Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SISTEM PEMANCAR DAN PENERIMA


TUGAS MATA KULIAH ELEKTRONIKA KOMUNIKASI

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
Nama : Reza Fajarsyah
NIM : 41413120100

Tahun Ajaran 2014/2015


Universitas Mercubuana
Jakarta, Indonesia
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..…….………1
BAB II SISTEM PEMANCAR DAN PENERIMA………………………………...….………6
1. SISTEM PEMANCAR…………………………….…………………………….…..6
2. SISTEM PENERIMA………………………………………………………….…...12
3. PRINSIP KERJA…………………………………………………………….……..20
4. APLIKASI KERJA…………………………………………………………..……..21
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………......26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya yang disebut sebagai rangkaian sistem penyiaran adalah meliputi sistem
pemancar, media penghubung, dan penerimanya. Pada rangkaian ini dilibatkan dua sinyal, yaitu,
sinyal informasi (modulating signal) dan sinyal pembawa (carrier). Media penghubung yang
dalam hal ini adalah udara, tidak dibahas dalam modul ini. Kedua sistem, pemancar dan
penerima sistem AM, masing-masing dilukiskan diagram bloknya yang disederhanakan pada
Gambar-1.

Pada sistem pemancar, seperti telah diuraikan di modul sebelumnya, terjadi proses
modulasi, proses mixing dalam proses translasi frekuensi, penguatan sinyal termodulasi
(modulated signal), proses penyesuaian impedansi, dan proses pemancaran ke udara dengan
menggunakan satu sistem antena. Di sisi sistem penerima, yang pada dasarnya melalui proses
sebaliknya dari sistem pemancar, terjadi proses tuning dan mixing untuk mendapatkan sinyal IF.
Kemudian pada sinyal IF dilakukan deteksi atau demodulasi untuk mendapatkan sinyal
informasinya kembali. Diagram blok Gambar-1 tersebut dapat berlaku, baik untuk sistem AM
maupun sistem FM. Tetapi untuk lebih spesifik bagi sis-tem penerima FM, diberikan diagram
blok sistem penerimanya pada Gambar-2.

3
Pada sistem penerima terdapat tahapan penguat IF yang masih merupakan sinyal termo-
dulasi dengan frekuensi tertentu yang merupakan nilai frekuensi perantara atau interme-diate.
Nilai frekuensi perantara ini, untuk masing-masing sistem telah dibakukan besar-annya yang
merupakan rekomendasi ITU-R. Masing-masing nilai IF tersebut ditabula-sikan pada Tabel-1.
Walaupun nilai IF tersebut telah dibakukan oleh ITU-R dalam Rekomendasinya, tetapi terdapat
beberapa sistem yang dirancang mempunyai dua atau tiga nilai IF tersendiri, dengan tujuan lebih
meningkatkan kinerja sistem penerima. Jadi terdapat dua atau tiga tahapan translasi frekuensi,
yang berarti terjadi proses mixing sebanyak dua atau tiga kali. Dengan metoda ini, maka kinerja
penyeleksian penerima tersebut makin baik atau selektivitas penerima bersangkutan makin
tajam. Ini diterapkan misalnya pada sistem komunikasi maritim yang bekerja pada pita 300
MHz, atau sistem penerima radio penyiaran yang dirancang oleh Sony Corporation.

Pada Gambar-1(a) nampak, bahwa blok sistem pemancar terdiri dari dua jalur, yaitu, jalur
sinyal pembawa yang diawali dengan blok osilator RF, dan jalur sinyal pemodulasi yang diawali
dengan sumber sinyal. Sinyal pada kedua jalur itu mengalami penguatan daya sedemikian
sehingga sesuai dengan daya pancar dan derajat modulasi yang dikehendaki. Metoda
modulasinya mengikuti salah satu dari dua cara yang ada, yaitu, modulasi level rendah dan
modulasi level tinggi, yang telah diuraikan pada Modul-11. Selanjutnya, sinyal yang termodulasi
itu disalurkan ke antena dengan melalui rangkaian penyesuai impedansi untuk memberikan
keadaan match antara pemancar dengan antenanya disamping untuk menekan harmonik yang
muncul. Karena pemancar secara per bagian telah dibahas, maka pada Modul-14 ini hanya
membahas sisi penerima saja.
Sistem penerima dapat dikelompokkan menjadi dua model, yaitu, sistem penerima yang
merupakan bagian dari sistem penerus-pancar (link), dan sistem penerima yang akhirnya
mendeteksi sinyal pemodulasi yang dibawanya.

Pemancar-penerima (transceiver) adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat


digunakan untuk menghubungkan sebuah komputer ke sebuah jaringan dengan teknologi
pemancaran pita basis (baseband) sehingga komputer tersebut dapat memancarkan dan
menerima sinyal di dalam jaringan tersebut. Pada awal-awal perkembangan jaringan, pemancar-
penerima merupakan perangkat yang terpisah dari kartu jaringan, akan tetapi, saat ini hampir
semua kartu jaringan memiliki pemancar-penerima yang terpadu dalam kepingan atau kartu
jaringan tersebut.
Bagian pemancar dan penerima berfungsi juga untuk mengubah sinyal IF (Intermediate
Frequency) menjadi sinyal pada level RF (Radio Frequency). Pemancar dan penerima dilengkapi
AGC (Automatic Gain Control) yang berfungsi untuk menaikkan level daya pemancar secara
automatis jika penerima pada sisi lawan tidak memberi informasi untuk menaikkan level daya.
Dalam berkomunikasi, sistem transceiver (transmitter dan receiver). Komunikasinya
dapat dilakukan dalam salah satu metoda komunikasi, yaitu, simplex, half-duplex, dan full-
duplex, yang masing-masing mempu-nyai pengertian sebagai berikut. Ilustrasi berikut
menggambarkan satu komunikasi data.

a. Simplex
Data disalurkan hanya ke satu arah, sehingga perangkat pada masing-masing sisi berfungsi tetap,
yaitu sebagai pengirim dan sisi yang lain sebagai penerima. Metoda ini jarang digunakan pada
sistem komunikasi data, sementara pada sistem komunikasi radio luas digunakan. Diagram
hubungan simplex ditunjukkan pada Gambar dibawah:

Metoda Komunikasi, (a) Simplex, (b) half-duplex, (c) full-duplex

b. Half Duplex (HDX)


Data dapat dikirimkan ke dua arah secara bergantian seperti ditunjukkan pada Gambar 1.5(b).
Sistem komunikasi data yang menggunakan jaringan telepon dengan sistem dial-up two-wire
(menggunakan unit modem) pada umumnya menggunakan metoda HDX seperti pada sistem Bell
202S. Pengiriman data pada sistem ini umumnya menggunakan mode serial asinkron.
c. Full Duplex (FDX)
Pada sistem ini, data dikirimkan dan diterima secara bersamaan karena masing-ma- sing
pengiriman menggunakan saluran yang berbeda. Metoda ini digunakan bila komunikasi data
menggunakan saluran sewa (leased line 4 wires) atau saluran pribadi, yaitu saluran yang khusus

3
untuk jaringan komputer. Pada sistem ini, data dikirimkan secara sinkron, misalnya sistem
CCITT V.27bis yang menggunakan laju bit sebesar 4800 bps. Metoda full duplex dilukiskan pada
Gambar 1.5(c).

Blok Diagram Pamancar AM dan FM:

Berdasar diatas dapat dikemukakan fungsi masing-masing blok :


1. Mikofon : Merobah besaran akustik menjadi besaran listrik ( sinyal audio ).
2. Audio Amplifier : Memperkuat sinyal audio agar bisa diproses oleh Modulator (mV->V).
3. Local Oscillator : Membangkitkan frekuensi fLO yang akan dimodulasi oleh sinyal
informasi fm sehingga menghasilkan sinyal AM dengan carrier fc .
4. Modulator Amplituda: Memodulasikan sinyal informasi fm kepada ouput Local
Oscillator fLO sehingga menghasilkan sinyal termodulasi amplituda fc.

Dan dari gambar diatas terlihat perbedaan Pemancar AM dan FM, dimana sinyal pancar FM
berasal dari ouput Modulator FM yg dilipatkan frekuensinya, dalam contoh dilipat 8x . Hal ini
dilakukan karena modulasi frekuensi tidak dapat bekerja pada frekuensi yang terlalu tinggi, maka
digunakan frekuensi menengah intermediate frequency) fIF , setelah itu barulah frekuensinya
dinaikkan dengan bantuan Frequency Multiplier.

3
BAB II
SISTEM PEMANCAR DAN PENERIMA

1. SISTEM PEMANCAR

Sebuah pemancar adalah perangkat elektronik yang, biasanya dengan bantuan


sebuah antena, menyebarkan sebuahelektromagnetik sinyal seperti radio dan televisi.
Secara umum dalam komunikasi dan pengolahan informasi, pemancar adalah setiap
obyek (sumber) yang mengirimkan informasi ke pengamat (receiver). Ketika digunakan dalam
arti yang lebih umum, pita suara juga dapat dianggap sebagai contoh sebuah pemancar.
Dalam elektronik radio dan penyiaran, sebuah pemancar biasanya memiliki catu daya,
sebuah osilator, sebuahmodulator, dan amplifier untuk frekuensi audio (AF) dan frekuensi
radio (RF). Modulator adalah perangkat yang piggybacks (atau memodulasi) informasi ke
sinyal carrier frekuensi, yang kemudian disiarkan. Kadang-kadang perangkat (misalnya, ponsel)
berisi pemancar dan penerima radio, dengan unit gabungan disebut
sebagai transceiver. Dalam radio amatir, pemancar bisa menjadi bagian terpisah dari peralatan
elektronik atau subset dari transceiver, dan sering disebut dengan menggunakan bentuk
singkatan; “XMTR” (Kode Morse). Di sebagian besar dunia, penggunaan pemancar secara ketat
dikontrol oleh hukum karena potensi gangguan berbahaya (misalnya untuk komunikasi darurat)
cukup besar. Dalamelektronik, sebuah perangkat umum adalah pemancar FM Pribadi, kekuatan
pemancar yang sangat rendah umumnya dirancang untuk mengambil sumber audio yang
sederhana seperti iPod, CD player, dll dan mengirimkannya beberapa meter ke standar FM radio
penerima. Kebanyakan pemancar FM pribadi di Amerika Serikat diatur pada Bagian 15
dari Peraturan Komisi Komunikasi Federal (FCC).
Dalam industri kontrol proses, “pemancar” adalah perangkat yang mengkonversi
pengukuran dari sensor menjadi sinyal, kondisi itu, yang akan diterima, biasanya dikirim melalui
kabel, dengan beberapa layar atau alat kontrol berlokasi jarak jauhnya. Biasanya dalam proses
aplikasi kontrol “pemancar “ akan mengeluarkan output analog 4-20 mA arus loop atau protokol
digital untuk mewakili suatu variabel diukur dalam suatu rentang. Misalnya, tekanan pemancar
akan menggunakan 4 mA sebagai representasi untuk tekanan 50 psig dan 20 mA sebagai tekanan
1000 psig dan setiap nilai secara proporsional berkisar antara 50 dan 1000 psig. (A mA sinyal 0-
4 menunjukkan kesalahan dalam sistem pemancar). Teknologi lama menggunakan tekanan
pneumatik biasanya berkisar antara 3-15 psig (20-100 kPa) untuk mewakili sebuah variabel.
Fungsi dari pemancar adalah untuk mengubah satu atau lebih sinyal input yang berupa
frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang
dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk
dipancarkan. Gambar 2.13 Di bawahiniadalahblok diagram FM :

I/P modulator Penyangga


audio (buffer)

Diagram blokpemancar

Untukmembangkitkansinyal, terdapatduametode yang digunakan,


yaitumetodedirect FM (FM secaralangsung) danmetodeindirect FM (FM
secaratidaklangsung).Berikutiniduametode FM yang digunakan :

1.1.1 MetodeDirectFM (modulasi Fmsecaralangsung)

Pada pemancar yang dimodulasi langsung (direct), deviasi frekuensi puncak tetap
kecil, dan sinyal yang dimodulasi dari osilator diteruskan ke sebuah rangkaian pengali
frekuensi yang menaikkan frekuensi keluaran ke frekuensi pembawa yang dikehendaki,
sebuah penguat daya yang mendorong antena. Gambar 2.14berikutmenunjukan diagram
blokpemancar yang dimodulasilangsung :

Input Modulator Osilator Pengali PenguatDa


Frekuensi ya

Gambar1.1 Diagram blokpemancar FM yang dimodulasilangsung1

Modulasi frekuensi langsung pada frekuensi pembawa akhir dapat digunakan


dengan menghilangkan tingkat-tingkat pengali, tetapi akan segera timbul pertentangan,
yaitu anatara diperlukannya deviasi frekuensi yang cukup keharusan mempertahankan
kestabilan frekuensi yang tinggi. Osilator-
osilatorkristaldapatlangsungdimodulasifrekuensi, tetapiuntukmemperolehdeviasi-
deviasakhir yang digunakan, diperlukansuatufaktorpengalianfrekuensi yang tinggi.
Meskipundemikian, modulasifrekuensilangsungdigunakanjugauntuk FM jalursempit
yang hanyamemakaideviasi-deviasi yang relatifkecil.

3
Bilasuatusinyal FM dilewatkanmelaluirangkaianpengalifrekuensi,
sepertisebuahpenguatkelas C yang
ditangkikeluarannyaditalapadaharmonisasikeduaatauketiga,
bukanhanyafrekuensipembawasaja yang akandikalikan, tetapijugadeviasifrekuensinya.
Perbandinganperkalianakansamadenganangkaharmonisaterhadapkeluaranditala.

1.1.2 MetodeIndirect FM (modulasi FM tidaklangsung)

Modulasifasadapatdigunakanuntukmemperolehmodulasifrekuensidenganmetodeti
daklangsung.Hanyadiperlukanintegrasisinyalmodulasisebelummemaukannyake
modulator fasa.Gambar di bawahinimenunjukan diagram blokdaripemancar FM
denganmetodetidaklangsung :

Osilator Modulator Pengali PenguatD


Fasa Frekuensi aya

Input Penguat Integrator


Modulato
r

Gambar1.2 Diagram blokmodulasifrekuensitidaklangsung

Metodeindirect FM yang umumdigunakanadalahmetode Armstrong,


dimanamodulasifrekuensididapatdarisuatugabungan DSBSC danmodulasifasa.Sumber
pembawanya adalah adalah suatu osilator kristal dengan suatu frekeuensi yang mudah
untuk ditangani dalam modulator-modulator dan biasanya cukup rendah, seperti misalnya
100KHz. Suatu contoh (sample) dari pembawa akan dipisahkan dan digeser sebesar 90º
sebelum dikenakan ke modulator balans.
Selanjutnya keluaran modulator balans diperkecil amplitudonya sehingga menjadi
sangat kecil dibandingkan dengan keluaran osilator. Keluaran ini adalah jumlah fasor dari
kedua jalur sisi tanpa pembawa dan digeser fassanya sebesar 90º terhadap keluaran
osilator, akan terjadi modulasi fasa, yaitu jumlah fasor jalur sisi mendahului pembawa
dengan 90º dan amplitudonya berubah-ubah. Perubahan ini dijumlahkan secara fasor
pada pembawa untuk menghasilkan tegangan Epm. Dengan berubahnya jalur-jalur sisi
menyebabkan perubahan pula pada sudut antara Epm dan pembawa dengan persamaan
berikut
 E dsb 
  tan 1  
 Ec 
Untuk deviasi-deviasi sudut yang kecil, yaitu kurang dari 10º, tangennya akan
hampir sama dengan sudutnya sendiri.

1.1.3 Karakteristik pemancar


Karakteristik pemancar pada umumnya mencakup :
- Besarnya penguatan audio, yang menyatakan kualitas sinyal audionya
- Kestabilan frekuensi, misal 64 MHz 0,01% , menyatakan toleransi dari
pergeseran frekuensi yang diizinkan
- Distorsi maksimum
- Impedansi output, yang berkaitan dengan impedansi antena pancar / kabel
feeder, misal 50 , 75 , 300 .

1.1.4 Perancangan Pemancar FM

Berikut ini merupakan gambar dari diagram blok pemancar FM :

Input
Modulator Buffer

Gambar 1.3 Diagram blok pemancar FM

Rangkaian pemancar digunakan untuk merubah satu atau lebih sinyal input yang
berupa audio frequency (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio
Frequency) sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antenna untuk
dipancarkan.

Berikut ini adalah beberapa bagian dari pemancar :


1. Modulator
Fungsi dari modulator adalah memodulasi sinyal pembawa dengan sinyal informasi.
Hasil dari modulator ini adalah sinyal FM yang memiliki tegangan yang sama
dengan pembawa namun frekuensinya berubah-ubah sesuai dengan sinyal informasi.
2. Osilator

Osilator adalah suatu sistem atau alat yang menghasilkan sejumlah periodic atau
sinyal listrik yang mempunyai daya kurang dari satu watt sampai dengan ribuan watt.

