Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI FIBER OPTIK

A/D CONVERTER EXPERIMENT

Disusun oleh
Ahmad Gusmuji Romadhon
1231130041
TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3 D

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2015

TUJUAN
Percobaan sinyal pada converter A/D adalah di convert hingga bentuk digital siap untuk
proses sample dan hold. Sinyal digital tersebut kemudian akan di convert sebuah sinyal optic
dan hingga fcd.
ALAT DAN BAHAN
1.
2.
3.
4.
5.

PCM optical Transmitter (U-2980C)


PCM Optical Receiver (U-2980D)
DC power supply (U-2980P)
Kabel fiber optic
Osilloskop Dual Channel

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

DASAR TEORI
Konsep Modulasi Kode Pulsa (PCM)
PCM merupakan suatu system penyaluran sinyal dimana sebelum ditransmisikan ,sinyal
informasi berupa analog terlebih dulu dikonversikan ke dalam bentuk kode. Kode yang
umum digunakan dalam PCM adalah kode biner n-bit. Kumpulan angka itu akan dapat
ditransmisikan secara digital (parallel atau seri), pada rate sampling yang sama atau pada rate
yang lain, untuk disimpan di dalam memori, dan lain-lain. Jumlah bit pulsa adalah sebuah
fungsi dari resolusi konversi. Untuk sinyal suara pada papan switch, ini biasanya
menggunakan resolusi konversi 8 bit. Untuk penyimpanan music (contohnya pada
CD),digunakan resolusi konversi yang lebih besar. Merekonstruksi sebuah sinyal dari
codenya dilakukan dengan DAC. Biasanya kita menerima sebuah sinyal berbentuk tangga
sesuai dengan resolusi konversinya. Untuk melembutkan sinyal pada output DAC, sinyal
melewati filter dimana filter dengan harmonisasi tinggi dan mengirimkan sinyal diskrit untuk
sebuah sinyal analog.
Konsep Dasar ADC(Analog to Digital Converter)
Sebuah ADC(Analog to Digital Converter) berfungsi untuk mengkodekan tegangan
sinyal analog waktu kontinu kebentuk sederetan bit digital waktu diskrit sehingga sinyal
tersebut dapat digambarkan sebagai proses 3 langkah

Gambar Proses Konversi Sinyal Analog ke Sinyal Digital


Sebuah diagram hitam yang bertipe sistem PCM ( Modulasi Kode Pulsa ) tersebut
Ditampilkan pada gambar 4-27. Fungsi dari setiap blok dijelaskan satu persatu.

Penjelasan :
1. Penarikan Sampel
Menurut teori Nyquist, minimum penarikan sampel frekuensi yang diperlukan untuk meniru
sinyal asli, yang mana band yang terbatas, dua kali frekuensi maksimum dari sinyal asli. Tipe
dari hasil sinyal dari proses sampel disebut PAM (Pulse Amplitude Modulation).
2. Kuantisasi
Kuantisasi adalah proses untuk membagi nilai sample kedalam rentang bagian yang tidak
tumpang tindih. Nilai diskrit dari output yang unik ditugaskan untuk setiap rentang bagian.
Sebagai contoh, amplitude diantara puncak positif dan puncak negative dari pulsa dalam
sinyal digital dibagi menjadi 256 level dan 8-bit kuantisasi. Nilai yang paling erat mewakili
setiap sampel diberikan sebagai contoh. Karena nilai ini dan nilai analog asli tidak sama
persis, kesalahan kuantisasi terjadi. Error muncul sebagai noise dalam system komunikasi

digital. Untuk meminimalkan terjadinya kesalahan (untuk meningkatkan sinyal-ke-rasio


noise),langkah kuantisasi yang berbeda digunakan diantara sample amplitude tinggi dan
sample amplitude rendah. Langkah-langkah kecil digunakan untuk sample amplitude rendah.
3. Encoding
Proses menetapkan kode biner untuk setiap sampel sebagai hasil dari kuantisasi disebut
encoding. Bit yang paling signifikan digunakan untuk mewakili polaritas. Total dari 128
langkah digunakan untuk setiap sisi polaritas.
4. Decoding
Decoding adalah proses kebalikan dari encoding dan kuantisasi. Sinyal PAM yang
Dihasilkan sebagai hasil dari decoding disaring melalui low pass filter. Proses konversi
analog-digital telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Sinyal digital yang diterima melalui
converter kabel serat optic kembali ke sinyal analog melalui
digital-analog converter dan low pass filter.
5. Low Pass Filter
Keluaran decoder merupakan pulsa-pulsa PAM yang terkuantisasi (PAM-er), serupa dengan
sinyal PAM pada keluaran pengkuantisasi pada bagian pemancar. Sinyal PAM ini
dikembalikan kebentuk analognya dengan melewatkan sinyal melalui LPF. Disamping itu
LPF juga memisahkan sinyal pita dasar dari harmonisanya serta memisahkan noise yang
masuk selama transmisi.

