahasiswa untuk mengetahui kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.

1.2. Batasan Masalah

Agar tidak meluasnya pembahasan yang timbul dalam penyusunan laporan

ini, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap permasalahan yang akan

diuraikan. Adapun ruang lingkup permasalahan pada laporan ini meliputi :

1) Proses Pengujian dan cara pengoperasian alat uji modul surya pada

proses produksi tahap akhir modul surya.

2) Cara kerja alat pengujian modul surya (Sun Simulator XJCM-9A).

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan maka dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

1) Bagaimana cara pengoperasian dan hasil pengujian Sun Simulator

XJCM-9A.

2) Bagaimana cara kerja alat pengujian modul surya (Sun Simulator

XJCM-9A).

12
1.4. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1.4.1. Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan dan

merealisasikan kurikulum yang ada di Program Studi Teknik Listrik.

2. Mengetahui, memahami, dan mempelajari permasalahan di bidang

kelistrikan, serta ikut terlibat secara langsung dalam menangani

permasalahan di bidang kelistrikan yang dilakukan oleh PT. Len

Industri (Persero)

3. Sebagai upaya untuk memperoleh pengalaman ilmu di dunia kerja yang

nantinya akan menjadi acuan dan bekal untuk masa yang akan datang.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui secara langsung bagaimana pengujian modul surya di PT.

Len Industri (Persero).

2. Mengetahui cara kerja dan pengoperasian alat pengujian modul surya

(Sun Simulator).

13
1.5. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Adapun manfaat dari kegiatan Praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah:

1. Manfaat Praktis

a. Agar setiap mahasiswa/i tidak canggung untuk memasuki dunia

kerja.

b. Agar setiap mahasiswa/i yang melakukan kegiatan praktek kerja

lapangan (PKL) ini dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di

bangku perkuliahan dalam dunia kerja.

c. Agar setiap mahasiswa/i dapat menjadi sumber daya manusia yang

siap pakai.

2. Manfaat Teoritis

Agar dapat menambah literatur dalam bidang kelistrikan khususnya

bagi mahasiswa/i yang mengambil program studi teknik listrik.

1.6. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Len Industri (Persero)

Jln. Soekarno Hatta 442, Bandung 40254, Indonesia. Telp. +62-22-5202682.

Website : www.len.co.id dari tanggal 03 Februari 2020 – 03 April 2020.

14
1.7. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam laporan kerja praktek ini, maka

laporan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang berisi latar belakang, tujuan kegiatan, manfaat

kegiatan, batasan masalah, lokasi dan waktu pelaksanaan PKL,

metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : Pengenalan perusahaan PT. Len Industri (Persero) yang berisi profil

perusahaan, struktur perusahaan serta tugas khusus dan produk yang

dihasilkan oleh PT. Len Industri Persero.

BAB III : Bab ini berisikan tentang pembahasan alat sun simulator sesuai

manual book merk XJCM-9A dan komponen-komponen yang

terdapat dalam alat pengujian

15
BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

2.1.1. Sejarah Singkat PT. Len Industri (Persero)

PT.Len Industri yang berlokasi di Jl .Soekarno - Hatta 442 Bandung

adalah salah satu industri yang bergerak di bidang elektronika. Lembaga

Elektroteknika Nasional (LEN), merupakan akar dari PT. Len Industri (Persero)

yang merupakan salah satu unit pemelihara dan pengembangan di lingkungan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

LEN dibentuk pada tahun 1965 dengan SK Ketua Majelis Ilmu

Pengetahuan Indonesia (MIPI) Nomor II/MIPI/A-1/1965dan kemudian menjadi

salah satu unit pemelihara dan pengembangan di lingkungan Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pembentukan ini merupakan perwujudan lebih

lanjut dari suatu proyek Lembaga Elektronika berdasarkan SK MPRS Nomor

2/1960.

Melalui Kepres Nomor 128/1967, LEN dinyatakan sebagai salah satu

lembaga yang bernaung dibawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

sesuai dengan nama lembaganya. Secara garis besar tugas utama LEN-LIPI adalah

melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang Elektronika yang meliputi

bidang-bidang elektronika, tenaga listrik, telekomunikasi, komponen dan

sebagainya. Keberhasilan LEN-LIPI pada kurun waktu 1967-1980 dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerintah akan produk-produk

Elektronika ditandai dengan tugas tambahan dari pemerintah, melalui Kepres

16
No.17/1980 untuk melaksanakan pembangunan dibidang elektronika. Sejak itu

PT. Len Industri mampu menyisihkan keuntungan yang diperolehnya untuk

membangun prasarana dan sarana yang menyangkut tanah, gedung dan peralatan

laboratorium yang berskala semi produksi di kota Bandung.

Pada tahun 1983, berdasarkan Kepres No.59/1983, Kepres No.6/1984,

LEN-LIPI dinyatakan sebagai salah satu industri strategis dibawah naungan

Badan Pembina Industri Strategis (BPIS). Dalam upaya mempersiapkan LEN-

LIPI menjadi suatu industri yang berbadan hukum persero, telah dibentuk

kelompok kerja / panitia antar departemen Perseroan Unit Produksi LEN-LIPI.

Kelompok kerja tersebut telah menghasilkan Rencana Peraturan Pemerintah

(RPP) untuk pendirian persero LEN dan study kelayakan pemerseroan LEN, pada

bulan Maret 1986.

Sejalan dengan kegiatan pemerseroan tersebut, LIPI melakukan

reorganisasi LEN-LIPI selanjutnya dikembangkan menjadi tiga pusat penelitian

dan pengembangan (Puslitbang) dan satu unit pelaksanaan teknis, antara lain

sebagai berikut.

1.Puslitbang Telekomunikasi, Elektronika Strategis Komponen dan Materai

(TELKOMA).

2.Puslitbang Tenaga Listrik dan Mekatronik (TELIMEK)

3.Puslitbang Informatika dan Komputer (INKOM)

4.UPT Pusat Laboratorium Enginering Nasional (Pusat LEN).

Pada tahun 1989, melalui Kepres No.44/1989 pemerintah membentuk

Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). LEN dinyatakan termasuk dalam salah

satu Industri Strategis yang langsung dibawah pembinaan, pengelolaan dan

17
pengawasan BPIS. Sebagai tindak lanjut dari Kepres tersebut, pada tanggal 8

Maret 1990 telah dilakukan serah terima sarana, prasarana dan perbantuan

karyawan puslitbang TELKOMA, TELIMEK, INKOM dan UPT Pusat LEN-LIPI

dari menteri / sekretaris Negara kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi

selaku ketua BPIS. Seluruh sarana dan prasarana serta bantuan yang diserah -

terimakan kemudian disatukan kedalam suatu wadah organisasi dan disebut Unit

Produksi LEN-BPIS.

Merujuk pada Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1991, Lembaran Negara

No.22 tanggal 9 Maret 1991, telah terjadi perubahan status dari UP LEN-BPIS

menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Len Industri. Selanjutnya, melalui

peraturan pemerintah no 35 tahun 1998 mengenai penyertaan modal Negara

Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan perseroan di bidang industri maka

PT. LEN berubah menjadi anak perusahaan Persero yang kemudian pada tanggal

17 september 1998 dikembalikan lagi menjadi BPIS. Dengan penglikuiditasan PT

BPIS maka pada tahun 2002 status PT. Len Industri kembali menjadi perusahaan

perseroan ( PERSEROAN ).

Gambar 1 Bagan Sejarah PT. LenIndustri (Persero)

18
Gambar 2 Figur Bisnis PT. Len Industri

2.1.2. Visi dan Misi PT. Len Industri (Persero)

Visi : “Menjadi Perusahaan Teknologi Kelas Dunia yang

Terpercaya’’.

Misi:  Kami perusahaan solusi total berbasis teknologi


elektronika dan informasi.
 Kami memberikan solusi integrasi sistem yang inovatif
dan berorientasi kepada harapan pelanggan dengan
keunggulan SDM tersertifikasi dan aliansi global.
 Kami memberikan produk dan layanan yang terkini dan
berkelanjutan dengan menjamin keselamatan dan purna
jual yang responsif
 Kami berkontribusi menjaga kedaulatan negara dan
meningkatkan kualitas hidup

19
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3 Struktur Organisasi PT. Len Industri (Persero)

20
2.3. Tugas dan Fungsi Masing – Masing Bagian

2.3.1 Direktur Utama

Direktur Utama PT Len Industri merupakan pemimpin dan memiliki

tugas-tugas sebagai berikut :

1. Merumuskan kebijakan – kebijakan dalam semua bidang yang meliputi

perusahaan.

2. Memimpin dan mempertimbangkan kebijakan yang akan di jalankan oleh

perusahaan dalam rapat dengan direktur.

3. Membina disiplin, mengarahkan, membimbing dan mendorong karyawan

dalam meningkatkan efiktivitas dan efisiensi kerja.

4. Mengangkat, menurunkan, memindahkan, dan memberhentikan karyawan

untuk kepala bagian, staff dan lainya.

5. Mengadakan penilaian – penilaian terhadap kegiatan perusahaan secara

berkala dan mengadakan perbaikan bila perlu.

2.3.2 Pusat Quality Insurance

Pusat Quality Assurance (PQA) adalah organ dari struktur organisasi PT.

Len Industri yang dipimpin oleh seorang General Manager Eselon IB Perusahaan

dengan fungsi dan tugas pokok sebagai berikut :

1. Membantu Direksi dalam merencanakan, dan mengembangkan sistem

manajemen mutu Perusahaan, dalam usahanya untuk secara terus menerus

meningkatkan mutu produk dan jasa sesuai dengan kebijakan Perusahaan.

2. Melaksanakan tugas khusus di bidangnya dari Direksi.

2.3.3 Sekretaris Perusahaan

21
Sekretariat Perusahaan adalah organ dari stuktur organisasi PT.Len

Industri yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

Eselon IB Perusahaan, dengan fungsi dan tugas pokok sebagai berikut :

1. Membantu Direksi dalam menangani Hubungan antar Perusahaan,

Pemerintah aliansi bisnis baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

2. Menyelesaikan berbagai kegiatan yang menyangkut hak paten / merek, aspek

hukum lainnya yang diperlukan Perusahaan.

3. Melakukan fungsi lain yang ada hubungannya dengan tugas kesekretariatan

perusahaan secara khusus ditugaskan Direksi.

2.3.4 Satuan Pengawas Intern

Satuan Pengawas Intern adalah struktur organisasi PT. Len Industri yang

dipimpin oleh seorang General Manager Eselon IB Perusahaan, dengan fungsi

sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan manajemen

Perusahaan yang dilaksanakan oleh seluruh unit organisasi Perusahaan.

2. Melaksanakan tugas khusus di bidangnya dari Direksi.

Dalam tugasnya Kepala Satuan Pengawas Intern dibantu oleh karyawan

yang melakukan fungsi :

1. Pengawas Keuangan

2. Pengawas Operasional

2.3.5 Unit Bisnis Elektronika Multimedia

Unit Bisnis Elektronika Multimedia adalah organ dari struktur organisasi

PT. Len Industri yang dipimpin oleh seorang General Manager (GM) Eselon IA

22
Perusahaan, dengan fungsi dan tugas pokok sebagai berikut.

a) Adapun fungsi dari General Manager (GM) Eselon IA yaitu sebagai berikut :

1. Mengelola Unit Bisnis Elektronika Multimedia secara efektif dan efisien

berdasarkan strategi dan sasaran yang ditetapkan Perusahaan

2. Melaksanakan tugas khusus di bidangnya dari Direksi

b) Dalam tugasnya GM Unit Bisnis Elektronika Multimedia diantaranya

membawahi sebagai berikut :

1. Manajer Departemen Eselon IIA Perusahaan, dengan tugas sebagai manajer

departemen pemasaran dan penjualan serta manajer departemen rekayasa.

2. Koordinator proyek sesuai dengan kebutuhan proyek yang ditangani serta

tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan Unit Bisnis.

c) Dengan tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strengths,

Weaknesses, Opportunities, Threats - SWOT) dengan mengacu pada strategi

dan kebijakan Perusahaan.

2. Mempertimbangkan masukan yang diberikan oleh Departemen Pemasaran

dan Penjualan serta Departemen Pemasaran Ekspor dalam memajukan

performansi Unit Bisnis.

3. Merencanakan strategi dan sasaran Unit Bisnis berdasarkan hasil analisis

SWOT dan mengusulkan kepada Direksi.

4. Merencanakan program anggaran biaya dan pendapatan serta cash flow Unit

Bisnis, dengan persetujuan Direksi.

5. Mengendalikan program pada Unit Bisnis mulai dari kegiatan pemasaran,

penjualan, desain dan pengembangan produk terutama yang menjadi produk

23
unggulan (OBM, ODM, OEM), keuangan, utilisasi fasilitas dan peralatan,

pembinaan karyawan, serta kegiatan pendukung yang lain.

6. Dalam hal performansi keuangan harus bekerja sama dengan akuntansi

korporasi sehingga setiap saat dapat dimonitor dan dapat diambil keputusan

secara tepat.

7. Memantau dan bertanggung jawab atas penerapan sistem manajemen mutu di

lingkungan Unit Bisnis.

8. Melakukan evaluasi ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan Unit Bisnis, dan

memberikan arahan pelaksanaan tindakan koreksi/ pencegahan yang

diperlukan.

9. Menyusun laporan dan mempertanggungjawabkan performansi Unit Bisnis

kepada Direksi dalam pertemuan tinjauan manajemen Perusahaan.

2.3.6 Departemen Pemasaran dan Penjualan

Departemen Pemasaran dan Penjualan adalah organ dari struktur

organisasi PT. Len Industri yang dipimpin oleh seorang Manajer Departemen

Eselon IIA Perusahaan, dengan fungsi dan tugas pokok sebagai berikut :

1. Mengelola kegiatan Pemasaran dan Penjualan secara efektif dan efisien

berdasarkan perencanaan Unit Bisnis.

2. Melaksanakan tugas khusus di bidangnya dari GM Unit Bisnis.

Dalam tugasnya Manajer Departemen Pemasaran dan Penjualan dibantu

oleh karyawan yang melakukan fungsi sebagai berikut :

1. Pemasaran

2. Penjualan

Dengan tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

24
1. Merencanakan penjualan dan membuat Business Plan baik jangka pendek

maupun jangka panjang Unit Bisnis untuk keperluan RKAO, RKAP,

danRJPP.

2. Melaksanakan riset pasar (identifikasi besarnya pangsa pasar, segmentasi,

banyaknya pesaing ) dan studi kelayakan produk yang sudah, sedang dan

yang akan dikembangkan oleh Unit Bisnis serta menjalankan kerjasama

bisnis dengan mitra bisnis di dalam maupun di luar negeri.

3. Melakukan analisis dan evaluasi hasil riset untuk menetapkan strategi

memasuki pasar pada waktu yang paling tepat (time to market).

4. Bersama-sama dengan GM Unit Bisnis, Departemen Pemasaran Ekspor serta

Direktur Komersial merumuskan strategi pemasaran dan menetapkan produk

strategis untuk peningkatan bisnis di masa datang.

5. Melakukan akses pasar atau melakukan pendekatan pada customer hingga

yakin ada indikasi bahwa calon customer dapat menerima proposal atau

produk yang ditawarkan.

6. Melaksanakan aktivitas penjualan dan perluasan pasar dalam kaitan dengan

peningkatan penjualan.

7. Bekerjasama dengan Kepala Unit Bisnis, merencanakan dan melaksanakan

kegiatan-kegiatan promosi yang efisien dan efektif seperti pameran, seminar

dan lain-lain untuk kepentingan bisnis perusahaan dan sesuai dengan rencana

pengembangan bisnis.

8. Melaksanakan kegiatan administrasi seperti perjanjian kerja sama, kontrak

pekerjaan, administrasi instalasi dan purna jual, administrasi yang berkaitan

dengan operasi pemasaran dan penjualan.

25
9. Menyiapkan dan mengkaji ulang setiap draft dokumen kontrak bersama unit

terkait sebelum pengesahan.

10. Membantu kelancaran penagihan piutang atas proyek unit bisnis berdasarkan

surat perjanjian yang ada.

11. Melaksanakan pengendalian peraturan perundangan dan dokumen acuan

antara lain : keputusan pemerintah, undang-undang perpajakan, referensi

kerja yang dipergunakan serta menyimpan semua record hasil kegiatan

departemen pemasaran dan penjualan.

12. Menganalisis data keluhan pelanggan serta melakukan koordinasi dengan

Fungsi Hukum dalam menyelesaikan masalah hukum yang terjadi akibat

kegiatan unit Bisnis.

13. Mengelola setiap informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan Departemen

Pemasaran dan Penjualan.

14. Melakukan evaluasi ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan Departemen

Pemasaran dan Penjualan, dan memberikan arahan terhadap tindakan

pencegahan yang diperlukan, serta analisis data untuk peningkatan

kemampuan proses pemasaran.

2.3.7 Departemen Produksi

Departemen Produksi adalah organ dari struktur organisasi PT. Len

Industri yang dipimpin oleh seorang Manajer Departemen Eselon IIA Perusahaan,

dengan fungsi dan tugas pokok sebagai berikut. Kegiatan-kegiatan yang di

lakukan PT. Len industri (Persero) utamanya bergerak di bidang peralatan

elektronika professional dan komponen, adapun tugas pokok PT. Len Industri

(Persero) adalah melaksanakan riset, mentransfer dan mengadaptasi teknologi d

26
dalam bidang ilmu pengetahuan teknologi umumnya bagi semua orang dan

khusus nya bagi rakyat Indonesia.

Hal yang meliputi riset dasar, riset terpakai dan riset jangka panjang di

dalam bidang elektronika telekomunikasi, komponen-komponen dan tenaga kerja

teknis / teknisi serta hal-hal yang berkaitan dengan itu semua. Disamping

kegiatan-kegiatan yang sudah di jalankan PT. LEN INDUSTRI (Persero) dapat

memproduksi peralatan elektronika dan telekmunikasi di Indonesia sebagai hasil

desain pengembangan sendiri. Berbagai kegiatan yang sedang d lakukan oleh PT.

LEN INDUSTRI (Persero) diantaranya sebagai berikut :

a) Sistem Transportasi.

1. Sistem Persinyalan Kereta Api

2. Sistem Pintu Perlintasan Kereta Api

3. Sistem Gardu Traksi Kereta Api

d) Sistem Pertahanan

1. Combat Management System

2. Integrated Weapon System

e) Sistem Navigasi

1. Radar Cuaca

2. Sistem Telekomunikasi

1. Wimax

2. Alkompur

f) System Energy Renewable

1. Modul Surya

2. SHS

27
Dengan adanya kegiatan yang dilakukan PT. Len Industri (Persero)

berhasil menggalang kerjasama dengan konsumen dari dalam negeri maupun luar

negeri seperti Pemerintah Daerah, Departemen dalam Negri, DPARPOSTEL,

Departemen HANKAM, Dirjen Beacukai, PT Telkom.

Sedangkan dari luar negri PT. Len Industri (Persero) berhasil

menggalang kerja sama dengan berbagai perusahaan seperti : PHILIPS, HOLEC,

ALLMAAR (Blanda), THOMSON CFS (Prancis), SIEMEN (Jerman), NEC

(Jepang), AUDIX (Inggris), BTMC (Belgia), dan HARIS CORP (Amerika).

Dengan adanya keuangan dan permodalan yang berada di PT. Len

Industri (Persero) maka aktifitas-aktifitas usaha nya tetap berjalan dengan lancar

yang di sertai kedisiplinan seluruh karyawan yang ada d PT. Len Industri

(Persero).

2.3.8 Produk dan Jasa

Untuk menjamin bahwa setiap produk dapat bekerja dengan baik dan

memberikan manfaat terbaik bagi pelanggan, maka perusahaan menyertai

produknya dengan layanan pendukung antara lain sebagai berikut.

1. Survey

2. Perencanaan dan Desain Sistem

3. Pengadaan

4. Engineering

5. Instalasi

6. Commissioning dan Testing

7. Training Produk dan Pemeliharaan

8. After sales service

28
Len telah mengembangkan bisnis dan produk-produknya. Kini Len

memilliki 5 (lima) lini bisnis yang terdiri dari:

2.3.8.1 Railway Transportation

Keselamatan merupakan salah satu hal terpenting dalam berkendaraan

umum. Sebagai perusahaan yang memproduksi peralatan elektronika transportasi

khususnya perkeretaapian, Len menempatkan keamanan dan kehandalan sebagai

perhatian utama dalam pengembangan produk.

Untuk transportasi perkeretaapian, Len telah menghasilkan produk-

produk yang merupakan hasil desain rekayasa anak bangsa seperti Interlocking

System, Computer Based Interlocking, LED Signal, Level Crossing, Automatic

Warning Systems dan lain-lain. Failsafe, no compromise merupakan prinsip

dalam memproduksi peralatan elektronika untuk transportasi perkeretaapian.

2.3.8.2 Renewable Energy

Dengan melimpahnya sinar matahari sepanjang tahun di Indonesia,

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan sumber energi

alternatif yang sangat tepat. Di samping itu, sebagai salah satu bentuk energi

terbarukan, PLTS dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap bahan

bakar minyak, yang saat ini semakin langka.

Len sebagai pionir industri Solar Energi di Indonesia telah

mengembangkan PLTS sejak tahun 1997. Produk Len telah terpasang di berbagai

daerah terpencil di Indonesia dengan total lebih dari 23 MWp energi telah

tersalurkan. Kerja keras perusahaan dalam mengembangkan produk telah

menjadikan Len sebagai market leader industri dan sistem tenaga surya di

Indonesia.

29
2.3.8.3 Defense Electronics

Len merupakan pemain utama dalam industri pengembangan dan aplikasi

peralatan elektronika pertahanan di Indonesia. Len telah berhasil mengembangkan

peralatan tactical communication yang mempunyai matriks hopping yang

dirancang khusus untuk mengurangi resiko penyadapan oleh pihak lain. Selain itu,

peralatan surveillance yang canggih dan Combat Management System yang

dikembangkan Len, mampu memberikan solusi terhadap kebutuhan pertahanan di

Indonesia, dengan biaya yang dapat menghemat devisa, serta dukungan tenaga

ahli dalam negeri untuk pemeliharaan selama masa pengoperasian.

2.3.8.4 Navigation System

PT Len Industi (Persero) menyediakan layanan pengadaan dan integrasi

sistem dari perlatan navigasi laut dan udara. Peralatan ini menjadi solusi atas

kebutuhan pelanggan dalam bidang navigasi yang memungkinkan pengguna dapat

memanfaatkan teknologi yang tepat dan seimbang.

2.3.8.5 Information & Communication Technology

PT Len Industri (Persero) telah membuktikan pengalaman dalam bidang

telekomunikasi selama puluhan tahun. Berbagai solusi atas kebutuhan pelanggan

dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi telah berhasil disediakan

dengan baik. Len mengembangkan produk-produk seperti peralatan KTP.

30
2.4. Kepemilikan Saham

Pemegang Saham Utama dan Pengendali Len 100% adalah Pemerintah

Republik Indonesia dengan wakil kuasa Pemegang Saham adalah Kementerian

Negara BUMN RI. Adapun skema Pemegang Saham Len adalah sebagai berikut:

Gambar 4 Kepemilikan Saham PT. Len Industri

2.5. Anak Perusahaan

PT. Len Industri memiliki bebarapa anak perusahaan yang bergerak di bidang
yang berbeda.
2.5.1 PT. ELTRAN INDONESIA

Gambar 5 PT Eltran Indonesia

31
PT. ELTRAN INDONESIA bergerak di bidangSistem & Peralatan

Navigasi, Railway Telecommunication, Oil & Gas

Jl. Soekarno-Hatta 442, Gedung Samaun Samadikun (C) Lantai1

Bandung 40254, Jawa Barat, Indonesia

T : +62 22 520 4069, +62 22 5202682 Ext. 112 & 115

F : +62 22 520 4902

www.eltran.co.id

2.5.2 PT SURYA ENERGI INDOTAMA

Merupakan anak perusahaan dari PT. Len Industri yang bergerak

dibidang pengolahan energy terbarukan seperti tenaga surya,

angin,biomasa dan panas bumi.

Gambar 6 PT Surya EnergiIndotama

EPC Bidang Renewable Energy

Jl. Soekarno-Hatta 442, Gedung SamaunSamadikun (C) Lantai 2

Bandung 40254, Jawa Barat, Indonesia

T : +62 22 520 2682

F : +62 22 520 8037

E : info@suryaenergi.com

www.suryaenergi.com

32
2.5.3 PT. LEN RAILWAY SYSTEM

Merupakan anak perusahaan dari PT. Len Industri yang bergerak

dibidang perkeretaapian.

Gambar 7 PT Len Railway Systems

EPC Bidang Railway Transportation

Jl. Soekarno-Hatta 442, Bandung 40266, Gedung GiriSuseno (T)

Jawa Barat, Indonesia

T : +62 22 5231685

F : +62-22-5208035, +62-22-5208036

E : info@lrs.co.id, marketing@lrs.co.id

www.lrs.co.id

2.5.4 PT. LEN TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Merupakan anak perusahaan dari PT.Len Industri yang bergerak

dibidang Telekomunikasi.

Gambar 8 PT. Len Telekomunikasi Indonesia

Menara MTH 11th Floor

Jl. Letjen MT Haryono, Kav. 23

Jakarta 12820

33
T : +62 21 8378 2445

F : +62 21 8378 2447

www.len-telko.co.id

2.6. Sertifikasi dan Penghargaan

Dalam menjalankan bisnis PT. Len Industri telah mendapatkan sertifikasi

dan penghargaan sebagai bentuk pengakuan dunia industri terhadap kualitas

produk dan kinerja dari PT. Len Industri. Berikut sertifikasi dan penghargaan

yang dimiliki oleh PT. Len Industri, diantaranya:

2.6.1 Sertifikasi

 ISO 9001 : 2015

 ISO 14001 : 2015

 OHSAS : 18001 : 2007

 SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja)

2.6.2 Penghargaan

 Anugerah Energi Lestari 2017

 Anugerah IPTEK  Abyudaya 2017

 TOP CSR 2017

 ICCA Awards 2016 & 2017

 CSR – Mitra Pembangunan Jabar 2017

 Indonesia Business Market Leader Award 2016

 Keterbukaan Informasi Publik (KIP) 2016

 CSR/PKBL Mitra Pembangunan Jawa Barat 2016

34
 Penghargaan Energi 2015

 BUMN Marketing Award 2014

 BIMA Award 2014

 Sustainability Report Award 2014

 BUMN Innovation Award 2013 : The Best Technology Innovation of

Infrastructure Sector – dengan inovasi Computer Based Interlocking

System / SIL-3

 Penghargaan BUMN 2013 : BUMN Penggagas Proyek Monorel

 Penghargaan BUMN 2013 : Inisiator Pengembangan Solar Cell Untuk

Ketahanan Energi

 Penghargaan BUMN 2013 : Penerapan Inovasi Teknologi / Model Bisnis

untuk Peningkatan Produktivitas dan/atau efisiensi

 JAMSOSTEK Jabar Award 2012

 Inovasi Teknologi BUMN – BUMN Award 2012 : Atas produk

persinyalan Sistem Interlocking Len 02 (SIL-02)

 Rintisan Teknologi Industri 2012 : Peranan dan kontribusi Len dalam

menunjang sektor transportasi kereta api nasional (Sistem Interlocking

Len)

 Infobank BUMN Awards 2010

 Indonesian Good Company Awards 2010 – As The Best Company Of

The Year

 PII Awards 2009 : Kategori Adhicipta Rekayasa

 Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2009

 Anugerah Business Review 2009

35
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Sel Surya

Sel surya , atau sel fotovoltaik , adalah perangkat listrik yang mengubah energi

cahaya langsung menjadi listrik oleh efek fotovoltaik , yang merupakan fenomena

fisik dan kimia. Ini adalah bentuk sel fotoelektrik, yang didefinisikan sebagai

perangkat yang karakteristik kelistrikannya, seperti arus , tegangan , atau

resistansi , bervariasi ketika terpapar cahaya. Perangkat sel surya individu dapat

dikombinasikan untuk membentuk modul, atau dikenal sebagai panel surya . Sel

surya silikon persimpangan tunggal umum dapat menghasilkan tegangan

rangkaian terbuka maksimum sekitar 0,5 hingga 0,6 volt.

Gambar 9 Sel surya

Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan

bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit

pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk

36
modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka

berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net

metering. Banyak bahan semikonduktor yang dapat dipakai untuk membuat sel

surya diantaranya silikon, titanium oksida, dan germanium.

Rakitan sel surya digunakan untuk membuat modul surya yang menghasilkan

daya listrik dari sinar matahari, yang dibedakan dari "modul termal surya" atau

"panel air panas surya". Jajaran surya menghasilkan tenaga surya menggunakan

energi matahari.

Gambar 10 Modul surya

Beberapa sel surya dalam kelompok terpadu, semuanya berorientasi dalam satu

bidang, membentuk panel atau modul fotovoltaik surya. Modul fotovoltaik sering

memiliki selembar kaca di sisi yang menghadap matahari, memungkinkan cahaya

untuk lewat sambil melindungi wafer semikonduktor.

Sel surya biasanya dihubungkan secara seri dan paralel atau seri dalam modul,

menciptakan tegangan tambahan. Menghubungkan sel secara paralel

menghasilkan arus yang lebih tinggi. Namun, masalah seperti efek bayangan

dapat mematikan string paralel (sejumlah sel yang terhubung secara seri) yang

37
lebih lemah (kurang menyala) menyebabkan kehilangan daya yang substansial

dan kemungkinan kerusakan karena bias balik diterapkan pada sel-sel yang

tertutupi oleh sel lainnya yang disoroti cahaya. String sel seri biasanya ditangani

secara independen dan tidak terhubung secara paralel, meskipun hingga tahun

2014 kotak daya individu telah sering dipasok untuk setiap modul dan terhubung

secara paralel. Meskipun modul dapat dihubungkan untuk membuat jajaran surya

dengan tegangan DC puncak yang diinginkan dan kapasitas arus pemuatan, MPPT

independen lebih disukai (pelacak titik daya maksimum). Jika tidak, dioda shunt

dapat mengurangi hilangnya daya bayangan dalam jajaran surya menggunakan sel

yang terhubung secara seri/paralel.

Gambar 11 Modul surya pada satelit

Sel surya pertama kali digunakan dalam aplikasi yang menonjol ketika mereka

diusulkan dan diterbangkan pada satelit Vanguard pada tahun 1958, sebagai

sumber daya alternatif ke sumber daya baterai utama. Dengan menambahkan sel

ke bagian satelit, waktu misi dapat diperpanjang tanpa perubahan besar pada

pesawat ruang angkasa atau sistem dayanya. Pada tahun 1959 Amerika Serikat

meluncurkan Explorer 6, menampilkan jajaran surya besar berbentuk sayap, yang

menjadi fitur umum pada satelit tersebut. Jajaran ini terdiri dari 9600 sel surya

Hoffman.

38
Pada 1960-an, sel surya adalah sumber daya utama untuk sebagian besar satelit

yang mengorbit Bumi dan sejumlah wahana antariksa di tata surya, karena

menawarkan rasio daya-terhadap-berat yang terbaik. Namun, keberhasilan ini

dimungkinkan karena dalam aplikasi luar angkasa, biaya sistem daya bisa begitu

tinggi, karena pengguna ruang memiliki sedikit opsi daya lain, dan kesediaan

membayar untuk sel surya terbaik. Pasar tenaga luar angkasa mendorong

pengembangan efisiensi yang lebih tinggi dalam sel surya hingga program

Yayasan Sains Nasional "Penelitian yang Diterapkan untuk Kebutuhan Nasional"

mulai mendorong pengembangan sel surya untuk aplikasi terestrial.

Pada awal 1990-an teknologi yang digunakan untuk sel surya luar angkasa

membelok dari teknologi silikon yang digunakan untuk panel terestrial, dengan

aplikasi pesawat ruang angkasa bergeser ke bahan semikonduktor III-V berbasis

galium arsenida, yang kemudian berkembang menjadi sel fotovoltaik

multipertemuan III-V modern yang digunakan di pesawat luar angkasa.

Sejauh ini, bahan curah paling umum untuk sel surya adalah silikon kristal (c-

Si), juga dikenal sebagai "silikon kualitas surya". Kumpulan silikon dipisahkan

menjadi beberapa kategori sesuai dengan kristalinitas dan ukuran kristal dalam

pita atau wafer yang dihasilkan. Sel-sel ini seluruhnya didasarkan pada konsep

pertemuan p-n. Sel surya yang terbuat dari c-Si terbuat dari wafer dengan tebal

antara 160 dan 240 mikrometer.

39
3.2. Simulator Surya

Simulator surya atau juga matahari buatan adalah perangkat yang menyediakan

pencahayaan mendekati alami sinar matahari. Tujuan dari simulator surya adalah

untuk menyediakan fasilitas pengujian dalam ruangan dengan suhu yang dapat

dikondisikan di bawah kondisi laboratorium.

Gambar 12 Simulator Surya

Simulator surya ini digunakan untuk pengujian sel surya, tabir surya, plastik,

dan bahan serta perangkat lainnya. Simulator surya terbagi menjadi tiga kategori

besar, yaitu kontinyu, berkedip, dan berdenyut.

3.1.1 Tipe Kontinyu

Pada jenis ini sumber cahaya pada simulator surya iluminasi

berlangsung secara terus menerus dalam beberapa waktu. Simulator

cahaya matahari kontinyu menggunakan beberapa jenis lampu berbeda

yang digabungkn seperti lampu busur yang digabungkan dengan satu

atau lebih lampu jenis hologen untuk memperluas jangkauan cahaya.

40
Gambar 13 Simulator Surya Tipe Kontinyu

3.1.2 Tipe Flash (Berkedip)

Simulator surya jenis berkedip merupakan simulator yang di-flash

secara kualitatif mirip dengan fotografi flash dan mengunakan tabung

flash. Dengan durasi khas beberapa milidetik, intensitas sangan tinggi

hingga beberapa ribu matahari. Jenis peralatan ini sering digunakan

untuk mencegah penumpukan panas yang tidak perlu pada perangkat

yang sedang diuji. Namun, karena pemanasan dan pendinginan lampu

yang cepat, intensitas dan spektrum cahaya bersifat sementara, membuat

pengujian harus dilakukan berulang - ulang secara teknis untuk

mendapatkan hasil pengukuran yang andal.

Gambar 14 Simulator Surya Tipe Flash

41
3.1.3 Tipe Berdenyut

Simulator surya tipe berdenyut menggunakan rana untuk

memblokir cahaya dari sumber yang berkelanjutan secara cepat. Kategori

ini adalah gabungan antara kontiniu dan flash, yang memiliki kelemahan

penggunaan daya tinggi dan intensitas simulator yang relatif rendah,

tetapi keunggulan dari simulator ini adalah memiliki intensitas dan

spektrum output yang stabil.

3.3. Komponen Simulator Surya

3.3.1. Lampu Busur Xenon

Lampu busur xenon adalah jenis lampu pelepasan gas yang sangat

khusus, lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan melewatkan listrik

melalui gas xenon terionisasi pada tekanan tinggi. Ini menghasilkan cahaya

putih terang yang mirip dengan sinar matahari alami, dengan aplikasi pada

proyektor film di bioskop , di lampu sorot , dan untuk penggunaan khusus

dalam industri dan penelitian untuk mensimulasikan sinar matahari, seringkali

untuk pengujian produk.

Gambar 15 Lampu Busur Xenon

42
Lampu busur xenon secara kasar dapat dibagi menjadi tiga kategori:

lampu busur pendek xenon output-kontinu, lampu busur panjang xenon

output-kontinu, dan lampu flash xenon (yang biasanya dianggap terpisah).

Masing-masing terdiri dari kuarsa menyatu atau tabung busur kaca tahan

panas lainnya, dengan elektroda logam tungsten di setiap ujungnya. Tabung

gelas pertama kali dievakuasi dan kemudian diisi ulang dengan gas xenon.

Untuk lampu kilat xenon, elektroda "pemicu" biasanya mengelilingi bagian

luar tabung busur. Masa pakai lampu busur xenon bervariasi sesuai dengan

desain dan konsumsi dayanya, dengan pabrikan besar mengutip masa hidup

rata-rata mulai dari 500 jam (7kW) hingga 1.500 (1kW).

Dalam aplikasi berdaya rendah, elektroda terlalu dingin untuk emisi

elektron yang efisien dan tidak diperlukan pendingin. Dalam aplikasi daya

tinggi diperlukan sirkuit pendingin air tambahan untuk setiap elektroda.

Untuk mengurangi biaya, sirkuit air sering tidak dipisahkan dan air perlu

dideionisasi untuk menjadikannya non-konduktif secara elektrik, yang

memungkinkan kuarsa atau media laser larut ke dalam air.

3.3.2. Catu Daya

Catu daya adalah perangkat listrik yang memasok daya listrik ke beban

listrik . Fungsi utama catu daya adalah mengubah arus listrik dari sumber ke

tegangan , arus , dan frekuensi yang benar untuk memberi daya pada beban.

Akibatnya, catu daya kadang-kadang disebut sebagai konverter daya listrik .

Beberapa catu daya merupakan bagian terpisah dari peralatan yang berdiri

sendiri, sementara yang lain dibangun di dalam peralatan beban yang diberi

daya. Contoh yang terakhir termasuk pasokan daya yang ditemukan di

43
komputer desktop dan perangkat elektronik konsumen . Fungsi lain yang

dapat dilakukan oleh pasokan listrik antara lain membatasi arus yang ditarik

oleh beban ke tingkat yang aman, mematikan arus jika terjadi gangguan

listrik , pengkondisian daya untuk mencegah gangguan elektronik atau

lonjakan tegangan pada input dari mencapai beban, koreksi faktor , dan

menyimpan energi sehingga dapat terus menyalakan beban jika terjadi

gangguan sementara pada sumber daya ( catu daya tak terputus ).

Semua catu daya memiliki koneksi input daya , yang menerima energi

dalam bentuk arus listrik dari sumber, dan satu atau lebih koneksi output

daya yang menghantarkan arus ke beban. Sumber daya dapat berasal dari

jaringan tenaga listrik , seperti outlet listrik , perangkat penyimpanan energi

seperti baterai atau sel bahan bakar , generator atau alternator , konverter

tenaga surya , atau catu daya lain. Input dan output biasanya berupa koneksi

sirkuit yang di-hardwired, meskipun beberapa catu daya menggunakan

transfer energi nirkabel untuk menggerakkan beban mereka tanpa koneksi

kabel. Beberapa catu daya memiliki tipe input dan output lain juga, untuk

fungsi seperti pemantauan dan kontrol eksternal.

Gambar 16 Catu Daya

44
Catu daya dikategorikan dalam berbagai cara, termasuk menurut fitur

fungsional. Misalnya, catu daya yang diregulasi adalah catu daya yang

mempertahankan tegangan atau arus keluaran konstan meskipun terdapat

variasi arus beban atau tegangan input. Sebaliknya, output dari catu daya

yang tidak diregulasi dapat berubah secara signifikan ketika tegangan input

atau arus bebannya berubah. Catu daya yang dapat disesuaikan

memungkinkan tegangan atau arus keluaran diprogram oleh kontrol

mekanis (misalnya, kenop pada panel depan catu daya), atau melalui input

kontrol, atau keduanya. Catu daya yang dapat diatur dan dapat diatur

adalah catu daya yang dapat disesuaikan dan diatur. Catu daya yang

terisolasi memiliki keluaran daya yang secara elektrik tidak bergantung

pada input dayanya; ini berbeda dengan catu daya lain yang memiliki

koneksi yang sama antara input dan output daya.

Pasokan daya dapat secara luas dibagi menjadi tipe linier dan

switching . Konverter daya linier memproses daya input secara langsung,

dengan semua komponen konversi daya aktif beroperasi di wilayah operasi

liniernya. Dalam menukar konverter daya, daya input dikonversi ke pulsa

AC atau DC sebelum diproses, oleh komponen yang beroperasi terutama

dalam mode non-linear (mis., Transistor yang menghabiskan sebagian besar

waktunya dalam cutoff atau saturation). Daya "hilang" (dikonversi menjadi

panas) ketika komponen beroperasi di daerah liniernya dan, akibatnya,

konverter peralihan biasanya lebih efisien daripada konverter linier karena

komponennya menghabiskan lebih sedikit waktu di daerah pengoperasian

linier.

45
Catu daya DC menggunakan listrik AC sebagai sumber energi. Catu

daya tersebut akan menggunakan transformator untuk mengubah tegangan

input ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Penyearah

digunakan untuk mengubah tegangan keluaran transformator menjadi

tegangan DC yang bervariasi, yang kemudian dilewatkan melalui filter

elektronik untuk mengubahnya menjadi tegangan DC yang tidak diatur.

Gambar 17 Skema Catu Daya AC-DC

Filter menghilangkan sebagian besar, tetapi tidak semua variasi

tegangan AC; tegangan AC yang tersisa dikenal sebagai riak . Toleransi

beban listrik terhadap riak menentukan jumlah minimum penyaringan yang

harus disediakan oleh catu daya. Dalam beberapa aplikasi, riak tinggi

ditoleransi dan karenanya tidak diperlukan penyaringan. Sebagai contoh,

dalam beberapa aplikasi pengisian daya baterai dimungkinkan untuk

menerapkan catu daya DC bertenaga listrik dengan tidak lebih dari sebuah

transformator dan dioda penyearah tunggal, dengan resistor secara seri

dengan output untuk membatasi arus pengisian daya.

46
3.3.3. Infrared Temperature Sensor

Termometer inframerah adalah termometer yang menyimpulkan suhu

dari sebagian radiasi termal yang kadang-kadang disebut radiasi benda

hitam yang dipancarkan oleh objek yang diukur. Mereka kadang-kadang

disebut termometer laser karena laser digunakan untuk membantu

mengarahkan termometer, atau termometer non-kontak atau senjata suhu ,

untuk menggambarkan kemampuan perangkat untuk mengukur suhu dari

jarak jauh. Dengan mengetahui jumlah energi inframerah yang

dipancarkan oleh objek dan emisivitasnya , suhu objek sering dapat

ditentukan dalam kisaran tertentu dari suhu aktualnya. Termometer

inframerah adalah bagian dari perangkat yang dikenal sebagai "termometer

radiasi termal". Pembacaan dapat mengalami kesalahan karena pantulan

radiasi dari benda yang lebih panas bahkan orang yang memegang

instrumen.

Gambar 18 IR Thermometer

Desain dasarnya terdiri dari lensa untuk memfokuskan radiasi termal

inframerah ke detektor , yang mengubah daya radiasi menjadi sinyal listrik

yang dapat ditampilkan dalam satuan suhu setelah dikompensasi dengan

suhu sekitar. Ini memungkinkan pengukuran suhu dari jarak jauh tanpa

47
kontak dengan objek yang akan diukur. Termometer inframerah non-

kontak berguna untuk mengukur suhu dalam keadaan di mana termokopel

atau sensor tipe probe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak

menghasilkan data yang akurat karena berbagai alasan.

Beberapa kondisi umum adalah objek yang akan diukur dalam kondisi

bergerak; objek dikelilingi medan elektromagnet, seperti pada pemanasan

induksi; objek berada pada hampa udara atau atmosfer buatan; atau pada

aplikasi di mana dibutuhkan respon yang cepat.

Termometer inframerah dapat digunakan untuk beberapa fungsi

pengamatan temperatur. Beberapa contoh, antara lain:

 Mendeteksi awan untuk sistem operasi teleskop jarak jauh.

 Memeriksa peralatan mekanika atau kotak sekering listrik atau

saluran hotspot

 Memeriksa suhu pemanas atau oven, untuk tujuan kontrol dan

kalibrasi

 Mendeteksi titik api/menunjukkan diagnosa pada produksi papan

rangkaian listrik

 Memeriksa titik api bagi pemadam kebakaran

 Mendeteksi suhu tubuh makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dll

 Memonitor proses pendinginan atau pemanasan material, untuk

penelitian dan pengembangan atau quality control pada manufaktur

Ada beberapa jenis alat pengukur temperatur inframerah yang tersedia

saat ini, termasuk desain konfigurasi untuk penggunaan fleksibel dan

48
portabel, selain desain-desain khusus untuk fungsi tertentu pada posisi

tetap dalam jangka waktu yang lama

Beberapa spesifikasi sensor portabel tersedia untuk pengguna rumahan

termasuk tingkat keakuratannya (biasanya kurang lebih satu-dua derajat),

plus beberapa derajat dibawahnya untuk pengukuran umum. Rasio

Jarak:Titika Api (D:S) menunjukkan perbandingan diameter luas

pengukuran panas dengan jarak alat terhadap permukaan objek. Contoh,

apabila luas permukaan objek anda satu cm persegi dan anda tidak dapat

lebih dekat daripada 12 cm ke objek, anda membutuhkan sensor dengan

D:S 12:1 atau lebih. Fungsi yang lain ialah ada sensor yang memakai

emisivitas konstan ada pula yang harus diatur. Untuk yang konstan, anda

tidak dapat mengatur keakuratan pembacaan pada permukaan yang terang

(sebagian besar sensor dirancang untuk permukaan gelap). Sensor

emitivitas konstan dapat dipakai pada permukaan terang hanya dengan

menambahkan pita gelap pada permukaan benda atau mengecatnya.

3.3.4. MotherBoard

Motherboard (atau dikenal sebagai mainboard , papan sirkuit utama ,


[1]
board sistem , alas tiang , papan planar atau papan logika , atau bahasa

sehari-hari, mobo ) adalah papan sirkuit cetak (PCB) utama yang

ditemukan pada komputer untuk keperluan umum dan dapat diperluas

lainnya sistem. Ini memegang, dan memungkinkan, komunikasi antara

banyak komponen elektronik penting dari suatu sistem, seperti central

processing unit (CPU) dan memori , dan menyediakan konektor untuk

49
periferal lain. Tidak seperti backplane , motherboard biasanya berisi sub-

sistem yang signifikan seperti prosesor pusat, input / output chipset dan

pengontrol memori, konektor antarmuka, dan komponen lain yang

terintegrasi untuk penggunaan dan aplikasi tujuan umum.

Motherboard secara khusus mengacu pada PCB dengan kemampuan

ekspansi dan seperti namanya, papan ini sering disebut sebagai "ibu" dari

semua komponen yang melekat padanya, yang sering termasuk periferal ,

kartu antarmuka, dan kartu anak : kartu suara , kartu video , kartu

jaringan , hard drive , atau bentuk penyimpanan persisten lainnya; Kartu

TV tuner , kartu yang menyediakan slot USB atau FireWire tambahan dan

berbagai komponen khusus lainnya.

Demikian pula, istilah mainboard diterapkan pada perangkat dengan

satu papan dan tidak ada ekspansi atau kemampuan tambahan, seperti

papan pengontrol pada printer laser, televisi, mesin cuci, ponsel dan sistem

tertanam lainnya dengan kemampuan ekspansi terbatas.

Gambar 19 Motherboard

50
Sebelum penemuan mikroprosesor , komputer digital terdiri dari

beberapa papan sirkuit cetak dalam wadah kartu dengan komponen yang

dihubungkan oleh pesawat belakang, satu set soket yang saling

berhubungan. Dalam desain yang sangat lama, kabel tembaga adalah

koneksi terpisah antara pin konektor kartu, tetapi papan sirkuit cetak

segera menjadi praktik standar. Central Processing Unit (CPU), memori,

dan periferal ditempatkan di masing-masing papan sirkuit cetak, yang

dicolokkan ke backplane. Bus S-100 di mana-mana pada tahun 1970-an

adalah contoh dari sistem backplane jenis ini.

Komputer paling populer pada 1980-an seperti Apple II dan IBM PC

telah menerbitkan diagram skematik dan dokumentasi lain yang

memungkinkan motherboard reverse-engineering dan motherboard

pengganti pihak ketiga yang cepat. Biasanya dimaksudkan untuk

membangun komputer baru yang kompatibel dengan exemplar, banyak

motherboard menawarkan kinerja tambahan atau fitur lain dan digunakan

untuk meningkatkan peralatan asli pabrikan.

Selama akhir 1980-an dan awal 1990-an, menjadi ekonomis untuk

memindahkan semakin banyak fungsi periferal ke motherboard. Pada akhir

1980-an, motherboard komputer pribadi mulai memasukkan IC tunggal

(juga disebut chip Super I / O ) yang mampu mendukung serangkaian

periferal kecepatan rendah: keyboard , mouse , floppy disk drive , port

serial , dan port paralel . Pada akhir 1990-an, banyak motherboard

komputer pribadi termasuk audio tertanam, video, penyimpanan, dan

51
fungsi jaringan kelas konsumen tanpa perlu kartu ekspansi sama sekali;

sistem kelas atas untuk gaming 3D dan grafik komputer biasanya hanya

mempertahankan kartu grafis sebagai komponen terpisah. PC bisnis,

workstation, dan server lebih mungkin membutuhkan kartu ekspansi, baik

untuk fungsi yang lebih kuat, atau untuk kecepatan yang lebih tinggi;

sistem tersebut seringkali memiliki lebih sedikit komponen yang

disematkan.

Komputer laptop dan notebook yang dikembangkan pada 1990-an

mengintegrasikan periferal paling umum. Ini bahkan termasuk

motherboard tanpa komponen yang dapat diupgrade, tren yang akan

berlanjut ketika sistem yang lebih kecil diperkenalkan setelah pergantian

abad (seperti komputer tablet dan netbook ). Memori, prosesor, pengontrol

jaringan, sumber daya, dan penyimpanan akan diintegrasikan ke dalam

beberapa sistem.

52
DAFTAR PUSTAKA

[1] "Photovoltaic System Pricing Trends – Historical, Recent, and Near-Term

Projections, 2014 Edition" (PDF). NREL. 22 September 2014.

hlm. 4. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 29 March 2015

[2] "Technology Roadmap: Solar Photovoltaic Energy" (PDF). IEA.

2014. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 7 October 2014. Diakses

tanggal 7 October 2014.

[3] Specification for Solar Simulation for Photovoltaic Testing". 2010. (online),

(https://en.wikipedia.org/wiki/Solar_simulator, diakses pada tanggal 11

Maret 2020)

[4] Die Neuen Xenon-Hochdrucklampen, K. Ittig, K. Larché, F. Michalk,

Technisch-wissenschaftliche Abhandlungen der Osram-Gesellchaft, Vol.6

(1953) pp33-38.

[5] Malmstadt, Enke and Crouch, Electronics and Instrumentation for Scientists,

The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., 1981,

[6] Karbo, Michael. "CPU dan motherboard" . Panduan Karbos.

(diarsipkan) dari yang asli pada 27 April 2015 . Diperoleh 11 Maret 2020 .

53

Anda mungkin juga menyukai