3
Getaran itu disebut periodik karena selalu menggunakan sejumlah waktu yang sama
untuk setiap ayunan bolak-balik.
3. Buffer
Semua jenis osilator membutuhkan penyangga. Penyangga berfungsi untuk
menstabilkan frekuensi dan amplitude osilator akibat dai pembebanan tingkat
selanjutnya. Biasanya penyangga terdiri dari 1 atau 2 tingkat penguat transistor yang
dibias sebagai kelas A. Dengan penguat kelas A akan didapatkan penguatan dan
linearitas yang tinggi. Meskipun demikian, penguat kelas A memiliki efisiensi yang
paling rendah dibandingkan penguat kelas lainnya.

1.1.5 Rangkaian Pemancar FM

Gambar 1.4 Rangkaian Pemancar FM

Pada perencanaannya rangkaian pemancar FM di atas ini menggunakan dua buah


transistor.
Rangkaian di bawah ini merupakan rangkaian osilator :
Gambar 1.5 Rangkaian Osilator

Gambar di atas merupakam gambar osilator yang dibuat dari komponen LC yang
diparalel (tank circuit). Osilasi akan terjadi pada frekuensi resonansi yaitu pada saat
reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif (XL = XC). Untuk menentukan
besarnya frekuensi kerja pada osilator ini maka digunakanlah persamaan berikut:
1
𝑓𝑟 = (𝐻𝑧)
2𝜋√𝐿𝐶
Osilator diberi rangkaian penyangga yang merupakan rangkaian penguat transistor
2 tingkat. Rangkaian penyangga berfungsi untuk menjaga agar frekuensi keluaran dari
osilator tetap stabil. Rangkaian penyangga menggunakan transistor C829 dan C930,
berikut ini gambar rangkaian penyangga.

Gambar 1.6 Rangkaian Penguat Transistor 2 Tingkat

Rangkaian penyangga digunakan sebagai penguat RF, transistor yang digunakan


pada perancangannya yaitu C930 dan C829 yang digunakan sebagai rangkaian buffer.
Rangkaian buffer dibuat setelah rangkaian osilator sebagai penguatan agar sinyal FM
memenuhi level tegangan dari penguat akhir untuk menstabilkan frekuensi dan amplitudo
osilator akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya.
Rangkaian buffer pada pemancar ini memakai penguat kelas A, Komponen
pendukungnya adalah transistor jenis C930 yang mempunyai karakteristik output 120
mW. Penguat kelas A digunakan dan dioperasikan karena penguatan osilator memerlukan
linearitas yang baik. Berdasarkan datasheet, transistor C930 memiliki nilai β = 80 dan
Icmax = 30 mA. Sedangkan Vcc = 5V dan menggunakan transistor silicon, maka Vbe =
0,7 V, karena menggunakan penguat kelas A, maka nilai Vce = ½ Vcc = 2.5 V.
Rangkaian penyangga ini mendapat tegangan sebesar 5V, dimana transistor-
transistor sinyal kecil mempunyai batas kemampuan daya kurang dari ½ Watt sehingga
penguatan ditekankan pada penguat tegangan (Av).

3
Penguatantegangansebesar 50 kali, akantetapikarenaVinlebihdarikisaran mV,
makapenguatantegangantidakakansampaisebesar 50 kali.

2. SISTEM PENERIMA

Penerima (receiver) melakukan beberapa fungsi yaitu memindahkan sebuah


sinyal yang dikehendaki dari sebuah sinyal lain yang mungkin diterima oleh antena dan
menolak semua sinyal lain tersebut. Sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian diperkuat
sampai ke suatu tingkat yang dapat digunakan. Pada akhirnya, sinyal informasi
dipisahkan dari sinyal pembawa (carrier) dan diteruskan ke pemakai.
Fungsi utama penerima adalah demodulasi, yakni mengambil/memisahkan
sinyal informasi dari carriernya. Bila modulasi bisa dilakukan pada frekuensi
tinggi, tidak demikian halnya dengan demodulasi, sehingga sebelum proses demodulasi,
dengan bantuan mixer, frekuensi carrier harus diturunkan dahulu ke frekueni menengah /
intermediate frequency.Setelah itu barulah dilakukan deteksi / demodulasi, dimana sinyal
carrier “diredam/dibuang” agar yang tinggal hanyalah sinyal informasinya saja.
Pada umumnya, rangkaian penerima yang sering di gunakan ada dua jenis, yaitu
penerima superheterodyne dan penerima TRF (Tuned Radio Frequency).

2.1 Penerima Superheterodyne


Superheterodyne adalah pencampuran dua frekuensi berbeda sehingga
menghasilkan sebuah frekuensi baru. Penerima Superheterodyne berfungsi untuk
memisahkan sinyal yang diterima berupa sinyal hasil pencampuran antara sinyal carrier
dan sinyal informasi, sehingga dapat diperoleh hanya sinyal informasi yang diinginkan
[1].
Diagram blok penerima jenis Superheterodyne dapat dilihat pada gambar berikut
ini :

Penguat IF
RF Mixer Detektor
Amplifier

Local Penguat
Oscilator Audio
Gambar 2.1 Diagram Blok penerima Superheterodyne

Berikut ini merupakan fungsi dari tiap-tiap blok diagram, yaitu sebagai berikut :
1. Penguat RF
Digunakan untuk memperkuat gelombang frekuensi RF yang diterima dan
menyalurkan kebagian mixer.
2. Mixer
Menyampur RF dengan frekuensi local oscilator sehingga selisihnya menjadi
frekuensi antara (intermediate frequency).
3. Local Oscilator
Untuk membangkitkan getaran listrik berfrekuensi tinggi yang getarannya
disesuaikan dengan getaran RF yang diterima sehingga selisihnya = 10.07 MHz
yang disebut IF.
4. IF Amplifier
Bagian ini terdiri dari dua tingkat berfungsi untuk menguatkan frekuensi antara
(IF) =10.07 MHz, sehingga intensitasnya cukup kuat untuk dideteksi oleh bagian
detector. Bagian penguat IF ini dibuat agar semua radio frequency (RF) yang
masuk memiliki intensitas yang mana bila di deteksi oleh bagian detector
sehingga penangkapan radio menjadi merata dan selektif.
5. Detector
Bagian ini berfungsi untuk memisahkan frekuensi suara dari frekuensi pembawa
atau carrier.
6. Penguat Audio
Bagian ini berfungsi untuk menguatkan frekuensi suara yang telah dipisahkan dari
frekuensi antara (IF) oleh bagian detector.

2.1.1 Penerima Tuned Radio Frequency (TRF)


Prinsip dasar dari penerima TRF adalah menggunakan penala yang ditala pada
suatu frekuensi tertentu (fixed), sehingga penerima jenis ini hanya dapat menala sinyal
dengan frekuensi tertentu saja [1]. Berikut ini merupakan diagram blok dari jenis
penerima TRF dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini :

Penguat
RF Amplifier Detektor

Penguat
Audio

3
Gambar 2.2 Diagram Blok Penerima TRF
Pada umumnya radio jenis ini digunakan untuk range frekuensi antara 533 KHz
dan 1640 KHz. Rangkaiannya relatif lebih sederhana dan mempunyai sensitifitas yang
cukup baik namun selektifitasnya buruk. Berikut ini akan dijelaskan mengenai blok
diagram dari penerima Tuned Radio Frequency :
1. Penguat RF
Bagian yang berfungsi untuk memperkuat intensitas RF yang masuk
2. Detector
Bagian penerima yang berfungsi memisahkan AF dari carrier yang disebut
demodulasi.
3. Penguat Audio
Bagian penguat AF yang masih lemah yang dihasilkan detector, agar dapat
menggetarkan membran loudspeaker.
4. Pengeras Suara (Loudspeaker)
Alat yang berfungsi mengubah getaran listrik menjadi getaran mekanik agar dapat
didengar telinga manusia.

2.1.2 Karakteristik Penerima Radio


Ada 4 parameter yang menentukan kualitas suatu Penerima Radio, yakni :
- Sensitivitas
- Selektivitas
- Fidelitas
- Noise Figure
Sensitivitas dan selektivitas menentukan kualitas dari sinyal carrier sehingga
pengukuran / pengamatannya dilakukan pada output antena
penerima.Sedangkan fidelitas dan Noise Figure menentukan kualitas sinyal
informasi sehingga pengukuran / pengamatannya dilakukan pada output
Audio Amplifier.

2.1.2.1 Sensitivitas
Definisi umum :
- Sinyal terkecil yang masih dapat ditangkap oleh sistem antena.
- Kuat medan listrik E / Tegangan V / daya RF W yang harus diberikan
kepada antena penerima guna menghasilkan output standard 0.5 Watt pada
output Audio Amplifier.
- Input x
Volt menghasilkan output Audio Amplifier 0,5 Watt

Definisi khusus :

Besarnya amplituda tegangan dari gelombang carrier dengan pemodulasi dan indek modulasi m
= 0,3 yang harus diberikan kepada input RF Amplifier

2.1.2.2 Selektivitas
Definisi :
Kurva yg menggambarkan kesanggupan suatu penerima dlm
memisahkan sinyal carrier RF yang diinginkan dari sinyal RF lainnya.
Terdapat 2 tipe kurva selektivitas, yakni :
- Kurva selektivitas berdasar redaman
- Kurva selektivitas berdasar penguatan

3
Kurva selektivitas yang berdasarkan (a)Redaman a (dB); (b)Penguatan k (dB)

KURVA SELEKTIVITAS BERDASAR REDAMAN :

a) Suatu penerima mempunyai kualitas yang semakin baik apabila redaman dari frekuensi
carrier (RF) yang diinginkan semakin kecil, sedangkan untuk frekuensi lainnya
diusahakan redaman sebesar mungkin.
b) Dengan demikian kurva redaman yang terbaik adalah kurva yang punya slope /
kecuraman terbesar.

KURVA SELEKTIVITAS BERDASAR PENGUATAN :

a) Suatu penerima mempunyai kualitas yang semakin baik apabila penguatan dari frekuensi
carrier (RF) yang diinginkan semakin besar, sedang untuk frekuensi lainnya diusahakan
penguatan sekecil mungkin.
b) Dengan demikian kurva redaman yang terbaik adalah kurva yang punya slope /
kecuraman terbesar.
2.1.2.3 Fidelitas

Titik pengukuran dan sinyal informasi pada TX – RX (a) Sinyal pemodulasi (audio) dititik A
pada Tx; (b) Sinyal pemodulsi (audio) dititik B pada Rx

Definisi:

Gambaran yang menyatakan perubahan output Audio Amplifier utk berbagai frekuensi
pemodulasi, sebagaimana dijelaskan pada Gambar diatas.

Walau pada pengirim berbagai frekuensi dari sinyal pemodulasi / audio (300-10.000)Hz dititik A
mempunyai amplituda yang sama, akan tetapi setelah sampai dititik B amplituda berbagai
frekuensi (300-10.000)Hz tsb tdk lagi sama.

Hal ini terutama diakibatkan tahapan proses yang berlangsung disepanjang transmisinya
memberikan efek yang berbeda bagi masing-masing frekuensi.

2.1.2.4 Noise Figure

Nilai minimum sinyal yang masih dapat dideteksi oleh suatu penerima, antara lain ditentukan
oleh besarnya noise / derau yang menyertainya.

Noise / derau yang menyertai tersebut berasal dari berbagai sumber, seperti misalnya :

a) Derau yang berasal dari sistem sendiri :


b)
o Derau dari loss antena
o Derau dari tahanan pada rangkaian penerima

3
o Derau dari komponen aktif (transistor,IC) yang menghasilkan juncton noise ataupun
breakdown noise.
o Magnetic noise yang terjadi bila trafo tidak tertutup
o Contact noise yang muncul pada kontak / switch / selector.

c) Derau yang berasal dari luar sistem :

o Derau akibat gangguan jaringan radio lain.


o Derau karena pengaruh 2 frekuensi yang sama.
o Man made noise yakni derau yag ditimbulkan oleh industri, mesin, motor, kabel tegangan
tinggi.
o Derau yang berasal dari alam :
Kilat dari atmosfir
Sistem tata surya
Dari kapal terbang saat melintasi hujan / salju.

2.1.3 Rangkaian Penerima FM

Rangkaian penerima FM yang digunakan adalah jenis tuner FM stereo.


Rangkaian ini terdiri dari dua IC LA1260 dan IC LA3361 yang berfungsi sebagai
demodulator atau decoder stereo sehingga mempunyai dua keluaran output audio.
Berikut ini gambar dan penjelasan mengenai penerima FM :

G
a
G
Gambar 2.3 Rangkaian Penerima FM
1. Rangkaian RF
Sinyal yang ditangkap oleh antenna masuk kedalam rangkaian tuner. Selanjutnya
tuner akan memisahkan sesuai dengan resonansi sinyal yang dibutuhkan.
Keluarannya adalah pin 3 yang masuk pada pin 1 IC LA1260. Pin 1 ini berfungsi
sebagai input FM.
Pin 2 dan pin 3 IC LA1260 ini berfungsi sebagai bypass untuk memungkinkan
hanya sinyal yang dikehendaki saja yang diteruskan ke detector. Pin 2 dan Pin 3
ini dipasangkan dua buah kapasitor yang berfungsi sebagai filter. Pin 5 adalah
detector yang berfungsi untuk memisahkan sinyal pembawa (carrier) dengan
frekuensi informasi. Pin 5 ini dihubungkan dengan osilator yang berfungsi untuk
membangkitkan frekuensi. Sinyal keluaran dari penerima FM terdapat pada pin 8
yang akan diteruskan ke rangkaian penguat. Pin 7 berfungsi sebagai tuning led
yang akan menyala jika ada sinyal yang diterima. Pin 7 ini dihubungkan dengan
pin 8, jadi jika ada sinyal keluaran dari pin 8 akan menyalakan led.

2. Rangkaian Demodulator
Rangkaian demodulator digunakan untuk memisahkan sinyal audio yang berasal
dari radio penerima agar dapat didengar menjadi frekuensi sinyal kiri dan sinyal
kanan. Rangkaian decoder ini menggunakan IC LA 3361. Rangkaian IC LA3361
ini ditambah dengan kapasitor dan resistor sebagai filter untuk memperhalus nada
suara yang membawa noise di ground kan sedangkan sinyal suara diteruskan.
Berikut ini rangkaian IC LA3361 :

Gambar 2.4 IC LA3361

Gambar 2.4 adalah IC demodulator yang mempunyai keluaran pin 4 dan 5. Pin 4
merupakan keluaran frekuensi sinyal kanan dan pin 5 merupakan keluaran

3
frekuensi sinyal kiri. Baik pin 4 dan pin 5 terhubung dengan rangkaian filter yang
berfungsi untuk memperhalus nada suara. Sedangkan pada pin 6 terhubung
dengan LED yang berfungsi sebagai indicator ada atau tidaknya siaran yang
ditangkap

3. PRINSIP KERJA

3.1.1 Prinsip Kerja Rangkaian Pemancar FM


Pemancar FM berfungsi untuk memancarkan sinyal informasi yang telah
dimodulasi dengan sinyal pembawa untuk diteruskan ke antena pemancar yang akan
diterima oleh rangkaian penerima. Input yang diterima oleh pemancar FM berasal dari
DTMF encoder.
Sinyal input dari DTMF encoder akan masuk kedalam suatu rangkaian osilator.
Pada rangkaian ini sinyal informasi tadi akan dibawa oleh frekuensi carrier yang
dihasilkan osilator. Sinyal informasi yang dibawa oleh sinyal pembawa tadi nantinya
akan masuk ke rangkaian penguat (dalam rangkaian penguat yang digunakan adalah
penguat kelas A). Fungsi rangkaian penguat ini adalah untuk memperkuat sinyal yang
keluar dari rangkaian osilator. Sinyal yang telah dikuatkan tersebut kemudian akan
dikirimkan oleh antena pemancar agar diterima pada penerima.

3.1.2 Prinsip Kerja Penerima

Prinsip kerja penerima pada alat ini secara garis besar dapat di jelaskan
berdasarkan diagram blok berikut ini :

PENERIMA DTMF MIKROKONTROLER


FM DECODER AT89S52

MOTOR MOTOR

DC DC

PINTU 1 PINTU 2

Gambar 3.2 Diagram Blok Penerima


Alat ini bekerja dengan cara menggunakan gelombang FM, dimana pengunjung
yang akan masuk untuk berkunjung harus mengisi buku tamu (guest book) terlebih
dahulu pada PC/Laptop yang telah disediakan. Aplikasi buku tamu (guest book) ini
dibuat dengan menggunakan pemrograman Visual Basic 6.0 dan dengan menggunakan
database MY SQL, setelah data pengunjung diterima pada PC/Laptop yang berada di
ruang pengawas kemudian petugas membukakan pintu masuk ke dalam rumah tahanan
dengan menggunakan button yang telah dibuat pada aplikasi Visual Basic dan telah
dihubungkan dengan program DTMF (tone generator) yang telah terhubung dengan
pemancar FM dengan menggunakan kabel RCA. Pada button DTMF yang berada pada
aplikasi Visual Basic yang digunakan adalah angka 1 yang berfungsi untuk menutup
pintu masuk 1, 2 untuk menutup pintu masuk 2, 4 untuk membuka pintu masuk 1 dan 5
untuk membuka pintu masuk 2. Setelah pemancar mengirimkan tone generator yang
kemudian di terima oleh penerima FM yang kemudian dihubungkan dengan rangkaian
DTMF decoder yang menggunakan IC MT8870D.

Pada penerima FM, data yang diterima dari pemancar FM akan diubah menjadi
data asli berupa bilangan biner yaitu B11110001 yang bernilai 1 dari button DTMF,
B11110010 yang bernilai 2 dari button DTMF, B11110100 yang bernilai 4 dari button
DTMF dan B11110101 yang bernilai 5 dari button DTMF yang kemudian dihubungkan
ke mikrokontroler. Pada mikrokontroler, port yang digunakan adalah port 1 dan port 2,
dimana P1.0-P1.3 dihubungkan dengan IC DTMF MT8870D dan P2.0-P2.3 dihubungkan
dengan rangkaian motor DC yang berfungsi untuk menggerakkan pintu 1 dan pintu 2.

4. APLIKASI PADA SISTEM PEMANCAR DAN PENERIMA

4.1 Aplikasi pada sistem pemancar dan penerima digunakan pada Prototype Rumah Tahanan
dengan menggunakan Transceiver FM dan Notifikasi SMS Bagi Pengunjung.

Alat ini berfungsi untuk membuka dan menutup pintu masuk rumah tahanan yang terdiri
dari 2 buah pintu yang harus dilewati sebelum memasuki ruang kunjungan dimana pintu ini
dikendalikan dengan menggunakan pemancar FM yang telah terpasang pada ruang pengawas,
selain itu adanya buku tamu (guest book) yang langsung diisi menggunakan PC/Laptop yang
telah tersedia dan telah terhubung dengan PC/Laptop yang berada di ruang pengawas dan adanya
notifikasi SMS yang akan diterima oleh pengunjung pada 10 menit terakhir waktu kunjungan.

Sistem kerja keseluruhan ditunjukkan dalam diagram Blok pada gambar 3.1
dibawah ini:

3
GUESTBOOK
(PC/LAPTOP)

ADMIN PEMANCAR PENERIMA FM DTMF


(PC/LAPTOP) FM DECODER

MOTOR MIKROKONTROLER
DC AT89S52

PINTU 1 MOTOR
DC

PINTU 2

Gambar 3.1. Diagram blok secara keseluruhan

4.2 Aplikasi pada Pemancar Radio


Berikut ini adalah perangkat pemancar radio amatir, perangkat terdiri dari antenna
sebagai transmitter dan receiver, amplifier sebagai penguat signal, transceiver sebagai alat
untuk berkomunikasi. SWR Meter (Standing Wave Ratio Meter – pengukur perbandingan
gelombang tegak) digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan
gelombang pantul.

Transceiver

Amplifier
Antena
Omnidirecti
onal

SWR (standing
wave ratio)
4.3 Aplikasi Pada Antenna BWA (Broadband Wireless Access)
Berikut ini adalah antena BWA, antenna BWA berfungsi sebagai transceiver paket data dan
telephony, biasanya terdapat di cabang Bank. Antena BWA yang berada di rooftop (bagian
paling atas gedung) terhubung dengan Modem (alat pembagi data) yang berada di ruang
server oleh kabel coaxial. Antena BWA berfungsi sebagai transceiver yang berhuby=ungan
degan BTS (Base Transceiver Station)

Modem

Antenna
BWA
4.4 Aplikasi Pada BTS (Base Transceiver Station)
BTS memancarkan sinyal broadcast, seperti stasiun radio FM, ke handphone-handphone
pelanggan. Sebaliknya handphone-handphone pelanggan juga bisa memancarkan sinyal yang
bisa dan harus diterima oleh BTS-BTS.

3
4.5 Aplikasi Pada Televisi
Di dalam Pemancar TV terdapat dua sinyal yang dipancarkan sekaligus, yaitu sinyal
gambar dan sinyal suara. Frekuensi kerja Pemancar TV berada pada spektrum frekuensi VHF
(174 - 230 MHz) dan UHF (470 - 806 MHz). Kedua sinyal tersebut dibangkitkan terlebih
dahulu di frekuensi antara (IF) dimana sesuai rekomendasi CCIR frekuensi sinyal pembawa
gambar telah ditetapkan sebesar 38,9 MHz dan frekuensi sinyal pembawa suara 33,4 MHz.
Dari sini kemudian frekuensi kedua sinyal ini digeser ke frekuensi kerjanya sesuai dengan
nomor kanal yang dikehendaki. Tentang mekanisme penggeseran frekuensi ini bisa dibaca
lebih lanjut dalam artikel Translasi Frekuensi, sedangkan untuk mengetahui lebih detail
tentang pembangkitan sinyal gambar dan sinyal suara dapat dibaca dalam artikel Modulator
Gambar dan PLL sebagai Modulator FM.

Gambar (1) Diagram Pemancar-TV dengan separate amplifier

Gambar (1) memperlihatkan diagram dari sebuah pemancar TV dimana di dalamnya terdapat
dua buah amplifier. Satu amplifier sebagai penguat sinyal gambar dan satu amplifier lagi
sebagai penguat sinyal suara. Dua buah RF amplifer di dalam Pemancar TV seperti ini sering
disebut dengan Separate Amplifier.