LANGKAH PERCOBAAN
1. Pasikan power pada U-2980P dalam keadaan Off dan hubungkan kabel sesuai gambar
4-28

Gambar 4-28 wiring diagram for A/D converter experiment


2. Hubungkan power antara U-2980P dan Input DC Terminal pada U-2980C dan U3.
4.
5.
6.
7.

2980D
Hubungkan CH1 pada sebuah osiloskop ke B dan GND pada U-2980C
Atur kedua SW1 dan SW2 ke 1 pada U-2980C
Hubungkan antara U-2980C dan U-2980D dengan kabel fiber optic
Hidupkan U-2980P
Mengarah ke table 4-1 perubahan nilai VR2 pada U-2980C dan amati LED D0 D7

pada U-2980D
8. Gambarlah sebuah grafik pada gambar 4-29 karakteristik hubungan antara input dan
output pada A/D converter. Lihat jika kurva adalah linier. Periksalah kurva dan
tentukan resolusi pada A/D converter.

TABEL HASIL PERCOBAAN


Led (0:On, X=Off)

Digital

A/D Input

Hasil

value

Voltage

pengukura

displayed

(between

by the leds

terminals B

D0 LSB D7

and GND)

MSB
D7

D6

D5

D4

D3

D2

D1

128

2.5

2.46 V

138

2.6

2.63 V

148

2.9

2.85 V

158

3.1

3.04 V

178

3.5

3.41 V

228

4.4

4.29 V

254

4.87 V

CHARACTERISTICS OF THE A/D CONVERTER


248
228
208
188
168

A/D INPUT VOLTAGE


A/D OUTPUT DIGITAL VALUE

ANALISA DATA

148
128

Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat dianalisa bahwa pada praktikum
A/D converter Experiment terdapat dua rangkaian yang berfungsi sebagai transmitter dan
Receiver. Pertama, sinyal input yang berupa sinyal analog diubah menjadi sinyal digital, pada
saat VR2 diputar terjadi proses sampling dimana pada proses tersebut mencari nyala lampu
LED yang sudah ditentukan pada tabel 4.2. Proses selanjutnya adalah proses quantizing
dimana nilai display LED dari D0 sampai D7 semakin besar dengan nilai acuan Digital Value
pertama sebesar 128 terakhir adalah 254. Ketika LED display D7 on dan LED lainnya off
dihasilkan pengukuran sebesar 2,46 V. Pada saat display LED D7, D3 dan D1 menyala
dihasilkan tegangan output sebesar 2,63V. Pada saat D7,D4 dan D2 menyala dihasilkan
tegangan output sebesar 2,85 V. Pada saat D6,D5 dan D0 off dihasilkan tegangan sebesar 3,04
V. Pada saat D6,D3,D2, dan D0 off dihasilkan tegangan output sebesar 3,41 V. Pada saat
D7,D6 dan D5 menyala dihasilkan tegangan output sebesar 4,29 V. Pada saat D0 off dan
lainnya on dihasilkan tegangan sebesar 4,87V. Pada saat tegangan input diantara terminal B
dan GND bernilai 2,5 V diperoleh hasil pengukuran sebesar 2,46 V. Dan ketika input
tegangan bernilai 5V diperoleh hasil pengukuran sebesar 4,87 V. Semakin besar nilai input
tegangan maka hasil pengukuran tegangannya juga semakin besar. Resolusi A/D converter
terjadi pada saat nilai hasil pengukuran bernilai 4,87 V. Hal ini dikarenakan pada proses
tersebut lampu LED nyala semua, sehingga nilai tegangannya semakin besar. Karakteristik
dari A/D converter adalah semakin tinggi input tegangan maka hasil keluaran nilai A/D
digital semakin besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa

proses dari sinyal

converter A/D menjadi sinyal optik dilakukan melalui sinyal analog yang dikonversi melalui
proses sampling, kuantisasi, encoding. Melalui proses tersebut sinyal analog telah berubah
menjadi sinyal digital, yang kemudian di convert menjadi sinyal optic. karakteristik dari A/D
converter yaitu perubahan nilai antara Vin A/D dan sinyal Digital A/D berbanding lurus,
semakin besar Vin A/D maka output sinyal digital A/D juga semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai