Disusun oleh
Ahmad Gusmuji Romadhon
1231130041
TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3 D
TUJUAN
Percobaan sinyal pada converter A/D adalah di convert hingga bentuk digital siap untuk
proses sample dan hold. Sinyal digital tersebut kemudian akan di convert sebuah sinyal optic
dan hingga fcd.
ALAT DAN BAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
DASAR TEORI
Konsep Modulasi Kode Pulsa (PCM)
PCM merupakan suatu system penyaluran sinyal dimana sebelum ditransmisikan ,sinyal
informasi berupa analog terlebih dulu dikonversikan ke dalam bentuk kode. Kode yang
umum digunakan dalam PCM adalah kode biner n-bit. Kumpulan angka itu akan dapat
ditransmisikan secara digital (parallel atau seri), pada rate sampling yang sama atau pada rate
yang lain, untuk disimpan di dalam memori, dan lain-lain. Jumlah bit pulsa adalah sebuah
fungsi dari resolusi konversi. Untuk sinyal suara pada papan switch, ini biasanya
menggunakan resolusi konversi 8 bit. Untuk penyimpanan music (contohnya pada
CD),digunakan resolusi konversi yang lebih besar. Merekonstruksi sebuah sinyal dari
codenya dilakukan dengan DAC. Biasanya kita menerima sebuah sinyal berbentuk tangga
sesuai dengan resolusi konversinya. Untuk melembutkan sinyal pada output DAC, sinyal
melewati filter dimana filter dengan harmonisasi tinggi dan mengirimkan sinyal diskrit untuk
sebuah sinyal analog.
Konsep Dasar ADC(Analog to Digital Converter)
Sebuah ADC(Analog to Digital Converter) berfungsi untuk mengkodekan tegangan
sinyal analog waktu kontinu kebentuk sederetan bit digital waktu diskrit sehingga sinyal
tersebut dapat digambarkan sebagai proses 3 langkah
Penjelasan :
1. Penarikan Sampel
Menurut teori Nyquist, minimum penarikan sampel frekuensi yang diperlukan untuk meniru
sinyal asli, yang mana band yang terbatas, dua kali frekuensi maksimum dari sinyal asli. Tipe
dari hasil sinyal dari proses sampel disebut PAM (Pulse Amplitude Modulation).
2. Kuantisasi
Kuantisasi adalah proses untuk membagi nilai sample kedalam rentang bagian yang tidak
tumpang tindih. Nilai diskrit dari output yang unik ditugaskan untuk setiap rentang bagian.
Sebagai contoh, amplitude diantara puncak positif dan puncak negative dari pulsa dalam
sinyal digital dibagi menjadi 256 level dan 8-bit kuantisasi. Nilai yang paling erat mewakili
setiap sampel diberikan sebagai contoh. Karena nilai ini dan nilai analog asli tidak sama
persis, kesalahan kuantisasi terjadi. Error muncul sebagai noise dalam system komunikasi
LANGKAH PERCOBAAN
1. Pasikan power pada U-2980P dalam keadaan Off dan hubungkan kabel sesuai gambar
4-28
2980D
Hubungkan CH1 pada sebuah osiloskop ke B dan GND pada U-2980C
Atur kedua SW1 dan SW2 ke 1 pada U-2980C
Hubungkan antara U-2980C dan U-2980D dengan kabel fiber optic
Hidupkan U-2980P
Mengarah ke table 4-1 perubahan nilai VR2 pada U-2980C dan amati LED D0 D7
pada U-2980D
8. Gambarlah sebuah grafik pada gambar 4-29 karakteristik hubungan antara input dan
output pada A/D converter. Lihat jika kurva adalah linier. Periksalah kurva dan
tentukan resolusi pada A/D converter.
Digital
A/D Input
Hasil
value
Voltage
pengukura
displayed
(between
by the leds
terminals B
D0 LSB D7
and GND)
MSB
D7
D6
D5
D4
D3
D2
D1
128
2.5
2.46 V
138
2.6
2.63 V
148
2.9
2.85 V
158
3.1
3.04 V
178
3.5
3.41 V
228
4.4
4.29 V
254
4.87 V
ANALISA DATA
148
128
Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat dianalisa bahwa pada praktikum
A/D converter Experiment terdapat dua rangkaian yang berfungsi sebagai transmitter dan
Receiver. Pertama, sinyal input yang berupa sinyal analog diubah menjadi sinyal digital, pada
saat VR2 diputar terjadi proses sampling dimana pada proses tersebut mencari nyala lampu
LED yang sudah ditentukan pada tabel 4.2. Proses selanjutnya adalah proses quantizing
dimana nilai display LED dari D0 sampai D7 semakin besar dengan nilai acuan Digital Value
pertama sebesar 128 terakhir adalah 254. Ketika LED display D7 on dan LED lainnya off
dihasilkan pengukuran sebesar 2,46 V. Pada saat display LED D7, D3 dan D1 menyala
dihasilkan tegangan output sebesar 2,63V. Pada saat D7,D4 dan D2 menyala dihasilkan
tegangan output sebesar 2,85 V. Pada saat D6,D5 dan D0 off dihasilkan tegangan sebesar 3,04
V. Pada saat D6,D3,D2, dan D0 off dihasilkan tegangan output sebesar 3,41 V. Pada saat
D7,D6 dan D5 menyala dihasilkan tegangan output sebesar 4,29 V. Pada saat D0 off dan
lainnya on dihasilkan tegangan sebesar 4,87V. Pada saat tegangan input diantara terminal B
dan GND bernilai 2,5 V diperoleh hasil pengukuran sebesar 2,46 V. Dan ketika input
tegangan bernilai 5V diperoleh hasil pengukuran sebesar 4,87 V. Semakin besar nilai input
tegangan maka hasil pengukuran tegangannya juga semakin besar. Resolusi A/D converter
terjadi pada saat nilai hasil pengukuran bernilai 4,87 V. Hal ini dikarenakan pada proses
tersebut lampu LED nyala semua, sehingga nilai tegangannya semakin besar. Karakteristik
dari A/D converter adalah semakin tinggi input tegangan maka hasil keluaran nilai A/D
digital semakin besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa
converter A/D menjadi sinyal optik dilakukan melalui sinyal analog yang dikonversi melalui
proses sampling, kuantisasi, encoding. Melalui proses tersebut sinyal analog telah berubah
menjadi sinyal digital, yang kemudian di convert menjadi sinyal optic. karakteristik dari A/D
converter yaitu perubahan nilai antara Vin A/D dan sinyal Digital A/D berbanding lurus,
semakin besar Vin A/D maka output sinyal digital A/D juga semakin besar.