Di era sebelum tahun 90-an satu-satunya RF Amplfier yang mampu menghasilkan daya
pancar yang besar hanyalah tabung klystron. Tabung klystron memiliki gain yang sangat
besar (40dB), sehingga dengan gain sebesar ini penguat tabung klystron mampu
menghasilkan daya pancar hingga 70 kW cukup di-drive dengan sinyal input sebesar 7 watt
saja. Di sisi lain penguat driver dengan output 7 watt secara praktis sangat mudah dibuat,
sehingga dengan demikian transistor sebagai penguat driver dan tabung klystron sebagai
penguat akhir (Po-Amp) menjadi pasangan yang sangat serasi pada jamannya.

Kelemahan dari penguat tabung klystron adalah sifatnya yang kurang linier, sehingga tidak
cocok untuk digunakan memperkuat dua sinyal sekaligus (sinyal gambar dan suara). Sebab
sifat ketidak-linieran-nya itu akan menyebabkan intermodulasi antar kedua sinyal (saling
memodulasi satu sama lain). Itulah sebabnya di masa itu pemancar-pemancar TV berdaya
pancar besar, dengan tabung klystron sebagai amplifiernya, selalu menggunakan sistem
Separate Amplifier. Penjumlahan sinyal gambar dan sinyal suara kemudian dilakukan di sisi
output kedua amplifier.

Dengan semakin membaiknya teknologi komponen, kelinieran amplifier menjadi semakin


mudah diperoleh. Maka pemakaian sistem separate amplifier makin lama makin
ditinggalkan. Kini pemakaian common amplifier (satu amplifier untuk memperkuat dua
sinyal) menjadi lebih populer, karena lebih praktis, lebih sederhana dan lebih murah. Gambar
(2) memperlihatkan diagram pemancar TV dengan sistem Common Amplifier.

Gambar (2) Diagram Pemancar-TV dengan common amplifier

Transistor-transistor RF dengan daya output yang besar kini juga semakin banyak tersedia.
Selain itu transistor, ketika dioperasikan pada titik kerja yang tepat, akan mampu
menghasilkan penguatan yang sangat linier. Selanjutnya, berhubung transistor bekerja pada
tegangan yang relatif rendah (48 volt), maka beberapa penguat transistor dapat disusun
secara paralel sedemikian rupa sehingga diperoleh penjumlahan arus RF dari masing-masing
penguat. Perkalian dari tegangan dan jumlah arus RF ini akan menghasilkan daya RF output
yang lebih besar. Susunan penguat transistor dengan daya RF output hingga 20 kW kini
sudah banyak tersedia di pasar.

Bila menginginkan daya pancar yang lebih besar lagi maka penguat Tabung Tetroda dan
penguat IOT (Inductive Output Tube) menjadi pilihan berikutnya. Penguat Tabung Tetroda
misalnya, mampu menghasilkan daya RF output sebesar 30 kW, sedangkan penguat IOT
mampu menghasilkan daya output hingga 100 kW. Kedua jenis penguat tabung ini juga
dikenal sangat linier sehingga cocok digunakan pada pemancar TV dengan sistem Common
Amplifier. Untuk mengetahui lebih rinci tentang keistimewaan kedua penguat ini dapat
dibaca lebih lanjut dalam artikel Penguat Tabung dan Penguat IOT.

3
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Sebuah pemancar adalah perangkat elektronik yang, biasanya dengan bantuan


sebuah antena, menyebarkan sebuahelektromagnetik sinyal seperti radio dan televisi.

Karakteristik pemancar pada umumnya mencakup :


- Besarnya penguatan audio, yang menyatakan kualitas sinyal audionya
- Kestabilan frekuensi, misal 64 MHz 0,01% , menyatakan toleransi dari pergeseran
frekuensi yang diizinkan
- Distorsi maksimum
- Impedansi output, yang berkaitan dengan impedansi antena pancar / kabel feeder, misal
50ohm, 75 ohm, 300 ohm

Penerima (receiver) melakukan beberapa fungsi yaitu memindahkan sebuah sinyal yang
dikehendaki dari sebuah sinyal lain yang mungkin diterima oleh antena dan menolak semua
sinyal lain tersebut.

Karakteristik penerima pada umumnya mencakup :


- Sensitivitas
- Selektivitas
- Fidelitas
- Noise Figure
DAFTAR PUSTAKA

[1] Dennis Roody and John Coolen,Electronic Comunication(Jakarta : Erlangga, 1987)


[2] Meydita Erliana, PROTOTYPE PINTU RUMAH TAHANAN DENGAN
MENGGUNAKAN TRANSCEIVER FM DAN NOTIFIKASI SMS BAGI PENGUNJUNG
”Transmitter dan Notifikasi SMS” (Jakarta, 2012)
[3] Rizka Amelia, PROTOTYPE PINTU RUMAH TAHANAN DENGAN MENGGUNAKAN
TRANSCEIVER FM DAN NOTIFIKASI SMS BAGI PENGUNJUNG ”Receiver dan
Mikrokontroler” (Jakarta, 2012)
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Pemancar-penerima (diunduh pada 1 Juni 2013, 21.16 WIB)
[5] http://markaspemancar.com/component/content/article/41-tv-fm-transmitter/88-seputar-
pemancar (diunduh pada 1 Juni, 22.10 WIB)
[6] http://www.2wijaya.com/Pemancar_TV.htm (diunduh pada 26 Juni 2013, 23.45)
[7]Http://digilib.polsri.ac.id
[8] Dian Widi Astuti, S.T. M.T., Sistem TX dan RX :Mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai